• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR AGAMA ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH (MDA) DENGAN SISWA YANG TIDAK MENGIKUTI MDA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR AGAMA ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH (MDA) DENGAN SISWA YANG TIDAK MENGIKUTI MDA."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya sadar seorang pendidik untuk mengembangkan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arief (2002:69), bahwa “pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh seorang pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani anak didik menuju terciptanya kepribadian yang utama.”

Menurut George F. Kneller (Sarwono, 2006:56) pendidikan memiliki arti luas dan sempit. Dalam arti luas pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak ataupun kemauan fisik individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah suatu proses mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan dari generasi ke generasi, yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi, atau lembaga-lembaga lain.

(2)

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses pengembangan bakat dan potensi menuju kearah yang lebih baik lagi, dengan proses mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan dari generasi ke generasi, yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi, atau lembaga-lembaga lain.

Berbicara tentang pendidikan kita semua pasti sudah tahu bahwa betapa pentingnya pendidikan tersebut. Pendidikan, kemampuan, pengetahuan merupakan

salah satu modal yang kita miliki untuk hidup di zaman yang serba sulit ini.

Mengapa dikatakan demikian, Kita tentu sudah bisa menjawabnya, apa hal pertama yang dilihat bila kita ingin mengajukan surat lamaran perkerjaan, apa yang kita butuhkan ketika ingin memulai suatu bisnis atau usaha, tentu saja pendidikan, kemampuan, wawasan dan pengetahuanlah yang kita butuhkan.

Di dalam bangku pendidikan banyak sekali hal yang kita dapatkan.Tetapi entah mengapa banyak sekali warga di Indonesia ini yang tidak mengenyam bangku pendidikan sebagaimana mestinya, khususnya di daerah-daerah terpencil di sekitar wilayah Indonesia ini. Sepertinya kesadaran mereka tetang pentingnya pendidikan perlu ditingkatkan.

Daoed Joesoef dalam psikologi.com menyebutkan tentang pentingnya pendidikan sebagai berikut:

Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan

membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Dan tentulah

(3)

Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu Pendidikan tentunya akan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum muslimin di seluruh penjuru dunia, merupakan jalan hidup yang menjamin kebahagiaan pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia mempunyai sendi utama yang berfungsi member petunjuk (al-quran) ke jalan yang lurus.

Agama Islam mendukung dan menganjurkan terlaksananya pendidikan, salah satu solusi yang ditawarkan oleh Islam adalah adanya berbagai pendidikan Islam atau masuknya pendidikan agama Islam ke dalam ranah pendidikan umum.

(4)

           

Dan dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?” (QS. Al-Mu‟minun, 23:80)

Al-quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk yang pertama kali memerintahkan beliau untuk “membaca”. Sebab dengan membaca orang dapat mengenal dan mengetahui segala sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya. Orang yang suka membaca dia pasti akan pandai dan akan mendapatkan ilmu. Sebagaimana yang kita ketahui dari ayat yang pertama kali turun berikut ini :

                         1

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589]. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-„Alaq, 96 : 1-5)

Dalam Agama Islam orang yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah swt melebihi orang lain. Orang tidak akan bias mendapatkan ilmu tanpa membaca dan tanpa menggunakan akalnya untuk berfikir. Bukankah kita semua tahu bahwa orang-orang yang sukses dalam kehidupannya, mereka adalah orang-orang yang berilmu? Allah swt berfirman:

1

(5)

                          

(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar, 39 : 9)

                                

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah, 58 : 11)

Ilmu pengetahuan wajib dituntut oleh setiap insan yang beriman, tidak terkecuali besar, kecil, miskin, kaya, tua, muda, laki-laki, perempuan dan seterusnya. Amin Masyhur (1994 :106) mengungkapkan beberapa hadis dalam bukunya

(6)

Al-Bar). Serta kewajiban menuntut ilmu itu tidak ada batasan usianya, semenjak baru

lahir di dunia sampai masuk liang lahat. Nabi saw bersabda : “carilah ilmu semenjak

di ayunan sampai masuk liang lahat” (HR.Muslim) .

Dalam hal mencari ilmu pengetahuan, kita tidak boleh membeda-bedakan suatu ilmu dengan ilmu yang lain. Ilmu yang baik untuk kehidupan umat mausia, wajib kita tuntut. Baik ilmu itu ilmu agama yang bisa menyelamatkan kita nanti di akhirat, maupun ilmu umum yang bisa membuat kita berbahagia di dunia. Kita tidak boleh hanya mempelajari ilmu-ilmu syariah, akidah, dan ilmu-ilmu agama saja, namun kita juga harus mempelajari ilmu matematika, biologi, fisika, ekonomi dan lain-lain. Karena manusia itu hidup di dunia, dan dalam kehidupannya di dunia tidak diperbolehkan hanya menggantungkan kehidupannya kepada orang lain, sebab dunia ini adalah jalan menuju akhirat. Allah SWT berfirman :

                              

Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. Al-Qasas, 28 : 77)

(7)

kedua-duanya, sebab dunia itu jalan mencapai akhirat, dan jangan kalian menjadi beban bagi orang banyak. (HR. Ibnu „Asakir) (Amin, 1994, hal. 107)

Sementara itu syari‟at Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalo

hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan. Nabi telah mengajak orang untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Dari satu segi kita melihat, bahwa pendidikan agama Islam itu lebih banyak ditunjukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Di segi lainnya, pendidikan islam tidak hanya berifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu pendidikan agama islam adalah sekaligus pendidikan iman dan amal. Dan karena ajaran ilam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula orang yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul, selanjutnya para ulama dan cerdik pandailah sebagai penerus tugas dan kewajiban mereka.

(8)

melalui pengajaran, pembiasaan, bimbingan dan pengawasan, agar anggota keluarganya mengenal, memahami, mengimani, menghayati, dan melaksanakan ajaran agama Islam.

Pendidikan agama Islam meliputi masalah ‘Aqīdaħ (keimanan), Syarī’aħ (keislaman), dan Akhlāq (ihsan) (Adayani, 2005, hal. 77). Menurut Azra et al, (2002: 108) Akhlāq maupun Syarī’aħ pada dasarnya membahas perilaku manusia, perbedaan diantara keduanya adalah dari objek materinya. Syarī’aħ melihat perbuatan manusia dari segi hukum, yaitu wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Sedangkan Akhlāq melihat perbuatan manusia dari segi nilai atau etika, yaitu perbuatan baik dan buruk

Pendidikan berfungsi sebagai alat pengembangan pribadi, pengembangan warga negara, pengembangan kedudukan, dan pengembangan bangsa (Suryosubroto, 2002, hal. 12). Dalam kurikulum 2004, disebutkan bahwa pendidikan agama berfungsi untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlāq mulia dan mampu menjaga kerukunan

hubungan inter dan antar umat beragama. Adapun Mujib dan Mudzakkir (2008: 68) menjelaskan bahwa tugas pokok pendidikan Islam adalah membantu pembinaan

peserta didik pada ketakwaan dan berakhlāq mulia yang dijabarkan dalam enam

(9)

Pendidikan juga merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang bertujuan untuk membentuk kedewasaan pada diri anak. Proses pendidikan ini dikemas dalam satu system yang saling berkaitan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya. Unsur-unsur yang saling terkait dalam system pendidikan terdiri atas komponen-komponen ; tujuan, anak didik, pendidik, lingkungan dan alat pendidikan.

Selain itu tercantum dalam UU SISDIKNAS No.20 Tahun 2003 bahwa

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses

belajar yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa , dan Negara”. Dalam hal

ini pendidikan juga dapat dikatakan sebagai upaya dalam mengeksistensikan diri, bagaimana dia mampu mempertahankan hidup.

Tujuan pendidikan merupakan unsur/komponen yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan. Demikian pula halnya dalam pendidikan agama. Tujuan pendidikan agama islam menurut pedoman kurikulum atau GBPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tahun pelajaran 1994 untuk tingkat SD adalah :

(10)

Pendidikan yang diselenggarakan di sekolah secara teknis atau dalam praktek oprasionalnya, merupakan proses belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru dan siswa. Proses belajar mengajar tersebut didukung oleh komponen-komponen lainnya, yaitu : tujuan instruksional yang hendak dicapai, materi pelajaran, metode pengejaran, alat peraga pengajaran, dan evaluasi sebagai alat ukur tercapai tidaknya tujuan (Uzer, 1995, hal. 2)

Dari proses belajar mengajar yang berlangsung dapat diketahui prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Nana Sudjana (1989) mengemukakan sebagai berikut :

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni : faktor dalam diri siswa dan faktor yang dating dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.

Pendapat diatas menunjukan bahwa faktor yang datang dari dalam diri siswa mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Peranan siswa dalam mengikiuti kegiatan di Madrasah sangat penting , karena dapat meningkatkan prestasi belajar mereka khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

(11)

memasuki sekolah lanjutan memiliki sertifikat MDA, dimana dalam hal ini guru PAI menyuruh siswa-siswanya untuk mengikuti kegiatan di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) lingkungan tempat tinggal siswa yang dilaksanakan di luar jam pelajaran.

Dalam hal ini pemerintah berkeinginan mencetak prilaku anak didik siswa-siswa di SDN mampu memiliki bekal agama yang cukup dengan menjejalinya dari mulai sejak dini, dengan harapan agar terlahir pribadi-pribadi prilaku yang baik dalam hidup hingga kelaknya nanti.

Siswa-siswa SDN selain mengikuti kegiatan di MDA dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah (UAS) mereka pun dituntut untuk lebih banyak belajar supaya memperoleh hasil atau nilai yang memuaskan.

Di satu sisi siswa harus mengikuti kegiatan di MDA untuk menunjang mata pelajaran PAI sedangkan di sisi lain siswa pun harus lebih banyak belajar pada mata pelajaran yang lainnya sedangkan waktunya bersamaan.

Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk mengungkapkan permasalahan tersebut sehingga dapat diperoleh satu jawaban yang jelas tentang berpengaruh atau tidaknya kegiatan di MDA terhadap prestasi belajar siswa. Untuk kepentingan tersebut penulis akan mengkajinya dan menuangkannya dalam bentuk

(12)

Siswa Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dengan Siswa Non MDA. (Studi

Deskriptif Kuantitatif di Kelas 4 dan 5 SDN Cidadap Bandung)”

B. Perumusan Masalah

Fokus masalah penelitian ini adalah untuk membandingkan prestasi belajar siswa yang mengikuti di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dengan siswa yang tidak mengikuti Madrasah Diniyah Awaliyah terhadap prestasi belajar PAI di SDN Cidadap Bandung.

Dari fokus masalah tersebut dapat dijadikan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil prestasi belajar PAI siswa yang mengikuti kegiatan MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah)?

2. Bagaimana hasil prestasi belajar PAI siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) ?

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar PAI siswa yang mengikuti kegiatan MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah pokok dari penelitian di atas, maka tujuan penelitian

(13)

yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti Madrasah Diniyah Awaliyah”. Untuk mempermudah pembahasan dari hasil penelitian maka tujuan pokok tersebut dijabarkan dari beberapa sub tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil prestasi belajar PAI siswa yang mengikuti kegiatan MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah)

2. Untuk mengetahui hasil prestasi belajar PAI siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah)

3. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan hasil prestasi belajar PAI di SDN Cidadap Bandung antara dua kelompok siswa SD tersebut.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat:

a. Untuk memberi informasi kepada para pendidik mengenai perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti kegiatan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA).

b. Untuk memberi informasi kepada siswa bahwa prestasi belajar sangat penting untuk keberhasilannya seorang pelajar.

(14)

d. Memperkaya khasanah Ilmu Pendidikan khususnya megenai prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cidadap Bandung.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat:

a. Bagi penulis khususnya dijadikan sebagai referensi dalam memberikan pembelajaran.

b. Bagi guru dan Kepala Sekolah dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan memberikan pembelajaran yang tepat bagi siswa yakni bagaimana bersikap terhadap siswa untuk meningkatkan prestasi belajar

c. Bagi program studi dan universitas penelitian ini dijadikan sebagai bahan kepustakaan bagi peneliti selanjutnya.

E. Hipotesis

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar agama siswa yang mengikuti kegiatan MDA dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA di SDN Cidadap Bandung

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar

(15)

F. Definisi Oprasional

1. Menurut Zainal Arifn (1990 : 3) prestasi adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. 2. Prestasi Belajar Siswa : nilai yang diperoleh peneliti melalui angket

berkenaan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang disusun oleh peneliti sendiri.

3. Menurut Sauri dkk, pendidikan agama Islam adalah “upaya menuntun individu yang dididik dalam menginternalisasi nilai-nilai agama dan roh-roh keagamaan serta membimbingnya dalam cara merealisasikannya dalam bentuk tindakan nyata (Sauri dkk, 2010:163).

4. Madrasah Diniyah Awaliyah adalah satuan pendidikan keagamaan jalur luar sekolah yang menyelenggarakan pendidikan Agama islam tingkat dasar dengan masa belajar 4 tahun, dan jumlah belajar 18 jam pelajaran seminggu (Anonimous, 2000 : 7)

Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Cidadap Bandung yang beralamat Jl.Dr. Setiabudi No. 234.

G. Struktur Organisasi Skripsi

(16)

Bab I berisi tentang a) latar belakang masalah, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) hipotesis, f) definisi oprasional, g) struktur organisasi skripsi.

Bab II berisi tentang uraian landasan teori berupa PAI di SD dan Faktor-faktor Pendidikan Keagamaan di Luar Sekolah, yang terdiri dari a) Ruang lingkup Pendidikan, b) Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar, c) Pendidikan Agama di MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah), dan d) Penelitian Terdahulu yang Relevan. Teori-teori penelitian ini yang mendukung sebagai dasar pemikiran dan pemecahan masalah .

Bab III berisi tentang uraian langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian dan penulisan skripsi. Berisi tentang a) metode penelitian, b) Populasi dan Sampel Penelitian, c) Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data, d) Prosedur Penelitian.

Bab IV berisi keseluruhan data dari hasil penelitian. Memaparkan hasil pengelolaan data berdasarkan metode yang telah ditetapkan serta analisis data yang dilakukan. Hasil analisis ini kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dari lapangan yang terdiri dari hasil a) Profil Prestsi Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan MDA, b) Profil Prestasi Belajar Siswa Yang Tidak Mengikuti Kegiatan di MDA, c) Analisis Perbandingan Prestasi.

(17)
(18)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan oleh penulis untuk mencapai tujuan penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1985: 131) sebagai berikut:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyidik memperhitungkan dengan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyidik serta dari situasi penyidik.

(19)

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif yaitu perolehan informasi atau data yang relevan dengan masalah yang akan diteliti melalui penelaahan berbagai konsep atau teori yang dikemukakan oleh para ahli. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai hakekat gejala atau pertanyaan mengenai apa itu (what is), atau mendeskripsi apa itu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ali (1993: 12), yaitu:

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis/pengolahan data serta membuat pengambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Adapun teknik pelaksanaan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis komparasional bivanat karena jenis pelaksanaan metode ini mencoba untuk menelaah perbedaan dua buah variabel yaitu prestasi belajar antara siswa yang mengikuti kegiatan di MDA dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan di MDA.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat. Dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol, dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris.

(20)

merupakan penelitian yang dipandu oleh hipotetis tertentu, yang salah satu tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menguji hipotesis yang ditentukan sebelumnya.

Arikanto (2002: 11) mengemukakan ciri-ciri penelitian kuantitatif adalah: a. Penelitian kuantitatif menghendaki adanya perekayasaan sesuatu

yang akan diteliti, dengan terencana memberikan sesuatu perlakuan tertentu untuk mengetahui akibat-akibatnya.

b. Penelitian kuantitatif merupakan eksperimental atau percobaan yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan terkontrol dengan ketat, baik dalam bentuk desain fungsional maupun desain faktorial.

c. Penelitian kuantitatif lebih tertuju pada penelitian tentang hasil dari pada proses.

d. Penelitian kuantitatif cenderung merupakan prosedur pengumpulan data melalui observasi untuk membuktikan hipotesis yang dideduksi dari dalil atau teori.

e. Penelitian kuantitatif terutama bertujuan menghasilkan penemuan-penemuan baik dalam bentuk teori baru atau perbaikan teori lama.

3. Studi Kepustakaan (Studi Bibliografi)

(21)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah sekelompok objek atau subjek yang dapat dijadikan sumber data dalam penelitian yang bentuknya dapat berupa orang, gedung, nilai ujian, dan lain sebagainya. Hal ini

sejalan dengan Sugiono (2001: 57) yang menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti utuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas 5 di SDN Cidadap Bandung.

a. Sampel

(22)
[image:22.612.114.532.168.548.2]

Dalam penelitian ini sampel diambil di kelas 4 dan 5 di SDN Cidadap Bandung, yang terdiri dari 46 orang.

Tabel 3.1

Sampel

SDN Cidadap Bandung

KELAS 4 KELAS 5

22 orang 24 orang

Jumlah 46 orang

2. Sampel Penelitian

Adapun teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampling purposive, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 68). Penentuan sampel dilakukan setelah penulis melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran masing-masing sekolah bahwa kelas tersebut prestasinya cukup baik.

a. Lokasi Penelitian

(23)
[image:23.612.119.513.175.511.2]

Tabel 3.2

Alokasi Waktu Penelitian

Uraian Kegiatan Tahun 2012/minggu

April Mei Juni Juli

Sidang Proposal Penelitian Penentuan Pembimbing Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan Data Analisis dan pengolahan data Editing Akhir Penggandaan Skripsi

Sidang Skripsi

C. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrument Pengumpulan Data

(24)

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (reponden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan dari penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pernyataan.

Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup (angket berstruktur). Angket tertutup ini adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Ridwan (2008: 72) mengemukakan bahwa:

Angket tertutup (anget berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan

tanda silang (x) atau tanda checklist (√).

Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner yang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut menurut (Arikunto 2006: 152), antara lain:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak reponden c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya

masing-masing dan menurut waktu senggang responden. d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan

tidak malu-malu menjawab.

e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

(25)
[image:25.612.163.463.254.474.2]

Dalam menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban, yaitu dengan menggunakan skala likert di mana masing-masing item pernyataan memiliki empat kemungkinan jawaban dan setiap jawaban diberi skor penilaian sesuai dengan jenis pertanyaan, apakah negatif ataukah positif. Penentuan skor untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel 5

Tabel 3.3

Kriteria Penskoran Untuk Setiap Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Skor

Positif Negatif

Ya (Y) 1 0

Tidak (TDK) 0 1

2. Langkah-Langkah Pengumpulan Dan Pengolahan Data

a. Langkah-Langkah Pengumpulan Data

(26)
[image:26.612.149.492.111.222.2]

Tabel 3.4

Rekapitulasi Jumlah Angket

Jumlah

Sampel

Jumlah Angket

Tersebar Terkumpul Dapat Diolah

46 46 46 46

Dari jumlah angket yang tersebar yaitu sebanyak 46 buah, angket dapat kembali dan dapat diolah seluruhnya yaitu sebanyak 46 buah, dengan rinciannya adalah 36 angket tersebar kepada siswa yang mengikuti kegiatan MDA dan 10 angket tersebar kepada siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA di SDN Cidadap Bandung.

b. Klasifikasi Data

Setelah dilakukan pengumpulan data untuk langkah selanjutnya adalah melakukan klasifikasi data, yaitu pengelompokkan data ke dalam kelompok-kelompok yaitu data prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA dan data prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA di SDN Cidadap Bandung. Selanjutnya adalah pemberian skor pada setiap alternatinif jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan pada Bab III (tabel 5).

c. Perhitungan skor rata-rata

(27)
[image:27.612.160.482.115.214.2]

Tabel 3.5 Penafsiran Skor

Rentang Skor Penafsiran

0,51 - 1 Baik

0,00 - 0,50 Buruk

3. Prosedur Pelaksanaan Pengumpulan Data

Prosedur pelaksanaan pengumpulan data adalah serangkaian tahapan yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan, di antaranya:

a. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:

1) Studi pendahuluan, yaitu kegiatan awal yang dilakukan penulis untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

2) Persiapan penelitian yang menyangkut surat izin penelitian kepada lembaga yang terkait.

b. Tahap Uji Coba

(28)

melakukan uji coba angket. Sebelum melakukan pengambilan data dan melakukan uji coba angket yang telah dibuat, terlebih dahulu dilakukan judgement oleh dosen ahli. Tujuan dari uji coba angket ini adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi, baik itu dalam pernyataan atau dalam instrument dan jawaban.

Teknik pengolahan uji coba angket yang akan digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan ini, di antaranya:

1). Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiono (2006: 267) bahwa:

Valid berarti instrument terebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrument yang reliable berarti instrument yang bila digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

(29)
[image:29.612.170.459.109.697.2]

Tabel 3.6

Hasil Validitas Angket

TOTAL

P1 Pearson

Correlation ,465(**) Sig. (2-tailed) ,001

N 46

P2 Pearson

Correlation ,228(**) Sig. (2-tailed) ,127

N 46

P3 Pearson

Correlation ,441(**) Sig. (2-tailed) ,002

N 46

P4 Pearson

Correlation ,142(**) Sig. (2-tailed) ,346

N 46

P5 Pearson

Correlation ,404(**) Sig. (2-tailed) ,005

N 46

P6 Pearson

Correlation ,075(**) Sig. (2-tailed) ,620

N 46

P7 Pearson

Correlation ,588(**) Sig. (2-tailed) ,000

N

46

P8 Pearson

Correlation ,203(**) Sig. (2-tailed) ,175

N 46

P9 Pearson

Correlation ,258 Sig. (2-tailed) ,183

N 46

P1 0

Pearson

Correlation ,337 Sig. (2-tailed) ,022

N 46

P1 1

Pearson

(30)

N 46 P1

2

Pearson

Correlation ,404(*) Sig. (2-tailed) ,005

N 46

P1 3

Pearson

Correlation ,491(**) Sig. (2-tailed) ,001

N 46

P1 4

Pearson

Correlation ,092 Sig. (2-tailed) ,542

N 46

P1 5

Pearson

Correlation ,417(**) Sig. (2-tailed) ,004

N 46

P1 6

Pearson

Correlation ,382 Sig. (2-tailed) ,009

N 46

P1 7

Pearson

Correlation ,293 Sig. (2-tailed) ,048

N 46

P1 8

Pearson

Correlation ,510(**) Sig. (2-tailed) ,000

N 46

P1 9

Pearson

Correlation ,342(**) Sig. (2-tailed) ,020

N 46

P2 0

Pearson

Correlation ,479(**) Sig. (2-tailed) ,001

N 46

P2 1

Pearson

Correlation ,472 Sig. (2-tailed) ,001

N 46

P2 2

Pearson

Correlation ,082(**) Sig. (2-tailed) ,587

N 46

P2 3

Pearson

(31)

N 46 P2

4

Pearson

Correlation ,210(*) Sig. (2-tailed) ,161

N 46

P2 5

Pearson

Correlation ,612 Sig. (2-tailed) ,000

N 46

P2 6

Pearson

Correlation ,475 Sig. (2-tailed) ,001

N 46

P2 7

Pearson

Correlation ,383 Sig. (2-tailed) ,009

N 46

P2 8

Pearson

Correlation ,483(**) Sig. (2-tailed) ,001

N 46

P2 9

Pearson

Correlation ,511(**) Sig. (2-tailed) ,000

N 46

Dari output diatas dapat diketahui nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini dibandingkan dengan r tabel pada signifikansi 0,291 dengan uji two tailed dengan sampel berjumlah 46, maka didapat r-tabel sebesar 0,291, disimpulkan bahwa pernyataan berjumlah 29 diantaranya yang valid adalah soal nomor: P1, P3, P5, P7, P11, P12, P13, P15, P16, P18, P19, P20, P21, P23, P25, P26, P27, P28, P29, sedangkan pernyataan yang tidak valid diantaranya soal nomor : P2, P4, P6, P8, P9, P10, P14, P17, P22, P24, harus dihilangkan karna kurang dari 0,291.

(32)

Reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang baik akan menghasilkan data yang dapat dipercaya atau reliable. Apabila datanya memang sudah benar dengan kenyataan, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama.

[image:32.612.121.506.267.704.2]

Maka dari itu peneliti mencari uji Reabilitas instrument (angket) dengan menggunakan bantuan program SPSS dan hasilnya peneliti jelaskan pada table dibawah ini.

Tabel 3.7

Hasil Reabilitas Angket

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item

Deleted

Corre cted Item-Total Correlation

Cron bach's Alpha if Item Deleted

1

41,30 71,28

3

,429 ,697

2

41,85 72,62

1

,177 ,704

3

41,35 71,21

0

,401 ,697

4

41,15 73,86

5

,125 ,707

5

41,35 71,47

6

,362 ,698

6

41,54 73,80

9

,017 ,710

7

41,59 69,35

9

,547 ,689

8

41,17 73,52

5

(33)

9

41,22 73,01

8

,227 ,704

10

41,70 71,55

0

,284 ,699

11

41,37 70,77

1

,448 ,695

12

41,28 71,80

7

,368 ,699

13

41,26 71,44

2

,460 ,697

14

41,74 73,66

4

,035 ,709

15

41,20 72,47

2

,393 ,701

16

41,24 72,23

0

,351 ,700

17

41,35 72,27

6

,247 ,702

18

41,54 70,07

6

,466 ,692

19

41,35 71,92

1

,298 ,700

20

41,46 70,52

0

,435 ,694

21

41,48 70,52

2

,427 ,694

22

41,35 73,78

7

,034 ,708

23

41,20 72,82

8

,309 ,703

24

41,65 72,63

2

,153 ,704

25

41,24 70,98

6

,588 ,694

26

41,37 70,86

0

(34)

27

41,59 71,13

7

,331 ,697

28

41,48 70,43

3

,438 ,694

29

41,37 70,59

4

,473 ,694

otal

21,07 18,55

1

1,000 ,760

Reliability Statistics

Cronb

ach's Alpha

N

of Items

,707 3

0

Hasil uji reliabilitas pada kolom Cronbach’s Alpha diketahui 0,707 dan berada diatas nilai 0,6 maka dapat disimpulkan angket dalam penelitian ini reliabel sebagaimana menurut Sekaran yang dikutip Priyatno (2011:100) bahwa reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

b). Tahap Pengumpulan Data

(35)

4. Teknik Pengolahan Data

a. Seleksi Data

Seleksi data merupakan tahap awal yang harus dilalui dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana data tersebut memenuhi persyaratan untuk dapat diolah atau tidak, seleksi data ini penting dilakukan untuk menyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul memenuhi syarat untuk dapat diolah lebih lanjut. Langkah-langkah yang daapt dilakukan dalam penyeleksi angket adalah sebagai berikut:

1) Memeriksa apakah data semua angket dari responden telah terkumpul

2) Memeriksa apakah semua pertanyaan dalam angket dijawab sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

3) Memeriksa apakah data yang telah terkumpul tersebut layak untuk diolah.

b. Klasifikasi Data dan Pemberian skor

Tahap selanjutnya adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel penelitian yakni variabel X1 dan variabel X2. Kemudian setiap alternatif setiap jawaban yang dipilih oleh responden diberi skor yang mengacu pada tabel 3.2 berdasarkan pembobotan skor, diperoleh skor mentah.

5. Mengukur Kecenderungan Umum Skor Responden

Kecenderungan skor responden terhadap variabel penelitian dapat dicari dengan rumus weiht mean scored (WMS) yaitu:

(36)

Keterangan:

x = Nilai rata-rata yang dicari

x = jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot nilai untuk setiap alternatif

n = jumlah responden sampel

Adapun langkah-langkah dalam pengelolahan WMS adalah: a. Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih.

b. Menghitung jumlah responden dari setiap item dan kategori jawaban. c. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing

kolom.

d. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

[image:36.612.163.528.239.536.2] [image:36.612.151.489.595.662.2]

e. Mencocokkan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil penghitungan WMS sebagaimana terhadap dalam sampel, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.8

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran

0,55-1 Baik Baik

(37)

6. Analisis Komparasi (perbandingan)

Sesuai dengan judul penelitian, maka metode analisis yang digunakan adalah analisis komparasi. Analisis komparasi digunakan untuk menguji hipotesis mengenai ada tidaknya perbedaan antara variabel X1 (siswa yang mengikuti kegatan MDA) dan X2 ( siswa yang tidak mengikuti kegiatan di MDA). Maka peneliti akan menggunakan metode analisis komparasi dengan analisis statistik yang dibantu program SPSS

D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian jika kita uraikan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Pra Lapangan:

a. Menyusun rancangan penelitian b. Memilih lapangan penelitian c. Mengurus perizinan

d. Menjajagi dan menilai keadaan lapangan e. Memilih dan memanfaatkan informan f. Menyiapkan perlengkapan penelitian g. Persoalan etika penelitian

2. Tahap pekerjaan lapang 3. Tahap analisis data:

(38)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN LAPANGAN

Pada bagian ini akan di jelaskan hasil dari penelitian yang telah dilakukan di sekolah SDN Cidadap Bandung

1. Profil Prestasi Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan MDA

(Madrasah Diniyah Awaliyah)

a. Profil

Profil prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA di bidang Kognitif yang mencakup aspek pengetahuan agama dan baca tulis qur’an.

Secara umum yang peneliti ambil dari nilai raport hasil penelitian prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA dikelas 4 dan 5 SDN Cidadap Bandung dalam bidang kognitif dalam aspek pengetahuan agama rata-rata 75

No

Nama Siswa Pengetahuan

Agama BTQ

1 Anisa H 75 75

2 Diah Syah diah. P 80 80

3. Syarah Sukarna Putri 75 70

4. Taufik Indrawan 70 75

5. Riska Hana.R 75 75

6. Elsa Aini.G 80 80

7. M. Al-Ghifari 75 70

8. Cecep 75 70

(39)

10. Septian Pratama Putra 70 70

11. Syifa Ibnati.Sb 70 70

12 Vio Adhitiya 70 70

13. Siti Nurasyah 70 70

14 Defa 70 70

15 Gavin 70 70

16. Cica Suci Nurlela 70 70

17. M.Irsyad 75 75

18. Fania Maulida 75 75

19. Anne Andriany 75 75

20. Putra 75 70

21 Melinda 80 80

22 Aulia Dzahra 85 85

23 M.Bintang Naufal 80 80

24 Gita Nisa.S 80 80

25 Iqbal 70 70

26. Emile Khoirunnisa 80 80

27. Anastasya Permatasari 70 80

28. Afri 80 75

29. Refina dwi Lestari 75 75

30. Juwita Dwi Safarina 75 70

31. Hendrik 80 70

32. Zahra 75 75

33. R.Hanif 75 75

34. Novi Fitri 75 70

35. Rafly Sanjaya 70 75

36. Muamar Ali 70 75

(40)

b. Profil prestasi belajar Profil prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA dalam bidang afektif dan psikomotor secara total yang mencakup (akhlak, ibadah dan akidah) siswa dikelas 4 dan 5 SDN Cidadap Bandung.

(41)

c. Profil prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA dalam bidang afektif dan psikomotor siswa kelas 4 dan 5 SDN Cidadap Bandung di bidang akhlak

Secara umum prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA dalam bidang afektif dan psikomotor di bidang akhlak adalah dalam kategori Baik dengan skor 0,80.

Adapun rincian prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA dalam bidang afektif psikomotor di bidang akhlak dari yang baik hingga buruk sebagai berikut :

1) Prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA di bidang afektif dan psikomotor dalam bidang akhlak yang baik sebagai berikut :

a).Ketika melakukan kesalahan meminta maaf dikategorikan masuk ke skor 0,97

b).Merapihkan tempat tidur ketika bangun dari tidur dikategorikan ke skor 0,60

c).Bersikap sopan ketika bertemu dengan orang yang lebih tua dikategorikan ke dalam skor 0,97

d).Membantu teman ketika ada yang kesusahan dikategorikan masuk ke skor 0,94

(42)

f). Prihatin melihat teman yang berkesusahan dikategorikan masuk ke dalam skor 0,92

2) Prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA di bidang afektif dan psikomotor dalam bidang akhlak yang buruk sebagai berikut:

a). Mengeluh ketika sakit dikategorikan masuk ke skor 0,44 b). Iri melihat teman yang bahagia dikategorikan masuk ke

dalam skor 0,22

c). Senang kalo kebaikannya dipuji oleh orang lain dikategorikan masuk ke skor 0,36

d). Senang mencari kesalahan terhadap lawanya dikategorikan masuk ke dalam skor 0,22

e). Suka menceritakan kebaikan-kebaikannya kepada orang lain dikategorikan masuk ke skor 0,50

(43)

a).Melaksanakan solat berjama’ah dikategorikan masuk ke dalam skor 0,75

b).Belajar malam dirumah setiap hari dikategorikan masuk kedalam sekor 0,55

c).Membaca Al-Quran setiap hari dikategorikan masuk ke skor 0,72

d).Selalu berdoa ketika hendak mau makan dikategorikan masuk ke skor 0,97

4) Prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA di bidang afektif dan psikomotor dalam bidang aqidah secara umum termasuk kategori baik dengan skor 0,71. Adapun rinciannya sebagai berikut :

a).Ketika bermain mereka tidak malas mengerjakan solat dikategorikan masuk ke skor 0,89

b).Tidak lupa sholat isya sekalipun nonton tv atau selesai belajar malam 0,61

(44)

2. Profil Prestasi Belajar Siswa Yang Tidak Mengikuti Kegiatan MDA

(Madrasah Diniyah Awaliyah)

a. Profil prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA di bidang Kognitif yang mencakup aspek pengetahuan agama dan baca tulis qur’an.

Secara umum yang peneliti ambil dari nilai raport hasil penelitian prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA dikelas 4 dan 5 SDN Cidadap Bandung dalam bidang kognitif dalam aspek pengetahuan agama dan baca tulis quran (BTQ) rata-rata 72

NO Nama Siswa Pengetahuan

Agama BTQ

Fitri wulandari 70 65

Gumanti 70 65

Alif 70 65

Kiranti nur gitani 70 70

Salsa alfianita 75 70

Anggi sekar 75 70

Adinda shakila 75 75

Nabilah 80 75

Eri 65 60

Anggia nurul 70 70

Jumlah Rata-rata 72 68,5

(45)

Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA kelas 4 dan 5 SDN Cidadap Bandung adalah dalam kategori Baik dengan jumlah skor total 0,75. Hal ini menunjukan bahwa prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA dalam bidang afektif dan psikomotor yang mencakup (akhlak, ibadah dan akidah) memiliki prestasi yang baik.

1) Profil prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA dalam bidang afektif dan psikomotor siswa kelas 4 dan 5 SDN Cidadap Bandung di bidang akhlak

Secara umum prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA dalam bidang afektif dan psikomotor di bidang akhlak adalah dalam kategori Baik dengan sekor 0.82

Adapun rincian prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA dalam bidang afektif psikomotor di bidang akhlak dari yang baik hingga buruk sebagai berikut :

2) Prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA di bidang afektif dan psikomotor dalam bidang akhlak yang baik sebagai berikut: a. Ketika melakukan kesalahan meminta maaf dikategorikan

masuk ke skor 0,60

b. Merapihkan tempat tidur ketika bangun dari tidur dikategorikan ke skor 0,60

(46)

d. Membantu teman ketika ada yang kesusahan dikategorikan masuk ke sekor 0,80

e. Mereka tidak Iri melihat teman yang bahagia dikategorikan masuk ke dalam sekor 0,90

f. Apabila disuruh orang tua (seperti membeli beras ke warung dll) maka berpura-pura tidak mendengar dikategorikan ke skor 0,90

g. Mereka tidak Suka menceritakan kebaikan-kebaikannya kepada orang lain dikategorikan masuk ke sekor 0,80

h. Prihatin melihat teman yang berkesusahan dikategorikan masuk ke dalam skor 0,80

3) Prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA di bidang afektif dan psikomotor dalam bidang akhlak yang buruk sebagai berikut:

a. Mengeluh ketika sakit dikategorikan masuk ke sekor 0,40 b. Senang kalo kebaikannya dipuji oleh orang lain dikategorikan

masuk ke sekor 0,50

c. Kebaikannya ingin di dengar oleh orang lain dikategorikan ke dalam skor 0,50

(47)

4) Prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA di bidang afektif dan psikomotor dalam bidang ibadah dalam kategori baik dengan skor 0,62. Adapun rincian ibadah yang baik sebagai berikut :

a. Melaksanakan solat berjama’ah dikategorikan masuk ke dalam skor 0,90

b. Belajar malam dirumah setiap hari dikategorikan masuk kedalam skor 0,70

c. Selalu berdoa ketika hendak mau makan dikategorikan masuk ke skor 0,80

5) Prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA di bidang afektif dan psikomotor dalam bidang ibadah yang buruk sebagai berikut :

a. Membaca Al-Quran setiap hari dikategorikan masuk ke skor 0,50

6) Prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA di bidang afektif dan psikomotor dalam bidang aqidah secara umum dalam kategori baik dengan skor 0,80. Adapun rinciannya sebagai berikut :

a. Dalam keadaan malas mereka tidak meninggalkan solat wajib dikategorikan skor 0,80

(48)

a. Ketika bermain malas mengerjakan solat dikategorikan masuk ke skor 0,40

b. Selesai belajar malam atau nonton tv lupa mengerjakan solat isa dikategorikan masuk ke skor 0,50

3. Perbandingan Prestsi Belajar

a. Uji Homogen

Test of Homogeneity of Variances

Skor

Levene

Statistic

df

1

df

2

Si

g.

.044 1 44 .8

35

Hasil uji homogenitas dapat dilihat dari output Test of Homogeneity of Variance. Dapat diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,835. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA dan non MDA mempunyai varian yang sama.

b. Uji T-test

Independent Samples Test

Skor

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Levene's Test

for Equality of Variances

F .044

Sig. .835

t-test for

Equality of Means

T .054 .051

(49)

Sig. (2-tailed) .958 .960

Mean Difference .08333 .08333

Std. Error Difference 1.5569

7

1.6385

1

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower

-3.05453

-3.44344

Upper 3.2212

0 3.6101 0 Group Statistics Kel as M ean S td. Deviation Std. Error Mean kor MD

A 6

2 1.0833 4 .27200 .71200 Non

MDA 0

2

1.0000

4

.66667

1.47573

Dari uji t-test diatas diketahui pada kolom mean ditabel tersebut nilai rata-rata siswa yang mengikuti kegiatan MDA adalah 21.0833 sedangkan siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA 21. Berarti prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA lebih besar dari siswa yang tidak mengikuti kegiatan MDA.

(50)

B. PEMBAHASAN TERHADAP HASIL PENELITIAN

Penelitian ini mencakup dua vairabel dimana X = Siswa SDN Cidadap Bandung, dan Y = prestasi belajar, adapun variable X1= Siswa yang mengikuti kegiatan MDA, X2= Siswa yang tidak mengikuti MDA (NON MDA). Dengan

variable Y yaitu prestasi belajar dimana variable Y1 = Dibidang afektif dan psikomotor dalam bidang akhlak, variable Y2= Dibidang afektif dan psikomotor dalam bidang ibadah, dan variable Y3= Dibidang afektif dan psikomotor dalam bidang akidah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa MDA dan NON MDA dalam kategori baik dalam bidang akhlak, ibadah maupun bidang akidah seperti berikut:

a. Dalam bidang akhlak, ketika melakukan kesalahan meminta maaf, senantiasa bersikap sopan ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, merapihkan tempat tidur ketika bangun dari tidur, membantu teman ketika ada yang kesusahan, Apabila mereka disuruh orang tua (seperti membeli beras ke warung dll.) maka mereka tidak berpura-pura mendengar, Membantu teman ketika ada yang kesusahan, dan mereka prihatin bila melihat teman yang berkesusahan

(51)

c. Dalam bidang aqidah, dalam keadaan malas mereka tidak meninggalkan solat wajib.

Adapun siswa MDA dan NON MDA dalam kategori buruk yaitu mengeluh ketika sakit, iri melihat teman yang bahagia, senang kalo kebaikannya dipuji oleh orang lain, senang kalo kebaikannya dipuji oleh orang lain, mereka senantiasa iri melihat teman yang bahagia, dan suka menceritakan kebaikan-kebaikannya kepada orang lain.

Adapun rincian skor nilai secara umum siswa yang mengikuti kegiatan MDA dalam aspek kognitif di bidang pengetahuan agama dengan nilai rata-rata 75 hal itu menunjukan bahwa prestasi belajar siswa yang mengikuti kegiatan MDA di bidang kognitif yang mencakup aspek pengetahuan agama cenderung baik.

Sedangkan dalam aspek ranah apektif dan psikomotor yag mencakup kategori akhlak ,ibadah dan akidah secara keseluruhan 0,80 hal ini menunjukan bahwa dalam aspek ranah apektif dan psikmotor termasuk dalam kategori nilai yang baik dengan acuan penafsiran skor pada table 5 di BAB III.

Adapun rincian skor tiap sub variable siswa yang mengikuti kegiatan MDA dalam aspek apektif dan psikomotor dalam bidang akhlak dengan skor 0,80, dibidang ibadah 0,75 dan aqidah 0,71.

Sedangkan adapun rincian secara umum siswa yang tidak mengikuti

(52)

kegiatan MDA di bidang kognitif yang mencakup aspek pengetahuan agama cenderung baik.

Sedangkan dalam aspek ranah apektif dan psikomotor yag mencakup kategori akhlak ,ibadah dan akidah secara keseluruhan 0,75 hal ini menunjukan bahwa dalam aspek ranah apektif dan psikmotor termasuk dalam kategori nilai yang baik dengan acuan penafsiran skor pada table 5 di BAB III.

[image:52.595.127.487.346.749.2]

Adapun rincian skor tiap sub variable siswa yang mengikuti kegiatan MDA dalam aspek apektif dan psikomotor dalam bidang akhlak dengan skor 0,82, dibidang ibadah 0,62 dan aqidah 0,80. Adapun untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam table dibawah ini.

Tabel 4.1

Perbandingan Dalam Aspek Kognitif

ASPEK KOGNITIF (Pengetahuan Agama)

MDA NON MDA

75 70

80 70

75 70

70 70

75 75

80 75

75 75

75 80

75 65

70 70

(53)

85 80 80 70 80 70 80 75 75 80 75 75 75 70 70 75

(54)
[image:54.595.160.437.100.747.2]

Tabel 4.2 Perbandingan BTQ

MDA NON

MDA

75 65

80 65

70 65

75 70

75 70

80 70

70 75

70 75

80 60

70 70

70 70 70 70 70 70 75 75 75 70 80 85 80 80 70 80 80 75 75 70 70 75 75 70 75 75 Jumlah Rata-Rata

(55)
[image:55.612.211.432.167.249.2]

Tabel 4.3

Perbandingan dalam aspek Apektif dan Psikomotor

Indikator MDA NON MDA

Akhlak 0,80 0,75

Ibadah 0,75 0,62

Akidah 0,71 0,80

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prestasi belajar siswa yang mengikuti MDA dan NON MDA dari aspek kognitif dalam aspek prestasi belajar mereka dalam pengetahuan agama dan aspek afektif dan psikomotor yang mencakup bidang akhlak, ibadah dan aqidah memiliki perbedaan dilihat dari nilai rata-rata mereka, akan tetapi perbedaan itu tidak signifikan.

(56)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1 UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

PEDOMAN TRANSLITERASI ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

B. Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

F. Definisi Oprasional ... Error! Bookmark not defined.

H. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II PAI DI SD DAN FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN KEAGAMAAN DI LUAR SEKOLAH YANG MEMPENGARUHINYAError! Bookmark not defined.

A. Ruang Lingkup Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

2. Pentingnya pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

3. Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajarError! Bookmark not defined.

B. Pendidikan Agama Islam di Sekolah DasarError! Bookmark not defined.

(57)

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam . Error! Bookmark not defined.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam .. Error! Bookmark not defined.

4. Kurikulum Pendidikan Agama di SDError! Bookmark not defined.

C. Pendidikan Agama di MDA ... 53

1. Pengertian MDA ... 53

2. Tujuan MDA... 55

3. Fungsi MDA ... 55

4. Pengaruh MDA Terhadap Keberhasilan PAI di SD ... 56

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 62

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ... 65

A. Metode Penelitian ... 65

1. Metode Deskriptif ... 66

2. Pendekatan Kuantitatif ... 66

3. Studi Kepustakaan (Studi Bibliografi) ... 67

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 68

1. Populasi Penelitian ... 68

2. Sampel Penelitian sampling purposive ... 69

C. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data ... 70

1. Instrument Pengumpulan Data ... 70

2. Langkah-Langkah Pengumpulan Dan Pengolahan Data ... 72

3. Prosedur Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 73

4. Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 5. Mengukur Kecenderungan Umum Skor Responden ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 85

A. HASIL PENELITIAN LAPANGAN ... 85

(58)

2. Profil Prestasi Belajar Siswa Yang Tidak Mengikuti Kegiatan MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) ... 91 2. Analisis Pebandingan ...Error! Bookmark not defined. B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... 97

BAB V KESIMPULA DAN REKOMENDASI . Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

Gambar

Tabel 3.1 Sampel
Tabel 3.2 Alokasi Waktu Penelitian
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Untuk Setiap Alternatif Jawaban
Tabel 3.4 Rekapitulasi Jumlah Angket
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian semua objek spasial yang sudah dicari hubungan spasialnya, yaitu terminal bis, stasiun, rel kereta api, sungai, local road, main road, bridge (local

Permukiman di dataran tingi merupakan salah satu tipe permukiman di Jawa. Selama ini teori dan konsep permukiman lerengan yang berkembang sebatas membahas tentang bentuk

Sebagai bahan coran umumnya diambil paduan bukan besi yang mempunyai titik cair rendah seperti paduan aluminium, paduan magnesium, atau paduan tembaga, tetapi

Alginat adalah salah satu jenis polisakarida yang terdapat dalam dinding sel alga coklat dengan kadar mencapai 40% dari total berat kering dan memegang peranan penting

“Pengaruh Penambahan Grain Refiner Ti -B terhadap Bahan ADC12 pada Pengecoran HPDC untuk Peningkatan Kualitas Sepatu Rem Sepeda Motor Produk IKM”.. “Pengaruh

Beberapa penelitian terdahulu seperti penelitian yang dilakukan oleh (Ahdizia et al., 2018), (Kristanto & Sihotang, 2019), (Siti Almurni, 2018), (Wardhani &

Oleh karena itu, berdasarkan beberapa uraian yang telah dkemukakan diatas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan kualitas

Karena seperti yang kita ketahui bahwa pola aliran dan kecepatan fluida akan berpengaruh secara langsung terhadap tekanan dinamis fluida dan pada akhimya akan mempengaruhi