Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
YUYU YULIA
0905314
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==================================================================
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Oleh
YUYU YULIA
0905314
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© YUYU YULIA 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2011
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA
TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA
Oleh Yuyu Yulia
0905314
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
F. Teori-teori yang Mendukung Pendekatan Inkuiri ... 19
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ... 90
LAMPIRAN ... 91
A. RPP Siklus I ... 93
B. RPP Siklus II ... 121
C. Nilai Siswa Siklus I dan Siklus II ... 142
D. Dokumentasi ... 165
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Siklus proses inkuiri ... 21
2.2 Cahaya merambat lurus ... 23
2.3 Cahaya menembus benda bening... 24
2.4 Cahaya dapat dibiaskan ... 25
2.5 Cahaya dapat dipantulkan ... 26
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1Persentase ketuntasan KKM pra siklus dan siklus I... 55
4.2Persentase ketuntasan KKM pra siklus dan siklus II ... 69
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Sintaks proses inkuiri... 21
3.1 Klasifikasi aktifitas guru dan siswa ... 40
4.1 Aktifitas tindakan pembelajaran siklus I ... 45
4.2 Daftar nilai ketuntasan siklus I ... 51
4.3 Daftar nilai rata-rata dan persentase ketuntasan siklus I ... 54
4.4 Aktifitas tindakan pembelajaran siklus II ... 61
4.5 Daftar nilai ketuntasan siklus II ... 65
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kiprahnya sebagai pengembang Sumber Daya Manusia (SDM),
pendidik haruslah peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Dunia
pendidikan perlu berupaya meningkatkan kualitasnya, baik dalam hal peningkatan
kinerja guru ataupun model dan teknik pembelajaran yang digunakan, sehingga
diharapkan dapat menciptakan SDM yang memiliki pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang memadai. Pengembangan kualitas SDM harus dilakukan
mengingat kemampuan dan keunggulan suatu bangsa salah satunya tercermin dari
faktor kualitas SDM. Di samping itu perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) masa kini dan mendatang yang begitu pesat menuntut individu
memiliki literasi sains yang memadai. Karenanya pengembangan kemampuan siswa
dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan
kemampuan dalam mengimbangi kemajuan yang terjadi.
Ditinjau dari tujuan dan hakikat pendidikan secara umum, pendidikan
merupakan upaya untuk mengantarkan peserta didik ke arah kemandirian dan
kedewasaan dalam arti perkembangan yang optimal. Perkembangan yang optimal di
sini memiliki arti bahwa siswa mengembangkan segala potensi yang ada padanya
sehingga dapat mencapai pengembangan diri yang sepenuhnya.
Siswa secara alamiah telah memiliki potensi, namun kebanyakan siswa
2
dan kemampuan yang ada pada dirinya. Oleh karena itu lebih tepat di Sekolah
Dasar, ketika dalam proses belajar yang tengah berlangsung keterlibatan siswa
ditunjukan pada kegiatan diri, dengan tugas kegiatan baik secara intelektual
maupun secara emosional. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba
sendiri mencari jawaban dari suatu masalah akan lebih menarik perhatian siswa
dibanding dengan situasi yang di dalamnya hanya berkesempatan untuk menerima
informasi secara searah.
Dalam mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran, peranan guru
sangat dituntut dalam menerapkan strategi konsep pendekatan pembelajaran yang
akan disampaikan kepada peserta didik. Misalnya dalam bidang studi Ilmu
Pengetahauan Alam (IPA) model pembelajaran apa yang akan disampaikan,
selain tujuan pengajaran tercapai siswa juga belajar dengan aktif, bergembira, dan
mengerti serta ditemukan kegiatan belajar dan mengajar yang efektif dan efisien.
Ilmu Pengetahuan Alam tidak luput peran sertanya dalam menciptakan
manusia yang berkualitas. Untuk itu, dalam mengantisipasi kemajuan IPA dan
teknologi diperlukan pembaharuan dan inovasi serta peningkatan kualitas
pendidikan IPA sejak dini di semua tingkat pendidikan pada umumnya dan
tingkat pendidikan Sekolah Dasar khususnya.
Hasil belajar siswa Sekolah Dasar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam selama ini masih dirasakan kurang memuaskan oleh beberapa kalangan,
baik siswa, orang tua siswa ataupun oleh kalangan pendidik. Hal itu diperkuat
3
belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih lebih rendah
dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang lain yaitu dari
55 siswa hanya 29 siswa yang sudah mencapai KKM dan sebanyak 26 siswa yang
belum mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar ini tidak terlepas dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Oleh sebab itu perlu adanya upaya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengeutahuan
Alam.
Ilmu Pengetahuan Alam meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Salah satu masalah yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
kurikulum, proses belajar yang kurang aktif dan pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran, sehingga permasalahan yang muncul adalah bagaimana cara
untuk meningkatakan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang meliputi ranah
kognetif, afektif, dan psikomotor.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam memecahkan permasalahan
tersebut adalah memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk
menyampaikan suatu materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada awal tahun ajaran baru ditetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). KKM ditetapkan oleh guru atau guru kelompok mata pelajaran yang
disahkan oleh Kepala Sekolah dan dijadikan patokan guru dalam melakukan
penilaian pada semua mata pelajaran. SDN 1 Suntenjaya menetapkan KKM yang
harus dicapai oleh siswa pada mata pelajaran IPA adalah 65. Hal ini dilihat dari
4
Standar Kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, dan kemampuan
sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan yang dimiliki oleh SDN 1
Suntenjaya dan kemampuan peserta didik di SDN 1 Suntenjaya. Kemudian dari
ketiga itu dihitung dan akhirnya menjadi sebuah nilai KKM.
Jadi untuk peserta didik yang hasil belajarnya di atas KKM, maka peserta
didik itu telah tuntas dalam belajar, tetapi jika hasil belajarnya di bawah KKM
maka belum tuntas belajarnya dan harus diadakan remedial/perbaikan. Untuk
Standar Kompetensi sifat-sifat cahaya di kelas V SDN 1 Suntenjaya belum
mencapai 100% dari KKM yang ditetapkan. Dalam hal ini perlu adanya tindakan
kelas, antara lain melalui pendekatan inkuiri .
Hasil kajian penelitian di SDN 1 Suntenjaya menunjukan bahwa
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar masih banyak dilakukan secara konvensional
(pembelajaran yang berpusat pada guru) dan prestasi belajar IPA masih sangat
rendah dibandingkan dengan dengan mata pelajaran lain. Hal lain yang ditemukan
dilapangan pada waktu observasi adalah gambaran tentang pelajaran IPA yang
hampir selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah, tanya jawab,dan
textbook oriented dengan keterlibatan siswa yang minim, kurang menarik minat
siswa dan mambosankan. Guru jarang menggunakan alat peraga dan media
pelajaran IPA sekali pun di sekolah tersedia KIT IPA serta tidak terbiasa
melibatkan siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. Maka dari itu penulis
menggunakan pendekatan inkuiri agar menarik minat siswa dalam pembelajaran
5
Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga domain yaitu : ranah
koognitif yang meliputi kemampuan mengatakan kembali konsep yang telah
dipelajari dan kemampuan intelektual; ranah afektif yang berhubungan dengan
sikap dan nilai; ranah psikomotor kemampuan yang berupa keterampilan fisik
(motorik).
Salah satunya bentuk pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil
belajar siswa adalah pendekatan inkuiri. Inkuiri di rancang untuk mendorong
siswa melakukan kegiatan penyelidikan, berfikir kritis, mengembangkan berbagai
keterampilan dan melakukan penerapan. Berarti, prinsip pembelajaran IPA adalah
proses aktif. Proses aktif memiliki implikasi aktivitas mental dan fisik. Artinya,
hands-on activities saja tidak cukup, melainkan juga minds-on activities.
Implikasi ini difasilitasi pendekatan inkuiri.
Hal serupa juga ditegaskan di dalam kurikulum bahwa pembelajaran IPA
sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan berfikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup. Di dalam kurikulum telah di tegaskan bahwa pembelajaran IPA
harus menekankan pada penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses
ilmiah (Depdiknas, 2006). Namun pada kenyataannya hal tersebut sulit untuk di
realisasikan karena masih terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran IPA,
yaitu berpusat pada guru; tidak menantang siswa untuk berfikir kritis, kreatif,
analitis, logis; orientasi pembelajaran hanya untuk mencapai target kurikulum;
keterlibatan siswa sangat minim; kegiatan percobaan atau demonstrasi jarang di
6
pada pembelajaran IPA yang lebih menitikberatkan pada penguasaan
keterampilan memberikan dampak yang baik untuk mengembangkan pelajaran
IPA.
Pendekatan inkuiri menempatkan para siswa dalam kegiatan-kegiatan
intelektual. Pendekatan inkuiri ialah nilai psikologi yang berupa pengembangan
keprcayaan diri pada siswa untuk secara mandiri melakukan kegiatan intelektual
menghadapi masalah. Keterlibatan mental siswa dalam proses pembelajaran
memberi motivasi kuat bagi lahirnya kegiatan yang sungguh- sungguh dari pihak
siswa. Mereka merasa dihargai, dipercaya sehingga timbulah harga diri mereka
untuk berprestasi dan bertanggung jawab.
Piaget mendefinisikan pendekatan inkuiri sebagai pembelajaran yang
mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, dalam arti
luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin menggunakan simbol- simbol dan
mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu
dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan orang lain.
Sehingga dalam strategi pembelajaran ini guru hanya berperan sebagai fasilitator
dan pembimbing siswa untuk belajar secara aktif dalam aspek pikiran, sikap dan
keterampilan.
Oleh karena itu pembelajaran IPA di Sekolah Dasar harus menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan sikap ilmiah. Hasil penelitian Schlender menunjukan bahwa
7
dalam berpikir kreatif dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan
menganalisa informasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya melalui
pendekatan inkuiri di kelas V SDN 1 Suntenjaya?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya melalui
pendekatan inkuiri di kelas V SDN 1 Suntenjaya?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri di kelas V SDN 1 Suntenjaya.
a. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa kelas V SDN 1 Suntenjaya pada pembelajaran IPA dan manfaatnya
pada konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan penerapan pendekatan
inkuiri dan bagaimana manfaat penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya.
b. Tujuan khusus
1. Mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan
8
2. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa tentang sifat-sifat
cahaya setelah mengikuti proses pembelajaran IPA melalui pendekatan
inkuiri.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Kegiatan ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
penulis dalam keterampilan memahami materi dengan pendekatan inkuiri.
2. Bagi guru
a. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif dalam
pengembangan dan peningkatan hasil belajar menggunakan pendekatan
inkuiri.
b. Mendorong guru agar lebih kreatif dalam mengelola proses pembelajaran IPA.
c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik maka
dapat mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap baik dan berprestasi.
3. Bagi siswa
Bagi siswa, dapat menjadi acuan dalam:
a. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan oleh
guru.
b. Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan kreatif.
9
4. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengambil
kebijakan, sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui perbaikan
pendekatan yang dianggap relevan dengan siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan permasalahan di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan pendekatan inkuiri terdapat peningkatan hasil
belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPA di kelas V pada pokok bahasan
sifat-sifat cahaya.
F. Definisi Operasional
a. Pembelajaran IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara terbimbing. Dalam Kurikulum KTSP disebutkan bahwa IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta,
konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan
Depdiknas, 2006).
b. Pendekatan inkuiri menurut Piaget adalah sebuah pendekatan yang
mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri
secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,
10
c. Hasil belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2002: 22). Hasil belajar yang
dimaksud dalam penelitian ini yakni hasil belajar berupa ulangan harian
dalam bentuk soal pilihan ganda. Hasil belajar IPA menurut Usman
merupakan perubahan-perubahan tingkah laku, yaitu perubahan ke arah
pemahaman yang lebih dalam tentang materi dan esensi pelajaran IPA.
Perubahan ini berupa pemahaman terhadap konsep-konsep IPA dan juga
kemampuan menggeneralisasikan berbagai bentuk pengetahuan setelah
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian Tindakan Kelas yang disingkat dengan PTK (dalam bahasa Inggris
disebut Classroom Action Research, disingkat CAR), adalah penelitian tindakan
(action research) yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran di kelasnya.
Menurut Arikunto (2007), yang dimaksud dengan ‘tindakan’ adalah suatu
kegiatan yang diberikan oleh guru kepada siswa agar mereka melakukan sesuatu
yang berbeda dari biasanya, bukan hanya mengerjakan soal yang ditulis di papan
tulis, atau mengerjakan LKS.
Selain itu PTK didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru
secara individual maupun kelompok terhadap masalah pembelajaran yang
dihadapinya guna memecahkan masalah dan mengahasilkan pola dan prosedur
tertentu yang paling cocok dengan cara guru mengajar, cara siswa belajar dan
kultur lingkungan yang sedang berlaku di lingkungan setempat.Wibawa
menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang
dilakukan oleh guru atau pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian
terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar
28
Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai
bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan masalah (Suhardi dan
Suhardjono, 2011:24).
Menurut Kunandar (2008: 55), PTK memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti (on the job).
2. Berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving oriented). Jika guru merasa bahwa apa yang dilakukannya di dalam kelas tidak bermasalah, PTK tidak diperlukan.
3. Berorientasi pada peningkatan mutu (improvement oriented). PTK dilaksanakan dalam kerangka untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelasnya. 4. Siklus (cyclic). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui
urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical).
5. Berorientasi pada tindakan (action oriented). Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran.
6. Pengkajian terhadap pengaruh tindakan.
7. Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran di dalam kelas.
8. PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat (kolaborator).
9. Peneliti sekaligus praktisi melakukan refleksi.
10.Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana dalam satu siklus terdiri dari tahapan-tahapan.
Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan PTK,
diantaranya sebagai berikut:
1. Masalah yang diangkat berasal dari pengalaman guru selama proses
pembelajaran di kelas.
2. Masalah yang diujicobakan harus dilaksanakan secara langsung, yaitu
29
3. Penelitian berfokus pada data pengamatan dan data perilaku dengan maksud
untuk menelaah ada atau tidaknya kemajuan serta perubahan dari tindakan
yang dilakukan.
4. Penelitian harus bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran di kelas.
5. Penelitian menyangkut hal-hal yang bersifat dinamis, adanya perubahan
6. Tindakan yang dipilih peneliti harus spesifik, sederhana dan mudah dilakukan
Syarat-syarat PTK:
1. Harus terlihat upaya peningkatan mutu profesional guru
2. Harus mengenai upaya untuk meningkatwakan mutu siswa, jadi subjeknya
harus siswa
3. Dilakukan sendiri
4. Jangan mengganggu proses belajar mengajar
5. Jangan sampai menyita banyak waktu
6. Konsisten pada metode yang digunakan
7. Mengikuti etika
8. Bertujuan memperbaiki profesi
9. Masalahnya sederhana, nyata, jelas, dan tajam
10.Harus betul-betul disadari oleh pelaku atau peneliti dan subjaknya atau para
peserta didik
11.Harus fokus pada aktivitas pengamat yaitu pendekatan pada apa yang dapat
dihitung dan dapat dikomentari dan apa yang diperoleh dari aktivitas
30
12.Harus menetapkan keyakinan antara pengamat dan yang diamati untuk
menyetujui bahwa keduanya saling menghormati untuk membahas persiapan
pengajaran sekaligus menentukan waktu, tempat, dan apa yang akan diamati.
Adapun manfaat PTK antara lain sebagai berikut:
1. Dapat menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan
panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil
PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atas makalah untuk
berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat
dalam jurnal ilmiah.
2. Menumbuh kembangkan kebiasaan budaya dan tradisi meneliti serta menulis
artikel ilmiah di kalangan guru, hal ini telah ikut mendukung profesionalisme
dan karir guru.
3. Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antar guru dalam satu
sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah
pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau
program pembelajaran sesuai dengan tuntunan dan konteks lokal, sekolah, dan
kelas. Hal ini memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan siswa dlam mengikuti proses pembelajaran di
kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswapun akan meningkat.
6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yng menarik, menantang,
31
digunakan dalam pembelajaran sangat bervariasi dan dipilih secara
sunguh-sungguh.
Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau berhubungan dengan hal-hal
yang terjadi di dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut sasaran pengamatan dalam
penelitian kelas ini adalah peserta didik sebagai objek utama. Beberapa hal yang
dapat dicermati oleh guru dalam penelitian ini diantaranya sbb:
1. Proses pembelajaran yang diikuti peserta didik di kelas, lapangan,
laboratorium, perpustakaan atau tempat lainnya.
2. Lingkungan sekitar siswa itu sendiri, baik lingkungan kelas, sekolah, maupun
dirumah.
3. Cara mengajar guru yang bersangkutan di kelas terutama dalam hal interaksi
dengan peserta didiknya.
4. Sarana pendidikan yang meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh peserta
didik atau yang tersedia di sekolah yang bersangkutan, seperti peralatan yang
ada dikelas, laboratorium, perpustakaan dan sebagainya.
5. Materi pelajaran yang dapat dicermati KTSP ataupun yang telah
dikembangkan dalam Rencana Tahunan, Rencana Semesteran, dan Analisis
Materi Peajaran.
6. Hasil pembelajaran sebagai tujuan utama yang harus di tingkatkan.
B. Model Penelitian
Model penelitian ini menggunakan model Kemmis & Taggart (Suharsimi
Arikunto, 2010: 137). Secara skematis, siklus pembelajaran yang peneliti
32
SIKLUS I
SIKLUS II Identifikasi Masalah
Masalah
Penyusunan Rencana Tindakan
Refleksi I Observasi Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Penyusunan Rencana Tindakan
Refleksi II Observasi Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Penyusunan Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Hasil
33
C. Lokasi Penelitian
SDN 1 Suntenjaya salah satu sekolah dasar di Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat. Sekolah ini memiliki enam kelas dengan jumlah siswa
260 orang, yang terdiri atas 160 siswa perermpuan dan 100 orang siswa laki-laki.
Sekolah dasar ini ditinjau dari segi lokasi sangat strategis karena berada tepat di
kawasan lingkungan penduduk dan dekat dengan jalan raya sehingga terjangkau
oleh kendaraan. Ruang untuk belajar terdiri dari 6 kelas, 1 kantor, 1 ruang UKS, 1
ruang perpustakaan yang cukup memadai, dan WC. SDN 1 Suntenjaya memiliki
halaman yang cukup bersih dan luas, juga kondisi fisik sekolah yang cukup bagus
karena baru direnovasi dan terpelihara.
D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas V SDN 1 Suntenjaya Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 55
orang siswa. 32 orang siswa perempuan dan 23 orang siswa laki-laki.
E. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas, penelitian difokuskan pada situasi
perbaikan proses pembelajaran. Pada pelaksanaanya guru terlibat penuh di dalam
kelas, dimana guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas Melalui tindakan-tindakan yang direncanakan,
dilaksanakan, dan kemudian dievaluasi, untuk memperoleh umpan balik mengenai
apa yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga guru
dapat merancang langsung baik dalam proses perencanaan, tindakan, observasi,
34
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengembangkan
penelitian tindakan dengan menggunakan siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan
tujuan arah perubahan dan perbaikan proses pembelajaran.
Rincian prosedur penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Permintaan izin dari Kepala SDN 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat
b. Observasi dan wawancara untuk memperoleh gambaran keadaan proses
belajar mengajar, mengenai kemampuan peserta didik, cara guru mengajar,
aktivitas peserta didik dan hasil yang diperoleh.
c. Identifikasi masalah, dengan cara menelaah terlebih dahulu KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006, khususnya mata pelajaran
IPA mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar,
indikator dan materi pokok.
d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
e. Merumuskan media pembelajaran yang akan digunakan dan disesuaikan
dengan materi pada tiap siklus
f. Menyusun instrumen penelitian yang digunakan
2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan skenario pembelajaran yang membahas topik
35
menggunakan pendekatan inkuiri. Tindakan pembelajaran yang dilakukan dibagi
ke dalam masing-masing rencana tindakan pembelajaran yang dilengkapi dengan
lembar kerja siswa (LKS) dan alat-alat atau media IPA yang diperlukan, lalu
mengelompokkan peserta didik. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sbb:
1) Siklus 1
Kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 adalah melaksanakan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM), pokok bahasan sifat-sifat cahaya dengan menggunakan
pendekatanan inkuiri, langkah-langkah kegiatan.
A. Kegiatan Awal
1. Guru membimbing peserta didik berdoa bersama-sama dipimpin ketua kelas.
2. Guru mengabsen kehadiran peserta didik dan memberikan motivasi belajar.
3. Guru Memberikan apersepsi melalui tanya jawab dengan peserta didik seperti:
a. Pernahkah kalian melihat cahaya?
b. Apa saja yang kalian rasakan dengan adanya cahaya?
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yakni dari apersepsi tadi peserta didik
diharapkan dapat menyimpulkan sifat-sifat cahaya.
B. Kegiatan inti
1. Tahap Ask (bertanya)
Guru menunjukkan beberapa gambar tentang sifat-sifat cahaya
Guru memberikan pertanyaan mengenai sifat-sifat cahaya
a. Siapa yang tahu apa itu cahaya?
b. Coba sebutkan sifat-sifat cahaya?
36
Guru meminta peserta didik, duduk berkelompok 5 sampai 6 orang.
Guru membagikan LKS dan mempersiapkan percobaan.
Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dengan bimbingan
guru.
3. Tahap Create (menghasilkan)
Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya.
Peserta didik dapat menjelaskan contoh dari sifat-sifat cahaya.
4. Tahap Discuss (diskusi)
Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan diskusi
Salah satu perwakilan tiap kelompok memprestasikan hasil percobaannya.
Peserta didik dapat menyimpulkan sifat-sifat cahaya.
5. Tahap Reflect (refleksi)
Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya.
Guru memberikan penjelasan dan meluruskan pendapat peserta didik yang
masih belum tepat.
C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan latihan soal sebagai bahan evaluasi
2. Peserta didik merapihkan buku-buku dan alat-alat praktek, serta berdoa untuk
mengakhiri pelajaran
2) Siklus II
Dalam siklus ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya:
37
b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) pokok bahasan mengenai
sifat-sifat cahaya dengan menggunakan pendekatan inkuiri.
c) Memberikan pos test
d) Menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran
siklus II. Analisis ini dilakukan dengan kegiatan antara lain: melihat hasil
observasi, catatan lapangan, melakukan wawancara dengan peserta didik.
F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh kebenaran yang akurat dalam pengumpulan data yang
tepat dan sesuai dengan permasalahan diperlukan dalam penelitian instrumen yang
digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa sebelum
pembelajaran (pretes), selama pembelajaran (LKS) dan setelah pembelajaran
(postes). Instrument tes dibuat sesuai dengan materi yang diajarkan pada siswa
kelas V SD berdasarkan kurikulum yang berlaku.
2. Observasi
Lembar observasi adalah alat penilaian yang banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat
diamati misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada
waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa pada waktu belajar dan partisipasi dalam
diskusi dan penggunaan alat peraga. Lembar observasi digunakan pada saat
38
Fungsi observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh
tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan dan menghasilkan perubahan
yang di inginkan.
3. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui sejauh mana kesulitan siswa
mengenai apa yang ada pada pemikiran siswa. Siswa yang diwawancarai adalah
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh respon siswa dari berbagai kemampuan terhadap
pembelajaran yang sedang dikembangkan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang akurat
dengan menggunakan lembar pre tes dan pos tes (lembar evaluasi), lembar
observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.
Pengumpulan data dilakukan untuk menentukan kriteria dan ukuran
keberhasilan tujuan penelitian yang ditentukan berdasarkan hasil evaluasi belajar
siswa baik secara indivudu maupun secara kelompok, data yang diperoleh dari
hasil evaluasi tersebut berupa skor yang telah menjadi data kuantitatif, maka
diolah dengan mencari rata-rata dan kualititatif berupa analisis observasi yang
nantinya menjadi acuan untuk merencanakan tindakan berikutnya.
1. Tes
Evaluasi diberikan pada awal dan akhir pembelajaran di setiap siklus
39
mengenai perubahan hasil belajar siswa secara individual setelah dilakukan
kegitan secara berkelompok. Jenis evaluasi yang digunakan adalah tes tertulis
secara individual.
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang berfungsi untuk merekam peristiwa
yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
sebenar-benarnya. Hal-hal yang diobservasikan antara lain kegiatan guru,kegiatan
siswa secra situasi kelas pada saat kegiatan pembelajarn sedang berlangsung.
Pada saat pelaksanaan penelitian ini,kegiatan observasi peneliti dibantu
oleh seorang observer yang bertugas mengamati proses pembelajaran yang
dilakukan peneliti. Observasi ini digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa
dan guru yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.
H. Analisa Data
Analisa data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian
antara lain adalah kualitatif dan kuantitatif. Data-data yang diperoleh melalui
kegiatan observasi aktivitas siswa dan guru, serta hasil tes siswa dalam kegiatan
pembelajaran konsep sifat-sifat cahaya yang menggunakan pendekatan inkuiri.
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan
proses inetraksi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh
dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru. Data yang
diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru.
40
Tabel 3.1 Klasifikasi aktivitas guru dan siswa
Prosentase Kategori
80% atau lebih Sangat tinggi
60%-79% Tinggi
40%-59% Sedang
20%-39% Rendah
0%-19% Sangat rendah
(Suryadi, 2005:25)
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes (pre tes dan postes) penguasaan
konsep siswa pada setiap siklusnya. Analisis data kuantitatif digunakan sebagai
penunjang untuk melihat ada tidaknya peningkatan penguasaan konsep siswa.
Data tersebut ditulis dalam bentuk tabel supaya memudahkan dalam penyusunan
dan pengolahan data, dengan melihat rata-rata hasil tes siswa pada setiap
siklusnya. Untuk menghitung rata-rata perolehan penguasaan konsep siswa pada
setiap siklusnya digunakan rumus:
Dengan : ̅ rata- rata hitung, x= Skor, dan N = banyaknya data.
Adapun untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa adalah
dengan melihat gain (selisih) dari hasil tes pada pre tes dan post tes setiap
siklusnya. Adapun rumus untuk mencapai gain adalah sebagai berikut : gain =skor
akhir (post test) – skor awal (pre test ).
41
Pengolahan hasil observasi dilakukan dengan menganalisis aktifitas siswa
selama proses pembelajaran IPA. Data tentang aktifitas siswa dalam proses belajar
mengajar ini dapat dilihat dari hasil observasi aktifitas siswa yang dipresentasikan.
Untuk mengolah hasil observasi guru dilakukan dengan menggunakan
skala nilai 0-4 (Sudjana, 1990:133)
̅
Keterangan:
4 = Sangat Baik (SB)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus
I sampai dengan siklus II mengenai “ Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-sifat
Cahaya” yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Suntenjaya Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat, semester II tahun ajaran 2012-2013, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri, meliputi aktivitas
guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa oleh
observer, dari catatan lapangan peneliti, didapatkan data bahwa aktivitas siswa
meningkat terlihat dari perkembangan aktivitas siswa yang semakin
meningkat dari setiap siklusnya, antara lain: (1) siswa terlibat aktif dalam
proses penemuan pengetahuannya sendiri, (2) siswa melakukan percobaan dan
pengamatan dengan teliti, (3) dalam pengisian LKS, siswa mengumpulkan
data dari kegiatan percobaan yang dilakukan dengan jujur, (4) siswa
memperhatikan dan menanggapi diskusi kelas dengan disiplin, (5) siswa
mendemonstrasikan alat percobaan sesuai dengan perubahan lingkungan fisik
untuk membuktikan data-data yang siswa peroleh berdasarkan percobaan yang
telah siswa lakukan, dan (6) melakukan refleksi pembelajaran, dengan melihat
permasalahan awal, proses percobaan dan pengamatan, serta rumusan
88
inkuiri, guru lebih membimbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswa selama
kegiatan pembelajaran, sehingga pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA
tentang sifat-sifat cahaya ini dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dengan
pelaksanaan pendekatan inkuiri dapat berkontribusi kepada guru dalam
pembelajaran koefisien dan efektif.
2. Hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan inkuiri, menunjukkan
peningkatan pada setiap siklusnya. Dalam pembelajaran IPA tentang
sifat-sifat cahaya dan indicator membuktikan sifat-sifat-sifat-sifat cahaya ini menggunakan
penerapan pendekatan inkuiri mengalami peningkatan yang bagus. Pada
materi penjelasan cahaya dan membuktikan cahaya menembus benda bening
dan merambat lurus, siswa masih belum bisa dikondisikan sehingga nilai
evaluasi pun masih banyak yang di bawah KKM. Tetapi pada siklus II dengan
materi cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan mengalami peningkatan
nilai dan siklus I dengan banyak perbaikan dari siklus I. Pada pelaksanaan
tindakan siklus I rata-rata nilai kelas 72,36 dan persentase ketuntasan belajar
siswa berdasarkan nilai KKM adalah 60%. Yang mendapat nilai di atas KKM
dari 55 siswa ada 33 siswa. Pada pelaksanaan tindakan siklus II rata-rata nilai
kelas naik menjadi 77,45 dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan
nilai KKM adalah 85%. Yang mendapat nilai di atas KKM dari 55 siswa
sebanyak 47 siswa. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari setiap
siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri pada
pembelajaran IPA sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
89
Berdasarkan hasil penelitian, berikut beberapa saran yang diharapkan
dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran dalam upaya
menungkatkan kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, khususnya
penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA di SD:
1. Bagi Guru
Bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan inkuiri dalam perencanaan
pembelajaran IPA, sebelumnya perlu mempelajari teori-teori dan prinsip-prinsip
mengenai pendekatan inkuiri, agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang
disusun mencirikan pendekatan inkuiri.
2. Bagi Sekolah
Pihak sekolah, khususnya kepala sekolah sebaiknya memberikan
bimbingan dan motivasi kepada guru dalam menggunakan pendekatan inkuiri
sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kepala sekolah
perlu menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung aktivitas siswa
untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan sendiri pengetahuannya agar proses
pembelajaran dapat berlangsung.
3. Bagi Peneliti Lain
Penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat
cahaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian,
peneliti yang lain dapat menggunakan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA
Yuyu Yulia, 2013
Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H. (2005) . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Furchan, H. Arief. (2004). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hardini, I. dan Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia.
Heriawan, A., Darmajari, dan Senjaya, A. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoretis Praktis. Banten: LP3G.
Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. (1990). Teknologi Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru.
. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Surakhmad, W. (2005). Pengantar Psikologi dan Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Winkle, W.S. (1996). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.