• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 - USD Repository"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PERBEDAAN KARAKTERISTIK PASIEN DAN

KARAKTERISTIK OBAT TERHADAP KETAATAN PENGGUNAAN

OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PANTI RINI

YOGYAKARTA PERIODE JUNI-JULI 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh : Tiara Pranasita NIM : 068114141

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh : Tiara Pranasita NIM : 068114141

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

iii SKRIPSI

PENGARUH PERBEDAAN KARAKTERISTIK PASIEN DAN

KARAKTERISTIK OBAT TERHADAP KETAATAN PENGGUNAAN

OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PANTI RINI

YOGYAKARTA PERIODE JUNI-JULI 2009

Yang Diajukan Oleh : Tiara Pranasita NIM: 068114141

telah disetujui oleh:

Pembimbing

(4)

iv

KARAKTERISTIK OBAT TERHADAP KETAATAN PENGGUNAAN

OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PANTI RINI

YOGYAKARTA PERIODE JUNI-JULI 2009

Oleh : Tiara Pranasita NIM: 068114141

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Pada tanggal : 22 Oktober 2009

Mengetahui Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Dekan

Rita Suhadi, M.Si., Apt. Pembimbing :

Rita Suhadi, M.Si., Apt. ... Panitia Penguji :

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini bagi:

Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia,

kehidupan, dan cinta yang telah dianugerahkan kepadaku

….

Kedua orang tuaku tercinta, terima kasih atas segala doa,

pengorbanan, kasih sayang, dan semua hal terbaik untukku

yang begitu besar dan tidak mungkin bisa kubalas ….

Adikku tersayang yang telah memberi banyak kasih

sayang, dukungan, keceriaan, dalam hidupku….

Sahabat-sahabatku yang selalu ada untukku kapanpun aku

membutuhkan mereka ….

Semua orang yang aku sayangi dan menyayangi aku ….

(6)

vi

Nama : Tiara Pranasita

Nomor Mahasiswa : 06 8114 141

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PERBEDAAN KARAKTERISTIK PASIEN DAN

KARAKTERISTIK OBAT TERHADAP KETAATAN PENGGUNAAN OBAT

PADA PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PANTI RINI

YOGYAKARTA PERIODE JUNI-JULI 2009

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 23 Februari 2010 Yang menyatakan

(7)

vii PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan bimbingan-Nya kepada penulis selama menyelesaikan penelitian ini.

Skripsi berjudul “Pengaruh Perbedaan Karakteristik Pasien dan Karakteristik Obat terhadap Ketaatan Penggunaan Obat pada Pasien Rawat Jalan

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009” ini ditulis dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Keberhasilan penelitian ini juga tidak terlepas dari bantuan dan perhatian orang-orang yang ada di sekitar penulis yang telah memberikan saran, kritik, dan dukungan kepada penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Direktur Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Rini.

2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, waktu, semangat, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi.

3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik dan saran kepada penulis.

(8)

viii Yogyakarta.

6. Bapak Hari selaku Kepala Instalasi Rekam Medik dan seluruh karyawan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta atas bantuan yang diberikan selama proses pengambilan data di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

7. Seluruh pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang secara tidak langsung telah membantu dan mendukung penelitian ini.

8. Orang tuaku tercinta Bapak Pratiknyo dan Ibu Sri Kurniatin atas doa, cinta, dan dukungan yang telah memberikan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

9. Adikku tersayang Muhammad Aditya Prayogo atas bantuan, dukungan, perhatian, dan kasih sayangyang telah diberikan kepada penulis.

10. Mbak Rian, Vero, May, Switi, Ayem, Shiela, dan Arum atas kerjasama, kekompakan, dukungan, bantuan, dan kebersamaan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

11. Teman-teman kos Sekar Ayu, Santi dan Diaz atas dukungan, cinta, semangat, dan bantuannya kepada penulis. Terima kasih untuk kenangan indah kita, semoga persahabatan kita abadi.

(9)

ix

13. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2006 kelas C dan kelas Farmasi Klinis Komunitas B (FKK B) terima kasih atas kebersamaan, keceriaan, suka duka kita selama ini.

14. Teman-teman KKN kelompok 17 angkatan XXXIX (Abram, Dika, Aan, Nia, Sarce, Mela, dan Sari) terima kasih untuk warna warni 27 hari kebersamaan kita serta doa yang dititipkan untuk terselesainya skripsi ini. Semoga kebersamaan kita tidak hanya berhenti disini.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, Oktober 2009

(10)

x

ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Oktober 2009 Penulis

(11)

xi INTISARI

Ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan tidak dapat diketahui secara pasti karena pasien rawat jalan tidak dirawat di rumah sakit. Ketaatan penggunaan obat adalah salah satu hal yang menentukan keberhasikan suatu terapi. Untuk meningkatkan ketaatan penggunaan obat, perlu adanya inovasi dan kreasi dalam pemberian informasi, salah satunya dengan penggunaan alat bantu ketaatan penggunaan obat seperti kotak obat untuk meningkatkan pemahaman pasien sehingga pasien menjadi lebih taat dalam menggunakan obat dan akibatnya terjadi peningkatan dampak terapi. Ketaatan penggunaan obat juga berhubungan dengan beberapa faktor antara lain faktor pasien dan faktor obat yang diterima. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji apakah karakteristik pasien dan karakteristik obat berpengaruh terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009.

Penelitian ini ternasuk penelitian eksperimental semu dengan rancangan penelitian analitik. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pemberian perlakukan dengan alat bantu/alat peraga pada pasien di kelompok perlakuan dan hasilnya dibandingkan dengan kontrol. Kemudian survei dilakukan dengan observasi pasien berdasarkan data hasil kunjungan ke pasien (home visit) serta wawancara dengan pasien. Data dianalisis menggunakan statistik dengan taraf kepercayaayan 90% (p>0,1) karena variasi data yang besar.

Penelitian melibatkan 156 pasien yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan (78 orang) dan kelompok kontrol (78 orang). Obat yang diteliti ada 6 golongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketaatan pasien berdasarkan umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan memberikan hasil yang berbeda tidak bermakna. Karakteristik obat dari segi jumlah obat dan durasi pemakaian memberikan hasil yang berbeda tidak bermakna. Bentuk sediaan dan frekuensi pemberian obat memberikan hasil yang bermakna.

(12)

xii

because outpatient was not being hospitalized. Patient compliance was one of the parameter which determined the success of a therapy. To increase the patient compliance, it is necessary to make an innovation and creation in giving information. Using supporting compliance instrument to increase patient discernment such as drug's box made patients become more responsive in having drugs and it as a result increased the therapeutic effects. Patient compliance correlated to some factors such as patients and drugs. The research was aimed to examine the outpatient compliance of Panti Rini Hospital Yogyakarta in June-July 2009.

This research is a quasi experiment with analytical study. The data was gathered by using a treatment through supporting instrument in treatment group. The result was compared with control group. Then the survey was processed by observing the patient based on the data of home visit and patient interview. The data was processed by statistic analysis with 90% confidence level (p>0,1).

The research implicated 156 patients which divided in to 2 groups. The groups were the treatment group (78 patients) and the control group (78 patients). The drugs, which were observed, were divided in to 6 categories. The result showed that the patient compliance based on age, sex, and educational backgrounds were not statistically different to the entire drugs category. The drugs characteristics, which based on the drugs amount and the usage, were not statistically different. The dosage form and usage frequency were statistically different.

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

HALAMAN PENGESAHAN...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...vi

PRAKATA...vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...x

INTISARI...xi

ABSTRACT...xii

DAFTAR ISI...xiii

DAFTAR TABEL...xvii

DAFTAR GAMBAR ...xix

DAFTAR LAMPIRAN...xx

BAB I. PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Permasalahan... 4

2. Keaslian penelitian ... 4

3. Manfaat penelitian... 5

B. Tujuan Penelitian ... 6

1. Tujuan umum ... 6

(14)

xiv

C. Ketaatan Penggunaan Obat (Patient Compliance)... 9

1. Definisi ... 9

2. Epidemiologi ... 10

3. Etiologi ... 11

4. Alasan ketidaktaatan penggunaan obat ... 13

5. Cara mendeteksi ketidaktaatan penggunaan obat ... 14

6. Upaya meningkatkan kepatuhan penggunaan obat ... 14

D. Karakteristik Pasien Rawat Jalan ... 15

1. Umur ... 15

2. Jenis kelamin... 16

3. Pendidikan... 17

E. Karakteristik Obat ... 18

1. Rute pemberian ... 19

2. Kompleksitas pengobatan ... 19

3. Durasi pengobatan... 20

4. Efek samping pengobatan ... 20

5. Perubahan perilaku yang diperlukan selama pengobatan ... 21

F. Landasan Teori... 21

(15)

xv

BAB III. METODE PENELITIAN... 23

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 23

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 24

C. Kedudukan Penelitian ... 26

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

E. Subyek Penelitian... 27

F. Bahan Penelitian... 30

G. Instrumen Penelitian... 31

H. Jalannya Penelitian... 31

1. Tahap persiapan ... 31

2. Tahap pengambilan data ... 32

3. Tahap pengolahan data... 35

I. Tata Cara Analisis Hasil... 36

J. Kesulitan Penelitian ... 40

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Latar Belakang Pemilihan Karakteristik Pasien dan Karakteristik Obat .... 43

1. Karakteristik pasien... 44

2. Karakteristik obat ... 44

B. Pengaruh Karakteristik Pasien terhadap Ketaatan Penggunaan Obat pada Pasien Rawat Jalan ... 45

1. Kajian kelompok umur... 45

2. Kajian jenis kelamin... 57

(16)

xvi

2. Kajian bentuk sediaan obat ... 84

3. Kajian frekuensi pemberian obat ... 86

4. Kajian durasi pemakaian obat ... 89

D. Rangkuman Pembahasan ... 93

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

LAMPIRAN... 100

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kategori dan Keadaan yang Menyebabkan Drug Theraphy Problems……... 7 Tabel II. Ketaatan Penggunaan Obat pada Pengobatan Jangka

Panjang……….. ……… 11

Tabel III. Alasan Ketidaktaatan Penggunaan Obat …………... 14 Tabel IV. Gambaran Status Ketaatan berdasarkan Umur…... 16 Tabel V. Gambaran Status Ketaatan berdasarkan Jenis Kelamin……... 16 Tabel VI. Gambaran Status Ketaatan berdasarkan Pendidikan………... 17 Tabel VII. DataBaselineProfil Pasien……….. 43 Tabel VIII. Ketaatan Pasien berdasarkan Umur pada Golongan Obat

Antihipertensi………...…... 47 Tabel IX. Ketaatan Pasien berdasarkan Umur pada Golongan Obat

Saluran Nafar Non Infeksi………...…... 48 Tabel X. Ketaatan Pasien berdasarkan Umur pada Golongan Obat

Saluran Cerna Non Infeksi………...…... 50 Tabel XI. Ketaatan Pasien berdasarkan Umur pada Golongan Obat

Antidiabetes...………...…... 52 Tabel XII. Ketaatan Pasien berdasarkan Umur pada Golongan Obat

Neuromuskular…...………...…... 53 Tabel XIII. Ketaatan Pasien berdasarkan Umur pada Golongan Obat

Antiinfeksi…...………...…... 55 Tabel XIV. Ketaatan Pasien berdasarkan Jenis Kelamin pada Golongan

Obat Antihipertensi………...…... 58 Tabel XV. Ketaatan Pasien berdasarkan Jenis Kelamin pada Golongan

Obat Saluran Nafas Non Infeksi.……...…... 60 Tabel XVI. Ketaatan Pasien berdasarkan Jenis Kelamin pada Golongan

(18)

xviii

Tabel XIX. Ketaatan Pasien berdasarkan Jenis Kelamin pada Golongan Obat Antiinfeksi………...…... 66 Tabel XX. Ketaatan Pasien berdasarkan Tingkat Pendidikan pada

Golongan Obat Antihipertensi………...…... 69 Tabel XXI. Ketaatan Pasien berdasarkan Tingkat Pendidikan pada

Golongan Obat Saluran Nafas Non Infeksi………. 71 Tabel XXII. Ketaatan Pasien berdasarkan Tingkat Pendidikan pada

Golongan Obat Saluran Cerna Non Infeksi………. 73 Tabel XXIII. Ketaatan Pasien berdasarkan Tingkat Pendidikan pada

Golongan Obat Antidiabetes………...…... 74 Tabel XXIV. Ketaatan Pasien berdasarkan Tingkat Pendidikan pada

Golongan Obat Neuromuskular………...…... 76 Tabel XXV. Ketaatan Pasien berdasarkan Tingkat Pendidikan pada

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kedudukan Penelitian……….. 26 Gambar 2. Bagan Pembagian Subjek Penelitian Serta Perlakuan yang

Diterima………....………... 29

Gambar 3. Alat Bantu Ketaatan Penggunaan Obat..………. 31 Gambar 4. Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan Kelompok

Kontrol berdasarkan Umur…... 46 Gambar 5. Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan Kelompok

Kontrol berdasarkan Jenis Kelamin...………. 57 Gambar 6 Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan Kelompok

Kontrol berdasarkan Tingkat Pendidikan... 68 Gambar 7 Persentase Jumlah Kasus Kelompok Perlakuan dan Kelompok

Kontrol berdasarkan Jumlah Obat... 82 Gambar 8 Persentase Jumlah Kasus Kelompok Perlakuan dan Kelompok

Kontrol berdasarkan Bentuk Sediaan Obat... 85 Gambar 9 Persentase Jumlah Kasus Kelompok Perlakuan dan Kelompok

Kontrol berdasarkan Frekuensi Pemberian Obat... 87 Gambar 10 Persentase Jumlah Kasus Kelompok Perlakuan dan Kelompok

(20)

xx

Lampiran 2. Panduan Wawancara...………... 102

Lampiran 3. StatistikBaselineProfil Pasien...………. 104

Lampiran 4. Statistik Karakteristik Pasien...………. 108

(21)

1 BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan yang penting bagi masyarakat. Oleh karena itu, mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat harus senantiasa mempertimbangkan faktor kepuasan pasien. Dalam kerangka tatanan Sistem Kesehatan Nasional, rumah sakit menjadi salah satu unsur yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yaitu mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional (Anonim, 1987).

Pasien yang berobat ke rumah sakit tidak selamanya harus menjalani perawatan intensif dengan rawat inap di rumah sakit. Adakalanya pasien hanya berobat ke rumah sakit setiap periode tertentu untuk menerima pengobatan secara berkala. Pasien dengan karakteristik seperti ini dikenal dengan istilah pasien rawat jalan. Ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan tidak dapat diketahui karena pasien tidak dirawat di rumah sakit (Anonim, 2006a). Adanya masalah ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan dapat berpengaruh terhadap kemajuan dan keberhasilan terapi yang diterima pasien (Anonim, 2006a).

(22)

tujuan mengurangi, meyembuhkan, ataupun mencegah timbulnya komplikasi dari penyakit yang diderita pasien. Pengobatan yang tidak dijalankan secara teratur ataupun tidak sepenuhnya ditaati, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang tidak dinginkan, baik itu tidak adanya perbaikan dari penyakit yang diderita atau terjadinya resistensi, seperti pada penggunaan antibiotika yang tidak teratur.

Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50% sedangkan di negara berkembang, jumlahnya bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi utamanya pada terapi penyakit tidak menular (misalnya: diabetes, hipertensi, asma, kanker, dan sebagainya), gangguan mental, penyakit infeksi HIV/AIDS dan tuberkulosis. Ketidakpatuhan pasien pada terapi yang dijalani dapat memberikan efek negatif karena persentase kasus penyakit tersebut diseluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020 (Anonim, 2006a).

(23)

3

Berdasarkan penelitian pada tahun 2007-2008, dilakukan observasi terhadap kerasionalan penggunaan obat di rumah sakit swasta Yogyakarta, dan teramati adanya kesalahan penggunaan obat. Salah satu permasalahan yang banyak ditemui adalah ketidaktaatan penggunaan obat di antaranya adalah inhaler yang digunakan terbalik, obat tidak ditebus, dan lupa minum obat (Suhadi, Kuswibawati, dan Budiarti, 2008). Hal ini termasuk dalam permasalahan yang timbul pada ketaatan penggunaan obat dilihat dari karakteristik obat dan juga berkaitan dengan pharmaceutical care yang menitikberatkan penggunaan obat secara bertanggung jawab oleh pasien.

Uraian di atas memunculkan pertanyaan mengenai apakah perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat dapat berpengaruh pada ketaatan pasien dalam penggunaan obat. Maka dilakukan penelitian tentang pengaruh perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009. Penelitian ini merupakan kerjasama antara Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan pihak Rumah Sakit Panti Rini.

(24)

dilihat dari karakteristik pasien dan karakteristik obat yang diterima, demi tercapainya tujuan terapi yang diinginkan.

1. Permasalahan

Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah: ”Apakah karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan) dan karakteristik obat (jumlah obat, bentuk sediaan, aturan pakai) berpengaruh terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009?”

2. Keaslian penelitian

Penelitian mengenai Pengaruh Perbedaan Karakteristik Pasien dan Karakteristik Obat terhadap Ketaatan Penggunaan Obat pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 belum pernah dilakukan. Belum ditemukan penelitian terkait perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan.

Beberapa penelitian tentang ketaatan penggunaan obat yang pernah dilakukan antara lain:

a. Evaluasi Permasalahan Utama KejadianMedication Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems pada Pasien RS Bethesda Agustus–September 2008 (Suhadi dkk, 2008).

(25)

5

c. Comparison of Patient Compliance with Once-daily and Twice-daily Antibiotic Regimens in Respiratory Tract Infections: Results of a Randomized

Trial(Kardas, 2006).

d. Demographical Factors Affecting Patient Compliance (Adherence) to Medications In An Outpatient Psychiatric Clinic: A Preliminary Study

(Yegenogluet.al., 2004). 3. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: a. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk mendeskripsikan ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini, dilihat dari perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat.

b. Manfaat praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkanpharmaceutical care

(26)

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009.

2. Tujuan khusus

Dalam penelitian ini, tujuan khusus yang ingin dicapai adalah mengetahui:

1. Pengaruh perbedaan profil pasien ditinjau dari umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan terhadap ketaataan penggunaan obat pasien.

(27)

7 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Drug Therapy Problems

Drug therapy problems (DTPs) adalah kejadian yang tidak diinginkan atau tidak diharapkan terjadi pada pasien selama terapi penggunaan obat, sehingga dapat mengganggu tercapainya terapi. Tujuan dilakukannya identifikasi DTPs adalah untuk membantu pasien mencapai tujuan dan outcome terapi yang diinginkan (Strand, Morley, dan Cipolle, 2004).

Tabel I. Kategori dan Keadaan yang MenyebabkanDrug Therapy Problems

No Jenis DTPs Contoh Penyebab DTPs

1

Ada obat tanpa indikasi

(unnecessary therapy)

 Terapi yang diperoleh bukan merupakan terapi yang tepat untuk terapi pada saat itu.

 Polifarmasi yang sebaiknya dengan terapi obat tunggal.

 Terapi sebaiknya dengan terapi non farmakologi.  Terapi efek samping akibat suatu obat yang

sebenarnya dapat digantikan dengan yang lebih aman.

 Penyalahgunaan obat, penggunaan alkohol, merokok dapat menimbulkan masalah.

2

Ada indikasi tanpa obat (need for additional drug therapy)

 Kondisi medis yang memerlukan terapi obat tambahan.

 Pencegahan terapi obat yang diperlukan untuk mengurangi resiko pada perkembangan kondisi yang baru.

 Kondisi medis yang memerlukan farmakoterapi tambahan untuk mencapai efek.

3 Obat tidak efektif (ineffective drug)

 Obat yang digunakan bukan yang paling efektif.  Kondisi medis yang sukar sembuh dengan produk

obat tersebut.

 Bentuk sediaan dari obat yang tidak tepat.

(28)

No Jenis DTPs Contoh Penyebab DTPs

4

Dosis terlalu rendah (dose too low)

 Dosis terlalu rendah untuk mendapatkan respon yang diinginkan.

 Interval pemberian terlalu jarang untuk mendapatkan respon yang diinginkan.

 Interaksi obat mengurangi jumlah obat yang aktif.  Durasi terapi obat terlalu pendek untuk

menghasilkan respon yang diharapkan.

5

Efek obat merugikan (adverse drug reaction) dan interaksi obat

 Obat memberikan reaksi yang tidak diinginkan yang tidak tergantung dosis.

 Dibutuhkan produk obat yang lebih aman untuk mengatasi faktor resiko.

 Interaksi obat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan yang tidak tergantung dosis.

 Pengaturan dosis yang diberikan terlalu rapat.  Produk obat menyebabkan reaksi alergi.

 Produk obat dikontraindikasikan karena beberapa faktor resiko.

6

Dosis terlalu tinggi (dose too high)

 Dosis terlalu tinggi.

 Frekuensi dosis terlalu pendek.  Durasi terapi obat terlalu lama.

 Interaksi obat yang menghasilkan reaksi toksik pada produk obat.

 Dosis obat yang diberikan terlalu rapat

7

Ketaatan pasien (compliance)/ gagal menerima obat

 Pasien tidak mengerti instruksi.

 Pasien lebih senang tidak menerima pengobatan.  Pasien lupa minum obat

 Produk obat terlalu mahal untuk pasien.

 Pasien tidak dapat menelan atau menggunakan produk obat dengan benar.

 Produk obat tidak tersedia untuk pasien

(Strandet.al., 2004).

B. Pharmaceutical Care

(29)

9

RESPONSIBILITY for a patient’s drug-related needs, and is held

ACCOUNTABLE for COMMITMENT). Tanggung jawab tersebut dapat

dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu: (1) menjamin semua terapi yang diterima oleh individu pasien sesuai (appropriate), paling efektif (the most effective possible), paling aman (the safest available), and praktis (convenient enough to be taken as indicated); (2) mengidentifikasi, memecahkan, dan mencegah permasalahan berhubungan terapi dengan obat yang menghambat pelaksanaan tanggung yang pertama (Strand et.al., 2004 dan Rovers, Currie, Hagel, McDonough, Sobotka, 2003).

Program pharmaceutical care dapat menurunkan kejadian merugikan pada penggunaan obat, terutama obat untuk penyakit jangka panjang. Dilaporkan

pharmaceutical care meningkatkan kesadaran pasien akan efek merugikan dari obat (Fischer et.al., 2002) dan pencegahan serta pengatasan DTPs adalah langkah penting dalampharmaceutical care.

C. Ketaatan Penggunaan Obat (Patient Compliance)

1. Definisi

(30)

Pengertian paling umum yang sering digunakan untuk mengartikan ketaatan pasien dalam mengkonsumsi obat adalah perilaku pasein secara luas, dalam hal konsumsi obat, diet yang teratur, ataupun perubahan gaya hidup, yang dihubungkan dengan kondisi medis ataupun nasihat medis (Sung, Nichol, Venturini, Bailey, McCombs, dan Cody, 1998). Pengertian lain menyatakan bahwa ketaaan adalah istilah medis yang digunakan untuk menyatakan derajat tertentu, yang menggambarkan seberapa besar pasien mematuhi nasihat medis ataumedical advicesecara benar (Anonim, 2009a).

2. Epidemiologi

Berbicara secara global di seluruh dunia, diperkirakan bahwa tingkat ketaatan pada pengobatan jangka panjang adalah antara 40% dan 50%. Untuk pengobatan jangka pendek diperkirakan memberikan hasil yang jauh lebih tinggi, yaitu antara 70% dan 80%, jika diikuti dengan perubahan gaya hidup paling tidak sebesar 20%-30% (Armantier dan Nomoro, 2003).

(31)

11

Tabel II. Ketaatan Penggunaan Obat pada Pengobatan Jangka Panjang (Anonim, 2002)

Pengobatan Tingkat Ketaatan

Terapi antibiotik 33%

Terapi pada hipertensi (secara umum) 53%

Obat tidur dan sedatif 42%

Transquilizerpada penyakitschizophren 54%

Obat tuberkulosis 55%

Injeksi insulin (diabetes) 48%

Obat anti asma 46%

Tetes mata untuk pengobatan glaukoma 42%

Penelitian lain menyebutkan pada pasien dengan pengobatan kanker, tingkat ketaatan terhadap pengobatan adalah 41%, sedangkan pada remaja dengan penyakit kanker, tingkat ketaatan lebih tinggi, yaitu antara 41% dan 53%. Untuk penanganan diabetes, tingkat ketaatan pada pasien yang menjalani diet bervariasi antara 25% sampai 65%, serta untuk penggunaan insulin adalah sekitar 20%. Lebih dari 20 penelitian yang dipublikasikan beberapa tahun belakangan ini menemukan bahwa ketaatan pengobatan dengan terapi oral pada pasien diabetes mellitus tipe 2 adalah 65% sampai 85% (Jinet.al., 2008).

3. Etiologi

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketaatan pasien antara lain: a. Karakteristik pasien

(32)

b. Status pengobatan

Pengaruh status pengobatan terhadap ketaatan dilihat dari ada tidaknya pihak yang berperan sebagai pengawas atau pengingat pasien untuk minum obat. Pada pasien yang memiliki pengawas untuk mengingatkan minum obat, ketaatan yang diperoleh >80%, sedangkan pada pasien yang tidak memiliki pengawas untuk mengingatkan minum obat dan rendahnya pengontrolan, ketaatan yang diperoleh <50% (Anonim, 2007).

c. Karakter obat

Karakter dari segi obat yang kemungkinan berpengaruh terhadap ketaaatan penggunaan obat antara lain yaitu: jumlah dari obat yang diterima, kesamaan rupa dari obat yang diterima, jumlah dosis per hari, dan timbulnya kejadian efek samping (Anonim, 2007).

d. Gambaran klinis dari penyakit

Beberapa hal yang berpengaruh terhadap ketaaatan pengobatan dari segi gambaran klinis penyakit antara lain: penyakit kronis, adanya pencegahan dan pengobatan yang diterima bersamaan, ada tidaknya gejala penyakit, dan akibat dari penundaan penghentian terapi (Anonim, 2007).

e. Pengalaman tenaga kesehatan

(33)

13

Sumber lain mengenai perilaku ketaatan penggunaan obat menyatakan bahwa perilaku ketaatan dalam mengkonsumsi obat secara umum melibatkan beberapa faktor yang saling terkait. Ada 8 faktor yang terkait dengan perilaku ketaatan penggunaan obat.

a. Faktor demografi b. Kondisi penyakit c. Faktor psikologis

d. Prinsip kesehatan yang dianut e. Faktor sosial

f. Hubungan antara dokter dan pasien g. Pengobatan yang diterima

h. Pengaruh lingkungan (Griffith, 1990)

4. Alasan ketidaktaatan penggunaan obat

(34)

Tabel III. Alasan Ketidaktaatan Penggunaan Obat (Yegenogluet.al., 2002)

Alasan ketidaktaatan n %

Lupa minum obat 26 63,41

Minum obat hanya ketika merasa tidak enak 5 12,20

Tidak mau mengkonsumsi obat 5 12,20

Pernah mengalami kejadian efek samping 4 9,76

Total 40 100,000

5. Cara mendeteksi ketidaktaatan penggunaan obat

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ketidaktaatan penggunaan obat, yaitu: (1) bertanya kepada pasien apakah ada kesulitan untuk memakai obat, atau untuk mengikuti petunjuk-petunjuk pemakaian; (2) pengamatan terhadap sisa obat, cara ini sangat mudah dilakukan terutama untuk obat-obat yang gampang dihitung, misalnya tablet dan sirup, sedangkan untuk jenis aerosol mungkin sulit; (3) penilaian terhadap efek farmakologik yaitu dengan melihat apakah obat yang diberikan bermanfaat atau tidak (beberapa obat mudah dicek karena mempunyai hubungan yang kuat antara dosis dengan timbulnya respons farmakologik); (4) pengukuran kadar obat, cara ini lebih pasti namun memerlukan biaya karena pengukuran kadar secara kuatitatif harus dilakukan di laboratorium (Reid, Rubin, dan Whiting, 1985).

6. Upaya meningkatkan kepatuhan penggunaan obat

(35)

15

selalu menanyakan apakah ada keluhan atau gejala yang mengarah ke efek samping pada saat pasien kontrol; serta memastikan bahwa ada anggota keluarga atau orang lain yang akan selalu menjaga agar pasien taat dalam menggunakan obat jika pasien adalah anak-anak, lansia, atau pasien yang sulit bergerak karena penyakitnya (Grahame dan Smith,1985).

D. Karakteristik Pasien Rawat Jalan

Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Sering kali, pasien menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya (Anonim, 2009c).

Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap atau opname (Anonim, 2009e).

1. Umur

Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Misalnya, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung (Anonim, 2009f).

(36)

Tabel IV. Gambaran Status Ketaatan berdasarkan Umur (Yegenogluet al, 2002)

Status Ketaatan Umur

Taat Tidak Taat Total

Angka Ketaatan

<30 6 6 12 3,42

30-49 52 8 70 3,72

>50 27 11 38 3,68

Total 85 35 120 3,61

Angka ketaatan disimbolkan dengan skala. Skala 4 menunjukkan ketaatan yang tinggi, sedangkan skala 0 menunjukkan tidak adanya ketaatan. Angka ketaatan yang tercantum dalam tabel merupakan rata-rata yang dihitung dari angka ketaatan tiap kelompok umur (Yegenogluet.al., 2002).

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah kata yang umumnya digunakan untuk membedakan seks seseorang (laki-laki atau perempuan). Dalam ilmu pengetahuan sosial, terdapat perbedaan antara 'seks' dan 'jenis kelamin': Kata 'seks' mendeskripsikan tubuh seseorang. Dapat dikatakan seseorang 'secara fisik' laki-laki atau perempuan. Kata 'jenis kelamin' mendeskripsikan sifat atau karakter seseorang (Anonim, 2009b).

Penelitian mengenai ketaatan penggunaan obat menurut jenis kelamin pernah dilakukan. Sebuah penelitian yang dilakukan di Turki menyebutkan bahwa ketaatan penggunaan obat berdasarkan jenis kelamin memberikan hasil yang tidak berbeda signifikan secara statistik dengan nilai p=0,28 (Yegenogluet.al., 2002).

Tabel V. Gambaran Status Ketaatan berdasarkan Jenis Kelamin (Yegenoglu et.al., 2002)

Jenis Kelamin Status Ketaatan

Laki-laki (n) Perempuan (n)

Taat 23 61

Tidak Taat 14 22

(37)

17

3. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2009d).

Penelitian mengenai pengaruh ketaatan pengobatan menurut pendidikan pernah dilakukan di Turki yang menyebutkan bahwa ketaatan penggunaan obat berdasarkan pendidikan memberikan hasil yang tidak berbeda signifikan secara statistik dengan nilap p=0,89 (Yegenogluet al, 2002).

Tabel VI. Gambaran Status Ketaatan berdasarkan Pendidikan (Yegenoglu et.al., 2002)

Status Ketaatan Tingkat Pendidikan

Taat (n) Tidak Taat (n) Sekolah dasar dan sekolah lain yang

setingkat 4 2

Sekolah tingkat lanjut dan sekolah

lain yang setingkat 53 24

Universitas dan pendidikan lain

yang sejenis 27 10

Total 84 36

Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

a. Pendidikan Dasar

(38)

berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Pendidikan dasar berbentuk: Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat(Anonim, 2009d). b. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum, dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk: Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Anonim, 2009d).

c. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk: akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Anonim, 2009d).

E. Karakteristik Obat

(39)

19

Faktor-faktor dari segi terapi yang berpengaruh terhadap ketaatan antara lain adalah: rute pemberian obat, kompleksitas pengobatan, durasi pemberian obat, efek samping obat, perubahan perilaku yang diperlukan selama pengobatan, rasa obat, dan cara penyimpanan obat (Jinet.al., 2008).

1. Rute pemberian obat

Pengobatan melalui cara yang umum digunakan seperti secara peroral sering dipilih supaya pasien menjadi taat. Penelitian pada pasien asma membandingkan ketaatan antara pasien yang menggunakan inhaler dengan obat peroral memberikan hasil bahwa dengan obat peroral, ketaatan pasien lebih tinggi. Penyebab rendahnya ketaatan penggunaan inhaler adalah kesulitan dalam penggunannya (Jinet.al., 2008).

2. Kompleksitas pengobatan

(40)

obat antihipertensi antara pasien dengan frekuensi pemberian 1x sehari dan pasien dengan frekuensi pemberian 2x sehari (92,1% dan 88,9%). Oleh karena itu, frekuensi pemberian yang tidak terlalu sering akan dapat meningkatkan ketaatan penggunaan obat (Jinet.al., 2008).

3. Durasi pengobatan

Penyakit akut berhubungan dengan ketaatan yang lebih tinggi dibandingkan penyakit kronis. Semakin lama durasi suatu penyakit, dapat berpengaruh terhadap ketaatan, dan durasi pengobatan yang semakin lama juga berpengaruh pada ketaatan pasien. Sebuah penelitian yang membandingkan periode pengobatan antar 6 bulan dan 9 bulan pada pengobatan tuberkulosis menyatakan bahwa ketaatan pasien yaitu 60% dan 50% untuk kedua periode pengobatan. Penelitian lain membandingkan pengobatan preventif selama 3, 6, dan 12 bulan memberikan hasil ketaatan yaitu 87%, 78%, dan 68% untuk ketiga periode pegobatan (Jinet.al., 2008).

Meskipun demikian, beberapa penelitian mengenai penyakit kronis menemukan bahwa durasi pengobatan yang lama menghasilkan ketaatan yang baik, dan pada pasien yang baru didiagnosis menghasilkan ketaatan yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa ketaatan dapat meningkat dikarenakan pengaruh pasien dalam usahanya untuk melawan penyakit yang dialami dan kesediaan untuk menjalani pengobatan selama menderita penyakit (Jinet.al., 2008).

4. Efek samping pengobatan

(41)

21

hal kedua yang menjadi penyebab ketidaktaatan pengobatan antihipertensi adalah efek samping pengobatan. Dampak dari efek samping ini dalam hubungannya dengan ketaatan mungkin dapat dijelaskan melalui perasaan tidak nyaman, ketidakpercayaan terhadap efektifitas pengobatan, dan penurunan kepercayaan terhadap dokter. Oleh karena itu, efek samping yang dialami pasien dalam pengobatan juga dapat berpengaruh terhadap ketaatan (Jinet.al., 2008).

5. Perubahan perilaku yang diperlukan selama pengobatan

Banyak tidaknya perubahan perilaku yang diperlukan dalam suatu pengobatan berhubungan dengan motovasi pasien untuk taat dalam penggunaan obat. Penelitian yang dilakukan di Meksiko menunjukkan bahawa pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 tidak mengikuti diet yang disarankan karena kesulitan dalam mengubah perilaku makan (Jinet.al., 2008).

F. Landasan Teori

(42)

G. Hipotesis

(43)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang pengaruh perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 dilakukan bersamaan dengan serangkaian penelitian lain dan termasuk dalam penelitian eksperimental semu karena peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar, sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan

(Pratiknya, 1986). Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik pola searah karena yang diamati dalam penelitian hanya dilakukan pengamatan satu arah di antara faktor-faktor yang ada, yaitu hanya mengamati pengaruh variabel tergantung terhadap variabel bebas.

Berdasarkan setting tempat, penelitian ini termasuk penelitian lapangan di komunitas. Berdasarkan bidang ilmu penelitian ini merupakan penelitian klinis komunitas, mata kuliah yang terkait meliputi Farmasi Klinis, Farmasi Sosial, Farmakoterapi, serta Komunikasi dan Konseling.

Penelitian ini merupakan salah satu penelitian sosial yang

(44)

obat tanpa menyinggung masalah interaksi obat, efek samping, ataupun kesalahan pengobatan.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian

Variabel yang terdapat pada penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu: a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik pasien dan karakteristik obat serta adanya alat tambahan.

b. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah ketaatan. 2. Definisi operasional

a. Pasien rawat jalan adalah pasien yang tidak dirawat secara intensif di rumah sakit, berobat ke rumah sakit ketika ada keluhan tertentu, secara berkala datang ke rumah sakit untuk menerima pengobatan, atau pasien rawat inap yang telah keluar dari rumah sakit namun masih harus menjalani pemeriksaan dan pengobatan secara berkala.

b. Peresepan dalam pembahasan penelitian ini bila tidak disebutkan lebih rinci berarti meliputi resep racikan dan resep non racikan, baik generik dan paten. c. Ketaatan penggunaan obat adalah kepatuhan pasien dalam hal penggunaan

(45)

25

d. Golongan obat meliputi golongan obat antihipertensi, golongan obat saluran nafas non infeksi, golongan obat saluran cerna non infeksi, golongan obat antidiabetes, golongan obat neuromuskular, dan golongan obat antiinfeksi. e. Karakteristik pasien meliputi distribusi umur, jenis kelamin, dan tingkat

pendidikan.

f. Karakteristik obat meliputi unsur jumlah obat, bentuk sediaan obat, serta aturan pemakaian obat yang terdiri dari frekuensi pemberian obat dan durasi pemakaian obat.

g. Umur pasien diklasifikasikan menjadi kelompok umur 17-64 tahun dan kelompok umur≥65 tahun.

h. Istilah jenis kelamin yang digunakan dalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan.

i. Tingkat pendidikan pasien dibagi menjadi 5 yaitu: tidak ada (tidak pernah menempuh pendidikan apapun), SD, SLTP, SMA, dan Perguruan Tinggi. j. Jumlah obat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh obat

yang diterima pasien per golongan obat dan dikaji per golongan obat yang akan diteliti.

k. Bentuk sediaan obat dibagi menjadi sediaan padat, cair, injeksi, dan inhaler. Sediaan padat tidak dibedakan menurut bentuknya seperti tablet, kapsul, kaplet, atau puyer karena tidak memungkinkan untuk dilakukan.

(46)

m. Durasi pemakaian adalah jangka waktu pemakaian obat oleh pasien yang dihubungkan dengan jumlah obat dan frekuensi pemberian obat. Durasi pemakaian obat dinyatakan dalam satuan hari.

C. Kedudukan Penelitian

Penelitian mengenai Pengaruh Perbedaan Karakteristik Pasien dan Karakteristik Obat terhadap Ketaatan Penggunaan Obat pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 merupakan salah satu penelitian yang diadakan bersama serangkaian penelitian lain, dengan ulasan topik tentang ”Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara Pasien yang Diberi informasi vs Informasi plus Alat Bantu

Ketaatan serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009”. Penelitian tersebut

terdiri dari 8 pokok bahasan, 2 penelitian sosial, dan 6 merupakan penelitian yang

mengkaji ketaatan penggunaan obat berdasarkan golongan obat tertentu.

Gambar 1. Bagan Kedudukan Penelitian

Evaluasi perbedaan tingkat pemahaman, sikap, dan tindakan (perilaku) serta kepuasan pasien rawat jalan di RS Panti Rini terhadap informasi vs informasi plus

alat bantu (peragaan dengan obat-obat)

Pengaruh Perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli

2009

Golongan Obat Kardiovaskular

Golongan Obat Antiinfeksi Golongan Obat

Neuromuskular Golongan Obat

Saluran Cerna Non Infeksi Golongan Obat

Saluran Nafas Non Infeksi Golongan Obat

endokrin

Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara Pasien yang Diberi informsi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan serta

(47)

27

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 dilakukan di Instalasi Farmasi dan ruang tunggu pengambilan resep Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta. Penelitian dilakukan setiap hari Senin sampai Jumat, pada pukul 09.00-15.00 WIB, dari tanggal 8 Juni 2009-31 Juli 2009.

E. Subyek Penelitian

Subyek penelitian meliputi pasien dewasa (berumur minimal 17 tahun) yang menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta. Kriteria inklusi subyek adalah pasien yang dirawat-jalan di Rumah Sakit Panti Rini periode Juni-Juli 2009; menerima salah satu atau lebih golongan obat yang diteliti; pasien menggunakan obat yang memerlukan ketaatan atau aturan pakai berdurasi lama atau penggunaan terus menerus untuk mencapai tingkat keberhasilan terapi; pasien yang bersedia bekerja sama berdasarkan persetujuan dengan informed-consent. Kriteria eksklusi adalah pasien yang telah mengikuti program edukasi atau mendapat informasi dengan jenis yang sama seperti yang dilakukan pada penelitian ini.

(48)

siap untuk digunakan sesuai dengan aturan pakai yang tercantum dalam etiket, sedangkan untuk kelompok kontrol tidak diberi alat bantu ketaatan minum obat. Artinya pada kelompok kontrol, subyek uji mengkonsumsi obat langsung dari kemasan sesuai dengan yang diberikan oleh pihak rumah sakit.

Suatu aturan main ditetapkan dalam mengumpulkan subyek uji yang terdiri dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Minggu pertama pengambilan data, digunakan untuk mengumpulkan subyek uji pada kelompok perlakuan. Minggu selanjutnya dilakukan pengumpulan subyek uji untuk kelompok kontrol. Minggu ketiga kembali dilakukan pengumpulan subyek uji untuk kelompok perlakuan dan minggu keempat untuk kelompok kontrol. Aturan ini dilakukan terus menerus sampai jumlah subyek uji mencapai target yang diinginkan. Aturan main seperti ini dibuat dengan harapan terdapat distribusi yang merata pada subyek uji baik kelompok kontrol ataupun kelompok perlakuan.

(49)

29

pengamatan karena terlalu banyak jumlah subjek uji yang harus diamati sehingga data yang didapat tidak valid.

Gambar 2. Bagan Pembagian Subyek Penelitian serta Perlakuan yang Diterima

Pada awal berlangsungnya penelitian, subyek uji berjumlah 190 orang. Subyek uji tersebut terbagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan berjumlah 92 orang dan kelompok kontrol berjumlah 98

Pasien rawat jalan RS Panti Rini Jogjakarta Periode Juni-Juli 2009

Kelompok Perlakuan (78 orang)

Kelompok Kontrol (78 orang) KRITERIA INKLUSI

HOME VISIT

Perbandingan ketaatan pasien minum obat antara perlakuan dan kontrol

Tidak diberi alat bantu ketaatan minum obat Diberi alat bantu ketaatan

minum obat

(50)

orang. Ketika penelitian berlangsung, pasien yang menerima golongan obat kardiovaskular sebagian besar adalah pasien hipertensi dan pasien yang menerima golongan obat endokrin semuanya adalah pasien diabetes mellitus. Berdasarkan keadaan tersebut, maka kajian golongan obat kardiovaskular diubah menjadi kajian obat antihipertensi sehingga pasien yang menerima golongan obat kardiovaskular di luar antihipertensi dikeluarkan dari penelitian dan kajian golongan obat endokrin diubah menjadi kajian golongan obat antidiabetes.

Saat berjalannya penelitian, ada beberapa subyek uji yang dikeluarkan dalam penelitian sehingga total subyek uji berjumlah 156, yang terbagi menjadi 78 kelompok perlakuan dan 78 kelompok kontrol. Jumlah pasien yang dikeluarkan dari penelitian yaitu 34 orang. Berkurangnya subyek uji dalam penelitian ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain pasien meninggal dunia (1 orang); pada saat kunjungan, pasien selalu tidak dapat ditemui (8 orang); pasien tidak tinggal di tempat yang sama di tengah kunjungan dan tidak bisa ditemui lagi (4 orang); alamat yang tertera tidak dapat ditemukan (10 orang); pasien menjalani rawat inap setelah ikut dalam penelitian (6 orang); serta dikeluarkannya pasien yang menerima golongan obat kardiovaskular selain obat antihipertensi (5 orang).

F. Bahan Penelitian

(51)

31

disiapkan. Bahan penelitian lain yang digunakan adalah lembar resep. Data yang dikumpulkan meliputi jumlah obat, bentuk sediaan, dan aturan pemakaian obat.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (1). alat-alat

sederhana yang akan dirancang untuk membantu ketaatan penggunaan obat

pasien berupa kartu, kotak obat; (2) alat-alat untuk monitoring tanda vital dan data

lab sederhana: tensi meter, termometer, alat pengukur kadar gula, asam urat, dan

kolesterol; (3). form pemantauan pasien dan penggunaan obat pasien; (4).

Panduan wawancara terstruktur.

Gambar 3. Alat Bantu Ketaatan Penggunaan Obat

H. Jalannya Penelitian 1. Tahap persiapan

(52)

tentang penelitian yang akan dilaksanakan, penetapan kasus, penetapan subyek uji, serta kriteria inklusi dalam penelitian. Langkah berikutnya adalah pembuatan alat bantu ketaatan minum obat yang gagasannya dikumpulkan dari berbagai macam studi pustaka dan pertimbangan tertentu. Pembuatan kuisioner dan wawancara terstruktur dilakukan untuk mengevaluasi pemahaman dan kepuasan pasien dalam penelitian yang akan dilakukan. Informed consent dibuat sebagai tanda persetujuan pasien untuk ikut serta dalam penelitian. Alat bantu ketaatan, kuisioner, wawancara terstruktur, dan informed consent diujicobakan pada beberapa orang yang memiliki kriteria menyerupai kriteria subyek uji sebelum alat tersebut digunakan dalam penelitian.

Penelitian ini dalam tahap persiapannya terdiri dari hal-hal yang tidak berbeda dengan serangkaian penelitian lain karena data yang dibutuhkan dalam penelitian ini tercantum dalam panduan wawancara terstruktur. Penyesuaian teknis pengambilan data di Instalasi Farmasi rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta juga dilakukan pada tahap ini. Penyesuaian teknis pengambilan data ditujukan supaya proses pengambilan data tidak mengganggu kegiatan pelayanan di Rumah Sakit dan di Instalasi Farmasi rawat jalan. Tahap persiapan ini berlangsung selama dua minggu.

2. Tahap pengambilan data

(53)

33

akan diteliti, maka pasien yang berada di ruang tunggu pengambilan resep akan diwawancarai dan diminta untuk ikut serta dalam penelitian dengan menandatangani informed consent.Informed consent ditanda tangani oleh subyek uji dan saksi (keluarga/kerabat dekat, namun jika tidak ada saat itu, peneliti bisa menjadi saksi).

Langkah berikutnya adalah menentukan pasien mana yang menjadi perlakuan atau kontrol sesuai dengan aturan yang telah dibuat. Pasien pada kelompok perlakuan diberi alat bantu ketaatan seperti kotak tempat obat dan kartu pengingat, lalu peneliti membantu pasien menatakan obat yang telah diresepkan kedalam kotak obat dan meminta pasien untuk mencentang kartu pengingat setiap meminum obat. Pasien pada kelompok kontrol tidak diberi alat bantu seperti pada kelompok perlakuan. Pasien yang dijadikan subyek uji juga diminta untuk mengisi kuisioner dan dilakukan wawancara sesuai dengan panduan yang telah disiapkan, hasilnya dihitung sebagai nilaipretestatau nilai awal pasien.

(54)

Home visit selanjutnya dilakukan pada semua subyek uji yang telah didapatkan. Subyek uji pada kelompok perlakukan, home visit akan dilakukan 3 kali, sedangkan pada kelompok kontrol home visit hanya dilakukan 1 kali. Kelompok perlakuan adalah kelompok yang menerima alat bantu ketaatan dan pada pasien dengan penyakit yang menerima obat dalam jumlah lebih dari 7 hari, setiap minggu dilakukan home visit untuk memberikan informasi serta penyusunan obat untuk minggu selanjutnya karena alat bantu ketaatan yang diberikan hanya untuk pengisian obat 1 minggu. Perlakuan ini tidak dilakukan pada kelompok kontrol, yang hanya dilakukan home visit 1 kali, yaitu pada saat jangka waktu pengobatan habis.

Perbedaan perlakuan ini dilakukan karena pada kelompok perlakuan akan diberikan informasi tentang penggunaan obat. Pada kelompok kontrol hanya diamati ketaatan pasien dalam minum obat dengan menghitung jumlah obat yang telah digunakan diakhir jangka waktu pengobatan. Penghitungan jumlah obat juga dilakukan pada kelompok perlakuan, yang membedakannya dengan kelompok kontrol adalah pemberian informasi mengenai obat. Di akhir kunjungan, dilakukan pengisian kuisioner dan wawancara lagi baik untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol sebagai nilai postest yang nantinya akan dibandingkan dengan nilaipretestdan dilihat hasilnya.

(55)

35

obat yang berpengaruh terhadap ketaatan pasien dilakukan dengan mengamati perilaku pasien dalam menggunakan obat selama home visit berlangsung. Wawancara mengenai pemahaman pasien tentang penggunaan obat dan karakteristik pasien diberikan di awal, sedangkan wawancara kepuasan pasien terhadap informasi dan alat bantu , diberikan di akhir pengambilan data.

3. Tahap pengolahan data

Data pada penelitian ini diperoleh dari wawancara dan pengamatan penggunan obat oleh pasien selamahome visit. Karakteristik pasien yang meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan; serta karakteristik obat yang meliputi jumlah obat, bentuk sediaan obat, dan aturan pemakaian obat (frekuensi pemberian, durasi pemakaian) diamati dari dua kelompok penelitian setelahhome visitdilakukan.

Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang menggambarkan ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009.

(56)

I. Tata Cara Analisis Hasil

Data yang diperoleh dari penelitian dibahas secara deskriptif dan diuji menggunakan statistik untuk mengetahui hubungan antara ketaatan dengan karakteristik pasien dan karakteristik obat.

1. Perbandingan umur pasien antara kelompok perlakuan dan kontrol diuji

dengan uji statistik. Bila sebaran data normal digunakan uji parametrik T-test

sedangkan jika sebaran data tidak normal digunakan uji nonparametric

Mann-Whitney. Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Jika p>0,1

artinya berbeda tidak bermakna, sedangkan jika p<0,1 artinya berbeda

bermakna.

2. Persentase jenis kelamin pasien pada kelompok perlakuan maupun kontrol

dihitung dengan cara

%pasien (L/P) = ( / ) x100%

pok enperkelom jumlahpasi

k perkelompo P

L en jumlahpasi

Untuk mengetahui apakah jenis kelamin antara kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol berbeda bermakna atau tidak maka dilakukan uji statistik.

Uji statistik yang digunakan adalah uji nonparametrik Chi-Square, dengan

taraf kepercayaan 90%. Dari hasil uji statistik tersebut jika didapat nilai p<0,1

artinya berbeda bermakna, sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak

bermakna.

3. Persentase tingkat pendidikan pasien baik pada kelompok perlakuan maupun

kontrol dihitung dengan cara

%pasien = x100%

pok enperkelom jumlahpasi

an atpendidik enpertingk

(57)

37

Untuk mengetahui perbedaan antara kelompok perlakuan dan kontrol

dilakukan uji statistik non parametrik Chi-Square bila memenuhi syarat,

dengan taraf kepercayaan 90% . Jika tidak memenuhi syarat, menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji statistik tersebut bila p<0,1 memberikan

hasil yang berbeda bermakna, sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak

bermakna.

4. Gambaran ketaatan pasien menurut umur pada setiap kelompok umur dihitung

dengan cara:

%pasien yang taat = x100%

umur erkelompok ruhpasienp

jumlahselu

r elompokumu entaatperk

jumlahpasi

Perhitungan tersebut dilakukan pada setiap kelompok umur pada kelompok

perlakuan maupun kontrol. Untuk mengetahui apakah ketaatan antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda bermakna atau tidak maka

dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji nonparametrik

Chi-Square bila memenuhi syarat, dengan taraf kepercayaan 90% . Jika tidak

memenuhi syarat, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji

statistik tersebut jika didapat nilai p<0,1 artinya berbeda bermakna,

sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.

5. Gambaran ketaatan pasien menurut jenis kelamin dihitung dengan cara:

%pasien yang taat = 100%

) / (

) / (

x P L ruhpasien jumlahselu

P L entaat jumlahpasi

Perhitungan tersebut dilakukan pada setiap kelompok umur pada kelompok

perlakuan maupun kontrol pada setiap jenis kelamin. Untuk mengetahui

(58)

bermakna atau tidak maka dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan

adalah uji nonparametrik Chi-Square bila memenuhi syarat, dengan taraf

kepercayaan 90% . Jika tidak memenuhi syarat, menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji statistik tersebut jika didapat nilai p<0,1

artinya berbeda bermakna, sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak

bermakna.

6. Gambaran ketaatan pasien menurut tingkat pendidikan dihitung dengan cara:

%pasien yang taat = x100%

an atpendidik etiaptingk

ruhpasiens jumlahselu

endidikan aptingkatp

entaatseti jumlahpasi

Perhitungan tersebut dilakukan pada setiap kelompok umur pada kelompok

perlakuan maupun kontrol. Untuk mengetahui apakah ketaatan antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda bermakna atau tidak maka

dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji nonparametrik

Chi-Square bila memenuhi syarat, dengan taraf kepercayaan 90% . Jika tidak

memenuhi syarat, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji

statistik tersebut jika didapat nilai p<0,1 artinya berbeda bermakna,

sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.

7. Gambaran ketaatan berdasarkan jumlah obat dihitung dengan cara:

%kasus yang taat = x100%

at okjumlahob tiapkelomp

ruhkasusse jumlahselu

bat pokjumlaho etiapkelom

syangtaats jumlahkasu

Perhitungan tersebut dilakukan pada setiap kelompok umur pada kelompok

perlakuan maupun kontrol. Untuk mengetahui apakah ketaatan antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda bermakna atau tidak maka

(59)

39

Chi-Square bila memenuhi syarat, dengan taraf kepercayaan 90% . Jika tidak

memenuhi syarat, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji

statistik tersebut jika didapat nilai p<0,1 artinya berbeda bermakna,

sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.

8. Gambaran ketaatan berdasarkan bentuk sediaan obat dihitung dengan cara:

%kasus yang taat = x100%

sediaan tiapbentuk

ruhkasusse jumlahselu

ksediaan etiapbentu

syangtaats jumlahkasu

Perhitungan tersebut dilakukan pada setiap kelompok umur pada kelompok

perlakuan maupun kontrol. Untuk mengetahui apakah ketaatan antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda bermakna atau tidak maka

dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji nonparametrik

Chi-Square bila memenuhi syarat, dengan taraf kepercayaan 90% . Jika tidak

memenuhi syarat, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji

statistik tersebut jika didapat nilai p<0,1 artinya berbeda bermakna,

sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.

9. Gambaran ketaatan berdasarkan frekuensi pemberian obat dihitung dengan

cara:

%kasus yang taat = x100%

an nsipemberi tiapfrekue

ruhkasusse jumlahselu

ian ensipember etiapfreku

syangtaats jumlahkasu

Perhitungan tersebut dilakukan pada setiap kelompok umur pada kelompok

perlakuan maupun kontrol. Untuk mengetahui apakah ketaatan antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda bermakna atau tidak maka

dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji nonparametrik

(60)

memenuhi syarat, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji

statistik tersebut jika didapat nilai p<0,1 artinya memberikan hasil yang

berbeda bermakna, sedangkan bila p>0,1 artinya memberikan hasil yang

berbeda tidak bermakna.

10. Gambaran ketaatan berdasarkan durasi pemakaian obat dihitung dengan cara:

%pasien yang taat = x100%

pemakaian tiapdurasi

ruhkasusse jumlahselu

ipemakaian etiapduras

syangtaats jumlahkasu

Perhitungan tersebut dilakukan pada setiap kelompok umur pada kelompok

perlakuan maupun kontrol. Untuk mengetahui apakah ketaatan antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda bermakna atau tidak maka

dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji nonparametrik

Chi-Square bila memenuhi syarat, dengan taraf kepercayaan 90% . Jika tidak

memenuhi syarat, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji

statistik tersebut jika didapat nilai p<0,1 artinya berbeda bermakna,

sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.

J. Kesulitan Penelitian

(61)

41

di rumah sakit. Peneliti juga melakukan pengamatan dengan melihat keadaan di instalasi farmasi dan ruang tunggu pengambilan resep untuk memperkirakan cara pengambilan data yang akan dilakukan sebelum penelitian berlangsung.

Peneliti masih mengalami kesulitan pada awal tahap pengambilan data, yaitu kesulitan dalam membaca resep yang masuk ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan kesulitan dalam menentukan kata-kata yang akan disampaikan kepada pasien supaya pasien bersedia ikut serta dalam penelitian. Namun, seiiring dengan berjalannya waktu, kesulitan ini dapat teratasi dengan sendirinya. Kesulitan lain yang ditemui pada tahap pengambilan adalah adalah pada saat melakukan home visit pasien, antara lain adalah kendala bahasa, alamat pasien yang kadangkala sulit untuk ditemukan dan terlalu jauh, serta dikarenakan oleh kesibukan masing-masing pasien maka peneliti harus menyesuaikan waktu home visit dengan kesibukan pasien. Keterbatasan alat penunjang home visit seperti tensimeter, termometer, dan alat pengukur gula darah dengan jumlah pasien yang banyak juga menimbulkan kendala tersendiri, maka manajemen penggunaan alat sangat diperlukan dalam pelaksanaanhome visit.

(62)

42

Penelitian mengenai Pengaruh Perbedaan Karakteristik Pasien dan Karakteristik Obat terhadap Ketaatan Penggunaan Obat pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 merupakan salah satu penelitian yang diadakan bersama serangkaian penelitian lain, dengan ulasan topik tentang ”Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara Pasien yang Diberi informasi vs Informasi plus Alat Bantu

Ketaatan serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009”.

Hasil penelitian ini terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama berisi latar belakang mengapa karakteristik pasien dan karakteristik obat dipilih peneliti untuk menggambarkan ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan. Bagian kedua berisi pemaparan tentang karakteristik pasien yang berpengaruh terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan. Bagian ketiga berisi pemaparan tentang karakteristik obat yang berpengaruh terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan.

(63)

43

Tabel VII. DataBaselineProfil Pasien

No Kriteria Perlakuan

n = 92

Kontrol

n = 98 p

1. Jenis Kelamin Laki-laki : 45,7% Perempuan : 54,3%

Laki-laki : 42,9%

Perempuan : 57,1% 0,698

2. Umur 53,5±16,2 52,7±16 0,713

3. Tingkat

Pendidikan

Tidak ada : 4,3% SD : 13% SMP : 15,2% SMA : 38,2% Perguruan tinggi: 29,3%

Tidak ada : 8,2% SD : 16,3% SMP : 15,3% SMA : 34,7% Perguruan tinggi: 25,5%

0,967

Dilihat dari tabel tersebut, profil pasien baik dari segi umur, jenis kelamin, maupun tingkat pendidikan berbeda tidak bermakna (p>0,1). Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90% (p>0,1) karena dalam penelitian ini terdapat berbagai faktor yang tidak dapat dikontrol satu per satu oleh peneliti. Apabila digunakan taraf kepercayaan yang lebih tinggi dikhawatirkan data yang diperoleh tidak masuk dalan range pada taraf kepercayaan karena variansi data yang tinggi.

A. Latar Belakang Pemilihan Karakteristik Pasien dan Karakteristik Obat terhadap Ketaatan

(64)

1. Karakteristik pasien

Karakteristik pasien adalah kondisi diri pasien yang mungkin mempunyai hubungan dengan perilaku ketaatan dalam penggunaan obat. Pada penelitian ini, karakteristik pasien yang dikaji adalah umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Ketiga hal ini dipilih karena ketiganya adalah hal yang paling umum yang dapat dikaji dari segi pasien.

Selain itu, pengumpulan data untuk ketiga karakteristik pasien tersebut dianggap hal yang wajar, dalam arti jika pertanyaan tersebut diajukan kepada pasien melalui wawancara, tidak akan menimbulkan hal yang tidak menyenangkan baik dari sisi peneliti maupun dari sisi pasien sendiri, misalnya adalah pasien tidak akan merasa tersinggung ataupun sungkan untuk mengungkapkan jawaban atas pertanyaan tentang umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan tersebut.

2. Karakteristik obat

Karakteristik obat adalah hal-hal dari obat yang diterima pasien dan dapat dikaji untuk menggambarkan ketaatan penggunaan obat pada pasien. Dalam penelitian ini, karakteristik obat yang dikaji adalah jumlah obat, bentuk sediaan, frekuensi pemberian, dan durasi pemakaian. Keempat hal tersebut dipilih karena dianggap dapat menggambarkan ketaatan penggunaan obat yang dihubungkan dengan karakteristik obat.

(65)

45

kajian golongan obat). Obat-obat yang telah dicatat tersebut kemudian digolongkan berdasarkan jumlah obat, bentuk sediaaan obat, frekuensi pemberian, dan durasi pemakaian.

Untuk melihat ketaatan penggunaan obat, yang diamati adalah jumlah obat yang digunakan pasien. Bila setelah jangka waktu pengobatan seperti yang tertera pada resep, obat yang diterima pasien sudah habis, maka pasien dikatakan taat dalam menggunakan obat, begitu juga sebalikya. Berdasarkan jumlah obat yang telah digunakan, dihitung pengaruh jumlah obat, bentuk sediaaan obat, frekuensi pemberian, dan durasi pemakaian terhadap perilaku ketaatan penggunaan obat oleh pasien.

B. Pengaruh Karakteristik Pasien terhadap Ketaatan Penggunaan Obat pada Pasien Rawat Jalan

Karakteristik pasien yang akan dibahas pada bagian ini adalah umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta. Ketaatan pasien akan dilihat dan dibandingkan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk karakteristik pasien, ketaatan akan dikaji per golongan obat yang digunakan dalam penelitian.

1. Kajian kelompok umur

(66)

Artinya penduduk yang berumur ≥17 tahun termasuk kelompok umur dewasa. Sedangkan≥65 tahun adalah kelompok umur lanjut usia (lansia). Oleh karena itu, pembagian umur dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok umur dewasa (17-64 tahun) dan kelompok umur lanjut usia (≥65 tahun).

Jumlah subyek uji untuk kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol berdasarkan pembagian umur tidak berbeda, yaitu ada 78 pasien. Persentase jumlah subyek uji yang berumur 17-64 tahun pada kelompok perlakuan ataupun kelompok kontrol lebih besar daripada persentase jumlah subyek uji yang berumur≥65 tahun, seperti yang terlihat pada gambar 4. Secara umum, persentase jumlah subyek uji pada kelompok perlakuan maupun kontrol tidak berbeda jauh jika dilihat pada tiap kelompok umur.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Perlakuan Kontrol

17-64tahun

≥65tahun

Gambar 4. Persentase Jumlah Pasien Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol berdasarkan Umur

(67)

47

a. Golongan obat antihipertensi

Tabel VIII. Ketaatan Pasien berdasarkan Umur pada Golongan Obat Antihipertensi

Perlakuan Kontrol

Kelompok Umur Jumlah

Pasien

% Pasien yang Taat

Jumlah Pasien

% Pasien yang Taat

p

17-64 tahun 14 57,1 16 56,3

≥65 tahun 15 80 14 42,9 0,222

Dilihat dari tabel tersebut, %pasien yang taat dalam penggunaan obat pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, baik untuk kelompok umur 17-64 tahun, maupun kelompok umur ≥65 tahun. Pada kelompok perlakuan dengan kelompok umur 17-64 tahun, tingkat ketaatan pasien lebih rendah daripada kelompok umur ≥65 tahun. Pada kelompok kontrol, tingkat ketaatan penggunaan obat kelompok umur 17-64 tahun lebih tinggi daripada kelompok umur≥65 tahun. Dengan demikian, pada kelompok perlakuan, semakin tinggi tingkat umur, maka ketaatan pasien dalam menggunakan obat semakin tinggi. Pada kelompok kontrol, semakin tinggi tingkat umur maka ketaatan pasien semakin rendah.

(68)

Analisis statistik dilakukan untuk melihat apakah hasil pada tabel di atas mempunyai perbedaan yang bermakna atau tidak secara statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah Chi Square, dengan taraf kepercayaan 90% (p

Gambar

Tabel I. Kategori dan Keadaan yang Menyebabkan Drug Therapy Problems
Tabel II. Ketaatan Penggunaan Obat pada Pengobatan Jangka Panjang
Tabel III. Alasan Ketidaktaatan Penggunaan Obat (Yegenoglu et.al., 2002)
Tabel IV. Gambaran Status Ketaatan berdasarkan Umur (Yegenoglu et al,
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

68/MPP/Kep/2/2003 Penjualan local produk tissue yang dilakukan antar pulau tidak termasuk dalam kelompok produk yang wajib PKAPT. Tidak

Pada lahan sawah tadah hujan dengan pola tanam padi gogorancah - padi walik jerami , perbaikan cara budi daya dengan (1) penggunaan varietas intro- duksi Situ Patenggang untuk

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Dalam Tuntunan Majelis PKU dalam Pengelolaan Panti Asuhan (t.t), menyebutkan bahwa fungsi pelayanan pendidikan panti asuhan, yaitu mengembalikan kondisi baik fisik

Berdasarkan Penetapan Penunjukan Langsung nomor: 08/PAN-PL/DB-DM/2012 tanggal 18 Juni 2012 untuk Pekerjaan Pengadaan Database ABI/Inform Global Edition, ProQuest Research

 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Ekspresi emosi takut dan heran temyata berpotensi untuk mengalami kemenduaan jika itu dilihat oleh individu dari etnik yang bertleda. Penelitian ini mencoba mencari