• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL KOLB PADA PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MELIHAT PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL KOLB PADA PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MELIHAT PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL KOLB PADA PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MELIHAT

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

Konsentrasi Pendidikan Fisika Sekolah Lanjutan

Oleh

Nelda Rahayu 1102595

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL KOLB PADA PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MELIHAT

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Oleh Nelda Rahayu

S.Pd Universitas Negeri Padang, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan IPA

© Nelda Rahayu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Halaman Pengesahan Tesis

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL KOLB PADA PEMBELAJARAN FISIKA

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MELIHAT

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBMBING:

Pembimbing I

Dr. Setiya Utari, M.Si

NIP. 196707251992032002

Pembimbing II

Dr. Enjang Akhmad Juanda, M.Pd,

M.T

NIP. 195508261981011001

Ketua Program Studi Pendidikan IPA

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si.

(4)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL KOLB PADA PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MELIHAT

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Nelda Rahayu

NIM. 1102595

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan proses sains siswa. Metode penelitiannya pre-experiment dengan desain one group pretest-posttest yang dilaksanakan pada kelas X di salah satu SMAN di Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif meningkat dengan kategori “sedang” dengan rata-rata N-gain 0,59. Hasil penilaian portofolio untuk delapan aspek keterampilan proses sains menunjukkan adanya peningkatan tiap pertemuan. Siswa memiliki respon positif terhadap penerapan model Experiential Kolb. Dapat disimpulkan, model Experiential Kolb dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan proses sains.

(5)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

APPLYING KOLB’S EXPERIENTIAL MODEL IN PHYSICS LEARNING TO

IMPROVE STUDY RESULT OF COGNITIVE DOMAIN AND OBSERVE STUDENT’S

SCIENCE PROCESS SKILLS PROFILE

Nelda Rahayu NIM. 1102595

Abstract

This research purpose to find out how far applying Kolb’s Experiential model in physics learning can improve study result of cognitive domain and student’s science process skills. The method of this research is pre-experiment with one group pretest-posttest design that was done on X class at one of the senior high school in Pesisir Selatan regency. Result of research indicated that study result of cognitive domain rise in category "medium" with N-gain average 0.59. Result of portofolio assessment for eight aspects of science process skills showed the increasing for all aspects in every meeting. Students have positive respon on applying Kolb’s Experiential model. Can be inferred, Kolb’s Experiential model can improve study result of cognitive domain and science process skills.

(6)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu KOGNITIF, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN MATERI HUKUM KIRCHHOFF A. ... Mo del Pembelajaran Experiential Kolb... 6

B. ... Has il Belajar Ranah Kognitif ... 10

C. ... Pen gertian Keterampilan Proses Sains ... 13

D. ... Des kripsi Materi Hukum Kirchhoff Kelas X Semester II ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. ... Met ode Penelitian ... 19

(7)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. ... Var iabel dan Data Penelitian ...20 D. ... Pro sedur dan Alur Penelitian ... 20 E. ... Def nik Analisis Instrumen Penelitian ... 24 I. ... Tek nik Analisis Data ... 28 J. ... Has il Analisis Uji Coba Instrumen ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ... Has il Penelitian ... 33 1. ... Dat a Hasil Belajar Ranah Kognitif pada Konsep Hukum Kirchhoff ... 33 2. ... Des kripsi Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif untuk Setiap Aspek Kognitif ... 33 3. ... Dat a Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Aktif dan Tidak Aktif ... 35 4. ... Prof

il Peningkatan Keterampilan Proses Sains ... 35 5. ... Per

bandingan Profil Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Aktif dan Tidak Aktif ... 37 6. ... Uji Korelasi dan Regresi Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Keterampilan Proses Sains Siswa ... 39 7. ... Des kripsi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Experiential Kolb ... 40 8. ... Tan ggapan Siswa terhadap Pembelajaran ... 43 B. ... Pe

(8)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. ... Hub ungan Antara Keterampilan Proses Sains dengan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. ... Kes impulan ... 53 B. ... Sar

an ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 58

(9)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintak Pembelajaran Model Experiential Kolb ... 8

2.2 Dimensi Proses Kognitif ... 11

2.3 Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya... 14

2.4 Aspek Keterampilan Proses Sains yang Diamati ... 16

3.1 Desain Penelitian ... 19

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.3 Interpretasi Validitas Butir Soal ... 25

3.4 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal ... 26

3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 27

3.6 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 27

3.7 ... Kriteria Keterlaksanaan Model ... 28

3.8 ... Inter pretasi Gain Skor Dinormalisasi ... 29

3.9 ... Inter pretasi Tingkat Keberhasilan Keterampilan Proses Sains ... 30

3.10 Hasil Uji Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Soal Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 31

3. 11 Rekapitulasi Tiap Aspek Kognitif ... 32

4.1 Rekapitulasi Skor Rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa untuk Tiap Aspek KPS ... 36

4.2 Rekapitulasi Skor Rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa Untuk Tiap aspek KPS Antara Siswa Aktif dan Tidak Aktif ... 37

4.3 Korelasi Skor Rata-rata Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Ranah Kognitif Untuk Siswa Aktif ... 39

(10)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.5 Nilai Koefisien Korelasi, Koefisien Determinasi dan Persamaan Regresi Keterampilan Proses Sains dengan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Tidak Aktif ... 40

4.6 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Experiential Kolb oleh Guru ... 38 4.7 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Experiential Kolb oleh

Siswa ... 38 4.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Model

(11)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Diagram Model Pembelajaran Experiential Kolb ... 8

2.2 Arus Percabangan ... 17

2.3 Rangkaian dengan Satu Loop... 18

3.1 Bagan Alur Penelitian ... 22

4.1 Diagram Batang Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest, Posttest dan N-gain Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 34

4.2 Diagram Batang Perbandingan Skor Rata-Rata untuk Tiap Aspek Ranah Kognitif ... 35

4.3 Diagram Batang Rata-rata Skor Gain <g> pada Setiap Aspek Kognitif ... 35

4.4 Diagram Batang Profil Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa ... 37

(12)

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A : Perangkat Pembelajaran ... 52

Lampiran B : Instrumen Penelitian ... 89

Lampiran C : Instrumen Penelitian ... 141

(13)

1

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika di tingkat SMA/MA dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri, karena (1) mata pelajaran Fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari; (2) untuk membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Salah satu standar kompetensi lulusan mata pelajaran Fisika pada jenjang SMA berdasarkan Kurikulum 2006 adalah siswa dapat melakukan percobaan, antara lain merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrumen, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Keterampilan-keterampilan tersebut disebut juga Keterampilan-keterampilan proses sains. Keterampilan proses ini juga dijadikan sebagai salah satu dimensi yang penting diukur dalam Literasi Sains oleh PISA (Programme for International Student Assessment). Dari hasil tes PISA tahun 2009, Indonesia masih berada di bawah rata-rata Internasional dengan skor 383 dari skor Internasional 500 dengan peringkat 60 dari 65 anggota Negara peserta untuk bidang studi sains. Ini menunjukkan bahwa literasi sains siswa untuk ketegori sains masih sangat rendah.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, observasi pada proses pembelajaran fisika, ditemukan bahwa proses pembelajaran fisika yang dilaksanakan masih belum memenuhi standar proses dimana metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah dan kadang-kadang metode Cooperative Learning. Standar proses pembelajaran fisika mengisyaratkan adanya kegiatan

(14)

2

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

contoh proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif adalah melalui kegiatan praktikum, demonstrasi, atau diskusi. Selain dapat membuat siswa aktif dalam kelas, proses ini juga dapat melatihkan beberapa keterampilan proses sains seperti keterampilan mengamati (observasi), memprediksi, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, berkomunikasi dan lainnya. Namun di sekolah ini, terutama di kelas X untuk mata pelajaran fisika, kegiatan praktikum belum pernah dilaksanakan disebabkan beberapa alasan, yaitu (1) belum lengkapnya sarana/prasarana laboratorium seperti kurangnya alat/bahan untuk keperluan praktikum; dan (2) jumlah materi ajar yang banyak sehingga tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya praktikum.

Selanjutnya, dari hasil tes studi pendahuluan keterampilan proses sains yang mengujikan tujuh aspek keterampilan proses sains, ternyata kemampuan berkomunikasi, memprediksi, dan merencanakan percobaan memenuhi kriteria sangat kurang terampil. Hal ini disebabkan karena memang siswa tidak pernah mendapatkan pembelajaran yang dapat melatihkan keterampilan-keterampilan tersebut. Guru juga belum pernah memberikan demonstrasi ataupun perkenalan dengan alat/bahan yang berhubungan dengan materi ajar, sehingga keterampilan mengamati siswa juga rendah. Rendahnya keterampilan proses sains siswa juga dapat berakibat pada rendahnya hasil belajar ranah kognitif siswa, karena keterampilan proses sains sangat berguna bagi siswa untuk memecahkan berbagai permasalahan fisika sehari-hari. Dari hasil wawancara dengan guru dan siswa, diketahui bahwa nilai hasil belajar ranah kognitif siswa masih rendah. Oleh karena itu, guru harus bisa memfasilitasi siswa dengan proses pembelajaran yang baik dan dapat mendukung siswa untuk aktif sehingga proses pembelajaran fisika menjadi bermakna.

(15)

3

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyatakan bahwa keterampilan proses sains dapat diperoleh dan dikembangkan melalui latihan-latihan yang melibatkan aktifitas praktek sains. Salah satu model pembelajaran yang dapat menunjang untuk dilatihkannya keterampilan proses sains adalah model pembelajaran Experiential Kolb. Model ini dianggap sebagai salah satu cara terbaik untuk melibatkan siswa dalam pendekatan pembelajaran aktif (Manolas, 2005). Model pembelajaran ini terdiri dari empat tahap yaitu tahap pengalaman kongkrit, pengamatan reflektif, konseptualisasi abstrak dan percobaan aktif. Melalui model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat membangun konsep yang bermakna dan kepercayaan diri dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan-keputusan yang cermat.

Penelitian terhadap model pembelajaran Experiential Kolb yang telah dilakukan oleh Manolas (2005), menunjukkan bahwa model pembelajaran Experiential Kolb dapat menstimulasi siswa untuk memilih pembelajaran dan

menantang mereka untuk membangun kemampuan dalam mengefektifkan pemikiran dan pemecahan masalah. Selanjutnya, Chen, et al. (2010) menemukan bahwa penggunaan Lego Robot NXT dalam pembelajaran yang menerapkan model Kolb dapat membuat siswa aktif dan menikmati kesenangan dari Lego Robot serta menyadari konten matematisnya juga. Untuk itu, peneliti bermaksud menerapkan model Experiential Kolb karena dapat melibatkan siswa secara aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui kegiatan praktikum, serta model ini juga cocok untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa.

Penelitian ini dipandang penting karena dengan menerapkan model pembelajaran Experiential Kolb ini diharapkan bisa lebih meningkatkan hasil belajar fisika serta keterampilan proses sains siswa. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan fisika menjadi lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penerapan model Experiential Kolb pada

pembelajaran fisika dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan

(16)

4

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Sejauhmana penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan proses

sains siswa?” Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut:

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika?

2. Bagaimana profil peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika?

C. Pembatasan Masalah

Dengan memperhatikan aspek-aspek metodologi dan keterbatasan yang ada pada peneliti, maka penelitian ini perlu dibatasi atau difokuskan. Untuk itu, penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa diukur dari peningkatan rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> yang dibatasi pada aspek memahami (C2), menerapkan (C3) dan menganalisis (C4) dengan materi Hukum Kirchhoff.

2. Profil peningkatan keterampilan proses sains siswa dilihat dari peningkatan skor rata-rata penilaian portofolio produk berupa lembar kerja siswa selama tiga kali pertemuan yang dibatasi pada aspek melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi), meramalkan (prediksi), berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan atau penyelidikan, menggunakan alat/bahan dan menerapkan konsep atau prinsip.

D. Tujuan Penelitian

(17)

5

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Mendapatkan gambaran tentang peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diterapkannya model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika.

2. Mendapatkan gambaran profil peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah diterapkannya model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika.

3. Mendapatkan gambaran tentang tanggapan siswa terhadap penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Menjadi bukti tentang potensi model pembelajaran Experiential Kolb

dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan proses sains siswa.

2. Memotivasi guru untuk melakukan model pembelajaran yang sejenis untuk materi pelajaran lainnya.

(18)

19

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Karena penelitian ini bertujuan hanya untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan melihat profil keterampilan proses sains siswa serta ingin melihat bagaimana persentasi siswa yang aktif setelah diterapkan model Experiential Kolb dalam pembelajaran fisika, maka metode yang digunakan dalam adalah metode eksperimen awal atau pre-experiment dengan desain one-group pretest-posttest (Sugiyono, 2012). Dalam desain ini kelompok subjek tunggal diberi pretest/tes awal (O), perlakuan (X), dan posttest/tes akhir (O). Desain ditunjukkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pretest Perlakuan Postest

O X O

Keterangan:

O : Tes Awal (pretest) sama dengan Tes Akhir (posttest)

X : Penerapan Pembelajaran Fisika dengan model Experiential Kolb

B. Populasi dan Sampel Penelitian

(19)

20

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Variabel dan Data Penelitian

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas adalah variabel yang diatur dan berpengaruh terhadap variabel lain. Variabel bebasnya disini yaitu keterlaksanaan pembelajaran fisika dengan model Experiential Kolb.

b. Variabel terikat merupakan kondisi yang muncul atau tidak muncul ketika peneliti mengganti variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan proses sains siswa.

2. Data Penelitian

Data pada penelitian ini adalah data hasil belajar fisika ranah kognitif dan keterampilan proses sains siswa.

D. Prosedur dan Alur Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan yang meliputi kegiatan: a. Menentukan lokasi penelitian. b. Mengurus surat izin penelitian.

c. Melakukan observasi lapangan sebelum melakukan penelitian. d. Studi pendahuluan.

e. Menentukan kelas sampel penelitian, waktu pelaksanaan dan materi yang akan diajarkan saat penelitian.

f. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

g. Melakukan Judgement instrumen tes kepada dosen, menguji cobanya kemudian menganalisisnya.

h. Revisi instrumen 2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretest bagi kelas sampel.

(20)

21

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Memberikan posttest di akhir pembelajaran. 3. Tahap Akhir

a. Memberikan skor pada lembar jawaban siswa.

b. Menghitung skor rata-rata pretest dan posttest yang diperoleh siswa. c. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang didapatkan dengan

teknis analisis data yang digunakan. Alur penelitian dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian

Instrumen baru Survey Lokasi Penelitian

Studi Pendahuluan & Literatur

Menentukan sampel, waktu dan materi penelitian

Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian

Judgement instrumen Ujicoba

Revisi

Pelaksanaan pretest

Kelas Eksperimen

Penerapan model Experiential Kolb pada

pembelajaran fisika Pelaksanaan posttest

Pengolahan

Analisis

(21)

22

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Definisi Operasional

1. Keterampilan proses sains didefinisikan sebagai keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prisip, hukum-hukum, dan teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik maupun keterampilan sosial. Keterampilan proses sains siswa yang ingin dilatihkan yaitu melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi), meramalkan (prediksi), berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan atau penyelidikan, menggunakan alat/bahan dan menerapkan konsep atau prinsip, dinilai dari kumpulan portofolio lembar kerja siswa selama tiga kali pertemuan menggunakan lembar penilaian portofolio produk.

2. Model pembelajaran Experiential Kolb didefinisikan sebagai model pembelajaran yang menyajikan situasi pembelajaran dengan empat tahapan yaitu mengadakan pengalaman kongkrit bagi siswa sebagai awal pembelajaran diteruskan dengan pengamatan reflektif dan masuk pada tahap konsepsi abstrak kemudian diselesaikan melalui percobaan aktif (Manolas, 2005). Keterlaksanaan model pembelajaran ini dipantau menggunakan lembar observasi.

3. Hasil belajar ranah kognitif siswa dalam penelitian ini adalah perolehan nilai siswa terhadap instrumen dalam bentuk pilihan ganda, mencakup memahami (C2), mengaplikasikan (C3) dan menganalisis (C4).

F. Instrumen Penelitian

(22)

23

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Fisika dengan Model Experiential Kolb.

Lembar observasi ini diisi oleh observer dengan mengobservasi pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan menggunakan lembaran daftar cek. 2. Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif

Untuk mengukur peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa digunakan instrumen tes berupa soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban yang diberikan sebelum (pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Materi fisika yang ingin diujikan adalah Hukum Kirchhoff untuk kelas X semester II.

3. Lembar Penilaian Portofolio Keterampilan Proses Sains

Untuk mengukur peningkatan keterampilan proses sains siswa digunakan lembar penilaian portofolio produk yaitu lembar kerja siswa selama tiga kali pertemuan. Indikator keterampilan proses sains yang akan diujikan disini yaitu melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi), meramalkan (prediksi), berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan atau penyelidikan, menggunakan alat/bahan dan menerapkan konsep atau prinsip.

4. Angket Tanggapan Siswa

Angket ini bertujuan untuk mengungkap tanggapan siswa terhadap penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika. Angket ini menggunakan skala Likert, setiap siswa diminta untuk menjawab suatu pertanyaan dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RG), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk pertanyaan positif nilai SS = 5, S= 3, RG = 3 , TS = 2 dan STS = 1, dan sebaliknya (Sugiyono, 2012).

G. Teknik Pengumpulan Data

(23)

24

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengumpulan, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

N yang memuat kemampuan ranah kognitif siswa.

2. Siswa Keterampilan proses sains siswa

Portofolio Lembar penilaian portofolio tentang respon siswa terhadap penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika

H. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Pengujian kesahihan tes meliputi validitas butir soal, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Untuk instrumen hasil belajar ranah kognitif yaitu berupa tes pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban dilakukan analisis instrumen terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen layak dipakai. Berikut langkah-langkah analisis yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini.

1. Validitas Butir Soal

(24)

25

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada penelitian ini untuk membuktikan validitas instrumennya menggunakan pembuktian validitas isi (content-related evidence of validity), yaitu kevalidan instrumen berdasarkan pertimbangan (judgement) ahli.

Salah satu cara untuk mendukung validasi isi tersebut adalah dengan menggunakan validitas butir soal. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor tiap butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal memiliki validitas tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi yang dihitung menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, yaitu (Arikunto, 2011):

  

Interpretasi untuk besarnya koefiesien korelasi terlihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Interpretasi Validitas Butir Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

(25)

26

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Tabel 3.4 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal

(Arikunto, 2007)

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Tingkat kesukaran dihitung dengan rumus (Arikunto, 2011) :

JS B P

(3.3) Keterangan:

P = Tingkat Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah Siswa

Interpretasi tingkat kesukaran setiap item soal, dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

(26)

27

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Interval Interpretasi

0,00-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah

(Arikunto, 2011)

4. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, digunakan rumus :

B JA = banyaknya peserta kelompok atas. JB = banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar. BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar. Sedangkan interpretasi nilai daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

(27)

28

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

I. Teknik Analisis Data

Hasil analisis data digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan proses sains siswa, keterlaksanaan proses pembelajaran, serta tanggapan siswa terhadap penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika. Data yang telah terkumpul

kemudian di analisis yang meliputi:

1. Untuk lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan model Experiential Kolb yaitu menggunakan lembaran daftar cek.

Langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data tersebut adalah dengan:

a. Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada

format keterlaksanaan model pembelajaran.

b. Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan persamaan berikut:

(3.5)

Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan pembelajaran dapat diinterpretasikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Kriteria Keterlaksanaan Model

Persentase (%) Kategori

80-100 sangat baik

60-79 baik

40-59 cukup

20-39 kurang

0–19 sangat kurang

(Priyanto, 2006 dalam Eko, 2012) 2. Menganalisis data hasil tes ranah kognitif

a. Pemberian skor

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode

Rights Only, yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban salah

atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa

(28)

29

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Menghitung skor gain dinormalisasi

Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus faktor gain < g > yang dikembangkan oleh Hake (1998) dengan rumus:

Keterangan :

<g> = gain dinormalisasi SI = skor ideal Tf = skor posttest Ti = skor pretest

Besar gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.8 Interpretasi Gain Skor Dinormalisasi

Nilai gain dinormalisasi <g> Kriteria

 0,7 Tinggi

0,3 ≤ (<g>) < 0,7 Sedang

< 0,3 Rendah

(Hake, 1998) 3. Menganalisis Lembar Penilaian Portofolio Keterampilan Proses Sains

Profil peningkatan keterampilan proses sains diukur menggunakan lembar observasi penilaian portofolio kumpulan lembar kerja siswa selama tiga kali pertemuan. Lembar penilaian berisi aspek-aspek keterampilan proses sains yang diuraikan lagi menjadi beberapa indikator keterampilan. Skor yang diperoleh siswa kemudian dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(29)

30

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.9 Interpretasi Tingkat Keberhasilan Keterampilan Proses Sains

Persentase Kategori

80% atau lebih Sangat Baik

60%-79% Baik

40%-59% Cukup

21%-39% Rendah

0-20% Rendah Sekali

(Ridwan, 2000 dalam Permata, 2012) 4. Menghitung Persentase Angket Siswa.

Angket ini menggunakan skala Likert, setiap siswa diminta untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), Ragu-ragu (RG), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk pertanyaan positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 5, S= 4, RG = 3, TS = 2 dan STS = 1, dan sebaliknya (Sugiyono, 2012). Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 14 pernyataan. Dengan demikian skor maksimal yang dapat dicapai oleh siswa adalah 70 dan minimal 14. Skor dari setiap pernyataan untuk seluruh siswa dirata-ratakan dan dinyatakan dalam bentuk persentase capaian dengan menggunakan persamaan:

%S = (3.8)

dimana: = skor rata-rata Sm = skor maksimum

Dalam penelitian ini, penulis hanya ingin mengetahui persentase sikap siswa terhadap penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika untuk materi hukum Kirchhoff.

J. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

(30)

31

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

instrumen tes dipakai dalam penelitian. Adapun analisis tes yang dilakukan antara lain: analisis validitas butir soal, analisis tingkat kesukaran butir soal, analisis daya pembeda butir soal dan analisis reliabilitas tes.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal hasil belajar ranah kognitif yang berjumlah 33 butir soal dengan bentuk pilihan ganda diperoleh reliabilitas tes ranah kognitif 0,78 yang termasuk dalam kategori tinggi.

Data hasil uji validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Soal Hasil Belajar Ranah Kognitif

No

Soal Aspek Validitas Keterangan

(31)

32

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran, maka dipilih 22 butir soal untuk tes hasil belajar ranah kognitif. Rekapitulasi tiap aspek kognitif ditunjukkan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Rekapitulasi Tiap Aspek Kognitif

Aspek Konitif Soal yang dipakai Keterangan

C2 2,6,8,18,19,20,24 7 soal

C3 4,9,10,14,16,17,21,27,30,32 10 soal

(32)

53

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan proses sains siswa untuk materi hukum Kirchhoff, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa untuk materi hukum Kirchhoff. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> sebesar 0,59 yang termasuk dalam kategori sedang.

2. Penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hal ini ditunjukkan oleh profil peningkatan keterampilan proses sains untuk setiap aspek selama tiga kali pertemuan. Peningkatan skor rata-rata masing-masing aspek dari tertinggi sampai terendah berturut-turut yaitu: mengobservasi (90%), merencanakan percobaan (90%), menerapkan konsep (82%), menggunakan alat/bahan (80%), interpretasi (78%), memprediksi (71%), berkomunikasi (71%), dan berhipotesis (57%).

3. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika untuk materi hukum Kirchhoff.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model Experiential Kolb pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar

ranah kognitif dan keterampilan proses sains untuk materi hukum Kirchhoff, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

(33)

54

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Jumlah instrumen yang digunakan untuk mengukur tiap aspek hasil belajar ranah kognitif diusahakan jumlahnya lebih merata sehingga bisa lebih menjaring kemampuan siswa untuk masing-masing aspek yang diteliti.

3. Sebaiknya guru memberikan perhatian khusus serta memprioritaskan siswa yang kurang aktif saat proses pembelajaran agar menjadi lebih aktif di kelas. 4. Dokumen-dokumen hasil kerja siswa yang akan dinilai menggunakan

portofolio hendaknya dikumpulkan secara lengkap agar dapat menggambarkan dan menunjukkan hasil yang lebih baik.

(34)

55

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akinbobola, Akinyemi Olufunminiyi, Afolabi, Folashade. (2010). Analysis of Science Process Skills In West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examinations In Nigeria. Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP), Volume 4, Number 1.

Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran da Assesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anggara, Ari, & Komang, I. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Experiential terhadap Konsep Diri dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja.

Aren, R.I. (2008). Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara.

Bryan, S. L & Andrew A. T. (2002). Using Portfolio Assessment to Enhance Student Learning. Hong Kong: The Hong Kong Institute of Education Library.

Chen, Ciou-Lian, et al. (2010). Applying Kolb's Experiential Learning Cycle to Explore the Learning Performance of Grade Six on Elementary Mathematics Education by Lego NXT Intelligent Brick. World Academy of Science, Engineering and Technology 69.

Depdiknas. (2008). Rancangan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Duran, Meltem and Ozdemir, Oguz. (2010). The Effect Of Scientific Process Skills-Based Science Teaching On Students Attiutude Towards Science. US-CHINA education review, ISSN 1548-6613, USA volume 7, No. 3 (serial No. 64)

(35)

56

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hake, R.R. (1998). Interactive-Engagement versus Traditional Methods: A Six Thousand-Student Survey of Mechanics Test data for Introductary Physics Courses. American Journal of Physics, 66(1), pp. 64-74

Kanli, U & Rahmi, Y. The Effects of a Laboratory Based On the 7E Learning Cycle Model and Verification Laboratory Approach On the Development of Students’ Science Process Skills and Conceptual Achievement.

KARSL, Fethiye and ŞAHİN, Çiğdem. (2009). Developing Worksheet Based On

Science Process Skills: Factors Affecting Solubility. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Volume 10, Issue 1, Article 15, p.1.

Kartikasari, Redno. (2011). Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dengan Metode Ekperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Khairiyah, Elfina. (2013). Efektifitas model pembelajaran konstruktivisme menggunakan media simulasi virtual pada pembelajaran sifat mekanik bahan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dikaitkan dengan gaya berpikir siswa SMK. Tesis pada S.Ps UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kolb, David A. et al. (1991). Experiential Learning Theory: Previous Research and New Directions. Department of Organizational Behavior Weatherhead School of Management: Case Western Reserve University.

Manolas, E.I. (2005). “Kolb’s Experiential Learning Model: Enlivening Physics Courses inPrimary Education”. The Internet TESL Journal. 3,(9).

Muawinatin, A & Supriyono. (2012). Penerapan Pembelajaran Fisika dengan Mengintegrasikan Pendidikan Karakter Melalui Keterampilan Proses Sains Pada Materi Listrik Dinamis di SMAN 15 Surabaya . Surabaya: Jurusan Fisika UNESA.

Nuh, Usep. (2012). Model Pembelajaran Experiental Kolb untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Materi Hukum Newton. Tesis pada S.Ps UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Nurpatonah, Ade Siti. (2010). Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

(36)

57

Nelda Rahayu , 2013

Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Proses Sains Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan Mengetahui Profil Keterampilan Proses Sains. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Rustaman, N. & Andrian, R. (1997). Pokok-pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta: Pusbuk Depdikbud.

Rustaman, N, dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: FMIPA UPI.

Setyawan, Eko J. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa SMP. Tesis pada S.Ps UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyowati, Endah. (2012). Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.

Temiz, B. K. (2007). Assesing Science Process Skills in Physics Teaching. PhD Thesis of Gazi University, Institute of Educatianol Science, Ankara.

Tim penyusun. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Utami, Anne F.R. (2012). Upaya Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Penerapan Hierarki Inkuiri di Kelas XI IPA2 SMA YAS Bandung Semester Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel   2.1 Sintak Pembelajaran Model
Gambar
Tabel 3.1 Desain Penelitian Perlakuan
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada perbaikan variabel pelayanan kapasitas tempat duduk perlu di lakukan penambahan jumlah kapasitas tempat duduk yang sudah ada, karna dari kapasitas tempat duduk penumpang

Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data-data primer melalui hasil wawancara dan observasi dari setiap riset partisipan, serta data-data sekunder yang diperoleh

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan, Motivasi serta Budaya Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara.. Tesis

1) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III berdasarkan perbaikan hasil refleksi dari

Sehubungan dengan penulisan tesis saya yang berjudul “ ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN DI DIREKTORAT

Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Ipa Materi Sifat-Sifat Cahaya.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Terdapat kesamaan yang masih dipertahankan oleh penduduk desa Kurau, Penataan ruang dari ketiga responden, hampir sama, masih mempertahankan, ruang yang menjadi bangunan

TQM juga dapat diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan