• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MARKETING RELATIONSHIP DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN AYAM PETELUR DI KABUPATEN AGAM (STUDI KASUS : NURISPA FARM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS MARKETING RELATIONSHIP DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN AYAM PETELUR DI KABUPATEN AGAM (STUDI KASUS : NURISPA FARM)."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MARKETING RELATIONSHIP DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN AYAM PETELUR DI KABUPATEN

AGAM (STUDI KASUS : NURISPA FARM)

SKRIPSI

Oleh :

WIKER MASTRI 0810611021

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

ANALISIS MARKETING RELATIONSHIP DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN AYAM PETELUR DI KABUPATEN AGAM

(STUDI KASUS : NURISPA FARM)

Wiker Mastri dibawah bimbingan :

Dr. Ir. Hj. Dwi Yuzaria SE, M.Si dan Ir. Ismet Iskandar MS Program Studi Ilmu Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan

Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang 2012

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis profil pemasok dan pelanggan, marketing relationship dan dampaknya terhadap penerapan Supply Chain Management. Penelitian dilakukan pada perusahaan Nurispa Farm dari tangal 14 Maret-14 Mei 2012, menggunakan metode studi kasus dan data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nurispa Farm sudah bekerjasama dengan 7 perusahaan supplier sarana produksi yaitu, Agen jagung di Pasaman dan Silaut, King’s Ps, toko Sinar Alido, PT. Sanbe Farma, Bengkel Logam Pelita Service dan PT. Cendana Putra Lestari, serta 4 pelanggan yaitu, koperasi KRSA, toko kue Bronis Kukus, toko Patrisia dan toko Joko. Profil pemasok pakan (jagung) merupakan agen pengumpul jagung di Pasaman dan Silaut, pemasok kandang baterai adalah perusahaan yang menyediakan berbagai peralatan kandang ayam, pemasok ikan merupakan toko yang menyediakan berbagai macam ikan kering, pemasok Egg-tray adalah perusahaan yang sudah berbadan hukum dan pemasok konsentrat merupakan perusahaan yang menyediakan kebutuhan peternakan ayam petelur. Profil pelanggan adalah agen telur, koperasi yang mensupply kebutuhan rumah sakit dan toko kue. Marketing relationship antara Nurispa Farm dengan mitra bisnisnya memiliki hubungan erat (koordinatif). Dampak marketing relationship dalam penerapan supply chain management, berdasarkan enam indikator penerapan supply chain management adalah, semakin tinggi nilai kecenderungan marketing relationship akan berpengaruh terhadap keefektifan penerapan supply chain management hal ini terlihat dari telah terlaksananya enam dasar supply chain management yaitu fokus pada pelanggan, komunikasi yang terbuka, menciptakan dan menyebarkan nilai, sistem manajemen mutu yang efektif, efektifitas dan efisiensi logistik, membangun hubungan baik dengan mitra bisnis.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Peternakan ayam petelur di Sumatera Barat bukan merupakan hal baru lagi, karena

disetiap Kabupaten dan Kota ditemui perusahaan ayam petelur, termasuk di Kabupaten Agam.

Peternakan ayam ras petelur di Kabupaten Agam pada umumnya masih dalam skala kecil dan

menengah (Lampiran 1), sedangkan untuk skala besar belum ada. Menurut BAPENAS tahun

2003 pemeliharaan ayam petelur dengan jumlah diatas 20000-100000 ekor diategorikan usaha

menengah. Dua perusahaan ayam ras petelur yang berskala usaha menengah namun terbesar

di Kabupaten Agam yaitu milik Haji Djarasun dengan jumlah populasi sebanyak 57.000 ekor

yang tersebar di beberapa lokasi di Kecamatan Tilatang Kamang (lampiran 2). Perusahaan

lainnya adalah Nurispa Farm dengan jumlah ayam sebanyak 54.000 ekor yang berada pada

satu lokasi di Kecamatan yang sama.

Sebagai perusahaan skala usaha menengah, Nurispa Farm juga berpeluang untuk

memasuki pasar ekspor dan akan menghadapi persaingan yang ketat. Untuk menghadapi

kondisi ini, maka Nurispa Farm harus meningkatkan daya saing bisnisnya. Konsep

peningkatan daya saing dan efisiensi dalam operasional menjadi fokus utama bagi Nurispa

Farm dalam berproduksi. Untuk menciptakan keunggulan bersaing, peternakan Nurispa harus

dapat meningkatkan kemampuan manajemen produksi, distribusi dan pemasaran. Keunggulan

bersaing dari sisi produksi tercermin dalam efisiensi produksi, biaya produksi yang rendah dan

produksi yang tinggi sedangkan dari sisi distribusi produk (telur), dapat dilihat melalui

tercapainya kepuasan konsumen yaitu terpenuhinya kebutuhan produk dengan kualitas dan

kuantitas yang tepat, harga yang sesuai, lokasi, waktu dan kondisi yang tepat, yang tercermin

(4)

Sebagai upaya dalam meningkatkan daya saing, Nurispa Farm sudah menjalin

hubungan yang baik dengan beberapa pemasok input produksi seperti kandang, bibit, pakan,

obat-obatan, peralatan kandang, egg-tray, transportasi, dan lain-lain. Relasi dan komunikasi

yang terjalin sangat baik dengan beberapa pemasok, diharapkan dapat mempersingkat waktu

perolehan input produksi sehingga memperlancar proses produksi. Manfaat yang diperoleh

dari hubungan ini adalah kemudahan dalam memilih bahan baku berkualitas dengan harga yang

lebih murah. Disamping itu juga dapat meningkatkan posisi tawar yang lebih tinggi, karena

pemasok bersaing dalam memberikan pelayanan. Adanya para pemasok input ini, memberikan

peluang bagi Nurispa Farm untuk berproduksi efisien, yang pada akhirnya diharapkan mampu

bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya.

Salah satu pendekatan strategi keunggulan bersaing adalah Supply Chain Management,

yaitu serangkaian pendekatan pengelolaan rantai pasok yang diterapkan untuk

mengintegrasikan pemasok, pengusaha, persediaan (gudang) dan lembaga pendistribusian

(pemasaran) secara efisien, sehingga produk yang dihasilkan dapat sampai ke tangan konsumen

pada waktu, lokasi dan kuantitas yang tepat, agar konsumen dapat memperkecil biaya

perolehan dan memuaskan (Pujawan, 2005).

Hubungan pemasaran yang terjadi antara suatu perusahaan dengan pemasok dan

pelanggannya akan mempengaruhi penerapan supply chain management. Semakin erat

hubungan yang terjalin antara Nurispa Farm dengan pemasok maupun pelanggan maka

penerapan supply chain management akan semakin baik pula. Kepuasan pemasok dan

pelanggan merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan oleh Nurispa Farm. Saat ini

permasalahan di peternakan Nurispa Farm adalah berkaitan dengan kepuasan pemasok dan

pelanggan serta kepuasan Nurispa Farm sendiri terhadap mitra bisnisnya tersebut. Nurispa

Farm masih merasakan banyak kendala dalam hubungannya dengan pemasok maupun

(5)

permintaan yang masih rendah, tunggakan dari pelanggan dan kurangnya komunikasi. Hal

tersebut merupakan suatu masalah yang dapat menunjukkan adanya kualitas hubungan

(marketing relationship) yang berbeda-beda antara Nurispa Farm dengan para pemasok dan

pelanggannya. Marketing relationship yang semakin erat akan mempengaruhi konsistensi

kerjasama sehingga kepuasan yang dirasakan oleh mitra bisnispun semakin besar (Daryanto,

2008). Oleh karena itu, penting bagi Nurispa Farm untuk mengetahui kualitas marketing

relationshipnya dengan masing-masing pemasok dan pelanggannya. Jaringan dalam satu

supply chain akan terjalin kuat dengan adanya hubungan kemitraan yang erat. Nurispa Farm

harus mampu mengenali dengan baik pemasok dan pelanggannya dengan menjalin hubungan

yang lebih intensif.

Uraian diatas membuka kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian yang

lebih mendalam mengenai Marketing Relationship peternakan Nurispa Farm dengan mitra

bisnisnya dengan judul penelitian “Analisis Marketing Relationship dalam Supply Chain

Management pada Peternakan Ayam Petelur di Kabupaten Agam (Studi Kasus : Nurispa

Farm)”.

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana profil dari masing-masing pemasok dan pelanggan Nurispa Farm.

2. Bagaimana keterikatan hubungan (marketing relationship) antara Nurispa Farm dengan

para pemasok dan pelanggannya.

3. Apakah marketing relationship berdampak terhadap supply chain management di

peternakan Nurispa Farm.

1.3 Tujuan Penelitian

(6)

1. Mengidentifikasi dan menganalisis profil dari pemasok dan pelanggan peternakan Nurispa

Farm.

2. Mengukur dan menganalisis marketing relationship antara peternakan Nurispa Farm dengan

pemasok dan pelanggannya.

3. Mengidentifikasi dan menganalisis dampak Marketing relationship dalam penerapan supply

chain mangement di peternakan Nurispa Farm.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan, penelitian ini digunakan sebagai masukan dan pertimbangan dalam

menjalankan operasional perusahaan, menjaga hubungan kerjasama dengan pemasok dan

pelanggan dan merencanakan strategi perusahaan ke depan untuk meningkatkan keunggulan

bersaing.

2. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya, sebagai salah satu bahan acuan untuk memperluas

informasi dan referensi dalam melakukan penelitian dengan topik supply chain

management.

3. Bagi penulis, sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah

dalam kasus nyata di lapangan, dan kemudian sebagai salah satu syarat kelulusan untuk

(7)

Referensi

Dokumen terkait

1) Cara pengamatan visual adalah cara dengan mengamati langsung di lapangan dengan membandingkan kondisi lereng yang bergerak atau diperkirakan bergerak dan yang yang tidak, cara

Membuat Peta Ruang Terbuka Hijau Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan tahun 1993 dan 2009, mengetahui perubahan RTH di Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan antara tahun

Ketika perusahaan memilih untuk menyampaikan tentang keberlanjutan, mereka dapat melakukannya dengan menyampaikan praktik keberlanjutan mereka di situs web perusahaan mereka,

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan pengetahun dan mengembangkan wawasan, khususnya dalam bidang manajemen yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan,

Merupakan proses terakhir dari perancangan antarmuka website sitem informasi perwalian, yaitu dari hasil pengujian kemudian dilakukan perbaikan sesuai rekomendasi

Sedangkan berdasarkan perubahan jarak meander terhadap muara, lebih banyak meander yang mengalami pengurangan jarak terhadap muara (sebanyak 26 meander). Selama kurun

Dalam melakukan identifikasi item kerja, menggunakan metode breakdown cost model. Breakdown cost model yaitu bagan biaya item pekerjaan mulai dari elemen tertinggi

Kerinci Nomor : 08 Tahun 2012 tanggal 22 Juni 2012 tentang Penunjukan panitia Pengadaan Barang dan Jasa pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kab.. Kerinci Tahun Anggaran