• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 CIKIDANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 CIKIDANG KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

NARASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 CIKIDANG

KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Sigit Renastamaputra 1003447

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

NARASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 CIKIDANG

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh

Sigit Renastamaputra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sigit Renastamaputra 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI BAGI SISWA KELAS IV

SD NEGERI 6 CIKIDANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh

Sigit Renastamaputra 1003447

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dra. Effy Mulyasari, M.Pd NIP. 196801182008012003

Pembimbing II

Ira Rengganis, S.Pd, M.Sn NIP. 198002142008122001

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

(4)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah ... 4. Tahapan dalam Menulis ... B. Hakikat Karangan Narasi ...

(5)

4. Jenis Media Pembelajaran... 5. Film Animasi sebagai Media Pembelajaran...

BAB III METODE PENELITIAN ...

A. Metode Penelitian ... B. Model Penelitian ... C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... D. Subjek Penelitian ... E. Prosedur Penelitian ... F. Instrumen Penelitian ... G. Tehnik Pengumpulan Data ... H. Analisis data... I. Kriteria Keberhasilan...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Data sekolah ...

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Menulis karangan Narasi dengan Menggunakan Media Film Animasi... 2. Pelaksanaan tindakan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

dengan Menggunakan Media Film Animasi... 3. Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan

Media Film Animasi...

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

(6)
(7)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI BAGI SISWA KELAS

IV SD NEGERI 6 CIKIDANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh

Sigit Renastamaputra 1003447

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa secara sederhana dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas didalam hati. Namun lebih jauh lagi bahasa adalah alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Proses komunikasi sendiri menyangkup empat aspek keterampilan yang tidak dapat dipisahkan karena saling menunjang, yaitu keterampilan berbicara, menulis, membaca dan menyimak.

Salah satu aspek keterampilan yang menuntut siswa untuk lebih produktif dan kreatif adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis oleh para ahli pengajaran bahasa ditetapkan pada tataran paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa hal ini merupakan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini pula yang menyebabkan keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit.

Meskipun keterampilan menulis itu sulit, tetapi peranannya dalam kehidupan manusia sangatlah penting dalam masyarakat sepanjang zaman. Kegiatan menulis dapat ditemukan dalam aktivitas manusia setiap hari, seperti menulis surat, laporan, buku, artikel dan sebagainya. Dapat dikatakan bahwa kegiatan manusia hampir tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menulis.

(9)

Salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai siswa adalah menulis karangan narasi. Karangan narasi sendiri mempunyai definisi sebagai sebuah wacana yang menceritakan peristiwa atau kejadian sejelas-jelasnya sehingga tampak pembaca seolah-olah mengalami atau merasakan peristiwa itu. Melihat dari definisinya karangan narasi merupakan karangan yang cukup mudah untuk dipelajari siswa. Pada kenyataan di lapangan, yaitu kemampuan menulis siswa kelas IV SD Negeri Cikidang 6 Lembang pada tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah. Dari hasil tes awal kemampuan menulis narasi yang dilakukan sebelum tindakan, dari tes awal tersebut ditemukan fakta sebagai berikut sebanyak 71,43 % atau 20 orang mendapat nilai dibawah KKM dan sebanyak 28,6% atau 8 orang mendapat nilai diatas KKM. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa kelas IV SD Negeri 6 Cikidang tergolong masih rendah. Masih banyak siswa yang kurang mampu atau sulit menuangkan ide atau gagasannya kedalam bentuk karangan narasi.

Ada beberapa faktor yang melatar belakangi kesulitan siswa dalam menulis karangan narasi, salahsatu diantaranya pembelajaran yang monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk menulis karangan narasi. Tak jarang siswa merasakan kejenuhan dan kesulitan saat belajar karena tanpa adanya variasi dalam proses pembelajaran.

Berkaitan dengan paparan diatas, hal yang paling penting dalam pembelajaran menulis narasi adalah menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan lebih melibatkan diri siswa, artinya peserta didik tidaklah hanya disuapi dengan hal-hal yang sudah jadi tapi juga harus diberi bantuan untuk berfikir kreatif. Proses pembelajaran yang menyenangkan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, dituntut kreatifitas yang tinggi untuk mencari tehnik dan media pembelajaran yang dapat menciptakan suasana pembelajaran seperti diharapkan dalam menyampaikan materi pembelajaran.

(10)

diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar dan meminimalisir kejenuhan siswa saat belajar sehingga dalam keadaan inilah siswa dapat berkonsentrasi dengan baik dan mampu belajar dengan mudah.

Penggunaan media pembelajaran tidak boleh sembarangan diterapkan, tetapi media pembelajaran harus tepat digunakan dalam materi (kurikulum sekolah) yang sedang diajarkan dan harapan dari tujuan yang ingin dicapai. Salah satu media yang dirasa tepat dalam pembelajaran menulis karangan narasi adalah media film animasi. Penggunaan media ini diharapkan dapat merangsang imajinasi siswa untuk menuangkan ide dan gagasan dalam menulis.

Dengan berlatar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana peningkatan menulis karangan narasi siswa dengan menggunakan media film animasi. Penelitian ini penulis tuangkan kedalam judul “Penggunaan Media Film Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri 6 Cikidang

Kabupaten Bandung Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan di atas, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi dengan menggunakan media film animasi di kelas IV SD Negeri 6 Cikidang?”

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, disusun beberapa pertanyaan penelitian yang mengarahkan pada jawaban terhadap permasalahan utama penelitian itu.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis karangan narasi melalui media film animasi di kelas IV SD Negeri 6 Cikidang?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi melalui media film animasi di kelas IV SD Negeri 6 Cikidang?

(11)

C. Tujuan Penulisan

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 6 Cikidang. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal berikut.

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media film animasi di kelas IV SD Negeri 6 Cikidang.

2. Mengetahui proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media film animasi di kelas IV SDNegeri 6 Cikidang.

3. Mengetahui peningkatan hasil pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media film animasi di kelas IV SD Negeri 6 Cikidang.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis

Selain memberikan kontribusi kongkret dalam pembelajaran bahasa indonesia terutama bagi siswa sekolah dasar, penelitian ini juga dapat dijadikan untuk memperkuat, mendukung, juga melakukan pengembangan pada penelitian selanjutnya. Khususnya, yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Memperkenalkan sebuah media pembelajaran yang menarik bagi pembelajaran menulis karangan narasi bagi siswa serta dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa, khususnya pembelajaran menulis narasi.

b. Bagi guru

(12)

E. Definisi Operasional

Dalam bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing variabel yang dijadikan kata kunci penelitian ini, adapun kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kemampuan Menulis

Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan melakukan sesuatu. Kemampuan dalam menulis merupakan kesanggupan seseorang untuk menuangkan ide dan gagasannya ke dalam tulisan.

2. Karangan Narasi

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami (Wikipedia, 2014). Ada beberapa jenis karangan Bahasa Indonesia, diantarnya adalah narasi, deskripsi, argumentasi, eksposisi dan persuasi.

Narasi merupakan suatu bentuk karangan yang menceritakan proses kejadian atau peristiwa dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca, sehingga seolah-olah pembaca merasakan peristiwa itu yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu.

3. Film Animasi

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Tindakan Kelas (Clasroom Action Research), yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins dalam Wiriaadmadja, 2008:11).

Sedangkan Kemmis (Wiriaadmadja, 2008:12) menjelaskan tentang penelitian tindakan kelas bahwa:

penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri replektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktik sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktik ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktik ini.

Kemudian Elliott (Wiriaatmadja, 2008:12) berpendapat bahwa penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka disimpulkan penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan maksud untuk memperbaiki kinerjanya dan diharapkan dapat meningkatkan serta memperbaiki hasil pembelajaran.

B. Model Penelitian

(14)

Gambar 3.1

Bagan 3.1

Prosedur Penelitian Tindakan kelas Adaptasi Model Kemmis dan Taggart (2009)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 6 Cikidang kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan media film animasi dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dilaksanakan pada bulan Mei 2014.

Observasi Pelaksanaan

Refleksi I

Perencanaan

Observasi Pelaksanaan

Refleksi II

Perencanaan

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

(15)

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yaitu kelas IV A SDN 6 Cikidang kecamatan Lembang Kabupaten bandung Barat dengan jumlah siswa keseluruhan 28 orang. Siswa laki-laki 13 orang dan siswa perempuan 15 orang. Pada umumnya mereka berasal dari keluarga menengah kebawah, orangtua mereka bekerja sebagai buru perkebunan.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan repleksi. Rencana penelitian terdiri dari dua siklus dan akan dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan menggunakan media film animasi. Penelitian akan dihentikan jika hasil penelitian telah sesuai dengan yang diharapkan. Adapun prosedur dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan (Planning). Pada tahap perencanaan peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Menentukan pokok bahasan dan mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar.

2) Menyusun RPP dengan menggunakan media film animasi.

3) Menyusun instrumen penelitian sebagai pengumpul data yaitu lembar observasi kegiatan guru dan siswa, serta hasil tes kemampuan siswa. 4) Menyediakan media pembelajaran yang akan digunakan.

5) Menyediakan peralatan dokumentasi yaitu kamera digital.

b. Tahap Pelaksanaan (Action). Peneliti melaksanakan pembelajaran siklus I dengan satu kali pertemuan (2x35 menit) dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

(16)

3) Guru menayangkan video film animasi dan siswa diminta untuk menganalisis film tersebut.

4) Guru bertanya-jawab dengan siswa tentang unsur-unsur cerita dalam film tersebut

5) Kemudian guru menugaskan siswa untuk mengarang narasi dengan tema yang ditentukan oleh guru.

c. Tahap Observasi (Observation). Pada tahap observasi peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Observasi dilaksanakan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama penelitian berlangsung.

2) Peneliti melakukan wawancara dan menyebarkan jurnal siswa setelah pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Refleksi (Reflection). Pada tahap refleksi peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Mengevaluasi kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada siklus I sehingga dapat diperbaiki pada siklus II

2) Menganalisis lembar observasi sehingga dapat diketahui kelemahan atau kekurangan pada siklus I

2. Siklus II

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan repleksi.

a. Tahap Perencanaan (planning). Pada pelaksanaan siklus kedua ini diharapkan sudah terdapat peningkatan dari perencanaan yang telah dilaksanakan pada siklus pertama dalam hal:

 Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP dan Instrumen penelitian) berdasarkan hasil repleksi dari siklus pertama.

 Menyediakan film animasi yang sesuai dengan RPP.

(17)

 Meminta rekan untuk mengobservasi pembelajaran.

 Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media film animasi yang berbeda.

 Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya.  Memberikan tes kemampuan menulis karangan narasi.

 Memberikan reward kepada siswa yang mengarang paling baik.

c. Tahap Pengamatan (observation). Pada pengamatan siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari pengamatan pada siklus pertama dalam hal:

 Mengamati perilaku dan keseriusan siswa dalam menonton film animasi yang digunakan.

 Mengamati perilaku dan keseriusan siswa dalam menulis karangan narasi.  Mengamati kesesuaian penggunaan media film animasi dengan pokok

bahasan yang berlangsung.

d. Tahap Refleksi (reflecting). Pada tahap repleksi siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari repleksi pada siklus pertama dalam hal:

 Melaksanakan diskusi dengan observer setelah dilakukan tindakan.

 Menyimpulkan hasil refleksi tindakan, yang akan digunakan sebagai tindakan selanjutnya jika diperlukan.

F. Instrumen Penelitian

Untuk mencapai hasil yang objektif dalam pengumpulan data, maka diperlukannya adanya instrumen yang tepat supaya masalah yang diteliti dapat terefleksikan dengan baik. Adapun jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(18)

mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu sangat penting dirumuskan dengan tepat.

2. Tes

Menurut Zainal Arifin (Agus Suriamiharja, 1997:5) tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang di dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik atau siswa, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik atau siswa tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu.

Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam membuat karangan narasi. Tes diberikan pada kegiatan akhir pembelajaran setelah siswa menonton film animasi.

3. Lembar Observasi

Observasi adalah suatu teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010:86).

Observasi dilakukan dengan sengaja untuk mengetahui adanya peningkatan dan perubahan tingkah laku pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa. Berikut ini adalah lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini:

a) Lembar Observasi Aktivitas guru

Tabel 3.1

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Siklus :...

Hari/Tanggal :...

(19)

Kurang : bila 1 Indikator yang tampak

Cukup : bila 2 Indikator yang tampak

Baik : bila 3 Indikator yang tampak

Sangat Baik : bila 4 Indikator yang tampak

No Hal yang diamati K C B SB

1 Kemampuan Membuka Pelajaran a. Menarik Perhatian siswa b. Memberikan motivasi c. Melakukan apersepsi

d. Memberi acuan materiyang akan diajarkan

2 Sikap peneliti dalam proses pembelajaran a. Kejelasan suara

b. Antusias dalam memberikan materi c. Pergerakan peneliti tidak mengganggu

kenyamanan siswa belajar d. Mobilitas posisi tempat dalam

kelas/ruang praktek 3 Proses Pembelajaran

a. Kesesuaian metode dengan pokok bahasan

b. Kejelasan dalam menerangkan dan memberikan contoh

c. Antusiasme dalam menanggapi respon d. Pemanfaatan waktu dengan cermat 4 Kemampuan menggunakan media

a. Memperhatikan prinsip penggunaan media

b. Tepat saat penggunaan

(20)

d. Membantu kelancaran proses pembelajaran

5 Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

b. Melakukan evaluasisesuai dengan butir soal yang telah direncanakan dalam RPP c. Melakukan evaluasi sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan d. Melakukan evaluasi sesuai dengan

bentuk dan jenis yang dirancang 6 Kemampuan menutup pelajaran

a. Memberikan tes terakhir b. Menyimpulkan materi

c. Menberi kesempatan bertanya d. Menginformasikan bahan pelajaran

berikutnya

(Diadaptasi dari Sulistiyaningsih, 2010:85) Keterangan Skor Kriteria :

K = 1 C = 2 B = 3 SB = 4

(21)

b) Lembar observasi aktivitas siswa

Tabel 3.2

Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Siklus :...

Hari/Tanggal :...

Petunjuk :

Kurang : bila 1 Indikator yang tampak

Cukup : bila 2 Indikator yang tampak

Baik : bila 3 Indikator yang tampak

Sangat Baik : bila 4 Indikator yang tampak

No Hal yang diamati K C B SB

1 Kedisiplinan Siswa

a. Siswa tepat waktu masuk kelas sebelum pelajaran dimulai

b. Siswa memberikan salam pada guru sebelum pelajaran dimulai

c. Siswa berdoa sebelum pelajaran dimulai d. Siswa bersikap sopan selama proses

pembelajaran berlangsung 2 Kesiapan Siswa

a. Siswa menyiapkan buku tulis b. Siswa menyiapkan alat-alat tulis c. Siswa menyiapkan buku pelajaran d. Siswa duduk dengan rapi

3 Keaktifan Siswa

(22)

b. Siswa berani mengemukakan pendapatnya

c. Siswa berani bertanya bila mengalami kesulitan

d. Siswa memnjawab pertanyaan guru dengan benar

4 Keadaan siswa dengan lingkungan belajar

a. Siswa merasa senang dengan pembelajaran hari ini

b. Siswa merasa nyaman dengan pembelajaran hari ini

c. Siswa cepat menerima materi

d. Siswa mampu mengikuti pelajaran dengan baik

5 Kemampuan siswa mengerjakan tes

a. Siswa mampu mengerjakan tes sendiri b. Siswa mengerjakan tes dengan serius c. Siswa mengerjakan tes sesuai dengan

waktu yang disediakan

d. Siswa mengumpulkan tes tepat waktu

(Diadaptasi dari Sulistiyaningsih, 2010:86) Keterangan Skor Kriteria:

K = 1 C = 2 B = 3 SB = 4

(23)

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan camera digital atau camera handphone. Pengambilan foto dilakukan pada saat proses pembelajaran, wawancara guru dan siswa, dan ketika diskusi dengan observer.

G. Tehnik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah sedemikian rupa, sehingga hasilnya dapat dijadikan bahan untuk analisis. Data dalam penelitian ini memberikan gambaran mengenai aktivitas siswa dan ketuntasan belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media film animasi.

H. Analisis Data

Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis, data-data tersebut berasal dari beberapa sumber yang telah dikumpulkan yaitu hasil observasi kegiatan siswa dan guru serta hasil test menulis karangan narasi siswa.

Dalam pelaksanaan analisis data disusun rambu-rambu analisis proses pembentukan keterampilan menulis karangan narasi menggunakan film Animasi. Rambu-rambu tersebut berguna untuk mengarahkan kegiatan analisis yang dilakukan berkaitan dengan pembelajaran menulis narasi dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu. Untuk lebih jelasnya rambu-rambu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Penilaian Menulis Karangan Narasi

Aspek yang dinilai Jumlah Skor

Unsur-unsur Narasi 1. Tokoh 2. Alur

3. Sudut pandang 4. Gaya bahasa

(24)

Isi Karangan

5. Hubungan isi dengan Topik 6. Pengembangan isi

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Kebahasaan

7. Diksi 8. Ejaan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Diadaptasi dari Suherli dalam hikmawati (2011:39).

Σ Skor Siswa

Nilai = X 100

Σ Skor Ideal

Tabel 3.4

Arti skor Penilaian

5 SB Sangat Baik

4 B Kurang

3 C Cukup

2 K Kurang

1 SK Sangat Kurang

Tabel 3.5

Deskripsi Skor Penilaian

Unsur-unsur narasi 1. Tokoh

5 pelukisannya jelas, wajar dan dikembangkan

4 pelukisannya jelas, wajar namun tidak dikembangkan

3 pelukisannya kurang jelas, kurang wajar dan dikembangkan

(25)

dan tidak dikembangkan

4 berhubungan, logis dan tidak mengundang kejutan

5 konsekuen, tepat dan menarik 4 konsekuen, tepat dan tidak menarik

3 konsekuen, kurang tepat dan tidak menarik

2 Kurang konsekuen, kurang tepat, dan tidak menarik

1 Tidak ada sudut pandang 4. gaya bahasa

5

pilihan kata tepat, ketetapan kata

membangun kalimat efektif,

perbendaharaan kata sangat luas

4

pilihan kata cukup tepat, ketetapan kata yang membangun kalimat efektif, perbendaharaan kata cukup luas

3

pilihan kata cukup tepat, ketetapan kata yang membangun kalimat kurang efektif, perbendaharaan kata sedikit terbatas

(26)

perbendaharaan kata sangat terbatas

1

pilihan kata tidak tepat, ketepatan kata yang membangun kalimat tidak efektif, perbendaharaan kata sangat sederhana Isi karangan

5. hubungan

dengan topik 5

seluruh karangan betul-betul sejalan dengan tofik dan judul

4 ada bagian isi karangan yang tidak cocok tetapi tidak mengganggu pemahaman

3

ada bagian isi karangan tidak dimasukan dalam karangan yang dapat mengganggu pemahaman

2 ada bagian isi karangan yang tidak berhubungan dengan topik atau judul

1 hampir semua karangan menyimpang dari topik atau judul

6. Pengembang

an isi 5

topik karangan dikembangkan secara maksimal sehingga isi karangan terasa lengkap

4

hal-hal yang dianggap perlu menurut topik ada dalam karangan walaupun tidak maksimal

3 isi karangan kurang dikembangkan sehingga mengganggu pemahaman

2 isi karangan hanya menyebutkan cerita secara global

(27)

7. diksi 5 penggunaan kata-kata tepat dan bervariasi

4 penggunaan kata-kata sudah tepat, hanya tidak bervariasi

3

ada beberapa penggunaan kata atau istilah (1-5 kata) yang kurang tepat dan mengganggu pemahaman

2

ada beberapa penggunaan kata atau istilah (6-10 kata) yang kurang tepat dan mengganggu pemahaman

1

Kata-kata yang digunakan sangat terbatas, tidak menggunakan kata atau istilah yang seharusnya digunakan, adanya pilihan kata (lebih dari 10) yang tidak tepat 8. ejaan 5 tidak terdapat kesalahan ejaan

4

terdapat sedikit kesalahan ejaan (1-5 ejaan) dan tampaknya hanya karena tidak berhati-hati

3 terdapat sedikit kesalahan ejaan (1-5 ejaan ) dan bersifat konsisten

2 terdapat kesalahan ejaan (6-10 ejaan) yang bersifat konsisten

1 banyak terdapat kesalahan ejaan (lebih dari 10 ejaan)

Untuk mengukur daya serap siswa, pedoman penilaian menggunakan sistem PAP (Penilaian Acuan Patokan) skala lima menurut Burhan Nurgiantoro dalam Dini Purnamasari (2010:52) yaitu:

(28)

Tabel 3.6

Penilaian PAP Skala

Interval Tingkat Penguasaan Kategori Nilai Keterangan

85-100 A Baik Sekali

75-84 B Baik

60-74 C Cukup

40-59 D Kurang

01-39 E Kurang Sekali

Adapun rumus presentase yang digunakan dari Santoso dalam Hidayati (2010:41) dan penganalisaan dilakukan menggunakan rambu-rambu berikut analisis berikut.

P = Keterangan:

P = persentase,

F = jumlah siswa yang memenuhi kategori, N = jumlah keseluruhan siswa,

100 = bilangan konstanta

Tabel 3.7

Pedoman Tafsiran Data dalam % Kualitatif

Persentase Tafsiran

100 Seluruhnya

90-99 Hampir seluruhnya

70-89 Sebagian besar

51-69 Lebih dari setengahnya

50 Setengahnya

(29)

1-29 Setengah kecil

0 Tidak seorang pun

I. Kriteria Keberhasilan

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 6 Cikidang dapat meningkat dengan menggunakan media film animasi. Penelitian ini menjawab beberapa rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Perencanaan pembelajaran menulis karangan narasi dengan media film animasi dilaksanakan selama dua siklus, kegiatan perencanaan yang dilakukan diawali dengan menyusun RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) dengan film animasi sebagai media pembelajaran. Film animasi yang akan digunakan dipersiapkan beberapa hari sebelum penelitian. Adapun Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih film animasi yang akan digunakan adalah 1) durasi film yang singkat. 2) kosakata yang digunakan tidak sulit. 3) menarik perhatian siswa, 4) sesuai dengan perkembangan siswa 5) sesuai dengan materi pelajaran bahasa Indonesia, yaitu mengarang narasi. Dalam siklus pertama dan kedua film yang ditayangkan berbeda disesuaikan dengan tema karangan siswa.

(31)

pembelajaran yang akan dicapai dan melakukan apersepsi, pada kegiatan inti guru menyampaikan materi langkah-langkah mengarang dan karangan narasi secukupnya, kemudian guru mulai menayangkan film animasi tersebut, setelah itu guru dan siswa bertanya-jawab tentang unsur-unsur cerita dalam film tetrsebut seperti tokoh, latar dan peristiwa yang terjadi dalam film. Setelah itu siswa diminta untuk membuat karangan sesuai dengan pengalaman mereka sendiri dengan tema yang ditentukan. Ketika pembelajaran berlangsung terlihat dengan jelas aktivitas siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat. Suasana dalam pembelajanpun menjadi lebih kondusif. Dengan demikian, penggunaan media film animasi dalam pembelajaran menulis karangan narasi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis karangan narasi.

Hasil pembelajaran menulis karangan narasi siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan media film animasi. Hal ini terlihat dari peningkatan setiap siklusnya. Hasil rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siswa pada pra siklus sebesar 59,19 dengan tingkat ketuntasan 28,6%, siklus I sebesar 67,4 dengan tingkat ketuntasan 50%, siklus II sebesar 76,5 dengan tingkat ketuntasan 84,61%. Dengan demikian, penggunaan media film animasi dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi.

B. Rekomendasi

Berdasararkan simpulan di atas, maka beberapa saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Bagi Guru

(32)

media pembelajaran, maka guru harus melakukan proses seleksi terlebih dahulu memilih mana film animasi yang relevan dan layak dijadikan media pembelajaran menulis karangan narasi.

2. Bagi Siswa

Pembelajaran dengan media film animasi memberikan pengalaman baru bagi siswa seharusnya siswa dapat lebih kreatif lagi dalam menuangkan ide dan gagasan dalam menulis karangan narasi.

3. Bagi Peneliti

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suriamiharja, H. Akhlah Husen, & Nunuy Nurjanah. 1996/1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Akhdiah, Sabarti, dkk. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Akhmat Sudrajat. 2008. Kecakapan (Kecerdasan dan Bakat) Individu. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/kemampuan-individu/. Diakses [19 Juni 2014].

Anonim. 2014. Karangan. Http://id.m.wikipedia.org/wiki/karangan. Diakses [7 Juli 2014].

Arsyad, Azhar. 2011. Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Burhan Nurgiantoro. 1988. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia.

Depatemen Pendidikan Nasional. 2009. Bahan 02 Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Djago Tarigan, H.G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa

Djuherli dan suherli. 2002. Panduan membuat karya tulis. Bandung: Y Rama Widya.

Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

(34)

2010/2011). Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Keraf, G. 2004. Argumentasi dan narasi. Jakarta : Gramedia.

M. Atar Semi. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa Purnamasari, Dini. 2010. Penerapan Model Think-talk-write (TTW) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SMA Pasundan

Kota Sukabumi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI. Tidak diterbitkan.

Rosidi, imron. 2009. Menulis...Siapa Takut?, Bandung : Kanisius.

Semi, M.Atar. 2007. Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa. Solehan T.W, dkk. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santoso, S. 2005. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elek Media komputindo.

Solehan T.W, dkk. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

St. Y. Slamet. 2008.Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar.Surakarta:UNS Press.

Subana, H.M. dan Sudrajat. 2005. Dasar-dasar penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana, Nana. 2005. Media pengajaran. Bandung. Sinar Baru Aglesindo.

Sulistiyaningsih, Eny. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan Metode Peta pikiran (Mind Maping) pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangasem

(35)

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran. 2008. Bandung: Wacana Prima.

Tarigan, H.G. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Rochiati Wiriaatmadja. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Rosdakarya.

Gambar

Gambar 3.1 Refleksi
tabel sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan akseptor KB yang baik tentang hakekat program KB akan memengaruhi mereka dalam memilih metode/alat kontrasepsi yang akan

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT beserta Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

Dalam Penulisan Ilmiah ini, penulis akan membahas mengenai JARINGAN LAN PADA RENTAL TC COMPUTER yang salah satu tujuan LAN adalah mendapatkan keandalan tinggi dengan

Dalam penyusunan LKS, materi yang diberikan pada setiap kali pertemuan kegiatan belajar mengajar (KBM), disediakan tiga jenis tugas, yaitu pemahaman konsep, latihan

Dengan melihat kondisi tersebut di atas Penulis berkeinginan untuk membuat suatu Aplikasi yang dapat mengolah data pembayaran kredit secara cepat dan akurat, dengan

Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa dengan kemampuan awal matematika sedang, yang mendapat pembelajaran melalui pendekatan kontekstual lebih baik daripada

Untuk memperjelas penulisan ilmiah ini, penulis sertakan landasan teori perancangan sistem dan beberapa teori yang digunakan sebagai alat Bantu untuk merancang sistem sehingga