HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
TANPA RESEP DOKTER
SKRIPSI
Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran
oleh :
HASNAL LAILY YARZA NO.BP. 1010312091
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN LEVEL OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARDS THE USE OF ANTIBIOTICS WITHOUT
DOCTORS PRESCRIPTIONS BY: HASNAL LAILY YARZA
Antibiotics are medicine while use to infection disease. The high incidence of infectious diseases are resulting in higher use of antibiotics. Now many antibiotics are used without doctors prescription, whereas antibiotics must be used with doctors prescription and bought in drug strore. Use antibiotics without doctors prescription will be impact resistence. Because of that, the researchers has purpose to know the correlation between the level of knowledge, attitude as well as health insurance towards the use of antibiotics without doctors prescriptions in Kampung Seberang Pebayan RW IV Kelurahan Batang Arau Padang Selatan.
This research is conducted using cross sectional analytic study method with 152 people taken as a sample by using simple random sampling. The data analysis was based on univariate and bivariate analysis equipped with chi-square.
The result of the study shows that the use of antibiotics without doctors prescriptions is 52% and the use in accordance with the doctors prescriptions is 48%, the respondents' level of knowledge in both categories of antibiotics are 64.5% 35.5% good category and 35.5% less good category, the respondents' attitude towards the use of antibiotics without doctors prescriptions are 73.3% positive category and 26.3% negative category, used antibiotics by the people is 36.2% amoxicillin, 11.2% ampicillin, 2.6% tetracycline and 2.0% others, the reasons towards the use of antibiotics without doctors prescriptions are 45.4% willingly and 5.9% for shop owner suggestions, health insurance test results are 47.4% of the respondents have health insurance and 52.6% do not have health insurance.
Statistical test has been conducted by "Chi-Square". It shows that there is a significant correlation between attitude toward the use of antibiotics without doctors prescriptions (p ˂ 0.05), it shows that there is no significant correlation between the level of knowledge and the ownership of health insurance toward the use of antibiotics without doctors prescriptions (p ˂ 0.05).
ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TANPA RESEP DOKTER
OLEH : HASNAL LAILY YARZA
Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk penyakit infeksi. Tingginya insiden penyakit infeksi mengakibatkan tinggi pula penggunaan antibiotik. Namun sekarang ini banyak antibiotik digunakan tanpa resep dokter, padahal antibiotik seharusnya digunakan dengan resep dokter dan dibeli di apotik. Penggunaan antibiotik tanpa resep dokter ini akan menimbulkan resistensi. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dengan penggunaan antibiotik tanpa resep dokter di Kampung Seberang Pebayan RW IV Kelurahan Batang Arau Padang Selatan.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian cross sectional study analytic dengan sampel 152 orang yang diambil secara simple random sampling. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan chi square.
Dari penelitian diperoleh data distribusi frekuensi penggunaan antibiotik tanpa resep dokter ada sebesar 52% dan menggunakan sesuai dengan resep dokter 48%, tingkat pengetahuan responden terhadap antibiotik berada dalam kategori baik sebesar 64,5% dan kategori kurang baik 35,5%, sikap responden terhadap penggunaan antibiotik tanpa resep dokter kategori positif sebesar 73,3% dan negatif sebesar 26,3, antibiotik yang biasa digunakan oleh masyarakat yaitu amoxicilin 36,2%, ampicilin 11,2% tetraciyline 2,6% dan 2,0% lain-lain, alasan menggunnakan antibiotik tanpa resep dokter 45,4% karena keinginan sendiri dan 5,9% karena saran pemilik warung 5,9%, asuransi kesehatan terdapat 47,4% responden memiliki asuransi kesehatan dan 52,6% tidak memiliki asuransi kesehatan.
Hasil uji statistik chi square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan penggunaan antibiotik tanpa resep dokter (p < 0,05), tetapi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan kepemilikan asuransi kesehatan dengan penggunaan antibiotik tanpa resep dokter (p > 0,05).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pemakaian antibiotik pada saat ini sangat tinggi, hal ini disebabkan penyakit
infeksi masih mendominasi. Penyakit infeksi sekarang pembunuh terbesar di dunia
anak-anak dan dewasa muda. Penyakit ini mencapai lebih dari 13 juta kematian per
tahun di negara berkembang (WHO, 1999). Penyakit infeksi di Indonesia masih
termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak. Menurut Riskesdas tahun 2007 terdapat
28,1% penyakit infeksi di Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2012).
Peresepan antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan kurang bijak
akan meningkatkan kejadian resistensi (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2011). Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, penggunaan
antibiotik sangat tinggi bahkan lebih dari 80% di banyak provinsi di
Indonesia. Beberapa fakta di negara berkembang menunjukan 40% anak-anak
yang terkena diare akut, selain mendapatkan oralit juga antibiotik yang tidak
semestinya diberikan. Pada penyakit pneumonia sekitar 50-70% yang secara
tepat diterapi dengan antibiotik dan 60% penderita ISPA mengkonsumsi
antibiotik dengan tidak tepat (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2011).
Antibiotik merupakan golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan
dengan resep dokter dan diperoleh di apotek. Jika dalam menggunakan
antibiotik tidak memperhatikan dosis, pemakaian dan peringatan maka dapat
menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh (Permenkes RI, 2000). Center
for Disease Control and Prevention in USA menyebutkan bahwa sekitar 50
juta peresapan antibiotik yang tidak diperlukan dari 150 juta peresepan setiap
tahun. Menurut penelitian, 92% masyarakat Indonesia tidak menggunakan
antibiotik secara tepat (Eka, 2011).
Penelitian pada tahun 2002 di Rumah Sakit Dr Kariadi juga menghadapi
masalah resistensi antibiotik. Menurut hasil penelitian semua isolate dari
darah memiliki tingkat multiresistensi tinggi terhadap antibiotik dan 45-56%
penggunaan antibiotik irasional. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar
40-62% antiobiotik digunakan secara tidak tepat untuk penyakit-penyakit
yang sebenarnya tidak membutuhkan antibiotik. Di berbagai bagian rumah
sakit ditemukan 30-80% tidak berdasarkan indikasi (Hadi, 2011).
Penggunaan antibiotik akan mengguntungkan dan memberikan efek bila
diresepkan dan dikonsumsi sesuai dengan aturan. Namun, sekarang ini
antibiotik telah digunakan secara bebas dan luas oleh masyarakat tanpa
mengetahui dampak dari pemakaian tanpa aturan. Penggunaan tanpa aturan
mengakibatkan keefektifan dari antibiotik akan berkurang (Center for Disease Control and Prevention, 2008).
Dalam upaya mencari pengobatan, Supriadi (2004) mendapatkan
penduduk akan melakukan pengobatan sendiri 62,65% di perkotaan dan
61,88% di pedesaan. Sisanya mencari penggobatan ke puskesmas, para
medis, dokter praktik, rumah sakit, balai pengobatan, balai pengobatan
tradisional dan lain-lain. Prevalensi pengobatan sendiri di Indonesia pada
tahun 2004 sebesar 24,1.% dan di Provinsi DIY pada tahun 2005 sebesar 87,73.%. (Susi, 2008). Menurut hasil penelitian Supriyani (2008) di Pesisir Selatan bahwa dalam jangka waktu 1 tahun persentase tindakan pengobatan
Beberapa variabel yang berpengaruh terhadap penggobatan sendiri
adalah pendidikan, pekerjaan, persepsi sakit, pengetahuan tentang
penggobatan sendiri, biaya obat, sikap terhadap pengobatan sendiri dan
nasihat orang lain (referensi) (Supardi, 2002).
Berhubung karena pemakaian antibiotik tanpa resep dokter yang dipakai
secara luas oleh masyarakat dapat menimbulkan komplikasi yang tidak
diinginkan, mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini untuk
mengetahui penggunaan antibiotik secara bebas oleh masyarakat tersebut,
berdasarkan sosioekonomi suatu kampung.
Pemilihan Kampung Seberang Pebayan RW IV Kelurahan Batang Arau
Kecamatan Padang Selatan sebagai tempat penelitian karena pelayanan
kesehatan cukup jauh dan berdasarkan survei awal penulis tempat ini banyak
terdapat warung-warung yang menjual antibiotik secara bebas.
Kampung Seberang Pebayan RW IV Kelurahan Batang Arau merupakan
salah satu bagian wilayah dari Kecamatan Padang Selatan, kota Padang.
Penelitian mengenai penggunaan anibiotik tanpa resep dokter belum pernah
dilakukan di daerah ini. Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan
terhadap 17 warung didaerah tersebut, menunjukkan bahwa 14 warung
menjual antibiotik dan banyak masyarakat yang membeli antibiotik diwarung
tersebut. Pemilik warung beranggapan antibiotik boleh di jual bebas dan
dibeli tanpa resep dokter. Antibiotik dianggap sama dengan obat-obatan yang
dikomersilkan dimedia,sehingga antibiotik dianggap sebagai obat bebas yang
bisa dikonsumsi sesukanya. Kemudian ditanyakan kepada pemilik warung
penggunaan antibiotik tanpa resep dokter. Pemilik warung menjawab mereka
tidak mengetahui dampak penggunaan antibiotik yang sembarangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dibuat rumusan :
1. Bagaimana gambaran distribusi frekuensi penggunaan antibiotik tanpa
resep dokter?
2. Bagaimana gambaran distribusi frekuensi tingkat pengetahuan masyarakat
tentang penggunaan antibiotik tanpa resep dokter?
3. Bagaimana gambaran distribusi frekuensi sikap masyarakat tentang
penggunaan antibiotik tanpa resep dokter?
4. Bagaimana gambaran distribusi frekuensi antibiotik yang biasa digunakan
masyarakat tanpa resep dokter?
5. Bagaimana gambaran distribusi frekuensi alasan masyarakat menggunakan
antibiotik tanpa resep dokter?
6. Bagaimana gambaran distribusi frekuensi kepemilikan asuransi kesehatan?
7. Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan
antibiotik tanpa resep dokter?
8. Apakah ada hubungan antara sikap dengan penggunaan antibiotik tanpa
resep?
9. Apakah ada hubungan antara asuransi kesehatan dengan penggunaan
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan asuransi dengan
penggunaan antibiotik tanpa resep dokter di Kampung Seberang Pebayan RW
IV Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penggunaan antibiotik tanpa resep
dokter
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan masyarakat
tentang penggunaan antibiotik tanpa resep dokter
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap masyarakat tentang
penggunaan antibiotik tanpa resep dokter
4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi antibiotik yang biasa digunakan
masyarakat tanpa resep dokter
5. Untuk mengetahui distribusi frekuensi alasan masyarakat menggunakan
antibiotik tanpa resep dokter
6. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepemilikan asuransi kesehatan
7. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
penggunaan antibiotik tanpa resep dokter
8. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dengan penggunaan antibiotik
tanpa resep dokter
9. Untuk mengetahui hubungan antara asuransi kesehatan dengan
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lain yang berkaitan
dengan penggunaan antibiotik tanpa resep dokter
2. Bagi terapan
Memberikan informasi tentang penggunaan antibiotik tanpa resep dokter