• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kualitas, merek, promosi, harga, kelompok acuan, dan ketersediaan terhadap minat beli ulang konsumen produk pasta gigi Pepsodent : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh kualitas, merek, promosi, harga, kelompok acuan, dan ketersediaan terhadap minat beli ulang konsumen produk pasta gigi Pepsodent : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh : Teodora Efoni novianingrum

042214077

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh : Teodora Efoni novianingrum

042214077

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Â

Jika engkau sungguh-sungguh percaya pada

Tuhan, maka andalkan Dia dalam segala

sesuatu, Dia tidak akan mengecewakanmu”

“Senjata yang kuat adalah Keinginan dan

Kemauan”

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

™ Bapak Florentinus Slamet dan

Ibu Anastasia Suparmi

™ Kakak-kakakku : Mba Erni &

Mas Theo, Mba Emi & Mas heri,

Mas Endar & M Danti dan Mas

Eman

™ Keponakan-keponakanku :

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Desember 2010 Penulis

(7)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS, MEREK, PROMOSI, HARGA, KELOMPOK ACUAN DAN KETERSEDIAAN TERHADAP MINAT BELI ULANG

KONSUMEN PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT

Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Teodora Efoni Novianingrum

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

2010

(8)

ABSTRACK

THE INFLUENCE OF QUALITY, BRAND, PROMOTION, PRICE, REFERENCE GROUPS, AND AVAILABILITY ON REPURCHASE

INTENTION OF PEPSODENT TOOTHPASTE CONSUMERS A Case Study on Students of Economics Faculty Sanata Dharma University

Teodora Efoni Novianingrum Faculty of Economics Sanata Dharma University

2010

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Teodora Efoni Novianingrum

NIM : 04 2214 077

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH KUALITAS, MEREK, PROMOSI, HARGA, KELOMPOK ACUAN DAN KETERSEDIAAN TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT

Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 22 Desember 2010

Yang menyatakan,

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat, rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi dengan judul “PENGARUH KUALITAS, MEREK, PROMOSI, HARGA, KELOMPOK ACUAN DAN KETERSEDIAAN TERHADAP MINAT BELI

ULANG KONSUMEN PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT” Studi Kasus

pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama pelaksanaan penelitian ini, penulis menerima banyak bantuan dari berbagai pihak yang memberikan waktu, dorongan, bimbingan dan nasihat dari awal sampai selesainya penyusunan penelitian skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak V. Mardi Widyadmono,SE, MBA selaku ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

(11)

3. Bapak Drs. Hg. Suseno TW.,M.S. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan masukan serta bimbingan yang berharga dengan penuh kesabaran dan perhatian sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

4. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan bekal pengetahuan dan bantuannya kepada penulis selama ini.

5. Mbak Tutik BEJ, yang selama ini menemani pagi-pagi saya sewaktu menunggu bimbingan, makasi ya mbak.

6. Seluruh responden Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna melengkapi data yang penulis butuhkan.

7. Bapak Florentinus Slamet dan Ibu Anastasia Suparmi untuk semua doa, cinta, kasih sayang dan dukungannya yang begitu besar, maaf kalau membuat kalian terlalu lama menunggu.

8. Kakak-kakakku Erni, Emi, Endar dan Eman untuk semua kasih sayang dan perhatian yang begitu luar biasa, senangnya punya saudara seperti kalian. 9. Kakak-kakak iparku Mas theo, Mas Heri dan Mbak Danti, yang selalu

mendukung dan mendoakanku, terima kasih yaaa.

(12)

11.Sahabat-sahabatku tercinta Wulan, Anie, Yuni, Sisilia dan Atek terima kasih untuk persahabatan yang indah dan dukungan yang begitu besar buat aku. Miss u all!

12.Teman-teman kuliah Arda, Erna, Dewie, Evan, Sr. Hilaria dan khususnya semua teman-teman Manajemen C terima kasih untuk pertemanan, dukungan dan semangatnya.

13.Mbak Anna dan Ci Melda terima kasih untuk semangat dan selalu mau berbagi ilmu denganku. Kalian memang guru yang baik, makasih ya kak. 14.Teman-teman mudika Santo Christophorus Minomartani Natal, Gebi, Mira,

Ninyo, Vendri, Vito, Viki dll makasi ya buat dukungan dan doanya.

15.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih banyak atas bantuannya.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 22 Desember 2010 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Pemasaran ... 7

(14)

2. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 8

3. Konsep Pemasaran ... 9

B. Perilaku Konsumen ... 11

1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 11

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 11

C. Kualitas ... 14

1. Pengertian Kualitas ... 14

2. Dimensi Kualitas ... 15

D. Merek ... 17

1. Pengertian Merek ... 17

2. Manfaat Merek ... 17

3. Karakteristik Merek ... 18

E. Promosi ... 19

1. Pengertian Promosi ... 19

2. Tujuan Promosi ... 19

3. Jenis-Jenis Promosi ... 21

4. Media-media Promosi ... 22

F. Harga ... 25

1. Pengertian Harga ... 25

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga ... 26

G. Kelompok Acuan ... 28

(15)

1. Pengertian Minat Beli Ulang ... 31

2. Tahap-tahap dalam Proses Pembelian ... 31

J. Penelitian-Penelitian Sebelumnya ... 32

K. Kerangka Konseptual Penelitian ... 34

L. Rumusan Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 37

D. Instrumen Penelitian ... 38

E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 38

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 39

G. Definisi Operasional ... 40

H. Alat Analisis Data ... 42

1. Teknik Pengujian Instrumen ... 42

2. Teknik Analisis Data Pengujian Hipotesis ... 44

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 50

A. Sejarah Unilever ... 50

1. Perluasan Unilever di Indonesia ... 51

2. Misi Unilever ... 52

B. Pepsodent ... 52

1. Sejarah pepsodent ... 52

(16)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Pengujian Instrumen ... 57

B. Karakterisitik Responden ... 66

C. Uji Asumsi Klasik ... 72

D. Analisis Regresi Linear Berganda ... 76

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

C. Keterbatasan ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1 Manfaat Merek bagi Pelanggan dan Perusahaan ……… 18

Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas ……… 57

Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas ………. 58

Tabel V.3 Hasil Uji Validitas Variabel Merek ……… 58

Tabel V.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Merek ……… 59

Tabel V.5 Item-Total Statistic ……… …. 59

Tabel V.6 Revisi Uji Reliabilitas Variabel Merek ……….. 60

Tabel V.7 Revisi Uji Validitas Variabel Merek ………. 60

Tabel V.8 Hasil Uji Validitas Variabel Promosi ……… 61

Tabel V.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi ……… 61

Tabel V.10 Hasil Uji Validitas Variabel Harga ……….. 62

Tabel V.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Harga ……… 63

Tabel V.12 Hasil Uji Validitas Variabel Kelompok Acuan ……… 63

Tabel V.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kelompok Acuan……. 64

Tabel V.14 Hasil Uji Validitas Variabel Ketersediaan ………. 64

Tabel V.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Ketersediaan …………. 65

Tabel V.16 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli Ulang ………. 65

Tabel V.17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Minat Beli Ulang …….. 66

Tabel V.18 Survei Pengguna Pasta Gigi Pepsodent ..……….. 67

(18)

Tabel V.20 Klasifikasi Responden Menurut Jenis Kelamin ……… 68

Tabel V.21 Klasifikasi Responden Menurut Usia …………..…….. 68

Tabel V.22 Klasifikasi Responden Menurut Uang Saku/Bulan …... 69

Tabel V.23 Klasifikasi Responden Menurut Tempat Tinggal ……. 70

Tabel V.24 Klasifikasi Responden Menurut Lama Penggunaan Produk 71 Tabel V.25 Klasifikasi Responden Menurut Jenis Pasta Gigi ……. 71

Tabel V.26 Hasil Uji Multikolinieritas ……….……… 72

Tabel V.27 Hasil Uji Heteroskedastisitas…….………. 73

Tabel V.28 Hasil Uji Normalitas .……….……… 74

Tabel V.29 Hasil Autokorelasi ……… ………. 76

Tabel V.30 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ………. 77

Tabel V.31 Hasil Uji F ……….………. 79

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian 34

(20)

Dewasa ini perkembangan dunia usaha maju dengan sangat pesat, hal ini menandai tingkat persaingan yang semakin ketat pula, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk memenangkan persaingan sehingga mampu menarik konsumen. Dalam usaha memperebutkan persaingan, perusahaan perlu menetapkan strategi pemasaran yang tepat. Sebelum menetapkan strategi pemasarannya perusahaan perlu mengidentifikasi keinginan konsumen yang belum dipuaskan, antara lain dengan cara menentukan barang yang hendak diproduksi, menentukan cara promosi, menentukan harga yang tepat, dan memilih saluran distribusinya. Jadi kegiatan pemasaran merupakan suatu proses yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.

Konsumen membeli barang dan jasa guna memuaskan berbagai keinginannya, sehingga penting bagi perusahaan untuk mempelajari bagaimana perilaku konsumen tersebut dalam pengambilan keputusan belinya. Keinginan manusia yang beraneka ragam, akan menimbulkan berbagai macam perilaku untuk memenuhinya. Konsumen merasa kebutuhannya telah terpenuhi bila mendapatkan kepuasan dari produk yang dibelinya. Kepuasan yang dialami oleh konsumen akan mendorong untuk melakukan pembelian berulang pada produk yang sama.

(21)

dan kebersihan gigi. Seseorang yang giginya bersih akan berpenampilan lebih menarik dan menimbulkan rasa percaya diri pada saat bersosialisasi dengan orang lain. Jenis-jenis produk kesehatan yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan gigi antara lain sikat gigi, obat kumur dan pasta gigi. Namun, yang pasti digunakan oleh setiap orang adalah pasta gigi. Begitu banyak merek pasta gigi yang beredar di tengah masyarakatat antara lain Close up, Ciptadent, Formula, Sensodyne, Enzim, dan Pepsodent. Pepsodent merupakan pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia. Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang kembali meluncurkan pasta gigi berflouride pada tahun 1980-an, dan menjadi pasta gigi yang aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar.

(22)

membosankan. Maka, penting bagi sebuah perusahaan untuk menjaga kualitas produknya agar tidak ditinggalkan oleh pelanggan.

Merek merupakan cerita dan pengalaman kompleks dalam benak pelanggan, yang mengkomunikasikan harapan mengenai manfaat yang akan diperoleh dari suatu produk yang diproduksi oleh perusahaan tertentu. Merek adalah janji penjual untuk menyampaikan manfaat, jasa dan sifat secara konsisten kepada pembeli. Sebuah merek yang telah tertanam kuat dalam benak konsumen, sangat membantu perusahaan untuk terus berupaya memberikan yang terbaik bagi konsumen yang loyal terhadap produknya. Merek berkaitan erat dengan faktor harga, informasi tentang harga produk menjadi perhatian konsumen yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Untuk beberapa pembelian tertentu, konsumen dapat melakukan beberapa macam perbandingan harga antara merek-merek yang ada dan mempertimbangkan tawar-menawar dari berbagai macam biaya yang harus dikeluarkan dan nilai yang diperoleh dari suatu produk.

(23)

yang disampaikan, mudah diingat, memahami fungsi barang dan bisa menghibur konsumen yang akhirnya mampu tertanam dalam benak konsumen. Pemilihan media promosi yang tepat akan semakin mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Faktor lain yang turut mendukung minat beli ulang seorang konsumen adalah acuan dan ketersediaan. Kelompok acuan memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku konsumen dalam hal memilih dan membeli produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Kelompok acuan juga ikut mempengaruhi seorang konsumen untuk terus menggunakan produk tersebut secara berkala. Kemudahan dalam memperoleh suatu produk juga menjadi bahan pertimbangkan bagi seorang konsumen dalam memutuskan perilaku pembeliannya. Bagi beberapa konsumen kedekatan tempat dan kecepatan waktu untuk memperoleh produk turut mempengaruhi dalam melakukan pembelian ulang produk tersebut.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kualitas, Merek, Promosi, Harga, Kelompok Acuan dan Ketersediaan terhadap Minat Beli Ulang Konsumen Produk

(24)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah kualitas, merek, promosi, harga, kelompok acuan, dan ketersediaan secara simultan berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen?

2. Apakah kualitas, merek, promosi, harga, kelompok acuan, dan ketersediaan secara parsial berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini hanya akan dibahas faktor yang diduga mempengaruhi minat beli ulang konsumen yaitu kualitas, merek, promosi, harga, kelompok acuan, dan ketersediaan sedangkan faktor lain yang mempengaruhi minat beli ulang tidak akan dibahas.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simulatan kualitas, merek, promosi, harga, kelompok acuan, dan ketersediaan terhadap minat beli ulang konsumen.

(25)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi perusahaan demi meningkatkan kesuksesan di masa mendatang.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan tentang minat beli ulang dan menambah referensi di Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Peneliti

(26)

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd, Walker dan Larreche, 2000: 4).

Pengertian pemasaran menurut Stanton (dalam Swastha dan Handoko, 2000: 4) adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi (Sunarto, 2004: 5).

(27)

dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen yang bertujuan menciptakan kepuasan konsumen dengan membangun hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.

2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran terjadi manakala seorang atau lebih terlibat dalam transaksi pertukaran atau hubungan yang ada dalam perencanaan, pengkoordinasian, penerapan dan pengendalian kegiatan-kegiatan penting untuk mendukung pertukaran.

Manajemen pemasaran (marketing management) adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa, dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan (Boyd et al., 2000: 18).

(28)

3. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha dan Handoko, 2000: 6).

Menurut Stanton (dalam Usmara, 2008: 17) konsep pemasaran merupakan suatu filsafat bisnis yang bertujuan memberikan kepuasaan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi pada konsumen.

Ada tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran (Swastha, 2002: 18-21) sebagai berikut:

a. Orientasi Konsumen

Pada pokoknya, perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen ini harus:

1) Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

2) Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.

3) Menentukan produk dan program pemasarannya.

(29)

5) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model yang menarik.

b. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan

Untuk memberikan kepuasan konsumen secara optimal, semua elemen-elemen pemasaran yang ada harus dikoordinasikan dan diintegrasikan. Pertentangan yang terjadi di dalam perusahaan maupun antara perusahaan dengan pasar harus dihindari, karena semua bagian dalam perusahaan memiliki pengaruh dalam menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut membantu dalam suatu usaha yang terkoordinasi untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir.

c. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen

(30)

pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memberikan kepuasan tersebut, perusahaan dapat menyediakan atau menjual barang dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.

B. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Engel (dalam Umar, 2002: 49) perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan penyusuli tindakan tersebut.

American Marketing Association mendefinisikan perilaku (consumer behavior) sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen : a. Kebudayaan

(31)

pula bersifat kentara (seperti alat-alat, perumahan, produk karya seni, dan sebagainya).

b.Kelas sosial

Dalam masyarakat kelas sosial dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:

1) Golongan atas

Golongan atas terdiri dari pengusaha-pengusaha kaya, pejabat-pejabat tinggi.

2) Golongan menengah

Golongan menengah terdiri dari karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah.

3) Golongan rendah

Golongan rendah terdiri dari buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, dan pedagang kecil.

c. Kelompok referensi kecil

(32)

d. Keluarga

Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orangtua seseorang. Dari orangtua, seseorang memperoleh suatu orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi serta suatu rasa ambisi pribadi, penghargaan pribadi dan cinta.

e. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatan di masa lalu atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman.

f. Kepribadian

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk tingkah laku.

g. Sikap dan kepercayaan

Sikap dan kepercayaan saling mempengaruhi. Salah satu elemen yang sangat menonjol adalah perasaan emosional baik positif maupun negatif terhadap sebuah barang, jasa atau merek.

h. Konsep diri

(33)

C. Kualitas

1. Pengertian Kualitas

Pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Beberapa pengertian kualitas menurut tiga pakar kualitas di tingkat internasional adalah (Yamit, 2001: 7) :

Menurut W. Edwards Deming, kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Berbeda dengan Deming, Philip B. Crosby mengatakan bahwa kualitas adalah nilai cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. Seorang pakar lain yakni Joseph M. Juran melihat kualitas sebagai kesesuain terhadap spesifikasi.

(34)

2. Dimensi Kualitas

Berdasarkan perspektif kulitas, David Garvin mengembangkan dimensi kualitas ke dalam delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang (dalam Yamit, 2001: 10) yaitu : a. Performance (kinerja), yaitu karakteristik pokok dari produk inti. b. Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan.

c. Reliability (kehandalan), kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian.

d. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

e. Durability (daya tahan), yaitu berapa lama produk dapat terus digunakan.

f. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan.

g. Aesthetics (estetika), yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk.

(35)

Sedangkan menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman (dalam Yamit, 2001: 10-11), dimensi kualitas dibedakan menjadi lima karakteristik yaitu

a. Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.

c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan yang tanggap.

d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.

e. Empati, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

(36)

pelanggan akan mengatakan produk dan pelayanan tidak berkualitas atau tidak memuaskan.

D. Merek

1. Pengertian Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Durianto, Sugiarto dan Budiman, 2004: 2).

Menurut Keagan (dalam Sadat, 2009: 18) mendefinisikan merek sebagai sekumpulan cerita dan pengalaman kompleks dalam benak pelanggan, yang mengkomunikasikan harapan mengenai manfaat yang akan diperoleh dari suatu produk yang diproduksi oleh perusahaan tertentu. Merek merupakan atribut yang memberikan manfaat non material, yaitu berupa kepuasaan emosional yang dirasakan oleh konsumen.

2. Manfaat Merek

(37)

Tabel I.1

Manfaat Merek bagi Pelanggan dan Perusahaan

Pelanggan Perusahaan

a.Merek sebagai sinyal kualitas b.Mempermudah

proses/memandu pembelian c.Alat mengidentifikasi produk d.Mengurangi resiko

e.Memberi nilai psikologis f. Dapat mewakili kepribadian

a. Magnet pelanggan

b. Alat proteksi dari para imitator c. Memiliki segmen pelanggan

yang loyal

d. Membedakan produk dari pesaing

e. Mengurangi perbandingan harga sehingga dapat dijual premium

f. Memudahkan penawaran produk baru

g. Bernilai finansial tinggi h. Senjata dalam kompetisi

3. Karakteristik Merek

a. Reputasi merek (brand reputation)

Konsumen akan merasa lebih aman dalam mengkonsumsi merek jika perusahaan yang memproduksi merek tersebut melakukan kejujuran, sehingga konsumen memiliki kepercayaan atas merek tersebut. Untuk dapat percaya pada suatu merek, konsumen akan melihat karakteristik yang melekat pada merek tersebut dan dalam hal ini karakteristik yang dapat dilihat adalah reputasi.

b. Kecakapan memprediksi merek (brand predictability)

(38)

c. Kompetensi merek (brand competence)

Konsumen dapat menemukan kompetensi merek melalui penggunaan langsung atau melalui komunikasi dari mulut ke mulut. Ketika seseorang yakin bahwa merek dapat memecahkan masalah maka konsumen kemungkinan akan mempercayakan pada merek tersebut.

E. Promosi

1. Pengertian Promosi

Promosi adalah semua yang dilakukan untuk membantu penjualan suatu produk atau jasa di tiap tempat jaringan penjualan, mulai dari bahan-bahan presentasi yang digunakan seorang tenaga penjualan ketika melakukan penawaran hingga siaran niaga di televisi atau iklan di surat kabar yang mencoba memikat pelanggan agar memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap apa yang diiklankan (Hahn dan Kenneth, 2002: xxii).

Sedangkan, menurut Nickels (dalam Swastha dan Irawan, 2005: 349) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

2. Tujuan Promosi

(39)

a. Modifikasi tingkah laku

Di satu sisi, dalam melakukan komunikasi seseorang mempunyai beberapa alasan antara lain : mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat. Sedangkan di sisi lain, promosi juga berusaha untuk merubah tingkah laku dan pendapat serta memperkuat tingkah laku yang mendorong pembelian barang dan jasa perusahaan.

b. Memberitahu

Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan produk.

c. Membujuk

(40)

d. Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti pula perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.

3. Jenis-Jenis Promosi

Jenis-jenis promosi antara lain : a. Periklanan

Periklanan adalah komunikasi non-invidu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta invidu-individu (Swastha, 2002: 245).

b. Personal selling

Personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain (Swastha, 2002: 260). c. Promosi penjualan

(41)

efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya (Swastha, 2002: 279).

d. Publisitas

Publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawasan dari sponsor (Swastha, 2002: 273).

4. Media-Media Promosi

Para pemasar akan menjajaki berbagai pilihan media, untuk mengenalkan produk perusahaannya kepada konsumen, yang bertujuan untuk mendapatkan laba. Di Indonesia seiring dengan maraknya televisi swasta, media televisi telah menyedot dana terbesar untuk kegiatan promosi. Internet juga telah menjadi media promosi baru yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam mengenalkan produknya. Berbagai bentuk media promosi yang banyak dilakukan oleh para pemasar di Indonesia (Kotler dan Susanto, 2001: 834-835) antara lain : a. Televisi, terdiri dari :

1) Iklan konvensional, berupa tayangan slot 30 atau 60 detik. Jenis ini merupakan paling banyak dipakai.

Misalnya : Pepsodent, Indomie.

(42)

Contohnya : Gebyar BCA, Mandiri Fiesta dll 3) Kuis, berupa permainan dan hiburan

Contohnya : Super Family

4) Build in, produk dilibatkan dalam sebuah program atau acara. Contohnya : Sprei dan Bedcover Kintakun dalam sinetron Cinta Fitri.

b. Radio, terdiri dari :

1) Iklan konvensional, berbentuk slot 30 atau 60 detik dan ad lips. 2) Kuis, berupa permainan dan hiburan

3) Interaktif, program atau acara yang juga melibatkan pendengar radio.

4) Talkshow, program atau acara yang hanya melibatkan sponsor suatu produk.

c. Media cetak

1) Iklan display, iklan dalam bentuk logo dan informasi produk. Contohnya : Handphone, Kecap ABC

2) Advertorial, iklan dalam bentuk artikel. Contohnya : Aqua, Telkom

d. Media lain

1) Internet, tayangan banner, logo di website. Contohnya : Telkomsel, Nokia

(43)

3) Iklan di bus, display suatu produk di badan bus. Contohnya : Jamu Sido Muncul

4) Mengadakan acara atau event, merupakan suatu bentuk kegiatan yang diadakan di pusat perbelanjaan atau hiburan yang menarik perhatian pengunjung.

Contohnya : Rinso, Clear

5) Pameran, suatu kegiatan untuk menunjukkan keunggulan produk.

Contohnya : Hp, Acer, Toshiba

6) Road Show, suatu kegiatan yang diadakan di beberapa tempat/kota berturut-berturut.

Contohnya : Kosmetik, Motor Yamaha

7) Direct Mailing, mengirimkan brosur atau katalog produk langsung kepada konsumen.

Contohnya : Lotte Mart

8) Sampling. Contoh produk yang diberikan kepada konsumen secara gratis.

9) Instore Promotion, kegiatan promosi yang diadakan dalam outlet.

Contohnya : Sari Ayu yang mengadakan demo kecantikan. 10) Gugus Wiranaga, mengerahkan wiranaga di gerai, maupun

lapangan.

(44)

11) Merchandise, promosi dalam bentuk produk tertentu di mana terdapat logo produk yang dipromosikan.

Contohnya : Majalah Tempo, Indosiar

12) Spanduk umbul-umbul, kain rentang yang berisi slogan atau logo produk tertentu.

Contohnya : Close Up

13) Lift, eskalator. Display suatu produk di pintu atau dinding lift atau eskalator.

F. Harga

1. Pengertian Harga

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Swastha, 2002: 147).

Harga juga diartikan sebagai sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui proses tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

(45)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi penetapan harga yaitu :

a. Faktor Internal Perusahaan 1) Tujuan pemasaran perusahaan

Tujuan pemasaran perusahaan berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, memciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial dll.

2) Strategi bauran pemasaran

Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasiakan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.

3) Biaya

(46)

4) Organisasi

Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus menetapkan harga. Setiap perusahaan menangani masalah penetapan harga menurut caranya masing-masing. Beberapa pihak yang memiliki pengaruh pada penetapan harga adalah manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan, dan akuntan.

b. Faktor Eksternal Perusahaan 1) Sifat pasar dan permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaannya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistic, oligopoly, atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah elastisitas permintaan.

2) Persaingan

Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain :

a) Jumlah perusahaan dalam industri b) Ukuran relatif setiap anggota c) Diferensiasi produk

(47)

Perusahaan perlu mempertimbangkan faktor lain seperti kondisi ekonomi (inflasi, bom atau resesi), kebijakan dan peraturan pemerintah, dan aspek sosial (kepedulian terhadap lingkungan).

G. Kelompok Acuan

Dalam menentukan suatu produk yang akan digunakan, seorang konsumen dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain harga, merek, iklan dll. Namun, pengaruh atau rangsangan juga dapat berasal dari sekelompok orang yang disebut kelompok acuan. Kelompok acuan sering disebut pula kelompok referensi yang diartikan sebagai kelompok-kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan/referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagai acuan/referensi bagi seseorang dalam pengambilan keputusan pembelian. Referensi dapat diperoleh dari keluarga, teman, ataupun tokoh idola yang menggunakan produk yang diminati juga oleh konsumen.

Kelompok acuan juga menjadi perpanjangan tangan dari sebuah produk, karena berperan mendorong konsumen lain untuk mengubah sikap dan perilaku konsumen sehingga timbul kesesuaian dengan produk tersebut. Menurut Schiffman dan Kanuk (2004: 295) untuk dapat memiliki pengaruh tersebut, kelompok acuan harus melakukan hal-hal sebagai berikut :

(48)

2. Memberikan kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok.

3. Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok.

4. Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok.

H. Ketersediaan

Kemudahan konsumen dalam memilih dan memiliki suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan ikut menentukan keberhasilan produk tersebut. Produk yang selalu tersedia di pasaran (warung maupun supermarket) akan semakin mendorong konsumen untuk melakukan pembelian secara terus-menerus. Ketersediaan barang/produk meliputi beberapa hal antara lain : mempertimbangkan tempat untuk membeli produk, memilih untuk membeli di toko atau pasar yang terkenal, memilih untuk membeli di toko atau pasar yang terdekat, memilih untuk membeli produk di toko atau pasar yang lengkap pilihannya.

(49)

1. Zona primer

Zona primer adalah area geografis dari mana toko atau pusat perbelanjaan tersebut mendapatkan sekitar 60% dari para pelanggannya.

2. Zona sekunder

Zona sekunder adalah area geografis dari kepentingan sekunder dalam tingkat penjualan pelanggan, yang menghasilkan sekitar 20% dari penjualan sebuah toko.

3. Zona tersier

Zona tersier termasuk para pelanggan yang kadang berbelanja di toko atau pusat perbelanjaan tersebut. Ada beberapa alasan untuk zona tersier, yaitu:

a. Para pelanggan kekurangan fasilitas-fasilitas ritel yang memadai yang lebih dekat dengan tempat tinggal.

b. Sistem jalan raya yang startegis menuju toko atau pusat perbelanjaan tersebut di mana para pelanggan dapat menjangkau dengan mudah.

c. Para pelanggan yang sedang melewati toko atau pusat perbelanjaan tersebut ketika menuju ke tempat lain.

(50)

I. Minat Beli Ulang

1. Pengertian Minat Beli Ulang

Minat dapat diartikan sebagai sumber motivasi yang mengarahkan seseorang pada apa yang akan dilakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu yang memiliki arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik pada sesuatu itu yang akhirnya akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Minat beli ulang adalah dorongan dari dalam diri seorang konsumen untuk mengkonsumsi atau membeli kembali produk dengan merek yang sama secara berulang kali.

Konsumen akan melakukan pembelian ulang, bila suatu produk yang dibeli dapat memberikan kepuasaan sesuai dengan harapannya. Bagi perusahaan, konsumen yang terus melakukan pembelian ulang diharapkan dapat menjadi konsumen yang loyal terhadap produk tersebut. Hal ini tentu saja menguntungkan bagi perusahaan, karena dapat mempertahankan pelanggan untuk tetap setia pada produk mereka dan tentu saja menghasilkan laba.

2. Tahap-Tahap dalam Proses Pembelian Tahap-tahap dalam proses pembelian adalah :

(51)

b) Pencarian informasi, yaitu tahap konsumen mencari informasi untuk memperoleh pengetahuan tentang barang yang dibutuhkan dari sumber-sumber yang mungkin didapatkan.

c) Evaluasi terhadap merek yang kompetitif, membuat penilaian akhir, dan mengembangkan keyakinan tentang posisi merek terhadap atribut.

d) Melalui evaluasi tersebut konsumen sampai pada sikap keputusan pembelian atas preferensi dari bermacam-macam merek melalui prosedur atribut.

e) Setelah pembelian konsumen akan mengalami kepuasaan atau ketidakpuasaan kemudian melakukan tindakan untuk mendapatkan perhatian dari pemasar.

J. Penelitian-Penelitian Sebelumnya

1. Ujianto Abdurachman. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung, Studi Perilaku Konsumen Sarung di Jawa Timur.

Fokus penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen terhadap produk sarung. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli produk sarung.

(52)

Penelitian ini dilakukan di Gresik dan Pasuruan dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan data dikumpulkan melalui kuesioner kepada sebanyak 120 responden. Kuesioner disusun dalam bentuk Skala Likert dan data dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang dipertimbangkan konsumen untuk membeli sarung adalah kualitas, referensi, merek dan warna serta kemasan, harga, diskon dan hadiah. Dari keseluruhan faktor tersebut kualitas dan referensi merupakan faktor yang paling dominan.

2. Zoar, Ade Bied. 2008. Pengaruh Iklan, Kualitas dan Harga Produk Oli Top One Terhadap Minat Beli Konsumen. Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma (skripsi yang tidak dipublikasikan).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan, kualitas dan harga produk oli Top One terhadap minat beli konsumen.

(53)

Hasil analisis data menunjukkan bahwa : 1). Secara simultan variabel iklan, kualitas dan harga produk oli Top One berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. 2). Secara parsial variabel iklan, kualitas dan harga produk oli Top One berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Pada penelitian ini variabel iklan, kualitas dan harga produk oli Top One berpengaruh sebesar 50,9% terhadap minat beli konsumen sedangkan 49,1% dipengaruhi oleh variabel lain.

K. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Keterangan :

: Pengaruh secara parsial : Pengaruh secara simultan Gambar II.1

Merek

Minat Beli Ulang Pasta Gigi Pepsodent Promosi

Harga

Ketersediaan Kelompok

(54)

L. Rumusan Hipotesis

Kualitas suatu produk menunjukkan manfaat riel yang akan diperoleh oleh seorang konsumen dalam mengkonsumsi produk tersebut. Konsumen yang merasa puas atas kualitas yang diberikan produk memiliki kecenderungan untuk melakukan pembelian ulang. Sebuah merek yang telah tertanam kuat dalam benak seorang konsumen dapat mendorong perusahaan untuk memberikan yang terbaik sehingga konsumen tidak akan beralih pada merek lain. Promosi dalam penjualan suatu produk sangat penting, lewat promosi suatu produk dikenal, dibeli dan digunakan oleh konsumen. Promosi yang sangat mudah diterima oleh konsumen melalui media televisi berupa iklan. Iklan yang menarik disertai slogan yang mudah diingat mendorong konsumen untuk mengkonsumsi produk secara terus-menerus.

Perusahaan berusaha menciptakan harga yang kompetitif yang dapat dinikmati oleh konsumen sesuai dengan kualitasnya, dengan harga yang terjangkau diharapkan konsumen menjadi loyal terhadap produk perusahaan. Faktor acuan penting untuk dipertimbangan dalam keputusan pembelian seorang konsumen. Kelompok acuan turut memberikan pengaruh bagi konsumen untuk menggunakan suatu produk secara berkala. Tersedianya suatu produk di pasaran dan kemudahan untuk memperoleh turut mendorong seorang konsumen dalam melakukan pembelian ulang.

(55)

H1 : Kualitas, merek, promosi, harga, kelompok acuan, dan ketersediaan secara simultan berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen. H2 : Kualitas, merek, promosi, harga, kelompok acuan, dan ketersediaan

(56)

Dilihat dari cakupan populasi penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus, yang hanya memusatkan pada obyek penelitian tertentu dan hasil serta kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2010

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang atau lembaga yang bisa dimintai keterangan. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang menggunakan pasta gigi pepsodent.

2. Obyek Penelitian

(57)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan dalam bentuk tertulis kepada responden untuk kemudian dijawab.

E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki sejumlah karakteristik umum, yang merupakan wilayah (dimana) penelitian tersebut akan digeneralisasi (Widayat, 2004: 92). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi.

2. Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2009: 118). Sampel dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa Fakultas Ekonomi. Rumus untuk menentukan jumlah sampel minimum (Subagyo, 2004: 88-89) :

Bila probabilitas = 95 % maka error maksimum sebagai berikut :

N P P E=1,96 (1− )

Setelah dilakukan perubahan bentuk persamaan itu diperoleh :

n minimum =

2 96 , 1 ) ( ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − E P I P

Karena P belum diketahui, agar lebih aman, maka P dianggap = 0,5, sehingga P(1−P)=0,5(1−0,5)= 0,25. Sehingga n minimum menjadi :

n minimum = 0,25

(58)

Apabila error yang dikehandaki tidak lebih dari 0,1 maka besarnya sampel adalah :

n minimum =

2 96 , 1 ) ( − ⎢⎣⎥⎦E P I P = 2 1 , 0 96 , 1 25 , 0 ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡

= 96,04 dibulatkan menjadi 100 sampel

3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Nonprobability Sampling yaitu Purposive Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, misalnya akan meneliti tentang kualitas makanan maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan (Sugiyono, 2004:78). Sampel dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang menggunakan pasta gigi Pepsodent.

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah kualitas (X1),

merek (X2), promosi (X3), harga (X4), kelompok acuan (X5) dan

ketersediaan (X6).

2. Variabel terikat (dependent variable)

(59)

Untuk mengukur kualitas, merek, promosi, harga, kelompok acuan dan ketersediaan menggunakan skala Likert yaitu mengharuskan responden untuk menunjukkan derajat setuju atau tidak setuju kepada setiap statemen yang berkaitan dengan objek yang dinilai (Widayat dan Amirullah, 2002: 42).

Jawaban yang diperoleh kemudian diberi skor untuk menguji validitas dan reliabilitas sebagai berikut :

a. Kategori sangat setuju, diberi skor : 5 b. Kategori setuju, diberi skor : 4 c. Kategori antara setuju dan tidak, diberi skor : 3 d. Kategori kurang setuju, diberi skor : 2 e. Kategori sangat tidak setuju, diberi skor : 1

G. Definisi Operasional

1. Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Faktor kualitas dalam penelitian ini adalah kualitas pasta gigi pepsodent meliputi rasa, kandungan perlindungan gigi, dan daya tahan kesegaran mulut.

(60)

3. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Dalam penelitian ini hanya meneliti promosi melalui media televisi.

4. Harga adalah pengorbanan riel atau materiel yang diberikan oleh konsumen untuk mendapatkan manfaat dari produk tersebut. Harga dalam penelitian ini dilihat dari persepsi konsumen terhadap produk, apakah konsumen merasa yakin terhadap produk tersebut dengan melihat harganya dan apakah konsumen merasakan manfaat dan nilai dari produk sesuai dengan harganya sehingga mempengaruhi minat mereka.

5. Kelompok acuan adalah sekelompok orang yang ikut memberikan rangsangan bagi konsumen dalam memilih suatu produk. Dalam penelitian ini kelompok acuan dilihat dari pengaruh teman dan keluarga.

6. Ketersediaan adalah kemudahan konsumen untuk memperoleh produk yang diminati atau dengan kata lain produk tersebut selalu tersedia jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh konsumen. Dalam penelitian ini, ketersediaan dilihat dari tempat pembelian di warung dan pusat perbelanjaan (supermarket).

(61)

pengaruh kualitas, merek, promosi, harga, kelompok acuan, dan ketersediaan terhadap minat beli ulang.

H. Alat analisis data

1. Teknik Pengujian Instrumen a. Uji Validitas

Suatu skala dikatakan valid bila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya di ukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Kuncoro, 2009: 172).

Pengukuran validitas menggunakan rumus Korelasi Product Moment :

(

) (

)

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

∑ ∑

− − − = Y Y n X X n Y X XY n r Keterangan :

r : koefisien korelasi

X : variabel bebas (independent) Y : variabel terikat (dependent) n : jumlah sampel

(62)

Jika r hitung r tabel dengan tarif keyakinan 5%, maka instrumen

terebut dikatakan valid.

Jika r hitung r tabel dengan tarif keyakinan 5%, maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali (Umar, 2002: 125). Mencari reliabilitas yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau dalam bentuk skala, misalnya 1-3, 1-5 atau 1-7 menggunakan teknik dari Cronbach. Rumus ini ditulis seperti berikut :

11

r = ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −1 k k ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛

2

2 1 t b σ σ Keterangan : 11

r : reliabilitas instrumen

k : banyak butir pertanyaan 2

b

σ

: jumlah varians butir

2

t

σ : varians total

(63)

a. Jika nilai cronbach alpha ≥ 0,600 maka instrumen tersebut dikatakan reliabel.

b. Jika nilai cronbach alpha 0,600 maka instrumen tersebut

dikatakan tidak reliabel.

2. Teknik Analisis Data Pengujian Hipotesis a. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Rumus regresi linier berganda :

Y = a+b

1

X

1

+ b

2

X

2

+b

3

X

3

+b

4

X

4

+b

5

X

5

+b

6

X

6

Keterangan :

Y : minat beli ulang a : konstanta b1,b2,b3,b4,b5,b6 : koefisien regresi

X1 : kualitas

X2 : merek

X3 : promosi

X4 : harga

X5 : kelompok acuan

X6 : ketersediaan

(64)

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Multikolinieritas diuji dengan menghitung nilai VIF (Variance Inflation Factor). Asumsi multikolinieritas terpenuhi jika nilai VIF di bawah 10. Selain dengan kriteria tersebut, asumsi multikolinieritas juga dapat ditentukan dengan kriteria bahwa nilai Tolerance di bawah 0,1 karena VIF = 1/Tolerance. 2) Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi berganda perlu diuji pula mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas.

(65)

3) Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual memgikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Penentuan apakah data berdistribusi normal atau tidak adalah dengan menggunakan rasio kurtosis dan rasio skewness. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness; sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai pedoman, jika rasio kurtosis dan rasio skewness berada di antara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal.

4) Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik/ tidak layak dipakai prediksi.

(66)

a. Bila nilai DW berada diantara dU sampai dengan 4 – dU

maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi.

b. Bila nilai DW lebih kecil dari nilai dL maka koefisien

autokorelasi lebih besar dari nol. Artinya ada autokorelasi positif,

c. Bila nilai DW terletak diantara dL dan dU, maka tidak dapat

disimpulkan.

d. Bila nilai DW lebih besar daripada 4 – dL, maka koefisien

autokorelasi lebih besar dari nol. Artinya ada autokorelasi negatif.

e. Bila nilai DW terletak antara 4 – dU dan 4 – dL, maka tidak

dapat disimpulkan. c. Pengujian Hipotesis

1) Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau :

H0 : b1;b2;b3;b4;b5;b6 = 0

(67)

Ha : b1;b2;b3;b4;b5;b6 minimal salah satu ≠ 0

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus :

(

n k

)

SSE k SSR F

− =

/ /

Keterangan :

SSR : sum of squares due to regression = ∑ (Ýi - y)²

SSE : sum of squares error = ∑(Yi - Ýi)²

n : jumlah observasi

k : jumlah parameter (termasuk intersep) dalam model.

Bila F hitung Ftabel maka H0diterima dan Ha ditolak.

Bila F hitung ≥ F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. 2) Uji Statistik t (Uji Signifikansi Individual)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau

H0 : b1;b2;b3;b4;b5;b6 = 0

Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :

Ha : b1;b2;b3;b4;b5;b6 0

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus :

SSE S

− =

(68)

Keterangan :

S : standar variasi S² : varians

n : jumlah observasi

(69)

PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No.33 yang dibuat oleh Tn. A. H. van ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche courant pada tanggal 9 januari 1934 tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta No. 92 yang dibuat oleh notaries Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh menteri kehakiman dengan keputusan No. C2-1. 049HT. 98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 tambahan No. 39.

(70)

1. Perluasan Unilever di Indonesia

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak dibidang pembuatan, pengembangan, pemasaran, dan penjualan kecap, saus cabe, dan saus-saus lain dengan merk dagang bango, parkiet dan sakura dan merek-merek lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT AL. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos.

(71)

2. Misi Unilever

a. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen.

b. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas. c. Menghilangkan kegiatan yang tidak bernilai tambah dari segala proses. d. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang

tinggi.

e. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham. f. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada

masyarakat dan lingkungan hidup. B. Pepsodent

1. Sejarah Pepsodent

(72)

Demi meningkatkan kualitas pelayanan, pepsodent memiliki beberapa program yang bermanfaat bagi orang banyak, antara lain: a. Program Sekolah Pepsodent

Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kesehatan Pemerintah Indonesia dan diakui oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), sejak tahun 1990an, Pepsodent telah menjalankan Program Sekolah yang hingga tahun 2006 telah menjangkau lebih dari 3,2 juta anak-anak berusia di bawah 12 tahun di seluruh Indonesia dan jumlah ini terus meningkat. Program ini meningkatkan kebiasaan menyikat gigi secara benar dan semenjak dini untuk mencegah masalah gigi khususnya gigi berlubang.

b. Pemeriksaan Gigi Gratis

(73)

c. d. 2. P a. usaha unt secara rut Kampany Survei te 34% dar tidur, pad malam h lubang. O menggun kampany gigi mere kebiasaan Program Komunita dan pen kesehatan Konsume dengan m Produk-produ Pepsoden tuk mendoro tin sebagai b ye Menyikat entang kebia

i rakyat Ind dahal pertum hari dan da Oleh karena nakan tema ye kesehatann eka sebelum n mencegah Tanya Pepso as Tanya Pe ngalaman m

n gigi dan en dapat m mengakses ta uk Pepsoden nt Herbal

ong rakyat I bagian dari k t Gigi pada M

asaan dan s donesia yan

mbuhan bak apat mening

itulah meng Menyikat nya untuk m m tidur pada gigi berluba odent psodent dibe mengenai h n gusi sesa mendaftar se anyapepsode nt Indonesia me kebiasaan. Malam Hari sikap menun g menyikat kteri mening gkatkan kem gapa Pepsode Gigi pada membuat oran

a malam ha ang. entuk sebaga hal-hal yan ama sahaba ebagai mem ent.com engunjungi njukkan han gigi merek gkat paling mungkinan ent merasa p

Malam Ha ng Indonesia ari sebagai b

(74)

Su b Su c. Su d. Bera 75 g 120 g 190 g umber : Pam

b. Pepsoden Bera 25 g 75 g 120 190 umber : Pam

Pepsoden

Bera 75 g 190 umber : Pam

(75)

e. f. g. Bera 65 g 170 Sumber : Pa

Pepsoden

Bera 65 g 160 Sumber : Pa

Pepsoden

Bera 65 g 160 Sumber : Pa

Pepsoden Bera 50 g Sumber : at gram gram amella 6. nt Sensitive at gram gram amella 6. nt Center Fre

(76)

promosi, harga, acuan dan ketersediaan terhadap minat beli ulang. Dalam penelitian ini digunakan responden sebanyak 100 mahasiswa Fakultas Ekonomi yang menggunakan pasta gigi pepsodent. Penelitian dilakukan selama bulan Mei 2010 bertempat di Kampus II Mrican Universitas Sanata Dharma.

A. Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dimaksudkan untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kualitas a. Hasil uji validitas

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V.1

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas

Variabel Kualitas(X1) r hitung r tabel Keterangan

Kualitas1 Kualitas2 Kualitas3 Kualitas4 Kualitas5 0,587 0,809 0,775 0,807 0,719 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data primer yang diolah.

(77)

besar dari 0,361) yang berarti bahwa kelima butir pernyataan variabel kualitas adalah valid.

b. Hasil uji reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V.2

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Kualitas (X1) Cronbach’s alpha Batas penerimaan Keterangan

0,782 0,600 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah.

Berdasarkan tabel V.2 diketahui bahwa nilai Cronbach’s alpha variabel kualitas lebih besar dari batas penerimaan (> 0,600) yang berarti kelima butir pernyataan dinyatakan reliabel dan kuesioner layak digunakan untuk penelitian.

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Merek a. Hasil uji validitas

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V.3

Hasil Uji Validitas Variabel Merek

Variabel Merek (X2)

(78)

Dari tabel V.3 menunjukkan bahwa nilai r hitung dari seluruh butir pernyataan variabel merek nilainya lebih besar dari r tabel (lebih besar dari 0,361) yang berarti bahwa keempat butir pernyataan variabel merek adalah valid.

b. Hasil uji reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V.4

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Merek Kualitas (X2) Cronbach’s alpha Batas penerimaan Keterangan

0,582 0,600 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah.

Berdasarkan tabel V.4 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s alpha lebih kecil dari batas penerimaan (< 0,600) yang berarti semua butir pernyataan variabel merek tidak reliabel sehingga ada butir pernyataan yang dihapus agar menjadi reliabel.

Tabel V.5 Item-Total Statistic Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Merek1 12.47 1.706 .369 .253 .507

Merek2 12.27 1.857 .358 .298 .522

(79)

Dari tabel V.5 dalam kolom Cronbach Alpha if Item Deleted terdapat satu butir pernyataan yang mempunyai nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari nilai Cronbach Alpha keseluruhan. Untuk memperoleh nilai Cronbach Alpha yang lebih besar, maka butir pernyataan dengan nilai Cronbach Alpha yang lebih besar tersebut, yaitu butir yang ketiga, dihapus sehingga diperoleh nilai Cronbach Alpha keseluruhan sebagai berikut :

Tabel V.6

Revisi Uji Reliabilitas Variabel Merek Kualitas (X2) Cronbach’s alpha Batas penerimaan Keterangan

0,659 0,600 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah.

Berdasarkan pada tabel V.6 diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha variabel merek lebih besar dari batas penerimaan (> 0,600), artinya variabel merek adalah reliabel.

Berhubung butir pernyataan yang ketiga dihapus, maka validitas variabel merek menjadi :

Tabel V.7

Revisi Uji Validitas Variabel Merek

Variabel Merek(X2) r hitung r tabel Keterangan Merek1 Merek2 Merek4 0,782 0,765 0,775 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Sumber : Data primer yang diolah.

(80)

besar dari 0,361) yang berarti bahwa keempat butir pernyataan variabel merek adalah valid.

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Promosi a. Hasil uji validitas

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V.8

Hasil Uji Validitas Variabel Promosi

Variabel Promosi(X3) r hitung r tabel Keterangan Promosi1 Promosi2 Promosi3 Promosi4 Promosi5 0,787 0,688 0,867 0,746 0,735 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data primer yang diolah.

Dari tabel V.8 menunjukkan bahwa nilai r hitung dari seluruh butir pernyataan variabel promosi nilainya lebih besar dari r tabel (lebih besar dari 0,361) yang berarti bahwa kelima butir pernyataan variabel promosi adalah valid.

b. Hasil uji reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel V.9

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi Promosi(X3) Cronbach’s alpha Batas penerimaan Keterangan

(81)

Berdasarkan tabel V.9 diketahui bahwa nilai Cronbach’s alpha variabel promosi lebih besar dari batas penerimaan (> 0,600) yang berarti kelima butir pernyataan dinyatakan reliabel dan kuesioner layak digunakan untuk penelitian.

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Harga a. Hasil uji validitas

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V.10

Hasil Uji Validitas Variabel Harga

Variabel Harga(X4) r hitung r tabel keterangan

Harga1 Harga2 Harga3 Harga4 Harga5 0,561 0,671 0,785 0,864 0,764 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data primer yang diolah.

Dari tabel V.10 menunjukkan bahwa nilai r hitung dari seluruh butir pernyataan variabel harga nilainya lebih besar dari r tabel (lebih besar dari 0,361) yang berarti bahwa kelima butir pernyataan variabel harga adalah valid.

b. Hasil uji reliabilitas

(82)

Tabel V.11

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Harga Harga(X4) Cronbach’s alpha Batas penerimaan Keterangan

0,780 0,600 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah.

Berdasarkan tabel V.11 diketahui bahwa nilai Cronbach’s alpha variabel harga lebih besar dari batas penerimaan (> 0,600) yang berarti kelima butir pernyataan dinyatakan reliabel dan kuesioner layak digunakan untuk penelitian.

5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kelompok Acuan a. Hasil uji validitas

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V.12

Hasil Uji Validitas Variabel Kelonpok Acuan

Variabel Acuan(X5) r hitung r tabel Status

Acuan1 Acuan2 Acuan3 0,704 0,845 0,767 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Sumber : Data primer yang diolah.

Dari tabel V.12 menunjukkan bahwa nilai r hitung dari seluruh butir pernyataan variabel acuan nilainya lebih besar dari r tabel (lebih besar dari 0,361) yang berarti bahwa ketiga butir pernyataan variabel kelompok acuan adalah valid.

(83)

Tabel V.13

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kelompok Acuan Acuan(X5) Cronbach’s alpha Batas penerimaan Keterangan

0,665 0,600 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah.

Berdasarkan tabel V.13 diketahui bahwa nilai Cronbach’s alpha variabel harga lebih besar dari batas penerimaan (> 0,600) yang berarti ketiga butir pernyataan dinyatakan reliabel dan kuesioner layak digunakan untuk penelitian.

6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Ketersediaan a. Hasil uji validitas

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V.14

Gambar

Tabel I.1 Manfaat Merek bagi Pelanggan dan Perusahaan
Gambar II.1
  Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas
Tabel V.5 Item-Total Statistic
+7

Referensi

Dokumen terkait

”POTRET PRO-WOMAN POLICY” Studi tentang Pengaruh Tingkat Kemiskinan terhadap Tingkat Partisipasi Eks Wanita Tuna Susila dalam Program Pemberdayaan Eks Lokalisasi di Dupak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) diperoleh dua jenis tanaman yang berpotensi sebagai bahan penginduksi resistensi tanaman cabai merah terhadap penyakit virus kuning

Mahasiswa melakukan observasi untuk mengamati cara guru dalam mengajar di kelas. Observasi ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman pendahuluan mengenai

Kepercayaan suatu bank memiliki hubungan yang sangat erat dengan faktor –faktor intern yang ada di dalam pelayanan bank, hal ini seperti dikemukanan oleh Neeru Sharama

Begitu pula dengan sektor perbankan di Indonesia, belum sepenuhnya memiliki tingkat kesiapan yang baik dalam menghadapi MEA 2015, maka sejak tahun 2014 perbankan yang ada di

Proses kloning gen dapat dilakukan dengan mudah dan cepat dengan metode Gateway. Pada metode kloning biasa, terdapat tahap ligasi, sekuensing untuk mengetahui enzim

Prioritas masalah pada tahun 2014 yang berkaitan dengan infrastruktur adalah ketersediaan dan keterjangkauan air bersih yang ditemukan di kabupaten Garut, Sukabumi, Bangkalan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sikap terhadap eutanasia dengan tingkat religiositas pada mahasiswa Fakultas Kedok:teran. Penelitian ini