• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14 BANDUNG."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN

LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA

MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

STEFANI TYAS PALUPI NIM. 0906251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN

LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA

MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

STEFANI TYAS PALUPI NIM. 0906251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 9

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.4Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan ... 12

2.1.1 Pengertian Belajar ... 12

2.1.1.1 Teori Belajar... 13

2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ... 15

2.1.2 Pengertian dan Siklus Akuntansi ... 16

2.1.2.1 Pengertian Akuntansi ... 16

2.1.2.2 Siklus Akuntansi ... 17

2.1.3 Kompetensi Siswa ... 19

2.1.3.1 Pengertian Kompetensi Siswa ... 19

2.1.3.2 Perlunya Proses Pembelajaran Berdasarkan Kompetensi ... 20

2.1.3.3 Ciri-ciri Proses Pembelajaran Berdasarkan Kompetensi ... 20

2.1.3.4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Oleh Siswa ... 21

2.1.4 Motivasi Belajar ... 22

2.1.4.1 Pengertian Motivasi Belajar ... 22

2.1.4.2 Fungsi Motivasi Belajar ... 24

2.1.4.3 Peranan Motivasi Belajar ... 26

2.1.4.4 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ... 27

2.1.4.5 Indikator Motivasi Belajar ... 28

2.1.4.6 Hubungan Motivasi Belajar dengan Kompetensi Siswa ... 29

2.1.5 Kebiasaan Belajar ... 30

2.1.5.1 Pengertian Kebiasaan Belajar ... 30

2.1.5.2 Pembentukan Kebiasaan Belajar dan Indikatornya... 32

2.1.5.3 Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Kompetensi Siswa .... 35

2.1.6 Lingkungan Sekolah... 36

2.1.6.1 Pengertian Lingkungan Sekolah ... 36

2.1.6.2 Indikator Lingkungan Sekolah ... 37

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 39

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 51

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 53

3.3 Populasi Dan Sampel ... 54

3.3.1 Populasi ... 54

3.3.2 Sampel ... 54

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 58

3.5.1 Uji Reliabilitas ... 59

3.5.2 Uji Validitas ... 62

3.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 68

3.5.3.1 Uji Normalitas ... 68

3.5.3.2 Uji Multikolonieritas ... 71

3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 72

3.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 74

3.6.1 Analisis Regresi Berganda ... 74

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambar Objek Penelitian ... 78

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 82

4.2.1. Gambaran Umum Motivasi Belajar ... 82

4.2.2. Gambaran Umum Kebiasaan Belajar ... 85

4.2.3 Gambaran Umum Lingkungan Sekolah ... 89

4.2.4. Deskripsi Kompetensi Siswa ... 89

4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 93

4.3.1 Teknik Analisis Data ... 93

4.3.3 Pengujian Hipotesis ... 96

4.3.3.1 Uji F statistik ... 96

4.3.3.2 Uji t statistik ... 97

4.4. Pembahasan dan Hasil Penelitian... 100

4.4.1 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Kompetensi Siswa ... 100

4.4.2 Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Kompetensi Siswa ... 103

4.4.3 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Kompetensi Siswa ... 105

4.4.4 Pengaruh Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar, dan Lingkungan Sekolah terhadap Kompetensi Siswa ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 111

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 113

5.3 Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 113

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Nilai UKK ... 4

Tabel 3.1 Operasional Variabel... 53

Tabel 3.2 Data Populasi Siswa ... 54

Tabel 3.3 Jumlah Sampel ... 56

Tabel 3.4 Penilaian Angket Skala Rating ... 58

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar ... 61

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar ... 61

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Sekolah ... 62

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 64

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Kebiasaan Belajar ... 65

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah ... 67

Tabel 3.11 Tabel Multikolonieritas ... 72

Tabel 4.1 Indikator Motivasi Belajar ... 84

Tabel 4.2 Indikator Kebiasaan Belajar ... 87

Tabel 4.3 Indikator Lingkungan Sekolah ... 90

Tabel 4.4 Pencapaian Kompetensi Siswa... 92

Tabel 4.5 Tabel Coefficients ... 94

Tabel 4.6 Tabel Summary ... 95

(8)

DAFTAR GAMBAR

2.1. Siklus Akuntansi ... 17

2.2 Hubungan Antar Variabel ... 49

3.1 Uji Normalitas Motivasi Belajar ... 69

3.2 Uji Normalitas Kebiasaan Belajar ... 70

3.3 Uji Normalitas Lingkungan Sekolah ... 70

3.4 Uji Normalitas Kompetensi Siswa ... 71

3.5 Uji Heteroskedastisitas ... 74

4.1 Tingkat Motivasi Belajar ... 82

4.1 Diagram Indikator Motivasi Belajar ... 84

4.2 Tingkat Kebiasaan Belajar ... 86

4.2 Diagram Indikator Kebiasaan Belajar ... 88

4.3 Tingkatan Lingkungan Sekolah ... 89

(9)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 14

BANDUNG

Stefani Tyas Palupi

Pembimbing: M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Salah satu indikator keberhasilan belajar adalah tercapainya kompetensi siswa yang dapat dilihat salah satunya dari nilai ulangan (harian,formatif, sumatif). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah sebagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi. Metode yang digunakan adalah Non eksperimental dengan pendekatan Survey. Penelitian ini dilakukan pada kelas XI IPS tahun ajaran 2013/2014 dengan populasi berjumlah 108 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 85 orang dengan teknik Simple random sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan angket.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi berada pada kategori sedang dengan hasil uji hipotesis di mana sebesar 2,561, selain itu tingkat kebiasaan belajar juga berada pada kategori sedang dengan hasil uji hipotesis sebesar 2,600, selanjutnya adalah tingkat lingkungan sekolah yang berada pada kategori kondusif dengan hasil uji hipotesis dimana

sebesar 3,998, semua variabel tersebut dibandingkan dengan sebesar

1,390, yang memperlihatkan bahwa , hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap kompetensi siswa.

Untuk meningkatkan proses pembelajaran akuntansi dan siswa dapat mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan salah satunya yaitu dengan meningkatkan motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan mengkondusifkan lingkungan sekolahnya, sehingga seluruh siswa dapat mencapai kompetensi dan mengalami keberhasilan dalam belajarnya.

(10)

THE INFLUENCE OF LEARNING MOTIVATION, LEARNING HABITS, AND COMPETENCE OF ENVIRONMENTAL SCHOOL STUDENTS IN

ACCOUNTING LESSONS IN XI IPS SMA NEGERI 14 BANDUNG

Stefani TyasPalupi

Counsellor: M.Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd

ABSTRACT

One of the indicator of learning successfully is from the achievement of learning competencies that can see from the evaluate value (daily, formative, summative).This study aimed to obtain information on learning motivation, study habits, and school environment as factors that may affect students' competence in accounting subjects.The method used is Non-experiment by the Survey approach. This research was conducted in class XI IPS school year 2013/2014 with a population of 108 people, while the samples in this study are 85 people with the Simple random sampling technique. Data obtained by distributing questionnaires. The results of this study indicate that the level of motivation in middle category with the results of hypothesis testing where of 2,561, in addition to the level of study habits are also in the category was the result of hypothesis testing of 2,600,the next of school environments that are conducive to the category with the results of hypothesis testing where 3.998, all variables are compared with of 1,989, which shows that this suggests that there are significant between learning motivation, study habits, and school environment to student competencies.

To improve the learning process and students can achieve the accounting standards of competence specified one of which is to improve learning motivation, study habits, and create a conducive school environment, so that all students can achieve competency and experience success in learning.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

Salah satu keharusan bagi bangsa dan negara adalah untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang siap bersaing secara

bebas di era globalisasi ini. Di Indonesia, posisi penting ini diduduki oleh

pendidikan, karena dengan pendidikanlah dapat tercipta sumber daya

manusia yang berkualitas tersebut. Hal ini diwujudkan dalam

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

berbunyi:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara.

Salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di

Indonesia adalah sekolah. Sekolah tidak hanya menjadi tempat untuk

meningkatkan kepandaian (intelektual) saja, tetapi diharapkan menjadi

tempat untuk pembentukan sikap, kebiasaan-kebiasaan baik,

kecakapan-kecakapan hidup dan potensi para peserta didiknya. Di dalamnya juga

termasuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang dibelajarkan

(12)

“Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten sehingga seseorang menjadi kompeten dalam melakukan sesuatu”

Salah satu pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang

bertujuan untuk mencapai kompetensi para siswa adalah kurikulum.

Dengan adanya kurikulum ini, diharapkan mampu untuk memecahkan

berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan

mempersiapkan peserta didik melalui perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil

guna (Enco Mulyasa, dalam Harjono, 2008:7).

Salah satu kurikulum yang diterapkan di Indonesia yang juga

didasarkan pada penguasaan kompetensi adalah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang dimulai dari tahun ajaran 2006/2007 sampai

tahun ajaran 2012/2013 ini menekankan pada penguasaan kompetensi

tertentu sebagai target dan indikator ketuntasan belajar siswa di sekolah

yang berarti tercapainya kompetensi yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak sedangkan indikator adalah acuan untuk

menentukan apakah peserta didik telah menguasai kompetensi dengan

melakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau sesudahnya

dengan beberapa tugas/soal. Untuk sementara pada tahun 2013 kurikulum

KTSP ini pun telah diubah menjadi Kurikulum 2013 yang merupakan

penyempurnaan dari sebelumnya yang dilakukan secara bertahap.

(13)

Suatu proses belajar dikatakan berhasil apabila siswa telah

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan di

sekolah. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa

dalam pencapaian kompetensinya, dapat dilakukan melalui tes, baik itu tes

formatif, sumatif maupun tes keterampilan. Hasil ini mencerminkan

keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Kaitannya dalam penelitian ini,

kompetensi yang dicapai siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan

harian per Standar Kompetensi (SK) dan nilai Ulangan Kenaikan Kelas

(UKK) yang diperoleh siswa.

Permasalahan yang sering terjadi adalah banyaknya siswa yang

belum optimal dalam belajarnya sehingga siswa masih banyak yang belum

menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Rendahnya tingkat

pencapaian kompetensi siswa ini merupakan masalah yang tidak dapat

dibiarkan begitu saja, karena nantinya akan menghambat perkembangan

pembentukan sumber daya manusia.

Salah satu contohnya adalah di SMA Negeri 14 Bandung, di mana

terdapat siswa yang belum mencapai KKMnya. Penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian di sekolah tersebut dikarenakan merupakan salah

satu SMA favorit di kota Bandung yang banyak peminatnya untuk

mendaftar setiap tahunnya, dengan mendapat akreditasi “A” pada tahun

(14)

kompetensinya, yang dapat dilihat dari tabel rata-rata nilai UKK pada mata

pelajaran akuntansi dibawah ini:

Tabel 1.1

Daftar Nilai Rata-rata UKK kelas XI IPS SMAN 14 Bandung Tahun 2012/2013

Interval XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3

76-87 13 6 25

64-75 19 19 11

52-63 8 6 3

40-51 2 5 3

28-39 0 6 1

13-27 1 4 1

Jumlah siswa 43 46 44

<KKM(76) 30 40 19

>KKM(76) 13 6 25

<KKM(%) 69,77% 86,96% 43,18%

>KKM(%) 30,23% 13,04% 56,82%

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan tabel tersebut, dari KKM yang ditetapkan sebesar 76,

siswa di kelas XI IPS 1 dari 43 siswa sebanyak 30 siswa atau sebesar

69,77% belum mencapai KKMnya dan sisanya 13 siswa atau 30,23% telah

mencapai di atas KKM, kelas XI IPS 2 dari 46 siswa sebanyak 40 siswa

atau sebesar 86,96% belum mencapai KKM dan sisanya 6 siswa atau

13,04% telah mencapai KKMnya, dan untuk kelas XI IPS 3 dari 44 siswa

sebanyak 19 siswa atau sebesar 43,18% belum mencapai KKMnya dan

sisanya 25 siswa atau sebesar 56,82% telah mencapai KKMnya. Dari tabel

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum berhasil

mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan siswa

(15)

diberikan, selain itu juga tingkat keantusiasan dan ketelitian merekapun

sangat kurang. Sedangkan ciri khas mata pelajaran akuntansi adalah

berupa siklus, apabila sebelumnya ada materi yang belum dimengerti oleh

siswa, maka untuk melangkah kepada proses selanjutnya akan mengalami

hambatan.

Rendahnya pencapaian kompetensi ini disebabkan oleh

faktor-faktor baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa.

Menurut Syah (2006:144), faktor-faktor yang memengaruhi belajar

siswa tersebut terdiri dari:

1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi:

a. Faktor psikis (jasmani), yakni keadaan/kondisi jasmani yang menandai dapat memengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran

b. Faktor psikologis (kejiwaan), yakni dari aspek psikologisnya (intelegensi, bakat, minat, sikap, motivasi dan kebiasaan belajarnya)

2. Faktor Eksternal Siswa (faktor dari luar siswa) meliputi:

a. Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, sifat para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas.

b. Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah/belajar, letaknya tempat tinggal, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan anak.

c. Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar,metode, model dan media pembelajaran yang digunakan.

Dalyono (2009:55) juga mengungkapkan faktor-faktor yang dapat

menentukan keberhasilan dalam belajar yaitu faktor internal (yang berasal

dari dalam diri) yaitu kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan

cara belajar. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) yaitu keluarga,

(16)

Salah satu faktor internal yang dapat memengaruhi keberhasilan

siswa mencapai kompetensinya adalah motivasi belajar. Seperti yang

dikemukakan oleh Djaali (2009:99) bahwa “motivasi merupakan salah

satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.” Siswa yang

mempunyai motivasi akan lebih semangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Karena motivasi ini menjadi pengarah untuk perbuatan

belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat dicapai. Sejalan

dengan pendapat Sardiman (2007:84), bahwa “Hasil belajar akan lebih

optimal, kalau ada motivasi, makin tepat motivasi diberikan, akan makin

berhasil pula pelajaran itu.”

Motivasi adalah salah satu kunci sukses meraih keberhasilan

belajar siswa, seperti penelitian yang dilakukan oleh Harjono (2008) yang

menyimpulkan bahwa ketika siswa mempunyai motivasi tinggi, ia akan

mempunyai dorongan untuk meningkatkan dan mempertahankan

kemampuannya untuk memperoleh hasil yang terbaik sesuai yang

diharapkan oleh siswa tersebut. Namun pada kenyataannya di kelas XI IPS

SMAN 14 Bandung ini, masih banyak dijumpai siswa yang tidak

termotivasi ketika belajar khususnya ketika mata pelajaran akuntansi

berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang cenderung pasif

ketika pembelajaran berlangsung, mengobrol dan tidak memperhatikan

guru yang sedang mengajar, banyak siswa yang terlambat masuk ke kelas,

ijin keluar tetapi ternyata mereka pergi ke kantin, jarang ada yang

(17)

banyak dari mereka juga tidak mempunyai buku referensi untuk belajar,

selain itu juga metode pembelajaran yang guru lakukan kurang menarik

perhatian siswa karena lebih banyak ceramah dan jarang untuk

memberikan contoh soal dan latihan.

Faktor internal yang kedua yaitu kebiasaan belajar. Kebiasaan

belajar merupakan cara atau teknik yang menetap pada diri siswa ketika

melaksanakan kegiatan belajar. Menurut Aunurrahman (2009:185)

“kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam

dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri aktifitas belajar

yang dilakukannya. Slameto (2010:82-83) juga mengungkapkan bahwa

“kebiasaan belajar akan memengaruhi belajar itu sendiri, yang bertujuan

untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan.”

Kebiasaan belajar yang baik akan menghasilkan buadaya belajar yang baik

pula. Kenyataannya, sebagian besar siswa kelas XI IPS di SMAN 14

Bandung ini mempunyai kebiasaan belajar yang kurang baik karena

mereka belajar ketika menghadapi ulangan/ujian atau bahkan tanpa

persiapan sama sekali, bahkan tidak segan mencontek pada saat

ulangan/ujian. Sehingga mereka belum mendapatkan hasil yang optimal

dalam belajarnya. Hal ini dikarenakan siswa belum mengerti apa itu arti

belajar yang sebenarnya. Padahal dengan kebiasaan belajar, siswa dapat

meminimalisasi kesulitan dalam mempelajari bahan ajar. Sesuai dengan

(18)

mempunyai kebiasaan belajar teratur lebih bisa menguasai bahan ajar yang

diberikan oleh gurunya.

Selain faktor internal, salah satu faktor eksternal yang dapat

memengaruhi siswa dalam mencapai kompetensinya adalah lingkungan

sekolah. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal

yang bertujuan membentuk karakter para peserta didik untuk menjadi

manusia yang berkualitas. Letak SMAN 14 Bandung yang berada di

samping jalan umum kompleks dan proses pembangunan di sekolah yang

sedang dilaksanakan, menyebabkan sering terjadi kebisingan yang dapat

mengganggu proses belajar mengajar di kelas. Selain itu juga ruangan

kelas yang kurang luas dan kurangnya sirkulasi udara membuat siswa

sering merasa gerah dan tidak nyaman di dalam kelas, serta kurangnya

sarana prasarana penunjang menyebabkan siswa kurang bersemangat

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Lingkungan sekolah yang

kondusif diharapkan dapat mendukung siswa untuk belajar yang akan

berdampak pada pencapaian kompetensinya. Menurut Dalyono (2009:59)

bahwa “keadaan sekolah tempat belajar turut memengaruhi tingkat

keberhasilan siswa”.

Ketiga faktor tersebut yang menarik perhatian penulis untuk

meneliti bagaimana pengaruh motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan

lingkungan sekolah terhadap pencapaian kompetensi siswa dengan judul

(19)

terhadap Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XI

IPS SMA Negeri 14 Bandung”.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian dan fenomena yang telah disampaikan pada

latar belakang, maka dapat dirumuskan:

1. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung

2. Bagaimana gambaran kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran

akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung

3. Bagaimana gambaran lingkungan sekolah di SMAN 14 Bandung

4. Bagaimana gambaran kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi

di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung

5. Bagaimana pengaruh motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan

lingkungan sekolah siswa terhadap kompetensi siswa pada mata

pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

(20)

belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah terhadap

kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA

Negeri 14 Bandung.

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung

b. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan belajar siswa pada mata

pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung

c. Untuk mengetahui gambaran lingkungan sekolah siswa pada mata

pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung

d. Untuk mengetahui gambaran pencapaian kompetensi siswa pada

mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung

e. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar, kebiasaan belajar

siswa, dan lingkungan sekolah terhadap kompetensi siswa pada

mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran bagi pengembangan keilmuan yakni sebagai

(21)

yang bertemakan tentang motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan

lingkungan sekolah sehingga dapat memperluas wawasan dan

pengetahuan, khususnya untuk pendidikan akuntansi.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan, wawasan, pengalaman dan pemahaman peneliti

sebagai pedoman dalam pelaksanaaan proses belajar mengajar

khususnya pada mata pelajaran akuntansi.

b. Bagi Sekolah

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

sekolah dan sumbangan pemikiran dalam mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi para siswa. Serta dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

akuntansi melalui penciptaan lingkungan sekolah yang nyaman

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain non eksperimental dengan pendekatan penelitian survey. Menurut Kerlinger (dalam

Sugiyono, 2007:3), penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan

pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data

dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan

kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar

variabel, sosiologi maupun psikologis.

Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas XI IPS SMAN 14

Bandung. Subjek yang diteliti adalah bagaimana pengaruh motivasi

belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan terhadap kompetensi siswa pada

mata pelajaran akuntansi.

3.2.Operasionalisasi Variabel

Menurut Arikunto (2010:161), variabel penelitian merupakan

objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian,

sedangkan operasionalisasi variabel adalah suatu cara mengukur sebuah

(23)

dipengaruhi yaitu variabel yang dapat menyebabkan masalah lain dan

variabel yang situasi dan kondisinya tergantung oleh variabel lain.

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka dalam operasionalisasi

variabel ini peneliti terdiri dari:

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat

atau yang menjadi sebab timbulnya variabel independen (terikat), maka

dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah motivasi

belajar (X1), kebiasaan belajar (X2), dan lingkungan sekolah (X3).

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi / yang menjadi

akibat adanya variabel bebas. Sesuai dengan pengertian tersebut maka

yang menjadi variabel terikat adalah kompetensi siswa mencatat

transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum.

Di bawah ini merupakan tabel dari operasionalisasi masing-masing

(24)

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator No.Item Skala

Motivasi belajar (X1) Kebiasaan belajar (X2) Lingkungan sekolah (X3) Dorongan dalam diri individu siswa Pembentukan kebiasaan belajar Lingkungan fisik Lingkungan sosial Lingkungan Akademis

1) Menekuni kegiatan belajar

2) Berusaha menghadapi tantangan

3) Belajar adalah kebutuhan

4) Berkarya dalam belajar 5) Belajar dari berbagai

sumber

1) Membuat jadwal belajar

2) Membaca dan membuat catatan

3) Mengulang materi yang diajarkan

4) Konsentrasi 5) Mengadakan kerja

kelompok 6) Bertanya dan

mengerjakan tugas 7) Mempersiapkan diri

menghadapi tes/ujian

1) Sarana dan prasarana 2) Sumber-sumber belajar

1) Hubungan antar guru dengan siswa

2) Hubungan antar siswa dengan siswa

3) Hubungan antar siswa dan staf sekolah

1) Suasana sekolah 2) Kegiatan belajar

(25)

Kompetensi siswa

(Y)

Kognitif (pengetahuan)

Afektif (pemahaman)

Psikomotor (keterampilan)

Nilai tes (Ulangan Harian)

Interval

3.3.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2007:57), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang merupakan

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswa di

SMAN 14 Bandung kelas XI khususnya jurusan IPS dengan rincian

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Data Populasi Siswa

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2007:57), sampel adalah sebagian dari

Kelas Jumlah per

kelas XI IPS 1

XI IPS 2 XI IPS 3

36 36 36

(26)

sampling yang digunakan dalam penenlitian ini adalah teknik

Probability sampling, yaitu teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Teknis ini akan dilakukan dengan Simple random sampling, yaitu mengambil sampel dari anggota populasi secara acak tanpa

memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi. Dalam

perhitungan memilih sampel ini menggunakan rumus Slovin

(Riduwan, 2007:225) yaitu:

Di mana :

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

d : presisi yang ditetapkan

Dari jumlah populasi tersebut dengan tingkat kelonggaran

ketidaktelitian sebesar 5%, maka dengan menggunakan rumus di atas

diperoleh sampel sebesar:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut ( Sugiyono,2002:78), dan sampel dalam penelitian ini

ditentukan sebanyak 85 orang.

Untuk proporsi sampel setiap kelas, dihitung menggunakan rumus:

(27)

(Riduwan, 2007:250)

Keterangan :

: jumlah sampel menurut stratum

: jumlah sampel seluruhnya

: jumlah populasi menurut stratum

: jumlah poplasi seluruhnya

Maka untuk setiap kelas sampelnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Jumlah Sampel

Kelas Banyaknya

Siswa

Sampel

XI IPS 1 36

XI IPS 2 36

XI IPS 3 36

Jumlah 108 85

Dari 108 siswa yang akan diambil sebagai sampel adalah 85.

Sebelum menyebar angket, dilakukan pengudian/pengocokan untuk

para anggota sampling sesuai dengan jumlah angket yang disebar.

Prosedur pengambilan sampling akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Daftarkan nama-nama anggota populasi

b. Beri nomor urut pada populasi

c. Nomor urut untuk sampling ditulis pada lembaran-lembaran kertas

(28)

d. Masukkan ke dalam kotak, kemudian kocok kotak tersebut dan

keluarkan melalui lubang yang telah dibuat

e. Nomor yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel

penelitian

f. Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan tercapai

3.4.Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Angket

Menurut Arikunto (2010:268), Kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui.

Angket dalam penelitian ini merupakan sumber data primer

untuk mengungkapkan data tentang motivasi belajar, kebiasaan belajar,

dan lingkungan sekolah siswa, dengan mengembangkan instrumennya

sendiri berdasarkan indikator motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan

lingkungan sekolah.

Bentuk angket yang disebar adalah angket tertutup yaitu pada

setiap pernyataan akan disediakan sejumlah alternatif jawaban untuk

dipilih oleh setiap responden dengan menggunakan skala model .

Untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar, kebiasaan

belajar, dan lingkungan sekolah berdasarkan persepsi siswa dibuat

(29)

Kuesioner untuk motivasi belajar berisi 15 pertanyaan, 20 item

mengenai kebiasaan belajar, dan 18 item mengenai lingkungan

sekolah. Masing-masing pernyataan berisi 5 pilihan jawaban dari 1

sampai 5, di mana angka 1 menunjukkan penilaian terendah dan angka

5 menunjukkan penilaian tertinggi. Di bawah ini merupakan format

angket yang akan diujikan kepada responden:

Tabel 3.4

Penilaian Skala Rating

No. Pernyataan / Pertanyaan

Skor

5 4 3 2 1

Sumber : Riduwan (2007:20)

Keterangan :

Angka 5 : dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi Angka 4 : dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi Angka 3 : dinyatakan untuk pernyataan positif sedang Angka 2 : dinyatakan untuk pernyataan positif rendah Angka 1 : dinyatakan untuk pernyataan positif terendah

2. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

yang diperoleh melalui sumber tertulis. Metode ini digunakan untuk

mengetahui data statistik seperti jumlah siswa, monografi sekolah,

struktur organisasi sekolah, dan sebagainya.

(30)

Sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:211), yakni “instrumen

yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan

reliabel” Maka untuk memenuhi syarat tersebut akan dilakukan uji

validitas dan reliabilitas, yaitu sebagai berikut:

3.5.1. Uji Reliabilitas Item

Menurut Arikunto (2010:221) instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas ini menggunakan

rumus Cronbach Alpha yang merupakan koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif

berkorelasi satu sama lain (Arikunto, 2009:109), yang terdiri dari

beberapa langkah, yaitu:

1. Mencari varian tiap butir

∑ [ ∑ ]

Keterangan :

= Harga varians tiap butir

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item

∑ = Jumlah skor seluruh responden daris setiap item

= Jumlah responden

2. Mencari varian tiap total

(31)

Keterangan :

= Harga varian tiap total

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item

∑ = Jumlah skor seluruh responden dari seluruh item

= Jumlah responden

3. Menghitung reliabilitas instrumen

[ ] [ ∑ ]

Keterangan :

= Reliabilitas instrumen

= Jumlah item

∑ = Jumlah varians dari tiap instrumen

= Varians responden untuk item ke-i

(Arikunto, 2010:239)

Setelah diperoleh nilai tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan nilai dengan taraf signifikansi 0,05

Kriteria pengujian instrumen dapat diaktakan valid dengan

ketentuan:

Jika > berarti instrumen reliabel, sebaliknya jika

berarti instrumen tidak reliabel.

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas soal menggunakan

(32)

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat ketetapan

dari instrumen dalam mengungkapkan fenomena dari

responden meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda.

Pengujian reliabilitas ini harus membandingakan antara

dengan . Untuk variabel motivasi belajar siswa

diperoleh dari responden yang berjumlah 30 siswa

dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,361. Berikut adalah

[image:32.595.201.517.345.409.2]

hasil uji reliabilitas untuk variabel motivasi belajar yaitu:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar

Keterangan

0,954 0,361 Reliabel

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa

instrumen untuk variabel motivasi belajar siswa dalam

penelitian ini reliabel, karena > .

2. Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar

Uji reliabilitas untuk variabel kebiasaan belajar siswa

diperoleh dari responden yang berjumlah 30 siswa

dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,361. Berikut ini adalah

hasil uji reliabilitas untuk variabel kebiasaan belajar siswa:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar

Keterangan

0,970 0,361 Reliabel

[image:32.595.198.515.678.748.2]
(33)

Berdasarkan tabel 3.9 dapat diketahui bahwa instrumen

untuk variabel kebiasaan belaara adalah reliabel, karena

> .

3. Uji Reliabilitas Lingkungan Sekolah

Uji reliabilitas untuk variabel kebiasaan belajar siswa

diperoleh dari responden yang berjumlah 30 siswa

dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,361. Berikut ini adalah

[image:33.595.201.516.346.409.2]

hasil uji reliabilitas untuk variabel lingkungan sekolah:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Sekolah

Keterangan

0,861 0,361 Reliabel

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa

instrumen untuk variabel lingkungan sekolah adalah reliabel

karena > .

3.5.2. Uji Validitas Item

Hal ini dilakukan berkaitan dengan ketepatan alat ukur

terhadap konsep yang dapat diukur sehingga benar-benar mengukur

apa yang seharusnya diukur. Sehingga instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Berkaitan

(34)

dijelaskan bahwa yang dimaksud validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat dan kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.

Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung koefisien

korelasi setiap butir soal yang diuji dengan Pearson Product Moment dengan nilai-nilai skala setelah dilakukan konversi menjadi interval,

yaitu sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } ∑ ∑

Keterangan:

= korelasi antara instrumen pertanyaan secara keseluruhan

= jumlah koresponden

∑ = jumlah skor variabel X

∑ = jumlah skor total (seluruh item)

∑ = jumlah skor variabel X untuk keseluruhan instrumen yang

dikuadratkan

∑ = jumlah skor total (seluruh item) yang dikuadratkan

Kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan valid dengan

ketentuan menurut Arikunto (2009:70), antara lain:

Jika > rtabel berarti instrumen valid, sebaliknya jika rtabel

berarti instrumen tidak valid

1. Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

Uji validitas digunakan untuk mengukur pernyataan yang

(35)

butir-butir soal dalam angket. Uji validitas yang digunakan oleh

penulis adalah dengan melakukan uji coba angket penelitian

kepada 30 siswa siswa SMAN 14 Bandung dengan jumlah

pernyataan 15 soal. Dari 30 siswa tersebut diambil secara acak.

Langkah pengujian validitas tersebut kemudian dibandingkan

dengan rtabel, dapat diketahui bahwa rtabel untuk 30 responden dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,361. Hasil uji variabel

[image:35.595.172.555.384.755.2]

motivasi belajar dari tiap item adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa

Item Soal

Nilai Korelasi (r)

Nilai r tabel (N=30,α= 5%

Keterangan Kesimpulan

1

0,721

0.361

r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

2

0,881 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

3

0,557 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

4

0,758 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

5

0,636 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

6

0,871 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

7

0,872 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

8

0,825 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

9

0,894 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

10

0,892 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

11

0,886 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

(36)

13

0,686 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

14

0,538 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

15

0,246 r Positif, rhitung

< rtabel

Tidak Valid

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan perhitungan validitas di atas, dapat terlihat

bahwa dari 15 pertanyaan mengenai motivasi belajar siswa yang

disebarkan kepada responden dinyatakan 14 butir soal yang valid.

2. Uji Validitas Variabel Kebiasaan Belajar

Uji validitas yang dilakukan untuk variabel kebiasaan

belajar siswa menggunakan pengujian yang sama dengan uji

validitas pada variabel motivasi belajar sebelumnya yakni

melakukan uji coba angket penelitian kepada 30 siswa SMAN 14

Bandung dengan jumlah 20 item pertanyaan. Langkah pengujan

validitas tersebut dibandingkan dengan rtabel untuk 30 responden dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,361. Berikut ini

ditampilkan hasil uji validitas variabel kebiasaan belajar siswa dari

[image:36.595.168.558.112.207.2]

tiap item yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Kebiasaan Belajar Siswa

Item Soal Nilai Korelasi (r)

Nilai r tabel

N=30,α= 5%

Keterangan Kesimpulan

16

0,859 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

17

0,887 r Positif, rhitung

> rtabel

(37)

18

0,910

0.361

r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

19

0,832 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

20

0,782 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

21

0,875 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

22

0,838 r Positif, r> r hitung

tabel

Valid

23

0,828 r Positif, r> r hitung

tabel

Valid

24

0,755 r Positif, r> r hitung

tabel

Valid

25

0,921 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

26

-0,011 r Negatif, rhitung

< rtabel

Tidak Valid

27

0,799 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

28

0,906 r Positif, rhitung

> rtabel

Valid

29

0,894 r Positif, r> r hitung

tabel

Valid

30

0,859 r Positif, r< r hitung

tabel

Valid

31

0,772 r Positif, r< r hitung

tabel

Valid

32

0,627 r Positif, rhitung

< rtabel

Valid

33

0,761 r Positif, rhitung

< rtabel

Valid

34

0,512 r Positif, rhitung

< rtabel

Valid

35

0,814 r Positif, r< r hitung

tabel

Valid

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan perhitungan validitas di atas, dapat terlihat

bahwa 20 pernyataan mengenai kebiasaan belajar siswa terdapat

(38)

3. Uji Validitas Variabel Lingkungan Sekolah

Sama seperti variabel sebelumnya, untuk variabel

lingkungan sekolah diujikan dengan 18 item soal yang dibagikan

kepada 30 responden. Uji validitas variabel lingkungan sekolah ini

terdiri dari:

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah

Item Soal Nilai Korelasi (r)

Nilai r tabel (N=30,α= 5%

Keterangan Kesimpulan

36

0,069

0.361

r Positif rhitung <

rtabel

Tidak Valid

37

0,293 r Positif rr hitung <

tabel

Tidak Valid

38

0,467 r Positif, rr hitung >

tabel

Valid

39

0,646 r Positif, rhitung > rtabel

Valid

40

0,524 r Positif, rhitung > rtabel

Valid

41

0,671 r Positif, rhitung > rtabel

Valid

42

0,633 r Positif, rhitung > rtabel

Valid

43

0,628 r Positif, rr hitung >

tabel

Valid

44

0,660 r Positif, rr hitung >

tabel

Valid

45

0,552 r Positif, rr hitung >

tabel

Valid

46

0,292 r Positif, rhitung < rtabel

Tidak Valid

47

0,453 r Positif, rhitung > rtabel

Valid

48

0,576 r Positif, rhitung > rtabel

Valid

49

0,338 r Positif, rhitung < rtabel

Tidak Valid

50

0,435 r Positif, rr hitung >

tabel

(39)

51

0,575 r Positif, rr hitung <

tabel

Valid

52

0,270 r Positif, rhitung < rtabel

Tidak Valid

53

0,372 r Positif, rhitung > rtabel

Valid

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan perhitungan validitas di atas, dapat terlihat

bahwa 18 pertanyaan mengenai lingkungan sekolah terdapat 5 soal

yang tidak valid yaitu nomor 36, 37, 46, 49, dan 52. Pertanyaan

yang tidak valid tersebut tidak akan dipergunakan. Sisanya yaitu 13

pertanyaan akan digunakan untuk penelitian.

3.5.3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan syarat sebelum memastikan

menggunakan model regresi berganda. Pengujian asumsi klasik

bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid

dengan data yang digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten

dan penaksiran koefisien regresinya efisien. Di samping itu suatu

model dikatakan cukup baik dan dipakai untuk memprediksi apabila

sudah lolos dari serangkaian uji asumsi ekonomika yang

melandasinya. (Gujarati, 2003:97)

Uji asumsi klasik terdiri dari:

(40)

Uji normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan

distribusi data untuk masing-masing variabel penelitian. Penelitian

harus membuktikan terlebih dahulu apakah data yang dianalisis itu

berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal

maka statistika yang digunakan adalah statistika parametrik. Tetapi

apabila data tidak berdistribusi normal maka statistik yang

digunakan adalah statistik non parametrik.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan menggunakan

program SPSS 20 for windows untuk memudahkan pengujian normalitasnya.

Di bawah ini akan disajikan hasil dari uji normalitas per

variabel, yang dapat dilihat dari gambar sebagai berikut:

[image:40.595.275.446.475.652.2]

a. Uji Normalitas Motivasi Belajar

Gambar 3.1

(41)

Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan

mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal.

[image:41.595.276.446.223.427.2]

b. Uji Normalitas Kebiasaan Belajar

Gambar 3.2

Uji Normalitas Kebiasaan Belajar

Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan

mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal.

[image:41.595.284.444.558.725.2]
(42)

Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan

mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal.

d. Normalitas Kompetensi Siswa

Gambar 3.4

Uji Normalitas Kompetensi Siswa

Berdasarkan gambar tersebut, titik-titik menyebar dan

mendekati di sekitar garis normal. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal.

3.5.3.2. Uji Multikoloniearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.

Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya multikolinearitas. Dengan program SPSS 20 for windows, ada beberapa metode yang bisa digunakan, yaitu :

[image:42.595.283.438.225.408.2]
(43)

b. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual

(r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2), dan

c. Dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index.

Di bawah ini akan ditampilkan hasil dari uji

[image:43.595.216.446.265.421.2]

multikolonieritas yang dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

Tabel 3.11 Tabel Multikolonieritas

a:Dependent variable:Kompetensi

Berdasarkan kriteria yang ditentukan di atas, jika melihat

nilai VIFnya di bawah 10 , maka dapat disimpulkan bahwa data

tidak mengalami multikolonieritas.

3.5.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel

tidak sama untuk semua pengamatan, jika varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas atau tidak terjadi keteroskedastisitas. Dalam

penelitian ini akan menggunakan program SPSS dengan melihat grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)

dengan residualnya (SPRESID). Cara menganalisisnya adalah Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Motivasi .379 2.640

Kebiasaan .346 2.886

(44)

a. Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur

seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit maka

mengindikasikan adanya heteroskedastisitas

b. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 10 pada sumbu Y maka

mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas (Priyatno,

2012:165)

Regresi yang baik adalah yang mempunyai data yang

homokedastisitias atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasilnya

[image:44.595.190.486.416.634.2]

terdapat pada gambar di bawah ini:

(45)

Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar di bawah angka 10, hal ini dapat disimpulkan bahwa

data tidak terjadi heteroskedastisitas dan data termasuk homogen.

3.6.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.6.1. Analisis Regresi Berganda

Regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh

lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam

penelitian ini, analisis regresi berganda ini digunakan untuk

membuktikan sejauh mana pengaruh motivasi, kebiasaan belajar, dan

lingkungan sekolah terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran

akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung. Persamaan regresinya

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Ŷ = kompetensi siswa

a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien arah regresi

(46)

X3 = lingkungan sekolah

( Sugiyono, 2010:277)

3.6.2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, perlu digunakan rumus statistika, antara lain:

1. Uji Keberartian Regresi ( Uji F)

Untuk menguji keberatan regresi hubungan variabel

independen dengan variabel dependen secara simultan, maka

digunakan uji F. Rumus yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian ini adalah:

(Sudjana, 2003:91)

Keterangan:

∑ ∑ ∑

k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Jika Fhitung Ftabel, , maka Ha ditolak dan Ha diterima Jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak

(47)

Ho : Regresi tidak berarti Ha : Regresi berarti

Kriteria keputusannya adalah:

- Jika Fhitung Ftabel, , maka Ha ditolak dan Ha diterima, maka

Ha ditolak dan Ha diterima, artinya motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah tidak berpengaruh

terhadap kompetensi siswa.

- Jika Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak, maka Ha ditolak dan Ha diterima, artinya motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berpengaruh

terhadap kompetensi siswa.

2. Uji Keberartian Koefisien Arah Regresi (Uji t)

Selain uji F perlu juga dilakukan uji t guna mengetahui keberartian

koefisien regresi. Rumus yang digunakan untuk uji t ini adalah:

di mana :

∑ ∑

(Sudjana, 2003:31)

Keterangan:

= koefisien regresi

(48)

Selanjutnya harus digunakan distribusi Student t dengan dk = (n-2)

berdasarkan kriteria uji:

- thitung > ttabel, maka ditolak - thitung≤ ttabel, maka diterima

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

1) : = 0, motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap

kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di

SMAN 14 Bandung

: 0, motivasi belajar berpengaruh terhadap kompetensi

siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14

Bandung

2) : = 0, kebiasaan belajar tidak berpengaruh terhadap

kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di

SMAN 14 Bandung

: 0, kebiasaan belajar berpengaruh terhadap kompetensi

siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14

Bandung

3) : = 0, lingkungan sekolah tidak berpengaruh terhadap

kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di

SMAN 14 Bandung

: 0, lingkungan sekolah berpengaruh terhadap kompetensi

siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMAN 14

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS

SMAN 14 tergolong ke dalam motivasi belajar dengan kategori sedang

dengan indikator yang paling dominan yaitu berkarya dalam belajar

yang ditunjukkan dengan kesukaan siswa untuk mengerjakan tugas

agar mendapat nilai yang bagus dan membanggakan. Indikator

selanjutnya dari motivasi belajar adalah mamu menekuni kegiatan

belajar, berusaha menghadapi tantangan, membuat belajar menjadi

kebutuhan, dan belajar dari berbagai sumber

2. Kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS

SMAN 14 Bandung tergolong ke dalam kebiasaan belajar dengan

kategori sedang dengan indikator yang paling dominan yaitu

konsentrasi dalam belajar ketika menghadapi pelajaran yang

ditunjukkan dengan usaha siswa menjaga perhatian dari hal-hal yang

mengganggu ketika belajar dan memperhatikan penjelasan guru ketika

sedangn menerangkan. Indikator selanjutnya dari kebiasaan belajar

(50)

mengulang materi, belajar kelompok, bertanya dan mengerjakan tugas,

dan mempersiapkan diri untuk belajar.

3. Lingkungan sekolah SMAN 14 Bandung tergolong ke dalam kategori

lingkungan yang kondusif untuk belajar khususnya pada mata

pelajaran akuntansi di kelas XI IPS ditunjukkan dengan adanya

keterbukan dan saling membantu antara guru dengan siswanya.

Indikator selanjutnya dari lingkungan sekolah adalah sarana prasarana,

sumber-sumber belajar, hubungan antar siswa, hubungan antar siswa

dan staf, suasana sekolah dan kegiatan belajar.

4. Kompetensi siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS

SMAN 14 Bandung tergolong ke dalam kategori kompetensi tingkat

sedang atau dengan kata lain, rata-rata siswa mencapai kompetensi

berada di sekitar KKM (78)

5. Motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah

berpengaruh signifikan terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran

akuntansi kelas XI IPS 1 SMAN 14 Bandung. Dalam hal ini, faktor

lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang lebih dominan dari

faktor motivasi belajar dan kebiasaan belajar. Sehingga dapat

simpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah faktor yang dapat

(51)

5.2.Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah:

1. Kurangnya sumber referensi yang membahas mengenai kompetensi

siswa.

2. Referensi skripsi dengan variabel “kompetensi siswa” masih jarang

ditemui.

3. Membutuhkan waktu lebih banyak untuk membagikan angket, karena

pada saat penelitian berlangsung, tidak semua siswa hadir dan

mengikuti pelajaran.

4. Tidak semua responden menjawab pertanyaan yang ada di angket, hal

ini dapat memengaruhi hasil penelitian.

5. Tidak semua responden mau untuk mengisi angket

5.3.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka peneliti

memberikan saran-saran baik secara empiris maupun secara praktis

sebagai berikut:

1. Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil penelitian, motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran akuntansi paling rendah adalah belajar dari berbagai sumber

(52)

mengoptimalkan LKS dan memberikan tugas-tugas dengan mencari

jawaban yang ada di buku-buku referensi lainnya sehingga siswa

menjadi lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

akuntansi tersebut.

2. Kebiasaan Belajar

Indikator kebiasaan belajar terendah adalah kebiasaan bekerja

kelompok, hal ini perlu ditingkatkan misalnya dengan cara guru

memberikan latihan-latihan soal yang kemudian dibahas secara

berkelompok dengan sistem kompetisi, atau dengan metode

pembelajaran diskusi kelompok, sehingga kegiatan belajar menjadi

lebih menarik dan tidak monoton.

3. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang paling dominan

bagi siswa untuk mencapai kompetensi belajar siswanya. Indikator

terndah yaitu sumber-sumber belajar. Hal ini perlu ditingkatkan, di

mana sekolah akan lebih baik untuk menambah koleksi buku-buku

penunjang yang lebih Up to date supaya siswa mempunyai lebih banyak wawasan dan pengalaman dalam belajarnya.

4. Bagi Sekolah

Sebaiknya pihak sekolah lebih meningkatkan fasilitas-fasilitas

tambahan yang mendukung khususnya untuk mata pelajaran akuntansi,

misalnya diadakan laboratorium komputer akuntansi, menambah

(53)

untuk belajar sehingga dapat mencapai standar kompetensi lebih baik.

Tidak lupa juga untuk guru-gurunya, untuk mempertahankan motode

pembelajaran dan menjaga hubungan baik yang terbuka dengan

siswa-siswanya.

5. Bagi Siswa

Agar mencapai kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan,

akan lebih baik apabila siswa lebih berpikiran terbuka untuk menerima

setiap ilmu yang diberikan oleh sekolahnya dan menjadikan prestasi

sebagai motivasi dalam belajar, dan menyadari akan pentingnya

mempunyai kebiasaan belajar, dan lebih menjaga lingkungan sekolah,

hubungan dengan guru, siswa maupun dengan staf agar lingkungan

tetap kondusif dan nyaman untuk belajar

6. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini memberikan hasil bahwa motivasi belajar,

kebiasaan belajar, dan lingkungan sekolah berpengaruh terhadap

kompetensi siswa sebesar 68% dan sisanya dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang lain. Oleh karena itu, diharapkan untuk penelitian

selanjutnya untuk meneliti dan mengetahui faktor-faktor selain yang

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Ahmadi, Abu dan Rohani. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta

_______________. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Baharuddin, dan Esa Nur W. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz Media Grup.

Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE

Bastian, I. (2006). Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Dalyono.(2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Syeful B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jarata: Rineka Cipta

Gujarati. (2003). Basic Econometric. Singapore: McGraw Hill

Hamalik, Oemar. (2007). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

(55)

Harsanto, Radno. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius

Hasbullah. (2009). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Moeslihat,R. (2005). Akuntansi Untuk SMA Kelas XI. Bogor: CV Regina

Muslich, Masnur. (2011). Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama

Ormrod,Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga

Priyatno D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Jakarta: Andi Publisher

Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Reid, Gavin. (2009). Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi. Jakarta: PT Indeks

Riduwan. (2007). Dasar-dasar Stastistik. Bandung: Alfabeta

Sardiman A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Semiawan, Conny R. (1999). Pendidikan Tinggi:Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rhineka Cipta

______. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rhineka Cipta

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

(56)

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukardjo, M dan Ukim K. (2009). Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukmadinata, Nana S. (2005). Landasan Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Tim Dosen. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: FPEB.

Udin, Syaefudin S. (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

______________. (2010). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Weygandt, J.J, Kieso, D.E, dan Kimmel, P.D. (2007). Accounting Principles(Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.

Sumber Jurnal :

Fatchurrochman,R. (2011). “Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Produktif”, INVOTEC.Vol.VII No.2 p.175-187

(57)

Sumber Skripsi dan Tesis:

Ayuningtyas, Fini W. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi Kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana UPI

Harjono. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar IPS Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa SMPN 3 Mojolaban. Tesis. Surakarta:Program Pasca Sarjana UNNES

Hidayati, Nurul. (2008). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Bermedia VCD dan Bermedia Gambar Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar Ekonomi Ditinjau dari Kebiasaan Belajar Siswa di Kelas XI MAN 1 Surakarta. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana UNNES

Nurfauziah, Gina A. (2012). Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi Kelas XI IPS di SMA Lanud Husein Sastranegara. Skripsi: Bandung: Program Sarjana UPI

Wulandari, Putri A. (2013). Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mapel Akuntansi di SMAN 14 Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana UPI

Wulaningsih. (2012). Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar pada Kompetensi Mengelola Kartu Aktiva Tetap Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK Muhammadiyah Cawas Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi: Yogyakarta: Program sarjana UNY

Sumber Internet

Kaltimpost. (2013) “ Kurikulum 2013 Lebih Unggul daripada Kurikulum Sebelumnya.”[Online].Tersedia:

(58)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Stefani TyasPalupi

Tempat Tanggal Lahir : Cilacap, 21 Februari 1991

Alamat : Jalan A. Yani 38 Rt 02/ Rw II Dusun Kedungwringin,

Tinggarjaya, Sidareja, Kabupaten Cilacap 53261

No.Telepon : 085291303412

E-mail : penongpenong@gmail.com

Nama Orang Tua

1. Ayah : Satiman

2. Ibu : Basirah

RIWAYAT PENDIDIKAN

 Tahun 1997 - 2003 SD Negeri 01 Sidareja, Cilacap  Tahun 2003 - 2006 SMP Negeri 2 Sidareja, Cilacap  Tahun 2006 - 2009 SMA Negeri 1 Sidareja, Cilacap

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Nilai Rata-rata UKK kelas XI IPS SMAN 14 Bandung
Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Data Populasi Siswa
Tabel 3.3 Jumlah Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Multimedia merupakan suatu konsep dan teknologi baru dalam bidang teknologi informasi, dimana dalam bentuk teks, gambar, suara, animasi dan video disatukan dalam komputer

Hampir setiap perguruan tinggi telah memiliki web e-learning sebagai sarana pendidikan terhadap masyarakat, sarana komunikasi antar mahasiswa maupun mahasiswa dengan dosen,

Web Server adalah sebuah perangkat lunak server yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan browser web dan mengirimkan kembali hasilnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan jasa pada Telkomsel Selaku penyelenggara operator seluler kartu Simpati berdasarkan

Modal kerja permanen, yaitu jumlah modal kerja minimal yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan operasinya atau sejumlah modal kerja yang secara

Pada simpulan hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasar guling depan. melalui permainan sundul bola di matras mengalami

Borland Delphi 7.0 adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang berasal dari bahasa pemrograman Pascal. Dengan bahasa Pemrograman Delphi kita dapat membuat program-program

diinisiakan jika kuat sinyal yang diterima pada base station (BS) yang akan dituju lebih kuat berdasarkan nilai histeresisnya daripada kuat sinyal dari BS yang sedang