• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBEDAAN EFEKTIFITAS MEDIA INTERPRETASI DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG : Studi kasus : Ruangan Sejarah Kehidupan dan Ruangan Geodigi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBEDAAN EFEKTIFITAS MEDIA INTERPRETASI DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG : Studi kasus : Ruangan Sejarah Kehidupan dan Ruangan Geodigi."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

FPIPS : 2120/UN.40.2.5.1/PL/2014

ANALISIS PERBEDAAN EFEKTIFITAS MEDIA INTERPRETASI DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

(Studi kasus : Ruangan Sejarah Kehidupan dan Ruangan Geodigi)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh :

PRIMA CHARISMALDY RAMADHAN 1001359

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

ANALISIS PERBEDAAN EFEKTIFITAS MEDIA INTERPRETASI DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

(Studi kasus : Ruangan Sejarah Kehidupan dan Ruangan Geodigi)

Oleh

Prima Charismaldy Ramadhan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort dan Leisure

Pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Prima Charismaldy Ramadhan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

“ANALISIS PERBEDAAN EFEKTIFITAS MEDIA TEKNOLOGI INTERPRETASI

DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG”

(Studikasus :RuanganSejarahKehidupandanRuanganGeodigi)

Disetujuidandisahkanolehpembimbing : Pembimbing I

Erry Sukriah, S.E,. M.SE NIP. 19791215 200812 2 002

Pembimbing II

Rosita, SS., MA NIP. 10781019 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Program StudiManajemen Resort & Leisure

(4)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

QUOTES ... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A... Latar Belakang... 1

B. ... Rum usanMasalah ... 9

C. ... Tujua nPenelitian ... 9

D... Manf aatPenelitian ... 9

E. ... Siste matikaPenulisanPenelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.... Pariw isata ... 12

(5)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

2.... Wisat awan... 13 B. ... Inter

pretasi... 14 1. DefinisiInterpretasi ... 14 2... Tujua

nInterpretasi... 15 3... Meto

dedanBentuk – bentukInterpretasi... 15 4... Inter

pretasi yang Efektif ... 18 C. ... Muse

um ... 27 1... Defin

isi Museum ... 27 2... Hake

kat Museum ... 28 3... Jenis

- jenis Museum ... 28 4... Maca

m – macam Museum ... 29 5... Sejar

ah Museum di Indonesia ... 30 6... Fung

sidanTugasPokok Museum ... 31 7.... Peran

Museum ... 33 8.... Pame

(6)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

9.... Kode Etik Museum ... 36 D.... Hipot

esis ... 37 E. ... Kera

ngkaPemikiran... 38

BAB III METODE PENELITIAN

A.... Loka siPenelitian ... 39 B. ... Meto

dePenelitian ... 39 C. ... Popul

asidanSampel... 40 1.... Popul

asi ... 40 2.... Samp

el ... 41 3.... Tekni

kPengambilanSampel ... 42 D... Oper

asionalVariabel ... 42 E. ... Instru

menPenelitian ... 44 F. ... Peng

embanganInstrumen ... 45 1... UjiV

aliditas ... 46 2... UjiR

(7)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

G.... Jenis Data danTeknikPengumpulan Data... 50 1.... Jenis

data ... 50 2.... Tekni

kPengumpulan Data ... 51 3.... Anali

sis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.... Gam baranUmumLokasi ... 59

1.... Identi tas Museum Geologi... 59 2.... Sejar

ah Museum Geologi ... 59 3.... Prod

uk yang ada di Museum Geologi Bandung ... 61 B. ... Hasil

Penelitian ... 66 1... Kara

kteristikResponden ... 66 C. ... Efekt

ifitas Media Interpretasi ... 73 1. Efektifitas Media Interpretasi di RuanganSejarah

Kehidupan ... 74 2. Efektifitas Media Interpretasi di RuanganGeodigi... 91 3. PerbedaanEfektifitas Media Interpretasi di Ruangan

(8)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A... Kesi

mpulan ... 112

B. ... Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 115

LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 118

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 125

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tingkat KunjunganWisatawanke Kota Bandung ... 2

Tabel 1.2 Daftar Museum Negeri di Kota Bandung... 3

Tabel 1.3 DaftarKunjunganWisatawanke Museum Negeri di Kota Bandung... 6

Tabel 3.1 OperasionalVariabel ... 42

Tabel 3.2 HasilUjiValiditasRuanganSejarahKehidupan ... 47

Tabel 3.3 HasilUjiValiditasRuanganGeodigi ... 47

Tabel 3.4 Sugested Reliability Standards ... 49

Tabel 3.5 HasilUjiReliabilitasRuanganSejarahKehidupan... 50

(9)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiii

Tabel 3.7 Jenis Data danSumber Data ... 53 Tabel 3.8 SkorSkalaLikert ... 55 Tabel 4.1 Efektivitas Media InterpretasiruanganSejarahKehidupanberdasarkan

sub VariabelGood orientation

and Visitor Comfort ... 74

Tabel 4.2 Efektivitas Media InterpretasiruanganSejarahKehidupanberdasarkan sub Personal Relevance and Importance ... 76 Tabel 4.3 Efektivitas Media InterpretasiruanganSejarahKehidupanberdasarkan sub Variabel Variety or Changes in a Experiences... 79 Tabel 4.4 Efektivitas Media InterpretasiruanganSejarahKehidupanberdasarkan sub Variabel Personal Control and Choice ... 81 Tabel 4.5 Efektivitas Media InterpretasiruanganSejarahKehidupanberdasarkan sub Variabel Opportunities to interact with object and people... 83 Tabel 4.6 Efektivitas Media InterpretasiruanganSejarahKehidupanberdasarkan sub VariabelMulty Sensor Experince ... 85 Tabel 4.7 Efektivitas Media InterpretasiruanganSejarahKehidupanberdasarkan sub VariabelNew and Multiple Perspective ... 87 Tabel 4.8 RekapitulasiEfektivitas Media Interpretasi di

RuanganSejarahKehidupan ... 90

Tabel 4.9 Efektivitas Media InterpretasiruanganGeodigiberdasarkan sub VariabelGood orientation and Visitor Comfort ... 92 Tabel 4.10 Efektivitas Media InterpretasiruanganGeodigiberdasarkan sub

Personal Relevance and Importance ... 94

Tabel 4.11 Efektivitas Media InterpretasiruanganGeodigiberdasarkan sub Variabel Variety or Changes in a Experiences ... 96 Tabel 4.12 Efektivitas Media InterpretasiruanganGeodigiberdasarkan sub

Variabel Personal control and choice ... 98 Tabel 4.13 Efektivitas Media InterpretasiruanganGeodigiberdasarkan sub

(10)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiv

Tabel 4.14 Efektivitas Media InterpretasiruanganGeodigiberdasarkan sub

VariabelMulty Sensor Experince... 102

Tabel 4.15 Efektivitas Media InterpretasiruanganGeodigiberdasarkan sub VariabelNew and Mulitiple Perspective... 105

Tabel 4.16 RekapitulasiEfektivitas Media Interpretasi di RuanganGeodigi ... 107

Tabel 4.17 UjiBeda Rata – Rata (Paired Sample T-Test) Efektifitas Media Interpretasi Di RuanganSejarahKehidupan Dan RuanganGeodigi Museum Geologi Bandung NormalitasKelasKontrol ... 109

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 DenahLokasi Museum Geologi Bandung ... 39

Gambar 4.1 Museum Geologi Bandung ... 59

Gambar 4.2 RuangOrientasi Museum Geologi Bandung... 61

Gambar 4.3 RuangSayap Barat Museum Geologi Bandung ... 62

Gambar 4.4 RuangSayapTimur Museum Geologi Bandung... 64

Gambar 4.5 Ruang Tengah Museum Geologi Bandung ... 64

Gambar 4.6 RuangSayapTimur Museum Geologi Bandung... 65

(11)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xv

Gambar 4.8 Diagram KarakteristikPengunjung Museum Geologi Bandung BerdasarkanUsia ... 67 Gambar 4.9 Diagram KarakteristikPengunjung Museum Geologi Bandung

Berdasarkan Status Pekerjaan ... 68 Gambar 4.10 Diagram KarakteristikPengunjung Museum Geologi Bandung

BerdasarkanPendapatanPerbulan ... 69 Gambar 4.11 Diagram KarakteristikPengunjung Museum Geologi Bandung

BerdasarkanLokasiTempatTinggal... 70 Gambar 4.12 Diagram KarakteristikPengunjung Museum Geologi Bandung

BerdasarkanBanyakKunjungan ... 71 Gambar4.13 Diagram KarakteristikPengunjung Museum Geologi Bandung

BerdasarkanSumberInformasi Yang Didapat ... 72 Gambar4.14 Diagram KarakteristikPengunjung Museum Geologi Bandung

BerdasarkanAlasanBerkunjung ... 73 Gambar4.15 GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelGood Orientation

And Visitor Comfort ... 75

Gambar4.16 GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelPersonal

Relevance and Importance ... 78

Gambar4.17 GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelVariety or

Changes in a Experiences ... 80

Gambar 4.18 GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelPersonal

Control and Choice ... 82

Gambar 4.19GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelOpportunities

to Interact with Object and People... 84

Gambar 4.20 GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelMulty Sensory Experience ... 86 Gambar 4.21GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelNew and

(12)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xvi

Gambar4.22 GarisKontinumEfektifitas Media Interpretasi Di Ruangan

SejarahKehidupan... 91 Gambar 4.23 GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelGood Orientation

And Visitor Comfort ... 93

Gambar4.24 GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelPersonal

Relevance and Importance ... 95

Gambar4.25 GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelVariety or

Changes in a Experiences ... 97

Gambar 4.26 GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelPersonal

Control and Choice ... 99

Gambar 4.27GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelOpportunities

to Interact with Object and People... 101

Gambar 4.28 GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelMulty Sensory Experience ... 104 Gambar 4.29GarisKontinumBerdasarkan Sub VariabelNew and

Multiple Perspective... 106

Gambar4.30 GarisKontinumEfektifitas Media Interpretasi Di Ruangan

(13)

vi

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS PERBEDAAN EFEKTIFITAS MEDIA INTERPRETASI DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

(Studi Kasus : Ruangan Sejarah Kehidupan dan Ruangan Geodigi) Oleh :

Prima Charismaldy Ramadhan 1001359

ABSTRAK

Museum pada hakekatnya adalah tempat penyimpanan benda yang memiliki nilai sejarah, alam, dan budaya untuk kepentingan pendidikan dan rekreasi. Media interpretasi menjadi bagian penting dalam mengedukasi dan menghibur para pengunjung. Untuk memaksimalkan kualitas media interpretasi, Museum Geologi Bandung menambahkan media interpretasi yang dilengkapi teknologi (high-tech) berupa audio, visual dan simulator. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran akan efektifitas media interpretasi dari teknologi

(high-tech) tersebut dengan membandingkan dua ruangan yang sudah dilengkapi dengan

teknologi dengan ruangan tanpa teknologi (high-tech).Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif dengan uji hipotesa uji beda rata-rata (Paired

Sample t-test). Populasi dalam metode ini adalah seluruh pengunjung Museum

Geologi Bandung, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 100 responden yang merupakan bagian dari populasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan efektifitas media interpretasi dari kedua ruangan yang diteliti, dan keberadaan dari teknologi (high-tech) di Museum Geologi Bandung lebih efektif dalam mengedukasi dan menghibur pengunjung. Kata Kunci: Teknologi, Media Interpretasi, Efektifitas, Museum Geologi

(14)

vii

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALYSIS OF EFFECTIVENESS DIFFERENCE INTERPRETATION MEDIA AT GEOLOGYCAL MUSEUM OF BANDUNG

(Case : Life History Room and Geodigi Room)

By:

Prima Charismaldy Ramadhan 1001359

ABSTRACT

Museum essentially is a storage area for objects that have a value of history, nature, and culture for the benefit of education and recreation. Media interpretation becomes an important part in educating and entertaining the visitors. To maximize the quality of media interpretation, The Geological Museum of Bandung improves the media interpretation with high-technology audio, visual, and simulators. This study aims to give a picture of the effectiveness of media interpretations technology by comparing the rooms that have been equipped with the technology to the room without the technology. This research uses descriptive statistical analysis method with paired sample t-test. The population in this method is the whole visitors of Bandung Geology Museum, while samples taken from 100 respondents who are part of the population. Based on the result, it can be concluded that there are differences in the effectiveness of media interpretation of two rooms are researched, and the existence of the technology in Bandung Geology Museum has been more effective in educating and entertaining visitors.

(15)

1

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak daya tarik didalamnya, termasuk pariwisata. Selain memiliki banyak nilai sejarah dan menjadi pusat pemerintahan di Jawa Barat, kota Bandung juga memiliki banyak potensi wisata yang cukup menarik, kota Bandung yang letaknya tidak jauh dengan ibu kota Jakarta ini memang telah menjadi kota tujuan destinasi baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Hampir disetiap waktu liburan kota Bandung selalu dibanjiri oleh wisatawan, saat ini di kota Bandung tengah banyak berkembang objek wisata yang mengedepankan konsep-konsep yang berorientasi ke masa depan, dalam artian konsep tersebut banyak mengadopsi tren-tren budaya barat yang memang tidak dapat kita pungkiri saat ini telah menginvasi dunia pariwisata di Indonesia khususnya di kota Bandung. Fashion dan kuliner merupakan tren wisata yang memiliki daya tarik yang cukup kuat dan digemari oleh penduduk kota Bandung juga wisatawan yang berwisata di kota Bandung. Sejalan dengan fenomena tadi, saat ini para pelaku usaha berlomba-lomba membangun objek wisata yang mereka anggap memiliki daya jual yang cukup besar ini, dengan demikian objek wisata yang ada di kota Bandung lebih beragam namun masih didominasi oleh konsep-konsep objek wisata yang berorientasi ke masa depan atau objek wisata yang mengadopsi tren-tren budaya barat tadi.

(16)

2

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada umumnya yang sedang mencoba berjalan menuju kedewasaan dan kemajuan bagi kepariwisataan Indonesia secara global.

Menurut data yang dihimpun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, data kunjungan atau destinasi wisatawan domestik dan mancanegara ke kota Bandung hampir setiap tahunnya menunjukan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Tingkat Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung

Tahun Wisatawan

Nusantara

Wisatawan

Mancanegara Total Pertumbuhan

2009 4,822,532 185,076 5,007,608 11%

2010 4,951,439 228,449 5,179,888 3%

2011 6,487,239 225,585 6,712,824 29%

2012 5,080,584 176,855 5,257,439 -21%

2013 5,388,292 176,432 5,564,432 4%

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung (2013)

Dari tabel 1.1 terlihat bahwa tingkat kunjungan wisatawan yang datang ke Bandung menunjukan tren positif karena dari tahun ke tahun jumlah total wisatawan yang datang ke Bandung terus meningkat walaupun pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 21% dari tahun sebelumnya, namun di tahun 2013 angka kunjungan naik lagi.Perkembangan pariwisata di Kota Bandung tidak terlepas dari peranan daya tarik wisata yang sangat banyak. Daya tarik wisata yang terdapat di Kota Bandung itu sendiri antara lain adalah wisata kuliner, wisata minat khusus, wisata belanja, wisata alam, wisata budaya dan lain-lain. Salah satu destinasi di Kota Bandung yang menawarkan wisata budaya adalah museum.

(17)

3

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggali dan mempelajari ilmu mengenai filsafat, sebagai ruang lingkup ilmu dan kesenian. Dengan kata lain sebagai tempat pembaktian diri terhadap ke sembilan Dewi Muse tadi.

Sedangkan definisi Museum menurut ICOM (International Council of Museums) yang diadopsi dalam Konferensi Umum ke-21 di Wina, Austria, pada tahun 2007 mengartikan museum sebagai sebuah institusi permanen, nirlaba yang melayani masyarakat beserta perkembangannya dengan sifat terbuka untuk umum, dengan cara memperoleh, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan dan memamerkan warisan kemanusiaan dan lingkungannya baik yang berwujud maupun tidak berwujud untuk tujuan pendidikan, pengkajian dan hiburan. Dari definisi yang dipaparkan diatas dapat dipahami bahwa museum merupakan sebuah tempat dimana kita dapat mendapatkan pengetahuan dan pembelajaran baik mengenai kebudayaan, koleksi berharga serta peristiwa penting dimasa lalu yang dapat dijadikan sebagai bahan perenungan maupun rujukan yang sangat bermanfaat bagi kita dalam suasana yang menyenangkan dan menghibur.

Dilihat dari pengelolaannya, museum dibagi menjadi 2 jenis yaitu : museum negeri dan museum swasta. Museum negeri merupakan museum yang dikelola oleh pemerintah, sedangkan museum swasta adalah museum yang dikelola oleh pihak diluar pemerintahan seperti yayasan pribadi atau individu. Berikut adalah daftar museum negeri yang terdapat di Kota Bandung.

Tabel 1. 2

Daftar Museum Negeri di Kota Bandung

No Nama Museum Alamat Tahun Peresmian

1. Museum Geologi Jl. Diponegoro No. 57 16 Mei 1929

2. Museum Konperensi Asia Afrika Jl. Asia Afrika No. 65 24 April 1980

3. Museum Mandala Wangsit Siliwangi Jl. Lembong No. 38 23 Mei 1966

(18)

4

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Diolah Peneliti (2014)

Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa terdapat lima museum negeri di Kota Bandung. Museum-museum tersebut mengangkat tema yang berbeda-beda.Museum Geologi merupakan museum negeri yang mengangkat tema mengenai kepurbakalaan. Museum Konperensi Asia Afrika mengangkat tema mengenai peristiwa bersejarah konverensi yang dihadiri oleh Negara-negara Asia Afrika yang berlokasi di kota Bandung. Museum Mandala Wangsit Siliwangi merupakan museum negeri yang mengangkat tema perjuangan 1945 di Indonesia. Museum Pos Indonesia merupakan museum negeri yang mengangkat tema sejarah mengenai perjalanan dan perkembangan lembaga pos Indonesia yang bergerak dibidang jasa pengiriman surat dan barang.

Secara umum yang menjadi daya tarik dari Museum itu sendiri adalah objek atau koleksi yang dimiliki. Objek yang di pamerkan di Museum merupakan kekuatan untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke Museum.Museum pun dibagi kedalam jenisnya yaitu Museum khusus dan Museum umum, dimana masing-masing dari jenis ini memiliki objek atau koleksi yang berbeda juga.Disamping memamerkan barang koleksinya meseum juga menggunakan media interpretasi untuk menjelaskan dan mendeskrikpiskan koleksi-koleksi nya tersebut. Hal ini bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada wisatawan untuk mengetahui akan benda koleksi yang ada di museum atau informasi tentang tentang suatu objek atau kejadian.

Moscardo dan Ballantyne (2008:240) mengatakan bahwa interpretasi merupakan salah satu hal yang menentukan kualitas dari pengalaman yang didapatkan pengunjung saat mendatangi sebuah destinasi. Beliau juga mengatakan jika suatu destinasi memiliki model interpretasi yang efektif maka akan berujung pada kepuasan bagi pengunjung yang mendatanginya. Sejalan dengan teori tersebut, sebuah artikel yang dimuat Kompas pada Jumat, tanggal 13 Agustus 2010, seorang pengunjung menyebutkan bahwa interpretasi

(19)

5

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan salah satu hal yang membuatnya ingin datang kembali ke sebuah museum. Selanjutnya masih dalam artikel yang sama menyatakan bahwa Interpretasi dipandang penting sebagai salah satu unsur daya tarik museum untuk menyedot pengunjung. Sebuah koleksi tidak akan menarik ketika dia ”bisu”, tak berkisah. Sebuah koleksi yang dipajang di museum seharusnya ”berkisah” tentang lingkungannya, tentang zamannya. Melalui koleksi itulah pengunjung akan terhubung dengan masa lalu, memahami masa kini, dan meneropong masa depan. Melalui koleksi pula pengunjung akan mengenal museum dan menjadi akrab dengannya. Magetsari dalam Aprianingrum (2008) juga mengatakan bahwa dengan adanya interpretasi pengunjung diharapkan memperoleh makna dan pengalaman baru bukan hanya melihat benda mati.

Sedangkan interpretasi menurut Tilden dalam Veverka (1994) adalah proses komunikasi untuk mengungkapkan maksud dan hubungan dari budaya dan warisan alami kepada publik (pengunjung) lewat pengalaman langsung

(first-hand experiences) dengan objek, artifak, landscapes, atau situs.

Interpretasi berdasarkan metode di bagi menjadi dua (Sharpe : 1982) yaitu personal dan non-personal. Interpretasi personal membutuhkan seorang petugas interpretasi dalam prosesnya, yang disebut dengan interpreter, sedangkan non-personal menggunakan media benda mati.

Pengertian-pengertian diatas menunjukan bahwa interpretasi merupakan elemen penting dalam hal penyampaian informasi akan objek atau koleksi yang dimiliki oleh Museum kepada pengunjung, selain itu media interpretasi juga dapat menjadi suatu daya tarik dan dapat membuat objek atau koleksi Museum menjadi lebih menarik bagi pengunjung. Media interpretasi yang baik dalam hal ini adalah media interpretasi yang memiliki kesesuaian dengan objek atau koleksi dalam menginterpretasikan informasi yang akan disampaikan.

(20)

6

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan jenis-jenis atau tren wisata lain seperti wisata alam, kuliner atau wisata lainnya khususnya di kota Bandung. Padahal jika kita telaah museum adalah tempat dimana kita sebagai wisatawan dapat memperoleh informasi akan sejarah atau bidang ilmu lainnya secara lebih nyata, melihat langsung peninggalan-peninggalan masa lalu yang baiknya dapat dijadikan sebagai suatu pembelajaran bagi kita dimasa sekarang. Hal ini merujuk kepada permasalahan yang dimiliki oleh Museum dimana dengan banyaknya manfaat yang akan kita dapat dari mengunjungi Museum seperti yang telah disebutkan tadi, namun disisi lain animo yang dimiliki masyarakat khususnya di kota Bandung belum terlalu besar untuk mengunjungi Museum.

Pada tanggal 30 Desember 2009, Ir. Jero Wacik, SE. yang pada saat itu menjabat selaku Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia mencanangkan program Tahun Kunjungan Museum 2010 sebagai salah satu program Gerakan Nasional Cinta Museum. Program tersebut adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal merevitalisasi sarana dan prasarana Museum, hal ini dilakukan bertujuan untuk memberikan pelayanan dan kenyamanan terbaik kepada setiap pengunjung dengan harapan dapat meningkatkan animo atau keinginan wisatawan untuk mengunjungi museum.

(21)

7

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memuaskan wisatawan ketika mengunjungi museum dan lebih memaksimalkan penyampaian informasi yang dapat diterima oleh wisatawan.

Di bawah ini merupakan tabel daftar kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Museum negeri yang ada di kota Bandung.

Tabel 1. 3

Daftar Kunjungan Wisatawan ke Museum Negeri di Kota Bandung

Sumber: Diolah Peneliti (2014)

Pada tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa Museum Geologi Bandung memiliki tingkat kunjungan wisatawan tertinggi dibandingkan dengan Museum negeri lainnya yang ada di kota Bandung dengan jumlah wisatawan sebanyak 512.885 orang pada taun 2013. Hal tersebut menunjukan bahwa teknologi media interpretasi terbaru yang dimiliki Museum Geologi Bandung tidak hanya sekedar mengedukasi pengunjung dengan teknologi nya, akan tetapi media teknologi ini juga dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung dalam menikmati media interpretasi yang ada di Museum Geologi Bandung.

Pengadaan teknologi interpretasi di Museum Geologi memang belum sepenuhnya rampung. Ruangan yang telah dilengkapi dengan teknologi interpretasi yaitu di lantai 2 yang menjadi tempat pengetahuan akan “Sumber Daya Geologi” yang disajikan dengan konsep “Geodigi”, sementara di lantai 1 terbagi menjadi dua ruangan, ruangan pertama yaitu “Geologi Indonesia” merupakan tempat penyimpanan batu-batuan, ruangan ini sementara harus ditutup untuk para wisatawan karena sedang dalam tahap renovasi untuk penerapan media teknologi interpretasi, sementara ruangan sebelah kanan lobi

No Nama Museum Alamat Jumlah

Wisatawan

Tahun

1. Museum Geologi Jl. Diponegoro No. 57 512.885 2013

2. Museum Konperensi Asia Afrika Jl. Asia Afrika No. 65 214.409 2012

3. Museum Mandala Wangsit Siliwangi Jl. Lembong No. 38 13.939 2013

4. Museum Negeri Sri Baduga Jl. BKR No. 185 71.256 2013

(22)

8

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu “Sejarah Kehidupan” merupakan tempat penyimpanan benda-benda

tentang sejarah kehidupan yang nanti akan menyusul untuk direnovasi juga meyusul ruangan-ruangan sebelumnya.

Sebelumnya penulis telah melakukan pra-penelitian ke Museum Geologi Bandung, selain didorong dengan rasa ingin tahu bagaimana teknologi interpretasi yang ada di Museum Geologi Bandung penulis pun ingin mengetahui sejauh mana efektifitas akan keberadaan dari teknologi interpretasi tersebut. Pada saat melakukan observasi penulis bertemu dengan beberapa siswi kemudian berbincang-bincang mengenai Museum Geologi Bandung.berdasarkan hasil pebincangan dengan siswi-siswi tersebut, pengadaan teknologi media interpretasi di Ruangan Geodigi lebih menarik dan edukatif. Menurut mereka pengadaan akan teknologi interpretasi di Ruangan “Geodigi” telah membuat mereka tertarik untuk mengunjungi Museum Geologi Bandung dan lebih dapat memahami akan informasi yang akan disampaikan. Hal senada juga dituturkan dari banyak pengunjung yang penulis temui dan meminta tanggapan akan keberadaan media teknologi interpretasi ini, dan mayoritas dari pengunjung itu memberikan tanggapan positif akan keberadaan media teknologi interpretasi yang berada di ruangan Geodigi Museum Geologi Bandung. Hal ini menunjukan bahwa museum sebagai fungsinya yaitu menyampaikan informasi kepada pengunjung telah berjalan dengan cukup baik, terlebih dengan hadirnya media teknologi interpretasi ini selain dapat memberikan informasi yang lebih juga memiliki daya tarik bagi para pengunjung.

(23)

9

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi para pengunjung dengan daya tariknya tersebut berupa hi-tech (Tenologi tinggi) selain penyampaian informasi. Untuk mengetahui efektitfitas dari media interpretasi tersebut penulis harus mengetahui perbedaan dari objek yang belum dilengkapi dengan yang sudah dilengkapi oleh media tenologi interpretasi dengan menganalisa perbedaan efektifitas dari kedua ruangan baik ruangan yang belum dilengkapi dengan teknologi interpretasi yaitu ruangan “Sejarah Kehidupan” dan yang telah dilengkapi dengan teknologi interpretasi dalam hal ini Ruangan “Geodigi” dan Oleh karena itu penuls mengambil judul :“Analisis Perbedaan Efektifitas Media Interpretasi di Museum Geologi Bandung (Studi kasus : Ruangan Geodigi dan Ruangan Sejarah Kehidupan)”

B. Rumusan Masalah

Dengan merujuk pada permasalahan di atas yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hal yang paling mendasar dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.Bagaimana efektifitas media interpretasi di ruangan “Sejarah Kehidupan” Museum Geologi Bandung yang belum dilengkapi dengan teknologi interpretasi ?

2.Bagaimana efektifitas media interpretasi di ruangan “Geodigi” Museum Geologi Bandung yang sudah dilengkapi dengan teknologi interpretasi ? 3.Apakah terdapat perbedaan efektifitas dari media interpretasi di ruangan

“Geodigi” yang sudah dilengkapi teknologi interpretasi dengan Ruangan “Sejarah Kehidupan” yang belum dilengkapi teknologi interpretasi di Museum Geologi Bandung ?

(24)

10

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.Mengidentifikasi efektifitas media interpretasi di ruangan “Sejarah Kehidupan” Museum Geologi Bandung yang belum dilengkapi dengan teknologi interpretasi.

2.Mengidentifikasi efektifitas media interpretasi di ruangan “Geodigi” Museum Geologi Bandung yang sudah dilengkapi dengan teknologi interpretasi.

3.Menganalisis perbedaan efektifitas dari media interpretasi di ruangan “Geodigi” yang sudah dilengkapi teknologi interpretasi dengan Ruangan “Sejarah Kehidupan” yang belum dilengkapi teknologi interpretasi di Museum Geologi Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1.Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat menambah perbendaharaan kajian akan kepariwisataan pada khususnya dan kajian keilmuan pada umumnya, baik berupa teori, generalisasi, konsep, maupun prinsip serta memberikan ilmu yang lebih lagi terhadap peneliti. 2.Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk masyarakat dan pihak pemerintah yang terkait. Selain itu hasli penelitian ini juga bermanfaat untuk :

a. Sebagai syarat menempuh program sarjana S-1 Program Stidi Manajemen Resort and Leisure, Universitas Pendidikan Indonesia. b. Sebagai bahan masukan untuk pihak Museum Geologi Bandung

dalam memaksimalkan pelayanan terhadap wisatawan menggunakan media teknologi interpretasi.

c. Sebagai bahan masukan bagi museum lain dalam penggunaan media interpretasi yang lebih efektif.

(25)

11

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Urutan penulisan dalam penelitian ini meliputi : BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini berisikan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur penulisan penelitian.

BABII : Dalam bab ini berisikan kajian teori, hipotesis dan kerangka pemikiran

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini berisikan lokasi penelitian metode penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrument penelitian, pengembangan instrumen penelitian, dan jenisdan teknik analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini berisikan pemaparan data dan pembahasan data hasil penelitian

BAB V : Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA

(26)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Museum Geologi terletak tidak jauh dari Gedung Sate dan masih berada dalam satu kawasan bangunan-bangunan bersejarah.Gedung berada di sisi Jalan Diponegoro No. 57, yang termasuk ke dalam Kelurahan Cihaurgeulis, Kecamatan Coblong.Untuk lebih jelas penulis mencantumkan denah yang penulis dapatkan dari sumber yang relevan. Berikut denah Museum Geologi Bandung.

Sumber :https://maps.google.com/

Gambar 3.1

Denah Lokasi Museum Geologi Bandung

B. Metode Penelitian

(27)

40

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah sehingga tujuan dari penelitian tersebut dapat tercapai. Adapun jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan Deskriptif Kuantitatif.

Metode kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat merumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan.Untuk mengumpulkan data digunakan instrument penelitian.Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan juga subjek yang diteliti dengan tepat. Dalam hal ini hasil perhitungan dari metode kuantitatif di atas akan di deskripsikan untuk lebih menggambarkan hasil dari penelitian ini, dan penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehinggametode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian yang dilakukan kurang dari satu tahun.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(28)

41

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Museum Geologi Bandung.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data (Utama 2012:68 dalam Sukadarumidi, 2006:50). Karena jumlah populasi dalam penelitian ini cukup besar maka peneliti menggunakan pedomas rumus Slovin untuk mendapatkan sampel yang ideal.Dengan demikian untuk mengetahui jumlah sampel penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: n= Ukuran sampel

N=Ukuran populasi (rata-rata tingkat kunjungan)

e= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (0,1)

n= 99,999805 di bulatkan menjadi 100

(29)

42

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan derajat kepercayaan 10% maka didaptlah ukuran sampel minimal dengan jumlah (n) = 100 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel, penulis memakai teknik Random

Sampling yang merupakan penentuan sampel secara acak. sampel dalam

masalah ini adalah pengunjung yang berkunjung ke Museum Geologi Bandung yang telah melihat dan menghabiskan waktunya di kedua

ruangan yang telah menjadi lokasi penelitian, yaitu ruangan “Geodigi” dan ruangan “Sejarah Kehidupan” yang dimana dalam kueisionernya nanti

akan diketahui perbandingan akan efektifitas tenologi interpretasi dari kedua ruangan tersebut.

D. Operasional Variabel

Variabel adalah unsur dari objek yang diteliti, merupakan objek yang melekat pada objek penelitian tersebut.Sedangkan variabel penelitian adalah kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasi dalam suatu penelitian.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektiftas interpretasi dalam memberi daya tarik.

Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Konsep

Variabel

Sub Variabel Indikator Skala

Efektifitas Media

Moscardo and

1.Good Orientation

Kemudahan dalam mencapai suatu titik

(30)

43

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi Ballantyne

Variasi pilihan yang didapat pengunjung untuk membuat

(31)

44

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(32)

45

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2012:102) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pengumpulan data dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam mendapatkan data tersebut, peneliti tentunya akan membutuhkan instrument peelitian. Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan dalam penelitian dan bias menjawab pertanyaan serta hipotesis penelitian.

“Keberhasilan penelitian ditentukan oleh instrument yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertayaan penelitian dan

menguji hipotesis diperoleh melalui instrument”( Sudjana dan

Ibrahim,2009)

Instrument yang digunakan peneliti dalam penelitian ini akan membantu peneliti dalam mendapatkan hasil dari tujuan penelitian. Instrument tersebut menjadi bahan evaluasi yang terdiri dari lembar observasi, dan angket.

1. Lembar observasi

Lembar observasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu instrumen yang dibutuhkan. Lembar obsevasi ini digunakan untuk melihat kesesuaian penggunaan sarana dan prasarana sesuai dengan program kerjanya.

2. A

ngket

(33)

46

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan tanda centang (V) pada kolom atau tempat yang telah disesuaikan.

3. D

okumentasi

Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Menurut Arikunto,2006.

F. Pengembangan Instrumen

Untuk mengukur apakah data yang diperoleh melalui kuesioner sah digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan uji validitas dan uji reliabilitas. Dibawah ini akan di jelaskan secara rinci:

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Sugiyono (2012:121) mengemukakan bahwa valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.

(34)

47

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

n = jumlah sampel

y = jumlah skor dari masing- mas ing responden (skor total)

x = skor per item pertanyaan

Kemudian nilai korelasi yang dihasilkan dari perhitungan, dibandingkan dengan nilai r kritis, nilai r kritis diambil biasanya antara 0,30-0,40 (Sugiyono, 2003 : 14). Nilai korelasi product momentpearson dibandingkan dengan r kritis, jika nilai koefisien korelasinya skor item dengan skor total lebih besar dari 0,30 maka item-item tersebut dapat dinyatakan valid. Untuk mempermudah perhitungan uji validitas, maka digunakan perangkat lunak komputer (software) program Excel for

Macintosh dan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20

for Macintosh.

Adapun hasil dari uji validitas pada ruangan Sejarah Kehidupan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Ruangan Sejarah Kehidupan

No Pernyataan Hasil Uji Validitas Keterangan

1 P1 0.770 Valid

2 P2 0.750 Valid

3 P3 0.704 Valid

4 P4 0.720 Valid

5 P5 0.729 Valid

6 P6 0.630 Valid

7 P7 0.655 Valid

8 P8 0.825 Valid

9 P9 0.672 Valid

10 P10 0.730 Valid

11 P11 0.678 Valid

12 P12 0.566 Valid

(35)

48

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14 P14 0.636 Valid

15 P15 0.701 Valid

16 P16 0.578 Valid

Sumber : Diolah Penulis (2014)

Dari tabel diatas dapat menunjukan bahwa data disetiap indikator kuisioner yang merupakan bagian dalam sub variabe penelitian di ruangan Sejarah Kehidupan sudah valid.

Adapun hasil dari uji validitas pada ruangan Geodigi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Ruangan Geodigi

No Pernyataan Hasil Uji Validitas Keterangan

1 P1 0.582 Valid

2 P2 0.493 Valid

3 P3 0.408 Valid

4 P4 0.361 Valid

5 P5 0.374 Valid

6 P6 0.451 Valid

7 P7 0.536 Valid

8 P8 0.443 Valid

9 P9 0.333 Valid

10 P10 0.567 Valid

11 P11 0.518 Valid

12 P12 0.631 Valid

13 P13 0.639 Valid

14 P14 0.479 Valid

15 P15 0.440 Valid

16 P16 0.416 Valid

Sumber : Diolah Penulis (2014 )

Dari tabel diatas dapat menunjukan bahwa data disetiap indikator kuisioner yang merupakan bagian dalam sub variabe penelitian di ruangan Geodigi sudah valid.

(36)

49

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan ketepatan alat pengumpul data yang digunakan.Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama, yang berarti bahwa reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dan akurasi atau ketepatan.

Menurut Singarimbun (1995:140) reliabilitas adalah “indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat

diandalkan”. Berdasarkan skala pengukuran dari item pertanyaan maka

teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan adalah : Koefisien Realibilitas Alpha-Croanbach dengan rumus sebagai berikut :

(37)

50

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

s

2 = varians koefisien

xi = skor yang diperoleh responden ke i

_

x = rata-rata skor responden

Setelah nilai koefisiensi reliabilitas diperoleh, maka perlu ditetapkan suatu nilai koefisien reabilitas paling kecil yang dianggap realibel. Disarankan koefisien reliabilitas antara 0.70 - 0.80 cukup baik untuk tujuan penelitian dasar (Kaplan – Sacuzzo, 1993:126) .

Tabel 3.4

Suggested Reliabilit y Standards Inte rpre tation Re liability

Good 0.80

Accept able 0.70

Marginal 0.60

Poor 0.50

Seperti dalam pengujian validitas, untuk mempermudah perhitungan uji reliabilitas, maka digunakan perengkat lunak komputer (software) program Excel for Mac OSX dan SPSS (Statistical Product and

Service Solution) versi 20 for Mac OSX.

Adapun hasil dari uji Realibilitas pada ruangan Sejarah Kehidupan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Realibilitas Ruangan Sejarah Kehidupan No Hasil Uji Relibilitas Keterangan

1 0.927 Reliabel

(38)

51

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari tabel diatas menunjukan bahwa data di ruangan Sejarah kehidupan masuk dalam kategori Good karena tidak kurang dari nilai standar sebesar 0.80 (Reliabel)

Adapun hasil dari uji Realibilitas pada ruangan Geodigi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Realibilitas Ruangan Geodigi No Hasil Uji Relibilitas Keterangan

1 0.780 Acceptable

Sumber : Diolah Penulis (2014)

Dari tabel diatas menunjukan bahwa data di ruangan Sejarah kehidupan masuk dalam kategori Acceptable karena tidak kurang dari nilai standar sebesar 0.70 (Reliabel).

G. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data

Dalam setiap penelitian hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu ditentukan jenis penelitian yang akan digunakan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006, hlm. 72).

(39)

52

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu dengan memperoleh informasi yang akurat mengenaiperbedaan efektifitas di kedua ruangan Museum Geologi Bandung yaitu ruangan Geodigi yang sudah dilengkapi dengan media teknologi interpretasi dan ruangan sejarah kehidupan yang belum dilengkai dengan media teknologi interpretasidengan cara menyebarkan kuisioner secara acak pengunjung yang mengunjungi Museum Geologi Bandung untuk memperoleh data yang akurat setelah itu mendeskripsikan olahan data tersebut menjadi hasil penelitian.

2. Teknik Pengumpulan data

Dalam melaksanakan sebuah penelitian, seorang peneliti membutuhkan instrument atau alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data, hal ini menurut Arikunto (2002) bertujuan agar pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap dan sistematis sehingga mempermudah penulis dalam mengolah data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yang di bagi dua yaitu sumber data primer dan data sekunder.

a) Data primer yaitu data penelitian yang didapatkan dari sumber aslinya atau tanpa perantara. Peneliti menggunakan kuisioner langsung kepada pengunjung yang berkunjung ke Museum Geologi Bandung dan melakukan wawancara langsung kepada pengurus Museum Geologi Bandung dan pihakpihak yang terkait sebagi narasumber yang berkompeten dalam pembahasan masalah di penelitian ini.

Maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Berikut data primer dalam penelitian ini :

(1) Studi Literatur

(40)

53

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2) Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sutrisni Hadi : 1086)

(3) Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden utnuk dijawabnya. Ada dua macam kuesioner yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah kuesioner tertutup, yang artinya adalah kuesioner yang pertanyaan-pertanyaannya dituliskan dan telah disediakan jawaban dalam bentuk pilihan, sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban yang telah disediakan (Sukandarrumidi dalam Sugiyono: 2011).

(4) Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya (Arikunto:2002). Jenis dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah public documents (dokumen publik)

(41)

54

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Jenis Data dan Sumber Data

Jenis Data Sumber Data

Data Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Museum Negeri di Kota

Bandung

Peneliti 2014

Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (BPS)

Data Museum Negeri di Kota Bandung

Peneliti (2014)

Data Jumlah Kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Museum Geologi Bandung pada Tahun 2013

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (BPS)

Data objek museum di ruangan Geodigi yang telah dilengkapi dengan media teknologi interpretasi.

Pengelola Museum Geologi.

Data objek museum di ruangan Sejarah Kehidupan yang belum dilengkapi teknologi interpretasi.

Pengelola Museum Geologi.

Sumber: Data diolah penulis 2014

3. Analisis Data

(42)

55

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sample t-test). Dibawah ini dijelaskan secara rinci mengenai analisis data

yang digunakan adalah sebagai berikut :

a) Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data pada setiap variabel penelitian, terutama untuk melihat gambaran secara umum karakteristik responden serta penilaian responden pada masing-masing variabel penelitian.Adapun alternatif jawaban dengan menggunakan rating scale menurut Sugiyono (2012, hlm. 93) dalam skala model rating scale yang diadopsi dari skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi bentuk dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator-indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat instrumen yang berupa pernyataan yang perlu dijawab oleh responden untuk menentukan nilai dari efektefitas media interpretasi menurut indicator-indikator yang di ambil dari teori yang telah dikembangkan menjadi operasionalisasi variabel dalam penelitian ini.Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut.

Tabel 3.8 Skor Skala Likert

Pernyataan Positif Nilai Pernyataan Negatif Nilai

Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1

(43)

56

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Netral 3 Netral 3

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5 Sumber : Sugiyono (2012)

Data yang diperoleh dalam bentuk skala likert selanjutnya digambarkan melalui penggunaan tabel distribusi frekuensi untuk keperluan menganalisa data. Nilai numerikal tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi ditempatkan ke dalam interval. Skala tersebut kemudian diubah menjadi skala ukuran efektifitas untuk mengukur efektifitas media interpretasi di masing-masing ruangan sesuai indikator-indikator sub variabel dalam penelitian ini.

Untuk menganalisis setiap pertanyaan indikator, penulis menghitung frekuensi jawaban dari setiap pilihan jawaban dan dijumlahkan.Setelah setiap indikator mempunyai jumlah, selanjutnya penulis membuat sebuah garis kontinum. Dalam penelitian ini penulis akan membahas setiap subvariabel yang di dalamnya terdapat berbeda – beda jumlah indikatornya. Sebelumnya ditentukan dahulu jenjang intervalnya, yaitu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005, hlm. 79) sebagai berikut contoh jika dalam satu sub variable memiliki dua indikator :

Jarak Interval = (nilai maksimum – nilai minimum) jumlah kriteria pernyataan

Rumus tersebut digunakan untuk menentukan interval dari jawaban sangat tidak efektif, kurang efektif, cukup efektif,dan sangat efektif dari suatu variabel.

Jumlah kriteria pernyataan : 5

(44)

57

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

( 2 x 5 x 100 ) = 1000

Nilai terendah secara keseluruhan : ( jumlah indikator x 1 x 100) ( 2 x 1 x 100 ) = 200

Selanjutnya dapat diketahui interval untuk memperoleh klasifikasi penlaian adalah :

Jarak Interval = 1000 – 200= 160

5

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai jenjang interval sebesar 1000, maka klasifikasi penilaiannya adalah sebagai berikut :

200 – 360 = Sangat Tidak Efektif 360 – 520 = Kurang Efektif 520 – 680 = Cukup

680 – 840 = Efektif

840 – 1000 = Sangat Efektif

Sehingga garis kontinum akan berbentuk seperti gambar 3.2 :

Sangat tidak Efektif

Kurang

Efektif Cukup Efektif

Sangat Efektif

200 360 520 680 840 1000

Gambar 3.2 Garis Kontinum

(45)

58

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

efektifitas dari ruangan Geodigi yang telah dilengkapi dengan teknologi interpretasi.

b) Analisis Uji Beda Rata-Rata (Paired Sample t-test)

Analisis data menggunakan Teori uji rata-rata t-test, Teori uji rata-rata t-test adalah sebuah teori dalam statistik yang digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pebanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Untuk melakukan uji beda rata-rata dengan t-test, data yang digunakan data yang bertipe kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

(Paired Sample T.Test).Paired Sampel t-test, adalah jenis uji statistika

yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama.

Syarat jenis uji ini adalah: (a) data berdistribusi normal; (b) kedua kelompok data adalah dependen (saling berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang digunakan adalah numerik dan kategorik (dua kelompok). untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkolerasi ditunjukkan pada sebagai berikut :

Keterangan :

=rata-rata sample 1 = rata-rata sample 2

(46)

59

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= korelasi sample 1 dengan sample 2

Maka hasil perhitungan t hitung dibandingkan dengan t tabel adalah dengan uji dua sisi yaitu :

1) Ho : Tidak terdapat perbedaan efektifitas media interpretasi di ruangan Sejarah kehidupan dengan Ruangan Geodigi pada Museum Geologi Bandung

H1 : Terdapat perbedaan efektifitas media interpretasi di

ruangan Sejarah Kehidupan dengan ruangan Geodigi pada Museum Geologi Bandung.

2) Taraf keyakinan 95% dan tingkat toleransi kesalahan sebesar ( ) = 5%

3) Kriteria pengujian

Ho diterima jika t hitung > t tabel dengan nilai signifikansi (p-value)>0.05

Ho ditolak jika t hitung < t tabel dengan nilai signifikansi (p-value)<0.05

(47)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

112 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta hasil pembahasan yang disertai dengan teori – teori yang mendukung mengenai Analisis Perbedaan Efektifitas Media Interpretasi di Museum Geologi Bandung (Studi kasus : Ruangan Sejarah Kehidupan dan Ruangan Geodigi), maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Efektifitas media interpretasi di ruangan Sejarah Kehidupan cukup. Artinya, masih terdapat beberapa hal yang kurang dalam hal penyampaian informasi yang efektif kepada pengunjung. Ruangan ini memang masih didominasi dengan media interpretasi yang sederhana seperti papan keterangan dari objek yang diinterpretasikan dan perlu ditambahkan dengan jenis media interpretasi yang tepat dengan ruangan Sejarah Kehidupan.

2. Efektifitas media interpretasi di ruangan Geodigi sangat efektif. Artinya, dengan diterapkannya teknologi interpretasi (High-tech) yang dilengkapi dengan fasilitas berupa audio (suara), visual (gambar), dan simulator (alat peraga) media interpretasi di ruangan ini sudah cocok dengan objek yang diinterpretasikan karena dapat memberi dampak baik yaitu penyampaian informasi dapat lebih efektif.

(48)

113

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa manajemen Museum Negeri Geologi Bandung sudah bekerja keras dan optimal dalam membuat para pengunjung senang dengan penyampaian informasi melalui media-media interpretasi yang ada. Berikut saran untuk pihak Museum Negeri Geologi Bandung :

1. Berdasarkan penelitian yang sudah penulis lakukan, penulis mendapati bahwa di ruangan Sejarah Kehidupan sebenarnya sudah memiliki daya tarik dengan koleksi-koleksi atau objek yang ditampilkan oleh museum, namun metode interpretasinya masih sangat biasa, dan ini dapat membuat informasi yang akan disampaikan tidak dapat tersampaikan sepenuhnya secara efektif, hal ini ditunjukan dengan rendahnya nilai dari salah satu sub variabel tentang efektifitas yakni, Opportunities to interact with objects and people atau kesempatan berinteraksi dengan objek yang diinterpretasikan dan berinteraksi dengan pengunjung lain seperti yang tertulis di bab pembahasan dalam penelitian ini. Untuk itu, penulis berharap besar pihak museum dapat menemukan metode interpretasi yang tidak hanya dapat menyampaikan informasi secara efektif namun juga dapat memiliki daya tarik dan mengantisipasi rasa jenuh bagi para pengunjung.

2. Berdasarkan penelitian yang sudah penulis bahwa dengan adanya media teknologi terbaru yang ada di Museum Geologi Bandung memang menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung, hal ini menjadi sangat penting bagi pihak museum untuk menjaga media-media interpretasi yang telah dilengkapi dengan teknologi ini. Karena penulis mendapati ada beberapa media teknologi interpretasi yang keadaannya mulai sedikit mengalami kerusakan. Hal-hal kecil ini yang seyogyanya harus bisa di antisipasi dan ditangani agar tidak menjadi masalah besar dikemudian hari.

(49)

114

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena itu, pihak museum harus bersiap menghadapi tantangan-tantangan yang akan muncul dalam hal inovasi teknologi. Tentunya dengan tidak mengenyampingkan fungsi dari teknologi media interpretasi dari museum itu sendiri, yaitu memberikan informasi yang efektif kepada pengunjung.

(50)

Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

Analisis perbedaan efektifitas media interpretasi Di museum geologi bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

115

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Citra Atmojo, Junus Satrio. (2012). Peta Permasalahan Mueseum: Faktor Peran.

[Online]. Tersedia di: http://museumku.wordpress.com/2012/07/15/peta-permasalahan- museum-faktor-peran/. Diakses (16 Juli 2014)

Cheng, Shu-Yen. (2005).An Evaluation Of Heritage Tourism Interpretation

Service In Taiwan. Texas : Texas Tech University.

Cokokinarto dan Setiawan. (2011).Analisa Pengukuran Pengalaman, Suasana

Hati dan Kepuasan Pengunjung dalam Obyek Wisata Di Surbaya : Studi Kasus Museum Rokok House Of Sampoerna Surabaya. (Skripsi).

Universita Kristen Petra. .

Direktorat Permuseuman. (1999). Kecil Tetapi Indah: Pedoman Pendirian

Museum. Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta, Ditjenbud,

Depdikbud

Doemroese, Margreth C dan Sterling. (1999). Interpreting Biodiversity:A Manual

for Environmental Educators in the Tropics. American Museum of Natural

History

Gill, Sergio dan Ritchie. (2008). Understanding the Museum Image Formation Process : A Comparison of Residents and Tourists.

Ham, Sam.(1992).Enviromental Interpretation : Practical Guide for People with

Big Ideas and Small Budgets: Colorado: North American Press.

ICOM Statues. (2009) ‘Museum Definition’ [Online] 21st General Conference in Vienna, Austria. Tersedia di: http://icom.museum/the-vision/museum-definition/.

Kudus, RisyaAnnisa. (2013).AnalisisKepuasanPengunjungTerhadapInterpretasi

Non-Personal Di Museum Negeri Sri Baduga Kota Bandung. (Skripsi).

Universitas Pendidikan Indonesia.

Kusumaningrum, Dian. (2009). Persepsi Wisatawan Nusantara Terhadap Daya

Tarik Wisata Di Kota Palembang. (Tesis). Pascasarjana Magister Kajian

Gambar

Tabel 1.1 Tingkat KunjunganWisatawanke Kota Bandung ........................... 2
Tabel 1.1
Tabel 1. 2
Tabel 1. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

PADA UDANG WINDU ( Penaeus monodon ) DI PERAIRAN BENIUNG TARAKAN KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE.. SPEKTROFOTOMETRI

The Murabahah credit sale of a specified asset by an IFI to the purchase orderer is at a disclosed mark-up price based on the IFI’s cost of financing the purchase..

Kami dari http://furnituremewah.com menjual berbagai produk mebel dan furniture jepara kelas wahid.Kami akan menunjukan beberapa contoh dari produk produk kami tapi

“The Securities Commission has approved the offering, marketing and distribution of units of the fund which is the subject of this prospectus in Malaysia and a copy of the

The supervisory authority requires insurers and intermediaries, at a minimum those insurers and intermediaries offering life insurance products or other investment related

Hal tersebut menyebabkan musim panas di bagian utara bumi, sedangkan bagian selatan bumi berada paling jauh dari matahari yang menyebabkan terjadinya musim dingin..

Dengan batas radius yang telah ditentukan (8 Km), jika Lokasi Tempat Bekerja Alumni memiliki jarak lebih dari 8 Km, dari lokasi User Sistem Aluminium, maka data / marker Lokasi

[r]