• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DIDESA GEGANGAN KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG (STUDI KASUS PADA SISWA SMP DI DESA GEDANGAN TAHUN 2005/2006) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DIDESA GEGANGAN KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG (STUDI KASUS PADA SISWA SMP DI DESA GEDANGAN TAHUN 2005/2006) - Test Repository"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN

ANAK DI DESA GEDANGAN KEC. TUNTANG

KAB. SEMARANG

(Studi Kasus pada Siswa SMP di Desa Gedangan Tahun 2005/2006)

D isu s u n G u n a M e m e n u h i T u g a s d a n M e le n g k a p i S y a ra t G u n a M e m p e ro le h G e la r S a rja n a

D alam Ilm u T a rb iy a h

Oleh

DIAH RU FA IPH A H 114 04 008

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)

Website: w w w . s t a i f i s a l a t i g a . a c . i d E m a \ \ : a d m in is ( r a s iC d . s t a in s a / a li^ a . a c . id

DEKLARASI

Bismilahirrahmanirrahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi mated yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikiran juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 22 Februari 2007 Penulis

Diah Rufaidhah NIM. 114 04 008

(3)

DEPARfEMEN AG AM A Rl

SEKOLAH TINGGI A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706f 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

BENNY RIDWAN, M.Hum

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : DIAH RUFAIDHAH NIM : 114 04 008

Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN

ANAK D! DESA GEDANGAN KEC. TUNTANG KAB.

Wassalamu'alaikum, Wr, Wb

Salatiga, 22 Februari 2007 Pembimbing

(4)

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : DIAH RUFAIDHAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 04 008 yang berjudul "HUBUNGAN PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DI DESA

GEDANGAN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

(Studi Kasus Siswa SMP di Desa Gedangan taliun 2005/2006)", Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Rabu, 28 Februari 2007 yang bertepatan dengan tanggal 10 Shafar 1428 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarai untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga,

28 Februari 2007 M 10 Shafar 1428 H

Panitia Ujian

Ketua^Sidang Sekretaris Sidang

Dry Imam Sutomo, M.Ag

Penguji I

NIP. 150 247 014 lii II

Drs. H. M. Banany NIP. 150 170 134 Pembimbing

(5)

MOTTO

<Peru6a(ian adaCah 6uk$i %ea6adian

Orang yang paCing 6ahagia adaCah orang yang mampu

mem6erifign e6atagian ter6esarpada orang Cain

SetaCu ada Hi^maH d a ri p e ris tiw a terBuruf^sefigC ipun

(6)

untufa

1. (Bapaf^ dan l6u tercinta yang

dengan seCuruf pengor6anannya

telaH mengufcir segaCa asa, cita dan

Harapan serta do’a restunya.

2. J4di^ adi^ u tersayang Qori dan

Tatmayang senantiasa mem6erif{gn

dorongan dan motivasi

3. deman-teman maHasiswa F^stensi

4. KfCuarga 6esar ML<SJL M a'arif

gedangan

5. Saha6at£u tercinta (Iffah, Riny <Bu

das, (Bu Suminy Farida, LiCi^Jyang

teCafi mem6eril(an support atau

(7)

KATA PENGANTAR

V

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada seluruh makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.

Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Tak lupa penulis ucapankan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada:

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi.

3. Bapak Benny Ridwan, M.Hum selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran. 4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya

dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

5. Bapak Safaruddin Ama, selaku Kepala Desa Gedangan dan Staf yang telah membantu memberikan data-data untuk penyusunan skripsi ini.

(8)

menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman sekelasku dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhimya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin.

Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negara.

Amin - a min yarobbal 'ala min

Salatiga, 22 Februari 2007 Penulis

Diah Rufaidhah

viii

(9)

DAFTARISI

HALAMANJUDUL... i

HALAMAN DEKLARASI... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGES AHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMB AHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan M asalah... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Hipotesis... 4

F. Penegasan Istilah... 5

G. Variabel Penelitian... 6

H. Metode Penelitian... 7

(10)

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam... 20

3. Faktor-Faktot Pendidikan Agama Islam... 23

B. Sikap Keberagamaan Anak... 29

1. Pengertian Sikap Keberagamaan Anak... 29

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Gedangan... 39

B. Kehidupan Keberagamaan... 45

BAB IV ANALISIS DATA A. Data Responden ... 53

B. Analisa Pertama... 55

C. Analisa Kedua... 63

D. Analisa Ketiga... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 75

B. Saran... 76

C. Penutup... 77

(11)

DAFTAR TABEL

JUMLAH PENDUDUK MENURUT

PENDIDIKAN

JUMLAH PENDUDUK MENURUT MATA

PENCARIAN

DATA RESPONDEN

DAFTAR HASIL ANGKET TENTANG

PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAFTAR NILAI TENTANG DISTRIBUSI

FREKUENSI TENTANG PRESTASI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN

TINGKAT PRESTASI PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM

DAFTAR HASIL ANGKET TENTANG

SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK

DAFTAR NILAI TENTANG DISTRIBUSI

FREKUENSI TENTANG SIKAP

KEBERAGAMAAN ANAK

DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN

TINGKAT SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK

PERSIAPAN UNTUK MENCARI KORELASI

ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DAN SIKAP KEBERAGAMAAN

ANAK

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai agama yang sempuma, Islam telah memberikan resep kehidupan yang menyeluruh untuk digunakan sebagai landasan hidup manusia di segala jaman dan dalam segenap bidang kehidupan yang diperlukan manusia, salah satunya adalah bidang pendidikan.

Islam telah menempatkan pendidikan dalam posisi yang utama. hal ini dapat dilihat dari wahyu yang pertama kali turun yaitu dalam Q.S. Al-Alaq :

1-5 :

0/0 }. 00«• 0 0 /

: ^ \ ^ C s£ ( J - l \ } \

f S / / / / /

o o * o C +

(o ) u ^ ^ \ { r )

/ /

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-Mu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang menciptakan manusia apa yang tidak diketahuinya. ” 1

Pendidikan Islam telah menanamkan kesadaran dalam diri manusia terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah, dan kesadaran selaku anggota masyarakat yang harus harus memiliki rasa tanggungjawab sosial terhadap pembinaan masyarakatnya serta menanamkan kemampuan manusia untuk

1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya CV. Toha Putra Semarang 1989 him. 1079.

(13)

2

mengelola, memanfaatkan alam sekitar ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan manusia dan kegiatan ibadahnya kepada sang kholik.

Dalam proses pendidikan yang dikehendaki oleh Islam, untuk mencapai sasaran dan tujuan akhir, nilai-nilai Islam akan mendasari dan membentuk corak kepribadian anak.

Ajaran-ajaran agama Islam sangat baik, namun sebaik apapun ajaran agama Islam jika tidak diketahui, dipahami, dihayati dan diamalkan tidak akan berpengaruh apa-apa dalam kehidupan manusia. Cara terpenting untuk mengetahui dan memahami ajaran agama adalah melalui pendidikan. Untuk itu optimalisasi pengajaran dan Pendidikan Agama Islam sangat diperlukan ditingkat sekolah dimana anak-anak menuntut ilmu.

Dengan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang: “HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DI DESA GEDANGAN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005/2006”

B. Perumusan Masalah

Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(14)

3. Adakah hubungan antara prestasi Pendidikan Agama Islam dengan pembentukan sikap keberagamaan anak di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan atau aktifitas pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai untuk memberi arah pada penelitian supaya dapat beijalan lancar. Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian.

Sesuai dengan pokok permasalahan tersebut, maka peneliti ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui Prestasi Pendidikan Agama Islam pada anak di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Mengetahui variasi sikap keberagamaan anak.

3. Mengetahui adanya hubungan positif antara Prestasi Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukkan sikap keberagamaan anak di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian

(15)

4

1. Secara praktis, apabila ada hubungan berarti hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang prestasi Pendidikan Agama Islam temyata mempunyai pengaruh positif terhadap sikap keberagaman anak dari pemahaman tersebut orang tua dapat senantiasa memberikan bimbingan pendidikan agama Islam yang akan berdampak positif terhadap sikap keberagamaan anak.

2. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya dan khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya melalui kegiatan penelitian. Menurut Suharsini Arikunto hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.2

Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap suatu permasalahan penelitian yang mungkin benar atau mungkin salah hipotesis ini akan diterima jika fakta membuktikan benar dan ditolaknya jika fakta membuktikan salah.

2 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta, 1996, him. 67

(16)

Dalam penelitian dirumuskan hipotesis sebagai berikut: - Hipotesis altematif (Ha)

Ada hubungan positif antara Prestasi Pendidikan Agama Islam dengan sikap keberagamaan anak di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2006.

- Hiopotesis altematif (Ho)

Tidak ada hubungan positif antara Prestasi Pendidikan Agama Islam dengan sikap keberagamaan anak di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2006.

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan pemahaman terhadap maksud dari judul, maka berikut akan dijelaskan maksud judul sebagai berikut:

1. Prestasi Pendidikan Agama Islam

Prestasi adalah suatu kasih yang telah dicapai.3 Jadi yang dimaksud prestasi Pendidikan Agama Islam adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam masa tertentu berupa penguasaan bahan pelajaran agama Islam. 2. Sikap Keberagaman Anak

Pengertian sikap menurut bahasa berarti cara berdiri (tegak, teratur atau dipersiapkan untuk bertindak).4 Keberagamaan dari kata agama yang berarti sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta kaedah yang berhubungan dengan

(17)

6

pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.5 Jadi sikap keberagamaan anak yang segala sesuatu yang berhubungan dengan tindakan atau aktifitas ritual keberagamaan anak sehari-hari.

3. Hubugan antara Prestasi Pendidikan Agama Islam dengan sikap Keberagamaan anak di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2006.

Adalah suatu upaya penyelidikan tentang hubungan penanaman nilai-nilai dari pelaksanaan ajaran agama dengan sikap keberagamaan anak sehari-hari di desa tersebut di atas.

G. Variabel Penelitian

Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan judul penelitian ini, maka penulis perlu memperjelas cakupan keluasan makna yang terkandung dalam judul penelitian ini.

Dalam judul penelitian ini mencakup dua variabel, yaitu Hubungan Antara Prestasi Pendidikan Agama Islam sebagai variabel pertama, sedangkan keberagamaan anak dalam penelitian ini merupakan variabel yang kedua.

Adapun indikator prestasi pendidikan agama Islam meliputi : 1. Akhlak Kepada Allah

a) . Tidak menyekutukan Allah

b) . Menanamkan keyakinan Allah sebagai pusat segalanya. c) . Adanya perasaan selalu dalam pen ga was an Allah

(18)

d) . Adanya perasaan damai setelah melakukan ibadah

e) . Sabar dan pasrah terhadap Allah bila menghadapi musibah 2. Akhlak Kepada Manusia

a) . Menghormati orang yang lebih tua b) . Kebiasaan memberi dan menjawab salam c) . Berkata dengan sopan

3. Hubungan Dengan Ibadah a) . Kedisiplinan shalat fardhu b) . Kebiasaan shalat sunat

c) . Kebiasaan berdzikir sehabis shalat d) . Rutinitas membaca Al-Qur’an e) . Melaksanakan puasa wajib

Sedangkan sikap keberagamaan anak dalam penelitian ini yaitu : 1. Sikap keberagamaan anak dalam bidang ibadah

2. Sikap keberagamaan anak dalam bidang aqidah

3. Sikap keberagamaan anak dalam bidang akhlak kepada sesama manusia.

H. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan penelitian ini adalah : 1. Metode Penentuan Subyek

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.0 Jadi populasi merupakan keseluruhan individu yang akan diselidiki. Adapun populasi dari penelitian ini adalah semua anak usia SMP yang berusia

(19)

8

antara 1 3 - 1 5 tahun yang berdomisili di Desa Gedangan Kecamatan Tun tang Kabupaten Semarang.

b. Sampel

Menurut Suharsini Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.7 Atau dikatakan obyek yang sesungguhnya dari suatu penelitian. Pengambilan sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari populasi anak usia SMP yang berusia antara 1 3 - 1 5 tahun yang berdomisili di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dalam pengambilan sampel ini penulis menggunakan teknik random sampel yaitu semua individu dalam poplasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Adapun pengambilan sampelnya sebagai berikut:

1) Dusun Gedangan 12 Responden

2) Dusun Bandungan 12 Responden

3) Dusun Sawahan 8 Responden

4) Dusun Karang Nongko 6 Responden

5) Dusun Dempel 6 Responden

6) Dusun Bendo 8 Responden

7) Dusun Jaten 8 Responden

Sehingga jumlah keseluruhannya 60 Responden

(20)

2. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang penulis terapkan adalah : a. Observasi

Suharsini Arikunto menegaskan, Observasi atau disebut pula pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu

/ o

obyek dengan menggunakan seluruh alat indra.

Metode ini digunakan untuk memperoleh a pengamatan secara langsung terhadap situasi keagamaan masyarakat Desa Gedangan, sedangkan observasi ini dilakukan di Kantor Balai Desa Gedangan dan di dusun-dusun mulai tanggal 20 Mei 2006 sampai 19 Juli 2006 (selama 60 hari).

7 (tujuh) Dusun yang dilakukan observasi yaitu : 1) 1 2 - 1 4 Juni 2006 di Dusun Gedangan

2) 1 5 - 1 7 Juni 2006 di Dusun Bandungan 3) 18 — 20 Juni 2006 di Dusun Sawahan 4) 2 1 - 2 3 Juni 2006 di Dusun Karang Nongko 5) 24 - 26 Juni 2006 di Dusun Dempel

6) 27 - 29 Juni 2006 di Dusun Bendo 7) 30 Juni - 02 Juli 2006 di Dusun Jaten b. Interview

Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mengadakan interview :

(21)

10

1) Menetapkan orang-orang yang akan di interview yaitu siswa SMP di Desa Gedangan yang berusia antara 13 sampai 15 tahun.

2) Menetapkan pedoman interview dengan melakukan pembagian angket kepada siswa-siswa yang tinggal di Desa Gedangan yang berusia antara 13 sampai 15 tahun

3) Mengadakan interview kepada orang-orang yang telah ditentukan. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan umum masyarakat Desa Gedangan, keadaan penduduk, mata pencahariannya, dengan cara bertanya langsung kepada Pemong Desa dan beberapa masyarakat lain,

c. Metode Angket / Kuisioner

Kuisioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.9

Metode kuisioner ini penulis gunakan sebagai alat mengumpulkan data mengenai Prestasi Pendidikan Agama Islam dan Sikap Keberagamaan anak.

Dalam pembagian angket ini diberikan kepada anak usia SMP untuk selanjutnya disampaikan kepada responden setelah mendapat izin dari Kepala Desa. Angket ini bersifat tertutup (Closed Form),

artinya responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan

(22)

Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data yang bersifat dokumenter seperti denah lokasi desa, struktur organisasi dalam masyarakat dan lain-lain.

e. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul terlebih dahulu akan diseleksi, kemudian baru ditabulasikan dan disusun secara sistematik sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan, selanjutnya dianalisis dengan mengkaitkan data yang satu dengan yang lain guna memperoleh tingkat keobyektifan yang diharapkan.

Adapun teknik analisis data tersebut penulis menggunakan metode analisis statistik dengan alasan sebagai berikut:

1) Data yang diperoleh adalah berwujud angka-angka.

2) Statistik membantu dalam menarik kesimpulan melalui cara-cara yang lebih dapat dipertanggung jawabkan.

3) Statistik sangat praktis dalam membuat skripsi dari fenomena- fenomena yang berupa angka.

(23)

12

Keberagamaan Anak di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2006.

Rumus Product Moment:

________ A E xy-(Z x)(Z y)______ ^ -J{n Yx 2- ( Ix)2 }|a s/ -(E y )2} Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi variable x dan variable y — xy : perkalian antara x dan y

x 2 : Variabel pengaruh y : Variabel terpengaruh

N : Jumlah Sampel yang diselidiki £ : Sigma (jumlah) I.

I. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang secara global sistematikanya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

(24)

BAB II KERANGKA TEORITIS

Dalam bab ini akan penulis kemukakan tentang sub bab Pendidikan Agama Islam meliputi pengertian dasar dan tujuan Pendidikan Agama Islam, faktor-faktor Pendidikan Agama Islam. Kemudian sub yang kedua tentang pembentukan sikap keberagamaan anak meliputi pengertian, agama dan pembentukan sikap keberagamaan.

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan pokok-pokok masalah seperti gambaran umum Desa Gedangan meliputi: letak batas desa, pembagian wilayah, jumlah penduduk, tingkat pendidikan menurut kelompok, unsur tenaga keija, menurut agama dan mata pencaharian, serta struktur pemerintahan Desa Gedangan.

BAB IV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI

Dalam bab ini akan diuraikan tentang penyajian data meliputi data prestasi pendidikan agama Islam dan data tentang sikap keberagamaan anak usia SMP di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, sedangkan analisis prestasi Pendidikan Agama Islam, analisis data sikap keberagamaan anak dan analisis hubungan Prestasi Pendidikan Agama Islam dengan sikap keberagamaan anak.

BAB V PENUTUP

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam

Setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini selalu mempunyai kebutuhan baik jasmani maupun rohani. Hal ini sudah menjadi kebenaran dhoruri yang dimengerti oleh setiap orang. Hal ini tidak lepas dari pengertian bahwa manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang mempunyai nilai nilai dan etika. Hal itu juga yang membedakaan antara manusia dengan makhluk Tuhan lain. Sebab tanpa etika tersebut manusia tidak lebih dari hewan bahkan lebih rendah lagi. Sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an

Artinya : “Mereka itu sebagai binatang ternak, bahan mereka lebih sesat

Apabila kita tinjau dari fisik manusia dan hewan tidak ada bedanya sama sekali. Hal ini karena nampak persamaan antara manusia dan hewan yang lain. Apabila kita lihat satu persatu terdapat pesan antara lain:

- Mempunyai tingkah laku negatif

Melakukan pengendaraan dengan alat indra - Mempunyai peranan dan kemauan

- Punya naluri makan dan minum

' Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, CV. Toha Putra, Semarang. 1989, him. 251.

Al-A'raf: 179

(26)

- Mempunyai naluri mempertahankan diri - Punya naluri keturunan

Mungkin hanya masalah pikiran yang membedakan keduanya. Di sini terlihat satu-satunya perbedaan adalah manusia mempunyai kebutuhan terhadap etika atau norma. Dan satu satunya yang paling benar tentang pengaturan norma hanya diberikan oleh ajaran agama. Di sinilah kita dihadapkan suatu kebenaran bahwa sebenarnya manusia sangatlah butuh agama untuk mempertahankan nilai kemanusiaanya.2 3 Tanpa hal ini maka manusia aka sangat sulit mempertahankan nilai-nilai kemanusiaanya.

Dari kebutuhan tersebut maka secara otomatis manusia memerlukan pemahaman yang benar dan mempunyai pengertian tentang agama secara baik untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Dan cara paling efektif untuk mengerti dan memahami sesuatu adalah melalui pendidikan dan pengajaran. Sehingga manusia secara otomatis juga memerlukan pendidikan agama termasuk didalamnya manusia yang memilih Islam sebagai agamanya memerlukan Pendidikan Agama Islam sebagai kebutuhan dasamya.

Secara historis, filosofis maupun konstitusional status Pendidikan Agama Islam di Indonesia sangat mapan sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional sesuai dengan

nomencultural adalah satu sistem. Yang tentunya terdiri atas sejumlah

subsistem yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem pendidikan nasional. Meskipun kedudukan Pendidikan Agama Islam dalam sistem

2 Nazaruddin Razak, Dienul Islam, PT. Antara Lain M a’arif, Bandung, 1989. him. 13

(27)

16

pendidikan nasional sangat kuat sebagai salah satu sub sistemnya, tetapi dalam pelaksanaannya masih dijumpai banyak masalah didalamnya antara lain:

Kurangnya jumlah jam pelajaran.

- Metodologi pendidikan yang kurang tepat.

Adanya dikotomi antara pendidian agama dan pendidikan umum. - Heterogensitas pengetahuan dan penghayatan agama peserta

1. Pengertian Dasar Pendidikan Agama Islam

Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang sangat luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, ketrampilan dan perasaan sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Para ahli pendidikan dan agama serta para pemikir memberikan pengertian yang berbeda tentang pengertian pendidikan Agama Islam. Sebagian di antaranya adalah menurut Muhaimin, yang menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.4 Apabila dihubungkan dengan Pendidikan Agama Islam dengan pelatihan dan pengajaran dan bimbingan yang diberikan tentunya tentang nilai nilai agama Islam. Sebagaimana ditekankan oleh Achmadi, yang menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan subyek

(28)

didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam.5 Kegiatan ini tentunya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan dengan menghargai tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Dari beberapa definisi tentang Pendidikan Agama Islam tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha manusia secara sitematis dengan bimbingan dan asuhan terhadap anak didik baik jasmani maupun rohani, agar mereka memahami, manghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pedoman hidup sehingga terbentukalah kepribadian muslim serta mendatangkan keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Namun demikian pengertian Pendidikan Agama Islam sangatlah luas dan sangat sulit untuk d ita ’rif

(dibatasi). Hal ini juga mengingat pengertian pendidikan secara umum adalah seluruh aspek pengalaman manusia.6 Pembatasan terhadap pengertian pendidikan termasuk pendidikan Agama sulit dilakukan. ^

Dalam melaksanakan usaha tersebut tentulah didasarkan kepada dasar-dasar yang baku dan dapat dipertanggung jawabkan khususnya dihadapan Allah SWT. Begitu juga dalam melaksanakan pendidikan tersebut. Adapun dasar ideal dari Pendidikan Agama Islam tentulah A1 Qur’an. Mengingat Al-Qur’an merupakan sumber dari segala sumber

5 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Semarang 1992 him. 20.

(29)

18

hukum bagi umat Islam. Adapun ayat yang dimaksud diantaranya adalah : (QS. An Nahl : 78)

keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun. Dan (namun) Dia

telah memberi (potensi) untuk (belajar) pendengaran,

pengliharan dan hati (akal budi) agar kamu dapat bersyukur

(dengan mengembangkannya). ”7

Adapun dasar dilaksanakannya Pendidikan Agama Islam di sekolah dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu:

a. Aspek Normatif yaitu sumber dasar ajaran Islam yang orisinil, sebagaimana disebutkan di atas yaitu berdasarkan Al-Qur’an yang menganjurkan dan mewajibkan umat Islam untuk mendidik anak mereka masing-masing yang tersirat dalam ayat:

QS : At Taubah : 122

•j / / ' - > SS / / / ? 1 s t s '

/ s 4 s ' s ' s ' / / s

s « / / / / * / /

jvfc)] b j jv^jS \j j M j j

Artinya : “ Tidak sepantasnya bagi orang-orangorang mukmin itu pergi semua (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara kamu untuk memperdalam pengetahuan mereka lentang agama dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka talah kembali

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya,”8

(30)

b. Aspek Psikologis

Agama merupakan fenomena kehidupan manusia,

sebagaimana ayat yang telah disebutkan di atas tentang fitrah manusia.

Berdasarkan tinjauan ilmu jiwa yang terdahulu telah dijelaskan

penulis, membuktikan bahwa pada hakekatnya manusia membutuhkan

agama baik sebagai pembebasan diri dari konflik internal pencarian

nilai-nilai luhur transedental, maupun mencari arti hidup yang

sebenamya. Islam sebagai agama fitrah memenuhi dorongan-

dorongan jiwa yang kompleks yang pada puncaknya dapat

memberikan arti hidup dan kehidupan bagi setiap umat, khususnya

pemeluknya.

c. Aspek Historis

Pendidikan Islam di Indonesia tumbuh berkembang bersamaan

dengan datangnya agama Islam di Indonesia. Hal ini bermula dari

adannya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seperti kerajaan Pasai di

Sumatera. Pendidikan Islam saat itu berkembang karena disponsori

oleh penguasa. Hal ini juga yang memperlancar proses Islamisasi di

Indonesia pada awal-awal masuknya Islam di Indonesia. Begitu juga

di Jawa dengan adanya kerajaan Demak yang mampu mengendalikan

pesisir tanah Jawa serta pedalaman dengan dukungan para wali juga

mendorong adanya Pendidikan Agama Islam. Hal tersebut beijalan

terus menerus selama berabad-abad. Maka Lemndian terbentuklah satu

(31)

20

penduduk beragama Islam. Untuk memenuhi kebutuhan komunitas

muslim itulah lalu munculah lembaga Pendidikan Agama Islam dan

masuknya Pendidikan Agama Islam di lembaga pendidikan formal,

d. Aspek Yuridis

Secara yuridis/ hukum maka keberadaan pendidikan agama

Islam di lembaga pendidikan baik formal maupun non formal

dilandasi oleh berbagai macam payung hukum. Dari UUD 45, Undang

Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Peraturan

pendukung lainnya. Hal ini tidak perlu penulis jabarkan secara

penjang lebar mengingat sudah menjadi kemakluman.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut Atho’iyah al Abrosyi tujuan Pendidikan Agama Islam

adalah sebagai berikut:

a. Membantu pembentukkan akhlak yang mulia

b. Mempersiapkan untuk kehidupan dunia dan akhirat

c. Persiapan untuk mencari rizqi dan pemeliharaan segi manfaat

d. Menumbuhkan semangat ilmiyah para pel ajar dan memuaskan

keingintahuan (curosity), serta memungkinkan mereka mengkaji ilmu

bukan sekedar sebagai ilmu.

(32)

e. Mempersiapkan pelajar dari segi profesional, tekhnikal dan

ketrampilan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan mated selain

kebutuhan rohani dan agama.10

Menurut Arifin, menyatakan bahwa membicarakan pendidikan

Islam berarti membicarakan tentang nilai-nilai ideal yang becorak Islami.

Hal ini mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan Agama Islam

adalah merealisasikan idealitas Islami.11 12 Sedangkan menurut pendapat lain

Ahmad Tafsir menyatakan tujuan dari Pendidikan Agama Islam adalah

terciptanya muslim yang sempuma, manusia yang taqwa, atau manusia

yang beriman atau manusia yang beribadah kepada Allah.

Secara umum tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan peserta didik tentang

agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlaq muha dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bemegara. Pendidikan

Agama Islam di sekolah umum bertujuan untuk meningkatkan keyakinan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan tentang agama Islam, sehingga

menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT

10 Muhammad Athiyah AI Abrosyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, cet. VII, him 1-4

11 Arifin,. Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, him. 119

(33)

2 2

serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi serta untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang ebih tinggi.13 *

Adapun secara teknis tujuan pembelajaran Agama Islam kepada anak didik adalah:

a. Membina keimanan murid b. Memperkenalkan hukum agama c. Mengembangkan pengetahuan agama

d. Membina siswa mempunyai sifat dan kebiasaan berakhlakul karimah.,4

Dari beberapa uraian di atas maka dapat penulis rumuskan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim yang muttaqin dan sikap menghadapi segala problem hidup serta selamat dunia dan akhirat dan mendapat ridlo dari Allah SWT. Adapun ciri ciri muslim yang sejati yang berhasil dalam pendidikan agamanya adalah sebagai beriku

a. Memiliki jasmani yang sehat, kuat dan berketrampilan

b. Memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam menyelesaikan niasalah secara cepat, ilmiah dan filosofis serta memiliki pengembangan sains dan filsafat.

c. Memiliki hati yang bertaqwa sehingga secara sukarela melaksanakan perintah Allah dan menjahui larangan-Nya.15

13 Masaruddin Siregar, Pengelolaan Pengajaran ( Suatu Dinamika Profesi Keguruan ), dalam, PBM PAI di Sekolah^Fak Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 1998, him. 179

Muhammad Abdul Qodir Ahmad, Methodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam,

(34)

Secara khusus pendidikan agama Islam ini harus sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup yang telah digariskan di dalam Al-Qur’an yang paling tidak mempunyai dua tujuan yaitu:

a. Tujuan keagamaan. Maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga ia menemui Tuhannya dan telah menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan kepadanya.

b. Tujuan Ilmiah. Maksudnya ialah apa yang diungkapkan oleh pendidikan modem dengan tujuan kemanfaatan atau persiapan unruk hidup.16

Dari pengertian dan tujuan pendidikan yang diuraikan secara panjang lebar maka sampaikan kita pada kesimpulan bahwa keberhasilan proses pendidikan adalah adanya pembahan,17 termasuk pendidikan agama Islam adalah adanya pembahan pada anak didik dalam sikap keberagamaannya dalam kehidupan sehari hari.

3. Faktor-Faktor Pendidikan Agama Islam

Dalam melihat prestasi yang akan dicapai oleh siswa didik dalam mengikuti pendidikan Agama Islam kita hams memperhatikan faktor- faktor yang mempengamhi hasil pendidikan agama Islam tersebut. Kita tidak membebankan keberhasilan suatu proses pendidikan termasuk Pendikan Agama Islam kepada satu pihak saja misalnya anak didik saja, atau gum saja atau orang tua. Semua pihak yang mempengamhi hasil

Departemen Agama RI, KendaJi Mutu Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2001, him. 3

(35)

24

pendidikan hams berperan secara baik untuk menghasilkan out put yang baik.

Para ahli mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang cukup beragam. Tapi pada dasamya dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu faktor dari dalam diri pelajar, dan dan faktor yang datang dari luar diri pelajar.18 Adapun hal hal yang mempengaruhi keberhasilan Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:

a. Anak didik

Siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam pendidikan, khususnya menyangkut kemampuan yang dimilikinya. Namun sebelumnya hams kita sadari bahwa aktivitas siswa untuk memproses apa yang dipelajarinya pada hakekatnya mempunyai perbedaan- perbedaan. Omar Muhammad Atau Taumi As Syaebani memberikan istilah Al Faruq Al Fardliyah. Sepintas lalu terdapat persamaan diantara para siswa sehingga secara tradisional mereka disamaratakan. Padahal sekalipun mereka memiliki persamaan karena alasan geografis dan kebudayaan sesungguhnya para siswa memiliki banyak perbedaan, baik sifat pembawaan maupun perolehan dari lingkungan.19

b. Gum

Sebagaimana telah dimaklumi gum adalah siapa saja yang bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam

18 Departemen Agama RI, Op. CiL, him. 64.

(36)

pendidikan Islam guru mendapat posisi yang sangat mulia. Bahkan dalam buku Asma Hasan Fahmi disebutkan:

1) Tinta ulama lebih berharga dari darah syuhada

*LUblj*

A-Uill

^y

j j

y

Artinya : Besok di hari Kiamat ditimbanglah tinta para ulama

dengan darah orang yang mati syahid, maka darah ulama lebih berat dari darah orang yang mati syahid20

2) Orang berpengetahuan melebihi orang yang sedang beribadah, berpuasa, yang menghabiskan waktu malamnya untuk mengeijakan sholat bahkan melebihi kedudukan orang yang berperang di jalan Allah

j j

$

d *

f

Artinya : Keutamaan orang alim dibanding dengan ahli ibadah selisihnya 70 derajat setiap diantara dua derajat bagaikan antara langit dan bumi.21

3) Apabila meninggal seorang alim maka teijadi kekosongan dalam yang tidak dapat diisi kecuali oleh orang alim yang lain.22

Cukup beralasan apabila guru dijadikan sebagai pihak yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan. Hal ini karena

20 Al- Imam A1 Hafid, Khodimsanah, Waqaomi Albadiayh, Jalaluddin Abdulrohman bin Abi Bakar Suyuti, Jamius Shoghir, Zilfikar, 911 H, him. 206.

21 Ibid., him. 75.

(37)

26

guru adalah sutradara sekaligus aktor yang sangat penting dalam proses pengajaran sekaligus juga sebagai manager yang mengatur pelaksanaan pengajaran. Kompetensi profesional yang dimiliki seorang guru sangat dominan mempengaruhi kwalitas pengajaran. Kompetensi yang dimaksud adalah kemampuan dasar seperti penguasaan bahan, bidang sikap seperti mencintai profesinya dan dibidang perilaku seperti ketrampilan mengajar, menilai hasil pengajaran dan lain-lain.

c. Alat/ Media Pendidikan

Alat pendidikan juga sering disebut media pendidikan. Secara umum media pendidikan adalah alat bantu yang diterapkan dalam proses pendidikan untuk meningkatkan pencapaian tujuan secara optimal. Kata media secara harfiyah berasal dari kata medium (latin) yang berarti perantara atau pengantar. Istilah media bisa diartikan sebagai bentuk-bentuk komunikasi cetak atau audio visual serta teknologi komunikasi lainnya.23

Dalam pengertian yang lebih luas peralatan pendidikan adalah semua yang digunakan guru dan murid dalam proses pendidikan. Ini menyangkut perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras seperti laboratorium, gedung sekolah, perpustakaan, dan sebagainya. Sedangkan perangkat lunak seperti kurikulum, methode, administrasi pendidikan dan sebagainya.

(38)

d. Lingkungan

Manusia sebagaimana telah kita pahami bersama-sama adalah makhluk sosial yang mengharuskan dirinya berperan aktif dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu apabila prinsip kehidupan itu diterangkan untuk kegiatan belajar, maka proses belajar mengajar hams memanfaatkan proses aktivitas. Aktivas anak diluar jam sekolah inilah yang kemudian lazim disebut lingkungan. Lingkungan secara umum ada tiga macam yaitu :

1) Lingkungan Keluarga

Keluarga mempakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manuisa termasuk anak anak. Keluarga mempakan tempat belajar dan menyatakan did sebagai manusia sosial didalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Pengalaman pengalaman dalam interaksi sosial dalam keluarga turut pula menentukan cara-cara tingkah lakunya.24 Tentu saja termasuk perilaku beragamanya.

2) Lingkungan Masyarakat

Sebagian besar kehidupan anak-anak sehari-hari berada diluar rumah dan sekolah. Hal ini tentulah sangat berdampak langsung terhadap perkembangan anak-anak. Sehingga peranan lingkungan dalam membentuk kepribadian anak sangatlah dominan bahkan mungkin paling dominan.

(39)

28

Untuk itu lingkungan yang kondusif terhadap perkembangan keagamaan anak sangat diperlukan dan menjadi penentu terhadap sikap keberagamaan anak. Untuk itu penulis akan memberikan penjelasan panjang lebar tentang lingkungan desa Gedangan untuk dapat dipahami situasi dan kondisi lingkungannya. Adapun penjelasan rinci tentang hal tersebut ada pada bab berikutnya.

3) Lingkungan Sekolah

(40)

umumnya, belajar keijasama dengan kawan sekelompok, melaksanakan tuntunan-tuntanan dan contoh-contoh yang baik, belajar menahan diri demi kepentingan orang lain, memperoleh pengajaran, menghadapi saingan dan sebagainya 25

B. Sikap Keberagamaan Anak

1. Pengertian Sikap Keberagamaan Anak

Untuk menjelaskan pengertian dari sikap keberagamaaan anak mungkin tidak ada salahnya kita jelaskan terlebih dahulu pengertian dari masing-masing kata yang ada. Hal ini untuk memudahkan kita tentang pengertian sebenamya dari sikap keberagamaan tersebut. Adapun pengertian yang ingin kita berikan adalah tentang:

a. Sikap

Pengertian sikap meneurut bahasa berarti cara berdiri (tegak, teratur, atau dipersiapkan untuk bertindak).26

Menurut WA. Gurungan, menjelaskan attitude atau yang diterjemakan sebagai sikap adalah sikap terhadap obyek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tatapi sikap tersebut disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap yang obyek itu tadi. Jadi attitude atau sikap lebih tepat dipahami sebagai kesediaan bereaksi terhadap suatu hal. Dalam hal ini dia memberikan ciri-ciri sikap adalah sebagai beriku:

25 WA Gerungan, Op. Cit., him 194

(41)

30

- Bukan dibawa sejak lahir - Dapat berubah-rubah - Tidak berdiri sendiri

- Obyeknya dapat merupakan sesuatu

- Mempunyai segi motivasi dan segi- segi perasaan27

Adapun menurut Sarwito Wirawan Sarwono pengertian sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak tertentu terhadap satu hal tertentu.28

Dari uraian tersebut penulis dapat simpulkan bahwa pengertian dari sikap adalah kapasitas atau kesediaan bertindak karena motivasi tertentu meskipun belum merupakan tindakan nyata tetapi merupakan suatu predisposisi dari tingkah laku seseorang.

b. Keberagamaan

Keberagamaan tentu berasal dari kata agama. Sedangkan kata agama berarti sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa serta kaidah-kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan . Tuhan, manusia dan manusia serta manusia dengan lingkungannya.29

Pendapat Muhammad Abdul Qodir Ahmadi, sebagian ahli lagi mengemukakan bahwa adalah dien adalah tatanan (Undang-undang) Tuhan yang dianugerahkan kepada manusia melalui lisan seorang

27 WA. Gerungan, Op. CiL, 1981, him 149-153

28 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Bintang Bulan, Jakarta, 1976 him. 94.

(42)

pilihan dari kalangan mereka sendiri tanpa diusahakan atau diciptakannya.30

Dari beberapa uraian di atas dapat penulis pahami bahwa pengertian agama adalah sebagai berikut:

- Percaya terhadap adanya sesuatu yang dianggap maha tinggi dan dianggap sebagai Tuhan.

- Adanya kebaktian terhadap Tuhan.

- Adanya aturan-aturan yang datang dari Tuhan.

- Menjalankan agama untuk mendapat perlindungan dari Tuhan. Hal ini juga dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an antara lain:

i

i

S

l

t

i

l

\jj*\

Artinya : Dan mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.31 32 c. Anak

Kalau kita membicarakan anak maka sebenamya pengertian anak adalah orang atau manusia dalam ukuran yang kecil atau keturunan kedua. Namun dalam pengertian ini yang penulis maksud adalah anak pada usia Sekolah Tingkat Pertama ( SMP/ MTs). Dalam kehidupan sehari hari anak tersebut sering dipanggil dengan istilah remaja. Secara kejiwaan remaja diartikan sebagai masa atau fase manusia pada usia peralihan. Letaknya berada masa setelah

kanak-30 Muhammad Abdul Qodir Ahmad, Op. CitL him 6 31 Ibid,, him. 1084.

(43)

32

kanak dan sebelum memasuki masa remaja. Masa remaja sering menjadi maslah bagi orang itu sendiri maupum masyarakat. bagi yang mengalaminya mereka mengalami kesulitan memposisikan diri baik di kelurga maupun di lingkungan. Di tengah tengah masyarakat mereka sering dianggap biang permasalahan. Hal ini bisa jadi disebabkan kurang pengertan tentang masa remaja ini.

Anak-anak anak secara jelas kedudukannya, yaitu yang belum dapat hidup mandiri, belum matang dari segala segi, tubuh masih kecil, organ tubuh belum-belum menjalankan fungsinya secara sempuma, kecerdasan, emosi dan hubungan sosial belum selesai pertumbuhannya. Hidupnya masih tergantung pada orang dewasa, belum dapat diberi tanggungjawab atas segala hal. Dan mereka menerima kedudukan tersebut.

(44)

dia diberi kepercayaan untuk aktif dalam kegiatan bermasyarakat, baik kegiatan sosial, politik, ekonomi maupun agama.

Akan tetapi berdeda halnya dengan masa remaja. Jika dilihat tubuhnya dia telah memiliki tubuh sebagaimana yang dimiliki oleh orang dewasa. Organ-organnya juga telah mampu beijalan sebagaimana fungsinya. Namun disisi lain sebenamya belum matang secara emosi dan sosial masih memerlukan waktu untuk perkembangan menjadi dewasa. Dan kecerdasannyapun sedang mengalami pertumbuhan. Mereka ingin berdiri secara mandiri, tidak bergantung kepada orang lain, baik orang tua maupun pengasuh dan orang lain, akan tetapi mereka belum dapat hidup memisahkan diri dengan mencari penghasilan sendiri. Ingin dihargai dan diperhatikan pendapatnya dan ingin didengar ucapannya, ingin memberikan sumbngan pemikiran namun belum mampu bertanggung jawab secara ekonomi dan sosial. Apalagi kaulau dalam masyarakat dia hidup untuk diterima sebagai orang dewasa delam masyarakat harus memiliki syarat-syarat orang dewasa yang cukup banyak seerti ketrampilan, kepandaian, pengetahua, kebijaksanaan dan kemapanan. Hal ini pastilah sulit dipenuhi oleh orang yang berada pada usia remaja ini. Namun tentunya mereka tidak mau menerima kalau diperlakukan dan diterima sebagai aak- anak.

(45)

anak-34

anak anak namun mereka tidak mampu memenuhi syarat untuk disebut sebagai orang dewasa. Sebagai masa yang tanggung keberadannyapun juga sangat merepotkan. Secara umum mereka diidentikkan sebagai orang yang tidak memiliki nilai nilai positif. Bahkan mereka selai identik dengan nilai-nilai negatif. Bahkan kata kenakalanpun selalu diidentikkan dengan remaja ini. Hal ini tentu karena orang yang lebih dewasa kurang memahami dan mengerti hakekat dan perkembangan remaja, baik secara emosi, kejiwaan maupun sosial ekonomi. Pemahaman yang jelas tentang masa remaja ini tentu akan sangat membantu kita untuk memahami keberadaan remaja.

Untuk daerah lain yang mungkin masyarakatnya telah maju, dimana kepandaian dan ketrampilan untuk hidup mandiri, tidak bergantung kepada orang lain, dapat bergabung di tengah masyarakat, dapat diberi tanggung jawab, dan pendapatnya dapat diterima dan didengarkan itu cukup banyak, maka akan lain lagi masa remajanya. Untuk persiapan diri mencari ilmu pengetahuan, kepandaian dan ketrampilan, biasanya, remaja perlu menempuh masa yang lebih panjang untuk pendidikannya. Di masyarakat yang seperti ini, maka masa remaja bisa menjadi sangat panjang.

(46)

kira-kira ditentukan sekitar usia 13 tahun. Sebenamya masa remaja adalam masa peralihan yang ditempuh oleh sesorang dari masa kanak- kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak- kanak sebelum mencapai dewasa.33

Namun disini, pada masalah keberagamaan, kita akan mengambil masa dimana seseorang mampu negenali hal-hal yang abstrak. Mengingat nilai-nilai agama sangat abstrak dan tidak mudah untuk dipahami seperti adanya hari Kiamat, adanya balasan ganjaran dan siksaan akibat perbuatan di dunia dan sebagainya.

Menurut Alferd Binet, seorang Psycolog Prancis yang hidup pada tahun (1857 - 1911), yang terkenal dalam usahanya untuk menentukan kecerdasan anak-anak anak dengan testnya yang terkenal Test Binet/ Simon. Yang membuat pertama kali deperkenalkannya I.Q. (Intelegence Quotions) pada tahun 1905. Dia berbendapat bahwa kemampuan untuk mengerti masalah-masalah yang abstrak, tidak sempuma perkembangannya sebelum usia 12 tahun.34 Dari sini maka penulis memberikan perhatian khusus pada masa ini yaitu pada masa usia anak SMP/MTs dimana rata- rata memasuki usia 12 tahun.

Hal ini penulis sangat urgen mengingat pengertian remaja akan nilai pokok- pokok keyakinan agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja.

(47)

36

Dari uraian di atas maka sikap keberagamaan anak dapat meliputi berbagai unsur. Unsur-unsur tersebut tidak lain merupakan bagian penting dari materi Pendidikan Agama Islam. Penulis mengukur tingkat keberagamaan siswa dengan melihat aspek-aspak sebagai berikut:

1) Ibadah

Ibadah adalah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT. Secara umum ibadah berarti mencakup semua aspek perilaku manusia dal am kehidupan sehari-hari.35 Namun dalam hal ini penulis akan meneliti tentang kegiatan ibadah ritualnya saja yang meliputi arkanul Islam. Seperti melaksanakan sholat, membayarkan zakat dan sebagainya.

2) Aqidah

Dalam Islam aqidah adalah keimanan atau kepercayaan. Hal ini menjadi masalah yang mendasar dan fundamental karena menjadi titik tolak seorang muslim.36 Namun mengingat sebagaimana uraian sebelumnya anak-anak masih dalam tahap pertama tantang hal-hal yang abstrak, maka penulis hanya akan meneliti dan memberikan pertanyaan sederhana tantang masalah ini. Penulis berusaha menyesuaikan dengan kemampuan pemikiran anak seperti percaya adanya Tuhan, percaya adanya

(48)

surga dan neraka serta akan teijadinya hari Kiamat dan sebagainya.

Akhlaq secara bahasa berasal dari kata Khuluqun (Arab) yang berarti peringai, tabiat, adat. Bisa juga Khuluqun berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak berarti peringai, adat, tabiat, atau sistem perilaku yang dibuat. Adapun dalam penelitian yang penulis lakukan kali ini mengacu kepada firman Allah, QS. Al-Azhab : 21

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.37

Selain itu dalam Al-Qur'an yang terdapat dalam surat yang menjelaskan tentang akhlaqul karimah, yaitu:

- Akhlaq yang berhubungan dengan Allah SWT meliputi mentaukhidkan Allah, bertaqwa, berdoa, berdzikir kepada Allah, bertawakal dan sebagainya.

- Akhlaq diri sendiri, meliputi sabar, bersyukur, tawadlu’ berbuat benar, iffah (menahan diri dari melakukan perbuatan terlarang), ilmu (menahan diri dari mar ah), amanah/jujur,

37 Depag RI, Al-Qur'an dan terjemakanny a, CV. Toha Putra, Semarang, 1989, him. 670.

(49)

38

syaja’ah (pemberani), qonaah (merasa cukup dengan yang ada dan sebagainya.

- Akhlaq terhadap keluarga meliputi birrul walidain (berbakti kepada orang tua), adil terhadap saudara, menyayangi yang lebih muda, dan sebagainya.

- Akhlaq terhadap masyarakat meliputi ukhuwah atau persatuan, taawun atau saling menolong, adil, pemurah, penyantun, pemaaf, menepati janji, musyawarah dan sebagainya.

- Akhlaq terhadap alam meliputi memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam, memanfaatkan alam, tidak merusak alam dan sebagainya.

C. Hubungan Prestasi Pendidikan Agama Islam terhadap sikap keberagamaan anak

(50)

A. Gambaran Umum Desa Gedangan

Sebelum kita membicarakan tentang sikap keberagamaan anak usia sekolah SMP / MTs di Desa Gedangan, maka sebelumnya kita akan membicarakan gambaran tentang sosok Desa Gedangan. Hal ini perlu untuk memberi gambaran letak geografisnya, lingkungan sosial kemasyarakatannya, keadaan sosial ekonominya, suasana keberagamaan masyarakatnya dan sebagainya. Sehingga kita mampu memberikan pengertian dan pemahaman yang obyektif dari laporan hasil penelitian nantinya.

Desa Gedangan apabila kita lihat pada peta akan terdapat di tengah- tengah pulau Jawa yang hijau. Dapat dipastikan memiliki udara yang sejuk karena berada tepat di kaki gunung. Secara geografis Desa Gedangan berada di sebelah barat kota Salatiga. Namun secara politik berada di wilayah Kabupaten Semarang, tapatnya Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Namun demikian secara sosial ekonomi masyarakat di sana lebih banyak berhubungan dengan kota Salatiga mengingat secara geografis lebih dekat dan lebih strategis.

(51)

40

berdasarkan pengamatan langsung, hasil wawancara dengan tokoh masyarakat dan perangkat Desa setempat serta data yang ada pada pemerintahan Desa Gedangan. Adapun hasil penelitian kami adalah sebagai berikut:

1. Letak, Batas dan Pembagian Wilayah

Desa Gedangan berada 5 km sebelah barat kota Salatiga. Adapun dari arah barat kurang lebih 15 km dari arah kota Ambarawa. Nam a resmi dari Desa ini adalah Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Jawa Tengah.

Adapun batas wilayah Desa Gedangan adalah: Sebelah timur : Desa Kecandran Salatiga - Sebelah Barat : Desa Kalibeji Tuntang - Sebelah Utara : Desa Sraten Tuntang - Sebalah selatan : Desa Polobugo Getasan

Sedangkan wilayahnya dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu: Dusun Gedangan

- Dusun Bandungan Dusun Sawahan Dusun Karang Nongko Dusun Dempel

Dusun Bendo - Dusun Jaten

(52)

2. Jumlah Penduduk

Adapun jumlah penduduk Desa Gedangan adalah 3.972 jiwa dengan perincian

Adapun perincian detail tentang jumlah penduduk ditinjau dari berbagai latar belakannya adalah sebagaimana ditampilkan pada data di bawah ini sebagai berikut

(53)

45

B. Kehidupan Keberagamaan

Untuk kehidupan keberaagamaan di Desa Gedangan dapat dikatakan sangat agamis. Banyak sekali kegiatan keagamaan khususnya agama Islam yang diadakan di Desa ini dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan nuansa Islami langsung dapat kita rasakan begitu kita memasuki Desa tersebut. Hal ini tentu mempunyai dampak yang cukup baik dan sangat kondusif terhadap perkembangan keagamaan bagi anak-anak. Adapun kegiatan keagamaan yang berlangsung di Desa ini antara lain:

1. Kegiatan ibu-ibu

Kegiatan ibu-ibu untuk aktivitas kegiatan di Desa ini cukup banyak, mulai kegiatan tingkat RT sampai kepada tingkat Desa. Kegiatannyapun cukup bervariasi mulai dari pengajian sampai kesenian yang bemuansakan Islami. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

a. Pengajian ibu-ibu tingkat Desa yang diadakan setiap satu bulan sekali. Adapun pengasuh pengajian ini adalah Bpk KH. Maffudz Ridzwan. Adapun kegiatannya dilaksanakan setiap Minggu Kliwon pagi hari.

(54)

sekali. Adapun tempatnya bergiliran pada tiap RT. Adapun waktunya sangat bervariasi untuk tiap RW.3

c. Pengajian ibu-ibu tingkat RT yang juga diisi dengan pembacaan sholawat dan antara lain Barzanji yang diadakan setiap selapan (35 hari) sekali. Tempatnyapun bergilir dengan sistem anjang sana (kunjungan ke rumah-rumah) waktunya juga sangat bervariasi dari tiap-tiap RT.

d. Pengajian Yasinan tingkat Desa. Waktunya sangat kondisional yaitu setiap ada orang yang meninggal dunia dari kalangan muslim yang merupakan penduduk mayoritas di Desa ini. Waktunya setiap sesudah Maghrib setiap ada orang yang meninggal dunia.

e. Pengajian fida’ shughro yaitu kegiatan dzikir yang diadakan juga kondisional setiap ada orang yang meninggal dunia. Waktunya tidak pasti menurut kesediaan keluarga orang yang meninggal. Namun selalu dilaksanakan setelah sholat Dhuhur.

f. Pengajian antara lain Qur’anan, yaitu pembacaan antara lain Qur’an 30 juz secara bersama-sama setiap orang satu juz. Diadakan setiap hari Jum’at oleh anggota jamaah yang diikuti oleh sekitar 200 orang ibu.

g. Rebana ibu-ibu yaitu sebuah kelampok musik yanhg bemuansa Islami. Jumlah kelompok rebana di Desa ini cukup banyak mencapai 5 kelompok rebana. Meskipun jumlah anggota pada

(55)

47

masing-masing kelompok hanya sekitar 15 orang namun mampu memberikan nuansa Islami cukup besar pada Desa ini.

2. Kegiatan Bapak- Bapak

Untuk kegiatan yang khusus untuk bapak-bapak juga cukup banyak. Namun demikian memang tidak sebaganyak kegiatan ibu-ibu. Hal ini dapat dimaklumi mengingat rata- rata kesibukan bapak-bapak lebih banyak dari pada ibu-ibu di daerah ini. Sehingga waktu yang dimiliki lebih sedikit untuk kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan. Hal ini juga berakibat kegiatan keagamaan yang diperuntukkan untuk bapak- bapak juga lebih sedikit. Namun demikian dibandingkan dengan dengan daerah lain kegiatannya cukup banyak. Andapun kegiatan keagamaan bapak-bapak di Desa Gedangan Antara lain:

a. Pengajian Yasinan rutin tingat RT yang diadakan setiap malam Junrat setiap minggunya. Adapun pelaksanaannya dilakukan secara berpindah-pindah dengan sistem anjang sana (kunjungan ke rumah - rumah).

b. Pengajian Yasinan yang diadakan setiap ada orang yang meninggal dunia dari kalangan muslim. Kegiatan ini diladakan pada tingkat Desa dan dilaksanakan pada malam pertama setelah orang meninggal. Adapun pelaksanaannya setelah sholat Isya’.

(56)

Isya’ selama tiga malam berturut-turut. Kegiatan ini dilaksanakan pada tingkat RW.

d. Pengajian harian yang diadakan oleh jamaah pengajian di pondok pesantren Edi Mancoro yang diikuti oleh bapak-bapak di Desa tersebut. Adapun waktunya setiap hari kecuali hari Jum’at mulai jam 06.00 WIB sampai jam 07.00 WIB. Adapun kegiatan ini diasuh oleh Bpk. K.H. Mahfudz Ridwan dan diikuti oleh sekitar 30 jamaah.4

3. Kegiatan Anak anak

Untuk kegiatan anak-anak anak yang bersifat keagamaan di Desa ini juga cukup banyak. Namun biasanya lingkupnya lebih sempit yakni hanya satu lingkungan tertentu paling luas hanya satu RW. Hal ini dapat dimaklumi mengingat Desa Gedangan mempunyai wilayah yang sangat luas sehingga tidak memungkinkan mengadakan kegiatan satu Desa penuh untuk anak-anak. Namun demikian kegiatan pada masing-masing lingkungan cukup banyak dan variatif, mulai dari pengajian sampai kesenian yang bemuansa Islami. Adapun kegiatan-kegiatan keagamaan untuk anak-anak anak di Desa Gedangan antara lain:

a. Pengajian Turutan yaitu pembelajaaran Al-Qur’an sistem tradisional. Jumlah pengajian dengan menggunakan metode ini cukup banyak di Desa ini. Jumlahnya mencapai tidak kurang dari 20 kelampok pengajian baik yang dilaksanakan di masjid-masjid,

(57)

50

Selain mengadakan pendidikan untuk para santri yang tinggal di pondok, pesantren ini juga memberikan pendidikan kepada anak-anak di Desa Gedangan. Adapun kegiatan pendidikan untuk anak-anak anak di Desa Gedangan dilaksanakan setiap sore setelah sholat Ashar kecuali hari Jum’at. Selain itu juga banyak memberikan pelatihan drama Islami, rebana dan kesenian Islami lainnya kepada anak-anak Desa Gedangan. Sehingga pondok pesantren ini mempunyai pengaruh terhadap lingkungan Desa Gedangan khususnya anak-anak.

5. Taman Pendidikan A1 Qur’an

Taman Pendidikan Al-Qur’an di Desa ini jumlahnya cukup banyak. Hampir setiap RW / dukuh mempunyai TPA sendiri-sendiri. Jumlahnya untuk satu Desa saat ini sebanyak 5 buah. Adapun setiap TPA biasanya pendidik tidak kurang dari 100 anak didik. Sehingga hampir semua anak di Desa ini mengikuti kegiatan pendidikan di TPA. 6

Oleh karena itu pengetahuan agama bagi anak-anak di Desa ini rata- rata cukup baik. Karena pendidikan di TPA biasanya tidak sekedar memberikan latihan cara membaca al Qur’an namun juga memberikan Pendidikan Agama Islam yang lain seperti Aqidah, Akhlak, Ibadah dan sebagainya. Pengarunya terhadap kemampuan dan pengetahuan agama Islam bagi anak-anak cukup banyak. Pengaruh ini tentu sangat baik bagi perkembangan keagamaan anak termasuk sikap keberagamaannya.

(58)

Selain itu di masing-masing TP A biasanya mengajarkan kesenian yang bemuansa Islami. Hal ini tentu sangat memberi nuansa keagamaan yang kuat bagi anak mengingat usia anak-anak sangat menyukai kegiatan kesenian seperti menyanyi, menari dan sebagainya.

Dari uraian di atas kita dapat simpulkan bahwa kegiatan yang bersifat keagamaan cukup banyak dan bervariasi di Desa ini. Keadaan ini tentu sangat baik pengaruhnya bagi perkembangan keagamaan anak-anak. Sehingga nanti dalam penelitian selanjutnya akan dipahami bahwa anak di Desa Gedangan berada di lingkungan yang kondusif bagi perkembangan kejiwaan dan keagamaan anak- anak.

(59)

BAB IV

ANALISA DATA

Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proposinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu sebagaimana tercatat di bawah in i:

1. Bagaimana prestasi Pendidikan Agama Islam siswa SMP di Desa Gedangan. 2. Bagaimana sikap keberagamaan anak siswa SMP di Desa Gedangan.

3. Apakah ada hubungan antara prestasi Pendidikan Agama Islam dengan sikap keberagamaan anak.

Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas maka penulis menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:

P = — X 100%

N

Keterangan :

P : Prosentase F : Frekuensi

N : Jumlah responden

Sedangkan untuk mengetahui dari tujuan yang ketiga, penulis menggunakan rumus product moment, yaitu :

Agfr-,(£rX5y)

(60)

Keterangan:

rxy : Koefisiensi korelasi product moment antara variabel x dan variabel y

Zxy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y Lx : Jumlah skor x

Zy : Jumlah skor y

N : Jumlah obyek yang diteliti

A. Data Responden

Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama siswa SMP yang tinggal di Desa Gedangan yang dijadikan obyek penelitian. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

TABEL V

DAFTAR RESPONDEN

No Nama Responden Alamat Asal Sekolah

1 Muyair Dusun Gedangan SMP NUS ANTARA

(61)

54

No Nama Responden Alamat Asal Sekolah

13 Khoirul Uman Dusun Bandungan SMP NUSANTARA 14 Shodiqin Dusun Bandungan SMP NUSANTARA 15 Azka Abdur Razaq Dusun Bandungan SMP NUSANTARA 16 Akbar Aky Fandi Dusun Bandungan SMP NUSANTARA 17 Luqman Aji Saputro Dusun Bandungan SMP NUSANTARA 18 Zaenul Anwar Dusun Bandungan SMPN 2 SALATIGA 19 M. Ulil Aidi Dusun Bandungan SMPN 9 SALATIGA 20 Jontas Gayuh P. Dusun Bandungan SMPN 2 SALATIGA 21 Jontas Jiwa Susito Dusun Bandungan SMP NUSANTARA 22 M. Ulil Albab Dusun Bandungan SMP NUSANTARA 23 Ajmala Amrina Dusun Bandungan SMP NUSANTARA 24 Rahma Nur Haeda Dusun Bandungan SMP NUSANTARA 25 Lilik Basrowi Dusun Sawahan SMPN 3 SALATIGA 26 M. Andi Setyawan Dusun Sawahan SMPN 3 SALATIGA 27 Fajar Tri Prayogo Dusun Sawahan SMPN 3 SALATIGA 28 Fajar Gema Ilhami Dusun Sawahan SMP NUSANTARA 29 M. Nizar Dusun Sawahan SMP NUSANTARA 30 Laela Ulya Dusun Sawahan SMP NUSANTARA 31 Sabta Rahmawati Dusun Sawahan SMP NUSANTARA 32 Isna Anisa Dusun Sawahan SMPN 2 BANYUBIRU 33 Isma Wulandari Dusun Karang Nongko SMPN 2 BANYUBIRU 34 Zumrotun Dusun Karang Nongko SMPN 2 BANYUBIRU 35 Mil Ati Sab'atun Dusun Karang Nongko SMPN 2 BANYUBIRU 36 Rahmatika Wakhidah Dusun Karang Nongko SMPN 4 SALATIGA 37 Teguh Ariyanto Dusun Karang Nongko SMPN 4 SALATIGA 38 Khoif Bilah Dusun Karang Nongko SMP NUSANTARA

39 Astri Dusun Dempel SMP SULTAN FATAH

40 Wulan Sari Dusun Dempel SMP NUSANTARA

(62)

No Nama Responden Alamat Asal Sekolah

42 M. Udib Baihaqi Dusun Dempel SMP NUSANTARA

43 Renita Dusun Dempel SMP NUSANTARA

44 Yanto Dusun Dempel SMP NUSANTARA

45 Yona Dusun Bendo SMPN 9 SALATIGA

46 Riris Nafriyati Dusun Bendo SMPN 2 BANYUBIRU

47 Tuwamo Dusun Bendo SMPN 9 SALATIGA

48 Hendra Dusun Bendo SMP NUSANTARA

49 Arif Iskandar Dusun Bendo SMP NUSANTARA 50 Arif Syarifudin Dusun Bendo SMP NUSANTARA 51 Ubaidilah Fatmawati Dusun Bendo SMP NUSANTARA 52 Khotibul Umam Dusun Bendo SMP NUSANTARA

53 Emi Dusun Jaten SMP NUSANTARA

54 Faizah Dusun Jaten SMP NUSANTARA

55 Diyah Maemunah Dusun Jaten SMP NUSANTARA

56 Suroni Dusun Jaten SMP NUSANTARA

57 Winarsih Dusun Jaten SMP NUSANTARA

58 M. Kabul Dusun Jaten SMP NUSANTARA

59 Norma Syafa'ah Dusun Jaten SMP NUSANTARA 60 Riana Rizki Dusun Jaten SMP NUSANTARA

B. Analisis Pertama

Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar rating scale pada variabel terhadap prestasi Pendidikan Agama Islam, dengan sikap keberagamaan anak.

(63)

56

3. Memprosentasikan jawaban

4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden

TABEL VI

DAFTAR HASIL ANGKET

TENTANG PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

No Nama Responden Skor Item Skor

(64)

Gambar

TABEL VDAFTAR RESPONDEN
TABEL VIIDAFTAR NILAI TENTANG DISTRIBUSI FREKUENSI
DISTRIBUSI FREKUENSIJAWABANTABEL VIII
TABEL XIIPERSIAPAN UNTUK MENCARI KORELASI ANTARA PRESTASI

Referensi

Dokumen terkait

Jika 3 berkas sequential, seperti master file, transaction file dan update master file yang digunakan oleh sebuah program. Karena hanya ada 2 tape drive, maka salah satu dari

● Sabtu, 16 Januari 2021 masih terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan beberapa sungai antara lain Sungai Balangan dan Pitap meluap.. ● Saat ini berbagai elemen

Praktik Pengalaman Lapangan meliputi semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sabagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

suara yang menimbulkan bisingnya. b) Menggunakan penyekat dinding dan langit-langit yang kedap suara. c) Mengisolasi mesin-mesin yang menjadi sumber kebisingan. d) Substitusi mesin

Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan melalui pengamatan, pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan penggunaan metode ceramah dan media papan

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

Pendidikan sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa, maka dari itu pendidikan dituntut perannya mencetak generasi bangsa yang berfikir kritis. Melalui pembelajaran

Dalam pelaksanaannya Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Badung ini tergolong dalam tiga tipe layanan yang dapat dilakukan dan dilaksanakn antara lain yaitu