• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung I - 1

1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Otonomi Daerah perlu disikapi oleh aparatur dengan sikap baru, paradigma baru dan pola pikir (mindset) entepreneurship dan networking (partnership, aliansi, kolaborasi)disertai sikap dan perilaku baru yang professional, tanggap, cepat, cerdas dan tepat dalam bertindak. Perencanaan strategis diperlukan karena sasaran organisasi diarahkan kepada kepentingan masyarakat (Consumer driven oriented).

Berdasarkan UU No.25 Tahun 2004, perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sedangkan pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua, komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Perencanaan secara umum juga dapat diartikan sebagai usaha menentukan cara terbaik guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pelibatan masyarakat sebagai subyek dan sekaligus obyek pembangunan merupakan unsur utama dalam perencanaan partisipatif. Dimana pengertian perencanaan partisipatif adalah proses pengambilan keputusan secara kolektif terhadap suatu kegiatan tertentu, tentang bagaimana mengelola sumber daya yang ada dan melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.Perencanaan pembangunan merupakan suatu fungsi utama dari manajemen pembangunan yang mutlak diperlukan mengingat kebutuhan akan pembangunan lebih besar dari sumber daya yang tersedia. Melalui perencanaan pembangunan yang lebih baik dapat dirumuskan kegiatan pembangunan yang lebih efisien dan efektif dengan hasil yang optimal dalam pemanfaatan sumber daya yang ada.

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung sebagai instansi teknis bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif harus memiliki indikator pembangunan yang diperlukan selain untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi sasaran pembangunan, juga untuk kebutuhan pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 050/2020/SJ yang menyebutkan bahwa : ”RPJM Daerah hanya disusun oleh

Daerah-daerah yang telah memiliki Kepala Daerah hasil pemilihan langsung”, dan perlu

didukung dengan penyediaan database pada level instansi teknis untuk keperluan pembangunan. Oleh karena itu, indikator pembangunan yang diperlukan mulai dari

(2)

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung I - 2 tingkat nasional sampai dengan tingkat administratif yang paling rendah. Aparatur Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang memiliki kapasitas intelektual, manajerialdan profesional akan sangat membantu terwujudnya pelayanan prima. Aparatur yang ahli dan mampu di bidangnya serta berwawasan ensiklopedis, akan mempercepat perubahan ke arah lebih baik yang kita inginkan. Ketepatan penempatan, pelatihan, mutasi dan rotasi pegawai yang lebih mengarah kepada kompetensi, juga akan mendorong akselerasi organisasi ke arah yang lebih maju.

Isu perubahan iklim, krisis ekonomi dunia, dan tumbuhnya gelombang ekonomi kreatif telah menyebabkan perubahan sikap dan tuntutan atas produk-produk wisata yangdihasilkan dari semula bersifat produk wisata massal yang tidak ramah lingkungan dan komunitas, menjadi kearah bentuk pembangunan produk wisata yang lebih bertanggungjawab terhadap lingkungan dan memberikan apresiasi tinggi pada komunitas dan destinasi yang bersangkutan (responsible tourism) misalnya wisata budaya, wisata bahari, dan wisata kreatif serta peningkatan industri pariwisata yang berdaya saing. Isu-isu global dan nasional tersebut diatas telah menyebabkan perlunya pengembangan manajemen destinasi yang mampu mengantisipasi tuntutan kedepan. Sebuah destinasi harus dapat berkembang secara dinamis dan belajar dari kebutuhan yang diperlukan secara cepat melalui perkuatan manajemen internal (learning destination). Cara-cara pengelolaan destinasi denganpendekatan lama yang tidak memperkuat peran serta masyarakat akan tidak mampu menyikapi perubahan yang cepat ini. Disamping harus berbasis pada masyarakat, pengelolaan dan pengorganisasian sebuah destinasi harus pula mampu merengkuh kebutuhan akan peningkatan kualitas pelayanan, kepuasan wisatawan, kepuasankomunitas lokal, dan promosi sebagaimana konsep pengembangan manajemen destinasi (DMO, Destination Management Organization)termasuk untuk pengembangan desa wisata yang mengarah kepada tumbuh kembangnya kualitas tata kelola destinasi pariwisata.

Perubahan paradigma ekonomi dunia dari ekonomi berbasis informasi menuju ekonomi kreatif pada akhir dasawarsa ini telah meningkatkan tuntutan permintaan akan produk pariwisata. Konsep ekonomi baru (new experience economy) telah mengarah pada bentuk membeli untuk melakukan sesuatu tidak untuk memiliki sesuatu (pay to do things, not have things). Perubahan sikap ekonomi initelah merubah pola kepariwisataan pula. Pariwisata baru (new experience tourism) pun merubah paradigmanya dari semula bersifat membeli produk menjadi membeli pengalaman, dari semula pasif menjadi interaktif dengan komunitas, dan kemudian lebih bersifat kreatif dan memposisikan dirinya menjadi prosumen (produsen dan konsumen). Perubahan paradigma ekonomi dan pariwisata dunia tersebut telah merubah pula kebutuhan akan produk wisata dari semula bersifat massal (mass tourism) yang lebih mengandalkan jumlah, menjadi bersifat penampilan budaya lokal (cultural tourism) yang lebih

(3)

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung I - 3

mengandalkan pengenalan budaya bersifat pasif, dan kemudian menjadi bentuk produk wisata berbasis kreativitas (creative tourism) yang lebih mengedepankan pengenalan dan pengembangan budaya lokal bersifat interaktif berbasis pada sentuhan kemanusiaan (human touch). Wisata budaya berbasis pada warisan budaya sebagai potensi utama pariwisata nasional telah berkembang luas tidak hanya padaobyek namun juga pada kawasan baik di perkotaan (kota pusaka) yang bahkan telah di inisiasi oleh pemerintah daerah (Jaringan Kota Pusaka), maupun di pedesaan. Disamping itu, beberapa kota dan kawasan telah berkembang menjadi zona kreatif dan kota kreatifberbasis pada kekayaan lokal yang dapat memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat lokal.

PariwisatadiProvinsi Lampung merupakansektor yang sangat potensia luntuk dikembangkan, mengingat daerah ini memiliki potensi wisata yang beragam, baik wisata alam, wisatabahari, agrowisata, maupun wisata budaya.Pemanfaatan potensi-potensi tersebut untuk menjadi obyek daya tarik wisata yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap usaha pembangunan Provinsi Lampung yang masih menghadapi kendala dan tantangan, baik itu dari dalam maupun dari luar Provinsi Lampung. Pengembangan kepariwisataan Lampung tidak terlepas dari munculnya berbagai isu strategis pembangunan. Ketimpangan pembangunan, penyediaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, optimalisasi kinerja pemerintah daerah, lemahnya sinergitas antar unit kerja, pelibatan masyarakat, maupun pengembangan sumber daya manusia merupakan beberapa isu khusus yang juga berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan Provinsi Lampung.

Untuk merealisasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang merupakan komitmen politik kepala daerah, maka ditindaklanjuti dengan perencanaan teknis yaitu Rencana Strategis (Renstra) SKPD yang berdurasi 5 (lima) tahun dalam rangka mendukung tercapainya RPJMD.Sebagaimana RPJMD, dalam Renstra SKPD juga memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang merupakan penjabaran teknis dan bersifat indikatif sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD.

1.2 LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah dengan

(4)

Undang-Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung I - 4 Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan; 8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah(Lembaran NegaraRepublikIndonesiaTahun 2005Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Stándar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

(5)

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung I - 5 15. Peraturan Pemerintah Nomor 38Tahun 2007tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran NegaraRepublik IndonesiaTahun 2007Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025;

20. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010-2014;

21. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2014 tentangTentang Pengawasan dan Pengendalian Kepariwisataan;

22. Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2014 tentangKoordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan;

23. Instruksi Presiden Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata;

24. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

(6)

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung I - 6 28. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok

Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Keuangan Daerah;

29. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 6 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Lampung Tahun 2005 – 2025;

30. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung sebagaimana telah diubah beberapakali dengan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014; 31. Peraturan Daerah Provinsi LampungNomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Lampung 2009-2029;

32. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 6 tahun 2011 tentang Kepariwisataan; 33. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor : 06 Tahun 2012 tentangRencana

Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi Lampung2012-2032;

34. Peraturan Gubernur Lampung NomorTahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Lampung 2015-2019.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1 Maksud

MaksudPenyusunan Renstra Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015 - 2019 adalah :

1. Untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, masyarakat, serta dunia usaha dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang telah disepakati bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi di dalam satu pola sikap dan pola tindak;

2. Sebagai acuan bagi seluruh aparat dinas untuk menjalankan tugasnya masing-masing dalam mencapai tujuan dalam 5 (lima) tahun kedepan;

3. Sebagai dasar bagi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mengkoordinasikan penyelenggaraan program dan kegiatan lembaga pemerintah lain, khususnya bagi lembaga non-pemerintah;

4. Sumber informasi bagi para pelaku kegiatan dalam internal Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta stakeholders, baik di pusat maupun daerah, tentang kegiatan bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

(7)

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung I - 7

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari Penyusunan Renstra Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung 2015-2019 adalah :

1. Mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi;

2. Mempercepat proses dan kualitas pencapaian hasil yang telah direncanakan; 3. Mendinamisasi kegiatan-kegiatan organisasi yang berorientasi kepada visi dan misi

dinas, dan mengakomodir visi dan misi Gubernur terpilih.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Oraganisasi 2.2 Sumber Daya SKPD

2.3 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS

3.1 Gambaran Umum Daerah 3.2 Kondisi Ekonomi Daerah 3.3 Potensi Pariwisata Lampung 3.4 Kawasan Wisata Unggulan 3.5 Perkembangan Ekonomi Kreatif

3.6 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD

3.7 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.8 Telaah RTRW Provinsi 3.9 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi 4.2 Tujuan dan Sasaran 4.3 Strategi dan Kebijakan

BAB V. PROGRAM, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara guru mata pelajaran Fisika MAN Model Palangka Raya (tanggal 13/11/2013). Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,

Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkategorikan Mengkritik Mengidentiflkasi Mengasosiasikan

Homogenisasi Peralatan tidak steril Penggunaan alat yang telah disterilisasi Bukan CCP Tidak terdapat penggumpalan susu Pemantauan peralatan secara berkala

Temephos 1% adalah pestisida organofosfat untuk mengendalikan larva nyamuk, dan satu-satunya organofosfat yang digunakan sebagai larvisida. Larvisida ini mempunyai daya

Jadi karena sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 akan menghasilkan nol maka nilainya adalah nol (0) dan yang tersisa adalah sebagai berikut:.. karena yang

Untuk program siaran anak vacuum , dikarenakan belum menemukan penyiar yang sesuai dengan karakter program siaran yang dibuat Radio Yaumi, kesalahan teknis membuat

Perlindungan tangan : Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian

Agar kegiatan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak dapat terlaksana dan tujuan pembelajaran dapat terrcapai secara optimal, maka diperlukan sebuah