Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 13
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 13
1.2.2 Rumusan Masalah ... 15
1.3Tujuan Penelitian ... 15
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 15
1.3.2 Kegunaan Hasil Penelitian ... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 17
2.1 Kajian Pustaka ... 17
2.1.1 Manajemen Operasi ... 17
2.1.2 Persediaan ... 20
2.1.2.1Pengertian Persediaan ... 20
2.1.2.2Fungsi Persediaan ... 22
2.1.2.3Jenis-Jenis Persediaan ... 22
2.1.2.4Biaya-Biaya dalam Persediaan ... 24
2.1.2.5Biaya Total Persediaan ... 27
2.1.3 Manajemen Persediaan... 28
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.1.3.2Tujuan Pengendalian Persediaan ... 33
2.1.4 Persediaan Pengamanan (Safety Stock) ... 35
2.1.5 MRP (Material Requirement Planning)... 37
2.1.5.1Pengertian MRP ... 39
2.1.5.2Tujuan dan Manfaat MRP ... 40
2.1.5.3Komponen MRP ... 44
2.1.5.4Input MRP ... 44
2.1.5.5Sumber Informasi dalam MRP ... 52
2.1.5.6Output MRP ... 54
2.1.5.7Proses Pengolahan MRP ... 56
2.1.5.8Istilah-Istilah dalam MRP ... 57
2.1.5.9Keterbatasan dan Kelebihan dari MRP ... 59
2.1.5.10Metode Lot Sizing dalam MRP ... 60
2.2 Kerangka Pemikiran ... 65
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 70
3.1 Objek Penelitian ... 70
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 70
3.2.1 Metode Penelitian... 70
3.2.2 Desain Penelitian ... 72
3.3 Operasionalisasi Variabel ... 73
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 76
3.4.1 Sumber Data ... 76
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 77
3.4.3 Populasi dan Sampel ... 79
3.5 Rancangan Analisis Data dan Teknik Analisis Data ... 79
3.5.1 Rancangan Analisis Data ... 79
3.5.2 Teknik Analisis Data ... 80
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 86
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 86
4.1.2 Bentuk Badan Hukum Perusahaan ... 87
4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan ... 87
4.1.4 Kegiatan Produksi Perusahaan ... 91
4.1.4.1Bidang Usaha dan Hasil Produksi ... 91
4.1.4.2Proses Produksi Perusahaan ... 91
4.2 Kebijakan Perencanaan Bahan Baku di PT. Tarumatex ... 97
4.2.1 Proses Pemesanan ... 99
4.2.2 Biaya yang Timbul Karena Persediaan ... 100
4.2.3 Pengumpulan Data Bahan Baku... 103
4.3 Analisis MRP dengan Teknik Lot For Lot, Fixed Order Quantity dan Fixed Period Quantity ... 111
4.3.1 Peramalan Tingkat Permintaan dengan Metode Exponential Smoothing ... 111
4.3.2 Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) ... 113
4.3.3 File Daftar Bahan Baku / Struktur Produk (Bill Of Material) ... 114
4.3.4 Teknik Lot For Lot ... 115
4.3.5 Teknik Fixed Order Quantity ... 120
4.3.6 Teknik Fixed Period Quantity ... 125
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 129
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 133
5.1 Kesimpulan ... 133
5.2 Saran ... 134
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Hal
1.1 Indeks Produksi Industri Besar dan Sedang Menurut Dua Digit
Kode ISIC, Tahun 2010-2011 ... 3
1.2 Data Total Permintaan Kain Di PT. Tarumatex Tahun 2009-2011 ... 6
1.3 Data Persediaan Bahan Baku Di PT. Tarumatex Tahun 2009-2011 ... 7
1.4 Data Biaya Total Persediaan Di PT. Tarumatex Tahun 2009-2011 ... 7
2.1 Master Production Schedule (MPS) ... 45
2.2 Kebutuhan Masing-Masing Komponen ... 49
2.3 Keterangan Inventory Status File (ISF) ... 50
2.4 Inventory Status File (Lanjutan) ... 51
2.5 Contoh Teknik Lot For Lot (LFL) ... 61
2.6 Contoh Teknik Fixed Order Quantity (FOQ) ... 62
2.7 Contoh Teknik Economic Order Quantity (EOQ) ... 63
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 78
3.2 Contoh Teknik Lot For Lot (LFL) ... 84
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.4 Contoh Teknik Fixed Period Quantity (FPQ) ... 87
4.1 Permintaan Kain Polyester Rayon (PR) Tahun 2011 ... 108
4.2 Lead Time Bahan Baku Kain Polyester Rayon (PR) ... 108
4.3 Persediaan Akhir Bahan Baku Tahun 2010 ... 109
4.4 Perencanaan Kebutuhan Benang P150 Tahun 2011 Menggunakan Kebijakan PT. Tarumatex ... 110
4.5 Perencanaan Kebutuhan Benang Ry30 Tahun 2011 Menggunakan Kebijakan PT. Tarumatex ... 111
4.6 Biaya Total Persediaan Menggunakan Kebijakan Perusahaan ... 113
4.7 Peramalan Tingkat Permintaan Kain Polyester Rayon (PR) Tahun 2011 ... 115
4.8 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Kain Polyester Rayon (PR) ... 116
4.9 Master Production Schedule (MPS) Kebutuhan Kain Tahun 2011 .. 117
4.10 Perencanaan Kebutuhan Benang P150 Tahun 2011 Menggunakan Teknik Lot For Lot (LFL) ... 119
4.11 Perencanaan Kebutuhan Benang Ry30 Tahun 2011 Menggunakan Teknik Lot For Lot (LFL) ... 120
4.12 Biaya Total Persediaan Menggunakan Teknik Lot For Lot (LFL) ... 122
4.13 Rata-rata Kebutuhan Bahan Baku Perbulan ... 123
4.14 Perencanaan Kebutuhan Benang P150 Tahun 2011 Menggunakan Teknik Fixed Order Quantity (FOQ) ... 124
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.16 Biaya Total Persediaan Menggunakan Teknik Fixed Order
Quantity (FOQ) ... 127 4.17 Perencanaan Kebutuhan Benang P150 Tahun 2011 Menggunakan
Teknik Fixed Period Quantity (FPQ)... 129
4.18 Perencanaan Kebutuhan Benang Ry30 Tahun 2011 Menggunakan
Teknik Fixed Period Quantity (FPQ)... 130
4.19 Biaya Total Persediaan Menggunakan Teknik Fixed Period
Quantity (FPQ) ... 132 4.20 Perbandingan Biaya Total Persediaan Bahan Baku Menggunakan
Teknik Lot For Lot, Fixed Order Quantity dan Fixed Period
Quantity ... 133 4.21 Perbandingan Biaya Total Persediaan Bahan Baku Menggunakan
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Hal
2.1 Biaya-Biaya Dalam Persediaan ... 28
2.2 Proses Perencanaan Persediaan ... 32
2.3 MRP System ... 43
2.4 Komponen MRP ... 44
2.5 Struktur Produk Pada Bill Of Material ... 48
2.6 Struktur Sistem MRP ... 53
2.7 Proses Kerja MRP ... 56
2.8 Kerangka Pemikiran ... 69
4.1 Struktur Organisasi PT. Tarumatex ... 89
4.2 Proses Produksi Pertenunan Kain (Weaving) PT. Tarumatex ... 97
4.3 Alur Pemesanan Bahan Baku ... 101
4.4 Struktur Produk atau Komposisi Benang dalam Kain Polester Rayon ... 105
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan
Lampiran 2 Forecasting (Peramalan) Tingkat Permintaan Kain Polyester
Rayon (PR) Tahun 2011 (dalam bale) Lampiran 3 Catatan Bimbingan
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Persaingan didunia bisnis saat ini terasa semakin ketat, terutama semenjak
perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan Cina mulai
diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2010. Perjanjian tersebut sebenarnya telah
disepakati sejak tahun 2002 oleh Indonesia dan pemerintah pun tidak akan
mengundur berlakunya pelaksanaan perjanjian ASEAN-China Free Trade
Agreement (ACFTA) tersebut. Indonesia sebagai penandatangan akan tetap
berkomitmen terhadap perjanjian yang telah disepakati antar negara-negara
ASEAN dan Cina itu. Seiring dengan berlakunya ACFTA mulai timbul
kekhawatiran masyarakat Indonesia terkait produk lokal yang rawan tergerus
produk impor Cina dan persaingan diberbagai sektor industri yang akan semakin
ketat. Diperkirakan ada sepuluh sektor industri yang paling dirugikan dalam
perjanjian perdagangan tersebut, salah satunya adalah sektor industri tekstil. Cina
merupakan negara pesaing terkuat dalam industri tekstil Indonesia. Biro Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2005 memperlihatkan nilai ekpor tekstil Indonesia
terhadap Cina sebagai berikut (angka di antara tanda kurung menandakan
peringkat) :
1. Serat sintetik : 7,2 (1)
2. Serat lainnya dengan nilai 13,1 (3)
3. Benang tekstil (untuk pembuatan kain) memiliki nilai 73,7 (3)
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Total nilai ekspor 104,2
Sementara Indonesia mengimpor :
1. Kapas dengan nilai 55,6 (3)
2. Benang tekstil dengan nilai 33,8 (2) 3. Kain kapas dengan value 58,3 (1)
4. Mesin tekstil dan pengolahan kulit dengan value 33,8 (4)
Total nilai impor 180,8
Sumber : www.bps.go.id
Dari data ini jelas terlihat bahwa impor tekstil dan produk tekstil (TPT)
Indonesia dari Cina lebih banyak daripada ekspornya. Data ini juga sekaligus
menunjukkan dimana sebenarnya letak kekuatan tekstil Indonesia, yaitu pada
serat. Kelemahan tekstil kita terutama ada pada ketergantungan akan bahan baku
berupa kapas, benang dan mesin. Angka-angka pertumbuhan ekspor impor tekstil
ini masih akan terus berubah secara dinamis mengikuti gerak perkembangan
industrinya.
Diawal perkembangannya, industri tekstil di Indonesia mengalami kemajuan
yang pesat pada tahun 1992, sehingga pada saat itu menjadi penghasil devisa
tertinggi di antara komoditas nonminyak dan nongas dengan nilai ekspor sebesar
US$ 3.5 milyar. Industri tekstil tersebut tidak berbasis pada produksi bahan baku
domestik yang kuat. Bahan baku tekstil yang berupa serat kapas harus diimpor.
Setiap tahun Indonesia mengimpor kapas dalam jumlah besar. Pada tahun 1993
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kurang dari 4% yang dapat disediakan dari hasil kapas dalam negeri.
(Baharsjah,1993)
Adapun data indeks terbaru mengenai tingkat produksi besar dan sedang yang
tertera di BPS (Biro Pusat Statistik) Indonesia sebagai berikut :
Tabel 1.1
Indeks Produksi Industri Besar dan Sedang Menurut Dua Digit Kode ISIC, Tahun 2010-2011
Kode
Industri Uraian
2010 Rata
an Tah unan 2010
2011 Rata
an Tah unan 2011
Triwulan Triwulan
I II III IV I II III IV
15
Makanan dan Minuman
279.05 289.73 303.36 303.91 294.01 292.16 315.28 326.80
16 Pengolahan
Tembakau 201.85 205.00 199.85 203.90 202.65 209.64 227.60 223.22
17 Tekstil 91.89 93.96 94.27 104.44 96.14 106.69 101.56 102.99
18 Pakaian
Jadi 81.77 85.01 85.09 89.38 85.31 90.68 89.37 89.63
19
Kulit dan Barang dari Kulit dan Alas Kaki
125.96 126.44 125.07 135.39 128.22 145.17 144.87 139.15
Sumber : www.bps.go.id (7 Maret 2012)
Dari tabel data diatas terlihat bahwa indeks tingkat produksi tekstil di
Indonesia dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan yang tidak
terlalu signifikan, meskipun tingkat produksi pada Triwulan IV tahun 2011 dan
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perkembangan industri tekstil di Indonesia sangat lamban. Dan tak bisa dipungkiri
industri tekstil kita selama ini masih tertolong dengan adanya aturan kuota tekstil
dunia sehingga industri tekstil kita masih mampu bertahan karena mendapat
limpahan order dari negara negara yang telah kelebihan kuota.
Secara umum industri tekstil diartikan sebuah industri yang bahan bakunya
berasal dari serat (kapas, poliester, rayon) yang dipintal (spinning) menjadi
benang dan kemudian dianyam/ditenun (weaving) atau dirajut (knitting) menjadi
kain yang setelah dilakukan penyempurnaan (finishing) digunakan untuk bahan
baku produk tekstil. Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah
menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai
produk kerajinan lainnya. Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan
berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya bahan tekstil
dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut:
1. Berdasar jenis produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain,
produk jadi (pakaian / produk kerajinan dll)
2. Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran
3. Berdasarkan jenis warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar
4. Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari uraian diatas terlihat jelas bahwa sebuah perusahaan yang bergerak
dalam industri tekstil sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku. Bahan
baku yang berkualitas, tentu akan menghasikan produk yang berkualitas juga.
Salah satu perusahaan tekstil yang bergerak dibidang produksi weaving
(tenun) adalah PT. Tarumatex. PT. Tarumatex menghasilkan produk tekstil berupa
kain grey tenun atau kain mentah. Kain grey tenun atau kain mentah tersebut
harus melalui proses coloring (pewarnaan) dan finishing (penyempurnaan)
sebelum dijual ke konsumen. Kain merupakan salah satu produk tekstil yang
terbuat dari benang yang ditenun. Bahan baku untuk membuat kain adalah
benang. Ada banyak sekali jenis-jenis benang, yang dikelompokkan berdasarkan
seratnya, ada yang berasal dari serat alam seperti kapas dan serat buatan.
PT. Tarumatex selalu berusaha bertahan dalam persaingan, namun semakin
meningkatnya harga segala kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak ditambah
dengan semakin tingginya persaingan industri tekstil khususnya dengan masuknya
pedagang Cina, sehingga membuat PT. Tarumatex tidak mengalami peningkatan
produktivitas yang berarti dari tahun-tahun sebelumnya, hal ini ditandai dengan
biaya produksi yang tidak dapat ditekan. Besarnya biaya produksi dalam
perusahaan dikarenakan oleh besarnya biaya persediaan.
Biaya persediaan terdiri dari biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya
penyiapan, dan biaya kekurangan bahan baku. Namun biaya persediaan yang
dapat dihitung adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Sedangkan biaya
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam memenuhi permintaan pelanggannya PT. Tarumatex memiliki
kebijakan sendiri dalam melakukan pengendalian persediaanya. Perusahaan
melakukan pemesanan persediaannya setiap dua bulan sekali, dengan jumlah dan
interval yang tidak tetap sesuai dengan pemesanan. Oleh karena itu persediaan
yang tersisa tersimpan didalam gudang tidak menentu, sehingga selalu terjadi
penumpukan bahan baku dan terkadang kekurangan bahan baku, sehingga
menimbulkan bertambahnya biaya pemesanan, biaya penyimpanan maupun biaya
kekurangan. Hal ini berarti besarnya investasi perusahaan ada pada persediaan
yang tak menentu, padahal jika perusahaan mampu menentukan berapa besarnya
yang mereka perlukan secara tepat jumlah dan tepat waktu besarnya persediaan
dapat dikelola secara efektif.
Tabel 1.2
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sumber : Bagian Produksi PT. Tarumatex
Tabel 1.3
Data Persediaan Bahan Baku Di PT. Tarumatex Tahun 2009-2011 6,800,000
7,300,000 7,800,000 8,300,000 8,800,000
2009 2010 2011
m
e
te
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 1.4
Data Biaya Total Persediaan Di PT. Tarumatex Tahun 2009-2011
Sumber : Bagian Produksi PT. Tarumatex
Melihat permasalahan diatas mengenai tingginya biaya yang timbul akibat
persediaan dalam gudang dan pemesanan bahan baku, sehingga semakin besar
biaya-biaya yang ditimbulkan, seperti biaya akomodasi dan transportasi. Oleh
sebab itu PT. Tarumatex harus mampu membuat suatu pengelolaan dan
perencanaan bahan baku atas permintaan yang ada. Untuk itu PT. Tarumatex perlu
2009 2010 2011
P150 927.91 983.462 1132.22
Ry30 997.12 1057.97 1464.61
0.00 500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00
B
al
e
Bahan Baku Kain Polyester Rayon (PR)
0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000
2009 2010 2011
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menerapkan teknik perencanaan persediaan bahan baku yang tepat dalam rangka
mengendalikan persediaannya.
Persediaan merupakan salah satu bagian terbesar dalam penggunaan modal
kerja perusahaan dan merupakan aktiva yang selalu mengalami perubahan setiap
saat. Pesediaan yang terlalu berlebihan akan merugikan perusahaan karena ini
berarti lebih banyak uang atau modal yang tertanam dalam persediaan dan
biaya-biaya yang timbul akibat adanya penyimpanan tersebut. Sebaliknya apabila
persediaan terlalu kecil akan timbul biaya-biaya karena kekurangan persediaan
bahan baku, seperti biaya pemesanan, biaya akomodasi dan biya transportasi yang
tinggi, bahkan apabila permintaan konsumen tidak terpenuhi karena kekurangan
persediaan bahan baku, jelas sekali akan menyebabkan kerugian besar bagi
perusahaan.
Kegiatan produksi di PT. Tarumatex harus diarahkan pada tindakan yang
menuju kearah keberhasilan dari usaha itu sendiri, dimana tindakan tersebut dapat
diterapkan dalam fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian. Perencanaan merupakan fungsi pertama yang harus dilakukan,
karena melalui perencanaan yang baik segala kegiatan dan tujuan perusahaan baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang dapat dengan jelas dirumuskan dan
diperinci sehingga dapat teroganisir sesuai dengan harapan. Jadi pada dasarnya,
perencanaan ini merupakan tahapan yang sangat penting untuk mengamankan
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
harus direncanakan dalam perusahaan manufaktur adalah perencanaan bahan
baku.
Selanjutnya agar kegiatan pelaksanaan dapat dijalankan sesuai dengan
rencana, maka diperlukan suatu pengendalian atau pengawasan pada setiap proses
kegiatan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Perencanaan bahan baku perusahaan menunjukkan suatu proses sejak dari
tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana,
pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan, pembagian tugas
perencanaan, penyusunan rencana perusahaan sendiri, implementasi dari rencana
tersebut sampai pada akhirnya tahap pegawasan dan evaluasi dari hasil
pelaksanaan rencana tersebut. Perusahaan harus mampu melaksanakann
fungsi-fungsi manajemen secara menyeluruh agar dapat melakukan kegiatan operasi
yang efektif dan efisien.
Dalam melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku yang efektif dan
efisien diperlukan keahlian dan ketelitian yang tinggi dan menjadi salah satu
faktor penting dari kegiatan perindustrian salah satunya bagi PT. Tarumatex. Hal
ini dikarenakan perencanaan kebutuhan bahan baku dapat mempengaruhi jalannya
proses produksi yang akan berlangsung dan juga akan mempengaruhi variabel
biaya produksi dari produk tersebut.
Tingkat kefektifan dalam perencanaan kebutuhan bahan baku diukur dari
pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku merupakan ukuran pencapaian
target atau tujuan perusahaan itu sendiri.
Tingkat efisiensi dapat diukur dari segi besarnya sumber atau biaya untuk
mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Efisiensi merupakan suatu tidakan
yang berkaitan dengan menghasilkan hasil yang optimal dengan tidak membuang
banyak biaya dan waktu dalam proses pengerjaannya. Dalam penelitian kali ini,
tingkat efisiensi dapat diukur dari jumlah akhir atau total biaya persediaan bahan
baku dari perhitungan perencanaan kebutuhan bahan baku yang paling rendah
(minimal cost) berdasarkan penerapan metode atau teknik perencanaan kebutuhan
bahan baku yang ditetapkan.
Perencanaan dan pengendalian kebutuhan bahan baku harus menjadi hal
penting dan menjadi salah satu inti perhatian bagi PT. Tarumatex. Kemampuan
dalam mengatur persediaan yang tepat akan memberikan dampak positif bagi
kemajuan dan kinerja perusahaan dalam mengatur biaya-biaya yang harus
dikeluarkan.
Permasalahan perencanaan bahan baku tersebut dapat diatasi dengan berbagai
metode dalam persediaan, salah satunya dengan metode Material Requirement
Planning (MRP).
Menurut Vincent Gaspers (2004:177) mengatakan bahwa Material
Requirement Planning (MRP) adalah :
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
planned orders) dan perencanaan pesanan manufktur (manufactured planned oders).”
MRP merupakan metode perencanaan (planning) dan penjadwalan
(scheduling) pesanan dan inventory untuk item-item permintaan yang bersifat
tidak bebas (dependent inventory) yaitu permintaan satu produk berkaitan dengan
permintaan untuk produk produk lainnya.
Jadi, MRP adalah teknik untuk merencanakan dan menjadwalkan bahan baku
yang digunakan untuk proses produksi sesuai dengan jadwal produksi. Dengan
menggunakan sistem MRP dapat diketahui berapa banyak dan kapan suatu bahan
baku yang dibutuhkan akan dipesan. Konsep MRP adalah menyediakan bahan
baku pada jumlah, waktu dan jenis secara tepat, sehingga dapat selalu tersedia
pada saat dibutuhkan guna memproduksi suatu barang atau produk. Dari
penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa MRP juga merupakan
metode yang dapat digunakan untuk mengendalikan persediaan kebutuhan bahan
baku.
Menurut Agus Ristono (2009:2) dalam bukunya “Manajemen
Persediaan”, menerangkan bahwa :
“Pengendalian persediaan merupakan suatu usaha memonitor dan
menentukan tingkat komposisi bahan yang optimal dalam menunjang
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tujuan MRP dari sudut pandang logistik adalah untuk menghindari sebanyak
mungkin penumpukan bahan baku dalam persediaan dan untuk memastikan
berapa banyaknya bahan baku yang harus disediakan sesuai pesanan dengan
periode waktu yang tepat.
Komponen dasar dari MRP terdiri dari Jadwal Induk Produksi (Master
Production Schedule-MPS), Struktur Produk (Bill of Material) dan Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record).
Dalam proses MRP, terdapat beberapa teknik untuk menentukan besarnya lot
atau besarnya kuantitas pesanan, diantaranya teknik Lot For Lot (LFL), Fixed
Order Quantity (FOQ), Fixed Period Quantity (FPQ), Least Unit Cost (LUC), Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ), Part Period Balancing (PPB), Silver Mean (SM), dan lain-lain. Salah satu dari teknik-teknik
perhitungan lot dalam MRP ini bisa dijadikan solusi untuk merencanakan jumlah
pesanan yang efektif sehingga biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu
dikeluarkan oleh perusahaan bisa dikendalikan.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis bermaksud melakukan penelitian
tentang sistem perencanaan kebutuhan bahan baku dengan judul “ Analisis
Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada PT. Tarumatex” (Studi Komparatif Dengan Metode Lot For
Lot, Fixed Order Quantity dan Fixed Period Quantity). Karena sistem
perencanaan persediaan bahan baku di PT. Tarumatex belum efektif sehingga
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Proses produksi merupakan suatu kegiatan yang didalamnya dibutuhkan
berbagai sumber daya produksi itu sendiri, diantaranya modal produksi, bahan
baku produksi, fasilitas produksi (mesin; kendaraan; dll), tenaga kerja, tempat dan
waktu produksi. Proses produksi yang baik tentu didasari oleh perencanaan
produksi yang baik pula, dimana semua kegiatan-kegiatan produksinya berjalan
lancar dan terkendali sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
produksi perusahaan tersebut. Salah satu aspek yang perlu direncanakan sejak
awal sebelum dilakukannya proses produksi adalah perencanaan persediaan bahan
baku.
Perencanaan persediaan kebutuhan bahan baku bertujuan untuk mengurangi
ketidakpastian produksi akibat fluktuasi supply bahan baku dan mengantisipasi
baik penurunan atau peningkatan permintaan pelanggan. Jika persediaan bahan
baku terlalu sedikit, hal ini akan menghambat dan mengganggu kelancaran proses
produksi serta dapat menurunkan tingkat pelayanan kepada pelanggan.
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
meningkatkan biaya-biaya persediaan yang besar serta dapat menimbulkan risiko
kerusakan bahan baku karena penimbunan yang terlalu banyak dan penyimpanan
bahan baku yang cukup lama. Untuk itu diperlukan perencanaan bahan baku yang
sesuai dengan kapasitas dan kemampuan perusahaan itu sendiri.
PT. Tarumatex adalah perusahaan tekstil yang bergerak di bagian weaving
(tenun) yang memproduksi berbagai macam kain. PT. Tarumatex memproduksi
produknya berdasarkan pada pemesanan atau job order. Dalam melakukan
produksi dibutuhkan bahan baku berupa benang. Perencanaan kebutuhan bahan
baku ini sangat penting karena jika perusahaan mengalami kondisi kelebihan atau
kekurangan bahan baku, yang jika tidak diolah sedemikian rupa dapat
menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan.
Masalah perencanaan bahan baku adalah yang paling mendasar, yakni apabila
proses produksi terdapat jumlah persediaan berlebihan yang mengakibatkan
kerusakan atau keusangan bahan baku dan jumlah persediaan yang terlalu sedikit
sehingga tidak mampu melayani semua permintaan pelanggan. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan kebutuhan bahan baku, yaitu
adanya waktu antara barang sejak dipesan sampai dikirim (lead time),
keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan, seperti bahan baku yang
tersedia dan jumlah mesin yang dimiliki oleh perusahaan apakah cukup untuk
memenuhi permintaan pelanggan atau tidak, selain itu dalam menerima pesanan
perusahaan harus memperhatikan berapa waktu yang diperlukan untuk
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari latar belakang penelitian diatas, maka penulis mengidentifikasikan
permasalahan yang dihadapi oleh PT. Tarumatex pada proses produksinya adalah
belum efektifnya penerapan perencanaan kebutuhan bahan baku dalam
perusahaan yang ditandai dengan masih besarnya jumlah total biaya persediaan
sehingga menimbulkan masalah-masalah dalam proses produksi dan
menimbulkan peningkatan biaya produksi perusahaan.
Penelitian ini membatasi ruang lingkupnya dengan berfokus pada penerapan
perencanaan kebutuhan bahan baku dengan teknik perhitungan Lot dalam metode
MRP untuk produk kain Polyester Rayon (PR) pada PT. Tarumatex dalam upaya
efisiensi biaya total persediaan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
membuat perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana metode atau kebijakan perencanaan kebutuhan bahan baku
yang diterapkan oleh PT. Tarumatex?
2. Bagaimana tingkat biaya total persediaan di PT. Tarumatex?
3. Bagaimana penerapan 3 (tiga) teknik perencanaan kebutuhan bahan baku
yaitu dengan teknik Lot For Lot, Fixed Order Quantity, dan Fixed
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Metode perencanaan kebutuhan bahan baku mana yang paling tepat bagi
PT. Tarumatex sehingga dapat menciptakan efisiensi biaya persediaan?
1.3Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
1. Gambaran kebijakan perencanaan kebutuhan bahan baku yang dilakukan
oleh PT. Tarumatex.
2. Gambaran tingkat biaya persediaan di PT. Tarumatex.
3. Membandingkan teknik penentuan lot dalam metode MRP mana yang
paling tepat bagi PT. Tarumatex dalam melakukan perencanaan
kebutuhan bahan bakunya.
4. Rekomendasi metode penerapan kebutuhan bahan baku bagi PT.
Tarumatex.
1.3.2 Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini dapat dikelompokkan pada kegunaan ilmiah
dan kegunaan praktis, diantaranya :
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Secara ilmiah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan
pengetauan serta referensi pengembangan ilmu manajemen operasional,
khususnya dalam hal teori perencanaan bahan baku dengan metode MRP.
b) Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
bermanfaat bagi perusahaan tekstil dan pertimbangan yang berarti dalam
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau varibel bebas
(X) yang diteliti adalah metode MRP pada persediaan bahan baku benang pada
PT. Tarumatex. Kemudian yang menjadi variabel dependen atau variable terikat
(Y) adalah biaya total persediaan yang dikeluarkan oleh PT. Tarumatex yaitu
sebuah perusahaan tekstil yang bergerak dalam produksi pentenunan (weaving)
yang berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani Bandung.
Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis bagaimana
kinerja MRP yang terdiri dari beberapa masukan seperti : Master Production
Schedule, Bill Of Material, Inventory Status File dalam upaya meningkatkan efisiensi pada biaya persediaan pada PT. Tarumatex.
3.2Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penempatan metode yang akan digunakan
merupakan hal yang sangat penting, karena akan mempermudah penelitian yang
akan dilakukan dan untuk mendapatkan data yang dapat dipercaya sehingga dapat
mencapai tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode penelitian yang dipilih harus berhubungan erat dengan prosedur, alat,
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
gambaran kepada peneliti tentang urutan-urutan pekerjaan yang ada dalam suatu
penelitian untuk membantu dalam pemecahan masalah.
Metode yang relevan untuk penelitian manajemen terdapat tiga jenis, yaitu
metode deskriptif atau survei deskriptif, metode explanatori atau survey
explanatory/verifikatif dan metode eksperimen. Metode deskriptif merupakan
metode yang digunakan apabila dimaksudkan untuk mendeskripsikan ciri-ciri,
unsur-unsur, sifat-sifatsuatu fenomena. Metode explanatory yaitu metode yang
digunakan untuk memprediksikan dan menjelaskan hubungan atau pengaruh dari
suatu variabel ke variabel lainnya. Sedangkan metode eksperimen digunakan
untuk penelitian eksak atau penelitian tindakan (action research).
Metode yang tepat akan menghasilkan penelitian yang baik, metode
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive analysist
yaitu metode penelitian yang bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada
masa sekarang. Metode ini tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data,
tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data-data tersebut.
Menurut Sugiyono (2009:11) dijelaskan bahwa “Penelitian dengan
menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
Ciri-ciri metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (2000:140)
adalah sebagai berikut :
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang sedang terjadi pada
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis. Oleh karena itu metode ini sering disebut metode analisis.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
analisis, yaitu mendapatkan gambaran mengenai fakta-fakta dan masalah-masalah
objek yang diteliti, serta membandingkan antara standar yang ada ditetapkan
dengan realisasinya dilapangan.
Berdasarkan kurun waktu penelitian yang dilaksanakan, pada kurun waktu
kurang dari satu tahun yaitu tiga bulan, maka metode penelitian yang digunakan
adalah metode cross sectional. Menurut pendapat Naresh K. Malhotra (2005:95),
metode cross sectional adalah suatu jenis rancangan penelitian yang terdiri dari
pengumpulan informasi mengenai sampel tertentu dari elemen populasi hanya
satu kali”.
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut David Aaker (2004:73), “Research design is the deailed blueprint
used to guide a research study toward it’s objective (desain penelitian adalah
suatu rancangan yang digunakan sebagai panduan penelitian dalam mencapai
tujuan penelitian)”. Desain membantu peneliti mendapatkan jawaban untuk
pertanyaan penelitian dan juga membantu peneliti mengontrol varian-varian
eksperimental, varian ekstra, dan varian alat pada suatu masalah penelitian
tertentu yang sedang dikaji.
Desain penelitian dapat diartikan sebagai struktur, dan strategi. Sebagai
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan
masalah, tujuan, gambar hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai rancangan
analisis data yang dituangkan secara tertulis ke dalam bentuk usulan atau proposal penelitian.
Sedangkan desain penelitian sebagai strategi yaitu merupakan penjelasan rinci tentang
langkah-langkah apa yang akan dilakukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
menggambarkan penerapan metode MRP pada perencanaan persediaan bahan baku pada PT.
Tarumatex.
3.3Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2009:58), “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”
Terdapat satu variabel yang menjadi kajian dari penelitian ini yaitu Metode
Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku/MRP sebagai variabel bebas (independent variable).
Operasionalisasi variabel penelitian dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
pengukuran variabel-variabel penelitian. Adapun operasionalisasi variabel Metode
Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku/MRP (variabel X) dan efisiensi biaya total persediaan
Verra Nurmalasari, 2012
[image:32.595.114.478.249.633.2]Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran Skala
Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku/MRP (X) MRP (Material Requirement Planning) adalah suatu cara untuk menentukan atau memenuhi keperluan akan material atau bahan baku dengan dibantu atau
Lot For Lot (LFL)
1. Gross requirement 2. Project on hand 3. Net
requirements 4. Planned order
receipts 5. Planned order
release Dengan menghitung besarnya jumlah yang dipesan sama dengan jumlah kebutuhan bersih dalam satu periode. Rasio
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menggunakan daftar informasi inventori, tagihan, pendapatan yang diharapkan dan jadwal produksi. (Barry Render, Jay Heizer, 2005)
Quantity (FOQ)
requirement 2. Project on hand 3. Net
requiremeny 4. Planned order
receipt
5. Planned order release pemesanan yang tetap disetiap periode Fixed Period Quantity (FPQ) 1. Gross requirement 2. Project on hand 3. Net
requirement 4. Planned order
receipt
5. Planned order release Pemesanan dengan interval tetap dengan jumlah pemesanan yang bervariasi. Rasio Biaya Total Persediaan (Y) Biaya total persediaan adalah semus pengeluaran yang timbul sebagai akibat persediaan. Biaya tersebut diantaranya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. (Teguh Baroto, 2003) Biaya Pemesanan Biaya pemesanan bahan baku kain.
Biaya pemesanan bahan baku kain tahun 2011 Rasio Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan bahan baku kain.
Biaya penyimpanan bahan baku kain tahun 2011 Rasio
3.4Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam
penentuan metode pengumpulan data. Sumber data penelitian terdiri atas sumber data primer
dan sumber data sekunder.
1. Sumber data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari pihak yang bersangkutan (tidak melalui media perantara). Data primer
dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Sumber data sekunder merupakan sumber data penelitian yang di peroleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip (dokumen) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang meliputi :
1. Data mengenai jumlah permintaan kain Polyester Rayon (PR) selama tahun 2011.
2. Data peramalan permintaan kain Polyester Rayon (PR) untuk tahun 2011.
3. Data waktu tunggu (lead time) bahan baku.
4. Data persediaan (inventory on hand) bahan baku.
5. Data biaya yang timbul karena persediaan PT. Tarumatex.
6. Data struktur organisasi pada PT. Tarumatex.
7. Data-data dan peristiwa dari internet dan jurnal-jurnal industri.
Jenis data dalam penelirian ini adalah sebagai berikut :
a. Data primer, data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan
b. Data sekunder, data yang berasal dari hasil pengumpulan dan pengolahan oleh
pihak lain.
c. Time series data, yaitu data hasil pengamatan dalam periode waktu tertentu.
d. Data kuantitatif, data yang dinyatakan dalam angka. Angka tersebut menunjukkan
nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakili.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data, mengacu pada cara apa data yang diperlukan dalam
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dapat melalui secara langsung
atau tidak.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka data dikumpulkan dengan cara
sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian untuk memperoleh data sekunder yang digunakan sebagai
landasan teoritis masalah yang diteliti dengan cara membaca, menelaah,
mempelajari dan mengutip pendapat dari berbagai sumber buku sebagai
pendukung analisis dan mengaplikasikannya sehingga dapat membantu dalam
penyelesaian penulisan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey yang
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Dalam hal ini
penulis melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
produksi untuk memperoleh data-data yang diperlukan oleh penulis sesuai dengan
masalah yang diteliti oleh penulis.
3. Observasi
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek (benda),
atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dalam
individu-individu yang diteliti.
Dalam teknik ini penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses
produksi yang terjadi diperusahaan, penulis melakukan pengamatan mulai dari
tahap awal sampai tahap akhir, dengan harapan dapat lebih memahami proses
produksi yang terjadi di perusahaan tersebut.
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam teknik ini penulis melakukan pengumpulan informasi yang berhubungan
dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti yaitu
analisis perencanaan kebutuhan bahan baku dengan metode MRP terhadap biaya
persediaan dan pengumpulan data tertulis dari perusahaan, seperti struktur
organisasi, sejarah perusahaan, dan hal-hal lain yang mendukung perusahaan.
3.4.3 Populasi dan Sampel
Dalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah yang sangat penting adalah
menentukan populasi terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2009:115), Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah tingkat permintaan
bahan baku kain Polyester Rayon (PR) pada tahun 2011. Dan semua populasi dijadikan
sampel.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka data biaya persediaan dikumpulkan dengan
cara melakukan perhitungan terhadap biaya simpan dan biaya pemesanan setiap bulan selama
tahun 2011. Sedangkan untuk menentukan Jadwal Induk Produksi (Master Production
Schedule), dilakukan peramalan permintaan berdasarkan jumlah permintaan ditahun 2011.
3.5Rancangan Analisis Data dan Teknik Analisis Data 3.5.1 Rancangan Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian skripsi ini dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data jadwal induk produksi (Master Production Schedule), data
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Menetapkan jumlah kebutuhan bersih dan besarnya pesanan yang optimal untuk
masing-masing item produk berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan bersih.
3. Menentukan saat yang tepat dalam melakukan rencana pemesanan untuk
memenuhi kebutuhan bersih.
4. Memperhitungkan kebutuhan tiap bahan baku yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan bersih.
5. Menganalisis besarnya efisiensi yang diukur dari hasil yang paling rendah dengan
membandingkan teknik-teknik lot sizing yang digunakan.
3.5.2 Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoleh adalah analisis
deskriptif yang dipergunakan untuk memperoleh gambaran mengenai metode MRP pada
persediaan bahan baku kain di PT. Tarumatex. Untuk perhitungan manualnya menggunakan
tahapan-tahapan sebagai berikut Barry Rander dan Jay Heizer (2004:359).
1. Membuat Struktur Produk
2. Lead Time masing-masing produk diketahui 3. Membuat Rencana Kebutuhan Bahan Baku Bruto
4. Membuat Rencana Kebutuhan Bahan Baku Neto
5. Menetapkan pelepasan pesanan yang direncanakan (Planned Order Release)
6. Menentukan Lot Sizing yang tepat
Penentuan Lot Sizing yang tepat akan menghasilkan total biaya persediaan yang
efesien. Teknik perhitungan dengan Lot Sizing yang dilakukan yaitu dengan cara
membandingkan besarnya total biaya persediaan yang diperoleh berdasarkan perhitungan
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terdapat pada MRP, Lot For Lot (LFL), Fixed Order Quantity (FOQ), dan Fixed Period
Quantity (FPQ) yaitu seperti berikut ini :
1. Lot For Lot (LFL)
Dalam teknik ini, jumlah yang dipesan besarnya sama dengan jumlah kebutuhan
bersih dalam satu periode. Teknik ini efektif digunakan untuk sifat permintaan yang
[image:38.595.72.510.239.612.2]berfluktuasi.
Tabel 3.2 Contoh Teknik Lot For Lot (LFL)
Inc
LT=1 Lot Size : -|
Week 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross requirement 35 30 40 0 10 40 30 0
Schedule receipts
Project on hand 35 35 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirements 0 30 40 0 10 40 30 0
Planned order receipts 30 40 10 40 30
Planned order release 30 40 10 40 30
Sumber : Barry Rander & Jay Heizer (2004:533) Keterangan :
Gross requirement = total kuantitas suatu item yang dibutuhkan dalam setiap periode yang akan datang untuk memenuhi rencana produksi.
Schedule receipts = kuantitas suatu item yang akan diterima dari supplier sebagai akibat atau hasil pesanan yang telah ditempatkan.
Project on hand = jumlah persediaan pada akhir suatu periode dengan memperhitungan jumlah persediaan yang ada ditambah dengan
jumlah item yang akan diterima atau dikurangi dengan jumlah
item yang dipakai/dikeluarkan dari persediaan pada periode
tersebut.
Net Requirements = jumlah kebutuhan bersih dari suatu item yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan kasar pada suatu periode
yang akan datang.
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Planned order release = jumlah item yang direncanakan untuk dipesan agar memenuhi perencanaan dimasa yang akan datang.
2. Fixed Order Quantity (FOQ)
Teknik ini menggunakan konsep jumlah pemesanan yang tetap, biasanya hal ini
dilakukan karena adanya keterbatasan fasilitas gudang, kemampuan supplier atau
kemampuan produksi pabrik (bagi manufaktur). Jumlah pemesanan tetap yang akan
[image:39.595.79.507.256.561.2]dipesan dihitung berdasarkan rata-rata permintaan perhari.
Tabel 3.3 Contoh Teknik Fixed Order Quantity (FOQ)
Salamite
LT=2 Lot Size=500
Week 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross requirement 35 30 40 0 10 40 30 0
Schedule receipts
Project on hand 220 220 220 220 120 120 300 300 300
Planned order release 30 40 10 40 30
Sumber : E. M. Knod dan R.J. Schonberger (2001:469)
Keterangan :
Gross requirement = total kuantitas suatu item yang dibutuhkan dalam setiap periode yang akan datang untuk memenuhi rencana produksi
Schedule receipts = kuantitas suatu item yang akan diterima dari supplier sebagai akibat atau hasil pesanan yang telah ditempatkan.
Project on hand = jumlah persediaan pada akhir suatu periode dengan memperhitungan jumlah persediaan yang ada ditambah dengan
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
item yang dipakai/dikeluarkan dari persediaan pada periode
tersebut.
Planned order release = jumlah item yang direncanakan untuk dipesan agar memenuhi perencanaan dimasa yang akan datang.
3. Fixed Period Quantity (FPQ)
Teknik ini menggunakan konsep pemesanan dengan interval tetap, tetapi jumlah
yang dipesan bervariasi. Jumlah yang akan dipesan merupakan penjumlahan dari pada
[image:40.595.64.512.323.567.2]permintaan periode yang tercakup.
Tabel 3.4 Contoh Teknik Fixed Period Quantity (FPQ)
LT=1 Lot Size : -|
Week 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross requirement 20 50 60 80 40 40 40 60
Schedule receipts
Project on hand 70 140 80 100
Net Requirements 20 50 60 80 40 40 40 60
Planned order receipts 50 80 40 60
Planned order release
Sumber : Teguh Baroto,2003 (189)
Keterangan :
Gross requirement = total kuantitas suatu item yang dibutuhkan dalam setiap periode yang akan datang untuk memenuhi rencana produksi.
Schedule receipts = kuantitas suatu item yang akan diterima dari supplier sebagai akibat atau hasil pesanan yang telah ditempatkan.
Project on hand = jumlah persediaan pada akhir suatu periode dengan memperhitungan jumlah persediaan yang ada ditambah dengan
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
item yang dipakai/dikeluarkan dari persediaan pada periode
tersebut.
Net Requirements = jumlah kebutuhan bersih dari suatu item yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan kasar pada suatu periode
yang akan datang.
Planned order receipts = jumlah item yang akan diterima agar memenuhi perencanaan pemesanan dimasa yang akan datang.
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian dan pengujian analisis
perbandingan penerapan metode dalam melakukan perencanaan kebutuhan bahan
baku di PT. Tarumatex, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Metode perencanaan kebutuhan bahan baku yang diterapkan perusahaan
adalah dengan melakukan pemesanan bahan baku jumlah tetap dan interval
tetap untuk benang P150 dan Ry30. Jumlah kebutuhan bahan baku dianggap
sama untuk setiap periode walaupun rencana produksi berubah sehingga
memberi dampak terhadap kenaikan biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan yang menyebabkan besarnya biaya total persediaan.
2. Biaya persediaan dalam penelitian ini terdiri dari biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan. Tingkat biaya total persediaan yang diperoleh
berdasarkan perhitungan perusahaan cukup tinggi, hal ini disebabkan karena
kenaikan pada biaya pemesanan dan biaya penyimpanan sehingga biaya
persediaan berdasarkan perhitungan perusahaan cenderung tinggi.
3. Teknik-teknik dalam Material Requirement Planning dapat digunakan
dalam merencanakan jumlah dan penjadwalan kebutuhan bahan baku dalam
perusahaan, karena dapat menghasilkan dua keputusan penting, yaitu berapa
banyak yang akan dipesan dan kapan saat yang tepat untuk melakukan
pemesanan. Teknik-teknik dalam MRP yang dapat digunakan dalam
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lot (LFL), Fixed Order Quantity (FOQ) dan Fixed Periode Quantity (FPQ). Perhitungan perencanaan kebutuhan bahan baku dengan teknik Lot For Lot
(LFL) dilakukan berdasarkan jumlah lot yang dibutuhkan dalam satu
periode, teknik Fixed Order Quantity (FOQ) dilakukan berdasarkan konsep
jumlah pemesanan bahan baku yang tetap, sedangkan teknik Fixed Periode
Quantity (FPQ) dilakukan berdasarkan konsep pemesanan bahan baku dengan interval waktu tetap, tetapi jumlah yang dipesan bervariasi.
4. Teknik yang paling tepat bagi PT. Tarumatex adalah teknik Lot For Lot
(LFL) karena dapat menghasilkan biaya total persediaan minimum jika
dibandingkan dengan teknik yang lainnya dan teknik yang diterapkan
perusahaan sebelumnya, sehingga dapat menciptakan efisiensi biaya total
persediaan.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun beberapa saran yang
diharapkan dapat membantu pelaksanaan pengendalian persediaan kebutuhan
bahan baku pada PT. Tarumatex, yaitu :
1. Untuk dapat menerapkan teknik dalam MRP, maka perusahaan disarankan
untuk memperbaiki sistem informasi mengenai persediaan bahan baku agar
informasi keadaan persediaan bahan baku tersebut tetap akurat sehingga
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Perusahaan disarankan untuk mengadakan pelatihan mengenai penggunaan
teknik-teknik dalam melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku yang
berhubungan dengan kegiatan pengendalian persediaan kepada bagian
perencanaan dan produksi, selanjutnya perusahaan diharapkan
mempersiapkan diri untuk perubahan yang akan terjadi ketika perusahaan
menerapkan teknik MRP dalam perusahaan guna mencapai efektifitas dan
efisiensi keseluruhan proses produksi.
3. Perusahaan disarankan untuk menerapkan teknik Lot For Lot (LFL) dalam
melakukan perencanaan kebutuhan bahan bakunya, karena dapat
menghasilkan biaya total persediaan terendah (minimal cost). Namun PT.
Tarumatex harus terlebih dulu memastikan bahwa pemasok bahan baku
yang dipilih, mampu memasok bahan baku sesuai dengan jumlah dan waktu
pengiriman, sehingga bahan baku yang dipesan bisa sampai dengan tepat
waktu.
4. Perusahaan disarankan untuk meningkatkan koordinasi antara rencana
produksi yang dibuat dengan pelaksanaan perencanaan kebutuhan bahan
baku sehingga dapat menjaga kelancaran proses produksi dan menghindari
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aeker. A. David. 2004. Manajemen Ekuitas Merek. alih bahasa : Aris Ananda, Jakarta, Mitra Utama.
Adam E. E and Ronald J. Ebert. 1996. 5 Edition. Production and Operations Management. New Jersey: Prentice Hall.
Assauri. Sofjan. 2004. Edisi Revisi. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penelitian Fakultas Universitas Indonesia.
Baroto, Teguh. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghalia
Indonesia.
Chase, Aquilano, dkk. 2010. Operation and Supply Management. McGraw Hill.
Coyle J. John, Bordy J Edward & Langkey John. 2003. The Management Of Bussiness, 7th Edition. South-Western.
Davis Haineke. 2005. Operation Management Integrating Manufacturing & Services, 5th Edition. McGraw Hill International Edition.
Gasperz, Vincent. 2004. Production Planning and Inventory Control. Jakarta :
Gramedia.
Heizer, Jay and Render, Barry. 2006. Operations Management. 7th Edition. Book 1. New Jersey : Pearson Education Inc. Prentice Hall.
Heizer, Jay and Render, Barry. 2005. Operations Management. 7th Edition. Book 2. New Jersey : Pearson Education Inc. Prentice Hall.
Heizer, Jay and Render, Barry. 2010. Manajemen Operasi. Edisi 9. Buku 2. Jakarta : Salemba Empat
Heizer, Jay and Render, Barry. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi.
Jakarta : Salemba Empat. Pearson Education Asia.
Herjanto Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Grasindo.
Indrajit R. Eko dan Richardus Djokopranoto. 2005. Manajemen Persediaan Barang Umum dan Suku Cadang untuk Keperluan Pemeliharaan, Perbaikan dan Operasi. Jakarta : PT. Grasindo.
Verra Nurmalasari, 2012
Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dalam Upaya Efisiensi Biaya Total Persediaan Pada Pt. Tarumatex
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Knod, Edward M and Richard J. Schonberger. 2001. Operation Management: Meeting Costumers Demand. 7th Edition. Singapore: McGraw Hill.
Kusuma, Hendra. 2004. Manajemen Produksi: Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta : Andi.
M. Yolanda Siagian. 2007. Aplikasi Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis. Jakarta : PT. Grasindo.
Malhotra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan, Edisi Keempat. Jakarta : Indeks.
Manahan P. Tampubolon. 2004. Manajemen Operasional. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Bandung : Universitas Maranatha.
Subagyo, Pangestu. 1998. Manajemen Operasi Edisi Pertama. Yogyakarta :
BPFE.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Winarno, Surakhmad. 2000. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung : Tarsito.
Yamit, Zulian. 1999. Manajemen Persediaan. Yogyakarta : EKONISIA Fakultas Ekonomi UII.
Indeks Produksi Industri Besar dan Sedang Menurut Dua Digit Kode ISIC, Tahun 2010-2011. Retrieved March 7, 2012, from http://www.bps.go.id