INTISARI
Informasi mengenai produk susu formula bayi sangat mudah diperoleh melalui iklan di berbagai media. Televisi merupakan salah satu media elekronik yang memiliki pengaruh besar terhadap konsumen. Iklan merupakan salah satu media bagi produsen untuk mengenalkan produknya kepada konsumen. Iklan susu formula anak di televisi dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap ibu-ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo dalam pemilihan susu formula untuk anak.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi konsumen tentang iklan susu anak di televisi, pengaruhnya terhadap motivasi pemilihan susu anak serta tindakan yang dilakukan dalam memilih susu untuk anak. Jenis penelitian adalah non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif dan metode yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan kuisioner, wawancara dan observasi terhadap iklan produk susu anak di televisi. Data dianalisa secara deskriptif dengan menjumlahkan setiap jawaban dan selanjutnya dipersentase.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik iklan susu formula yang tayang di televisi swasta sebagian besar sudah memenuhi kriteria menurut asal dan sifat, isi dan komposisi, mutu dan kegunaan seperti yang terdapat pada Permenkes RI nomor 79/MEN.KES/PER/III/1978. Karakteristik responden persentase terbesar ditunjukkan usia responden 31-35 tahun (36,0%), usia anak >1-3 tahun (46,5%), tingkat pendidikan SMU (27,2%), profesi sebagai ibu rumah tangga (37,7%), penghasilan Rp.500.000,00-Rp.1.000.000,00 (29,8%), pemakaian susu formula SGM (51,8%).
Pengenalan responden terhadap iklan susu formula di televisi menunjukkan persentase terbesar lama menonton televisi 3-5jam (48,3%), frekuensi keseringan >5 kali melihat iklan (42,1%), iklan SGM (73,7%), saran dokter (61,4%). Persepsi setuju (96,5%) responden menyukai iklan susu formula. Motivasi (66,7%) responden setuju iklan susu formula di televisi menjadi pertimbangan dalam menentukan susu formula anak. Tindakan (85,1%) responden setuju untuk tidak mencoba produk susu formula baru yang diiklankan.
Kata kunci: susu formula, iklan, persepsi, motivasi, tindakan.
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The information that concerning about milk product of formula baby can be obtained through advertisement in various media. Television represent one of the media elekronic media that give major effect to the consumer. Advertisement represent one of the media to producer to define its product to consumer. Milk advertisement of formula baby in television can give big influence to housewife as Posyandu member in sub-district of Purwodiningratan Solo in election of milk of formula baby.
Intention of this research is to know the perception of the consumer about baby milk advertisement in television, its influence toward motivation election of baby milk and also action performed within choose milk for the baby of. Research type is the non eksperimental with descriptive research device is non analytic and method which is used in intake of data use questionnaire, interview, and observation to baby milk product advertisement in television. Data is analyzed descriptively by suming each, every answer and hereinafter percentage.
Result of research show milk advertisement characteristic of formula which display in private sector television mostly have fulfilled criterion such as those which there are at Permenkes RI No 79/MEN.KES/PER/III/1978. Shown by biggest percentage of responder characteristic of age 31-35 year ( 36,0%), child age > 1-3 year ( 46,5%), storey;level education of SMU ( 27,2%), profession as housewife (37,7%), the income of house wife Rp.500.000,00-Rp.1.000.000,00 (29,8%), usage of milk of formula SGM (51,8%).
Recognition of responder to milk advertisement of formula in television show biggest percentage of the long time to watch television 3-5 hours (48,3%), frequency often > 5 times watch advertisement (42,1%), advertisement of SGM (73,7%), doctor suggestion (61,4%). Perception (96,5%) responder agree to take a fancy to milk advertisement. Motivation (66,7%) responder agree milk advertisement of formula in television become consideration in determining milk of formula baby. Action (85,1%) responder agree in order not to try new formula milk product which advertised
Keyword: milk of formula, advertisement, perception, motivation, action
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh :
Devi Chandra Kristanti NIM : 018114131
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
!
"
#
$%
&'()*+
"
,
,
,
'
#
"
,
-,
!
.
/
,
, )
,
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
yang berjudul “Persepsi dan Motivasi Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan
Purwodiningratan Solo Terhadap Iklan Susu Formula Anak di Televisi” disusun
untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
benyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan menulis.
Oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun.
Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak.
Penulis dengan ketulusan hati menyampaikan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Rita Suhadi,MSi.,Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen
pembimbing yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk berdiskusi serta
memberikan saran dalam skripsi ini. Serta dengan kesabarannya memberikan
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Aris Widayati, Msi., Apt selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan dalam skripsi ini
3. Ibu Yustina Sri Hartini, Msi., Apt. selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan dalam skripsi ini
4. Bapak Drs. Sri Wahyono, MSi selaku kepala kelurahan Purwodiningratan
Solo yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ibu Dra.Endang selaku kepala puskesmas kelurahan Purwodiningratan Solo
yang bertanggung jawab terhadap posyandu yang telah memberikan masukan
dalam skripsi ini.
6. Ibu- ibu Anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab pertanyaan dalam
kuisioner dan wawancara dalam penelitian ini.
7. Ibu-ibu di Kanjengan Klaten dan Timbulrejo Yogyakarta yang bersedia
membantu mengisi kuisioner untuk uji validitas.
8. Papah Harsono, Spd dan Ibu Tutanti Marhaeni,SE untuk segala pengorbanan,
motivasi, doa dan kasih sayangnya yang diberikan.
9. Mas Denny Mahendra, MM dan Mas Galih Wisnu Wardhana serta kedua
keponakanku yang selalu memberikan doa dan motivasi.
10.Mas Prie terkasih, terimakasih untuk dukungan doanya, kesetiaan, cinta, kasih
sayang, kesabaran dan semangat yang diberikan hingga saat ini.
11.Sahabat-sahabatku tersayang mba Nisa, mba Fitri, Diyah, Shinta, Hendi, Mz
Koko, Mz Wayan terimakasih sedalam-dalamnya untuk dukunganya dan
segala bantuannya serta motivasi yang diberikan.
12. Untuk tampungan curhatku Dika dan Tedy thanks ya friend buat saran n
motivasinya. Aq semakin dikuatkan karena kalian.
13.Teman-teman mainku Pinky, Jeng2, Polo mba Ari, mba Arum, Bebex, Rini,
Deka, mba Tildy, mba Shinta Ratu, mba Mira, Eros, bang Ignas, bang Yul,
bang Zendy, Aril, Puxon, Dani, bang Mail, Pay dan temen-temen mainku yang
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak bisa kusebutkan satu persatu terimakasih untuk keceriaan dan
kebahagiaan selama ini. Kalian kenangan terindah yang kumiliki.
14.Bora, Milda, dan Melinda terimakasih untuk persahabatanya dan motivasinya.
Semoga kalian semua sukses dan tetap ingat persahabatan kita.
15.Puji, Dika, mas Wahyu, mba Tika, mas Kris terimakasih untuk perhatiannya
dan bantuannya.
16.Semua teman-teman kelas C, terutama kelompok praktikum E terimakasih
untuk keceriaannya selama praktikum.
17.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu persatu,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Tuhan Yesus Kristus akan membalas semua kebaikan atas semua yang
telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tuhan memberkati.
Yogyakarta, Oktober 2007
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
INTISARI ... xviii
ABSTRACT... xix
BAB I PENGANTAR... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah... 5
C. Keaslian Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Tujuan Penulisan... 7
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 8
A. Media Massa ... 8
B. Iklan ... 9
C. Peraturan Periklanan... 10
D. Persepsi ... 12
1. Perhatian... 13
a. Faktor Internal... 13
b. Faktor Eksternal ... 14
2. Faktor-faktor Fungsional... 14
3. Faktor-faktor Struktural ... 14
E. Motivasi ... 15
F. Sikap dan Perilaku... 17
G. Susu ... 20
1. Susu Segar ... 21
2. Susu Asam... 21
3. Susu Skim... 21
4. Susu Bubuk... 22
5. Susu Kental Manis ... 22
6. Susu Kaleng Tanpa Perubahan atau Penambahan Zat Lain... 22
H. Asam Dokosaheksanoat dan Asam Arakhidonat... 25
I. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak... 27
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pertumbuhan... 28
2. Perkembangan ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 30
B. Definisi dan Operasional Penelitian ... 30
C. Subjek Penelitian ... 32
D. Instrumen Penelitian ... 33
E. Tata Cara Penelitian... 35
1. Observasi Iklan ... 35
2. Pembuatan Kuisioner ... 35
a. Data Pribadi Responden ... 36
b. Tingkat Pengenalan Responden ... 37
c. Persepsi Motivasi dan Tindakan Responden ... 38
3. Uji Validitas... 40
4. Uji Reliabilitas ... 41
5. Penyebaran Kuisioner... 42
6. Pengolahan Hasil... 42
F. Analisa Data Penelitian... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Karakteristik Iklan Susu Formula Anak di Televisi ... 44
B. Karakteristik Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo ... 47
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Usia Ibu ... 47
2. Usia Anak ... 48
3. Tingkat Pendidikan Ibu ... 50
4. Pekerjaan Ibu ... 51
5. Pendapatan dalam Keluarga ... 53
6. Susu Formula yang Digunakan Anak... 54
C. Tingkat Pengenalan dan Persepsi Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo ... 55
1. Lama Waktu Menonton Televisi Setiap Hari ... 55
2. Tingkat Keseringan Melihat Tayangan Iklan Susu Formula Anak di Televisi Setiap Hari ... 56
3. Iklan Susu Anak yang Sering Dilihat... 58
4. Sumber yang Dipercaya dalam Memberikan Saran... 59
D. Motivasi dan Tindakan Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo ... 68
E. Rangkuman Pembahasan ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
LAMPIRAN ... 79
BIOGRAFI ... 96
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Perbandingan Kandungan ASI dan Susu Sapi... 24
Tabel II Bobot Relatif Komponen dalam Skala Persepsi, Motivasi dan
Tindakan Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan
Purwodiningratan... 38
Tabel III. Aspek dan Distribusi Skala Persepsi dan Motivasi Ibu-ibu
Anggota Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo... 39
Tabel IV Karakteristik Beberapa Iklan Susu Anak di Televisi Swasta
Tahun 2007... 45
Tabel V Usia Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan
Purwodiningratan Solo... 48
Tabel VI Usia Anak Yang Mengkonsumsi Susu Formula... 49
Tabel VII Tingkat Pendidikan Ibu Anggota Posyandu Kelurahan
Purwodiningratan Solo... 50
Tabel VIII Jenis Pekerjaan Para Ibu Anggota Posyandu Kelurahan
Purwodiningratan Solo... 52
Tabel IX Pendapatan Dalam Keluarga Para Ibu Anggota Posyandu
Kelurahan Purwodiningratan Solo... 53
Tabel X. Jenis Susu Formula yang Sering Dikonsumsi Oleh Anak di
Posyandu Kelurahan Purwodiningratan Solo... 54
Tabel XI. Lama Waktu Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan
Purwodiningratan Solo Menonton Televisi
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam Satu Hari ... 56
Tabel XII. Frekuensi Responden Melihat Tayangan Iklan Susu
Anak Setiap Hari... 57
Tabel XIII. Iklan Susu Anak yang Sering Dilihat Responden... 58
Tabel XIV. Sumber yang Dipercaya Responden dalam
Pemilihan Susu Anak ... 60
Tabel XV. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Tentang Persepsi
Ibu-ibu Anggota Posyandu Kelurahan
Purwodiningratan Solo... 62
Tabel XVI. Rekapitulasi Hasil Motivasi Ibu-ibu Anggota Posyandu
Kelurahan Purwodiningratan Solo... 69
Tabel XVII. Rekapitulasi Hasil Tindakan Ibu-ibu Anggota Posyandu
Kelurahan Purwodiningratan Solo... 70
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Proses Terjadinya Perilaku ... 16
Gambar 2. Mekanisme Terjadinya Motivasi dan Tindakan Setelah
Melihat Tanyangan Iklan ... 17
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 79
Lampiran 2. Kuisioner untuk Uji Validitas dan Reabilitas... 80
Lampiran 3. Kuisioner untuk Penelitian... 84
Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Bagian Persepsi
Terhadap Iklan Susu Anak di Televisi... 88
Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Bagian Motivasi
Terhadap Iklan Susu Anak di Televisi... 91
Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Bagian Tindakan
Terhadap Iklan Susu Anak di Televisi... 92
Lampiran 7. Hasil Wawancara
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Informasi mengenai produk susu formula bayi sangat mudah diperoleh melalui iklan di berbagai media. Televisi merupakan salah satu media elekronik yang memiliki pengaruh besar terhadap konsumen. Iklan merupakan salah satu media bagi produsen untuk mengenalkan produknya kepada konsumen. Iklan susu formula anak di televisi dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap ibu-ibu anggota posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo dalam pemilihan susu formula untuk anak.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi konsumen tentang iklan susu anak di televisi, pengaruhnya terhadap motivasi pemilihan susu anak serta tindakan yang dilakukan dalam memilih susu untuk anak. Jenis penelitian adalah non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif dan metode yang digunakan dalam pengambilan data menggunakan kuisioner, wawancara dan observasi terhadap iklan produk susu anak di televisi. Data dianalisa secara deskriptif dengan menjumlahkan setiap jawaban dan selanjutnya dipersentase.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik iklan susu formula yang tayang di televisi swasta sebagian besar sudah memenuhi kriteria menurut asal dan sifat, isi dan komposisi, mutu dan kegunaan seperti yang terdapat pada Permenkes RI nomor 79/MEN.KES/PER/III/1978. Karakteristik responden persentase terbesar ditunjukkan usia responden 31-35 tahun (36,0%), usia anak >1-3 tahun (46,5%), tingkat pendidikan SMU (27,2%), profesi sebagai ibu rumah tangga (37,7%), penghasilan Rp.500.000,00-Rp.1.000.000,00 (29,8%), pemakaian susu formula SGM (51,8%).
Pengenalan responden terhadap iklan susu formula di televisi menunjukkan persentase terbesar lama menonton televisi 3-5jam (48,3%), frekuensi keseringan >5 kali melihat iklan (42,1%), iklan SGM (73,7%), saran dokter (61,4%). Persepsi setuju (96,5%) responden menyukai iklan susu formula. Motivasi (66,7%) responden setuju iklan susu formula di televisi menjadi pertimbangan dalam menentukan susu formula anak. Tindakan (85,1%) responden setuju untuk tidak mencoba produk susu formula baru yang diiklankan.
Kata kunci: susu formula, iklan, persepsi, motivasi, tindakan.
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The information that concerning about milk product of formula baby can be obtained through advertisement in various media. Television represent one of the media elekronic media that give major effect to the consumer. Advertisement represent one of the media to producer to define its product to consumer. Milk advertisement of formula baby in television can give big influence to housewife as Posyandu member in sub-district of Purwodiningratan Solo in election of milk of formula baby.
Intention of this research is to know the perception of the consumer about baby milk advertisement in television, its influence toward motivation election of baby milk and also action performed within choose milk for the baby of. Research type is the non eksperimental with descriptive research device is non analytic and method which is used in intake of data use questionnaire, interview, and observation to baby milk product advertisement in television. Data is analyzed descriptively by suming each, every answer and hereinafter percentage.
Result of research show milk advertisement characteristic of formula which display in private sector television mostly have fulfilled criterion such as those which there are at Permenkes RI No 79/MEN.KES/PER/III/1978. Shown by biggest percentage of responder characteristic of age 31-35 year ( 36,0%), child age > 1-3 year ( 46,5%), storey;level education of SMU ( 27,2%), profession as housewife (37,7%), the income of house wife Rp.500.000,00-Rp.1.000.000,00 (29,8%), usage of milk of formula SGM (51,8%).
Recognition of responder to milk advertisement of formula in television show biggest percentage of the long time to watch television 3-5 hours (48,3%), frequency often > 5 times watch advertisement (42,1%), advertisement of SGM (73,7%), doctor suggestion (61,4%). Perception (96,5%) responder agree to take a fancy to milk advertisement. Motivation (66,7%) responder agree milk advertisement of formula in television become consideration in determining milk of formula baby. Action (85,1%) responder agree in order not to try new formula milk product which advertised
Keyword: milk of formula, advertisement, perception, motivation, action
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A Latar Belakang
Media masa merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
menyampaikan sesuatu kepada masyarakat baik itu informasi maupun hiburan
untuk menunjang kesejahteraan masyarakat. Media masa yang dikenal adalah
media cetak yang meliputi koran, tabloid, majalah dan media elektronik yang
meliputi radio, televisi dan komputer. Media elektronik ini dilihat dari sisi
ekonomi lebih mahal dibandingkan media cetak, namun seiring dengan kemajuan
jaman media elektronik lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat. Media
elekronik dilengkapi suara misalnya radio, atau suara dan gambar misalnya
televisi sehingga masyarakat lebih tertarik dibandingkan media cetak yang hanya
menampilkan tulisan dan gambar saja.
Pada masa sekarang ini televisi memiliki peranan yang sangat penting
bagi kehidupan sosial masyarakat. Televisi selalu menyajikan informasi terbaru
yang sedang berkembang bahkan juga menyajikan tayangan hiburan yang
menarik. Oleh karena itu televisi lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat
dibandingkan dengan jenis media lain. Penayangan iklan di televisi merupakan
salah satu strategi produsen dalam mengenalkan produknya kepada masyarakat.
Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat mendapatkan informasi
tentang produk baru dari penayangan iklan di televisi. Bahkan tidak sedikit pula
masyarakat yang tertarik untuk mencoba produk yang ditawarkan karena tayangan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iklan yang dikemas secara menarik. Iklan yang bagus dan menarik belum tentu
barang yang ditawarkan memiliki jaminan kualitas yang bagus. Khususnya untuk
produk-produk yang berhubungan dengan kesehatan, masyarakat harus selektif
dalam memilihnya karena berhubungan dengan efek samping yang mungkin
merugikan yang dapat ditimbulkan.
Susu merupakan makanan utama bagi bayi karena adanya kandungan
protein, lemak, zat kapur serta vitamin-vitamin yang diperlukan dalam
pertumbuhan bayi. Susu yang baik yang wajib dikonsumsi bayi adalah air susu
ibu (ASI) karena komposisi dari ASI sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
Bayi usia 0-6 bulan wajib diberikan ASI ekslusif. Sekarang sudah merupakan
konsensus internasional, termasuk para ahli WHO, bahwa pemberian ASI
dianjurkan untuk jangka panjang sampai mencapai dua tahun (Sediaoetama,
2004). Namun demikian ada juga ibu yang memberikan ASI dalam jangka
pendek. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain volume
sekresi ASI yang dihasilkan sedikit, kesibukan ibu sehingga tidak sempat
memberikan ASI, takut penampilan akan berubah, dan masih banyak faktor lain
yang menjadi alasan pemberian ASI dalam jangka pendek. Untuk itu diperlukan
alternatif pengganti ASI untuk menunjang pertumbuhan anak yaitu susu formula.
Susu formula merupakan alternatif pengganti ASI yang memiliki
komposisi yang hampir sama dengan ASI. Anak yang mengkonsumsi susu
formula diharapkan dapat tercukupi kebutuhan gizinya untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Hal ini dikarenakan dalam
susu formula mengandung zat-zat gizi seperti karbohidrat, lemak, protein dan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vitamin-vitamin yang diperlukan anak. Susu formula ini dapat diberikan pada
anak usia diatas 6 bulan sebagai pendamping ASI.
Penelitian ini dilakukan di kelurahan Purwodiningratan Solo. Kelurahan
Purwodiningratan ini termasuk kawasan padat penduduk dan memiliki latar
belakang yang berbeda beda, seperti suku bangsa, tingkat pendidikan, tingkat
penghasilan dan yang lainnya. Kondisi seperti ini dapat mewakili masyarakat
Indonesia yang. Oleh karena perlu adanya informasi yang benar tentang hal-hal
yang berhubungan dengan kesehatan sehingga masyarakat dapat lebih selektif
dalam memilih produk-produk yang berhubungan dengan kesehatan khususnya
susu formula untuk anak. Selain itu juga perlu dilaksanakan kegiatan-kegiatan
yang menunjang kesehatan masyarakat, salah satunya adalah kegiatan Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Posyandu ini diadakan di masing-masing RW di kelurahan ini. Jumlah
posyandu di kelurahan Purwodiningratan adalah sembilan posyandu. Puskesmas
bertanggung jawab langsung terhadap kelangsungan posyandu ini. Anggota dari
posyandu adalah anak-anak usia 0 sampai 5 tahun, para ibu, manula. Kegiatan
posyandu untuk anak-anak misalnya penimbangan badan, imunisasi, pemberian
vitamin, pemberian makanan yang memenuhi standar nilai gizi. Kegiatan untuk
para ibu yaitu penyuluhan-penyuluhan untuk meningkatkan kesehatan keluarga,
konsultasi KB dan lain lain. Para Manula dalam posyandu memiliki kegiatan
misalnya penimbangan badan, pemantauan kesehatan (pemeriksaan tekanan
darah, konsultasi gejala-gejala penyakit yang mulai muncul), pemberian makanan
yang memenuhi standar nilai gizi.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada masa sekarang ini kenaikan harga susu menjadi topik yang sangat
penting untuk dibahas diberbagai media. Susu formula ini bahkan ada yang
mengalami kenaikan harga hingga 5-7%. Namun demikian masyarakat harus
berusaha untuk memenuhi kebutuhan susu untuk anak walaupun harga susu di
pasaran meningkat. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah hal itu menjadi
beban, bahkan tidak sedikit pula anak yang mengalami gizi buruk. Untuk itu perlu
upaya dari pemerintah untuk memberikan kebijakan tentang harga susu agar dapat
dijangkau masyarakat.
Penelitian mengenai persepsi konsumen terhadap iklan susu anak di
televisi dan pengaruhnya terhadap motivasi pemilihan susu untuk anak sangat
penting dilakukan. Semakin banyaknya produk susu formula yang beredar dan
frekuensi iklan susu formula yang tayang di televisi yang semakin banyak dan
bervariasi mendasari dilakukannya penelitian ini. Iklan susu formula yang
bervariasi ini dikhawatirkan dapat menimbulkan persepsi masyarakat yang
berbeda dan apabila tingkat pengetahuan masyarakat yang kurang dapat
menimbulkan kerugian bagi masyarakat sendiri. Penelitian sebelumnya oleh
Amirudin tahun 2007 tentang promosi susu formula menghambat pemberian ASI
ekslusif pada bayi 6-11 bulan di kelurahan Pa’Baeng Makasar juga menjadi latar
belakang untuk memperkuat perlu diadakan penelitian ini.
Iklan televisi memiliki pengaruh yang besar terhadap tindakan yang akan
dilakukan oleh konsumen. Iklan susu di televisi ini menyajikan informasi yang
dikemas secara menarik untuk mendapatkan perhatian dari konsumen. Oleh
karena itu masyarakat harus selektif dalam memilih produk susu anak, apakah 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
komposisinya sesuai dengan yang dibutuhkan untuk perkembangan bayi atau
tidak. Selain itu juga dilihat dari sisi ekonomisnya, belum tentu harga susu yang
mahal memiliki kualitas yang bagus dibandingkan harga susu yang lebih murah.
Iklan juga harus dipertimbangkan karena tidak semua iklan yang menarik
memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga masyarakat
sendiri yang diharapkan mampu memilih kebutuhan susu yang sesuai untuk anak.
B. Rumusan Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi untuk mengetahui persepsi
konsumen dan pengaruh iklan televisi terhadap pemilihan produk susu anak oleh
para ibu di Posyandu kalurahan Purwodiningratan. Rumusan permasalahannya
adalah :
1. Seperti apa karakteristik iklan susu formula anak di stasiun televisi swasta
pada bulan Januari 2007?
2. Seperti apa karakteristik ibu-ibu anggota Posyandu kelurahan
Purwodiningratan Solo?
3. Sejauh mana pengenalan dan persepsi ibu-ibu anggota Posyandu kelurahan
Purwodiningratan Solo terhadap iklan susu formula anak di televisi?
4. Sejauh mana motivasi dan tindakan yang dilakukan ibu-ibu anggota posyandu
kelurahan Purwodiningratan Solo setelah melihat tayangan iklan susu formula
di televisi?
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Keaslian Penelitian
Sepanjang penelusuran pustaka oleh penulis, penelitian tentang persepsi
konsumen tentang iklan susu formula anak di televisi dan pengaruhnya terhadap
motivasi pemilihan susu anak oleh para ibu di kelurahan Purwodiningratan Solo
belum pernah dilakukan. Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan adalah
oleh (Amirudin, 2007) tentang promosi susu formula menghambat pemberian ASI
eksklusif pada bayi 6-11 bulan di kelurahan Pa’Baeng Makasar tahun 2006.
Penelitian mengenai persepsi konsumen tentang iklan susu anak di televisi
terhadap motivasi pemilihan susu anak berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Penelitian ini membahas seperti apa persepsi konsumen terhadap iklan susu anak
dan sejauh mana iklan televisi ini mempengaruhi terhadap motivasi pemilihan
susu anak oleh para ibu di Posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini secara teoritis bermanfaat untuk mendapatkan informasi
tentang persepsi konsumen tentang iklan susu bayi di televisi dan pengaruhnya
terhadap pemilihan produk susu anak.
2. Manfaat praktis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi konsumen
dalam memilih susu formula anak untuk menunjang kesehatan masyarakat
b. Masyarakat diharapkan mampu secara selektif memilik produk yang tepat
untuk dikonsumsi tanpa terpengaruh iklan di televisi.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui karakteristik iklan susu formula anak di televisi swasta pada bulan
Januari 2007.
2. Mengetahui karakteristik ibu-ibu anggota posyandu kelurahan
Purwodiningratan Solo.
3. Mengetahui sejauh mana pengenalan dan persepsi ibu-ibu anggota posyandu
kelurahan Purwodiningratan Solo terhadap iklan susu formula anak di televisi.
4. Mengetahui sejauh mana iklan susu formula anak di televisi berperan dalam
motivasi dan tindakan dalam pemilihan susu formula oleh ibu-ibu anggota
posyandu kelurahan Purwodiningratan Solo.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi
sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti
yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila
cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu (Azwar, 2005).
Walaupun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh interaksi
individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan
sikap, peranan media massa tidak kecil artinya. Salah satu bentuk informasi
sugestif dalam media massa, yaitu iklan selalu dimanfaatkan dalam dunia usaha
guna meningkatkan penjualan atau memperkenalkan suatu produk baru. Informasi
dalam iklan selalu berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat
menimbulkan pengaruh afektif yang positif (Azwar, 2005).
Dalam penayangan iklan di televisi, informasi-informasi faktual yang
seharusnya disampaikan secara obyektif seringkali dimasuki unsur subyektivitas
baik sengaja maupun tidak. Hal ini dilakukan oleh suatu perusahaan dengan
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membuat tayangan iklan yang menarik, karena merupakan strategi perusahaan
untuk menarik perhatian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Hal ini
seringkali berpengaruh terhadap sikap konsumen yang menyaksikan tayangan
iklan tersebut sehingga dengan hanya menerima berita yang sudah dimasuki unsur
subjektif itu, terbentuklah sikap tertentu, misalnya dengan pengambilan tindakan
membeli.
B. Iklan
Iklan adalah penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk,
merek, perusahaan atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan
biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya. Iklan ditujukan untuk
mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen, evaluasi, perasaan, pengetahuan,
makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek.
Dalam prakteknya iklan telah dianggap sebagai manajemen citra (image
management) yaitu menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak
konsumen. Tujuan pertama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi, tujuan
yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembelian konsumen
(Peter dan Olson, 2000).
Tujuan utama iklan adalah memberikan informasi tentang produk–produk
baru kepada konsumen, tanpa adanya iklan mungkin kita banyak tertinggal oleh
begitu banyaknya produk baru hasil dari perkembangan teknologi. Bagi mereka
yang jarang bepergian untuk berbelanja ataupun jalan-jalan atau sekedar melihat
lihat di pasaran, iklan merupakan sumber informasi bagi mereka. Dengan 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
banyaknya jenis produk yang diiklankan atau dipasarkan tentu saja
perbendaharaan kita tentang produk menjadi semakin banyak (Kusno, 1993).
Selain memberi informasi tentang produk yang memang sangat berguna
bagi konsumen, iklan bermaksud membujuk konsumen agar mau membeli produk
yang diiklankan. Tetapi karena persaingan yang makin ketat yang disebabkan oleh
semakin banyaknya produk baru, seringkali iklan tidak hanya sekedar membujuk
konsumen, tetapi membohongi, mengelabuhi atau bahkan menjerumuskan
(Kusno,1993).
Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media yaitu TV, radio,
cetakan (majalah, surat kabar), papan bilboard, papan tanda dan yang lain.
Walaupun konsumen pada umumnya diekspos pada ratusan iklan setiap hari,
sebagian besar dari pesan yang disampaikan hanya menerima perhatian dan
pemahaman dari konsumen dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu,
adalah suatu tantangan yang besar bagi pemasar untuk mengembangkan pesan
dalam iklan dan memilih media yang dapat mengekspos konsumen, menangkap
perhatian mereka dan menciptakan pemahaman yang tepat (Peter dan Olson,
2000).
C. Peraturan Periklanan
Pemerintah mengeluarkan peraturan tentang periklanan pangan yang
beredar di Indonesia yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari segala
bentuk promosi tentang pangan. Salah satu alasannya adalah karena keprihatinan
yang sangat mendalam mengenai masalah label dan iklan pangan yang seringkali 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memuat keterangan yang membingungkan bahkan menyesatkan konsumen.
Peraturan yang mendukung adalah Peraturan Menteri Kesehatan Repubblik
Indonesia nomor 79/MEN.KES/ PER III/ 1978 tentang Label dan Periklanan
Makanan, pada pasal 34 tentang cara periklanan terdapat pernyataan bahwa
periklanan makanan termasuk iklan pengganti ASI tidak boleh menyesatkan,
mengacaukan dan menim,bulkan penafsiran yang salah tentang asal dan sifat, isi
dan komposisi, mutu dan kegunaan.
Peraturan yang mendukung lainnya adalah Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 240/MenKes/Per/V/1985 tentang Pengganti Air Susu
Ibu. Pada peraturan ini memuat peraturan tentang produksi dan peredaran
pengaanti air susu ibu, label pengganti air susu ibu, dan larangan-larangan.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
386/Menkes/SK/IV/1994 tentang pedoman periklanan obat bebas, obat
tradisional, alat kesehatan, kosmetika, perbekalan kesehatan, rumah tangga dan
makanan minuman juga mengatur peredaran makanan dan minuman termasuk
didalamnya adalah susu. Lampiran empat dalam pedoman periklanan makanan
dan minuman terdapat peraturan khusus tentang iklan susu yaitu:
1. Hasil Olahan Susu
1.1 Iklan susu kental manis , susu skim dan “Filled Milk”, tidak boleh diiklankan untuk bayi (sampai dengan 12 bulan).
1.2 Iklan susu kental manis, susu skim dan “Filled milk” harus mencantumkan spot peringatan yang berbunyi “PERHATIKAN TIDAK COCOK UNTUK BAYI”. Dan jika menggunakan media radio spot tersebut harus dibacakan dengan jelas.
1.3 Iklan susu krim penuh harus mencantumkan spot peringatan “PERHATIKAN TIDAK COCOK UNTUK BAYI BERUMUR DI BAWAH 6 BULAN”.
2. Pengganti Air Susu Ibu (Pasi) atau Susu Bayi atau Infant Formula
Pengganti Air Susu Ibu (Pasi) atau susu bayi atau infant formula dilarang 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipromosikan dan diiklankan dalam bentuk apapun kecuali dalam jurnal kesehatan.
Peraturan yang mendukung promosi susu formula selanjutnya dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan
Iklan Pangan. Peraturan ini diaharapkan menjadi instrumen yang andal yang
mampu menjembatani antara kepentingan produsen dan konsumen untuk
menciptakan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab. Peraturan
mengenai susu formula terdapat pada pasal 47 ayat 4. Pasal-pasal sebelumnya
dalam peraturan ini mengatur tentang Label pada pangan.
Pada pasal 47 ayat 4 yang terdapat dalam peraturan ini terdapat pernyataan:
Iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 (satu) tahun, dilarang dimuat dalam media massa, kecuali dalam media cetak khusus tentang kesehatan, setelah mendapatkan persetujuan Menteri Kesehatan dan dalam iklan yang bersangkutan wajib memuat keterangn bahwa pangan yang bersangkutan bukan pengganti ASI.
Pasal-pasal tentang label pangan memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur
tentang pencantuman keterangan dalam label yang meliputi: nama produk, daftar
bahan yang digunakan, berat bersih, nama perusahaan yang memproduksi,
tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa. Keterangan lainnnya tentang produk juga
dicantumkan yang meliputi: manfaat bagi kesehatan (didukung fakta ilmiah),
pernyataan halal dan lain sebagainya seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah
nomor 69 tahun 1999.
D. Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan.
Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melalui alat penerima yaitu alat indera. Stimulus diteruskan oleh syaraf ke otak
sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi
(Walgito, 1978). Persepsi ini menimbulkan seorang individu dapat menyadari dan,
dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga
tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Dalam diri individu, seperti
perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain
yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain :
perhatian, faktor-faktor fungsional dan faktor-faktor struktural.
1. Perhatian
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangakaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi
bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan
mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain (Rakhmat,
2000). Hal-hal yang mempengaruhi perhatian seseorang dapat dilihat dari faktor
internal dan faktor eksternal (Rukminto,1994). Faktor internal merupakan faktor
yang ada dalam diri individu sendiri yang akan mempengaruhi individu dalam
mengadakan persepsi. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi individu dalam
mengadakan persepsi adalah faktor stimulus dan faktor lingkungan dimana
persepsi ini berlangsung.
a. Faktor internal yang mempengaruhi perhatian :
1) Motif dan kebutuhan
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Preparatory set (kesiapan seseorang untuk merespon terhadap suatu input
sensori tertentu, tetapi tidak pada input yang lain).
3) Minat
b. Faktor eksternal
1) Intensitas dan ukuran (intensity and size), misalnya semakin besar iklan di
suatu surat kabar semakin menarik perhatian seseorang
2) Kontras dan hal-hal yang baru (contrast and novelty), misalnya suatu bentuk
yang dimunculkan pada suatu latar belakang (yang sangat kontras dengan latar
belakangnya) akan dapat lebih menarik perhatian seseorang.
3) Pengulangan (repetition), pengulangan dapat mempengaruhi munculnya
perhatian misalnya pada dunia iklan pesan yang sama diberikan secara
berulang-ulang agar menarik perhatian seseorang.
4) Gerakan (movement), suatu gerak juga akan menarik perhatian seseorang,
karena itu dalam dunia periklanan, iklan yang bergerak realatif lebih efekif
dibanding dengan iklan yang tidak bergerak.
2. Faktor-faktor fungsional
Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan
hal-hal yang lainnya. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli,
tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu (Rakhmat,
2000).
3. Faktor-faktor struktural
Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek
saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu (Rakhmat, 2000). Faktor-14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
faktor struktural ini mempunyai makna bahwa bila seseorang mempersepsi
sesuatu, maka orang tersebut mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan
(perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka acuan dan aspek-aspek
lainnya).
Persepsi individu dalam melihat suatu objek berawal dari stimulus yang
diterima oleh alat indera, stimulus yang mengenai individu ini kemudian
diorganisasikan, diinterprestasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang
diinderakan. Persepi individu terhadap objek ini meliputi sikap individu melihat
objek dihadapannya, yang akan menimbulkan penilaian mengenai objek tersebut,
selanjutnya menimbulkan pendapat terhadap suatu objek. Proses tersebut
selanjutnya akan menimbulkan individu untuk mengambil tindakan terhadap
objek tersebut.
E. Motivasi
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai daya gerak dari dalam
dirinya sendiri, hal inilah yang disebut dengan motivasi. Sedangkan seluruh
aktifitas mental yang dirasakan atau dialami dan memberikan kondisi hingga
terjadinya perilaku dikatakan sebagai motif. Selain itu ada pula yang menganggap
bahwa motif adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga bagi
munculnya suatu tingkah laku tertentu. Kedua pengertian mengenai motif di atas
adalah pengertian yang saling melengkapi mengenai keberadaan motif dalam
kaitan dengan terbentuknya perilaku tertentu (Rukminto, 1994).
Motif sosial merupakan motif yang timbul dalam diri manusia untuk 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya.
Motif yang timbul pada diri individu ini timbul karena adanya kebutuhan.
Kebutuhan dapat dipandang sebagai kekurangan adanya sesuatu, dan ini menuntut
segera pemenuhannya, untuk segera mendapat keseimbangan. Situasi kekurangan
ini berfungsi sebagai suatu kekuatan atau dorongan alasan, sehingga seseorang
bertindak untuk memenuhi kebutuhan (Ahmadi, 1991). Proses terjadinya perilaku
seperti gambar di bawah ini:
Gambar 1. Skema proses terjadinya perilaku (Ahmadi, 1991)
Berdasarkan proses terjadinya perilaku seperti yang tersebut diatas
penelitian ini sesuai dengan proses yang terjadi yaitu adanya kebutuhan, motif,
dan perilaku. Kebutuhan yang ada pada penelitian ini adalah kebutuhan
pemenuhan susu untuk anak. Motifnya adalah pertumbuhan dan perkembangan
anak yang optimal. Sedangkan perilaku yang terjadi adalah pemenuhan untuk
membeli atau menyediakan susu tersebut. Selain hal utama yang tersebut diatas
pada penelitian ini objek yang diteliti adalah iklan susu anak di televisi.
Pada iklan susu anak di televisi ini juga terjadi proses seperti yang tersebut
diatas. Kebutuhan yang mendasari responden adalah pemilihan susu formula yang
tepat untuk anak. Motifnya adalah konsumen mendapatkan susu yang tepat. Oleh
karena itu diperlukan wawasan yang luas mengenai informasi produk susu anak
sebagai pertimbangan untuk memilih susu yang tepat. Perilaku yang terjadi adalah
pemenuhan kebutuhan dengan membeli atau menyediakan susu untuk anak
kebutuhan motif perilaku
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
setelah mendapat informasi yang tepat. Pada gambar dibawah ini dijelaskan
tentang mekanisme terjadinya motivasi dan tindakan setelah melihat tayangan
iklan di televisi adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Mekanisme terjadinya motivasi dan tindakan setelah melihat tayangan iklan.
F. Sikap dan Perilaku
Perilaku manusia (human behavior) merupakan reaksi yang dapat bersifat
sederhana maupun bersifat komplek. Salah satu karakteristik reaksi perilaku
manusia yang menarik adalah sifat diferensialnya. Maksudnya, satu stimulus
dapat menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus
yang berbeda dapat menimbulkan satu respon yang sama (Azwar, 1995).
Karakteristik individu meliputi beberapa variabel seperti motif, nilai-nilai,
sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian
berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku.
Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan
kadang-kadang lebih besar daripada karakteristik individu (Azwar, 1995).
Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui kontak
sosial yang terus menerus antara individu dengan individu-individu lain
disekitarnya. Dalam hubungan ini faktor-faktor yang yang mempengaruhi
Iklan Perhatian Fokus pada informasi yang berkaitan dengan produk Pemahaman Pemikiran yang lebih dalam tentang ciri –ciri dan konsekuensi
produk
Persuasi
• Kepercayaan produk
• Sikap terhadap iklan
• Keinginan membeli
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbentuknya sikap adalah:
1. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu, misalnya
selektifitas. Penyeleksian diperlukan karena rangsang yang datang dari luar
(lingkungan) tidak dapat seluruhnya diserap individu, oleh karena itu seseorang
harus memilih rangsang mana yang akan diperdalam dan
rangsang-rangsang mana yang tidak ingin diperdalam (Rukminto, 1994).
2. Faktor ekstern yang mempengaruhi terbentuknya sikap:
a. Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap.
b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.
c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.
d. Media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan sikap.
e. Situasi pada saat sikap dibentuk.
Tayangan iklan di televisi juga dapat memberikan pengaruh perubahan
sikap bagi seseorang yang melihatnya. Faktor-faktor yang dominan yang
mempengaruhi perubahan sikap yaitu:
1. Sumber pesan
Dalam upaya mengubah sikap seseorang, pihak yang menyampaikan pesan
mempunyai peranan penting.
a. Kredibilitas
Pesan yang disampaikan oleh seseorang atau perusahaan yang mempunyai
kredibilitas tinggi di masyarakat biasanya mempengaruhi minat dan perhatian
penerima pesan serta dapat mempengaruhi pula sikap seseorang terhadap pesan
tersebut. Misalnnya : industri yang terkenal, para ahli kesehatan seperti dokter dan 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lainnya.
b. Keatraktifan
Untuk iklan-iklan komersial, keatraktifan dari pembawa pesan tersebut
menjadi hal penting untuk menarik minat masyarakat. Sehingga tidak jarang figur
publik seperti artis yang terkenal diminta perusahaan untuk membawakan iklan,
meskipun figur publik itu sendirti mungkin tidak mengenakan produk tersebut.
2. Isi pesan
Isi pesan yang disampaikan dalam iklan komersial biasanya berisikan sugesti
sehingga dapat menarik minat dan perhatian responden.
3. Penerima pesan
a. Kemudahan untuk dipengaruhi
Perusahaan berusaha membuat ikaln semenarik mungkin agar mendapat perhatian
dari mayarakat, sehingga masyarakat akan mempertimbangkan dan mungkin
akan memutuskan membeli.
b. Interprestasi dan seleksi
Kemampuan suatu pesan utnuk mempengaruhi sasaran, asangat bergantung pada
interprestasi dan seleksi terhadap pesan yang masuk, sehingga informasi yang
diberikan seharusya diberikan sesuai taraf kemampuan menginterprestasi
informasi dari kelompok sasaran.
Hal-hal tersebut diatas merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perubahan sikap seseorang terhadap pesan yang disampaikan, dalam hal ini adalah
iklan di televisi. Oleh karena itu perusahaan yang membuat tayangan iklan perlu
memperhatikan hal-hal tersebut diatas dan masyarakat diharapkan lebih selektif. 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Susu
Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar- kelenjar susu (mamae),
baik dari binatang maupun dari buah dada seorang ibu. Air susu ibu biasa dikenal
dengan ASI sedangkan susu hewan atau susu tiruan sebagai pengganti susu ibu
disebut Pengganti Air Susu Ibu atau PASI pada umumnya adalah air susu dari
berbagai ternak, misalnya sapi, kerbau, kambing dan ada pula yang
mempergunakan air susu unta atau kuda.
Susu sapi maupun ASI mengandung gula khusus yang disebut laktosa.
Jenis gula ini hanya terdapat di dalam susu. Banyak bayi dan orang dewasa yang
tidak tahan terhadap laktosa ini. Pada saluran pencernaan, laktosa dipecah
menghasilkan glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Pada sebagian bayi dan
orang dewasa terdapat kelainan bawaan, dimana sekresi laktase tidak mencukupi
atau tidak dihasilkan sama sekali. Maka laktosa tidak dapat dicerna dan zat ini
dalam konsentrasi besar bersifat sebagai laksans (urus-urus) sehingga terjadi
diarrhoea. Kondisi ini disebut lactoce intolerance dan dikatakan terdapat pada
sebagian besar orang- orang dari bangsa berwarna. Terapi kondisi ini adalah
dengan memberikan susu rendah laktosa (LLM-low lactose milk) atau dengan
menggantikan susu oleh susu tiruan yang dibuat dari kacang kedelai (soya bean
milk). Mereka yang menderita lactose intolerance ini tidak tahan terhadap
konsumsi laktosa seumur hidupnya (Sediaoetama, 2005).
Terdapat berbagai jenis modifikasi susu yang diperdagangkan diantaranya
adalah:
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Susu segar
Susu sapi segar adalah hasil pemerasan sapi secara langsung, tanpa
ditambah zat-zat lain ataupun mengalami pengolahan. Susu ini tidak begitu manis
dan mengandung protein kira-kira tiga kali konsentrasinya dalam ASI. Karena itu
untuk menyesuaikan dengan kondisi bayi, susu sapi dapat diencerkan dengan air
matang sebanyak tiga kali volume air susu tersebut. Kadar protein menjadi sesuai
dengan ASI, tetapi zat-zat gizi lainya termasuk kandungan enersi menjadi terlalu
rendah (Sediaoetama, 2005).
2. Susu Asam
Susu segar ada yang diolah dengan diasamkan mempergunakan bakteri
Lactobacillus spp. Ada pendapat bahwa kondisi asam ini menghambat
pertumbuhan bakteri-bakteri pembusuk di dalam rongga usus sehingga produk
pembusukan yang lebih merugikan konsumen (terutama bayi) dapat dihindarkan
atau setidak tidaknya dihambat. Untuk orang dewasa susu asam terdapat dalam
bentuk yogurt (Sediaoetama, 2005).
3. Susu Skim
Susu ini sebenarnya limbah produksi mentega, setelah lemak dalam susu
tersebut diambil untuk dijadikan mentega. Susu skim mengandung enersi lebih
rendah, karena diambil lemaknya tersebut. Jenis susu ini masih baik dikonsumsi
sebagai suplemen protein, yang masih tetap berkualitas baik dan bahkan
konsentrasinya meningkat dengan dikurangkan lemak tersebut. Kerugian dari susu
skim ini ialah kurang vitamin-vitamin yang larut lemak terutama vitamin A dan
vitamin D (Sediaoetama, 2005).
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Susu Bubuk
Susu bubuk terjadi dengan mengeringkan susu sehingga tertinggal
komponen padat dari susu tersebut. Karena komposisi padat ini merupakan sekitar
14% dari susu asalnya, maka rekonstitusi menjadi susu cair kembali dengan
menambah air matang sebanyak tujuh kali sebanyak susu bubuknya (100/14 bag).
Pada proses pengeringan ini terjadi perubahan atau kerusakan pada
beberapa zat gizi komponennya, diantaranya vitamin A dan beberapa vitamin B
kompleks. Karena itu pada susu bubuk ditambahkan berbagai zat gizi yang rusak
atau berkurang ini (Sediaoetama, 2005).
5. Susu kental manis
Susu ini biasanya dikemas dalam kaleng dan dihasilkan dengan
menguapkan sebagian airnya dari susu segar. Sebagai alat preservasi ditambahkan
gula sehingga susu ini terlalu manis dan mengandung enersi sangat tinggi. Susu
ini tidak baik diberikan kepada bayi, tetapi masih dapat dikonsumsi oleh anak
yang telah besar dan orang dewasa. Karena sangat manis biasanya susu ini dipakai
sebagai campuran dalam air kopi, air teh atau air coklat. Susu kental manis lebih
tahan bila telah dibuka kalengnya dibanding dengan jenis susu yang lain, karena
adanya gula kadar tinggi tersebut. Meskipun demikian sebaiknya susu ini jangan
terlalu lama dibiarkan setelah dibuka kalengnya, karena lama-lama akan terjadi
kerusakan atau pembusukan (Sediaoetama, 2005).
6. Susu kaleng tanpa perubahan atau penambahan zat lain
Susu ini komposisinya sama dengan susu segar, hanya mengalami
pensterilan sebelum dikalengkan, untuk memperpanjang daya tahan dengan 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghindarkan pertumbuhan berbagai jenis bakteri pembusuk dan yang
menyebabkan fermentasi. Susu demikian harus segera dihabiskan, jangan
dibiarkan di udara terbuka, karena akan cepat menjadi rusak. Proses yang dialami
susu ini dibawah 1000C, beberapa kali, diselingi dengan mendinginkan pada suhu
kamar. Dengan cara demikian diharapkan bakteri aktif dibunuh dan pada waktu
didinginkan sporanya berubah menjadi bakteri aktif yang kemudian dibunuh juga
sehingga bakteri dan spora yang di dalam air susu asalnya menjadi mati semua
(Sediaoetama, 2005).
Berbagai proses yang dialami oleh susu sebelum dikalengkan dan
diperdagangkan bertujuan untuk meningkatkan kualitas susu terutama untuk
dikonsumsi anak-anak dan bayi agar sesuai dengan kandungan yang terdapat
seperti dalam ASI. Pengganti ASI ini salah satunya adalah susu formula yang
didesain semirip mungkin dengan ASI.
Susu formula anak adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang
diberikan pada bayi dan anak-anak. Susu formula ini berfungsi sebagai pengganti
ASI. Susu formula memiliki peranan penting dalam makanan bayi karena
seringkali bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Komposisi susu
formula yang diperdagangkan dikontrol dengan hati-hati, salah satunya adalah
FDA (Food and Drug Assosiation atau Badan Pengawas Obat dan Makanan
Amerika) yang mensyaratkan bahwa produk susu formula untuk anak harus
memenuhi standar ketat tertentu (Roewijoko, 2006).
Komposisi susu berdasarkan asalnya dibedakan menjadi dua yaitu
hewani contohnya adalah susu sapi dan susu yang diolah dari bahan nabati seperti 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
susu kedelai. Susu formula dibentuk dari komponen pembentuk susu hewani
maupun nabati dengan penambahan nutrient. Susu formula harus mencukupi
zat-zat dasar yang diperlukan tubuh yaitu mengandung air, protein, lemak
karbohidrat, vitamin dan mineral. Bahkan susu formula yang beredar dipasaran
tidak jarang terdapat penambahan zat-zat penting semisal DHA dan AA.
Penambahan zat penting ini dimaksudkan agar kandungan komposisi susu
formula mirip dengan kandungan ASI.
Susu formula yang berasal dari hewani lebih dianjurkan daripada susu
nabati. Hal ini dikarenakan susu formula yang berasal dari hewani memiliki rasa
yang lebih enak, produknya mudah didapat, harganya terjangkau dan memiliki
kandungan yang hampir sama dengan ASI. Sebaliknya, susu nabati yang biasanya
berasal dari kacang kedelai ini kurang disukai bayi karena rasa dan aromanya
yang kurang enak(Roewijoko, 2006). Oleh karena itu sebagian besar susu formula
terbuat dari susu sapi dengan penyesuaian kandungan yang hampir mirip dengan
ASI.
Tabel I. Perbandingan Kandungan ASI dan susu sapi
Komposisi Air Susu Manusia Air Susu Sapi
Air (%) 87,6 87,2
Total Protein (%) 0,9 3,3
Kasein : whey 40 : 60 76 : 24
Primary whey - laktoglobulin – laktoglobulin
Protein Laktoferin imonoglobulin A -
3,8 3,8
< jenuh > jenuh
Lemak (%)
Rantai asam lemak > pendek Asam lemak rantai panjang
Laktose (%) 7,0 4,8
NPN (%) total N 25 6
Ca (%) 0,034 0,126
P (%) 0,016 0,099
Na (%) 0,015 0,058
Vitamin A (µ g/dl) 53 34
Asam Nikotinik (B2) (µg/dl) 172 85
Vitamin C (µ g/dl) 4,3 1,8
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai gizi yang terkandung dalam air susu sapi lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai gizi ASI. Nilai gizi ASI yang lebih rendah ini bukan jaminan bahwa air susu
sapi lebih unggul, karena dalam ASI mengandung zat antibodi yang tidak terdapat
dalam air susu sapi.
Tabel diatas membandingkan rata-rata nilai ASI dan air susu sapi dan
melukiskan perbedaan utama dalam konsentrasi protein (komposisinya) dan
seterusnya. Dalam preparasi formula bayi, air susu sapi diencerkan menjadi
sepertiga kali agar konsentrasi proteinnya mendekati ASI, demikian juga kadar
mineralnya (Ca,P,Na) tetapi menyebabkan laktose dan vitamin lebih besar
perbedaannya (Linder,1992). Setiap komponen susu seperti yang tersebut diatas
memiliki peran yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
Susu formula sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak, oleh karena itu perlu pemilihan susu yang tepat. Karena
pemilihan susu yang tidak tepat dapat mengakibatkan gangguan beberapa fungsi
organ tubuh seperti diare, alergi, batuk dan sebagainya. Gangguan sistem tubuh
ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak serta
mempengaruhi dan memperberat perilaku anak (Judarwanto, 2006).
H. Asam Dokosaheksanoat dan Asam Arakhidonat
Susu formula yang beredar biasanya terdapat zat-zat tambahan yang
penting yaitu DHA dan AA. Asam dokosaheksanoat (DHA) merupakan asam
lemak tak jenuh rantai panjang yang juga dikenal masyarakat sebagai omega-3.
Berdasarkan penelitian komponen utama jaringan otak terdiri atas DHA dan AA 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(asam arakhidonat). Sejumlah besar DHA ini terdapat dalam retina mata. DHA
dan AA ini diperlukan untuk perkembangan otak dan ketajaman penglihatan.
DHA dan AA ini terbentuk lewat proses sintesis biokimia dengan bantuan enzim
yang tersedia dalam sisitem saraf pusat dan hati. DHA dan AA ini merupakan
komponen struktural yang penting pada otak dan retina, asam lemak tak jenuh
ganda terutama terdapat pada fosfolipid membran yang berperan penting dalam
sifat-sifat fisik dan juga fungsi membran. Yaitu berkembang dalam perkembangan
saraf bayi.
Berdasarkan penelitian oleh para ahli bayi yang mendapat susu formula
dengan penambahan DHA menunjukkan tampilan yang lebih baik dibandingkan
bayi dengan diet formula standar. Demikian juga dengan kadar DHA dan AA
dalam sirkulasi lemak dan fosfolipid erithrosit juga lebih tinggi pada kelompok
ASI dan kelompok bayi dengan susu formula+DHA. Dengan penelitian dapat
ditarik kesimpulan bahwa susu formula dengan tambahan DHA memberikan
keuntungan bagi perkembangan saraf bayi (Gsianturi,2001)..
Pada penelitian lain DHA juga berperan dalam fungsi saraf alur
penglihatan. Hal ini berdasarkan penelitian profil asam lemak pada erithrosit dan
hubungannya dengan maturitas alur penglihatan dari VEP (Visual Evoked
Potential). VEP adalah tes ketajaman penglihatan yang digunakan untuk
mengevaluasi keutuhan saraf pada alur retina ke cortex visual primer dan
kemampuan bayi untuk melihat dan memberi respon motorik jika dirangsang
secara visual (Gsianturi,2001).
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada dasarnya ASI secara alami memproduksi DHA, sehinga pada bayi
sumber DHA yang tidak terkalahkan adalah air susu ibu. Penambahan DHA pada
berbagai susu formula dan makanan pada anak-anak sebenarnya adalah upaya
industri untuk sedapat mungkin mendekati kualitas ASI.
DHA tidak selamanya menguntungkan, karena DHA mempunyai efek
samping pendarahan dan gangguan sistem kekebalan. Menurut (Nasar, 2001)
asupan DHA berlebihan bisa membuat darah makin encer. Akibatnya anak akan
mudah mengalami pendarahan dan sistem kekebalan menurun. Kelebihan DHA
akan mengganggu kerja enzim desaturase dan elongase. Dalam kondisi normal,
dua enzim ini mengubah lemak menjadi asam linoleat dan asam alfa linoleat. Dua
asam inilah yang memprodukasi DHA dan asam arakidonat. Kelebihan DHA akan
merangsang produksi prostaglandin yang mengencerkan darah dan memperlebar
pembuluh darah. Selain itu AA merangsang produksi trombosit yang membuat
darah mengental dan mempersempit pembuluh darah. Berhubung kelebihan DHA,
enzim mengurangi produksi DHAnya, otomatis AA pun ikut berkurang.
Akibatnya trombosit didalam berkurang maka darah akan lambat membeku
(Gsianturi,2001).
I. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan dua proses utama yang
terjadi pada anak. Anak yang tergolong sehat memiliki pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Pertumbuhan dan perkembangan anak ini sangat
penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yakni pada saat 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
prasekolah, sekolah, akil balik dan remaja. Oleh karena itu diperlukan kesehatan
dan gizi yang optimal untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat didefinisikan seperti di bawah ini:
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam hal ini adalah bertambahnya ukuran fisik anak.
Pertumbuhan dinilai dengan pengukuran tinggi dan berat badan, lingkar kepala,
ketebalan lipat kulit dan lain-lain (Speirs, 1992).
a. Bayi
Setelah lahir kecepatan pertumbuhan paling pesat selama tahun pertama. Pada
kegiatan di posyandu dilakukan pencatatan tinggi dan berat badan anak pada
Kartu Menuju Sehat (KMS).
b. Anak kecil
Panjang anggota gerak bertambah sehubungan dengan panjang badan. Anak yang
normal akan terus tumbuh dengan kecepatan kira-kira 2 kg per tahun pada
kelompok usia ini (Speirs, 1992).
c. Anak sekolah
Berat badan terus bertambah dengan kecepatan kira-kira 2-3 kg per tahun dan
tinggi badan 5-6 cm per tahun (Speirs, 1992).
2. Perkembangan
Perkembangan merupakan kemajuan tingkah laku dan kematangan
emosional dan sosial. Perkembangan ditandai dengan perkembangan di daerah
aktivitas sosial, pendengaran dan bahasa, motorik kasar dan motorik halus.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1993) ciri anak sehat adalah:
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Tumbuh dengan baik, yang dapat dilihat dari naiknya berat dan tinggi badan
secara teratur dan proporsional.
b. Tingkat perkembanganya sesuai dengan tingkat umurnya.
c. Tampak aktif, gesit dan gembira.
d. Mata bersih dan bersinar.
e. Nafsu makan baik.
f. Bibir dan lidah tampak segar.
g. Pernafasan tidak berbau.
h. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering
i. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan (Santoso dan Ranti, 1999).
Jika ciri-ciri tersebut telah dimiliki oleh anak, maka pertumbuhan dan
perkembangan anak biasanya dapat dikatakan wajar atau normal.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat non eksperimental. Jenis penelitian ini adalah
merupakan penelitian observasional yang pengamatannya dilakukan terhadap
sejumlah variabel subjek menurut keadaan apa adanya, tanpa adanya manipulasi
atau intervensi dari peneliti (Pratiknya, 1986). Rancangan penelitian yang
digunakan adalah deskriptif. Ranc