• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN

DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IV

MADRASAH IBTIDAYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.)

Oleh

:

PARAMITA AYU EKASARI NIM - -

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah

menjadi manusia yang berguna (Albert Einstein)”.

“Ku olah kata, kubaca makna, Kuikat dalam alenia, kubingkai dalam bab

(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini orang-orang yang sangat kukasihi dan kusayangi :

. Bapak dan ibu tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada bapak dan ibu yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat bapak dan Ibu bahagia.

. Saudaraku laki-laki yang teramat saya sayangi dan saya banggakan: Muhammad Firman Ardiansyah.

. Sahabat Terbaikku Muhammad Afif, Vina Ardiyanti, Najmul Laila yang tak pernah henti mendukungku, memberi semangat padaku.

. Teman-taman PGMI satu angakatan.

. Teman-teman KKN IAIN Salatiga posko . . Teman-teman PPL di MIN Salatiga.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga Laporan Penelitian ini dapat kami laksanakan dan kami selesaikan sesuai rencana.

Sebagai guru kita tentunya bangga dengan hasil prestasi siswa yang memuaskan sesuai dengan tujuan yang direncanakan, dengan menggunakan pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam belajar, maka dari itu penilitian kami beri judul Peningkatan Hasil Belajar Materi Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran .

Pelakasanaan Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya pemberian kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, dan Pembibing yang dengan sabar dan teliti di dalam membimbing skripsi penulis.

(8)

. Wali Kelas IV MI Tukangan Bapak Muh. Rofiq S.P. , S.S. , S. Pd. I.

. Bapak serta ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa material maupun spiritual.

. Sahabat- sahabat tebaikku Muhammad Afif, Vina Ardiyanti, Najmul Laila yang selalu memberi semangat kepada penulis.

. Seluruh teman-teman PGMI angkatan .

. Seluruh teman-teman posko KKN IAIN Salatiga.

.Seluruh teman- teman PPL MIN Salatiga.

.Dan seluruh teman-teman yang mengenalku dan membaca tulisan ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan kegiatan penulisan hasil penelitian mendatang.

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmad, bimbingan dan petujuknya kepada kita semua. Amiin.

Salatiga, Juli

(9)

ABSTRAK

Ayu, Ekasari, Paramita , Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran . Skipsi. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Pembibing: Suwardi, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil belajar, Pendekatan Konstruktivisme dan Matematika

Pembelajaran Matematika pada umumnya membutuhkan kemampuan siswa untuk memahami konsep materi pelajaran, sehingga guru sebagai pengajar haruslah lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa tidak merasa bosan. Namun masih ada guru yang belum melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif. Hal ini membuat siswa menjadi bosan dan cenderung pasif dalam pembelajaran akibatnya hasil belajar Matematika rendah. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan pendekatan Konstruktivisme mampu meningkatakan hasil belajar siswa terhadap materi penjumlahan pecahan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun ajaran /

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I, dan siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi post tes lembar pengamatan dan dokumentasi.

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Penjumlahan Pecahan pada siswa kelas IV MI Tukangan Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali tahun ajaran . Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil dari penerapan pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I dan II dengan hasil Pre tes dan Post tes mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata Pre tes adalah , dengan dan rata-rata Post tes , . Dari rata-rata Pre tes dan Pos tes mengalami peningkatan , dengan persentase peningkatan %. Pada siklus II rata-rata Pre tes adalah dan rata-rata Post tes , . Dari rata-rata Pre tes dan Pos tes mengalami peningkatan ,

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN

(11)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pendekatan Konstuktivisme

. Pengertian pendekatan ... . Pengertian konstruktivisme ... B. Pembelajaran Matematika

. Belajar ... . Hasil Belajar ... . Pembelajaran Matematika ... . Penjumlahan Pecahan ... C. Kaitan pembelajaran Matematika dengan Konstruktivisme materi

Penjumalah pecahan ...

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah ... B. Subyek Penelitian ... C. Pelaksanaan Penelitian

. Deskripsi Siklus I ... . Deskripsi Siklus II ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

(12)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ... B. SARAN ...

DAFTAR PUSTAKA ...

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Siklus Penelitian ...

Tabel SK dan KD Matematika Kelas IV ...

Tabel Perbatasan MI Tukangan ...

Tabel Fasilitas sarana prasarana MI ...

Tabel Data Guru dan Staff MI Tukangan ...

Tabel Daftar nama siswa kelas IV MI Tukangan ...

Tabel Nilai Siswa Siklus I ...

Tabel Hasil Pengamatan Siklus I ...

Tabel Nilai Siswa Siklus II ...

Tabel Hasil Pengamatan Siklus II ...

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

. Silabus . RPP Siklus . RPP Siklus

. Lembar Kerja Siswa . Lembar Evaluasi

. Foto Kegiatan Pembelajaran . Surat Tugas Pembimbing . Surat Keterangan Penelitian . Surat Izin Penelitian

.Lembar Konsultasi Pembimbing

.Daftar SKK

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Matematika merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran Matematika ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) masih sangat jauh dari standar yang diharapkan.

(16)

Kondisi ini juga terjadi pada pembelajaran Matematika, yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran Matematika di sekolah dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran.

(17)

juga mendorong siswa untuk berusaha menghafal pada setiap kali akan diadakan tes atau ulangan harian atau tes hasil belajar, baik ulangan tengah semester, maupun ulangan akhir semester.

Peranan penggunaan pendekatan pembelajaran di kelas apabila dilihat dari kenyataan di lapangan banyak sekali dijumpai sekolahan-sekolahan yang belum menggunakan pendekatan pembelajaran dalam pengajarannya di dalam kelas secara maksimal dan kurang bervariasi. Melihat keadaan yang seperti itu maka dapat dianalisis kekurangan dalam proses pembelajaran guna mengetahui kendala-kendala dan hambatan yang ditemukan untuk perbaikan yang lebih baik dalam proses pembelajaran yang berikutnya. Dalam melakukan perbaikan proses pembelajaran dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

MI Tukangan adalah salah satu MI yang ada di Kecamatan Ampel. MI ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), namun menurut hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan KTSP. Salah satu kendala utama adalah kurangnya antusias siswa untuk belajar, siswa lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, diam dan enggan dalam mengemukakan pertanyaan maupun pendapat.

(18)

Matematika siswa kelas IV di madrasah tersebut masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal yang diterapkan untuk mata pelajaran Matematika adalah . Dari hasil survei pada bulan April diketahui bahwa dari sejumlah siswa, siswa memperoleh nilai KKM dan siswa yang lain belum memenuhi KKM yang ditentukan. Dari hasil wawancara ini pula diperoleh informasi dari guru pengampu Matematika kelas IV bahwa siswa seringkali mengalami kesulitan dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Peneliti dan guru menduga pendekatan pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelass IV MI Tukangan.

Atas dugaan di atas maka peneliti bersama-sama dengan guru sepakat untuk mencobakan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan pendekatan pembelajaran lain yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Pendakatan pembelajaran yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran Konstruktivisme.

(19)

memahaminya. Namun berdasarkan fakta yang penulis temukan di lapangan, MI Tukangan dalam penggunaan pendekatan yang variatif masih belum digunakan. Proses KBM di sekolah tersebut masih sangat monoton yang menjadikan salah satu faktor belum tercapainya hasil belajar yang maksimal.

Membangun pengetahuan merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman siswa dan daya ingat belajarnya. Melalui pendekatan Konstruktivisme siswa dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berpikir, hal ini menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada siswa.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan

masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan pendekatan Konstruktivisme

(20)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi penjumlahan pecahan dengan pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun ajaran / .

D. Hipotesis

Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka di dalam penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan konstruktivisme mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajran Matematika materi penjumlah pecahan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran / .

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritik dan praktis. . Secara Teoritik

(21)

penerapan Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas IV di MI Tukangan. Apabila siswa tertarik untuk belajar, maka hasil belajar dapat meningkat sehingga akan tercipta sumber daya manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

. Secara Praktis

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada:

a. Siswa

Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Guru

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan pembelajaran Matematika melalui penerapan Pendekatan Konstrutivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan siswa sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.

c. Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI)

(22)

F. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

. Peningkatan

Menurut Poerwadarminta dalam Kamus besar Bahasa Indonesia ( : ) Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan, meningkatkan usaha. Maksudnya adalah usaha seseorang untuk memproleh nilai yang lebih dari sebelumnya, dengan berbagai cara sesuai dengan peraturan yang ada.

. Hasil Belajar

(23)

Menurut R. Gagne dalam Susanto ( : ) Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Secara keseluruhan pemahaman terhadap konsep dasar pembelajaran tidak akan sempurna jika berhenti pada definisi atau proses. Maka perlu diuraikan apa yang dihasilkan dari suatu proses pembelajaran. Bloom dalam Daryanto dan Rahardjo ( : ) Mengemukakan tiga Ranah Hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, untuk aspek kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu: Pengetahuan, pemahaman, pengertian, aplikasi, analisa, sintesa, dan eveluasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut kognitif, afeksi psikomotor.

. Pendekatan Konstruktivisme

(24)

untuk mencapai tujuan tentang masalah masalah yang dihadapi. Menurut Huda ( : ) Pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai cara- cara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar dengan efektif. Dalam hal ini guru juga berperan penting dalam menyediakan perangkat-perangkat metodis yang memungkinkan siswa untuk mencapai kebutuhan tersebut.

Pandangan Konstruktivisme sebagai filosofis pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa atau gejala lingkungan sekitarnya. Menurut Sriyanti, dkk ( : ) Belajar menurut konstruktivisme merupakan proses aktif peserta didik dalam mengkonstruksi konsep dan pengalamannya.

. Mata Pelajaran Matematika

(25)

yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, sifat-sifat atau teori-teori yang sudah dibuktikan kebenarannya.

G. Metode Penelitian

. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan penilitian tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto dalam Suyadi ( : ) Penelitaian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati, Tindakan adalah Gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu, Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran yang sama.

Sedangkan menurut Suyanto dalam Basrowi dan Suwandi ( : ), Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk peneliian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

(26)

kualitas pembelajaran. Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas, agar permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran di dalam kelas dapat dipecahkan.

Adapun penelitian yang akan diteliti terdiri atas empat rangkaian yang dilakukan secara berulang-ulang yakni berupa tahapan-tahapan antara lain: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Gambar . Siklus Penelitian Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

(27)

. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Tukangan Kabupaten Boyolali dan dilaksanakan di kelas IV yang berjumlah siswa. Terdiri dari siswa laki-laki dan siswi perempuan.

. Langkah-Langkah Penelitian

Menurut Arikunto ( : ), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, meliputi: ( ) Planning (rencana), ( ) Action (tindakan), ( ) Observation (pengamatan) dan ( ) Reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Tahap rencana (planning)

Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah:

) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan Pendekatan Konstruktivisme (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ).

(28)

) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian perhatian siswa.

) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran. ) Menyusun test formatif untuk siswa.

) Target yang diharapkan dalam penerapan Pendekatan Konstruktivisme ini keberhasilan pembelajaran minimal memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum.

b. Tahap tindakan (action)

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. c. Tahap pengamatan (observation)

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. Tahap refleksi (reflection), meliputi:

(29)

) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II.

Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan selanjutnya. . Instrumen Penelitian

Bentuk instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah:

. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran Matematika materi Opersi penjumalahan pecahan dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme.

. Silabus, sebagai acuan atau pedoman bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut, dan sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran.

. RPP, Untuk acuan guru dalam memberikan pembelajaran, sehingga lebih sistematis dan terencana untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam waktu tertentu.

. Materi Pembelajaran Matematika, Sumber belajar yang relevan digunakan dalam pembelajaran.

(30)

. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode:

a. Pengamatan/ Observasi

Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti. Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian aktivitas, dan hasil belajar terhadap materi Matematika yang diajarkan.

b. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik siswa secara umum, tingkat hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran khususnya Matematika.

. Analisis Data

Analisis data sangat diperlukan guna mengetahui hasil dan atau untuk menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan di setiap siklusnya.

(31)

M=

Keterangan:

M = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai kelas

N = Jumlah siswa (Djamarah, : )

b. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

P = ×

Keterangan:

P = Jumlah nilai dalam persen F = Frekuensi

N = Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah, : - )

H. Sitematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

(32)

Operasional, Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: Kajian Pustaka

Dalam bab ini menguraikan tentang Pendekatan Konstruktivisme, Pembelajaran Matematika, Kaitan Pembelajaran Matematika dengan Konstruktivisme materi penjumlahan pecahan.

BAB III: Pelaksanaan Penelitian

Dalam bab ini penulis berupaya mengurai tentang pelaksanaan tindakan yang terdiri dari: gambaran umum MIN Tukangan, subyek penelitiaan, deskripsi pelaksanaan siklus I, dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan dari siklus I dan Siklus II.

BAB V: Penutup

(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendekatan Konstruktivisme . Pengertian Pendekatan

Dalam mengajar guru harus pandai-pandai menggunakan pendekatan pembelajaran secara arif dan bijaksana, bukan sembarang yang bisa merugikan anak didik. Menurut Syah ( : ) Pendekatan pembelajaran (approach to learning) dan strategi atau kiat melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat efisensi dan keberhasilan peserta didik.

Pada hakikatnya, Pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar dengan efektif (Huda, : ).

(34)

. Pengertian konstruktivisme

Menurut Kuhn dalam Sriyanti dkk ( : ), konstruktivisme merupakan paradigma alternative yang muncul sebagai dampak dari revolusi ilmiah yang terjadi dalam beberapa dasawarsa terakhir, konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi kita sendiri. Menurut Sriyanti ( : ), Konstruktivisme adalah pengetahuan, Pengetahuan adalah hasil dari konstruksi kognitif dalam diri seseorang. Pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari subyek yang mengetahui.Pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalamannya. Pengetahuan merujuk pada pengalaman seseorang akan dunia. Tanpa pengalaman sesorang tidak akan mendapat pengetahuan.

(35)

Rorti dalam Sriyanti, dkk ( : ), menilai konstruktivisme merupakan salah satu bentuk dari pragmatisme, terutama dalam soal pengetahuan dan kebenaran.

Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan Pendekatan konstruktivisme adalah Pendekatan yang mementingkan pemahaman suatu konsep dan strategi memperoleh lebih diutamakan Seperti yang dikemukaan oleh Depdiknas dalam fathurrohman dan sulistyorini ( :

), bahwa tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara:

menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

a. Implementasi Pembelajaran Konstruktivisme dalam pembelajaran Menurut Sriyanti, dkk ( : ) Implementasi pembelajaran konstruktivisme meliputi :

) Makna belajar mengajar

(36)

) Peran guru / pengajar

Berdasarkan prinsip pembelajaran konstruktivisme yang menekankan partisipasi aktif peserta didik, maka guru atau pengajar hanyalah berperan sebagai fasilitator dan mediator bagi peserta didik dalam membentuk pengetahuannya.

) Peran siswa / peserta didik

Ciri pembelajaran konstruktivisme adalah peran aktif peserta didik.Pembelajaran adalah kegiatan yang menuntut keaktifan siswa atau peserta didikdalam membangun pengetahuannya.

) Tujuan pembelajaran

Bagi konstruktivisme, tujuan pembelajaran bukan untuk menambah pengetahuan, akan tetapi tujuan pembelajaran untuk mengkonstruksikan (membentuk) pengetahuan dan pengalaman baru.

) Penataan lingkungan belajar

(37)

) Evaluasi

Evaluasi hasil belajar pada dasarnya untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik.

) Materi

Materi pembelajaran konstruktivisme disesuaikan dengan kebutuhan belajar dengan mempertimbangkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik.

) Strategi pembelajaran

(38)

b. Kelebihan Pendekatan Konstruktivisme :

Menurut Nuralilah ( ) pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme di sekolah dasar dilakukan karena memiliki kelebihan

) Pembelajaran dimulai dari konsep yang dimiliki peserta didik, bukan konsep yang dimiliki guru sehingga kegiatan peserta didik berangkat dari pengalaman yang relevan dengan tingkat perkembangannya.

) Kegiatan dipilih sesuai dengan minat kebutuhan anak.

) Memberikan kesempatan peserta didik menemukan dan menerapkan idenya sendiri dengan tujuan supaya seluruh kegiatan akan lebih bermakna bagi siswa.

) Menyajikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan peserta didik. ) Ketrampilan sosial peserta didik akan terbina seperti saling

menghargai pendapat orang lain (toleransi) kerjasama.

(39)

c. Kelemahan Pendekatan Konstruktivisme :

Adapun kelemahan Pendekatan Konstruktivisme adalah sebagai berikut :

) Langkah yang sulit dalam menerapkan model konstruktivisme di kelas tinggi sebab anak terbiasa dengan pembelajaran yang konvensional sebelumnya

) Lebih banyak waktu yang diperlukan dalam pengembangan konsep sebuah fokus lebih kepada kegiatan-kegiatan dalam menemukan konsep itu.

) Banyak membutuhkan alat bantu dan benda manipulatif untuk pembelajaran, mengingat kemampuan setiap anak yang berbeda yang dirasakan belum memahami konsep tersebut ketika diajarkan dengan alat peraga.

) Intensitas bimbingan dan arah menujukonsep yang diharapkan lebih tinggi untuk menghindarkan miskonsepsi tersebut.

(40)

B. Pembelajaran Matematika . Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Syah ( : ) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, : ).

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut Baharuddin dan Esa N.W dalam Sriyanti ( : ), mengemukakan ciri-ciri belajar meliputi:

) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

) Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen. ) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.

) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

(41)

c. Tujuan Belajar

Menurut Fathurrohman dan Sulistyorini ( : ), tujuan belajar dimaksudkan untuk memberi landasan belajar, yaitu dari bekal pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik sampai ke pengetahuan berikutnya.Pada intinya tujuan dari belajar dan pembelajaran adalah terciptanya perubahan menuju keadaan yang lebih baik.

. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresepsi dan ketrampilan (Supriyono, : ).

Sedangkan menurut Susanto ( : ) Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

(42)

b. Faktor yang Mempengaruhi Keberasilan Belajar

Yusuf dan Nursin ( : ) Menyebutkan “ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Faktor itu meliputi faktor internal, yang bersumber dari diri sendiri

dan faktor eksternal yang bersumber dari luar atau lingkungan ”

) Faktor Internal

Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi agar belajarnya berhasil.Syarat-syarat itu meliputi kondisi fisik dan psikis, diantaranya kecerdasan, motivasi, minat, sikap kebiasaan belajar dan emosi.Apabila kedua faktor itu mengalami gangguan maka kemungkinan besar individu tersebut mengalami kesulitan belajar.

) Faktor Eksternal

(43)

keadaan tempat (kualitas gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan).

c. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar

Menurut Arifin ( : ), ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non objektif.

) Instrumen Penilaian secara Objektif a) Pilihan Ganda

Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan opsi (pilihan jawaban). Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh (diktator).

b) Benar Salah

(44)

. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan komunilasi dua arah, mengajar dilakukanoleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran didalamnya mengandung makna belajar dan mengaajar, atau merupakan kegiatan belajar mengajar. Menurut Corey dalam Slameto ( :

), pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

sesorang secara sengaja dikelolah untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Pembelajaran dalam pandangan corey sebagai upaya menciptakan kondisi dan lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa berubah tingkah lakunya.

(45)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru, kedua aspek ini akan berkolaborasi sehingga membentuk interaksi antar keduanya sehingga pencapaian hasil belajar dapat terpenuhi. Belajar tertuju pada subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran.

b. Pengertian Mata Pelajaran Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat hubungannya dengan kata Sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahui atau inteligensi. Seperti yang dikutip Andi Hakim Nasution dalam Susanto ( : ).

(46)

Menurut Kline dalam Ismunamto, dkk ( : ) Menyatakan bahwa Matematika bukanlah sebuah pengetahuan yang tersendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri.Adanya Matematika semata-mata membantu manusia dalam memahami dan menguasai persoalan sosial, ekonomi, dan alam.Dalam mencari kebenaran matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa matematika merupakan cara berfikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang telah ada yang tak lepas dari aktvitas insani tersebut. Pada hakikatya, matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, dalam arti matematika memiliki kegunaan yang praktis dalam kehidupan sehari-hari.Semua masalah kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti mau tidak mau harus berpaling kepada matematika.

c. Tujuan Pembelajaran Matematika

Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

(47)

) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menfsirkan solusi yang diperoleh.

) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

d. Ruang lingkup Mata pelajaran Matematika

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/ MI meliputi aspek-aspek s

ebagai berikut. )Bilangan

(48)

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas IV Dalam silabus kelas IV Matematika SD/MI Departemen Pendidikan Nasional terdapat standar kompetensi untuk mata pelajaran Matematika. Standar Kompetensi Matematika untuk kelas IV SD/MI adalah sebagai berikut :

Tabel .

SK dan KD Matematika Kelas IV

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar (dua) Bilangan

. Menjumlahkan dan mengurangkan

bilangan bulat

Mengurutkan bilangan bulat

Menjumlahkan bilangan yang berkaitan dengan pecahan sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya

(49)

benda-hubungan antar bangun datar

benda dan bangun datar simetris

Menentukan hasil

pencerminan suatu bangun datar

. Penjumlahan Pecahan a. Pecahan

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh.Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran.Bagian inilah yang dinamakan pembilang.Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dinamakan penyebut.Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan (Depdikbud, ) menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu topik yang sulit untuk diajarkan. Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan sulitnya pengadaan media pembelajaran. Akibatnya, guru biasanya langsung mengajarkan pengenalan angka,

seperti pada pecahan , disebut Pembilang dan disebut penyebut.

(50)

sama dengan nol. Secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu dari: pecahan biasa, pecahan desimal, pecahan persen, pecahan campuran begitu pula, pecahan dapat dinyatakan menurut kelas ekuivalensi yang tak terhingga banyaknya. Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan berasal dari bahasa latin Fractio berarti menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Sebuah pecahan memiliki dua bagian yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya dipisahkan

oleh garis.Contoh , dan lain-lain.

Operasi hitung pecahan adalah pengerjaan hitung bilangan pecahan yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Jadi meningkatkan pemahaman konsep operasi hitung pecahan dalam hal ini adalah membawa siswa untuk mengetahui suatu rancangan menuju jenjang yang lebih tinggi sehingga siswa lebih mengerti dan memahami konsep operasi hitung pecahan.

(51)

materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta esensial materi dan keterpakainnya dalam kehidupan sehari-hari sehingga untuk Madrasah Ibtidayah Kompetesi dasar hanya meliputi bilangan, pengukuran dan geometri serta khusus untuk kalas VI ditambah dengan pengolahan data hal itu disampaikan oleh Sukayati ( : ). Salah satu kompetensi yang dikembangkan di kelas IV MI adalah Operasi Hitung Pecahan. Kompetensi Dasar yang dipilih adalah menjumlahkanberbagai bentuk Pecahan dan pada sub pokok bahasan Operasi Penjumlahan dalam bentuk pecahan.

b. Penjumlahan Pecahan

Penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan menjumlahkan pembilang-pembilangnya. Sedangkan penyebutnya tidak dijumlahkan. Lain halnya dengan penjumlahan dengan penyebut tidak sama, supaya dapat memperoleh hasil maka penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu dengan cara mencari pecahan yang senilai.

(52)

dikelompokkan menjadi bagian yang beranggotakan sangat banyak, maka situasinya jelas dihubungkan dengan pembagian, Pecahan sebagai bagian dari perbandinganrasio hubungan antara sepasang bilangan sering dinyatakan sebagai sebuah perbandingan. C. Kaitan Pembelajaran Matematika dengan Pendektan Konstruktivisme

Dalam Penerapan pembelajaran Matematika berasarkan teori Konstruktivisme dengan materi penjumalah pecahan, konsep pecahan sudah dikenalkan kepada siswa sejak kelas III SD/MI dalam bentuk yang sederhana. Selanjutnya di kelas IV diperkenalkan penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan bepenyebut tidak sama. Pembelajaran Matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas menggunakan teori konstruktivisme adalah:

)Pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa

)Siswa diberi kebebasan berfikir memahami masalah, membangun strategi penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka.

)Guru melatih dan membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah

(53)

Proses pembelajaran yang terjadi sebagai berikut :

) Pada awal pembelajaran guru mengingatkan mengenai Pecahan kepada siswa dengan menanyakan pertanyaan sebagai berikut:

a) Apakah kalian pernah berbagi dengan teman kamu? b) Sebutkan benda apa saja yang pernah kalian bagi? c) Kalian membagi benda tersebut menjadi berapa bagian?

) Setelah tertanam konsep mengenai “bagian dari” suatu benda maka selanjutnya untuk mempelajari penjumlahan pecahan, masing- masing siswa diminta menyiapkan beberapa lembar kertas lipat.

) Siswa dibawah bimbingan guru mempraktikan materi penjumlahan pecahan dengan penaman konsep sebagai berikut:

a) Kertas berbentuk persegi panjang sebanyak – lembar b) Berbagi benda yang dapat dipotong-potong.

c) Pecahan ditunjukkan melalui arsiran satu bagian lipatan kertas.

Kemudian, siswa melipat lagi menjadi bagian.

d) Kertas utuh --- dilipat menjadi dua bagian--- Lipatan pertama

bagian yang diarsir bagian --- dilipat lagi menjadi bagian ---

Lipatan kedua, bagian yang diarsir : bagian.

(54)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Tukangan

Penelitian ini dilakukan di MI Tukangan, Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Berikut adalah tabel perbatasan MI Tukangan :

Tabel . Perbatasan MI Tukangan

No. Arah Batas

. Sebelah Selatan SMP Islam Sudirman

. Sebelah Barat Rumah Warga

. Sebelah Timur Rumah Warga

. Sebelah Utara Jalan Raya Simo

MI Tukangan ini berdiri di atas tanah yang luasnya M yang didirikan pada tahun . Tanah ini milik yayasan yang sudah memiliki sertifikat akte yang sah.

. Fasilitas Sarana dan Prasarana

Tabel . Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Tukangan

No. Nama Jumlah Kondisi

. Ruang Kepala Sekolah Baik

. Ruang Tata Usaha Baik

. Ruang Perpustakaan Baik

(55)

. Guru dan Staf

Tabel . Data Guru dan Staff MI Tukangan

NO. NAMA NIP

. Anifah S.H. -

. Muh. Rofiq S.P., S.S., S.Pd. I. -

. Sujiyem, S.Pd. GTT

. Sri Hartati, Ama. GTT

. Iin Khotimah S.Pd. GTT

. Siti Wij Ayu L GTT

. Irfani, S.Pdi. GTT

B. Subjek Penelitian dan Karakteristik Objek Penelitian

(56)

Tabel .

DAFTAR NAMA SISWA KELAS IV MI TUKANGAN

KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

(57)

Karakteristik siswa sebagai subjek penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

. Usia rata-rata siswa adalah tahun. . Kemampuan siswa rata-rata sedang. . Siswa malu bertanya.

. Semua siswa barasal dari desa.

. Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar berpendidikan rendah.

C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei dengan rincian sebagai berikut . Observasi, Selasa April .

. Kegiatan Siklus I, Kamis Mei . . Kegiatan siklus II, Sabtu Mei .

. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

(58)

a. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu membuat RPP. Peneliti menggunakan Pendekatan Konstruktivisme. Adapun tahap perencanaan meliputi:

) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme. pada mata pelajaran Matematika kelas IV.

) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Kamis

Mei .

) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.

) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. ) Membuat instrumen penelitian yaitu:

a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika Materi Penjumlahah Pecahan. ) Menyiapkan alat pembelajaran.

(59)

a) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung. b) Menyiapkan RPP.

c) Menyiapkan lembar tes formatif (Lembar Kerja Siswa dan evaluasi).

) Kegiatan Awal

a) Guru memasuki ruangan kelas dengan mengucapkan

salam.

b) Guru membuka pelajaran dengan doa dengan penuh

khidmad.

c) Guru menanyakan kabar siswa.

d) Guru mengecek kehadiran siswa.

e) Guru mempersilakan siswa untuk menyiapkan alat tulis.

f) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi

sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa.

g) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.

) Kegiatan Inti Eksplorasi:

a) Guru menyampaikan materi tentang pecahan. b) Guru menjelaskan materi tentang pecahan Senilai.

(60)

Elaborasi:

a) Guru membagi kertas lipat kepada masing-masing siswa b) Guru bersama-sama dengan siswa mempraktekkan materi

pecahan dengan menggunakan kertas lipat.

c) Guru menginsturksikan siswa untuk membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari orang siswa.

d) Guru membagi Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing Kelompok.

e) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengisi Lembar Kerja siswa.

f) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk diskusi, Selama kegiatan diskusi guru memberikan bimbingan. g) Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok

untuk mengumpulkan hasil diskusinya. Konfirmasi:

a) Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari.

(61)

) Kegiatan Akhir

a) Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah

dilakukan dengan bertanya tentang kesimpulan dari

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

b) Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan

siswa untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya.

c) Guru menutup pelajaran dengan doa.

c. Pengamatan atau Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:

) Memperhatikan sikap dan perilaku peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

) Pengamat mengamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan.

d. Refleksi

Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya:

) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

(62)

) Sebagian siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru. Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut, diantaranya:

) Dalam pembelajaran beberapa siswa kuang memperhatikan penjelasan dari guru.

) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih kurang.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama.

) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat pembelajaran.

) Memotivasi siswa agar lebih aktif di dalam kelas. . Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

(63)

a. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP. Peneliti menggunakan Pendekatan Konstruktivisme dalam proses pembelajaran. Adapun tahap perencanaan meliputi:

) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme pada mata pelajaran Matematika kelas IV.

) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Sabtu tanggal Mei

) Menentukan materi yang akan diajarkan pada siklus II. ) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. ) Membuat instrumen penelitian yaitu:

a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perilaku siswa selama proses pembelajaran.

b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.

) Menyiapkan alat pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan

) Pra Pembelajaran

(64)

b) Menyiapkan RPP.

c) Menyiapkan lembar Kerja Siswa dan Lembar Evaluasi. ) Kegiatan Awal

a) Guru mengucapkan salam dan berdo’a b) Guru menyampaikan kabar siswa. c) Guru mengecek kehadiran siswa.

d) Guru mempersilakan siswa menyiapkan alat tulis. e) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari. f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. g) Pre test

) Kegiatan Inti Eksplorasi:

c) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.

a) Guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme.

b) Guru memberikan tugas secara kelompok untuk mendiskusikan dengan temannya terkait materi tentang Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.

Elaborasi:

a) Guru menyampaikan materi tentang penjumalahan pecahan

(65)

b) Guru Bertanya jawab dengan siswa mengenai materi

pecahan .

Elaborasi

a) Guru membagi kertas lipat kepada masing-masing siswa

b) Guru bersama-sama dengan siswa mempraktekkan materi

pecahan dengan menggunakan kertas lipat.

c) Guru menginsturksikan siswa untuk membentuk

kelompok,masing-masing kelompok terdiri dari orang

siswa.

d) Guru membagi Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing

Kelompok.

e) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengisi Lembar

Kerja siswa.

f) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk diskusi, Selama

kegiatan diskusi guru memberikan bimbingan.

g) Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok

untuk mengumpulkan hasil diskusinya

Konfirmasi:

a) Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari.

(66)

Kegiatan Akhir

a) Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

b)Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya.

c) Guru menutup pelajaran dengan doa. c. Pengamatan atau Observasi

Dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan, pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang sangat baik. Siswa juga paham bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme yang berlangsung, sehingga perhatian dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan. Kondisi kelas juga sudah kondusif dan siswa aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran.

d. Refleksi

(67)
(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu unuk mengetahui bahwa pendekatan Kontruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan pecahan pada kelas IV di MI Tukangan Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran .

A. Hasil Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada pembelajaran Matematika di MI Tukangan sebelum diterapkannya pendektan Konstruktivisme adalah Pendekatan Konvensional yang sering digunakan, sehingga pemahaman siswa kurang dalam proses pembelajaran. Dari hasil prasiklus diperoleh nilai murni siswa pada mata pelajaran Matematika sebagai pembanding antara sebelum dan sesudah diterapkannya pendektan Konstruktivisme. Adapun nilai Ketuntasn Kriteria Minimum (KKM) kelas IV MI Tukangan pada mata pelajaran Matematika yaitu .

. Siklus I

(69)

a. Data Hasil Pengamatan

(70)

) Nilai rata-rata Pre test Siklus I

M=

M=

M= ,

) Nilai persensentase Pre test Siklus I

P = ×

P=

× P= ,

) Nilai rata-rata Post test Siklus I

M=

M=

M= ,

) Nilai persentase Post test Siklus I

P = ×

P=

(71)

Dari data nilai Siklus I di atas dapat disimpulkan bahwa pada nilai post test siswa telah meningkat jika dibandingkan dengan pre test .Siswa yang tuntas pada saat pre test sebanyak siswa atau ,

, sedangkan siswa yang tuntas pada saat post test sebanyak

siswa atau % meningkat siswa atau , , jika dibandingkan saat pre test. Nilai rata-rata pada post test adalah atau naik dari nilai rata-rata kelas saat pre test yang hanya , atau ,

.

b. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I

(72)

Tabel . Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus

No. Aspek yang diamati Pengamatan Guru Pengamatan Siswa Catatan

SB B C K TB SB B C K TB

A. Kegiatan Awal

. Guru memasuki ruangan kelas dengan mengucapkan salam.

untuk menyiapkan alat tulis.

  Tidak

dilaksanakan. . Guru melakukan apersepsi

dengan bertanya materi sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa. Guru menjelaskan materi

tentang pecahan Senilai.

 

Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi pecahan.

kepada masing-masing siswa.  

(73)

siswa berebut anterian. . Guru bersama-sama dengan

siswa mempraktekkan materi

pecahan dengan

menggunakan kertas lipat.

  Suara Guru . Guru menginsturksikan siswa

untuk membentuk

kelompok,masing-masing kelompok terdiri dari orang siswa.

 

-

. Guru membagi Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing Kelompok (Pre test).

 

- . Guru menginstruksikan

kepada siswa untuk mengisi Selama kegiatan diskusi guru memberikan bimbingan.

 

-

. Guru menginstruksikan kepada masing-masing kegiatan yang telah dilakukan

 

(74)

Keterangan :

Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya:

) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. C.

Kegiatan Akhir

. Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya.

  Tidak

dilaksanakan

. Guru menutup pelajaran

(75)

) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.

) Sebagian siswa sudah dapat menjawab soal-soal yang diberikan peneliti. Meskipun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran, namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut, diantaranya:

) Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan mengabaikan materi pelajaran karena siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan sebagian siswa kurang memahami soal dalam menjawab pertanyaan.

) Penggunaan waktu kurang efektif.

) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih kurang.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama.

) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat pembelajaran.

) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif dan efisien.

(76)

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama.

) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat pembelajaran.

) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif dan efisien.

) Memotivasi siswa agar lebih aktif di dalam kelas. . Siklus II

Pada siklus ini selain memaksimalkan penerapan penggunaan pendekatan Kontruktivisme peneliti juga mencoba mengatasi kekurangan pada siklus sebelumnya dengan memancing siswa untuk aktif dan menyediakan beberapa media agar suasana dalam kelompok menjadi menyenangkan.

a. Data Hasil Pengamatan

(77)
(78)

) Nilai prosentase pre test Siklus I

P = ×

P=

× P= ,

) Nilai rata-rata post test Siklus II

M=

M=

M= ,

) Nilai prosentase pre test Siklus II

P = ×

P=

× P= ,

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan jauh lebih meningkat. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu dari atau , menjadi , atau , . Ada juga siswa yang mendapat nilai

. Peningkatan ketuntasan nilai pada siklus II sebanyak siswa

(79)

siswa sedangkan siswa yang tuntas pada saat post test sebanyak

siswa. Namun, masih ada siswa yang belum bisa tuntas nilai

KKM yaitu siswa.

Hasil pembelajaran ini sudah memenuhi standar ideal ketuntasan belajar karena sudah mencapai nilai rata-rata , atau

, . Adapun siswa yang belum tuntas, menurut pengamatan

guru memang menglami gangguan penglihatan, kurang memiliki motivasi untuk belajar, dalam mengikuti pembelajaran, dan kurang aktif pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas IV yaitu Bapak Muh. Rofiq S.P., S.S., S.Pdi selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat diketahui melalui table berikut:

Tabel . Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II

No. Aspek yang diamati Pengamatan Guru Pengamatan Siswa Catatan SB B C K TB SB B C K TB

A. Kegiatan Awal

. Guru memasuki ruangan kelas dengan mengucapkan

(80)

. Guru menanyakan kabar

untuk menyiapkan alat tulis.

  Guru belum

dengan bertanya materi

sebelumnya yang telah

dipelajari oleh siswa.

 

-

. Guru menyampaikan

indikator dan tujuan  

Guru belum Guru menjelaskan materi

tentang pecahan Senilai.

 

- Guru bertanya jawab dengan

siswa mengenai materi

  Siswa sudah

(81)

pecahan.

siswa mempraktekkan materi

pecahan dengan

menggunakan kertas lipat.

 

-

. Guru menginsturksikan siswa untuk membentuk

kelompok,masing-masing

kelompok terdiri dari orang

siswa.

 

-

. Guru membagi Lembar Kerja Siswa (Pre test) kepada

masing-masing Kelompok.

 

-

. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengisi

Selama kegiatan diskusi guru

memberikan bimbingan.

(82)

Keterangan :

kegiatan yang telah dilakukan

 

-

C.

Kegiatan Akhir

. Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan

dengan bertanya tentang

kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang telah

dilakukan.

mengingatkan siswa untuk

belajar materi pembelajaran

(83)

c. Refleksi

Berdasarkan lembar hasil peneliti yang diperoleh, nilai pada siklus II lebih meningkat jika dibandingkan dengan siklus I. pada siklus II ini hanya dua siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan KKM, Hal ini disebabkan bahwa siswa tersebut mengalami gangguan penglihatan. Refleksi pada siklus II didapatkan satu pendekatan pembelajaran untuk mata pelajaran Matematika karena semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik. Penelitian pada siklus I dan siklus II telah cukup untuk memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Pada siklus II ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar Matematika melalui pendekatan Konstruktivisme pada siswa kelas IV MI Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari paparan hasil penelitian dari siklus I dan Siklus II diperoleh data nilai hasil belajar keseluruhan sebagai berikut:

(84)
(85)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Pendekatan Konstruktivisme pada mata pelajaran Matematika materi Penjumalahan pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di MI Tukangan Kabupaten Boyolali. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I ini nilai yang tuntas sesuai KKM sebanyak siswa atau . Sedangkan pada siklus II nilai yang tuntas sebanyak siswa atau , dan nilai rata-rata yang diperoleh , .

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran sebagai berikut:

. Bagi Guru

(86)

. Bagi Sekolah

(87)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. . Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Derektorat Jendral Pendidikan Islam. SD/MI. Jakarta : Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri. . Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

Fathurrohman, M & Sulistyorini. . Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: (http://yunihandayani .blogspot.co.id/ /pendekatan -pembelajaran-konstruktivisme.html?m= ,download pada april pukul: )

Sardiman. . Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. . Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

(88)

Suyadi. . Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press.

Suwandi & M. Basrowi. . Prosedure Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Syah, Muhibbin. . Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Yamin, Martinis. . Paradigma Pendidikan Konstruktivis. Jakarta: Gaung Persada Press.

(89)
(90)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I

Madrasah : MI Tukangan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : IV (Empat)

Semester : (dua)

Pertemuan ke :

Alokasi waktu : x menit

A. Standar Kompetensi :

. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar

Menjumlahkan Pecahan C. Indikator

siswa Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan pecahan.

Siswa Mampu menyebutkan pecahan senilai.

Siswa Mampu menjelaskan langkah-langkah operasi penjumlahan dua

pecahan dengan penyebut sama D. Tujuan

. Dengan menggunakan Metode Ceramah, Siswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan pecahan dengan benar.

(91)

. Dengan menggunakan Metode Diskusi, Siswa mampu Menjelaskan langkah-langkah operasi penjumlahan dua pecahan dengan penyebut sama.

. Dengan Menggunakan Metode Drill, Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah operasi penjumlahan dua pecahan dengan penyebut sama.

Karakter siswa yang diharapkan :

Rasa ingin tahu , Mandiri, Kreatif, Kerja keras, Disiplin, Demokratis, Tanggung-jawab ,

Menghargai Prestasi

E. Materi Pembelajaran

. Pecahan

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran , beginilah yang dinamakan Pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan dinamakan Penyebut.

Penanaman Konsep :

= Pembilang dan = Penyebut

Gambar

Gambar  .   Siklus Penelitian
Tabel  .
Tabel  .  Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Tukangan
Tabel  .  Data Guru dan Staff MI Tukangan
+5

Referensi

Dokumen terkait

4. Mengetahui isi teks hasil observasi 5. Mengetahui struktur teks hasil observasi 6. Mengetahui ciri bahasa teks hasil observasi D. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa

SPECIALIST DEMONS (yang mampu bekerja hanya untuk 1 set data dibantu oleh penyimpanan informasi penginderaan atau memori jangka pendek yang memiliki keterbatasan durasi dan

vonis yang berat terhadap pelaku kejahatan seksual tersebut sebagaimana yang. termaktub dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

Selain itu, Kami berharap masyarakat percaya kepada peroduk kami dan mengati pengunaan pestisida sintetik yang tidak ramah lingkungan dengan produk kami..

asli daerah serta dana alokasi umum di Provinsi Jawa Tengah juga berfluktuasi 5. tahun

Figure 6.8: Assessment result on proposed system’s course management

Ada penambahan tegangan listrik pada kumparan besi dan menjadi gaya kemagnetan yang ditujukan untuk memperbesar hembusan angin pada kipas angin. Cara kerja kipas angin

Penulis ingin memanjatkan puji syukur kepada Tuuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ ANALISIS