ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA HOMOSEKSUAL
MENGENAI PERNIKAHAN
(Studi Kasus terhadap Tiga Remaja Gay di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh:
Andaruni Trina Lestari 0906713
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA
HOMOSEKSUAL MENGENAI
PERNIKAHAN
Studi Kasus terhadap Tiga Remaja
Gay di Kota Bandung
Oleh
Andaruni Trina Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Andaruni Trina Lestari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Andaruni Trina Lestari (0906713). Orientasi Masa Depan Remaja Homoseksual
mengenai pernikahan (Studi Kasus pada Tiga Remaja Gay di Kota Bandung).
Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2014).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran orientasi masa depan mengenai pernikahan pada remaja homoseksual yang ingin menikah dengan lawan jenisnya, dilihat dari aspek motivasi, kognisi, dan behavioral, serta menggali faktor-faktor yang memiliki keterkaitan dengan aspek-aspek tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek dalam penelitian ini diambil secara purposive, yaitu tiga orang remaja laki-laki berusia antara 12-19 tahun yang memiliki ketertarikan dengan sesama jenis dan memiliki keinginan untuk menikah dengan lawan jenisnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara mendalam serta divalidasi dengan teknik triangulasi dan member check. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa dua subjek belum memiliki orientasi masa depan pernikahan dan satu subjek sudah memiliki orientasi masa depan pernikahan yang pada ketiga subjek memiliki kemiripan dalam aspek motivasi dan kognisi untuk menikah dengan lawan jenisnya, namun terdapat perbedaan dalam aspek behavior, serta hasil penelitian yang diperoleh juga mengungkapkan faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek-aspek tersebut yaitu faktor orangtua, budaya, lingkungan sosial, agama, dan diri sendiri. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah ketiga subjek diharapkan dapat merealisasikan rencana-rencana hidupnya terutama yang berkaitan dengan pernikahan dengan lawan jenisnya.
ABSTRACT
Andaruni Trina Lestari (0906713). Homosexual Adolescent’s Future Orientation
about Marriage (Case Study to Three Gay Adolescent in Bandung). Minithesis of Psychology Major Educational Faculty Indonesia University of Education, Bandung (2014).
This study aimed to describe the future orientation in homosexual adolescents
about their marriage, especially about motivation, cognition, behavior and it’s
factors. This study used a qualitative research with case study method. By purposeful sampling, three boy among 12-19 years old who have a desire or sexualy active to person in a same sex but wants to married with a girl were taken as samples. Data were collected by in-depth interview techniques, and validated by triangulation and member check techniques. The results shows two
of three sample doesn’t have future orientation about their marriage yet, and
three of them have similarities and differences in the future orientation’s aspect
about marriage and the factors that related to future orientation’s aspect.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... viii DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.
B. Fokus Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Manfaat Teoritis ... Error! Bookmark not defined.
2. Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined.
F. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.
BAB II ORIENTASI MASA DEPAN, REMAJA HOMOSEKSUAL, PERNIKAHAN ... Error!
Bookmark not defined.
A. Orientasi Masa Depan ... Error! Bookmark not defined.
1. Model Komponen Orientasi Masa Depan ... Error! Bookmark not defined.
2. Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pernikahan ... Error! Bookmark not defined.
3. Faktor yang Memengaruhi Orientasi Masa Depan ... Error! Bookmark not defined.
B. Remaja Homoseksual ... Error! Bookmark not defined.
1. Remaja ... Error! Bookmark not defined.
2. Homoseksual ... Error! Bookmark not defined.
3. Homoseksualitas pada Remaja ... Error! Bookmark not defined.
C. Pernikahan ... Error! Bookmark not defined.
1. Definisi Pernikahan ... Error! Bookmark not defined.
2. Bentuk Sosial Pernikahan ... Error! Bookmark not defined.
3. Budaya dalam Pernikahan... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
E. Uji Keabsahan Data ... Error! Bookmark not defined.
F. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Subjek Pertama ... Error! Bookmark not defined.
2. Subjek Kedua ... Error! Bookmark not defined.
3. Subjek Ketiga ... Error! Bookmark not defined.
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Display Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
2. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Subjek Pertama ... Error! Bookmark not defined.
2. Subjek Kedua ... Error! Bookmark not defined.
3. Subjek Ketiga ... Error! Bookmark not defined.
B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
1. Bagi remaja penyuka sesama jenis ... Error! Bookmark not defined.
2. Bagi keluarga remaja penyuka sesama jenis ... Error! Bookmark not defined.
3. Bagi masyarakat ... Error! Bookmark not defined.
4. Bagi peneliti selanjutnya ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 2.1 Bagan Komponen Orientasi Masa Depan. ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Gambaran Orientasi Masa Depan Pernikahan Subjek 1 ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4.2 Faktor yang Berkaitan dengan Orientasi Masa Depan Pernikahan Subjek 1 Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.3 Gambaran Orientasi Masa Depan Pernikahan Subjek 2 ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4.4 Faktor yang Berkaitan dengan Orientasi Masa Depan Pernikahan Subjek 2 Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Gambaran Orientasi Masa Depan Pernikahan Subjek 3 ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4.6 Faktor yang Berkaitan dengan Orientasi Masa Depan Pernikahan Subjek 3 Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4.1 Bagan Proses Orientasi Masa Depan Pernikahan Subjek 1 . Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.2 Bagan Proses Orientasi Masa Depan Pernikahan Subjek 2 . Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.3 Bagan Proses Orientasi Masa Depan Pernikahan Subjek 3 . Error! Bookmark not
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Homoseksualitas merupakan rasa tertarik pada orang-orang berjenis
kelamin sama baik secara perasaan ataupun secara erotik, dengan atau tanpa
hubungan fisik. Disebutkan juga bahwa homoseksualitas tidak lagi dikategorikan
sebagai gangguan atau penyakit jiwa, karena sama halnya dengan
heteroseksualitas dan biseksualitas, homoseksualitas merupakan fenomena
manifestasi seksualitas manusia (PPDGJ, 1983).
Sebelum abad ke-20 kaum homoseksual di Indonesia merupakan hidden
population. Hidden population merupakan sebuah istilah untuk kelompok yang
tersembunyi dari masyarakat dan tidak mau berhubungan dengan orang lain
(Jones & Newburn dalam Bracket, 2007). Kaum homoseksual pun masa itu tidak
menonjolkan dirinya di hadapan umum, mereka cenderung menyembunyikan
identitasnya sehingga masyarakat umum tidak mengetahui apakah seseorang
merupakan homoseksual atau bukan. Namun pada saat ini kaum homoseksual
sudah berani memperlihatkan identitas mereka di hadapan umum atau dapat
disebut dengan istilah coming out.
Coming out ini bermula pada saat dimulainya era kebebasan seksual yang
berawal dari Amerika dan menyebar hingga ke Eropa. Seseorang yang sudah
dewasa awalnya ingin mengeksplor seksualitasnya dengan lawan jenis atau
sesama jenisnya, namun hal ini lambat laun membuat mereka berani mengakui
bahwa diantara mereka ada yang merupakan gay, lesbian, biseks, waria, dan lain
sebagainya (Reksodirdjo, 2011). Istilah coming out of closet ini sering digunakan
untuk mengekspresikan sesuatu yang sudah lama terpendam lalu muncul ke
permukaan, layaknya lubang kloset yang memiliki lubang sempit lalu
berangsur-angsur menjadi lubang yang sangat besar (Reksodirdjo, 2011).
Data menyebutkan bahwa jumlah lelaki yang melakukan hubungan
seksual dengan sesama jenisnya telah mencapai angka 800.000 orang di tahun
2009 dan telah meningkat sebesar lebih dari 300% di tahun 2011 sehingga
2
bahwa di tahun 2013 jumlah tersebut akan terus meningkat dan menjadi lebih
besar lagi (Zailani, 2013).
Hasil penelitian dan penelusuran Yayasan Priangan Jawa Barat
menyebutkan bahwa pada tahun 2003 kasus homoseksual sudah terjadi di
kalangan pelajar Bandung dan jumlahnya cukup tinggi yaitu sebesar 21% siswa
SMP dan 35% siswa SMA disinyalir melakukan perilaku homoseksual (Asteria,
2008). Hal tersebut menunjukan bahwa perilaku homoseksual sudah banyak
dilakukan sejak usia remaja.
Di Kota Bandung terdapat beberapa tempat yang telah dilabeli oleh
masyarakat sebagai tempat berkumpulnya para homoseksual.
Kelompok-kelompok atau pasangan homoseksual ini mudah ditemui di salah satu pusat
perbelanjaan dan beberapa restoran cepat saji di suatu kawasan Kota Bandung,
baik siang, sore ataupun malam. Salah satu alasan mengapa pasangan atau
kelompok homoseksual ini mudah diidentifikasi adalah karena cara berpakaian
mereka yang eyecathing, misalnya laki-laki yang wajahnya terlihat memakai
pemutih dan dirias, atau memakai pakaian yang ketat serta menggunakan
aksesoris.
Pada awalnya peneliti memiliki pandangan bahwa perilaku homoseksual
merupakan hal yang tidak lazim dan hanya untuk diketahui saja, namun setelah
peneliti sering berbincang dan sharing dengan para remaja homoseksual, lambat
laun pemikiran peneliti mulai terbuka dan menyadari bahwa perilaku
homoseksual merupakan salah satu keunikan manusia. Peneliti pun mulai tertarik
dengan fenomena ini dan menyerap informasi mengenai para remaja
homoseksual. Peneliti mulai mengumpulkan informasi mulai dari informasi yang
hanya terlihat dari luar seperti gaya berpakaian, cara berbicara, bahasa yang
digunakan dalam berinteraksi, juga hal-hal mengenai keseharian dan
pemikiran-pemikiran mereka.
3
menjalin hubungan (Springer Hall & Lindzey Gardner, 1985). Karena itu
seseorang seharusnya sudah dapat memikirkan hal-hal mengenai pernikahan sejak
ia remaja, termasuk para remaja yang memiliki orientasi seksual sejenis atau
homoseksual.
Peneliti semakin tertarik akan fenomena homoseksual setelah
perbincangan peneliti dengan beberapa remaja homoseksual yang mengutarakan
bahwa ia memiliki keinginan untuk menikah dengan lawan jenisnya di kemudian
hari. Tidak terpikir sebelumnya oleh peneliti bahwa mereka yang menyukai
sesama jenisnya pun ternyata ingin memiliki kehidupan normal di masa depannya,
seperti yang diutarakan oleh OD: “yaa atuh Teh, saya juga mau atuh nikah sama
cewe mah” saat ia tengah “curhat” kepada peneliti (wawancara pendahuluan,
Februari 2013). Dari situlah timbul rasa ingin tahu peneliti mengenai
bagaimanakah sebenarnya pemikiran remaja homoseksual mengenai masa
depannya yang berkaitan dengan pernikahan.
Dalam memahami fenomena yang menarik peneliti, peneliti melakukan
wawancara pendahuluan kepada beberapa remaja yang memiliki ketertarikan pada
sesama jenis mengenai keinginan mereka untuk menikah dengan lawan jenis, dan
ketiga remaja yang peneliti wawancarai menyebutkan bahwa mereka memiliki
keinginan untuk menikah dengan lawan jenisnya.
Sejalan dengan rasa ingin tahu peneliti mengenai orientasi masa depan
remaja homoseksual mengenai pernikahan, peneliti mendapatkan liputan
mengenai seseorang yang berjenis kelamin laki-laki namun ia membuat dirinya
beridentitas sebagai perempuan dan hidup sebagai perempuan selama beberapa
tahun di luar negeri. Selama diluar negeri ia meniti karir sebagai artis. Public
figure yang bernama Sam Brodie ini dari mengawali karirnya dari mulai
mengikuti teater hingga tampil di reality show dunia yaitu Big Brother. Walaupun
ia sukses sebagai artis dan terkenal dalam sosok perempuan, namun dalam hati
kecilnya ia merasa bahwa ia sebenarnya adalah laki-laki sejati. Sam akhirnya
pulang ke Indonesia, ia mengenal islam lalu menjadi mualaf dan menanggalkan
semua atribut perempuannya. Ia memotong rambut panjangnya lalu
4
Sekarang Sam Brodie sudah menikah dan mempunyai anak (Netmediatama,
2013). Kisah ini menjadi positive deviance dalam fenomena homoseksual
khususnya pada kasus yang peneliti angkat yaitu mengenai orientasi masa depan
remaja homoseksual, bahwa walaupun ia merupakan homoseksual namun ia bisa
menikah dengan lawan jenisnya, mempunyai anak, dan merasa bahagia akan
kehidupan normalnya, seperti yang diutarakannya dalam salah satu akun media sosialnya: “Daddy kangen juga sama little princess di Indo love you both Allah selalu lindugi @Kimmy_Brodie @BabyDrie”.
Sampai pada saat ini, Indonesia merupakan negara yang tidak melegalkan
pernikahan sesama jenis. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1974 tentang perkawinan, secara jelas disebutkan bahwa perkawinan
adalah ikatan batin antara seorang pria dan seorang wanita.
“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” (Undang
-undang Republik Indonesia, 1974).
Berdasarkan undang-undang tersebut dapat terlihat bahwa Indonesia
merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai dan norma yang berkaitan
dengan agama. Pada kenyataannya pun masyarakat Indonesia hanya menerima
pernikahan antara laki-laki dan perempuan yang sesuai dengan ajaran agama dan
nilai-nilai Ketuhanan.
Hasil dari sebuah penelitian mengenai homoseksualitas di Indonesia:
antara kenyataan dan hipokritas yang dilakukan oleh Reksodirdjo di tahun 2011
menunjukan tanggapan dari masyarakat mengenai homoseksualitas di Indonesia
yang salah satu diantaranya adalah pesimisnya masyarakat Indonesia terhadap
pernikahan sejenis di Indonesia karena faktor nilai-nilai budaya timur dan agama.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sadena Febriana di
5
Adapun pada akhirnya inti dari penelitian ini adalah menggali pemikiran
subjek mengenai orientasi masa depan pernikahannya dengan mengacu pada teori
orientasi masa depan. Menurut Trommsdorff (1983) konsep orientasi masa depan
pada masalah sosial adalah mengenai relasi seseorang dengan orang lain dalam
suatu masalah sosial. Yang akan digunakan sebagai pemasalahan dalam penelitian
ini adalah orientasi masa depan subjek mengenai relasinya dengan perempuan
dengan tujuan untuk menikah.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini berfokus
pada gambaran orientasi masa depan remaja homoseksual mengenai pernikahan.
Orientasi masa depan mengenai pernikahan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pandangan individu mengenai masa depan pernikahannya. Penelitian
orientasi masa depan mengenai pernikahan ini akan digambarkan melalui tiga
aspek orientasi masa depan yang dikembangkan oleh Seginer (2009) yaitu aspek
motivasi yang mencakup nilai dari harapan masa depan yang disesuaikan dengan
kemampuan diri, aspek kognitif yang mencakup penilaian diri individu mengenai
masa depan dirinya sendiri apakah dimanifestasikan sebagai hopes atau fears,
serta aspek behavioral yang mencakup eksplorasi mengenai masa depan juga
komitmen individu terhadap pilihan masa depannya.
C. Rumusan Masalah
Dalam latar belakang yang sudah dipaparkan, terdapat kesenjangan antara
fenomena yang diangkat yaitu mengenai homoseksual dengan norma sosial di
Negara Indonesia. Masyarakat Indonesia hanya menerima pernikahan antara
laki-laki dan perempuan. Lalu bagaimana halnya dengan para remaja homoseksual dan
bagaimana mereka mamandang hal ini? Sejalan dengan keingintahuan peneliti
tentang bagaimanakah orientasi masa depan mereka mengenai pernikahan maka
rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana gambaran orientasi masa
depan remaja homoseksual mengenai pernikahan. Dari rumusan permasalahan
6
1. Bagaimanakah gambaran nilai-nilai dari harapan masa depan pernikahan
remaja homoseksual?
2. Bagaimanakah gambaran rencana masa depan pernikahan remaja
homoseksual yang sudah disesuaikan dengan kemampuan dirinya?
3. Bagaimanakah gambaran penilaian remaja homoseksual terhadap masa depan
pernikahannya?
4. Bagaimanakah gambaran eksplorasi yang dilakukan remaja homoseksual
mengenai masa depannya?
5. Bagaimanakah gambaran komitmen remaja homoseksual terhadap pilihan
masa depan pernikahannya?
6. Faktor apa saja yang berkaitan dengan orientasi masa depan remaja
homoseksual mengenai pernikahan?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai
orientasi masa depan remaja homoseksual mengenai pernikahan, khususnya:
1. Mengetahui bagaimanakah gambaran nilai-nilai dari harapan masa depan
pernikahan remaja homoseksual.
2. Mengetahui bagaimanakah gambaran rencana masa depan pernikahan remaja
homoseksual yang sudah disesuaikan dengan kemampuan dirinya.
3. Mengetahui bagaimanakah gambaran penilaian remaja homoseksual terhadap
masa depan pernikahannya.
4. Mengetahui bagaimanakah gambaran eksplorasi yang dilakukan remaja
homoseksual mengenai masa depannya.
5. Mengetahui bagaimanakah gambaran komitmen remaja homoseksual terhadap
pilihan masa depan pernikahannya.
6. Mengetahui faktor apa saja yang berkaitan dengan orientasi masa depan
7
Psikologi Sosial. Adapun manfaat yang dapat diberikan oleh penelitian ini
diantaranya adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memperkaya keilmuan psikologi sosial terutama
kajian mengenai remaja homoseksual yang berkaitan dengan orientasi masa
depan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat membuat subjek penelitian memikirkan mengenai
masa depannya agar bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik. Penelitian
ini juga dapat memberi wawasan pada masyarakat untuk memahami fenomena
sosial mengenai homoseksual.
F. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang Penelitian
B. Fokus penelitian
C. Rumusan masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Struktur Organisasi Skripsi
BAB II: Orientasi Masa Depan, Remaja Homoseksual, Pernikahan
A. Orientasi Masa Depan
B. Remaja Homoseksual
C. Pernikahan
D. Penelitian Terdahulu
BAB III: Metode Penelitian
A. Desain Penelitian
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
C. Instrumen Penelitian
8
E. Uji Keabsahan Data
F. Teknik Analisis Data
BAB IV: Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V: Kesimpulan dan Rekomendasi
A. Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian
studi kasus karena penelitian ini berupaya menggali mengenai suatu kasus yang
ditemukan dalam fenomena homoseksual yaitu remaja yang memiliki ketertarikan
pada sesama jenis yang mengungkapkan keinginannya untuk menikah dengan
lawan jenisnya.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Bandung yang merupakan kota dimana
banyak laki-laki yang diindikasikan melakukan perilaku tertarik pada sesama jenis
sejak remaja.
Penentuan subjek dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan
pertimbangan dan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini tujuannya adalah
untuk menggali orientasi masa depan remaja homoseksual mengenai pernikahan
dengan pertimbangan batasan kriteria subjek sebagai berikut:
1. Subjek berusia antara 12 hingga 19 tahun
2. Subjek merupakan laki-laki yang sudah memiliki ketertarikan pada sesama
jenisnya selama minimal 3 tahun
3. Subjek memiliki keinginan untuk menikah dengan lawan jenisnya
Pemilihan subjek didasarkan atas kriteria yang sudah ditentukan dengan
didahului oleh wawancara singkat sebagai pendahuluan untuk mengetahui bahwa
subjek memiliki keinginan untuk menikah dengan lawan jenisnya. Selama
melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan data mengenai subjek yang
memiliki keinginan menikah dengan lawan jenisnya, peneliti menemukan
perbedaan karakteristik pada individu-individu yang kemudian dipilih menjadi
subjek yaitu sebagai berikut:
1. Subjek pertama merupakan laki-laki yang memiliki ketertarikan pada sesama
jenis dan postur tubuh juga sikap dalam kesehariannya sudah identik dengan
26
2. Subjek kedua merupakan laki-laki yang memiliki ketertarikan pada sesama
jenis, mempunyai penampilan yang identik dengan perempuan yang terlihat
dari pakaian dan aksesoris yang dikenakannya.
3. Subjek ketiga merupakan laki-laki yang memiliki ketertarikan pada sesama
jenis dan berpakaian sewajarnya laki-laki tidak menggunakan pakaian atau
aksesoris apapun yang identik dengan perempuan.
C. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti
sendiri dengan dibantu oleh pedoman wawancara yang kemudian pertanyaannya
berkembang di lapangan secara fleksibel. Pertanyaan yang disiapkan mengacu
pada dimensi orientasi masa depan menurut Seginer (2009) yang disesuaikan
dengan fenomena yang diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara
mendalam yaitu wawancara semi terstruktur yang pedomam wawancaranya sudah
dipersiapkan secara garis besar agar terarah pada topik yang diteliti namun
pertanyaannya berkembang secara fleksibel di lapangan sesuai dengan respon dari
para subjek. Proses pengumpulan data dengan teknik wawancara tersebut direkam
dengan menggunakan recorder untuk memudahkan proses analisis data. Pedoman
wawancara penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara untuk menjaring data mengenai orientasi masa depan bidang pernikahan remaja homoseksual
Aspek Kisi-kisi Pertanyaan
Motivasi (harapan-harapan serta kesesuaian rencana dengan kemampuan diri
1. Gambaran harapan masa depan mengenai pernikahan
2. Gambaran rencana masa depan mengenai pernikahan
27
6. Gambaran kemampuan subjek dan usaha yang dilakukannya
Kognitif (hopes and fears) 1. Gambaran konsep pernikahan menurut subjek
2. Penilaian subjek mengenai masa depan pernikahannya
Behavior (eksplorasi dan komitmen)
1. Gambaran cara subjek mendapatkan informasi mengenai pernikahan
2. Gambaran mengenai pilihan-pilihan masa depan subjek
3. Gambaran mengenai bagaimana subjek memutuskan memilih pilihan hidupnya
E. Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian ini uji keabsahan data dilakukan dengan teknik
triangulasi sumber serta member check. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara
mewawancarai orang terdekat subjek untuk mengetahui apakah hal-hal yang
diutarakan oleh subjek sesuai dengan apa yang diketahui oleh orang terdekatnya.
Hasil dari wawancara triangulasi ini menunjukan terdapat kesesuaian dan juga
ketidaksesuain pada beberapa informasi yang didapatkan dari subjek dan apa yang
diketahui oleh orang terdekat subjek.
F. Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian ini dianalisis dengan teknik yang dijabarkan oleh
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013) dengan proses sebagai berikut:
1. Reduksi data
Peneliti melakukan reduksi atau merangkum data dengan meilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan tema, dan
memberikan kode pada tiap jawaban subjek untuk mempemudah proses
analisis data dalam pembahasan hasil penelitian.
2. Display data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan bagan.
3. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi dari hasil
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian mengenai orientasi masa depan remaja
homoseksual mengenai pernikahan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari ketiga
subjek hanya satu yang sudah memiliki orientasi masa depan mengenai
pernikahan, sedangkan dua diantaranya belum memiliki orientasi masa depan
terhadap pernikahan. Dari ketiga subjek terdapat pula kesamaan juga perbedaan
baik dalam aspek orientasi masa depan pernikahan ataupun faktor yang baerkaitan
dengan hal tersebut. Adapun kesimpulan untuk masing-masing subjek adalah
sebagai berikut:
1. Subjek Pertama
Motivasi subjek OD untuk menikah adalah ingin memiliki keluarga
agar dapat memiliki keturunan untuk bisa membahagiakan orangtua dan
menunjukan pada orang lain bahwa subjek mampu berkeluarga. Subjek
memiliki harapan untuk bisa menjadi lelaki seutuhnya dan bekerja di kantoran
nantinya. Saat ini subjek merasa belum mampu untuk menikah karena ia
mengetahui bahwa tanggung jawab seorang suami adalah menafkahi istrinya.
Subjek sudah memutuskan ingin menjadi transgender terlebih dahulu untuk
mencari uang yang banyak dan memuaskan hasrat kewanitaannya, namun ia
tidak mau mengoperasi kelaminnya karena ia yakin suatu saat akan ingin
kembali menjadi laki-laki.
Subjek pertama yaitu OD hanya memenuhi dua dari empat kriteria
remaja yang memiliki orientasi terhadap pernikahan yaitu hanya dalam
kriteria memiliki motivasi untuk menikah dan memiliki keinginan untuk
berkeluarga, sedangkan subjek belum memiliki ketertarikan terhadap lawan
66
harapan masa depan pernikahan yang ia impikan. Subjek juga sudah memiliki
rencana agar bisa mewujudkan harapan nya untuk bisa mendapatkan masa
depan yang cerah. Subjek memiliki ketakutan yang dipengaruhi oleh
lingkungan sosialnya, yang juga merupakan bentuk antisipasi terhadap masa
depannya. Subjek yakin bahwa ia akan mampu menikah dan membahagiakan
orangtuanya karena subjek telah berkomitmen untuk menikah dengan
perempuan.
Subjek kedua yaitu ED hanya memenuhi tiga dari empat kriteria
remaja yang memiliki orientasi terhadap pernikahan yaitu dalam kriteria
memiliki motivasi untuk menikah dan memiliki keinginan untuk berkeluarga,
serta sudah memiliki konsep pernikahan ideal yang diinginkannya, sedangkan
subjek belum memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis.
3. Subjek Ketiga
Motivasi subjek IQ untuk menikah adalah untuk melanjutkan
keturunan dan demi membalas budi pada orangtuanya. Subjek sudah memiliki
harapan masa depan pernikahan secara rinci. Subjek juga sudah memiliki
rencana agar bisa mewujudkan harapan nya yang ia atur sebagai alur yang
harus dilaluinya. Subjek memiliki penilaian yang realistis terhadap masa
depannya. Subjek banyak memiliki ketakutan mengenai masa depannya,
namun sebenarnya merupakan bentuk antisipasi terhadap masa depannya.
Subjek berkomitmen untuk hidup lebih baik sejak saat ini yang ia tunjukan
dengan merencanakan masa depannya sebaik mungkin dan bukan hanya
merencanakan namun subjek juga sudah mulai mempersiapkan hal-hal yang
harus dilakukannya.
Subjek ketiga yaitu IQ sudah memenuhi empat dari empat kriteria
remaja yang memiliki orientasi terhadap pernikahan yaitu dalam kriteria
memiliki motivasi untuk menikah dan memiliki keinginan untuk berkeluarga,
serta sudah memiliki konsep pernikahan ideal yang diinginkannya, subjek juga
67
B. Rekomendasi
1. Bagi remaja penyuka sesama jenis
Bagi remaja penyuka sesama jenis, bagaimanapun latar belakang masa
lalu mereka, apapun penyebab mereka menyukai sesama jenisnya, jika mereka
ingin maka mereka akan mampu merancang masa depan yang lebih baik.
2. Bagi keluarga remaja penyuka sesama jenis
Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga menjadi salah satu faktor
pendukung remaja-remaja tersebut untuk beperilaku homoseksual, salah
satunya pola asuh yang permisif saat mereka kecil, seperti memperbolehkan
mereka bermain boneka atau memakai baju perempuan tanpa disadari
membuat mereka terbiasa berperilaku seperti perempuan. Oleh karena itu
usahakan agar keluarga dapat merangkul mereka dan membimbing mereka
dengan cara yang dapat diterima oleh mereka.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat Indonesia agar melihat para penyuka sesama jenis dari sisi
positif diri mereka karena sesungguhnya mereka pun manusia yang memiliki
masa depan dan memerlukan dukungan dari lingkungan sekitarnya demi masa
depan yang lebih baik.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi calon peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tema yang
serupa, diharapkan agar dapat menambah referensi mengenai teori yang terkait
terutama mengenai orientasi masa depan pada remaja homoseksual sehingga
pembahasan mengenai topik ini dapat lebih kaya lagi. Selain itu, disarankan
selain menggali mengenai apa yang ingin diketahui, dapat juga melakukan
intervensi melalui modifikasi perilaku untuk menbantu subjek mendapatkan
DAFTAR PUSTAKA
Asteria. (2008). Ancaman Perilaku Homoseksual. [Online] diakses pada 16 Juni 2013 tersedia di http://m.inilah.com/read/detail/15225/ancaman-perilaku-homoseksual.
Brackertz, N. (2007). Who Is Hard To Reach and Why?. ISR Working Paper
Cahyorinartri, N. (2011). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan
Orientasi Masa Depan Pekerjaan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Semester Enam Upi Bandung. Bandung (Skripsi, Univesitas Pendidikan
Indonesia, 2011) tersedia di
http://a-research.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6637
Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Direktorat Kesehatan Jiwa Republik Indonesia. (1983). Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia Edisi II 1983 (Revisi).
Hall, C.S & Lindzey G. (1985). Introduction to Theories of Personality. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Jersild, A. (1978). The Psychology of Adolescence (Third Edition). New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Kementrian Agama Republik Indonesia. (1974). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Kendhawati & Jatnika. (2010). Model Pembinaan Remaja Dalam Rangka
Mempersiapkan Diri Memasuki Dunia Kerja. Bandung: Fakultas Psikologi
Universitas Padjajaran.
Lasswell and Lasswell. (1987). Marriage and The Family (Second Edition). California: Wadsworth, Inc.
Masters, dkk. (1992). Human Sexuality (Fourth Edition). New York: HarperCollins Publisher Inc.
66
Netmediatama. (2013). Sarah Sechan Guest – Sam Brodie. [Streaming Video]
diakses pada 1 Oktober 2013 tersedia di
http://www.youtube.com/watch?v=HtxkLYlqkYE
Nurmi, J E. (1989). Adolescents’ Orientation to the Future. Helsinki
Reksodirdjo, W. (2011). Homoseksualitas di Indonesia: Antara Kenyataan dan
Hipokritas. Tersedia di
https://icssis.files.wordpress.com/2012/05/1819072011_32.pdf
Rokayah, S. (2011). Hubungan Self-Esteem Anak Jalanan Dengan Orientasi Masa Depan Dalam Bidang Pernikahan. Bandung (Skripsi,
Univesitas Pendidikan Indonesia, 2011) tersedia di http://a-research.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=10665
Seginer, R. (2009). Future Orientation (Developmental and Ecological
Perspective). USA: Springer.
Semundel. (2013). 14 Negara yang Melegalkan Pernikahan Sesama Jenis.
[Online]. Diakses pada 16 Juni 2013 tersedia di
http://hukum.kompasiana.com/2013/05/27/14-negara-yang-melegalkan-pernikahan-sesama-jenis--559733.html
Steinberg, L. (1993). Adolescence (Third Edition). McGraw-Hill, Inc.
Strong, Bryan dkk. (2011). The Mariage and Family Experience: Intimate
Relationship in a Changing Society. Wadsworth: Cengage Learning.
Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Suryatiningsih, S. (2013). Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual
Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like : Studi Kasus Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung. Bandung (Skripsi,
Univesitas Pendidikan Indonesia, 2011) tersedia di http://a-research.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=15117
Trommsdorff, G. (1983). Future Orientation and Sosialization. International Journal of Psychology, 18, pp. 381-406.