• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG DALAM PELAFALAN BUNYI KONSONAN NASAL N (HATSU’ON).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG DALAM PELAFALAN BUNYI KONSONAN NASAL N (HATSU’ON)."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG DALAM

PELAFALAN KONSONAN NASAL N (HATSUON)

SKRIPSI

Diajukan untukMemenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

RAHIL KARIMA 0902342

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Analisis Kemampuan Pembelajar

Bahasa Jepang Dalam Pelafalan

Konsonan Nasal N (

Hatsu’on

)

Oleh Rahil Karima

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Rahil Karima 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Rahil Karima

NIM : 0902342

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Konsonan Nasal N (Hatsu’on)

No. SK : 012/UN40.3.5.3/DT/2014

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Dianni Risda, M.Ed. Noviyanti Aneros, S.S.,M.A.

NIP .197105261998032001 NIP.197411272008122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI

Dra.Neneng Sutjiati,M.Hum

(4)

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N(hatsu’on)

Rahil Karima 0902342

Dalam mempelajari bahasa asing terutama dalam pelafalan, banyak terdapat kesulitan yang disebabkan adanya perbedaan artikulasi. Dalam bahasa Jepang salah satu kesulitannya adalah pelafalan konsonan nasal N atau hatsu’on yang diikuti oleh bunyi konsonan atau vocal yang ada pada huruf berikutnya. Meskipun pelafalan yang kurang tepat tidak merubah arti, tetapi pelafalan yang salah akan mempengaruhi kemampuan Bahasa Jepang tersebut. Berangkat dari hal tersebut penulis melakukan penelitian tentang kemampuan pembalajar bahasa Jepang dalam pelafalan konsonan nasal N.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan instrument penelitian berupa tes dan angket.Sampel penelitian ini yaitu Mahasiswa tingkat I, II, III, IV JPBJ FPBS UPI dengan masing-masing tingkat 10 orang.

Dalam penelitian ini penulis merekam suara responden ketika membaca bunyi konsonan nasal N dalam bentuk kalimat dan kata. Kata rekaman tersebut diperiksa oleh native lalu dianalisis.

Hasil penelitian ini adalah 1) tingkat kemampuan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI melafalkan bunyi konsonan nasal N adalah cukup. 2) faktor-faktor yang mempangaruhi kesalahan pelafalan bunyi konsonan nasal N dilihat dari data tes adalah karena faktor letak, sedangkan dilihat dari data angket antara lain karena belum mengerti dan karena terburu-buru.

Berdasarkan F test menggunakan teknik ANAVA hasilnya menujukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat I, II, III dan IV dalam melafalkan bunyi konsonan nasal N dalam bentuk kalimat maupun kata. Ini berarti lamanya belajar tidak mempengaruhi tingkat kemampuan mahasiswa dalam melafalkan bunyi N.

(5)

ABSTRACT

Analysis Ability Learners in Japanese Language Pronunciation Sound Nasal Consonant N (hatsu'on)

Rahil Karima 0902342

In studying a foreign language that has many differences as their mother tongue , the difficulties caused by differences in articulation. One of the difficulties in

Japanese is a nasal consonant pronunciation N or hatsu'on. Despite the lack of proper pronunciation does not change the meaning, but the pronunciation is wrong will replace Japanese image . Departing from the authors conducted a study on the ability of the Japanese language learners nasal consonant pronunciation N.

This study used a descriptive quantitative research methods research instrument in the form of tests and angket.Sampel this study is student level I , II , III , IV JPBJ UPI FPBS with each of the 10 levels .

In this study the authors record the respondents voice when reading the nasal consonant sound of N in the form of sentences and words . Said the recording was examined by native and analyzed .

The results of this study were 1 ) the level of ability of Japanese Language Education Students UPI pronounce nasal consonant n sound is enough . 2 ) the factors that mempangaruhi nasal consonant sound pronunciation mistakes n be seen from the test data is due to the location , while the views of the data questionnaire partly because native language and because of the rush .

Based on the ANAVA F test results are addressed using techniques no significant difference between the levels I, II , III and IV in pronouncing consonant sounds nasal N in the form of a sentence or word .

(6)

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

B. Rumusan dan Batasan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4

D. Definisi Operasional... 5

E. Metodologi Penelitian... 6

1. Metode Penelitian... 6

2. Populasi dan Sampel... 6

3. Instrumen... 7

4. Teknik Pengolahan Data... ... 8

(7)

F. Bunyi Vokal Panjang (Choo’on)………...19

G. Aksen dan Intonasi………..21

H. Alat Ucap Manusia ……….22

I. Kosakata bahasa Jepang……….24

1. Wago………..24

2. Kango……….25

3. Gairago………...25

J. Penelitian Terdahulu………26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 29

B. Populasi dan Sampel... 30

C. Instrumen... 30

D. Teknik Pengumpulan Data...33

E. Teknik Pengolahan Data……….34

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Tes... 40

1. Tes membaca dalam bentuk kalimat………...40

2. Tes membaca dalam bentuk kata………...45

3. Pengolahan data angket ……….50

4. Analisis Data followup interview……… ……….62

B. Pembahasan………...63

BAB V

(8)

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan... 73 B. Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Bunyi merupakan langkah awal manakala kita akan mendalami suatu bahasa, dengan memahami bunyi-bunyi bahasa merupakan faktor yang sangat potensial untuk mempermudah bahasa yang kita pelajari.

Dalam bahasa Jepang terdapat macam-macam bunyi yang terdiri dari seion, bunyi gesek (dakuon), bunyi letus (handakuon), bunyi konsonan nasal

(hatsuon), bunyi konsonan rangkap (sokuon),bunyi konsonan+semi vokal y (yoo’on) dan bunyi vokal panjang (choo’on).

Bunyi,ucapan, atau pelafalan dalam bahasa Jepang disebut Hatsuon. Hatsuon dalam bahasa Jepang sering disebut juga hanareon. Dalam sistem

penulisan bahasa Jepang dengan huruf kana hatsuon atau hanareon dinyatakan dengan huruf hiragana んatau katakana ンyaitu salah satu huruf yang dapat menghasilkan bunyi nasal. Hatsu’on sama dengan soku’on (konsonan rangkap) hanya terdiri satu bunyi konsonan, tidak mengandung bunyi vokal. Kalau melihat cara-cara pembentukan suku kata (silabel), hatsu’on dapat menjadi sebuah silabel sebelumnya. Hatsuon dipakai pada

bagian tengah atau bagian akhir suatu kata, tidak dipakai pada bagian awal kata. Bunyi hatsu’on sangat dipengaruhi bunyi-bunyi konsonan atau vokal yang ada pada bagian berikutnya. ( Dahidi, Ahmad dan Sudjianto. 2004 : 45)

Bunyi konsonan “N” ini selain disebut hatsuon (撥 音), disebut juga tokushu na onso 特殊 音素 karena konsonan “N” dalam pelafalannya

mengalami 3 perubahan bunyi, yaitu :

a. Konsonan “ N ” diucapkan “ N ”, apabila huruf berikutnya setalah huruf “ N ” adalah huruf “ n, s, t ” dan “ d ”

(10)

2

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ん う Dentoo harus diucapkan Dentoo = lampu

ほんだ hondana harus diucapkan hondana = lemari buku

b. Konsonan “ N ” diucapkan “ M ”, apabila huruf berikutnya setalah huruf “ N ” adalah “p, b” dan “m”

Contoh : えんぴつ enpitsu harus diucapkan empitsu = pinsil しんぶん shinbun harus diucapkan shimbun = koran

c. Konsonan “ N ” diucapkan “ Ng ”, apabila huruf berikutnya setelah huruf “ N ” adalah “ k, g ” dan konsonan “ N ” terletak di akhir kata

Contoh : けん く kengaku harus diucapkan kenggaku = karyawisata ほんhon harus diucapkan hong = buku

りん ringo harus diucapkan ringgo = apel

Sedangkan apabila bunyi nasal ini muncul di depan vocal maka akan terjadi pelafalan sebagai berikut

a. Apabila dipakai sebelum bunyi vokal i

Contoh :せんい seni harus diucapkan seii = serat b. Apabila dipakai sebelum bunyi vokal e

Contoh : んえん kinen harus diucapkan kieeN = larangan merokok c. Apabila dipakai sebelum bunyi vokal a

Contoh : しんあい shinai harus diucapkan Shiiai = dalam kota d. Apabila dipakai sebelum bunyi vokal

Contoh : けんお keno harus diucapkan Keoo e. Apabila dipakai sebelum bunyi vokal u

Contoh :あんうん anun harus diucapkan awwN (Renariah, 2009:3)

(11)

yang bukan bahasa yang biasa dipakai, tentu akan mengalami kesulitan-kesulitan yang disebabkan oleh perbedaan artikulasi yang sering orang tersebut lakukan dalam mengucapkan bahasanya sendiri dengan artikulasi bunyi bahasa yang dipelajarinya. Terkadang dapat terjadi penyamarataan artikulasi pada bahasa kedua yang dipelajari dengan bahasa ibu yang sering dipakai orang tersebut. Hal inilah yang disebut dengan interferensi bunyi bahasa. . (The sounds of Japanese, Vance, 2008:76). Alwasilah (1995:132)

memaparkan bahwa,“Interferensi berarti adanya saling mempengaruhi antar bahasa.”

Kesalahan bunyi konsonan nasalん yang tidak sesuai dengan perubahan bunyi yang dihasilkan ketika menghadapi huruf-huruf yang mempengaruhi yang ada pada huruf berikutnya menjadikan salah satu faktor kesulitan pembelajar bahasa Jepang dalam mengucapkan bahasa Jepang, dan alangkah lebih baiknya kita sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang mampu berkomunikasi dengan pelafalan yang sesuai dengan kealamiahan Bahasa Jepang, berdasarkan pengambilan data tes yang dilaksanakan pada 17 dan 18 September 2013 terhadap mahasiswa pendidikan Bahasa Jepang sebanyak 40 responden di Universitas Pendidikan Indonesia melalui interview dan data angket, para responden seringkali tidak terlalu memperhatikan bunyi-bunyi yang ada pada bahasa Jepang sehingga mereka tidak sadar kesalahan yang terdapat pada bunyi konsonan nasal tersebut dan berakibat pengucapan terdengar tidak bagus, oleh karena itu ketepatan pelafalan konsonan nasal ん harus sangat diperhatikan untuk menghindari kesalahan–kesalahan penempatan bunyi yang tidak sesuai.

Karena sering kali terjadinya kesalahan pelafalan dalam bunyi konsonan nasal “ん” khususnya pada pembelajar bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut dalam penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam

(12)

4

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.

Rumusan dan Batasan Masalah

Rumusan masalah

1. Bagaimana tingkat kemampuan mahasiswa tingkat I,II,III,IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2012/2013 dalam pelafalan konsonan nasalん (hatsu’on) ?

2. Faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan pelafalan konsonan nasalん(hatsu’on) ?

Batasan masalah

Dari rumusan masalah diatas, dalam penelitian ini penulis hanya membatasi masalah sebagai berikut

1. Penelitian ini hanya meneliti bagaimana tingkat kemampuan mahasiswa tingkat I,II,III,dan IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2012-2013 dalam pelafalan konsonan nasalん 2. Penelitian ini hanya meneliti faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi kesalahan pelafalan konsonan nasalん yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2012/2013

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Tingkat kemampuan mahasiswa tingkat I, II, III, dan IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2012/2013 dalam pelafalan konsonan ん(hatsuon)

b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam pelafalan konsonan nasal ん (hatsuon).

(13)

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan – permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

b. Manfaat praktis

Bagi penulis, dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai hatsuon konsonan nasalん.

Bagi mahasiswa, dapat dijadikan pedoman bagi para mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa Jepang agar tidak terjadi kesalahpamahaman dalam berkomunikasi dan dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya.

D.

Definisi Oprasional

1. Analisis

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2001).

2. Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan.(KBBI, 1996:623)

3. Konsonan nasal (Hatsuon )

(14)

6

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.

Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

Menurut Danasasmita (1993:32) metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan mendeskripsikan apa-apa yang terjadi pada saat ini yang didalamnya terdapat suatu upaya deskripsi,pencatatan analisis dan menginterpretasikan yang terjadi saat ini .

Dengan metode deskriptif tersebut diharapkan dapat mendapatkan gambaran mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan hatsuon konsonan nasal ん mahasiswa Bahasa Jepang UPI .

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (KBBI,1996:782)

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2012/2013.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi statistik yang cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi seluruhnya; sesuatu yang dipergunakan untuk menunjukan sifat suatu kelompok yang lebih besar .(KBBI,1996:872)

(15)

3. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan (Sutedi,2009:155)

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Tes

Menurut Arikunto, (2008:53) “Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.”

Penulis mengumpulkan data konsonan nasal ん yang terdapat pada buku Shokyuu Nihonggo. Buku ini dipilih karena merupakan buku dasar yang biasa dipelajari oleh pembelajar bahasa Jepang. Penulis menyeleksi 20 kalimat dan 30 kosakata yang mengandung konsonan nasal ん, dimana di dalamnya terdapat konsonan nasal bersuara [m] sebanyak 3 soal, konsonan nasal yang bersuara n sebanyak 4 soal, bunyi nasal velar yang bersuara [ŋ] sebanyak 3 buah bunyi konsonan ini dipakai pada bagian akhir kata sebanyak 3 soal, bunyi vokal nasal sesuai dengan vokal yang ada pada bagian tengah sebanyak 5 soal, dipakai sebelum bunyi vokal [ɯ] atau bunyi semi vokal [ɯ] sebanyak 2 soal, Kosakata konsonan nasal yang tidak memiliki arti sebanyak 4 soal dan Kosakata pengecoh sebanyak 4 soal.

b. Angket

Menurut Sutedi, (2009:164) ”angket merupakan salah satu instrumen pengumpu data penelitian yang diberikan kepada responden (manusia yang dijadikan subjek penelitian)”.

(16)

8

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mahasiswa dalam pelafalan konsonan nasal n, serta pendapat mahasiswa dalam materi pelafalan konsonan nasal ん.

c. Follow up interview

Penulis melakukan interview kepada responden setelah mengetahui hasil dari tes. Follow up interview ini dilakukan unutk mengetahui penyebab kesalahan yang terjadi yang tidak terjawab lewat angket, seperti tingkat kegugupan responden ketika dilakukan tes dan lain-lain.

4. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini akan ditempuh melalui langkah-langkah berikut :

a. Data perekaman

Teknik pengolahan data pada penelitian ini akan ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Data yang diperoleh dari tes dalam bentuk rekaman dengan menggunakan voice recorder, dan dialihkan kedalam komputer dengan jenis file 3gp.

2. Apakah responden melafalkan bunyi ん sesuai dengan pelafalan yang benar akan di ketahui dengan bantuan native speaker. 3. Pengelompokan kata diklasifikasikan berdasarkan tingkat. 4. Pembuatan tabel analisis data, pelafalan yang benar dan salah

dalam melafalkan bunyi ん. 5. Analisis data

a. Menghitung rata-rata nilai tingkat I, II, III, IV untuk mengetahui kemampuan mahasiswa tiap tingkat.

(17)

b. Data Angket

Data yang diperoleh dari hasil angket akan di analisis dengan cara : 1. Menjumlahkan jawaban setiap angket

2. Menyusun frekuensi dan presentase jawaban 3. Menginterpretasi data dan menyimpulkan

c. Data Follow up Interview

Data yang diperoleh dari follow up interview akan dianalisis dengan cara :

1. Mendengarkan hasil rekaman interview

2. Menuliskan alasan responden yang tidak terdapat dalam angket untuk manambahkan data penyebab kesalahan tersebut.

F.

Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian serta sistematika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai definisi dan penggunaan konsonan nasal ん.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan dan pengumpulan data dari hasil penelitian.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai kemampuan pembelajar Bahasa Jepang dalam pelafalan konsonan nasal ん dan bagaimana hasil pembelajar mengenai pelafalan konsonan nasal ん tersebut.

(18)

10

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan berdasarkan pada langkah kerja ilmiah secara teratur,sistematis,dan logis dalam upaya mengkaji, memahami,dan menemukan jawaban dari suatu masalah. Dengan demikian, penelitian pendidikan merupakan upaya untuk memahami permasalahan pendidikan serta hal-hal yang lain berhubungan dengannya, melalui pengumpulan berbagai bukti akurat, dilakukan secara sistematis berdasarkan metode ilmiah, sehingga diperoleh suatu jawaban untuk memecahkan masalah tersebut. (Sutedi, 2011:16).

Dalam meneliti permasalahan ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. (Sutedi, 2011:58).

(20)

30

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seperti buku-buku, artikel, jurnal maupun internet yang berisi teori-teori maupun hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai permasalahan yang akan dibahas.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Populasi dalam penelitian ini adalah pembelajar Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:81) . Sampel dalam penelitian ini adalah pembelajar Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tingkat I sampai IV, Penulis mengambil sampel 10 orang dari setiap tingkat. Teknik penyampelan yang penulis gunakan adalah teknik Random, yaitu teknik secara acak. Teknik ini digunakan karena karakter populasinya bersifat homogen.

C. Instrumen Penelitian

(21)

Dalam penelitian pendidikan, instrumen penelitian secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu yang berbentuk tes dan non tes. (Sutedi, 2011:155) Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari kedua jenis instrumen tersebut, yaitu instrumen tes dengan tes tertulis, dan instrumen non tes dengan angket. Berikut adalah uraian mengenai tes tertulis yang penulis gunakan:

1. Tes

Tes merupakan suatu alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu. (Sutedi, 2009 : 126).

Pada tahap ini, penulis mengumpulkan data hatsu’on yang terdapat pada buku Shokyuu Nihonggo 1. Buku ini dipilih karena buku dasar yang biasanya dipelajari oleh pembelajar bahasa Jepang. Data hatsu’on diklasifikasikan berdasarkan letaknya, yaitu yang terdapat di awal, tengah, akhir dan tengah dan akhir kata. Setelah itu penulis menyeleksinya menjadi 30 buah. Dalam 30 kata ini dihitung 1 soal sehingga secara keseluruhan menjadi 30 soal. Tes dibagi menjadi 2 bagian. Tes bagian pertama yaitu membaca Hatsu’on dalam bentuk kalimat sebanyak 20 soal , kemudian tes kedua dalam bentuk kata sebanyak 30 kata.

Pengambilan data tes dilaksanakan pada 17 dan 18 September 2013 di Gedung FPBS lantai 3 UPI Bandung. Adapun jumlah yang mengikuti tes adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tingkat I, II, III, dan IV masing-masing sebanyak 10 orang setiap angkatannya sehingga jumlahnya 40 orang.

(22)

32

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Tabel kisi-kisi penulisan kosa kata perekaman

2. Angket

Selain tes, penulis juga membuat angket atau kuesioner untuk mengetahui pendapat pembelajar Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang terhadap pelafalan konsonan nasal ん atau hatsu’on.

Angket ini terdiri dari 10 butir pertanyaan dalam bentuk jawaban tertutup. Tetapi terdapat beberapa butir soal yang opsi terakhirnya penulis berikan secara terbuka. Hal ini dimaksudkan agar responden menjawab secara bebas.

Materi No.soal

konsonan nasal bersuara [m] 1, 3, 30 konsonan nasal yang bersuara n 6, 7, 10, 29 bunyi nasal velar yang bersuara [ŋ] 5, 12, 14 bunyi konsonan ini dipakai pada

bagian akhir kata

16,17, 22

bunyi vokal nasal sesuai dengan vokal yang ada pada bagian tengah

18, 20, 21, 24, 25

dipakai sebelum bunyi vokal [ɯ] atau bunyi semi vokal [ɯ],

26, 27

Kosakata konsonan nasal yang tidak memiliki arti

8, 19, 23 28

(23)

Tabel 3.2

Tabel kisi-kisi Penulisan Angket

Aspek yang diamati Nomor soal

Bahasa ibu yang digunakan 1

Lama pengalaman belajar 2

Kesulitan materi hatsu’on 3,8, 9, 10 Kesalahan dalam pelafalan hatsu’on 4, 6, 7

Penulis memberikan angket pada responden untuk mengetahui data kualitatif berupa sejumlah informasi mengenai lamanya pengalaman belajar mahasiswa, bahasa ibu yang digunakan, kesulitan dan penyebab kesalahan mahasiswa dalam pelafalan bunyi konsonan nasal ん, serta pendapat siswa

tentang materi pelafalan bunyi konsonan nasal ん.

D. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Literatur

Mencari dan mengumpulkan buku-buku referensi dan literatur yang relevan tentang kalimat-kalimat yang mengandung hatsuon. Buku-buku yang menjadi sumber dalam penelitian ini diantaranya adalah Nihongo Bunkei Jiten, Minna No Nihongo I, dan buku lainnya yang terdapat penjelasan mengenai hatsu’on. Selain itu, penulis juga mengambil data dari sumber buku atau

(24)

34

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengolahan Data

1. Pengolahan Data Tes

Data Perekaman

Tes pertama terdiri dari 30 kosakata yang terdiri dari 26 kata yang mengandung hatsuon n dan 4 soal kata pengecoh. Lalu pada tes kedua responden membaca 20 kalimat yang didalamnya mengandung bunyi hatsu’on n. setelah data perekaman selesai lalu menulis mencoba menganalisis data tersebut dengan dibantu oleh native speaker untuk mengetahui apakah pelafalan yang diucapkan oleh responden itu tepat atau bahkan salah. Kousiner yang diberikan kepada native adalah kosakata yang diteskan pada responden beserta pilihan jawaban apakah dibaca bunyi n ,m,ng atau tidak jelas. Responden mengucapkan kata tersebut sesuai kemampuan mereka dalam pelafalan konsonan nasal ん..

Perekaman suara responden dibagi menjadi 2 bagian. Tes bagian pertama adalah membaca bunyi ん dalam benuk kata sebanyak 30 kosakata,

sedangkan tes bagian kedua membaca bunyi ん dalam bentuk kalimat.

Kalimat yang diteskan berjumlah sebanyak 20 kalimat .

setelah data perekaman selesai lalu penulis mencoba menganalisis dengan di bantu oleh native speaker untuk mengetahui apakah pelafalan yang telah diucapkan oleh responden itu tepat, kurang tepat, atau bahkan salah. Kuisioner yang di berikan kepada native adalah yang berisi kosa kata yang di teskan kepada responden beserta pilihan jawaban benar atau salah dari pengucapan bunyi yang sesuai .

(25)

Setelah suara dari native di ambil lalu surara native tesebut di perdengarkan kepada responden mahasiswa, lalu di berikan kuisioner yang sama dengan yang diisi oleh native. Pengisian kuisioner ini untuk mengetahui apakah para responden bisa membedakan pelafalan bunyi atau bunyi lain yang diucapkan oleh native speaker.

Setelah semua data terkumpul dan dimasukkan dalam tabel yang di bedakan menurut warnanya, penulis menghitung persentase jumlah bunyi yang di anggap hatsu’on bunyi n oleh native, dan persentase jumlah responden yang menjawab benar isi kuisioner dari setiap angkatan. Rumus ini dikutip dari Anisa Arianingsing (2011: 45).

Perhitungan nya adalah sebagai berikut : P =

Keterangan :

P: Persentase pengucapan hatsu’on bunyi n setiap angkatan f : Jumlah bunyi yang dianggap bunyi hatsuon n oleh native n : Jumlah soal

Sampel penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI Bandung tingkat 1, 2, 3 dan 4. Penulis mengambil sampel 10 0rang dari setiap tingkat sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 40 orang.

Setelah data dari tes dan angket terkumpul, penulis mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

(26)

36

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b.Membuat table distribusi hasil test (table persiapan) test membaca konsonal nasal n dalam bentuk kata dan kalimat.

c.Mencari jumlah kuadrat keseluruhan dengan menggunakan rumus -

Keterangan:

: Jumlah kuadrat total

: Jumlah kuadrat keseluruhan nilai dari seluruh kelompok

: Faktor koreksi yang muncul berkali-kali

d.Mencari jumlah kuadrat kelompok dengan menggunakan rumus

Keterangan :

: Jumlah kuadrat kelompok

: Jumlah keseluruhan dari nilai tiap kelompok : Jumlah responden dalam kelompok

e.Mencari jumlah kuadrat dalam dengan menggunakan rumus: JKd = JKT - JKk

f. Mencari derajat kebebasan dengan rumus sebagai berikut : g. 1) dbtot : N – 1

2) dbk : k – 1 3)dbd : N - k Keterangan :

(27)

h.Mencari mean kuadrat kelompok (MKk) dan mean kuadrat (MKd) dalam dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

1)MKk = JKk : dbk 2)MKd = JKd : dbd

i. Mencari F rasio dengan menggunakan rumus: F =

j. Membandingkan F rasio dengan F tabel dan menentukan kesimpulan

2. Pengolahan Data Angket

Penulis membuat angket yang terdiri dari 10 butir soal dan kemudian penulis menganalisisnya dengan melakukan teknik proporsional, yaitu melihat presentase jumlah jawaban responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan setiap jawaban angket b. Menyusun frekuensi jawaban

c. Membuat tabel frekuensi

d. Menghitung presentase frekuensi dari setiap jawaban dengan menggunakan rumus:

P = Keterangan:

(28)

38

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N: Jumlah responden

e. Menginterpretasikan jawaban angket berdasarkan pada kriteria berikut:

Tabel 3.2

Tabel kemampuan melafalkan bunyi N

Penafsiran data angket dilakukan dengan menggunakan kategori persentase berdasarkan Hendro (Hanindah, 2009 : 39) yang disajikan di bawah ini Tabel 3.3

Pedoman Interpretasi Angket

(Dikutip dari Hanidah, dalam Anisa Arianingsih 2011:41)

(29)

3. Pengolahan Follow Up interview

Penulis melakukan interview kepada responden setelah mengetahui hasil dari tes. Follow up interview ini dilakukan unutk mengetahui penyebab kesalahan yang terjadi yang tidak terjawab lewat angket, seperti tingkat kegugupan responden ketika dilakukan tes dan lain-lain.

Follow up interview atau wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas karena tidak terikat sistematika susunan pertanyaan tertentu namun hanya diarahkan oleh beberapa pedoman wawancara sehingga pewawancara dapat bebas mengembangkan apa yang akan ditanyakan nanti.

Sedangkan model pertanyaan yang digunakan pada saat follow up interview atau wawancara ini adalah model pertanyaan terbuka. Dengan

melakukan hal ini penulis dapat melakukan observasi jawaban jauh lebih dalam dan leluasa karena tidak terikat pada satu struktur susunan tertentu.

Penulis akan menjabarkan beberapa proses dari follow up interview tersebut dengan mendeskripsikan setiap pertanyaan yang di ajukan beserta jawaban dari para responden.

75≤P<100 Hampir seluruhnya

(30)

74

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini, penulis memberikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis teliti. Kesimpulan yang penulis rumuskan diperoleh dari hasil analisis dan penafsiran data yang telah diperoleh.Sedangkan, saran diberikan sebagai bahan pertimbangan agar dapat membantu terlaksananya kegiatan pengajaran yang lebih baik.

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah penulis bahas pada bab sebelumnya, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesalahan pelafalan yang terjadi ketika pengambilan data yaitu para responden ketika membaca bunyi konsonan nasal ん (hatsu’on) tidak sesuai dengan penempatan bunyi yang benar. Kesalahan yang di temukan adalah responden banyak yang melafalkan bunyi ん menjadi n dan ng saja. kemampuan mahasiswa dalam melafalkan bunyi tersebut tergolong sedang. 2. Dilihat dari angket dan hasil data yang diperoleh kesalahan ini terjadi bukan

(31)

B. Saran

Berdasarkan data yang telah diperoleh penulis, penempatan perubahan bunyi konsonan nasal ん (hatsu’on) yang beragam masih membingungkan pembelajar sehingga masih banyak terjadi kesalahan. Beberapa dari responden masih belum memahami perbedaan perubahan bunyi konsonan nasal ん yang benar dan sesuai.

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya jika masih terdapat kekurangan atau muncul kesalahan lainnya. Karena penelitian ini hanya sebatas memberikan tes membaca dalam bentuk kalimat dan kosakata saja dan belum dianalisis lebih lanjut apabila secara membaca teks atau dokkai dan kemampuan berbicara langsung.

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya, khususnya penelitian mengenai kemampuan pelafalan.

(32)

Rahil Karima, 2014

Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal N

(hatsu’on)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arianingsih ,Anisa. (2011). Analisis Kemampuan Pembelajar Bahasa Jepang dalam Pelafalan Choo’on. Skripsi pada FPBS UPI: Tidak diterbitkan.

Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: RinekaCipta

Dahidi, Ahmad dan Sudjianto.(2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Hadi, Sutrisno. (2006). Metode Penelitian.Jakarta: PT Rineka Cipta Kawase.(1979). Nihongo Hatsuon. Tokyo: Japan Foundation Renariah. Bunyi Bahasa Jepang. Jurnal Fokus: FPBS UPI

Sudjiono, Anas. (2004). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press Sugiono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan r&d. Bandung:

Alfabeta

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora

Sutedi, Dedi. (2009). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora

Syukur, dkk. (2006) Prinsip dan Metode Linguistik Historis ,Surabaya: Usaha Nasional

Taniguchi, Goro. (1999). Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia. Jakarta:Dian Rakyat

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia .Jakarta: Balai Pustaka

Tim Penyusun. (2006).Shokyu Nihonggo. Bandung:UPI

Tim Penyusun. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

http://belajarmandiribahasajepang.blogspot.com/2009/12/2hatsu-onsuara-sengau.html http://ci.nii.ac.jp

(33)

http://id.wikipedia.org/wiki/Konsonan_nasal

Gambar

Tabel kisi-kisi penulisan kosa kata perekaman
Tabel kisi-kisi Penulisan Angket
Tabel kemampuan melafalkan bunyi N

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (pendapatan, dukungan suami,

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan larung sembonyo yang dilakukan oleh masyarakat Prigi , serta (2). Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum islam terhadap

Berkaitan dengan duduk perkara diatas, pihak kapus dengan sengaja menahan pemberian ijazah dan transkrip nilai dengan alasan masalah pribadi, yang dalam hal ini bertentangan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tinda- kan dengan menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA khususnya kegiatan bereksperimen selama tiga siklus, dapat

Pada hari ini Jumat Tanggal Empat Belas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Tiga Belas, dimulai pukul 12.01 Wita dengan mengambil tempat Pada Portal LPSE Kabupaten Bone Bolango,

Portal LPSE Universitas Negeri Makassar http://lpse.unm.ac.id , Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Peralatan Pendidikan Akademi Pariwisata Makassar Tahun Anggaran 2011

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Team Asissted Individualization dapat meningkatkan kemampuan menghitung bilangan bulat pada

Jika produksi I-125 dilakukan menggunakan sasaran xenon alam, dalam proses produksi dihasilkan 125 I dengan radioaktivitas yang kecil untuk tiap satuan sasaran karena