• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

YUYU YULIA

0905314

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

YUYU YULIA

0905314

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© YUYU YULIA 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2011

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

(4)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA

Oleh Yuyu Yulia

0905314

(5)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

F. Teori-teori yang Mendukung Pendekatan Inkuiri ... 19

(6)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN ... 91

A. RPP Siklus I ... 93

B. RPP Siklus II ... 121

C. Nilai Siswa Siklus I dan Siklus II ... 142

D. Dokumentasi ... 165

(7)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Siklus proses inkuiri ... 21

2.2 Cahaya merambat lurus ... 23

2.3 Cahaya menembus benda bening... 24

2.4 Cahaya dapat dibiaskan ... 25

2.5 Cahaya dapat dipantulkan ... 26

(8)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1Persentase ketuntasan KKM pra siklus dan siklus I... 55

4.2Persentase ketuntasan KKM pra siklus dan siklus II ... 69

(9)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintaks proses inkuiri... 21

3.1 Klasifikasi aktifitas guru dan siswa ... 40

4.1 Aktifitas tindakan pembelajaran siklus I ... 45

4.2 Daftar nilai ketuntasan siklus I ... 51

4.3 Daftar nilai rata-rata dan persentase ketuntasan siklus I ... 54

4.4 Aktifitas tindakan pembelajaran siklus II ... 61

4.5 Daftar nilai ketuntasan siklus II ... 65

(10)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kiprahnya sebagai pengembang Sumber Daya Manusia (SDM),

pendidik haruslah peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Dunia

pendidikan perlu berupaya meningkatkan kualitasnya, baik dalam hal peningkatan

kinerja guru ataupun model dan teknik pembelajaran yang digunakan, sehingga

diharapkan dapat menciptakan SDM yang memiliki pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang memadai. Pengembangan kualitas SDM harus dilakukan

mengingat kemampuan dan keunggulan suatu bangsa salah satunya tercermin dari

faktor kualitas SDM. Di samping itu perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK) masa kini dan mendatang yang begitu pesat menuntut individu

memiliki literasi sains yang memadai. Karenanya pengembangan kemampuan siswa

dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan

kemampuan dalam mengimbangi kemajuan yang terjadi.

Ditinjau dari tujuan dan hakikat pendidikan secara umum, pendidikan

merupakan upaya untuk mengantarkan peserta didik ke arah kemandirian dan

kedewasaan dalam arti perkembangan yang optimal. Perkembangan yang optimal di

sini memiliki arti bahwa siswa mengembangkan segala potensi yang ada padanya

sehingga dapat mencapai pengembangan diri yang sepenuhnya.

Siswa secara alamiah telah memiliki potensi, namun kebanyakan siswa

(11)

2

dan kemampuan yang ada pada dirinya. Oleh karena itu lebih tepat di Sekolah

Dasar, ketika dalam proses belajar yang tengah berlangsung keterlibatan siswa

ditunjukan pada kegiatan diri, dengan tugas kegiatan baik secara intelektual

maupun secara emosional. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa

pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba

sendiri mencari jawaban dari suatu masalah akan lebih menarik perhatian siswa

dibanding dengan situasi yang di dalamnya hanya berkesempatan untuk menerima

informasi secara searah.

Dalam mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran, peranan guru

sangat dituntut dalam menerapkan strategi konsep pendekatan pembelajaran yang

akan disampaikan kepada peserta didik. Misalnya dalam bidang studi Ilmu

Pengetahauan Alam (IPA) model pembelajaran apa yang akan disampaikan,

selain tujuan pengajaran tercapai siswa juga belajar dengan aktif, bergembira, dan

mengerti serta ditemukan kegiatan belajar dan mengajar yang efektif dan efisien.

Ilmu Pengetahuan Alam tidak luput peran sertanya dalam menciptakan

manusia yang berkualitas. Untuk itu, dalam mengantisipasi kemajuan IPA dan

teknologi diperlukan pembaharuan dan inovasi serta peningkatan kualitas

pendidikan IPA sejak dini di semua tingkat pendidikan pada umumnya dan

tingkat pendidikan Sekolah Dasar khususnya.

Hasil belajar siswa Sekolah Dasar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam selama ini masih dirasakan kurang memuaskan oleh beberapa kalangan,

baik siswa, orang tua siswa ataupun oleh kalangan pendidik. Hal itu diperkuat

(12)

3

belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih lebih rendah

dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang lain yaitu dari

55 siswa hanya 29 siswa yang sudah mencapai KKM dan sebanyak 26 siswa yang

belum mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar ini tidak terlepas dari proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Oleh sebab itu perlu adanya upaya

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengeutahuan

Alam.

Ilmu Pengetahuan Alam meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Salah satu masalah yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

kurikulum, proses belajar yang kurang aktif dan pendekatan yang digunakan

dalam pembelajaran, sehingga permasalahan yang muncul adalah bagaimana cara

untuk meningkatakan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang meliputi ranah

kognetif, afektif, dan psikomotor.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam memecahkan permasalahan

tersebut adalah memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk

menyampaikan suatu materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Pada awal tahun ajaran baru ditetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). KKM ditetapkan oleh guru atau guru kelompok mata pelajaran yang

disahkan oleh Kepala Sekolah dan dijadikan patokan guru dalam melakukan

penilaian pada semua mata pelajaran. SDN 1 Suntenjaya menetapkan KKM yang

harus dicapai oleh siswa pada mata pelajaran IPA adalah 65. Hal ini dilihat dari

(13)

4

Standar Kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, dan kemampuan

sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan yang dimiliki oleh SDN 1

Suntenjaya dan kemampuan peserta didik di SDN 1 Suntenjaya. Kemudian dari

ketiga itu dihitung dan akhirnya menjadi sebuah nilai KKM.

Jadi untuk peserta didik yang hasil belajarnya di atas KKM, maka peserta

didik itu telah tuntas dalam belajar, tetapi jika hasil belajarnya di bawah KKM

maka belum tuntas belajarnya dan harus diadakan remedial/perbaikan. Untuk

Standar Kompetensi sifat-sifat cahaya di kelas V SDN 1 Suntenjaya belum

mencapai 100% dari KKM yang ditetapkan. Dalam hal ini perlu adanya tindakan

kelas, antara lain melalui pendekatan inkuiri .

Hasil kajian penelitian di SDN 1 Suntenjaya menunjukan bahwa

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar masih banyak dilakukan secara konvensional

(pembelajaran yang berpusat pada guru) dan prestasi belajar IPA masih sangat

rendah dibandingkan dengan dengan mata pelajaran lain. Hal lain yang ditemukan

dilapangan pada waktu observasi adalah gambaran tentang pelajaran IPA yang

hampir selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah, tanya jawab,dan

textbook oriented dengan keterlibatan siswa yang minim, kurang menarik minat

siswa dan mambosankan. Guru jarang menggunakan alat peraga dan media

pelajaran IPA sekali pun di sekolah tersedia KIT IPA serta tidak terbiasa

melibatkan siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. Maka dari itu penulis

menggunakan pendekatan inkuiri agar menarik minat siswa dalam pembelajaran

(14)

5

Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga domain yaitu : ranah

koognitif yang meliputi kemampuan mengatakan kembali konsep yang telah

dipelajari dan kemampuan intelektual; ranah afektif yang berhubungan dengan

sikap dan nilai; ranah psikomotor kemampuan yang berupa keterampilan fisik

(motorik).

Salah satunya bentuk pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil

belajar siswa adalah pendekatan inkuiri. Inkuiri di rancang untuk mendorong

siswa melakukan kegiatan penyelidikan, berfikir kritis, mengembangkan berbagai

keterampilan dan melakukan penerapan. Berarti, prinsip pembelajaran IPA adalah

proses aktif. Proses aktif memiliki implikasi aktivitas mental dan fisik. Artinya,

hands-on activities saja tidak cukup, melainkan juga minds-on activities.

Implikasi ini difasilitasi pendekatan inkuiri.

Hal serupa juga ditegaskan di dalam kurikulum bahwa pembelajaran IPA

sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan berfikir,

bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting

kecakapan hidup. Di dalam kurikulum telah di tegaskan bahwa pembelajaran IPA

harus menekankan pada penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses

ilmiah (Depdiknas, 2006). Namun pada kenyataannya hal tersebut sulit untuk di

realisasikan karena masih terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran IPA,

yaitu berpusat pada guru; tidak menantang siswa untuk berfikir kritis, kreatif,

analitis, logis; orientasi pembelajaran hanya untuk mencapai target kurikulum;

keterlibatan siswa sangat minim; kegiatan percobaan atau demonstrasi jarang di

(15)

6

pada pembelajaran IPA yang lebih menitikberatkan pada penguasaan

keterampilan memberikan dampak yang baik untuk mengembangkan pelajaran

IPA.

Pendekatan inkuiri menempatkan para siswa dalam kegiatan-kegiatan

intelektual. Pendekatan inkuiri ialah nilai psikologi yang berupa pengembangan

keprcayaan diri pada siswa untuk secara mandiri melakukan kegiatan intelektual

menghadapi masalah. Keterlibatan mental siswa dalam proses pembelajaran

memberi motivasi kuat bagi lahirnya kegiatan yang sungguh- sungguh dari pihak

siswa. Mereka merasa dihargai, dipercaya sehingga timbulah harga diri mereka

untuk berprestasi dan bertanggung jawab.

Piaget mendefinisikan pendekatan inkuiri sebagai pembelajaran yang

mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, dalam arti

luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin menggunakan simbol- simbol dan

mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu

dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan orang lain.

Sehingga dalam strategi pembelajaran ini guru hanya berperan sebagai fasilitator

dan pembimbing siswa untuk belajar secara aktif dalam aspek pikiran, sikap dan

keterampilan.

Oleh karena itu pembelajaran IPA di Sekolah Dasar harus menekankan

pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan sikap ilmiah. Hasil penelitian Schlender menunjukan bahwa

(16)

7

dalam berpikir kreatif dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan

menganalisa informasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya melalui

pendekatan inkuiri di kelas V SDN 1 Suntenjaya?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya melalui

pendekatan inkuiri di kelas V SDN 1 Suntenjaya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri di kelas V SDN 1 Suntenjaya.

a. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa kelas V SDN 1 Suntenjaya pada pembelajaran IPA dan manfaatnya

pada konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan penerapan pendekatan

inkuiri dan bagaimana manfaat penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya.

b. Tujuan khusus

1. Mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan

(17)

8

2. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa tentang sifat-sifat

cahaya setelah mengikuti proses pembelajaran IPA melalui pendekatan

inkuiri.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Kegiatan ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan

penulis dalam keterampilan memahami materi dengan pendekatan inkuiri.

2. Bagi guru

a. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif dalam

pengembangan dan peningkatan hasil belajar menggunakan pendekatan

inkuiri.

b. Mendorong guru agar lebih kreatif dalam mengelola proses pembelajaran IPA.

c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik maka

dapat mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, bersikap baik dan berprestasi.

3. Bagi siswa

Bagi siswa, dapat menjadi acuan dalam:

a. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan oleh

guru.

b. Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan kreatif.

(18)

9

4. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengambil

kebijakan, sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui perbaikan

pendekatan yang dianggap relevan dengan siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Dengan menggunakan pendekatan inkuiri terdapat peningkatan hasil

belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPA di kelas V pada pokok bahasan

sifat-sifat cahaya.

F. Definisi Operasional

a. Pembelajaran IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun

secara terbimbing. Dalam Kurikulum KTSP disebutkan bahwa IPA

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta,

konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan

Depdiknas, 2006).

b. Pendekatan inkuiri menurut Piaget adalah sebuah pendekatan yang

mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri

secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta

menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,

(19)

10

c. Hasil belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang mencakup

bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2002: 22). Hasil belajar yang

dimaksud dalam penelitian ini yakni hasil belajar berupa ulangan harian

dalam bentuk soal pilihan ganda. Hasil belajar IPA menurut Usman

merupakan perubahan-perubahan tingkah laku, yaitu perubahan ke arah

pemahaman yang lebih dalam tentang materi dan esensi pelajaran IPA.

Perubahan ini berupa pemahaman terhadap konsep-konsep IPA dan juga

kemampuan menggeneralisasikan berbagai bentuk pengetahuan setelah

(20)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian Tindakan Kelas yang disingkat dengan PTK (dalam bahasa Inggris

disebut Classroom Action Research, disingkat CAR), adalah penelitian tindakan

(action research) yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu

praktik pembelajaran di kelasnya.

Menurut Arikunto (2007), yang dimaksud dengan ‘tindakan’ adalah suatu

kegiatan yang diberikan oleh guru kepada siswa agar mereka melakukan sesuatu

yang berbeda dari biasanya, bukan hanya mengerjakan soal yang ditulis di papan

tulis, atau mengerjakan LKS.

Selain itu PTK didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru

secara individual maupun kelompok terhadap masalah pembelajaran yang

dihadapinya guna memecahkan masalah dan mengahasilkan pola dan prosedur

tertentu yang paling cocok dengan cara guru mengajar, cara siswa belajar dan

kultur lingkungan yang sedang berlaku di lingkungan setempat.Wibawa

menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang

dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang

dilakukan oleh guru atau pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian

terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar

(21)

28

Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai

bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan masalah (Suhardi dan

Suhardjono, 2011:24).

Menurut Kunandar (2008: 55), PTK memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti (on the job).

2. Berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving oriented). Jika guru merasa bahwa apa yang dilakukannya di dalam kelas tidak bermasalah, PTK tidak diperlukan.

3. Berorientasi pada peningkatan mutu (improvement oriented). PTK dilaksanakan dalam kerangka untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelasnya. 4. Siklus (cyclic). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui

urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical).

5. Berorientasi pada tindakan (action oriented). Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran.

6. Pengkajian terhadap pengaruh tindakan.

7. Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran di dalam kelas.

8. PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat (kolaborator).

9. Peneliti sekaligus praktisi melakukan refleksi.

10.Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana dalam satu siklus terdiri dari tahapan-tahapan.

Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan PTK,

diantaranya sebagai berikut:

1. Masalah yang diangkat berasal dari pengalaman guru selama proses

pembelajaran di kelas.

2. Masalah yang diujicobakan harus dilaksanakan secara langsung, yaitu

(22)

29

3. Penelitian berfokus pada data pengamatan dan data perilaku dengan maksud

untuk menelaah ada atau tidaknya kemajuan serta perubahan dari tindakan

yang dilakukan.

4. Penelitian harus bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan

pembelajaran di kelas.

5. Penelitian menyangkut hal-hal yang bersifat dinamis, adanya perubahan

6. Tindakan yang dipilih peneliti harus spesifik, sederhana dan mudah dilakukan

Syarat-syarat PTK:

1. Harus terlihat upaya peningkatan mutu profesional guru

2. Harus mengenai upaya untuk meningkatwakan mutu siswa, jadi subjeknya

harus siswa

3. Dilakukan sendiri

4. Jangan mengganggu proses belajar mengajar

5. Jangan sampai menyita banyak waktu

6. Konsisten pada metode yang digunakan

7. Mengikuti etika

8. Bertujuan memperbaiki profesi

9. Masalahnya sederhana, nyata, jelas, dan tajam

10.Harus betul-betul disadari oleh pelaku atau peneliti dan subjaknya atau para

peserta didik

11.Harus fokus pada aktivitas pengamat yaitu pendekatan pada apa yang dapat

dihitung dan dapat dikomentari dan apa yang diperoleh dari aktivitas

(23)

30

12.Harus menetapkan keyakinan antara pengamat dan yang diamati untuk

menyetujui bahwa keduanya saling menghormati untuk membahas persiapan

pengajaran sekaligus menentukan waktu, tempat, dan apa yang akan diamati.

Adapun manfaat PTK antara lain sebagai berikut:

1. Dapat menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan

panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil

PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atas makalah untuk

berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat

dalam jurnal ilmiah.

2. Menumbuh kembangkan kebiasaan budaya dan tradisi meneliti serta menulis

artikel ilmiah di kalangan guru, hal ini telah ikut mendukung profesionalisme

dan karir guru.

3. Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antar guru dalam satu

sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah

pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau

program pembelajaran sesuai dengan tuntunan dan konteks lokal, sekolah, dan

kelas. Hal ini memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.

5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,

kenyamanan, dan kesenangan siswa dlam mengikuti proses pembelajaran di

kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswapun akan meningkat.

6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yng menarik, menantang,

(24)

31

digunakan dalam pembelajaran sangat bervariasi dan dipilih secara

sunguh-sungguh.

Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau berhubungan dengan hal-hal

yang terjadi di dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut sasaran pengamatan dalam

penelitian kelas ini adalah peserta didik sebagai objek utama. Beberapa hal yang

dapat dicermati oleh guru dalam penelitian ini diantaranya sbb:

1. Proses pembelajaran yang diikuti peserta didik di kelas, lapangan,

laboratorium, perpustakaan atau tempat lainnya.

2. Lingkungan sekitar siswa itu sendiri, baik lingkungan kelas, sekolah, maupun

dirumah.

3. Cara mengajar guru yang bersangkutan di kelas terutama dalam hal interaksi

dengan peserta didiknya.

4. Sarana pendidikan yang meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh peserta

didik atau yang tersedia di sekolah yang bersangkutan, seperti peralatan yang

ada dikelas, laboratorium, perpustakaan dan sebagainya.

5. Materi pelajaran yang dapat dicermati KTSP ataupun yang telah

dikembangkan dalam Rencana Tahunan, Rencana Semesteran, dan Analisis

Materi Peajaran.

6. Hasil pembelajaran sebagai tujuan utama yang harus di tingkatkan.

B. Model Penelitian

Model penelitian ini menggunakan model Kemmis & Taggart (Suharsimi

Arikunto, 2010: 137). Secara skematis, siklus pembelajaran yang peneliti

(25)

32

SIKLUS I

SIKLUS II Identifikasi Masalah

Masalah

Penyusunan Rencana Tindakan

Refleksi I Observasi Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Refleksi II Observasi Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Hasil

(26)

33

C. Lokasi Penelitian

SDN 1 Suntenjaya salah satu sekolah dasar di Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat. Sekolah ini memiliki enam kelas dengan jumlah siswa

260 orang, yang terdiri atas 160 siswa perermpuan dan 100 orang siswa laki-laki.

Sekolah dasar ini ditinjau dari segi lokasi sangat strategis karena berada tepat di

kawasan lingkungan penduduk dan dekat dengan jalan raya sehingga terjangkau

oleh kendaraan. Ruang untuk belajar terdiri dari 6 kelas, 1 kantor, 1 ruang UKS, 1

ruang perpustakaan yang cukup memadai, dan WC. SDN 1 Suntenjaya memiliki

halaman yang cukup bersih dan luas, juga kondisi fisik sekolah yang cukup bagus

karena baru direnovasi dan terpelihara.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah kelas V SDN 1 Suntenjaya Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 55

orang siswa. 32 orang siswa perempuan dan 23 orang siswa laki-laki.

E. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas, penelitian difokuskan pada situasi

perbaikan proses pembelajaran. Pada pelaksanaanya guru terlibat penuh di dalam

kelas, dimana guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang

dilakukan di dalam kelas Melalui tindakan-tindakan yang direncanakan,

dilaksanakan, dan kemudian dievaluasi, untuk memperoleh umpan balik mengenai

apa yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga guru

dapat merancang langsung baik dalam proses perencanaan, tindakan, observasi,

(27)

34

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengembangkan

penelitian tindakan dengan menggunakan siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan

tujuan arah perubahan dan perbaikan proses pembelajaran.

Rincian prosedur penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus adalah

sebagai berikut:

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Permintaan izin dari Kepala SDN 1 Suntenjaya Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat

b. Observasi dan wawancara untuk memperoleh gambaran keadaan proses

belajar mengajar, mengenai kemampuan peserta didik, cara guru mengajar,

aktivitas peserta didik dan hasil yang diperoleh.

c. Identifikasi masalah, dengan cara menelaah terlebih dahulu KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006, khususnya mata pelajaran

IPA mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar,

indikator dan materi pokok.

d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

e. Merumuskan media pembelajaran yang akan digunakan dan disesuaikan

dengan materi pada tiap siklus

f. Menyusun instrumen penelitian yang digunakan

2. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan skenario pembelajaran yang membahas topik

(28)

35

menggunakan pendekatan inkuiri. Tindakan pembelajaran yang dilakukan dibagi

ke dalam masing-masing rencana tindakan pembelajaran yang dilengkapi dengan

lembar kerja siswa (LKS) dan alat-alat atau media IPA yang diperlukan, lalu

mengelompokkan peserta didik. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sbb:

1) Siklus 1

Kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 adalah melaksanakan Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM), pokok bahasan sifat-sifat cahaya dengan menggunakan

pendekatanan inkuiri, langkah-langkah kegiatan.

A. Kegiatan Awal

1. Guru membimbing peserta didik berdoa bersama-sama dipimpin ketua kelas.

2. Guru mengabsen kehadiran peserta didik dan memberikan motivasi belajar.

3. Guru Memberikan apersepsi melalui tanya jawab dengan peserta didik seperti:

a. Pernahkah kalian melihat cahaya?

b. Apa saja yang kalian rasakan dengan adanya cahaya?

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yakni dari apersepsi tadi peserta didik

diharapkan dapat menyimpulkan sifat-sifat cahaya.

B. Kegiatan inti

1. Tahap Ask (bertanya)

 Guru menunjukkan beberapa gambar tentang sifat-sifat cahaya

 Guru memberikan pertanyaan mengenai sifat-sifat cahaya

a. Siapa yang tahu apa itu cahaya?

b. Coba sebutkan sifat-sifat cahaya?

(29)

36

 Guru meminta peserta didik, duduk berkelompok 5 sampai 6 orang.

 Guru membagikan LKS dan mempersiapkan percobaan.

 Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dengan bimbingan

guru.

3. Tahap Create (menghasilkan)

 Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya.

 Peserta didik dapat menjelaskan contoh dari sifat-sifat cahaya.

4. Tahap Discuss (diskusi)

 Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan diskusi

 Salah satu perwakilan tiap kelompok memprestasikan hasil percobaannya.

 Peserta didik dapat menyimpulkan sifat-sifat cahaya.

5. Tahap Reflect (refleksi)

 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi pembelajaran

 Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya.

 Guru memberikan penjelasan dan meluruskan pendapat peserta didik yang

masih belum tepat.

C. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan latihan soal sebagai bahan evaluasi

2. Peserta didik merapihkan buku-buku dan alat-alat praktek, serta berdoa untuk

mengakhiri pelajaran

2) Siklus II

Dalam siklus ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya:

(30)

37

b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) pokok bahasan mengenai

sifat-sifat cahaya dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

c) Memberikan pos test

d) Menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran

siklus II. Analisis ini dilakukan dengan kegiatan antara lain: melihat hasil

observasi, catatan lapangan, melakukan wawancara dengan peserta didik.

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran yang akurat dalam pengumpulan data yang

tepat dan sesuai dengan permasalahan diperlukan dalam penelitian instrumen yang

digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa sebelum

pembelajaran (pretes), selama pembelajaran (LKS) dan setelah pembelajaran

(postes). Instrument tes dibuat sesuai dengan materi yang diajarkan pada siswa

kelas V SD berdasarkan kurikulum yang berlaku.

2. Observasi

Lembar observasi adalah alat penilaian yang banyak digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat

diamati misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada

waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa pada waktu belajar dan partisipasi dalam

diskusi dan penggunaan alat peraga. Lembar observasi digunakan pada saat

(31)

38

Fungsi observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan

tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh

tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan dan menghasilkan perubahan

yang di inginkan.

3. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui sejauh mana kesulitan siswa

mengenai apa yang ada pada pemikiran siswa. Siswa yang diwawancarai adalah

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini

dimaksudkan untuk memperoleh respon siswa dari berbagai kemampuan terhadap

pembelajaran yang sedang dikembangkan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang akurat

dengan menggunakan lembar pre tes dan pos tes (lembar evaluasi), lembar

observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

Pengumpulan data dilakukan untuk menentukan kriteria dan ukuran

keberhasilan tujuan penelitian yang ditentukan berdasarkan hasil evaluasi belajar

siswa baik secara indivudu maupun secara kelompok, data yang diperoleh dari

hasil evaluasi tersebut berupa skor yang telah menjadi data kuantitatif, maka

diolah dengan mencari rata-rata dan kualititatif berupa analisis observasi yang

nantinya menjadi acuan untuk merencanakan tindakan berikutnya.

1. Tes

Evaluasi diberikan pada awal dan akhir pembelajaran di setiap siklus

(32)

39

mengenai perubahan hasil belajar siswa secara individual setelah dilakukan

kegitan secara berkelompok. Jenis evaluasi yang digunakan adalah tes tertulis

secara individual.

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang berfungsi untuk merekam peristiwa

yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung dengan

sebenar-benarnya. Hal-hal yang diobservasikan antara lain kegiatan guru,kegiatan

siswa secra situasi kelas pada saat kegiatan pembelajarn sedang berlangsung.

Pada saat pelaksanaan penelitian ini,kegiatan observasi peneliti dibantu

oleh seorang observer yang bertugas mengamati proses pembelajaran yang

dilakukan peneliti. Observasi ini digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa

dan guru yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.

H. Analisa Data

Analisa data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian

antara lain adalah kualitatif dan kuantitatif. Data-data yang diperoleh melalui

kegiatan observasi aktivitas siswa dan guru, serta hasil tes siswa dalam kegiatan

pembelajaran konsep sifat-sifat cahaya yang menggunakan pendekatan inkuiri.

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan

proses inetraksi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh

dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru. Data yang

diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru.

(33)

40

Tabel 3.1 Klasifikasi aktivitas guru dan siswa

Prosentase Kategori

80% atau lebih Sangat tinggi

60%-79% Tinggi

40%-59% Sedang

20%-39% Rendah

0%-19% Sangat rendah

(Suryadi, 2005:25)

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes (pre tes dan postes) penguasaan

konsep siswa pada setiap siklusnya. Analisis data kuantitatif digunakan sebagai

penunjang untuk melihat ada tidaknya peningkatan penguasaan konsep siswa.

Data tersebut ditulis dalam bentuk tabel supaya memudahkan dalam penyusunan

dan pengolahan data, dengan melihat rata-rata hasil tes siswa pada setiap

siklusnya. Untuk menghitung rata-rata perolehan penguasaan konsep siswa pada

setiap siklusnya digunakan rumus:

Dengan : ̅ rata- rata hitung, x= Skor, dan N = banyaknya data.

Adapun untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa adalah

dengan melihat gain (selisih) dari hasil tes pada pre tes dan post tes setiap

siklusnya. Adapun rumus untuk mencapai gain adalah sebagai berikut : gain =skor

akhir (post test) – skor awal (pre test ).

(34)

41

Pengolahan hasil observasi dilakukan dengan menganalisis aktifitas siswa

selama proses pembelajaran IPA. Data tentang aktifitas siswa dalam proses belajar

mengajar ini dapat dilihat dari hasil observasi aktifitas siswa yang dipresentasikan.

Untuk mengolah hasil observasi guru dilakukan dengan menggunakan

skala nilai 0-4 (Sudjana, 1990:133)

̅

Keterangan:

4 = Sangat Baik (SB)

3 = Baik (B)

2 = Cukup (C)

(35)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus

I sampai dengan siklus II mengenai “ Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-sifat

Cahaya” yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Suntenjaya Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat, semester II tahun ajaran 2012-2013, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri, meliputi aktivitas

guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa oleh

observer, dari catatan lapangan peneliti, didapatkan data bahwa aktivitas siswa

meningkat terlihat dari perkembangan aktivitas siswa yang semakin

meningkat dari setiap siklusnya, antara lain: (1) siswa terlibat aktif dalam

proses penemuan pengetahuannya sendiri, (2) siswa melakukan percobaan dan

pengamatan dengan teliti, (3) dalam pengisian LKS, siswa mengumpulkan

data dari kegiatan percobaan yang dilakukan dengan jujur, (4) siswa

memperhatikan dan menanggapi diskusi kelas dengan disiplin, (5) siswa

mendemonstrasikan alat percobaan sesuai dengan perubahan lingkungan fisik

untuk membuktikan data-data yang siswa peroleh berdasarkan percobaan yang

telah siswa lakukan, dan (6) melakukan refleksi pembelajaran, dengan melihat

permasalahan awal, proses percobaan dan pengamatan, serta rumusan

(36)

88

inkuiri, guru lebih membimbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswa selama

kegiatan pembelajaran, sehingga pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA

tentang sifat-sifat cahaya ini dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dengan

pelaksanaan pendekatan inkuiri dapat berkontribusi kepada guru dalam

pembelajaran koefisien dan efektif.

2. Hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan inkuiri, menunjukkan

peningkatan pada setiap siklusnya. Dalam pembelajaran IPA tentang

sifat-sifat cahaya dan indicator membuktikan sifat-sifat-sifat-sifat cahaya ini menggunakan

penerapan pendekatan inkuiri mengalami peningkatan yang bagus. Pada

materi penjelasan cahaya dan membuktikan cahaya menembus benda bening

dan merambat lurus, siswa masih belum bisa dikondisikan sehingga nilai

evaluasi pun masih banyak yang di bawah KKM. Tetapi pada siklus II dengan

materi cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan mengalami peningkatan

nilai dan siklus I dengan banyak perbaikan dari siklus I. Pada pelaksanaan

tindakan siklus I rata-rata nilai kelas 72,36 dan persentase ketuntasan belajar

siswa berdasarkan nilai KKM adalah 60%. Yang mendapat nilai di atas KKM

dari 55 siswa ada 33 siswa. Pada pelaksanaan tindakan siklus II rata-rata nilai

kelas naik menjadi 77,45 dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan

nilai KKM adalah 85%. Yang mendapat nilai di atas KKM dari 55 siswa

sebanyak 47 siswa. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari setiap

siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri pada

pembelajaran IPA sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(37)

89

Berdasarkan hasil penelitian, berikut beberapa saran yang diharapkan

dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran dalam upaya

menungkatkan kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, khususnya

penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA di SD:

1. Bagi Guru

Bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan inkuiri dalam perencanaan

pembelajaran IPA, sebelumnya perlu mempelajari teori-teori dan prinsip-prinsip

mengenai pendekatan inkuiri, agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang

disusun mencirikan pendekatan inkuiri.

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah, khususnya kepala sekolah sebaiknya memberikan

bimbingan dan motivasi kepada guru dalam menggunakan pendekatan inkuiri

sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kepala sekolah

perlu menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung aktivitas siswa

untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan sendiri pengetahuannya agar proses

pembelajaran dapat berlangsung.

3. Bagi Peneliti Lain

Penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sifat-sifat

cahaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian,

peneliti yang lain dapat menggunakan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA

(38)

Yuyu Yulia, 2013

Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2005) . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Furchan, H. Arief. (2004). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hardini, I. dan Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia.

Heriawan, A., Darmajari, dan Senjaya, A. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoretis Praktis. Banten: LP3G.

Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (1990). Teknologi Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru.

. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, W. (2005). Pengantar Psikologi dan Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Winkle, W.S. (1996). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Gambar

Gambar
Grafik  DAFTAR  GRAFIK
Tabel
Gambar 3.1 Model  PTK dari Kemmis & Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah meningkatkan kinerja guru khususnya dalam hal melakukan variasi gaya mengajar yang dilakukan pada saat proses

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan : keaktifan dan hasil belajar IPA kelas IX SMPLB YPSLB-C Kerten Surakarta pada materi benda padat, cair, dan gas serta

Mata pelajaran Sosiologi merupakan mata pelajaran yang membahas tentang pola hubungan antara individu dengan dengan kelompok dalam kehidupan masyarakat.

Untuk mempertahan presepsi guru tentang pembelajaran matematika sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual, perlu diyakinkan secara terus menerus bahwa

[r]

[r]

Strategi untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan mendaki gunung sangatlah diperlukan melalui perencanaan yang matang dan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan

Predictors: (Constant), Dana Alokasi Umum, Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah.. Dependent Variable: