PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN
LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA
MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh :
STEFANI TYAS PALUPI NIM. 0906251
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN
LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA
MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh :
STEFANI TYAS PALUPI NIM. 0906251
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 9
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.4Kegunaan Penelitian ... 10
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan ... 12
2.1.1 Pengertian Belajar ... 12
2.1.1.1 Teori Belajar... 13
2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ... 15
2.1.2 Pengertian dan Siklus Akuntansi ... 16
2.1.2.1 Pengertian Akuntansi ... 16
2.1.2.2 Siklus Akuntansi ... 17
2.1.3 Kompetensi Siswa ... 19
2.1.3.1 Pengertian Kompetensi Siswa ... 19
2.1.3.2 Perlunya Proses Pembelajaran Berdasarkan Kompetensi ... 20
2.1.3.3 Ciri-ciri Proses Pembelajaran Berdasarkan Kompetensi ... 20
2.1.3.4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Oleh Siswa ... 21
2.1.4 Motivasi Belajar ... 22
2.1.4.1 Pengertian Motivasi Belajar ... 22
2.1.4.2 Fungsi Motivasi Belajar ... 24
2.1.4.3 Peranan Motivasi Belajar ... 26
2.1.4.4 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ... 27
2.1.4.5 Indikator Motivasi Belajar ... 28
2.1.4.6 Hubungan Motivasi Belajar dengan Kompetensi Siswa ... 29
2.1.5 Kebiasaan Belajar ... 30
2.1.5.1 Pengertian Kebiasaan Belajar ... 30
2.1.5.2 Pembentukan Kebiasaan Belajar dan Indikatornya... 32
2.1.5.3 Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Kompetensi Siswa .... 35
2.1.6 Lingkungan Sekolah... 36
2.1.6.1 Pengertian Lingkungan Sekolah ... 36
2.1.6.2 Indikator Lingkungan Sekolah ... 37
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ... 51
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 53
3.3 Populasi Dan Sampel ... 54
3.3.1 Populasi ... 54
3.3.2 Sampel ... 54
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 56
3.5 Teknik Pengolahan Data ... 58
3.5.1 Uji Reliabilitas ... 59
3.5.2 Uji Validitas ... 62
3.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 68
3.5.3.1 Uji Normalitas ... 68
3.5.3.2 Uji Multikolonieritas ... 71
3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 72
3.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 74
3.6.1 Analisis Regresi Berganda ... 74
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambar Objek Penelitian ... 78
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 82
4.2.1. Gambaran Umum Motivasi Belajar ... 82
4.2.2. Gambaran Umum Kebiasaan Belajar ... 85
4.2.3 Gambaran Umum Lingkungan Sekolah ... 89
4.2.4. Deskripsi Kompetensi Siswa ... 89
4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 93
4.3.1 Teknik Analisis Data ... 93
4.3.3 Pengujian Hipotesis ... 96
4.3.3.1 Uji F statistik ... 96
4.3.3.2 Uji t statistik ... 97
4.4. Pembahasan dan Hasil Penelitian... 100
4.4.1 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Kompetensi Siswa ... 100
4.4.2 Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Kompetensi Siswa ... 103
4.4.3 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Kompetensi Siswa ... 105
4.4.4 Pengaruh Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar, dan Lingkungan Sekolah terhadap Kompetensi Siswa ... 108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 111
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 113
5.3 Saran ... 113
DAFTAR PUSTAKA ... 113
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nilai UKK ... 4
Tabel 3.1 Operasional Variabel... 53
Tabel 3.2 Data Populasi Siswa ... 54
Tabel 3.3 Jumlah Sampel ... 56
Tabel 3.4 Penilaian Angket Skala Rating ... 58
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar ... 61
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar ... 61
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Sekolah ... 62
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 64
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Kebiasaan Belajar ... 65
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah ... 67
Tabel 3.11 Tabel Multikolonieritas ... 72
Tabel 4.1 Indikator Motivasi Belajar ... 84
Tabel 4.2 Indikator Kebiasaan Belajar ... 87
Tabel 4.3 Indikator Lingkungan Sekolah ... 90
Tabel 4.4 Pencapaian Kompetensi Siswa... 92
Tabel 4.5 Tabel Coefficients ... 94
Tabel 4.6 Tabel Summary ... 95
DAFTAR GAMBAR
2.1. Siklus Akuntansi ... 17
2.2 Hubungan Antar Variabel ... 49
3.1 Uji Normalitas Motivasi Belajar ... 69
3.2 Uji Normalitas Kebiasaan Belajar ... 70
3.3 Uji Normalitas Lingkungan Sekolah ... 70
3.4 Uji Normalitas Kompetensi Siswa ... 71
3.5 Uji Heteroskedastisitas ... 74
4.1 Tingkat Motivasi Belajar ... 82
4.1 Diagram Indikator Motivasi Belajar ... 84
4.2 Tingkat Kebiasaan Belajar ... 86
4.2 Diagram Indikator Kebiasaan Belajar ... 88
4.3 Tingkatan Lingkungan Sekolah ... 89
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14
BANDUNG
Stefani Tyas Palupi
Pembimbing: M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd
ABSTRAK
Salah satu indikator keberhasilan belajar adalah tercapainya kompetensi siswa yang dapat dilihat salah satunya dari nilai ulangan (harian,formatif, sumatif). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah sebagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi. Metode yang digunakan adalah Non eksperimental dengan pendekatan Survey. Penelitian ini dilakukan pada kelas XI IPS tahun ajaran 2013/2014 dengan populasi berjumlah 108 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 85 orang dengan teknik Simple random sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan angket.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi berada pada kategori sedang dengan hasil uji hipotesis di mana sebesar 2,561, selain itu tingkat kebiasaan belajar juga berada pada kategori sedang dengan hasil uji hipotesis sebesar 2,600, selanjutnya adalah tingkat lingkungan sekolah yang berada pada kategori kondusif dengan hasil uji hipotesis dimana
sebesar 3,998, semua variabel tersebut dibandingkan dengan sebesar
1,390, yang memperlihatkan bahwa , hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap kompetensi siswa.
Untuk meningkatkan proses pembelajaran akuntansi dan siswa dapat mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan salah satunya yaitu dengan meningkatkan motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan mengkondusifkan lingkungan sekolahnya, sehingga seluruh siswa dapat mencapai kompetensi dan mengalami keberhasilan dalam belajarnya.
THE INFLUENCE OF LEARNING MOTIVATION, LEARNING HABITS, AND COMPETENCE OF ENVIRONMENTAL SCHOOL STUDENTS IN
ACCOUNTING LESSONS IN XI IPS SMA NEGERI 14 BANDUNG
Stefani TyasPalupi
Counsellor: M.Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd
ABSTRACT
One of the indicator of learning successfully is from the achievement of learning competencies that can see from the evaluate value (daily, formative, summative).This study aimed to obtain information on learning motivation, study habits, and school environment as factors that may affect students' competence in accounting subjects.The method used is Non-experiment by the Survey approach. This research was conducted in class XI IPS school year 2013/2014 with a population of 108 people, while the samples in this study are 85 people with the Simple random sampling technique. Data obtained by distributing questionnaires. The results of this study indicate that the level of motivation in middle category with the results of hypothesis testing where of 2,561, in addition to the level of study habits are also in the category was the result of hypothesis testing of 2,600,the next of school environments that are conducive to the category with the results of hypothesis testing where 3.998, all variables are compared with of 1,989, which shows that ≥ this suggests that there are significant between learning motivation, study habits, and school environment to student competencies.
To improve the learning process and students can achieve the accounting standards of competence specified one of which is to improve learning motivation, study habits, and create a conducive school environment, so that all students can achieve competency and experience success in learning.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian
Salah satu keharusan bagi bangsa dan negara adalah untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang siap bersaing secara
bebas di era globalisasi ini. Di Indonesia, posisi penting ini diduduki oleh
pendidikan, karena dengan pendidikanlah dapat tercipta sumber daya
manusia yang berkualitas tersebut. Hal ini diwujudkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
berbunyi:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara.
Salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di
Indonesia adalah sekolah. Sekolah tidak hanya menjadi tempat untuk
meningkatkan kepandaian (intelektual) saja, tetapi diharapkan menjadi
tempat untuk pembentukan sikap, kebiasaan-kebiasaan baik,
kecakapan-kecakapan hidup dan potensi para peserta didiknya. Di dalamnya juga
termasuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang dibelajarkan
“Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten sehingga seseorang menjadi kompeten dalam melakukan sesuatu”
Salah satu pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang
bertujuan untuk mencapai kompetensi para siswa adalah kurikulum.
Dengan adanya kurikulum ini, diharapkan mampu untuk memecahkan
berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan
mempersiapkan peserta didik melalui perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil
guna (Enco Mulyasa, dalam Harjono, 2008:7).
Salah satu kurikulum yang diterapkan di Indonesia yang juga
didasarkan pada penguasaan kompetensi adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang dimulai dari tahun ajaran 2006/2007 sampai
tahun ajaran 2012/2013 ini menekankan pada penguasaan kompetensi
tertentu sebagai target dan indikator ketuntasan belajar siswa di sekolah
yang berarti tercapainya kompetensi yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak sedangkan indikator adalah acuan untuk
menentukan apakah peserta didik telah menguasai kompetensi dengan
melakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau sesudahnya
dengan beberapa tugas/soal. Untuk sementara pada tahun 2013 kurikulum
KTSP ini pun telah diubah menjadi Kurikulum 2013 yang merupakan
penyempurnaan dari sebelumnya yang dilakukan secara bertahap.
Suatu proses belajar dikatakan berhasil apabila siswa telah
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan di
sekolah. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa
dalam pencapaian kompetensinya, dapat dilakukan melalui tes, baik itu tes
formatif, sumatif maupun tes keterampilan. Hasil ini mencerminkan
keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Kaitannya dalam penelitian ini,
kompetensi yang dicapai siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan
harian per Standar Kompetensi (SK) dan nilai Ulangan Kenaikan Kelas
(UKK) yang diperoleh siswa.
Permasalahan yang sering terjadi adalah banyaknya siswa yang
belum optimal dalam belajarnya sehingga siswa masih banyak yang belum
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Rendahnya tingkat
pencapaian kompetensi siswa ini merupakan masalah yang tidak dapat
dibiarkan begitu saja, karena nantinya akan menghambat perkembangan
pembentukan sumber daya manusia.
Salah satu contohnya adalah di SMA Negeri 14 Bandung, di mana
terdapat siswa yang belum mencapai KKMnya. Penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian di sekolah tersebut dikarenakan merupakan salah
satu SMA favorit di kota Bandung yang banyak peminatnya untuk
mendaftar setiap tahunnya, dengan mendapat akreditasi “A” pada tahun
kompetensinya, yang dapat dilihat dari tabel rata-rata nilai UKK pada mata
pelajaran akuntansi dibawah ini:
Tabel 1.1
Daftar Nilai Rata-rata UKK kelas XI IPS SMAN 14 Bandung Tahun 2012/2013
Interval XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3
76-87 13 6 25
64-75 19 19 11
52-63 8 6 3
40-51 2 5 3
28-39 0 6 1
13-27 1 4 1
Jumlah siswa 43 46 44
<KKM(76) 30 40 19
>KKM(76) 13 6 25
<KKM(%) 69,77% 86,96% 43,18%
>KKM(%) 30,23% 13,04% 56,82%
Sumber: data diolah (2014)
Berdasarkan tabel tersebut, dari KKM yang ditetapkan sebesar 76,
siswa di kelas XI IPS 1 dari 43 siswa sebanyak 30 siswa atau sebesar
69,77% belum mencapai KKMnya dan sisanya 13 siswa atau 30,23% telah
mencapai di atas KKM, kelas XI IPS 2 dari 46 siswa sebanyak 40 siswa
atau sebesar 86,96% belum mencapai KKM dan sisanya 6 siswa atau
13,04% telah mencapai KKMnya, dan untuk kelas XI IPS 3 dari 44 siswa
sebanyak 19 siswa atau sebesar 43,18% belum mencapai KKMnya dan
sisanya 25 siswa atau sebesar 56,82% telah mencapai KKMnya. Dari tabel
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum berhasil
mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan siswa
diberikan, selain itu juga tingkat keantusiasan dan ketelitian merekapun
sangat kurang. Sedangkan ciri khas mata pelajaran akuntansi adalah
berupa siklus, apabila sebelumnya ada materi yang belum dimengerti oleh
siswa, maka untuk melangkah kepada proses selanjutnya akan mengalami
hambatan.
Rendahnya pencapaian kompetensi ini disebabkan oleh
faktor-faktor baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa.
Menurut Syah (2006:144), faktor-faktor yang memengaruhi belajar
siswa tersebut terdiri dari:
1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi:
a. Faktor psikis (jasmani), yakni keadaan/kondisi jasmani yang menandai dapat memengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran
b. Faktor psikologis (kejiwaan), yakni dari aspek psikologisnya (intelegensi, bakat, minat, sikap, motivasi dan kebiasaan belajarnya)
2. Faktor Eksternal Siswa (faktor dari luar siswa) meliputi:
a. Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, sifat para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas.
b. Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah/belajar, letaknya tempat tinggal, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan anak.
c. Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar,metode, model dan media pembelajaran yang digunakan.
Dalyono (2009:55) juga mengungkapkan faktor-faktor yang dapat
menentukan keberhasilan dalam belajar yaitu faktor internal (yang berasal
dari dalam diri) yaitu kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan
cara belajar. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) yaitu keluarga,
Salah satu faktor internal yang dapat memengaruhi keberhasilan
siswa mencapai kompetensinya adalah motivasi belajar. Seperti yang
dikemukakan oleh Djaali (2009:99) bahwa “motivasi merupakan salah
satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.” Siswa yang
mempunyai motivasi akan lebih semangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Karena motivasi ini menjadi pengarah untuk perbuatan
belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat dicapai. Sejalan
dengan pendapat Sardiman (2007:84), bahwa “Hasil belajar akan lebih
optimal, kalau ada motivasi, makin tepat motivasi diberikan, akan makin
berhasil pula pelajaran itu.”
Motivasi adalah salah satu kunci sukses meraih keberhasilan
belajar siswa, seperti penelitian yang dilakukan oleh Harjono (2008) yang
menyimpulkan bahwa ketika siswa mempunyai motivasi tinggi, ia akan
mempunyai dorongan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kemampuannya untuk memperoleh hasil yang terbaik sesuai yang
diharapkan oleh siswa tersebut. Namun pada kenyataannya di kelas XI IPS
SMAN 14 Bandung ini, masih banyak dijumpai siswa yang tidak
termotivasi ketika belajar khususnya ketika mata pelajaran akuntansi
berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang cenderung pasif
ketika pembelajaran berlangsung, mengobrol dan tidak memperhatikan
guru yang sedang mengajar, banyak siswa yang terlambat masuk ke kelas,
ijin keluar tetapi ternyata mereka pergi ke kantin, jarang ada yang
banyak dari mereka juga tidak mempunyai buku referensi untuk belajar,
selain itu juga metode pembelajaran yang guru lakukan kurang menarik
perhatian siswa karena lebih banyak ceramah dan jarang untuk
memberikan contoh soal dan latihan.
Faktor internal yang kedua yaitu kebiasaan belajar. Kebiasaan
belajar merupakan cara atau teknik yang menetap pada diri siswa ketika
melaksanakan kegiatan belajar. Menurut Aunurrahman (2009:185)
“kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam
dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri aktifitas belajar
yang dilakukannya. Slameto (2010:82-83) juga mengungkapkan bahwa
“kebiasaan belajar akan memengaruhi belajar itu sendiri, yang bertujuan
untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan.”
Kebiasaan belajar yang baik akan menghasilkan buadaya belajar yang baik
pula. Kenyataannya, sebagian besar siswa kelas XI IPS di SMAN 14
Bandung ini mempunyai kebiasaan belajar yang kurang baik karena
mereka belajar ketika menghadapi ulangan/ujian atau bahkan tanpa
persiapan sama sekali, bahkan tidak segan mencontek pada saat
ulangan/ujian. Sehingga mereka belum mendapatkan hasil yang optimal
dalam belajarnya. Hal ini dikarenakan siswa belum mengerti apa itu arti
belajar yang sebenarnya. Padahal dengan kebiasaan belajar, siswa dapat
meminimalisasi kesulitan dalam mempelajari bahan ajar. Sesuai dengan
mempunyai kebiasaan belajar teratur lebih bisa menguasai bahan ajar yang
diberikan oleh gurunya.
Selain faktor internal, salah satu faktor eksternal yang dapat
memengaruhi siswa dalam mencapai kompetensinya adalah lingkungan
sekolah. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal
yang bertujuan membentuk karakter para peserta didik untuk menjadi
manusia yang berkualitas. Letak SMAN 14 Bandung yang berada di
samping jalan umum kompleks dan proses pembangunan di sekolah yang
sedang dilaksanakan, menyebabkan sering terjadi kebisingan yang dapat
mengganggu proses belajar mengajar di kelas. Selain itu juga ruangan
kelas yang kurang luas dan kurangnya sirkulasi udara membuat siswa
sering merasa gerah dan tidak nyaman di dalam kelas, serta kurangnya
sarana prasarana penunjang menyebabkan siswa kurang bersemangat
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Lingkungan sekolah yang
kondusif diharapkan dapat mendukung siswa untuk belajar yang akan
berdampak pada pencapaian kompetensinya. Menurut Dalyono (2009:59)
bahwa “keadaan sekolah tempat belajar turut memengaruhi tingkat
keberhasilan siswa”.
Ketiga faktor tersebut yang menarik perhatian penulis untuk
meneliti bagaimana pengaruh motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan
lingkungan sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa dengan judul
terhadap Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XI
IPS SMA Negeri 14 Bandung”.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian dan fenomena yang telah disampaikan pada
latar belakang, maka dapat dirumuskan:
1. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung
2. Bagaimana gambaran kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung
3. Bagaimana gambaran lingkungan sekolah di SMAN 14 Bandung
4. Bagaimana gambaran kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi
di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung
5. Bagaimana pengaruh motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan
lingkungan sekolah siswa terhadap kompetensi siswa pada mata
pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah terhadap
kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA
Negeri 14 Bandung.
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung
b. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan belajar siswa pada mata
pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung
c. Untuk mengetahui gambaran lingkungan sekolah siswa pada mata
pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung
d. Untuk mengetahui gambaran pencapaian kompetensi siswa pada
mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung
e. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar, kebiasaan belajar
siswa, dan lingkungan sekolah terhadap kompetensi siswa pada
mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi pengembangan keilmuan yakni sebagai
yang bertemakan tentang motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan
lingkungan sekolah sehingga dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan, khususnya untuk pendidikan akuntansi.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan, pengalaman dan pemahaman peneliti
sebagai pedoman dalam pelaksanaaan proses belajar mengajar
khususnya pada mata pelajaran akuntansi.
b. Bagi Sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
sekolah dan sumbangan pemikiran dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi para siswa. Serta dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
akuntansi melalui penciptaan lingkungan sekolah yang nyaman
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, menggunakan desain non eksperimental dengan pendekatan penelitian survey. Menurut Kerlinger (dalam
Sugiyono, 2007:3), penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan
pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data
dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar
variabel, sosiologi maupun psikologis.
Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas XI IPS SMAN 14
Bandung. Subjek yang diteliti adalah bagaimana pengaruh motivasi
belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan terhadap kompetensi siswa pada
mata pelajaran akuntansi.
3.2.Operasionalisasi Variabel
Menurut Arikunto (2010:161), variabel penelitian merupakan
objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian,
sedangkan operasionalisasi variabel adalah suatu cara mengukur sebuah
dipengaruhi yaitu variabel yang dapat menyebabkan masalah lain dan
variabel yang situasi dan kondisinya tergantung oleh variabel lain.
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka dalam operasionalisasi
variabel ini peneliti terdiri dari:
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat
atau yang menjadi sebab timbulnya variabel independen (terikat), maka
dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah motivasi
belajar (X1), kebiasaan belajar (X2), dan lingkungan sekolah (X3).
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi / yang menjadi
akibat adanya variabel bebas. Sesuai dengan pengertian tersebut maka
yang menjadi variabel terikat adalah kompetensi siswa mencatat
transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum.
Di bawah ini merupakan tabel dari operasionalisasi masing-masing
Tabel 3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator No.Item Skala
Motivasi belajar (X1) Kebiasaan belajar (X2) Lingkungan sekolah (X3) Dorongan dalam diri individu siswa Pembentukan kebiasaan belajar Lingkungan fisik Lingkungan sosial Lingkungan Akademis
1) Menekuni kegiatan belajar
2) Berusaha menghadapi tantangan
3) Belajar adalah kebutuhan
4) Berkarya dalam belajar 5) Belajar dari berbagai
sumber
1) Membuat jadwal belajar
2) Membaca dan membuat catatan
3) Mengulang materi yang diajarkan
4) Konsentrasi 5) Mengadakan kerja
kelompok 6) Bertanya dan
mengerjakan tugas 7) Mempersiapkan diri
menghadapi tes/ujian
1) Sarana dan prasarana 2) Sumber-sumber belajar
1) Hubungan antar guru dengan siswa
2) Hubungan antar siswa dengan siswa
3) Hubungan antar siswa dan staf sekolah
1) Suasana sekolah 2) Kegiatan belajar
Kompetensi siswa
(Y)
Kognitif (pengetahuan)
Afektif (pemahaman)
Psikomotor (keterampilan)
Nilai tes (Ulangan Harian)
Interval
3.3.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2007:57), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang merupakan
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswa di
SMAN 14 Bandung kelas XI khususnya jurusan IPS dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Data Populasi Siswa
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2007:57), sampel adalah sebagian dari
Kelas Jumlah per
kelas XI IPS 1
XI IPS 2 XI IPS 3
36 36 36
sampling yang digunakan dalam penenlitian ini adalah teknik
Probability sampling, yaitu teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Teknis ini akan dilakukan dengan Simple random sampling, yaitu mengambil sampel dari anggota populasi secara acak tanpa
memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi. Dalam
perhitungan memilih sampel ini menggunakan rumus Slovin
(Riduwan, 2007:225) yaitu:
Di mana :
n : ukuran sampel N : ukuran populasi
d : presisi yang ditetapkan
Dari jumlah populasi tersebut dengan tingkat kelonggaran
ketidaktelitian sebesar 5%, maka dengan menggunakan rumus di atas
diperoleh sampel sebesar:
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut ( Sugiyono,2002:78), dan sampel dalam penelitian ini
ditentukan sebanyak 85 orang.
Untuk proporsi sampel setiap kelas, dihitung menggunakan rumus:
(Riduwan, 2007:250)
Keterangan :
: jumlah sampel menurut stratum
: jumlah sampel seluruhnya
: jumlah populasi menurut stratum
: jumlah poplasi seluruhnya
Maka untuk setiap kelas sampelnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Jumlah Sampel
Kelas Banyaknya
Siswa
Sampel
XI IPS 1 36
XI IPS 2 36
XI IPS 3 36
Jumlah 108 85
Dari 108 siswa yang akan diambil sebagai sampel adalah 85.
Sebelum menyebar angket, dilakukan pengudian/pengocokan untuk
para anggota sampling sesuai dengan jumlah angket yang disebar.
Prosedur pengambilan sampling akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Daftarkan nama-nama anggota populasi
b. Beri nomor urut pada populasi
c. Nomor urut untuk sampling ditulis pada lembaran-lembaran kertas
d. Masukkan ke dalam kotak, kemudian kocok kotak tersebut dan
keluarkan melalui lubang yang telah dibuat
e. Nomor yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel
penelitian
f. Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan tercapai
3.4.Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Angket
Menurut Arikunto (2010:268), Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui.
Angket dalam penelitian ini merupakan sumber data primer
untuk mengungkapkan data tentang motivasi belajar, kebiasaan belajar,
dan lingkungan sekolah siswa, dengan mengembangkan instrumennya
sendiri berdasarkan indikator motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan
lingkungan sekolah.
Bentuk angket yang disebar adalah angket tertutup yaitu pada
setiap pernyataan akan disediakan sejumlah alternatif jawaban untuk
dipilih oleh setiap responden dengan menggunakan skala model .
Untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar, kebiasaan
belajar, dan lingkungan sekolah berdasarkan persepsi siswa dibuat
Kuesioner untuk motivasi belajar berisi 15 pertanyaan, 20 item
mengenai kebiasaan belajar, dan 18 item mengenai lingkungan
sekolah. Masing-masing pernyataan berisi 5 pilihan jawaban dari 1
sampai 5, di mana angka 1 menunjukkan penilaian terendah dan angka
5 menunjukkan penilaian tertinggi. Di bawah ini merupakan format
angket yang akan diujikan kepada responden:
Tabel 3.4
Penilaian Skala Rating
No. Pernyataan / Pertanyaan
Skor
5 4 3 2 1
Sumber : Riduwan (2007:20)
Keterangan :
Angka 5 : dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi Angka 4 : dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi Angka 3 : dinyatakan untuk pernyataan positif sedang Angka 2 : dinyatakan untuk pernyataan positif rendah Angka 1 : dinyatakan untuk pernyataan positif terendah
2. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data
yang diperoleh melalui sumber tertulis. Metode ini digunakan untuk
mengetahui data statistik seperti jumlah siswa, monografi sekolah,
struktur organisasi sekolah, dan sebagainya.
Sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:211), yakni “instrumen
yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan
reliabel” Maka untuk memenuhi syarat tersebut akan dilakukan uji
validitas dan reliabilitas, yaitu sebagai berikut:
3.5.1. Uji Reliabilitas Item
Menurut Arikunto (2010:221) instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas ini menggunakan
rumus Cronbach Alpha yang merupakan koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif
berkorelasi satu sama lain (Arikunto, 2009:109), yang terdiri dari
beberapa langkah, yaitu:
1. Mencari varian tiap butir
∑ [ ∑ ]
Keterangan :
= Harga varians tiap butir
∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item
∑ = Jumlah skor seluruh responden daris setiap item
= Jumlah responden
2. Mencari varian tiap total
Keterangan :
= Harga varian tiap total
∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item
∑ = Jumlah skor seluruh responden dari seluruh item
= Jumlah responden
3. Menghitung reliabilitas instrumen
[ ] [ ∑ ]
Keterangan :
= Reliabilitas instrumen
= Jumlah item
∑ = Jumlah varians dari tiap instrumen
= Varians responden untuk item ke-i
(Arikunto, 2010:239)
Setelah diperoleh nilai tersebut kemudian
dikonsultasikan dengan nilai dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria pengujian instrumen dapat diaktakan valid dengan
ketentuan:
Jika > berarti instrumen reliabel, sebaliknya jika
berarti instrumen tidak reliabel.
Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas soal menggunakan
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat ketetapan
dari instrumen dalam mengungkapkan fenomena dari
responden meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda.
Pengujian reliabilitas ini harus membandingakan antara
dengan . Untuk variabel motivasi belajar siswa
diperoleh dari responden yang berjumlah 30 siswa
dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,361. Berikut adalah
[image:32.595.201.517.345.409.2]hasil uji reliabilitas untuk variabel motivasi belajar yaitu:
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar
Keterangan
0,954 0,361 Reliabel
Sumber: data diolah (2014)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa
instrumen untuk variabel motivasi belajar siswa dalam
penelitian ini reliabel, karena > .
2. Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar
Uji reliabilitas untuk variabel kebiasaan belajar siswa
diperoleh dari responden yang berjumlah 30 siswa
dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,361. Berikut ini adalah
hasil uji reliabilitas untuk variabel kebiasaan belajar siswa:
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar
Keterangan
0,970 0,361 Reliabel
[image:32.595.198.515.678.748.2]Berdasarkan tabel 3.9 dapat diketahui bahwa instrumen
untuk variabel kebiasaan belaara adalah reliabel, karena
> .
3. Uji Reliabilitas Lingkungan Sekolah
Uji reliabilitas untuk variabel kebiasaan belajar siswa
diperoleh dari responden yang berjumlah 30 siswa
dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,361. Berikut ini adalah
[image:33.595.201.516.346.409.2]hasil uji reliabilitas untuk variabel lingkungan sekolah:
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Sekolah
Keterangan
0,861 0,361 Reliabel
Sumber: data diolah (2014)
Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa
instrumen untuk variabel lingkungan sekolah adalah reliabel
karena > .
3.5.2. Uji Validitas Item
Hal ini dilakukan berkaitan dengan ketepatan alat ukur
terhadap konsep yang dapat diukur sehingga benar-benar mengukur
apa yang seharusnya diukur. Sehingga instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Berkaitan
dijelaskan bahwa yang dimaksud validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat dan kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.
Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung koefisien
korelasi setiap butir soal yang diuji dengan Pearson Product Moment dengan nilai-nilai skala setelah dilakukan konversi menjadi interval,
yaitu sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } ∑ ∑
Keterangan:
= korelasi antara instrumen pertanyaan secara keseluruhan
= jumlah koresponden
∑ = jumlah skor variabel X
∑ = jumlah skor total (seluruh item)
∑ = jumlah skor variabel X untuk keseluruhan instrumen yang
dikuadratkan
∑ = jumlah skor total (seluruh item) yang dikuadratkan
Kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan valid dengan
ketentuan menurut Arikunto (2009:70), antara lain:
Jika > rtabel berarti instrumen valid, sebaliknya jika rtabel
berarti instrumen tidak valid
1. Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar
Uji validitas digunakan untuk mengukur pernyataan yang
butir-butir soal dalam angket. Uji validitas yang digunakan oleh
penulis adalah dengan melakukan uji coba angket penelitian
kepada 30 siswa siswa SMAN 14 Bandung dengan jumlah
pernyataan 15 soal. Dari 30 siswa tersebut diambil secara acak.
Langkah pengujian validitas tersebut kemudian dibandingkan
dengan rtabel, dapat diketahui bahwa rtabel untuk 30 responden dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,361. Hasil uji variabel
[image:35.595.172.555.384.755.2]motivasi belajar dari tiap item adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa
Item Soal
Nilai Korelasi (r)
Nilai r tabel (N=30,α= 5%
Keterangan Kesimpulan
1
0,721
0.361
r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
2
0,881 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
3
0,557 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
4
0,758 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
5
0,636 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
6
0,871 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
7
0,872 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
8
0,825 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
9
0,894 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
10
0,892 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
11
0,886 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
13
0,686 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
14
0,538 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
15
0,246 r Positif, rhitung
< rtabel
Tidak Valid
Sumber: data diolah (2014)
Berdasarkan perhitungan validitas di atas, dapat terlihat
bahwa dari 15 pertanyaan mengenai motivasi belajar siswa yang
disebarkan kepada responden dinyatakan 14 butir soal yang valid.
2. Uji Validitas Variabel Kebiasaan Belajar
Uji validitas yang dilakukan untuk variabel kebiasaan
belajar siswa menggunakan pengujian yang sama dengan uji
validitas pada variabel motivasi belajar sebelumnya yakni
melakukan uji coba angket penelitian kepada 30 siswa SMAN 14
Bandung dengan jumlah 20 item pertanyaan. Langkah pengujan
validitas tersebut dibandingkan dengan rtabel untuk 30 responden dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,361. Berikut ini
ditampilkan hasil uji validitas variabel kebiasaan belajar siswa dari
[image:36.595.168.558.112.207.2]tiap item yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Kebiasaan Belajar Siswa
Item Soal Nilai Korelasi (r)
Nilai r tabel
N=30,α= 5%
Keterangan Kesimpulan
16
0,859 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
17
0,887 r Positif, rhitung
> rtabel
18
0,910
0.361
r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
19
0,832 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
20
0,782 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
21
0,875 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
22
0,838 r Positif, r> r hitung
tabel
Valid
23
0,828 r Positif, r> r hitung
tabel
Valid
24
0,755 r Positif, r> r hitung
tabel
Valid
25
0,921 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
26
-0,011 r Negatif, rhitung
< rtabel
Tidak Valid
27
0,799 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
28
0,906 r Positif, rhitung
> rtabel
Valid
29
0,894 r Positif, r> r hitung
tabel
Valid
30
0,859 r Positif, r< r hitung
tabel
Valid
31
0,772 r Positif, r< r hitung
tabel
Valid
32
0,627 r Positif, rhitung
< rtabel
Valid
33
0,761 r Positif, rhitung
< rtabel
Valid
34
0,512 r Positif, rhitung
< rtabel
Valid
35
0,814 r Positif, r< r hitung
tabel
Valid
Sumber: data diolah (2014)
Berdasarkan perhitungan validitas di atas, dapat terlihat
bahwa 20 pernyataan mengenai kebiasaan belajar siswa terdapat
3. Uji Validitas Variabel Lingkungan Sekolah
Sama seperti variabel sebelumnya, untuk variabel
lingkungan sekolah diujikan dengan 18 item soal yang dibagikan
kepada 30 responden. Uji validitas variabel lingkungan sekolah ini
terdiri dari:
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah
Item Soal Nilai Korelasi (r)
Nilai r tabel (N=30,α= 5%
Keterangan Kesimpulan
36
0,069
0.361
r Positif rhitung <
rtabel
Tidak Valid
37
0,293 r Positif rr hitung <
tabel
Tidak Valid
38
0,467 r Positif, rr hitung >
tabel
Valid
39
0,646 r Positif, rhitung > rtabel
Valid
40
0,524 r Positif, rhitung > rtabel
Valid
41
0,671 r Positif, rhitung > rtabel
Valid
42
0,633 r Positif, rhitung > rtabel
Valid
43
0,628 r Positif, rr hitung >
tabel
Valid
44
0,660 r Positif, rr hitung >
tabel
Valid
45
0,552 r Positif, rr hitung >
tabel
Valid
46
0,292 r Positif, rhitung < rtabel
Tidak Valid
47
0,453 r Positif, rhitung > rtabel
Valid
48
0,576 r Positif, rhitung > rtabel
Valid
49
0,338 r Positif, rhitung < rtabel
Tidak Valid
50
0,435 r Positif, rr hitung >
tabel
51
0,575 r Positif, rr hitung <
tabel
Valid
52
0,270 r Positif, rhitung < rtabel
Tidak Valid
53
0,372 r Positif, rhitung > rtabel
Valid
Sumber: data diolah (2014)
Berdasarkan perhitungan validitas di atas, dapat terlihat
bahwa 18 pertanyaan mengenai lingkungan sekolah terdapat 5 soal
yang tidak valid yaitu nomor 36, 37, 46, 49, dan 52. Pertanyaan
yang tidak valid tersebut tidak akan dipergunakan. Sisanya yaitu 13
pertanyaan akan digunakan untuk penelitian.
3.5.3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan syarat sebelum memastikan
menggunakan model regresi berganda. Pengujian asumsi klasik
bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid
dengan data yang digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten
dan penaksiran koefisien regresinya efisien. Di samping itu suatu
model dikatakan cukup baik dan dipakai untuk memprediksi apabila
sudah lolos dari serangkaian uji asumsi ekonomika yang
melandasinya. (Gujarati, 2003:97)
Uji asumsi klasik terdiri dari:
Uji normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan
distribusi data untuk masing-masing variabel penelitian. Penelitian
harus membuktikan terlebih dahulu apakah data yang dianalisis itu
berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal
maka statistika yang digunakan adalah statistika parametrik. Tetapi
apabila data tidak berdistribusi normal maka statistik yang
digunakan adalah statistik non parametrik.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan menggunakan
program SPSS 20 for windows untuk memudahkan pengujian normalitasnya.
Di bawah ini akan disajikan hasil dari uji normalitas per
variabel, yang dapat dilihat dari gambar sebagai berikut:
[image:40.595.275.446.475.652.2]a. Uji Normalitas Motivasi Belajar
Gambar 3.1
Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan
mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal.
[image:41.595.276.446.223.427.2]b. Uji Normalitas Kebiasaan Belajar
Gambar 3.2
Uji Normalitas Kebiasaan Belajar
Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan
mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal.
[image:41.595.284.444.558.725.2]Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan
mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal.
d. Normalitas Kompetensi Siswa
Gambar 3.4
Uji Normalitas Kompetensi Siswa
Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan
mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal.
3.5.3.2. Uji Multikoloniearitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.
Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya multikolinearitas. Dengan program SPSS 20 for windows, ada beberapa metode yang bisa digunakan, yaitu :
[image:42.595.283.438.225.408.2]b. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual
(r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2), dan
c. Dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index.
Di bawah ini akan ditampilkan hasil dari uji
[image:43.595.216.446.265.421.2]multikolonieritas yang dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 3.11 Tabel Multikolonieritas
a:Dependent variable:Kompetensi
Berdasarkan kriteria yang ditentukan di atas, jika melihat
nilai VIFnya di bawah 10 , maka dapat disimpulkan bahwa data
tidak mengalami multikolonieritas.
3.5.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel
tidak sama untuk semua pengamatan, jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas atau tidak terjadi keteroskedastisitas. Dalam
penelitian ini akan menggunakan program SPSS dengan melihat grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)
dengan residualnya (SPRESID). Cara menganalisisnya adalah Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Motivasi .379 2.640
Kebiasaan .346 2.886
a. Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit maka
mengindikasikan adanya heteroskedastisitas
b. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 10 pada sumbu Y maka
mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas (Priyatno,
2012:165)
Regresi yang baik adalah yang mempunyai data yang
homokedastisitias atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasilnya
[image:44.595.190.486.416.634.2]terdapat pada gambar di bawah ini:
Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar di bawah angka 10, hal ini dapat disimpulkan bahwa
data tidak terjadi heteroskedastisitas dan data termasuk homogen.
3.6.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.6.1. Analisis Regresi Berganda
Regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh
lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
penelitian ini, analisis regresi berganda ini digunakan untuk
membuktikan sejauh mana pengaruh motivasi, kebiasaan belajar, dan
lingkungan sekolah terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran
akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung. Persamaan regresinya
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Ŷ = kompetensi siswa
a = konstanta
b1, b2, b3 = koefisien arah regresi
X3 = lingkungan sekolah
( Sugiyono, 2010:277)
3.6.2. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, perlu digunakan rumus statistika, antara lain:
1. Uji Keberartian Regresi ( Uji F)
Untuk menguji keberatan regresi hubungan variabel
independen dengan variabel dependen secara simultan, maka
digunakan uji F. Rumus yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian ini adalah:
(Sudjana, 2003:91)
Keterangan:
∑ ∑ ∑
∑
k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel
F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Jika Fhitung Ftabel, , maka Ha ditolak dan Ha diterima Jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak
Ho : Regresi tidak berarti Ha : Regresi berarti
Kriteria keputusannya adalah:
- Jika Fhitung Ftabel, , maka Ha ditolak dan Ha diterima, maka
Ha ditolak dan Ha diterima, artinya motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah tidak berpengaruh
terhadap kompetensi siswa.
- Jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak, maka Ha ditolak dan Ha diterima, artinya motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berpengaruh
terhadap kompetensi siswa.
2. Uji Keberartian Koefisien Arah Regresi (Uji t)
Selain uji F perlu juga dilakukan uji t guna mengetahui keberartian
koefisien regresi. Rumus yang digunakan untuk uji t ini adalah:
di mana :
∑ ∑ ∑
(Sudjana, 2003:31)
Keterangan:
= koefisien regresi
Selanjutnya harus digunakan distribusi Student t dengan dk = (n-2)
berdasarkan kriteria uji:
- thitung > ttabel, maka ditolak - thitung≤ ttabel, maka diterima
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1) : = 0, motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap
kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di
SMAN 14 Bandung
: 0, motivasi belajar berpengaruh terhadap kompetensi
siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14
Bandung
2) : = 0, kebiasaan belajar tidak berpengaruh terhadap
kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di
SMAN 14 Bandung
: 0, kebiasaan belajar berpengaruh terhadap kompetensi
siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14
Bandung
3) : = 0, lingkungan sekolah tidak berpengaruh terhadap
kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di
SMAN 14 Bandung
: 0, lingkungan sekolah berpengaruh terhadap kompetensi
siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS
SMAN 14 tergolong ke dalam motivasi belajar dengan kategori sedang
dengan indikator yang paling dominan yaitu berkarya dalam belajar
yang ditunjukkan dengan kesukaan siswa untuk mengerjakan tugas
agar mendapat nilai yang bagus dan membanggakan. Indikator
selanjutnya dari motivasi belajar adalah mamu menekuni kegiatan
belajar, berusaha menghadapi tantangan, membuat belajar menjadi
kebutuhan, dan belajar dari berbagai sumber
2. Kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS
SMAN 14 Bandung tergolong ke dalam kebiasaan belajar dengan
kategori sedang dengan indikator yang paling dominan yaitu
konsentrasi dalam belajar ketika menghadapi pelajaran yang
ditunjukkan dengan usaha siswa menjaga perhatian dari hal-hal yang
mengganggu ketika belajar dan memperhatikan penjelasan guru ketika
sedangn menerangkan. Indikator selanjutnya dari kebiasaan belajar
mengulang materi, belajar kelompok, bertanya dan mengerjakan tugas,
dan mempersiapkan diri untuk belajar.
3. Lingkungan sekolah SMAN 14 Bandung tergolong ke dalam kategori
lingkungan yang kondusif untuk belajar khususnya pada mata
pelajaran akuntansi di kelas XI IPS ditunjukkan dengan adanya
keterbukan dan saling membantu antara guru dengan siswanya.
Indikator selanjutnya dari lingkungan sekolah adalah sarana prasarana,
sumber-sumber belajar, hubungan antar siswa, hubungan antar siswa
dan staf, suasana sekolah dan kegiatan belajar.
4. Kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS
SMAN 14 Bandung tergolong ke dalam kategori kompetensi tingkat
sedang atau dengan kata lain, rata-rata siswa mencapai kompetensi
berada di sekitar KKM (78)
5. Motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah
berpengaruh signifikan terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran
akuntansi kelas XI IPS 1 SMAN 14 Bandung. Dalam hal ini, faktor
lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang lebih dominan dari
faktor motivasi belajar dan kebiasaan belajar. Sehingga dapat
simpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah faktor yang dapat
5.2.Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah:
1. Kurangnya sumber referensi yang membahas mengenai kompetensi
siswa.
2. Referensi skripsi dengan variabel “kompetensi siswa” masih jarang
ditemui.
3. Membutuhkan waktu lebih banyak untuk membagikan angket, karena
pada saat penelitian berlangsung, tidak semua siswa hadir dan
mengikuti pelajaran.
4. Tidak semua responden menjawab pertanyaan yang ada di angket, hal
ini dapat memengaruhi hasil penelitian.
5. Tidak semua responden mau untuk mengisi angket
5.3.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka peneliti
memberikan saran-saran baik secara empiris maupun secara praktis
sebagai berikut:
1. Motivasi Belajar
Berdasarkan hasil penelitian, motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran akuntansi paling rendah adalah belajar dari berbagai sumber
mengoptimalkan LKS dan memberikan tugas-tugas dengan mencari
jawaban yang ada di buku-buku referensi lainnya sehingga siswa
menjadi lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
akuntansi tersebut.
2. Kebiasaan Belajar
Indikator kebiasaan belajar terendah adalah kebiasaan bekerja
kelompok, hal ini perlu ditingkatkan misalnya dengan cara guru
memberikan latihan-latihan soal yang kemudian dibahas secara
berkelompok dengan sistem kompetisi, atau dengan metode
pembelajaran diskusi kelompok, sehingga kegiatan belajar menjadi
lebih menarik dan tidak monoton.
3. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang paling dominan
bagi siswa untuk mencapai kompetensi belajar siswanya. Indikator
terndah yaitu sumber-sumber belajar. Hal ini perlu ditingkatkan, di
mana sekolah akan lebih baik untuk menambah koleksi buku-buku
penunjang yang lebih Up to date supaya siswa mempunyai lebih banyak wawasan dan pengalaman dalam belajarnya.
4. Bagi Sekolah
Sebaiknya pihak sekolah lebih meningkatkan fasilitas-fasilitas
tambahan yang mendukung khususnya untuk mata pelajaran akuntansi,
misalnya diadakan laboratorium komputer akuntansi, menambah
untuk belajar sehingga dapat mencapai standar kompetensi lebih baik.
Tidak lupa juga untuk guru-gurunya, untuk mempertahankan motode
pembelajaran dan menjaga hubungan baik yang terbuka dengan
siswa-siswanya.
5. Bagi Siswa
Agar mencapai kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan,
akan lebih baik apabila siswa lebih berpikiran terbuka untuk menerima
setiap ilmu yang diberikan oleh sekolahnya dan menjadikan prestasi
sebagai motivasi dalam belajar, dan menyadari akan pentingnya
mempunyai kebiasaan belajar, dan lebih menjaga lingkungan sekolah,
hubungan dengan guru, siswa maupun dengan staf agar lingkungan
tetap kondusif dan nyaman untuk belajar
6. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini memberikan hasil bahwa motivasi belajar,
kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berpengaruh terhadap
kompetensi siswa sebesar 68% dan sisanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang lain. Oleh karena itu, diharapkan untuk penelitian
selanjutnya untuk meneliti dan mengetahui faktor-faktor selain yang
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Ahmadi, Abu dan Rohani. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta
_______________. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Baharuddin, dan Esa Nur W. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz Media Grup.
Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE
Bastian, I. (2006). Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga
Dalyono.(2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, Syeful B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jarata: Rineka Cipta
Gujarati. (2003). Basic Econometric. Singapore: McGraw Hill
Hamalik, Oemar. (2007). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Harsanto, Radno. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius
Hasbullah. (2009). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Moeslihat,R. (2005). Akuntansi Untuk SMA Kelas XI. Bogor: CV Regina
Muslich, Masnur. (2011). Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama
Ormrod,Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga
Priyatno D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Jakarta: Andi Publisher
Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Reid, Gavin. (2009). Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi. Jakarta: PT Indeks
Riduwan. (2007). Dasar-dasar Stastistik. Bandung: Alfabeta
Sardiman A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Semiawan, Conny R. (1999). Pendidikan Tinggi:Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rhineka Cipta
______. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rhineka Cipta
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukardjo, M dan Ukim K. (2009). Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana S. (2005). Landasan Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Tim Dosen. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: FPEB.
Udin, Syaefudin S. (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
______________. (2010). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Weygandt, J.J, Kieso, D.E, dan Kimmel, P.D. (2007). Accounting Principles(Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.
Sumber Jurnal :
Fatchurrochman,R. (2011). “Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Produktif”, INVOTEC.Vol.VII No.2 p.175-187
Sumber Skripsi dan Tesis:
Ayuningtyas, Fini W. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi Kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana UPI
Harjono. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar IPS Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa SMPN 3 Mojolaban. Tesis. Surakarta:Program Pasca Sarjana UNNES
Hidayati, Nurul. (2008). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Bermedia VCD dan Bermedia Gambar Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar Ekonomi Ditinjau dari Kebiasaan Belajar Siswa di Kelas XI MAN 1 Surakarta. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana UNNES
Nurfauziah, Gina A. (2012). Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi Kelas XI IPS di SMA Lanud Husein Sastranegara. Skripsi: Bandung: Program Sarjana UPI
Wulandari, Putri A. (2013). Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi di SMAN 14 Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana UPI
Wulaningsih. (2012). Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar pada Kompetensi Mengelola Kartu Aktiva Tetap Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK Muhammadiyah Cawas Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi: Yogyakarta: Program sarjana UNY
Sumber Internet
Kaltimpost. (2013) “ Kurikulum 2013 Lebih Unggul daripada Kurikulum Sebelumnya.”[Online].Tersedia:
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Stefani TyasPalupi
Tempat Tanggal Lahir : Cilacap, 21 Februari 1991
Alamat : Jalan A. Yani 38 Rt 02/ Rw II Dusun Kedungwringin,
Tinggarjaya, Sidareja, Kabupaten Cilacap 53261
No.Telepon : 085291303412
E-mail : penongpenong@gmail.com
Nama Orang Tua
1. Ayah : Satiman
2. Ibu : Basirah
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1997 - 2003 SD Negeri 01 Sidareja, Cilacap Tahun 2003 - 2006 SMP Negeri 2 Sidareja, Cilacap Tahun 2006 - 2009 SMA Negeri 1 Sidareja, Cilacap