• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SMP NEGERI 4 KOTA BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SMP NEGERI 4 KOTA BINJAI."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Adriadi. Peran Komite Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 4 Kota Binjai. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Maret 2010.

Penelitian bertujuan untuk menemukan bagaimana sebenarnya Peran Komite Sekolah dalam pelaksanaan MBS. Metode yang dipakai adalah metode kualitatif dengan teknik observas~ wawancara, dan studi dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data dari kepala sekolah, guru,

tatausaha.

dan komite sekolah. Penelusuran infonnasi dihentikan jika tidak ditemukan lagi data yang baru. Selanjutnya, dilakukan validasi data dengan triangulasi, penggunaan bahan referensi, mengadakan memberchek, serta membandingkan hasil wawancara dengan basil observasi dan dokumentasi.

Temuan penelitian menunjuldcan bahwa Peran Komite Sekolah Dalam Pelaksanaan MBS dalam hal: (I) Pelaksanaan peran komite sekolah sebagai badan Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency) tidak dapat berjalan dengan baik.; (2) Pelaksanaan peran Komite Sekolah sebagai badan Pendukung (Supporting Agency) secara umum dapat berjalan dengan baik.; (3) Pelaksanaan peran Komite Sekolah sebagai badan Pengontrol ( Controlling Agency) tidak dapat berjalan dengan baik; (4) Pelaksanaan peran Komite Sekolah sebagai badan Penghubung (Mediator Agency) secara umum dapat berjalan dengan baik.

Dari temuan di atas disimpulkan sebagai berikut: ( 1) Pelaksanaan peran komite sekolah sebagai badan Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency) tidak dapat berjalan dengan baik, hal dikarenakan masih kurangnya pemahaman pihak sekolah berkaitan dengan fungsi peran pemberi pertimbangan; (2) Pelaksanaan peran Komite Sekolah sebagai badan Pendukung (Supporting Agency) secara umum dapat berjalan dengan baik hal ini diindikasikan adanya beberapa kali Komite Sekolah dan pihak sekolah melakukan kerjasama yang baik; (3) Pelaksanaan peran Komite Sekolah sebagai badan Pengontrol ( Controlling Agency) tidak dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan pemahaman yang keliru dalam hal apa-apa saja yang menjadi wilayah kelja dari Komite Sekolah; (4) Pelaksanaan peran Komite Sekolah sebagai badan Penghubung (Mediator Agency) secara umum dapat berjalan dengan baik ini dibuktikan adanya beberapa kerjasama yang telah dijalankan antara Komite Sekolah dengan pihak sekolah terutama dalam hal perencanaan program, pelaksanaan program dan pemanfaatan sumber daya walaupun terkadang ada perbedaan pandangan namun itu semua masih dapat diselesaikan dengan baik.

(2)

ABSTRAK

Adriadi.

Committee's role in the implanmta-tion of school-based management of junior high school 4 Binjai city. Thesis; universities graduate programs terrain, march 2010.

Research aims to discover how tbe actual role of-school committees in the implementation of MBS. The method used is qualitative methods of observation techniques, interviews, documentation and studies conducted to obtain data from school principals, teachers, administrlliors and school committees. infonnation search is stopped if it does not exist anymore new data. next, perfonned with the triangulation of data validation, user reference materials, a memberchek. and compare the results of interviews with tbe observation and documentation.

Research findings indicate dill tbe role of the School Committee in implementation of SBM in tenns of. (I) The role of tbe school committee as a body-Giving Advisory (Advisory Agency) can not walk very well. (2) The School Committee's role as a supporting body (n~p porting agency) generally work well.; (3) The School Committee's role as a body controller (Controlling Agency) can not walk very well; (4) Implementation of the School Committee's role as a body Connectors (Mediator Agency) in general can work well.

Of the above findings the following conclusion: (I) The school committee as a breathing entity Giving consideration (Advisory Agency) can not run well, it is stiU a lack of understanding due to tbe school associated with the role function giving consideration; (2) The role of School Committee as a supporting body (supporting agency) can generally be able to run well this time indicated that some school committee and the school did a good cooperation; (3) The School Committee's role as a body controlb (Controlling Agency) can not walk very well . This is due to a lack of understanding about what was wrong. what is the working area of the School Committee; (4) Implementation of the School Committee's role as the agency Liaison (Media/or Agency) in general can run this well proved the existence of a partnership that has been executed between School Committee with the school especially in terms of program planning, program implementation and utilization of resources, although sometimes there are differences of opinion, but it all still be resolved.

The recommendations are important to consider are: ( 1) The common understanding between the schools with tbe School Committee and the duties associated with their respective roles in implementing MBS; (2) To build a common understanding between the school and the School Committee one way is to conduct ongoing communication; (3) Building a spirit oftogethemess will be a very important capital, meaning that responsibility will be successful or not education is not only the responsibility of schools alone but also the joint responsibility.

I

(3)

---~----

· --- -- ~

i

I

I

.ME i · ~ ~A!Hi - - ~

...

(4)

TESIS

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

DI SMP NEGERI 4 KOTA BINJAI

A DR IADI

NIM.045030435

Telah Dipertahankan Didepan Panitia Ujian Tesis

Pada Tanggal25 Pebruari 2010 dan Dinyatakan Telah Memenuhi

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

-

I

I

Pe mbim~

.I

Prof.Dr. Belferik ManuUang

NIP. 130 518 778

Ketua Program Studi

Administrasi Pendidikan

Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd

NIP. 131 648 293

Pembimbing II

Prof. Dr. Yusnadi, M.Si

(5)

NO

1.

2.

3.

4.

5.

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NAMA

TAND

Ec

Prof. Dr. Yusnadi, M.Si

~

... .

Dr. Muthsyuhito Solin, M.Pd

~4.~

Prof. Dr. Abdul Hamid,

K,

M.Pd

(6)

KATAPENGANTAR

Tesis ini ditulis dengan penuh kesabaran dan kesadaran bahwa segala kekuatan yang mendorong penyelesaiannya adalab atas karunia Allah SWT. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis menyampaikan rasa syukur kepada-Nya. Judul tesis ini adalah "Peran Komite Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMP Negeri 4 Kota Binjai" merupakan basil studi yang diharapkan dapat memberikan kontribusi temadap Implemcntasi Manajemen Berbasis Sekolah dan perkembangan ilmu administrasi pendidikan. Adapun Penulisan Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Besar harapan penulis semoga temuan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kepala sekolah dalam memajukan mutu pendidikan di sekolah.

Berkaitan dengan penyelesaian tesis ini, ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Prof.DR. Belferik Manulang, dan Bapak Prof. DR. Yusnad~ M.Si sebagai Pembimbing 1 dan ll yang telah banyak memberikan araban, bimbingan, motivasi dan telah meluangkan banyak waktu kepada penulis daJam penyelesaian tesis ini. Bapak Prof. DR. H. Syaiful Sagala, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan yang telah mencurahkan pikiran dan perhatiannya dengan memberikan masukan yang sangat berharga sehingga membuka wawasan berpikir penulis dalam penyempurnaan tesis ini.

(7)

Ucapan terimakasih juga disanpaikan kepada Bapak Prof. DR. Abdul Hamid, K, M.Pd dan DR. Mutsyubito Solin, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan guoa kesempumaan tesis ini.

Selanjutnya, ucapan terimak&Wl disarnpaikan kepada lstri Ku tercinta . Endang Riningsih, S.Pd dan Anakku tersayang Kyandara Azzahra yang telah memberikan dorongan. Anak Ku tersayang yang menjadi harapan, semoga menjadi dorongan bagi mereka babwa menWltut ilmu harus dihadapi dengan ketekunan dan kesabaran.

Tak lupa pula ucapan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana yang telah banyak membcrikan bantuan moral dalam penyelesaian perlruliahan dan penelitian ini.

Kepada pihak-pihak lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis menghaturkan terimakasih atas bantuannya selama ini. Semoga arnal baik kita semua mendapat bai8SID dari Allah SWT. Amin

Akhimya, terima kasih atas sepia kritik dan saran yang diberikan dalam rangka perbaikan tesis ini. Penulis yakin bahwa tesis ini menyajikan informasi yang bermanfaat sebagai bahan perbandingan dalarn pengembangan dan atau penelitian lebih lanjut dalam lingkup yang luas.

iv

Binjai, Penulis

(8)

DAFfARISI

Halaman ABSTRAcr •.•••....••.•••••••••••••••.•.•.••••.•.••••..••••..••.•.•.•.•.•.•.•.•.••••••

ABSTRAK •••••••.•• •••.• •.••••••••••••••.•.•.•••••.•••••. .•.••.••••.••. ...•••.. ••••• U

KAT A PENGANT AR ••• • •••••••••. •• ••••••.• ••• • . • . • • • •• .• • • • • • • • • • . . . • •• . . • •• . .• ••• iii

D.AFf AR lSI . . . .. . .. . . ... . . ... ... ... .. .... ... .. . ... .. . . .. . . .. . .. ... ... . ... . . vii

D.AFf AR T ABEL ...

I...

ii

DAFfARBAGAN I

D.AFf AR LAMP IRAN •••••• ••• ••• •• ••• •• •• ••• •••• •• • •• .... .. • .. • .. .. .. .. • .. .... ... xi

BABI PEND AH'UL U .AN' •••.••.•.••••••. ••••••••••...••••••••••••••..•••••••••

A. Latar Belakang Masalah ... .... .. .... .. ... ... . . B. Fokus Penelitian .. ... ... ... ... ... ... ... . . . C. Pertanyaan Penelitian ... ... ... ... ... .

D. Tujuan Penelitian ... ... .... ... ... .. ... . E. Manfaat Penelitian ... ... .. ... . .. F. Batasan Istilah ... .. ... ... ... .. .. ... ... .

KAJIAN PUST AKA ... . A. Hakekat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) .... .... .... ... ..

I. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah {MBS) ... ... ..

-

z

2. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) .. .. ... . . 3. Komponen-komponen Sekolah Dalam MBS .... ... ... .. B. Landasan Konsepsional Komite Sekolah ... ... .... .... ... .. 1. Pengertian dan Nama ... .. ... .... ... ... ... .... .

~

2. Kedudukan 3. Tujuan Pembentukan Komite Sekolah ... ... .. dan Sifat ... ... .... .. ... ... .. 4. Penjabaran Peran Komite Sekolah ke Dalam Fungsi

Komite Sekolah ... ... ... .. ... . .... ... ... .... ... .. .

5. Penjababaran Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Kegiatan Operasional Komite Sekolah ... ... .... ... .. C. Mutu dan Relevansi Pendidikan .. ... .... .. ... ..

I. Standart Pelayanan Minimal ... .. ... ... .. ... .. 2. lndikator Keberhasilan Penyelenggaraan Pendidikan ... . D. Hasil Penelitian yang Relevan ... ... .... ... ... .... .. .. ... .. E. Kerangka Penelitian ... ... .... ... ... ... .. ... .. ..

BABUI METODOLOGI PENELITIAN ... .

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... ... ... ... .. B. Met ode Penelitian ... ... ... .. ... . .. C. La tar Penelitian ... ... ... ... ... ... .... .

(9)

D. Teknik Pengumpulan Data ... ... 41

E. Teknik Analisa Data .. ... ... ... . ... . . .. . . 45

F.

Validasi

Data... ... ... ... .. .... .... ... ... .... ...

47

G. Merumuskan Temuan ... ... ... . .. .. . . .. .. . .. . . .. . . . 54

H. Membuat Laporan Hasil Penelitian ... 54

BABIV. DESKRIPSI TEMUAN PENELIDAN ...•••..••• •••••••••••••.•••••• 56

A. Sekilas Tentang Profil Penyelenggaraan Pendidikan . . . .. . .. . . .. 56

1. Sejarah Singkat Sekolah . . . . .. . . 56

2. Visi dan Misi SMP Negeri 4 . . . .. . . .. . . 56

3. Struktur Organisasi SMP Negeri 4 . .. ... .. . . .. .. . . .. . . .. . . 57

4. Kesiswaan .. . . .. .. .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. 62

5.

Ketersediaan Sarana dan

Prasarana Pendidikan . . .

63

6. Manajemen Kurikul1DD dan Pembelajaran . . . 67

B. Temuan Hasil Penelitian ... .. .. .. ... . .. . .. ... . . . .. .. .. . ... .. . . .. 70

1. Proses Komite Sekolah .. .. .. . .. . .. . . . .. . . .. .. .. . . .. .. . . 70

a. Proses Rekruitmen Komite Sekolah ... 70

b. Proses Pembentukan Komite Sekolah ... 72

c.

Proses Konsolidasi Komite Sekolah ...

74

2. Peran Komite Sekolah .... .. . ... .. . . .. . . .. 75

a. Pemberi Pertimbangan

(Advisory Agency).... ... ... .. 75

b. Badan Pendukung (Supporting Agency)... .. ... .. 81

c. Badan Pengontrol (Controlling Agency) . . . 83

d. Badan Penghubung (Mediator Agency) . . . ... 87

C. Pembahasan Hasil Penelitian .. . . .. . . .. . .. . . .. .. . . .. . . .. 89

1. Proses Komite Sekolah . .. . .. . .. . .. . . .. . . 89

a. Proses Rekruitmen Komite Sekolah .. ... ... 89

b. Proses Pembentukan Komite Sekolah ... 89

c. Proses Konsolidasi Komite Sekolah ... ... .. .. 90

2. Peran Komite Sekolab .. .. . . .. . . . .. . . .. . .. . . .. . ... 91

a. Pemberi Pertimbangan

(Advisory Agency)... ... 91

b. Badan Pendukung (Supporting Agency) ... ... .. 94

c. Badan Pengontrol ( Con/rolling Agency) . . . .. . . 95

d. Badan Penghubung (Mediator Agency)... ... ... 98

BABY KESIMPULAN • • • • • • • • • • • • • •• ••• ••• •• • •• • • . • • • . • . • . • • • • • • • • • • . . . . • • •••• 99

A. Simpulan . . . . .. .. .. .. . . . .. . .. . .. .. .. . . .. .. .. . .. .. . .. . .. .. .. . .. . .. . 99

B. lmplikasi .. . . .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. . . . .. . . .. . .. .. . .. .. .. . .. . .. .. . . .. 99

C. Rekomendasi .. .. .. .. .. . .. ... . .. .. .. .. . . .. .. . . .. .. .. .. . . .. 100

D AllAR PUST AKA .. . . .. .• . . . .. . . . • .. . . .. . . ... 1 Ol LAM.PIRAN . . . .•. . . .. . . .. 105

DAFf AR

RI'W

AYAT HID UP

... . ...

206

(10)

DAFfAR TABEL

[image:10.526.41.471.100.593.2]

Halaman

Tabell. Penjabaran dari peran Komite Sekolah ... 26

Tabel2.

Fungsi Manajemen ...

27

Tabel3. Matrik lndikator Keberhasilan Standart Pelayanan Minimal (SPM) . 33 Tabel4. Jadwal Kegiatan dan Waktu Penelitian . . . ... 38

Tabel

S.

Data

Guru ... .. ... ... ...

58

Tabel 6. Jenjang Pendidikan Guru ... 59

Tabel 7. Data Keadaan Siswa . . . 62

Tabel 8. Sarana dan Prasarana . . . .. . .. . . 63

Tabel 9. Data Kelompok Jenis Ruang . . . 64

TabellO. Data Buku . . . 65

Tabell l . Daftar Alat Peraga . .. ... ... .. ... .. . ... . .... .. .. .... 66

(11)

DAFfARBAGAN

Halaman

Bagan 1. Paradigma Pemikiran Penelitian ... 36

Bagan 2. Komponen dari analisa data: Model Interaksi ... 45

Bagan 3. Struktur Organisasi SMP Negeri 4 Kota Binjai . . . .. . . 60

(12)

A. Latar Belakang Masalalt

BABI PENDAHULUAN

Pendidikan rnernegang peranan yang sangat penting dalarn proses

peningkatan kualitas surnber daya rnanusia dan rnerupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas surnber daya rnanusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas swnber daya rnanusia, rnalca

Pernerintah telah berupaya rnewujudkan arnanat tersebut rnelalui berbagai usaha

pernbangunan pendidikan yang lebih berkualitas rnelalui pengernbangan dan

perbaikan kurikulum dan sistern evaluasi, perbaikan sarana pendidikan,

pengernbangan dan pengadaan rnateri ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga

kependidikan lainnya Tetapi kenyataan belurn cukup dalarn rneningkatkan

kualitas pendidikan (Depdiknas,200 I :2).

Untuk rneningkatkan mutu lulusan pendidikan dan menyahuti semangat

desentralisasi pengelolaan pendidikan, pernerintah telah memutuskan untuk

rnelaksanakan Manajernen Berbasis Sekolah {MBS). Dimana untuk proyek

percontohan ataupun rintisannya telah dirnulai sejak tahun pelajaran 199912000.

Dan program tersebut juga telah dilakukan evaluasi oleh T im dari Universitas

Nege ri Sernarang untuk SL TP dan Tim dati Inspektorat Jenderal Depdiknas untuk

SMA, dimana keduanya rnemberikan penilaian positif. Artinya sebagian besar (hampir 80%) sekolah rintisan tersebut berjalan dengan baik, sehingga memberi

harapan besar program tersebut dapat diperluas jangkauannya

Untuk dapat melihat keberhasilan dari konsep tersebut maka

(13)

-2 sekolah yang telah ditentukan. Dimana dalam tahap awalnya dalam pelaksanaannya sekolah-sekolah tersebut mendapatkan bantuan ataupun subsidi dana dari pemerintah yang disebut dengan dana BOMM (Bantuan Operasional

Manajemen Mutu) di mana ketersediaan dana tersebut hanyalah berperan sebagai dana pancingan saja.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan menyahuti semangat desentralisasi pengelolaan pendidikan, maka pemerintah telah berketetapan untuk melaksanakan MBS. Menurut Tilaar dalam lrawan dkk (2004) inti dari pelaksanaan MBS adalah adanya partisipasi masyarakat sebagai pendukung sekaligus pengontrol kegiatan pendidikan di dalam masyarakat. Tentunya ini juga sejalan dengan semangat demokrasi yang lahir pasca reformasi yaitu memberikan peran yang lebih besar kepada masyarakat dalam menentukan nasibnya sendiri dalam hal ini adalah masalah pendidikan.

Namun demikian, penerapan MBS sebagai salah satu aplikasi dari peran serta masyarakat tersebut tidak serta merta menyelesaikan masalah pendidikan, karena MBS masih dilakukan setengah hati sehingga terjadi perbedaan antara konsep dan realisasinya. Seperti yang dilansir Harlan Kompas, I I Maret 2004, pelaksanaan MBS diartikan sempit di kalangan sekolah sebagai kesempatan untuk menambah kekayaan sekolah melalui berbagai pungutan.

(14)

3 Indonesia MBS dimaknai lain, terutama untuk. memobilisasi dana bukan demokratisasi pengambilan keputusan. Karenanya pembentukan Komite Sekolah atau Dewan Pendidikan selayaknya mengikutsertakan kalangan pengusaha, dengan asumsi pengusaha memiliki akses dan modal yang luas.

Salah satu wujud aktualisasinya dibentuk.lah suatu badan yang mengganti keberadaan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) yakni Komite Sekolah melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor : 044/U/2002 tanggal 2 April 2002. Penggantian nama BP3 menj adi Komite Sekolah didasarlcan atas perlunya keterlibatan masyarakat secara penuh dalam meningkatk.an mutu pendidikan.

Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Hal ini berarti peran serta masyarakat san gat dibutuhkan dalam peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar memberikan bantuan berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran. ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan suatu sekolah.

(15)

4 Logikanya. ketika pendidikan semakin mahaJ maka pemerataan akses pendidikan akan semakin sulit un~k terwujud. Sekolah-sekolah yang berkualitas hanya diperuntukkan bagi mereka yang berduit. Kesenjangan kualitas pendidikan antara dikaya denga si miskin akan mengakibatkan terus menurunnya mutu pendidikan Indonesia. HaJ ini tergambar dari perbedaan kualitas antara sekolah yang berada diperkotaan dengan sekolah yang berada di pedesaan.

Sebenamya penyimpangan MBS tidak perlu terjadi andai saja Komite Sekolah sebagai saJah satu piranti MBS selain Dewan Pendidikan, dapat berfungsi dengan baik, namun kenyataannya berbicara lain. Sutisna (Kompas, 13 Juli 2004) menyebutkan bahwa Komite Sekolah tidak mampu berbuat banyak untuk menciptakan akuntabilitas dan transparansi di sekolah karena kepala sekolah cenderung menempatkan Komite Sekolah seperti Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) yang tugasnya hanya mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Jadilah Komite Sekolah sebagai lembaga yang melegitimasi setiap kebijakan kepala sekolah tanpa diberdayakan untuk mengkritisi arah kebijakan kepala sekolah.

Hal tersebut sangatlah bertolak belakang dengan konsep yang ideal berkaitan dengan peran Komite Sekolah itu sendiri di mana menurut Keputusan Menteri Pendidikail NasionaJ Nomor: 044/U/2002 peran Komite Sekolah tersebut mencakup empat (4} yaitu:

(I) Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam menentukan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

(2) Pendukung (supporting agency) baik yang berwujud financial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. (3) Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan

(16)

5

(4) Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan dengan masyarakat di satuan

pendidikan.

Di sisi lain lndra Jati Sidi, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam

sebuah pernyataan yang dikutip oleh harlan Medan Pos, 21 Agustus 2004, mengakui masih banyak Komite Sekolah yang melakukan kegiatannya tidak

sesuai dengan fungsi dan perannya, lebih mengutamakan kepentingan sekolah. Menurut laporan ICW dalam lrawan dkk (2004) kondisi ini tercipta karena

Komite Sekolah dibentuk oleh sekolah terutama kepala sekolah dan didominasi

oleh orang-orang yang dekat dengan kepala sekolah. Komite Sekolah yang posisinya sejajar dengan kepala sekolah malah takut memberikan saran apalagi

kritik kepada kepala sekolah.

Hal senada juga dinyatakan oleh Salamuddin (2005) yakni fungsi dan

peran Komite Sekolah pada setiap satuan pendidikan berbeda, perbedaan tersebut adalah berkaitan dengan situasi dan kondisi dari sekolah. Kalau untuk satu

sekolah belum tentu sama perannya dengan sekolah yang lain, walaupun

tingkatannya sama.

Pelaksanaan peran dan fungsi dari Komite Sekolah tersebut tidaklah hanya pada satu sekolah saja melainkan pada setiap sekolah yang telah ataupun di

sekolah ada terdapat Komite Sekolah. Demikian juga halnya dengan keberadaan

dari Komite Sekolah yang terdapat di SMP Negeri 4 Kota Binjai. SMP Negeri 4

Kota Binjai merupakan salab satu lembaga penyelenggara pendidikan yang bergerak pada jenjang pendidikan dasar. Pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut dalam hal ini berkaitan dengan peran dari Komite Sekolah yang telah

(17)

6 petunjuk yang terdapat dalam buku acuan pedoman berkaitan dengan Dewan Pendidibn dan Komite Sekolah.

Satu contoh yang dapat dikemukakan adalah dalam pengambilan setiap keputusan berlc.aitan dengan penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 4 Kota Binjai tersebut pihak sekolah kurang melibatkan peran dari Komite Sekolah yang berkaitan dengan fungsi yang ada, baik sebagai pembcri pertimbangan (advisory agency), sebagai pendukung (supporting agency) , sebagai pengontrol (controlling agency), ataupun sebagai mediator. Jadi adanya Komite Sekolah di SMP Negeri Negeri 4 Kota Binjai tersebut perannya hanya sebagai pelengkap sistem ataupun program saja.

Jadi implementasi MBS, khususnya yang berkaitan dengan peran Komite Sekolah, di sisi lain masih berkisar pada persoalan anggaran yang terkait dengan peran Komite Sekolah sebagai badan pendukung (supporting agency). Pada hal, menurut Keputusan Menteri Nomor 044/U/2002 Komite Sekolah masih memiliki peran lain yang harus mereka jalankan dalam mewujudkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang bail<, seperti sebagai badan pertimbangan (advisory agency),

(18)

7 dilibatkan lebih sering pada ketika pengambilan sebuah keputusan yang berkaitan dengan pembiayaan pendidikan.

Bila peran dari Komite Sekolah tersebut tidak dapat dilaksanakan secara optimal, maka akan dikhawatirkan bahwa:

.

(1) Pelaksanaan peran-peran Komite Sekolah hanyalah sebatas wacana saja. (2) Komite Sekolah hanya berperan sebagai stempel untuk melegalisasi

berbagai kutipan dan sebagai badan yang hanya bersifat fonnalitas. (3) Upaya peningkatan mutu penyelenggaraan peodidikan tidak akan

terlaksana secara optimal.

(4) Rasa ketidakpuasan dalam wujud demonstrasi akan teljadi, dan dapat menimbulkan keresaban dalam masyarakat.

(5) Timbuloya penilaian yang negatifberkaitan dengan perao Komite Sekolah oleh Masyarakat.

Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengungkapkan peran yang dapat ataupuo telah dilakukan oleh Komite Sekolah di SMP Negeri 4 Kota Binjai dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Menuju Peningkatan Mutu Pendidikan.

B. Fokus Penelitian

(19)

z

8 masayarakat yang dimaksud adalah keterwakilan dari warga masyarakat dalam suatu wadah yang bemama Komite Sekolah.

Penelitian ini difokuskan pada peran yang dilakukan oleh Komite Sekolah datam petaksanaan ~S. Fokus penelitian ini dinyatakan sebagai berikut: " Peran Komite Sekolah dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMP Negeri 4 Kota Binjai".

C. Pertanyau Pelldltlan

Fokus masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut memunculkan permasalahan secara umum yaitu bagaimanakah peran Komite Sekolah datam petaksanaan Manajemen Berbasis Sekotah (MBS) di SMP Negeri 4 Kota Binjai.

Dari pennasalahan umum maka memunculkan beberapa pertanyaan penelitian yang di carl dan di kaj i data empirisnya melalui jawaban atas pertanyaan penelitian sebagai berikut:

I. Bagaimanakah Proses Pembentukan Komite Sekolah di SMP Negeri 4 Kota Binjai ?

2. Bagaimanakah Peranan Komite Sekolah baik sebagai sebagai pembcri pertimbangan (advisory agency, sebagai pendukung (supporting agency), sebagai pengontrol (controlling agency) dan sebagai mediator (mediator agency) pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 4 Kota

Binjai ?

(20)

9 D. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang konkrit mengenai peran yang dilaksanakan oleh Komite Sekolah

dalam pelaksanaan Manajernen ~rbasis Sekolah (MBS) di SMP Negeri 4 Kota

Binjai.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang: I. Proses Pembentukan Komite Seolah di SMP Negeri 4 Kota Binjai

2. Peran Komite Sekolah baik sebagai sebagai pemberi pertimbangan

(advisory agency, sebagai pendukung (supporting agency), sebagai

pengontrol (controlling agency) dan sebagai mediator (mediator agency)

pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 4 Kota Binjai ?

E. Maufaat Penelitiau

Temuan penelitian ini diharapkan akan bermanfaat secara teoretis dan

praktis.

I. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam

pengembangan pelaksanaan peran Komite Sekolah berkaitan dengan

implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Di samping itu, akan

memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pendidikan pada umumnya

dan ilmu administrasi pendidikan pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat praktis

[image:20.546.36.473.155.590.2]
(21)

10

I. Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk membenahi kualitas penyelenggaraan pendidikan melalui peran Komite Sekolah dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi stakehflders (pihak sekolah, masyarakat dan Dinas Pendidikan) untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

3. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola pendidikan di Kota Binjai untuk mengoptimalkan peran Komite Sekolah da1am pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

F. Batasan Istilah

z

':)

m

Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah adalah kedudukan yang dapat dilakukan oleh suatu

badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolab maupun jalur pendidikan luar sekolah. Adapun peran tersebut meliputi memberi pertimbangan (advisory agency), pendukung (supporting agency), pengontrol (controlling agency) dan pengbubung (mediator agency) .

2. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah suatu konsep

(22)

11

masing-masing untuk memandirikan sekolah dalam rangka mencapai kualitas dan mutu.

(23)

99

BABV

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Slmpulan

Dari basil analisis data penetitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: I. Proses yang berkaitan dengan keberadaan Komitc Sekolah di SMP Negeri

4 Kota Binjai yang meliputi rekruitmen, pembentukan dan konsolidasi organisasi organisasi belum dapat berjalan dengan baik.

2. Pelak.sanaan peran komite sekolah yang meliputi 4 peran yakni sebagai badan Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency), sebagai badan Pendukung (Supporting Agency), badan Pengontrol (Controlling Agency), badan Penghubung (Mediator Agency) tidak dapat betjalan dengan baik dalarn implementasinya hal dikarenakan masih kurangnya pemahaman pihak sekolah berkaitan dengan keempat peran Komite Sekolah itu sendiri sehingga pihak sekolah kurang begitu melibatkan dalarn pelaksanaan MBS

B. Implikasl

Penerapan peran Komite Sekolah dalam pelaksanaan MBS pada penyelenggaraan program sekolah merupakan a]tematif pengelolaan sekolah dengan harapan mampu mendorong terwujudnya peningkatan mutu pendidikan.

lmplikasi yang muncuJ dari penerapan peran Komite Sekolah dalam pelaksanaan MBS tersebut adaJah:

(24)

100

2. Konsep peran Komite Sekolah dalam pelaksanaan MBS haruslah dengan

menerapkan keempat peran yang ada pada Komite sekolah yalcni: (I) sebagai badan Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency), (2) sebagai

badan Pendukung (Supporting Agency), (3) sebagai badan Pengontrol (

Controlling Agency), dan (4) sebagai badan Penghubung (Mediator

Agency) .

3. Dengan penerapan peran Komite Sekolah yang optimal dalam pelaksanaan MBS diharapkan akan dapat lebih meningkatkan pelayanan dan mutu pendidikan yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kota Binjai. Artinya peningkatan mutu pelayanan dan mutu lulusan baruslah menjadi tujuan

akhir dari penyelenggaraan pendidikan.u.

C. Rekomendasi

Agar basil-basil penerapan peran Komite Sekolah dalam pelaksanaan

MBS lebih optimal, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian serius dari

pemerintah dan instansi terkait (stalreholders) sebagai berikut.

t.

Dalam melakukan proses pembentukan Komite Sekolah harus memiliki pedoman yang jelas baik dalam rekruitmen, pembentukan dan konsolidasi

dimana ini akan lebih mudah dengan adanya AD/ART.

2. Adanya pemahaman yang sama antara pihak sekolah dengan Komite Sekolah

berkaitan dengan tugas dan perannya masing-masing dalam pelaksanaan

MBS. Artinya keduanya barus melaksanakan sesuai dengan pekCJjaannya

(25)

101 3. Semangat kebersamaan akan menjadi modal yang sangat penting. artinya tanggung jawab akan sukses atau baiknya penye1enggaraan pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah semata melainkan juga menjadi tanggung j~wab bersama setiap warga sekolah da1am hal ini juga terdapat Komite Sekolah sebagai perwak.i1an orang tua siswa yang ada di sekolah.

z

?

(26)

102

DAFI'AR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2003). Manajemen Pendidikon. Jakarta: Rineka Cipta. Atmodiwiro, Soebagio. (2000}. Manajemen Pendidikon Indonesia. Jakarta:

Ardadizya Jaya. •

Atmosudirdjo, Prajudi. (1982). Manajemen Umum. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. (1982). Qualitative Research for Education. Boston: AIJyn & Bacon.

Brata, Wandi S. dan Sumaktoyo Pius M. (1995). Mencapai Sasaran Melalui Kerjasama Tim. Jakarta: Gramedia.

Bungin, Burhan. (2000). Ana/isa Data Penelilian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dadi, Perrnadi. (1998}. K£pemimpinan Mandiri Kepala Seko/ah: Kiat Memimpin dan Mengembangkon Partisipasi. Bandung: Sarana Panca Karya. Depdikbud. ( 1981). Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan

Depdikbud. Jakarta: Depdikbud •

... ( 1998). Petunjuk Kinerja Kepa/a Selwlah. Jakarta: Dikdasmen .

... ( 1998). Petunjuk Kinerja Kepala Sekoloh. Jakarta: Dikdasmen. Depdiknas. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah Depdiknas. Jakarta: Depdiknas.

Djoyonegoro, Wardiman. (1997}. Keterampilan Menjelang Era 2020 Untuk Era Global. Jakarta: Depdikbud.

Fattah, Nanang. (2003). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hasbullah. (2006). Otonomi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

(27)

103 lin Waslimah. (2001). Pemberdayaan Sistem Manajemen Peningkatan Mutu

Berbasis Sekolah di SD Negeri Bandung. Bandung. UPI.

lis Hindasah. (200 1 ). Studi Kelayakan Manajemen Berbasis Seko/ah di Sekolah Dasar Se- K£camatan Rencasari Kota Bandung. Bandung. UPI.

Jalal, Fasli dan Dedi Supriadi. (2001). Reformasi Pendidilum Dalam Kontelrs Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adi Cita.

Kamars, M. Dachncl. (2001) Administrasi Pendidilwn: Teori dan Pralctek.

Padang: Universitas Putra Indonesia Press.

Limas Sutanto. (1996). Management Theory and Applicalion. Homewood: Richard D. Irwin Inc.

Moleong, Lexy J. (2000). Metodologi Penelitian KualitaJif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir Mula, Ph. D. & Nazir Muhammad. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rosyada, Dede. (2004). Paradigma Pendidilcan Demo/cratis. Jakarta: Prenada Media

Sagala, Syaiful. (2004). Manajemen Berbasis Se/colah & Masyarakat: Strategi Memenanglcan Persaingan Mutu. Jakarta: PT. Nimas Multima.

Sagala, Syaiful. (2004). Manajemen Stra/egik dalmn Peningkatan Mutu Pendidilcan. Jakarta: Alfabeta.

Salamuddin, " Upaya Meninglcatan Mutu Melalui Kepemimpinan Pendidilcan".

Artik:el. Waspada 4 April 2005.

Salusu, J. (2003). Pengambilan Keputusan Stratejilc untuk Organisasi Publilc dan Organisasi Noprofit. Jakarta: Grasindo.

Siagian, Sondang, P. (1971). Filsafa/ Administrasi. Jakarta: Gunung Agung. Sidi, lndra Jati. (2001). Menuju Masyaralcat Be/ajar: Menggagas Paradigmo

Baru Pendidilcan. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Spradley, J.P. (1980). Participalion Obsevation. New York: Holt Rinehard & Winstons.

(28)

104

Sudhana. N. (1992). Metode Statika. Bandung: Tarsito.

Terry, George R. & Rue, L.W. (2000). Dasar-dasar Manajemen. (A1ih Bahasa G.A. Ticoalu). Jakarta: Bumi Aksara.

Timpe, A. Dale. (1993). Kepemimpinan. (Aiih B~) Susanto Budidhanna). Jakarta: Gramedia.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. ( 1995).

Kamus Besor Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Gambar

Tabell. Penjabaran dari peran Komite Sekolah .......................................
gambaran yang konkrit mengenai peran yang dilaksanakan oleh Komite Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang ber judul ” PENERAPAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk hasil pengembangan media dinyatakan layak berdasarkan penilaian ahli, guru fisika dan peer reviewer serta angket respon

kelemahan produk saturation dan konsumen mulai melihat sesuatu yang baru ditawarkan produk pesaing. • Produk saturation sebentar

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/MPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,

Makanan – makanan tinggi indeks, seperti roti putih dan nasi putih, memberi dorongan cepat pada gula darah yang juga dengan cepat memudar, membuat kita.. merasa lapar

Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Klon BB00105.10 sebagai Bahan Dasar Produk Olahan Goreng Serta Evaluasi Mutu Gizi dan Indeks Glikemiknya

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

[r]