• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PROSEDUR PEMADATAN MATERIAL ASPHALT CONCRETE(AC) MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) Studi Prosedur Pemadatan Material Asphalt Concrete (AC) Menggunakan Alat Pemadat Roller Slab (APRS).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PROSEDUR PEMADATAN MATERIAL ASPHALT CONCRETE(AC) MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) Studi Prosedur Pemadatan Material Asphalt Concrete (AC) Menggunakan Alat Pemadat Roller Slab (APRS)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Gambar. 2. Titik Pengambilan Sampell
Gambar Bagan Alir. 1. Prosedur Pembuatan Benda Uji Atau  Sampel Percobaan Pertama
Gambar Bagan Alir. 2. Prosedur Pembuatan Benda Uji Atau  Sampel Percobaan Kedua
Gambar Bagan Alir. 3. Prosedur Pembuatan Benda Uji Atau  Sampel Percobaan Ketiga

Referensi

Dokumen terkait

Sistem bagi hasil perbankan syariah yang diterapkan dalam produk-produk Bank Muamalat menyebabkan bank tersebut relatif mempertahankan kinerjanya dan tidak hanyut

A: It is a commitment letter from Indonesian university or research institute which will be act as local counterpart for foreign researcher The letter issued by

Penelitian ini dilakukan dengan penyimpanan daun sirsak segar pada waktu yang relatif lama di dalam suhu rendah dan perebusan daun dengan waktu yang lebih singkat

Sistem HACCP yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan sistematika, mengidentifikasi bahaya dan tindakan pengendaliannya untuk menjamin keamanan pangan. HACCP adalah suatu

Dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa faktor yang paling besar mempengaruhi kekasaran permukaan pada proses bubut adalah gerak makan (feeding) dan yang paling

Mengkaji kondisi lingkungan seperti tanah, air, rumput dan produk ternak berupa kuku, rambut, hati dan daging sapi potong dengan cara mendeteksi adanya residu

Diagram batang perbandingan rata-rata penggunaan strategi pembelajaran Sejalan dengan pendapat Susanti (2009) yang menyebutkan beberapa kelebihan dari strategi Two Stay

(1) Untuk mendukung kebenaran pernyataan halal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah