• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

oleh Desri Sofiani

1105180

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

DESRI SOFIANI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Yayan Sunarya, M.Si NIP. 196102081990031004

Pembimbing II

Drs. Asep Suryatna, M.Si NIP. 196212091987031002

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kimia

(3)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI

MAKANAN

Oleh Desri Sofiani

1105180

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Desri Sofiani 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

Desri Sofiani

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN” ini disusun dalam rangka mengembangkan LKS praktikum yang sesuai dengan prinsip pembelajaran dalam kurikulum 2013. Diharapkan pengembangan LKS praktikum ini dapat membantu guru dalam mengimpelementasikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa dalam skrispi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan kualitas pembelajaran.

Bandung, Oktober 2015

(6)

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga besar yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr.rer.nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si., selaku Ketua Departemen Pendidikan Kimia serta Bapak Dr.rer.nat. Sjaeful Anwar, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.

3. Bapak Dr. Yayan Sunarya, M.Si., dan Bapak Drs. Asep Suryatna, M.Si., selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu, tenaga, maupun pemikirannya untuk membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.

4. Bapak Dr. Wiji, M.Si., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis selama perkuliahan. 5. Keluarga besar SMA Negeri 6 Tasikmalaya yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. Dosen Departemen Pendidikan Kimia UPI yang bersedia menjadi penilai LKS, guru-guru kimia kelas XI di SMA Kota Bandung yang bersedia menjadi narasumber dan penilai LKS, serta rekan-rekan pendidikan kimia yang bersedia menjadi observer dalam penelitian ini.

7. Bapak Ibu Dosen serta Staff Departemen Pendidikan Kimia yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis selama perkuliahan. 8. Aditya Pratama yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan, dan doa

kepada penulis hingga pada tahap ini.

9. Teman-teman kimia yang telah memberikan bantuan serta dorongan kepada penulis.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Bahan ajar merupakan pedoman dalam mengarahkan aktivitas pembelajaran sekaligus merupakan substansi kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dalam belajar (Depdiknas, 2008, hlm. 6). Oleh karena pentingnya bahan ajar maka sudah sewajarnya setiap guru mengembangkan bahan ajar.

Pentingnya pengembangan bahan ajar oleh pendidik juga dipertegas dalam peraturan perundang-undangan. Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran. Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses diatur tentang perencanaan pembelajaran yang mensyaratkan pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu elemen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Depdiknas, 2008, hlm. 1).

Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum yang berlaku (Depdiknas, 2008, hlm. 8). Dalam kurikulum diatur mengenai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran meliputi tujuan, isi, cara, serta bahan pelajaran yang digunakan, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka sebelum melakukan pengembangan bahan ajar guru perlu menganalisis kurikulum.

(8)

Desri Sofiani, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui serangkaian kegiatan penyelidikan, meliputi: mengamati, menanya, mengumpulkan data, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Proses pembelajaran harus memberikan ruang bagi pengembangan kreativitas dan kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik maupun psikologis siswa (Permendikbud, 2013, hlm.1).

Termokimia merupakan salah satu topik esensial dalam ilmu kimia yang dipelajari pada tingkat SMA. Hal ini didasarkan pada definisi kimia menurut BSNP (2006, hlm 459) bahwa ilmu kimia berkaitan dengan susunan materi, sifat materi, perubahan materi, serta energi yang terlibat dalam perubahan materi. Topik termokimia berkaitan dengan kalorimetri, yaitu teknik pengukuran perubahan energi yang menyertai proses kimia atau fisika.

Mengingat pentingnya topik termokimia maka sudah seharusnya pembelajaran yang dilakukan mengarahkan siswa pada pemahaman konsep secara utuh. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap konsep-konsep inti dari termokimia masih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa tidak dapat membedakan antara kalor dengan suhu (Quan, 2011, hlm.3). Temuan lain yang dikemukakan oleh Greenbowe (dalam Yalćinkaya, 2009, hlm.6) menunjukkan bahwa siswa tidak dapat mengidentifikasi sistem dan lingkungan serta tidak memahami hubungan antara aliran kalor, kapasitas kalor, dan perubahan suhu. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep termokimia, salah satunya mengenai konsep kalorimetri, maka siswa perlu diberikan pengalaman belajar melalui kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi (Salirawati, 2009, hlm.1).

(9)

3

Topik praktikum kalorimetri mengenai penentuan kalor reaksi netralisasi telah banyak dikembangkan (Yaksic, 2012). Padahal, reaksi kimia yang terjadi dan dapat ditentukan perubahan energinya secara eksperimen bukan hanya reaksi netralisasi melainkan masih banyak reaksi yang lainnya seperti reaksi pembakaran dan reaksi pelarutan. Untuk meningkatkan pemahaman konsep yang utuh mengenai kalorimetri maka perlu adanya upaya untuk mengembangkan topik praktikum lainnya terkait kalorimetri.

Berkaitan dengan tuntutan kurikulum, LKS yang telah dikembangkan kurang melatih siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Hal ini terlihat dari prosedur percobaan yang telah diberikan dalam LKS sehingga siswa hanya dituntut untuk mengikuti prosedur. Karakteristik LKS seperti ini tergolong jenis LKS cookbook menurut Arslan (2014, hlm. 408). Selain itu, LKS praktikum yang dikembangkan masih menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan tugas yang diberikan dalam menjawab pertanyaan dan merumuskan kesimpulan yang tergolong mudah bagi siswa SMA. Padahal, menurut teori perkembangan piaget, anak usia lebih dari 11 tahun sudah memasuki tahap operasional formal, yang artinya anak sudah mampu menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lebih baik dan lebih kompleks dibanding anak yang masih berada pada tahap operasional konkret (Slavin dalam Trianto, 2009, hlm.197).

Berbeda dengan LKS cookbook, dalam LKS inkuiri terbimbing guru tidak memberikan prosedur dan tabel pengamatan, melainkan hanya memberikan permasalahan dan pilihan alat dan bahan yang dapat digunakan. Siswa juga diarahkan untuk menentukan variabel serta cara mengukurnya (Kimberly dalam Froschauer, 2013, hlm.145). Dengan kata lain, siswa diarahkan untuk merancang percobaan secara mandiri berdasarkan permasalahan yang diberikan, mulai dari menentukan variabel, memilih alat dan bahan, merancang prosedur, serta menyajikan hasil percobaan. Dengan demikian, penggunaan LKS praktikum inkuiri terbimbing tidak hanya dapat melatih keterampilan berpikir, melainkan juga mengembangkan kreativitas siswa dalam merancang percobaan.

(10)

Desri Sofiani, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikembangkan adalah penentuan nilai kalori makanan. Penentuan nilai kalori makanan merupakan salah satu aplikasi dari kalorimetri yang terkait dengan penentuan kalor reaksi pembakaran. Selain itu, praktikum penentuan nilai kalori makanan dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter sederhana (Flinn scientific, 2011, hlm.1). Dengan demikian, praktikum ini dapat diaplikasikan di sekolah. Berdasarkan uraian tersebut maka judul penelitian yang dilakukan adalah

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) praktikum inkuiri terbimbing pada penentuan nilai kalori makanan”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat diidentifikasi bahwa LKS praktikum mengenai kalorimetri yang telah dikembangkan masih memiliki keterbatasan terkait dengan topik praktikum dan kesesuaian dengan tuntutan kurikulum. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengembangkan topik praktikum lainnya mengenai kalorimetri serta LKS praktikum yang dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir sekaligus mengembangkan kreativitasnya. Topik praktikum yang dapat dikembangkan adalah penentuan nilai kalori makanan. Praktikum penentuan nilai kalori makanan dapat dilakukan dengan kalorimeter sederhana sehingga layak untuk diaplikasikan di sekolah. Adapun jenis LKS yang tepat untuk dikembangkan adalah LKS praktikum inkuiri terbimbing.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan utama dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana hasil pengembangan LKS praktikum inkuiri terbimbing pada penentuan nilai kalori makanan?”. Secara khusus, permasalahan penelitian diuraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik LKS praktikum kalorimetri yang digunakan di SMA Kota Bandung pada saat ini?

2. Bagaimana hasil penyusunan LKS praktikum inkuiri terbimbing pada penentuan nilai kalori makanan?

(11)

5

4. Bagaimana penilaian guru dan dosen terhadap LKS praktikum inkuiri terbimbing pada penentuan nilai kalori makanan?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian perlu dibatasi agar lebih terarah dan memberikan informasi yang jelas. Penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Analisis karakteristik LKS praktikum dibatasi pada buku dan modul yang memuat LKS atau prosedur praktikum pada topik terkait.

2. Langkah penelitian dan pengembangan LKS dibatasi hingga tahap uji coba terbatas serta tidak diuji pengaruhnya terhadap variabel lain.

3. Pelaksanaan praktikum nilai kalori makanan menekankan pada pengenalan prinsip kalorimetri menggunakan kalorimeter sederhana. Hal ini didasarkan pada keterbatasan kalorimeter sederhana dalam menentukan nilai kalor.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan LKS praktikum inkuiri terbimbing pada penentuan nilai kalori makanan serta menilai kualitasnya.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak dalam bidang pendidikan, diantaranya:

1. Bagi guru

Keberadaan LKS praktikum ini diharapkan dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran mengenai kalorimetri serta menjadi acuan bagi guru-guru yang ingin mengembangkan LKS praktikum inkuiri terbimbing pada topik lainnya.

2. Bagi siswa

(12)

Desri Sofiani, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan LKS praktikum inkuiri terbimbing untuk mata pelajaran kimia ataupun mata pelajaran lainnya.

F. Penjelasan Istilah

Pengertian terkait istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Pengembangan adalah proses, cara, pembuatan, perbuatan mengembangkan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989)

2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas dan petunjuk untuk menyelesaikan tugas (Depdiknas, 2008, hlm.13).

3. Praktikum Inkuiri terbimbing merupakan jenis praktikum dimana siswa diberikan permasalahan namun diarahkan untuk merancang prosedur percobaan dan menemukan hasil percobaan (Arslan, 2014, hlm.408).

4. Nilai kalori makanan adalah satuan untuk menyatakan energi yang dihasilkan dari proses pembakaran zat makanan (karbohidrat, lemak, dan protein) (Timberlake, 2012, hlm.65).

G. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab dengan rincian masing-masing bab sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan terdiri dari:

a. Latar belakang penelitian menyajikan alasan mengangkat topik penelitian berdasarkan fakta, data, referensi, dan hasil penelitian relevan sebelumya. b. Identifikasi dan rumusan masalah menyajikan permasalahan yang menjadi

fokus penelitian, dituliskan dalam rumusan masalah umum maupun rumusan masalah khusus.

c. Pembatasan masalah menyajikan fokus penelitian yang dilakukan. d. Tujuan penelitian menyajikan luaran yang diharapkan dari penelitian ini. e. Manfaat penelitian menyajikan manfaat hasil penelitian bagi pihak-pihak

(13)

7

f. Penjelasan istilah menyajikan pengertian istilah-istilah yang dimuat dalam skripsi berdasarkan referensi yang digunakan.

g. Struktur organisasi skripsi menyajikan gambaran isi skripsi secara umum. 2. BAB II Tinjauan pustaka berisi teori dan penelitian terkait bidang kajian. 3. BAB III Metode penelitian terdiri dari:

a. Metode penelitian menyajikan definisi serta tahapan metode penelitian secara umum.

b. Sumber data menyajikan informasi mengenai objek yang digunakan maupun subjek yang dilibatkan untuk memperoleh data penelitian.

c. Alur penelitian menggambarkan tahapan penelitian secara singkat dalam bentuk diagram.

d. Langkah-langkah penelitian menyajikan penjelasan tiap tahap penelitian. e. Instrumen penelitian menyajikan berbagai alat pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian.

f. Pengolahan data menyajikan tahap-tahap pengolahan hasil penelitian hingga diperoleh suatu kesimpulan.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi hasil temuan yang diperoleh pada saat penelitian serta pembahasannya dikaitkan dengan rumusan masalah. 5. BAB V Kesimpulan dan Saran terdiri dari:

a. Kesimpulan menyajikan gambaran umum hasil penelitian yang menjawab pertanyaan penelitian pada rumusan masalah.

(14)

25 Desri Sofiani, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian dan pengembangan.

Menurut Sukmadinata (2012, hlm. 164-165) penelitian dan pengembangan merupakan langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dengan tahapan sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan terdiri dari tahap studi kepustakaan, survei lapangan, dan penyusunan produk awal.

2. Pengembangan model terdiri dari tahap uji coba terbatas dan uji coba lebih luas.

3. Uji model menggunakan teknik eksperimen.

Pada penelitian ini, langkah penelitian dan pengembangan dibatasi hingga tahap uji coba terbatas.

B. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini meliputi: (1) buku kimia kelas XI dan modul praktikum kimia sebanyak 10 buah untuk menjaring informasi mengenai karakteristik LKS praktikum, (2) siswa kelas XI pada salah satu SMA di Kota Bandung sebanyak 20 orang untuk melakukan uji coba terbatas, (3) dosen dari Departemen Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia sebanyak 3 orang sebagai penilai LKS, serta (4) guru kimia SMA kelas XI di Kota Bandung sebanyak 10 orang sebagai narasumber pada tahap survei lapangan, dimana 7 orang diantaranya sekaligus sebagai penilai LKS.

C. Alur Penelitian

(15)

26

Gambar. 3.1 Alur Penelitian

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

kalorimetri

Penilaian LKS praktikum Variabel percobaan

Ya Tidak

Perbaikan

Keterlaksanaan praktikum Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) Konsep kalorimetri

menyusun

Karakteristik LKS praktikum di lapangan

menentukan

Pedoman prosedur praktikum dan rancangan optimasi

melakukan optimasi

Draft LKS praktikum

menyusun

penyempurnaan

Instrumen penilaian LKS dan uji keterlaksanaan praktikum

penyempurnaan

Ya Tidak

Perbaikan

Pengumpulan data

Pengolahan data

Kesimpulan Studi pendahuluan

Pengembangan model

menyusun

Teori tentang karakteristik praktikum dan LKS

(16)

Desri Sofiani, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Langkah-langkah Penelitian

1. Tahap studi pendahuluan

Tahap studi pendahuluan merupakan persiapan untuk pengembangan produk. Tahap studi pendahuluan terdiri atas tiga langkah, yaitu studi kepustakaan, survei lapangan, dan penyusunan produk awal. Adapun penjelasan masing-masing langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk yang dikembangkan (Sukmadinata, 2012, hlm 184). Pada penelitian ini, studi kepustakaan bertujuan untuk mempelajari teori-teori mengenai jenis praktikum dan karakteristiknya serta konsep kalorimetri. Informasi ini diperlukan untuk menentukan karakteristik LKS yang digunakan di sekolah dan untuk membuat RPP.

b. Survei lapangan

Survei lapangan bertujuan untuk mencari informasi di lapangan untuk kemudian dianalisis berdasarkan kebutuhan. Pada penelitian ini, survei lapangan bertujuan untuk mengetahui karakteristik LKS praktikum kalorimetri yang digunakan di sekolah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap 10 guru kimia SMA kelas XI di Kota Bandung serta pengamatan terhadap buku ajar maupun modul praktikum yang digunakan di 10 sekolah tersebut. Sampel sekolah dipilih berdasarkan cluster yang meliputi sekolah negeri cluster 1,

cluster 2, dan cluster 3, serta beberapa sekolah swasta.

c. Penyusunan produk awal

Produk awal dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh dari survei lapangan dan mengacu pada teori yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan (Sukmadinata, 2012 , hlm. 185). Produk awal pada penelitian ini adalah LKS praktikum inkuiri terbimbing pada penentuan nilai kalori makanan. Adapun penyusunan LKS meliputi tahap-tahap berikut:

(1) Analisis kurikulum

(17)

28

alokasi waktu pelaksanaan, materi prasyarat, serta langkah-langkah pembelajaran. Informasi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan LKS yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

(2) Penentuan pedoman prosedur praktikum

Pedoman prosedur praktikum merupakan petunjuk praktikum yang berisi paling tidak prosedur praktikum yang dapat dijadikan referensi dalam pengembangan LKS praktikum. Pedoman prosedur perlu dioptimasi kembali untuk menentukan variabel-variabel dalam percobaan.

(3) Optimasi

Optimasi bertujuan untuk menentukan variabel-variabel dalam percobaan. Optimasi yang dilakukan meliputi: (1) penentuan nilai kalori makanan teoritis untuk memperoleh nilai kalori makanan yang terkandung dalam makanan, (2) penentuan sampel bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan jenis sampel makanan yang tepat digunakan dalam percobaan, (3) penentuan kapasitas kalor kaleng untuk memperoleh jumlah kalor yang diserap oleh kaleng selama pengukuran, serta (4) penentuan rangkaian alat percobaan untuk memperoleh rangkaian alat percobaan yang memberikan hasil lebih optimal.

(4) Penyusunan LKS praktikum

Penyusunan LKS praktikum didasarkan pada hasil optimasi serta teori-teori yang relevan. Setelah disusun selanjutnya dilakukan penyempurnaan LKS berdasarkan masukkan dari dosen pembimbing, baik dari segi isi, bahasa, maupun kegrafikaan.

2. Tahap pengembangan model

Pengembangan model merupakan tahap uji coba dan penyempurnaan produk yang dikembangkan. Pada penelitian ini, tahap pengembangan model meliputi uji keterlaksanaan praktikum dan penilaian LKS oleh ahli.

a. Uji keterlaksanaan praktikum

(18)

Desri Sofiani, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterlaksanaan praktikum dilakukan kepada siswa kelas XI pada salah satu SMA di Kota Bandung sebanyak 20 orang. Siswa terdiri dari 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Uji keterlaksanaan praktikum meliputi uji keterlaksanaan tahapan inkuiri, uji waktu pelaksanaan, pengumpulan jawaban siswa, dan pengumpulan respon siswa.

(1) Uji keterlaksanaan tahapan inkuiri

Jenis praktikum yang dikembangkan adalah praktikum inkuiri terbimbing. Oleh karena itu, keterlaksanaan praktikum dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam melaksanakan keseluruhan tahapan inkuiri. Uji keterlaksanaan tahap inkuiri dilakukan dengan bantuan observer sebanyak 5 orang yang masing-masing fokus mengamati satu kelompok. Observer merupakan mahasiswa tingkat akhir dari Departemen Pendidikan Kimia UPI, dimana salah satunya merupakan peneliti. (2) Uji waktu pelaksanaan

Uji waktu pelaksanaan praktikum bertujuan untuk mengetahui waktu rata-rata yang diperlukan seluruh siswa dalam melaksanakan seluruh tahapan inkuiri. Dengan demikian, dapat diketahui apakah pelaksanaan praktikum telah sesuai dengan alokasi waktu atau belum. Uji waktu pelaksanaan praktikum dilakukan dengan bantuan observer. Observer mencatat waktu yang diperlukan oleh masing-masing siswa untuk menyelesaikan tahapan inkuiri.

(3) Pengumpulan jawaban siswa terhadap tugas-tugas

Pengumpulan jawaban siswa bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam LKS. Dengan demikian, dapat diketahui apakah materi yang disajikan dalam LKS telah sesuai dengan kemampuan siswa atau belum. Masing-masing siswa dalam kelompok mengerjakan tugas dalam LKS yang diberikan. Hasil jawaban siswa digunakan sebagai data pendukung untuk menjawab keterlaksanaan praktikum.

(4) Pengumpulan respon siswa

(19)

30

b. Penilaian LKS

Penilaian LKS bertujuan mengetahui pandangan ahli terhadap LKS yang dikembangkan, baik dari aspek isi, bahasa, dan kegrafikaan, serta memperoleh saran untuk perbaikan LKS. Penilai terdiri dari 7 orang guru kimia kelas XI di Kota Bandung dan 3 orang dosen dari Departemen Pendidikan Kimia.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan perangkat penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data guna menjawab permasalahan penelitian. Berbagai instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dirangkum dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Instrumen penelitian yang digunakan

Masalah Instrumen Data yang diperoleh

Karakteristik LKS praktikum kalorimetri di sekolah

Pedoman wawancara Pelaksanaan praktikum kalorimetri dan

karakteristik LKS

praktikum kalorimetri yang digunakan

Penyusunan LKS praktium inkuiri terbimbing pada topik nilai kalori makanan

Rancangan optimasi Variabel-variabel dalam percobaan

Keterlaksanaan

praktikum menggunakan LKS praktium inkuiri terbimbing pada topik nilai kalori makanan

Lembar observasi

keterlaksanaan praktikum

Keterlaksanaan tahapan inkuiri dan waktu pelaksanaan Pedoman penilaian

jawaban dari tugas LKS

Nilai siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS

Angket respon siswa Tanggapan siswa mengenai kemudahan dan kepuasan melakukan praktikum Penilaian guru dan dosen

terhadap LKS praktium

Lembar penilaian LKS dari aspek isi,

kebahasaan, dan kegrafikaan

(20)

Desri Sofiani, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun penjelasan mengenai instrumen-instrumen di atas secara lebih lengkap adalah sebagai berikut:

(a) Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan pada tahap survei lapangan. Pedoman wawancara disusun untuk menjaring data dari narasumber mengenai pelaksanaan praktikum kalorimetri serta karakteristik LKS praktikum kalorimetri yang digunakan di sekolah. Pedoman wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1.1 halaman 78.

(b) Rancangan optimasi

Rancangan optimasi digunakan pada tahap penyusunan produk. Rancangan optimasi berisi tabel-tabel pengamatan yang disusun untuk menjaring data mengenai variabel-variabel dalam percobaan. Rancangan optimasi dapat dilihat pada Lampiran 4.1 halaman 89.

(c) Lembar observasi keterlaksanaan praktikum

Lembar observasi keterlaksanaan praktikum disusun untuk menjaring data mengenai keterlaksanaan tahapan inkuiri serta waktu yang diperlukan siswa untuk menyelesaikan keseluruhan tahapan inkuiri. Observer diminta untuk memberikan penilaiannya terhadap pelaksanaan tahapan inkuiri oleh siswa berdasarkan rubrik yang tersedia. Lembar observasi keterlaksanaan praktikum dapat dilihat pada Lampiran 1.6 halaman 102.

(c) Pedoman penilaian jawaban siswa

Pedoman penilaian jawaban siswa digunakan sebagai panduan dalam menilai jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS. Instrumen pedoman berupa rubrik penilaian berisi perolehan skor untuk berbagai jawaban. Pedoman penilaian jawaban siswa dapat dilihat pada Lampiran 1.7 halaman 104.

(d) Angket Respon Siswa

(21)

32

atau persepsi seseorang (Riduwan, 2013, hlm. 38). Angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran 1.8 halaman 110.

(e) Lembar penilaian LKS

Lembar penilaian LKS digunakan untuk menjaring data mengenai penilaian serta saran ahli terhadap LKS yang dikembangkan. Penilaian mencakup aspek isi, kebahasaan, dan kegrafikaan. Saran dari ahli digunakan sebagai bahan perbaikan produk. Penilai diminta untuk memberikan penilaiannya terhadap LKS yang dikembangkan berdasarkan rubrik penilaian. Lembar penilaian LKS dari aspek isi,

bahasa, dan kegrafikaan masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 1.9 (halaman 111), Lampiran 1.10 (halaman 113), dan Lampiran 1.11 (halaman 115).

F. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan tahapan untuk mengolah hasil penelitian sehingga diperoleh kesimpulan yang menjawab pertanyaan penelitian. Adapun teknik pengolahan data untuk masing-masing instrumen penelitian dijabarkan sebagai berikut.

1. Pengolahan data hasil wawancara

Data yang diperoleh dari hasil wawancara berupa jawaban guru terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar praktikum dan LKS. Data ini kemudian diolah dengan metode deksriptif untuk mengidentifikasi pelaksanaan praktikum serta karakteristik LKS praktikum yang digunakan di sekolah. Jika jenis LKS yang digunakan bukan inkuiri terbimbing maka peneliti melanjutkan pada tahap pengembangan LKS praktikum inkuiri terbimbing pada topik terkait.

2. Pengolahan data hasil optimasi

(22)

Desri Sofiani, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pengolahan data hasil keterlaksanaan praktikum

Pengolahan data mengenai ketelaksanaan tahapan inkuiri dilakukan dengan menggunakan metode evaluatif menggunakan teknik persentase berdasarkan Persamaan (3.1) (Restuwari, Prihatin, dan Asiyah, 2014, hlm. 64).

� = ∑��=1 �

∑�

�=1 % (3.1)

Keterangan:

= jumlah skor untuk aspek ke-i

= jumlah skor maksimal untuk aspek ke-i

� = persentase skor keseluruhan

� = banyak aspek

i = 1,2,3,...n

Untuk memperoleh kesimpulan mengenai keterlaksanaan praktikum maka persentase skor diinterpretasi berdasarkan kriteria interpretasi skor berdasarkan Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kriteria interpretasi skor (Diadaptasi dari Riduwan, 2013, hlm.41)

Rentang Persentase Kategori

0% - 20% Sangat Tidak Baik

21% - 40% Tidak Baik

41% - 60% Cukup

61% - 80% Baik

81% - 100% Sangat Baik

Sementara, pengolahan data waktu pelaksanaan praktikum dilakukan dengan menghitung waktu rata-rata yang diperlukan seluruh siswa untuk menyelesaikan seluruh tahapan inkuiri. Data ini kemudian dibandingkan dengan alokasi waktu yang disediakan.

4. Pengolahan jawaban siswa

(23)

34

persentase skor diinterpretasi berdasarkan kriteria interpretasi skor berdasarkan Tabel 3.2.

5. Pengolahan respon siswa

Pengolahan data terhadap respon siswa dilakukan dengan teknik analisis data persentase berdasarkan Persamaan (3.1). Rubrik skor penilaian respon siswa disajikan dalam Tabel 3.4. Untuk memperoleh kesimpulan mengenai respon siswa terhadap kemudahan dan kepuasan dalam melakukan praktikum maka persentase skor diinterpretasi berdasarkan kriteria interpretasi skor berdasarkan Tabel 3.2.

Tabel 3.4 Skor penilaian jawaban angket (Diadaptasi dari Riduwan,2013, hlm.39)

Jawaban item Skor

Sangat setuju 4

Setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

6. Pengolahan hasil penilaian LKS

Pengolahan data terhadap penilaian LKS dilakukan dengan metode evaluatif menggunakan teknik persentase berdasarkan Persamaan (3.1). Rubrik skor penilaian LKS disajikan dalam Tabel 3.5. Untuk memperoleh kesimpulan mengenai kualitas LKS dari aspek isi, kebahasaan, dan kegrafikaan maka persentase skor diinterpretasi berdasarkan kriteria interpretasi skor berdasarkan Tabel 3.2.

Tabel 3.5 Skor penilaian LKS (Diadaptasi dari Riduwan, 2013, hlm.39)

Jawaban item Skor

Sangat sesuai 4

Sesuai 3

Tidak sesuai 2

(24)

Desri Sofiani, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik LKS praktikum kalorimetri yang digunakan di SMA di Kota Bandung masih berjenis cookbook yang ditandai dengan adanya prosedur praktikum.

2. Penyusunan LKS inkuiri terbimbing pada penentuan nilai kalori makanan meliputi empat tahapan: analisis kurikulum, penentuan pedoman prosedur praktikum, optimasi, dan penyusunan LKS. Pada tahap analisis kurikulum diperoleh kompetensi yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran kalorimetri adalah: (1) menentukan kalor reaksi dan (2) merancang percobaan penentuan kalor reaksi. Pedoman prosedur praktikum yang digunakan adalah prosedur praktikum dari penerbit Flinn Scientific dengan judul “Soda Can

Calorimeter: Energy Content of Food”. Pada tahap optimasi diperoleh

variabel-variabel percobaan meliputi: (1) nilai kalori makanan teoritis sesuai dengan nilai pada kemasan, (2) sampel makanan merupakan berbagai jenis keripik, (3) nilai kapasitas kalor kaleng adalah 7,0 kal/0C, dan (4) rangkaian alat percobaan yang tepat adalah rangkaian alat hasil perbaikan. Pada tahap penyusunan LKS diperoleh LKS praktikum inkuiri terbimbing pada topik penentuan nilai kalori makanan dengan bagian-bagian meliputi: sampul, fenomena, rumusan masalah, hipotesis, rangkaian alat, prosedur percobaan, hasil percobaan, analisis data, pengujian hipotesis, dan kesimpulan.

(25)

73

4. Hasil penilaian guru dan dosen menunjukkan LKS praktikum inkuiri terbimbing pada topik nilai kalori makanan tergolong sangat baik, ditinjau dari aspek isi (94,7%), aspek kebahasaan (85,8%), dan aspek kegrafikaan (95,0 %).

Secara umum, LKS praktikum inkuiri terbimbing pada penentuan nilai kalori makanan dapat diterapkan di sekolah.

B. Saran

Berdasarkan temuan selama penelitian, diperoleh beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan, diantaranya:

1. Perlu dilakukannya tahap lanjutan dari penelitian, yakni uji coba lebih luas Hal ini bertujuan untuk menguji efektifitas LKS dalam pembelajaran kimia secara lebih luas.

2. Perlu dilakukannya tahap penyebarluasan LKS praktikum yang dikembangkan untuk menunjang pelaksanaan praktikum kalorimetri yang sesuai dengan prinsip pembelajaran dalam kurikulum 2013.

Gambar

Gambar. 3.1  Alur Penelitian
Tabel 3.1 Instrumen penelitian yang digunakan
Tabel 3.2.
Tabel 3.2.

Referensi

Dokumen terkait

1) Pikeun pihak pamaréntah, utamana Dinas Pendidikan Jawa Barat kudu mikaweruh kana kapamalian-kapamalian anu masih kénéh tumuwuh sarta dipaké kénéh ku masarakat, ulah

Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis

Perancangan dan pembuatan rangkaian alarm pengaman kotak penyimpan obat sablon ini, bertujuan untuk mengatasi masalah yang timbul karena kelalaian yang mungkin terjadi dalam

Analisis Visual Kriya Rotan Desa Leuwilaja Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. Tim Penyusun

“Dìz ǐ Guī” teach us the way to become a real good man in all perspective starts from family, to country, with an interesting story that can be read by all people in all range of

All the Lecturers of English Department who have taught and guided the writer throughout the academic years that could not be mentioned one by one.. Jumaidi and

CHAPTER IV RESEARCH FINDINGS AND DISCUSSION .... Research

Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup