• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN ILIMIAH (SCIENTIFIC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN ILIMIAH (SCIENTIFIC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

฀ENERA฀AN MODEL ฀EMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN ฀ENDEKATAN ILIMIAH (฀CIENTIFIC)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAM฀UAN BER฀IKIR KRITIS SISWA

Oleh : Eva Cronica Sister

NIM 409111028

฀rogram Studi ฀endidiean Matematiea

SKRI฀SI

Diajuean Untue Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ฀endidiean

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ฀ENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Ilimiah (Scientific) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Nama Mahasiswa : Eva Cronica Sister

NIM : 409111028

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Matematika

Mengetahui:

(3)

฀ENERA฀AN MODEL ฀EMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN ฀ENDEKATAN ILIMIAH (฀CIENTIFIC)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAM฀UAN BER฀IKIR KRITIS SISWA

Eva Cronica Sister (NIM. 409111028)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi trigonometri melalui penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilimiah (฀cientific) di kelas XI IPA2 SMA Swasta Raksana Medan tahun ajaran 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini adalah ฀8 siswa kelas XI IPA2 SMA Swasta Raksana Medan dan objek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilimiah (฀cientific). Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibagi dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah jika ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 80% dan ketuntasan belajar siswa secara individual ≥ 75 pada aspek analisis, sintesis, dan pemecahan masalah dan ≥ 55 pada aspek menarik kesimpulan.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa siswa mengalami peningkatan pada setiap aspek berpikir kritis setelah siklus II dilaksanakan. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilimiah (฀cientific) menunjukkan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada aspek analisis sebesar 97,4% siswa dengan kategori sangat baik, pada aspek sintesis sebesar 81,6% siswa dengan kategori baik, pada aspek pemecahan masalah sebesar 5,฀% siswa dengan kategori buruk, dan pada aspek menarik kesimpulan sebesar 10,5% siswa dengan kategori buruk. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh peningkatan banyak siswa yang memahami aspek analisis menjadi 100% dengan kategori sangat baik, pada aspek sintesis meningkat menjadi 94,7% dengan kategori sangat baik, pada aspek pemecahan masalah meningkat menjadi 84,2% dengan kategori baik, dan pada aspek menarik kesimpulan meningkat menjadi 97,4% dengan kategori sangat baik. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I, diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru termasuk kedalam kategori sangat baik atau 86,1 dan meningkat menjadi sangat baik atau 88,19 pada siklus II, serta hasil observasi kegiatan siswa termasuk kedalam kategori kurang atau 6฀,75 dan meningkat menjadi baik atau 78,12 pada siklus II.

(4)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 13

Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan pendekatan ilimiah (Scientific) 16

Tabel 3.1. Indikator Kinerja 32

Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis 32

Tabel 3.3. Pedoman untuk melihat Aktivitas Guru dan Siswa 34

Tabel 4.1. Persentase Siswa yang Mampu Mengerjakan Tes

Diagnostik dengan Benar 35

Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Memahami Aspek

Analisis pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 37

Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek

Sintesis pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 38

Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek

Pemecahan Masalah pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 38

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek

Menarik Kesimpulan pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 39

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Memahami Aspek

Analisis pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 44

Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek

Sintesis pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 45

Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek

Pemecahan Masalah Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 45

Tabel 4.9. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek

Menarik Kesimpulan Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 45

Tabel 4.10. Perbandingan Hasil Tingkat Kemampuan Setiap Aspek Berpikir Kritis Siswa Yang Mengacu Pada Tes Diagnostik

(5)

ix

Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Tingkat Kemampuan Setiap Aspek Berpikir Kritis Siswa Yang Mengacu Pada Tes Diagnostik,

TKBKI, dan TKBK II 50

Tabel 4.12. Perbandingan Hasil Tingkat Kemampuan Setiap Aspek Berpikir Kritis Siswa Yang Mengacu Pada Tes Diagnostik

(6)

฀฀

฀AFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran ฀ Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran I (Siklus I) 62 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran II (Siklus I) 70 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran I (Siklus II) 75 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran II(Siklus II) 82 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I (Siklus I) 89 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II (Siklus I) 90 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I (Siklus II) 9฀ Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II (Siklus II) 93

Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Diagnostik 94

Lampiran ฀0 Tes Diagnostik 95

Lampiran ฀฀ Rubrik Jawaban Tes Diagnostik 97

Lampiran ฀2 Tabulasi Tes Diagnostik ฀06

Lampiran ฀3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I ฀08 Lampiran ฀4 Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I ฀09

Lampiran ฀5 Tes Kemampuan Berpikir Kritis I ฀฀0

Lampiran ฀6 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis I ฀฀3 Lampiran ฀7 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kritis I ฀2฀

Lampiran ฀8 Analisis Data TKBK I perAspek KBK ฀23

Lampiran ฀9 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II ฀24 Lampiran 20 Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II ฀25

Lampiran 2฀ Tes Kemampuan Berpikir Kritis I ฀26

Lampiran 22 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis I ฀29 Lampiran 23 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kritis II ฀35

Lampiran 24 Analisis Data TKBK II perAspek KBK ฀37

Lampiran 25 Lembar Observasi Guru I (Siklus I) ฀38

Lampiran 26 Lembar Observasi Guru II (Siklus I) ฀40

Lampiran 27 Hasil Observasi Guru Siklus I ฀42

(7)

฀2

Lampiran 29 Lembar Observasi Guru II (Siklus II) ฀45

Lampiran 30 Hasil Observasi Guru Siklus II ฀47

Lampiran 3฀ Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa I (Siklus I) ฀48 Lampiran 32 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa II (Siklus I) ฀50 Lampiran 33 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ฀52 Lampiran 34 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa I (Siklus II) ฀53 Lampiran 35 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa II (Siklus II) ฀55 Lampiran 36 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ฀57

(8)

฀A฀ I PENDAHULUAN

1.1 Latar ฀elakang

Pelajar hari ini, sebagai pemimpin atau ilmuwan di masa depan perlu dipersiapkan dengan membiasakan mereka melakukan kebiasaan berpikir kritis. Mereka perlu dipersiapkan dalam menghadapi tantangan dan persoalan yang semakin kompleks di masa depan. Masalah-masalah akan menjadi sangat banyak dan sangat rumit, oleh sebab itu pembelajaran semestinya memberikan kesempatan kepada pelajar untuk berpikir kritis agar mereka tumbuh dan berkembang dan mampu menghadapi berbagai tantangan. Hal ini didukung Johnson (Hidayat 20฀2:฀) bahwa:

Berpikir kritis dan kreatif memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi berjuta tantangan dengan cara terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang permasalahan yang dipandang relatif baru.

Dalam proses pembelajaran sebenarnya siswa dilatih untuk mempunyai kemampuan berpikir kritis. Salah satunya melalui mata pelajaran matematika. Seperti yang disebutkan dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, mata pelajaran matematika (Peraturan menteri Pendidikan nasional nomor 22 Tahun 2006, tanggal 23 Mei 2006 tentang standart isi) bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis maupun kerjasama.

Menanamkan kebiasan berpikir kritis bagi siswa perlu dilakukan agar mereka dapat mencermati berbagai persoalan yang setiap saat akan hadir dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka akan tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan, mampu menyelesaikannya dengan tepat, dan mampu mengaplikasikan materi pengetahuan yang diperoleh di bangku sekolah dalam berbagai situasi berbeda dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Namun kenyataannya, banyak siswa yang kemampuan berpikir kritisnya dalam pelajaran matematika rendah. Ini dapat dilihat dari tes diagnostik yang

(9)

2

peneliti lakukan pada Januari 20฀3 di kelas X-3 SMA Swasta Raksana Medan pada Tahun Pembelajaran 20฀3/20฀4 dengan jumlah 38 siswa. Dari hasil tes diagnostik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, peneliti mendapatkan bahwa tingkat kemampuan dalam menganalisis soal 39,47%, mensintesis ฀8,42%, memecahkan masalah hanya 2,63% dan dalam menarik kesimpulan 0%.

Menurut data di atas, ternyata masih banyak siswa yang kemampuan berpikir kritisnya masih kurang. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang masih kurang tingkat kecerdasannya atau sikap dan minat peserta didik yang kurang dalam pembelajaran matematika. Sedangkan faktor eksternal yang merupakan faktor dari luar seperti guru dan pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru, sehingga banyak siswa yang pasif.

Mencermati pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika, maka perlu adanya upaya inovatif untuk dapat memecahkan permasalahan tersebut. Salah satu solusi yang dipandang mampu menyelesaikan permasalahan tersebut ialah mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilimiah (฀cientific approach).

Dengan penerapan pembelajaran ini pada materi ajar trigonometri diharapkan siswa dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep, mengetahui cara membuktikan suatu rumus atau teorema, dan dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya. Selain itu, siswa akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dan lingkungan alam sekitar. Diharapkan dengan adanya kesadaran seperti ini, mereka terdorong untuk mempelajari matematika lebih lanjut.

(10)

3

dengan Pendekatan Iltmtah (฀cientific) untuk Mentngkatkan Kemampuan ฀erptktr Krttts Stswa.

1.2 Identtftkast Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang diidentifikasi adalah:

฀. Kemampuan berpikir kritis matematika siswa masih rendah.

2. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang melibatkan siswa sehingga siswa cenderung pasif selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Metode mengajar yang digunakan guru belum mampu untuk

mengembangkan kemampuan kritis belajar matematika siswa.

1.3 ฀atasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas maka perlu adanya batasan masalah demi tercapai tujuan yang diinginkan. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: kemampuan berpikir kritis siswa yang masih rendah dan metode mengajar yang digunakan guru belum mampu untuk mengembangkan kemampuan kritis belajar matematika siswa.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

฀. Apakah Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Ilimiah (Scientific) dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas XI IPA2 SMA Swasta Raksana T.A 20฀4/20฀5?

2. Bagaimana pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilimiah (฀cientific) pada materi trigonometri di kelas XI IPA2 SMA Swasta Raksana T.A 20฀4/20฀5?

(11)

4

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan kemampuan berpikir kritis matematika siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilimiah (Scientific) diterapkan pada pokok bahasan Trignometri di kelas XI IPA2 SMA Swasta Raksana Medan Tahun Pembelajaran 20฀4/20฀5. 1.6 Manfaat Peneltttan

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

฀. Bagi guru, menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilimiah (Scientific) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Bagi siswa agar lebih termotivasi untuk membangun pengetahuannya secara kritis, logis dan kreatif.

3. Bagi peneliti menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan model pembelajaran ketika menjadi guru nantinya.

(12)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :

1. Penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilimiah

(scientific) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada

materi trigonometri di kelas XI IPA2 SMA Swasta Raksana Medan

Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Selain menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan

pendekatan ilimiah (scientific) adapun upaya tambahan yang dilakukan

peneliti adalah memberi contoh soal-soal yang lebih banyak dalam

menyelesaikan soal-soal berpikir kritis.

5.2.Saran

Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Kepada guru, khusunya guru matematika yang ingin meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematika siswa pada materi trigonometri

dapat menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan

pendekatan ilimiah (scientific).

2. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat peneliitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran berbasis

masalah dengan pendekatan ilimiah (scientific) pada materi ajar

trigonometri ataupun materi ajar yang lain.

(13)

60

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Arief., (2007), Memahami Berfikir Kritis: http://researchengines.com/1007arief3. html (accesed September 20013).

Admin., (2009), http://repository.upi.edu/579/4/SMTK060553CHAPTER1.pdf. (accesed November 2013).

Admin., (2011), (http://www.ras-eko.com/2011/05/pembelajaranberbasismasalah. html (accesed September 2013).

Afsah, Tini., (2012), Kemampuan Berfikir Kritis dan Komunikasi Matematis antara Siswa yang diberi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Square dengan Think–Pair-Share , Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

Afdah, dkk., (2009), Tugas Kelompok Teori-teori belajar dalam Pembelajaran Matematka. 3:10

Aksin, Nur., Ngapiningsih. Azizh, Nurul., (2010), Matematika Program Ilmu Pengetahuan Alam, Intan Pariwara, Klaten.

Atsnan, dan Rahmita., (2013), Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Matematika Smp Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan), Prosiding 9 November 2013.

Depdiknas., (2006), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.

Ficher, Alec., (2009), Berfikir Kritis Sebuah Pengantar, Erlangga, Jakarta.

Gulo, W., (2011), Strategi Belajar-Mengajar, Grasindo, Jakarta.

Hidayat, Wahyu., (2012), Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa SMA melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW), Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, M-10.

Indarsih., Kartini., Suprapto., Setiyadi, Untung., (2008), Matematika Kontekstul

Plus Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam, Intan Pariwara, Klaten.

(14)

61

Manao, Hameriti., (2013), Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Conteextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Kemampuan Berfikir Kritis Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama, Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Sanjaya, W., (2008), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Siahaan, S., (2010), Teaching Grand Program Hibah Kompetensi Institusi (PHKI) Batch I, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA Universitas negeri Medan.

Sudarman., (2005), Problem Based Learning Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Artikel Ilmiah FKIP Universitas Mulawarman Samarinda.

Tim Pelatih Proyek PGSM., (1999), Penelitian Tindakan Kelas, Depdikbud, Jakarta.

(15)

฀IWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Tingkat Kemampuan Setiap Aspek  Berpikir Kritis Siswa Yang Mengacu Pada Tes Diagnostik,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan tentang lembaga keuangan syariah, serta pemahaman tentang presepsi

[Diolah dari Hasil Survei Harga Perdesaan, BPS]. Tautan

Bank menghitung ATMR untuk Risiko Operasional selama bulan Januari dan Februari 2011 berdasarkan pendapatan bruto tahun 2008, tahun 2009, dan tahun 2010 (unaudited). Pads awal

Nilai Tambah usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung Mocaf di daerah penelitian (tahun 2013). Variabel

• Heuristik yang bagus dapat secara dramatis mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan persoaln dengan cara mengeliminir kebutuhan untuk mempertimbangkan kemungkinan

Seperti yang telah dituliskan pada penjelasan sebelumnya, bahwasanya ilmu tauhid adalah ilmu ketuhanan yang mengupayakan menyediakan penjelasan yang

 …….. ABGH merupakan bidang diagonal pada balok ABCD.EFGH. Temukan dan tuliskan bidang diagonal yang lain pada balok

Oleh karena itu, untuk mengetahui hasil analisis kekuatan konstruksi pelat berpenegar pada setiap variasi profil penegar, penulis melakukan penelitian dengan judul “