• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel Ilmiah. Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Artikel Ilmiah. Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Penentuan Prioritas Perbaikan Infrastruktur Pemerintah Desa Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Berbasis Web

(Studi Kasus : Desa Krandon Lor, Suruh)

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:

Eka Prasetya Widinintyas (672014076) Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga 2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1 1. Pendahuluan

Infrastruktur adalah sistem yang menopang sistem sosial dan sistem ekonomi yang sekaligus menjadi penghubung dengan sistem lingkungan, dimana sistem ini dapat dipakai sebagai dasar di dalam mengambil kebijakan. Dapat dikatakan bahwa infrastruktur merupakan seluruh fasilitas baik fisik maupun non fisik yang dibangun oleh pemerintah atau perorangan untuk mendukung terlaksananya kegiatan masyarakat. Perbaikan infrastruktur merupakan hal penting dan harus disegerakan karena berhubungan dengan kebutuhan dasar masyarakat sehari-hari di dalam lingkup sosial dan ekonomi. Ada beberapa jenis infrastruktur dalam pemerintahan yaitu infrastruktur keras, infrastruktur keras non-fisik, dan infrastruktur lunak. Infrastruktur keras berupa jalan raya dan kereta api, bandara, saluran irigasi, dan lain-lain. Infrastruktur non-fisik adalah yang berkaitan dengan fasilitas umum berupa jaringan telekomunikasi, pasokan listrik, dan lain-lain. Sedangkan infrastruktur lunak merupakan bagian kelembagaan yang meliputi berbagai nilai, norma, serta kualitas pelayanan umum.

Permasalahan yang terjadi saat ini adalah pengolahan data seperti rekap data survei infrastruktur di desa untuk menentukan prioritas penanganan perbaikan terhadap infrastruktur berupa saluran air dan jalan yang rusak masih kurang efektif yaitu dengan menggunakan kertas untuk mencatat hasil survei sehingga proses rekapitulasi data berjalan lambat untuk segera diproses lebih lanjut. Hal ini menimbulkan permasalahan ketika akan dilakukan pengolahan data untuk penentuan prioritas perbaikan infrastruktur mana yang lebih baik didahulukan. Mengingat pula ada banyak data infrastruktur pemerintah yang ada di desa / kelurahan yang perlu direkap dan dianalisa, permasalahan tersebut akan menyebabkan lamanya proses perencanaan serta hasil yang kurang akurat dalam prioritas. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menentukan prioritas terbaik adalah dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Dengan menggunakan metode AHP, membandingkan data satu dengan yang lainnya dapat diketahui mana yang paling bagus dengan melihat bobot nilai terbaik atau juga bisa dalam bentuk grafik terbagus. AHP dipilih karena dalam menentukan bobot nilai, AHP memiliki kelebihan kompleksitas, terstruktur, dan mempertimbangkan konsistensi logis dibandingkan dengan metode yang lain. Dalam menentukan perbaikan infrastruktur sebelumnya menggunakan 3 aspek/kriteria utama sebagai bahan pertimbangan, yaitu biaya pelaksanaan, kondisi, dan pengaruh.

Selain itu, kurangnya informasi publik mengenai perbaikan infrastruktur yang menyebabkan informasi belum maksimal berkaitan dengan perbaikan infrastruktur yang masih belum merata terutama di daerah seperti desa. Informasi dimana pemerintah dan khalayak umum dapat mengetahui informasi tentang infrastruktur yang sudah atau yang baru dibangun maupun kondisi infrastruktur di Desa. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem aplikasi yang mampu membantu mengefektifkan proses rekapitulasi data survei dan proses analisa penentuan prioritas perbaikan

(8)

2

infrastruktur yang dipegang oleh divisi perbaikan tingkat desa serta memiliki informasi yang dibutuhkan oleh publik.

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem informasi terkait dengan infrastruktur pemerintah di Kelurahan Krandon Lor, Kecamatan Suruh dengan menggunakan metode AHP untuk menentukan prioritas terbaik infrastruktur yang harus dibangun terlebih dahulu dengan berbasis web yang dilakukan dengan cara mengambil hasil akhir dari pembobotan nilai dari kriteria-kriteria pertimbangan. Penelitian ini bertujuan pula agar informasi infrastruktur setiap tahun dapat dipublikasi untuk khalayak umum guna kejelasan dan kelancaran kinerja pemerintah.

2.

Tinjauan Pustaka

Pada penelitian penelitian yang berjudul “Merancang dan Membangun Sistem Informasi Promosi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana berbasis AHP (Analytical Hierarchy Proses)”, membahas tentang perancangan sistem informasi untuk penentuan pengambilan keputusan tempat promosi pada FTI/UKSW menggunakan metode AHP [1].

Pada penelitian yang berjudul Analisis Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) membahas tentang bagaimana pemilihan supplier industri yang mampu memnuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten dan berkulitas guna menjaga mutu produk. Pemilihan yang dilakukan ditentukan dengan menggunakan metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) yaitu AHP [2].

Pada penelitian yang berjudul Penggunaan Framework Laravel Dalam Rancang Bangun Modul Back-End Artikel Website Bisnisbisnis.ID membahas tentang bagaimana merancang aplikasi website bisnisbisnis.id dengan menggunakan framework Laravel dan mengimplementasikan modul back-end. Website yang dibangun menyediakan direktori bisnis online bagi pebisnis dalam memasarkan produk dan layanannya serta mengedukasi para pelaku bisnis melalui artikel tentang bisnis [3].

Pada Penerapan Laravel Framework Dalam Perancangan Sistem Informasi Promosi Produk Unggulan UKM Berbasis Web membahas tentang bagaimana merancang dan mengimplementasikan aplikasi web yang digunakan sebagai sarana pemasaran produk-produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menggunakan framework laravel. Aplikasi ini bertujuan supaya produk-produk dari UKM tersebar luas dan mendapatkan akses promosi yang lebih luas dalam mendapatkan pelanggan [4].

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya terkait rancangan sistem informasi berbasis web dan metode AHP, maka akan dilakukan penelitian yang membahas tentang “Penentuan Prioritas Perbaikan Infrastruktur Pemerintah Desa dengan Berbasis Web”. Perbedaan aplikasi ini dari penelitian sebelumnya aplikasi ini

(9)

3

perhitungan AHP menggunakan bahasa pemrograman PHP. Namun dalam pembuatan sistem aplikasi menggunakan framework laravel sebagai framework yang masih selalu update sampai saat ini. Aplikasi ini berfokus pada perhitungan dengan metode AHP untuk penentuan prioritasnya dimana metode ini menjadikan permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi sebuah model yang fleksibel dan mudah dipahami pada hasil akhir.

Pada prinsipnya metode AHP memecah permasalahan yang kompleks dan tidak terstuktur kedalam bagian-bagian yang lebih tersetruktur yaitu goals ke object lalu ke sub-objectives dan menjadi alternative tidakan. Ada beberapa prinsip dasar AHP yaitu (1) membuat hierarki sistem untuk memecah sistem kompleks menjadi elemen pendukung, (2) penilaian kriteria dan alternatif dengan skala Saaty seperti pada tabel 1.

Tabel 1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan [1] Intensitas

Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada

elemen yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya.

9 Satu elemen jelas mutlak penting daripada elemen lainnya.

2,4,6,8 Nilai – nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Kebalikan

Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan

dengan i

(3) Penentuan prioritas dengan cara perbandingan berpasangan, (4) konsistensi logis yaitu dengan melakukan pemeriksaan nilai rasio konsistensi dengan menggunakan Daftar Indeks Random Konsistensi (IR). Rasio konsistensi sangat dibutuhkan untuk mengetahui seberapa baik konsistensi nilai yang ada. Nilai IR dapat dilihat dari tabel 2.

(10)

4

Tabel 2 Daftar Indeks Random Rasio Konsistensi [1]

Ukuran Matriks Nilai IR

1,2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45

Tabel 2 merupakan tabel yang berisi daftar indeks random yang akan digunakan sebagai perhitungan konsistensi.

3. Metode Penelitian

Tahapan penelitian yang digunakan dalam Penentukan Prioritas Perbaikan Infrastruktur Pemerintah Desa Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berbasis web Dengan Framework Laravel.dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian pada Gambar 1 dijelaskan sebagai berikut:

Tahap pertama adalah Identifikasi Masalah. Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan pengumpulan data terhadap permasalahan yang ada, terkait perbaikan

Identifikasi Masalah Perancangan Sistem

Penulisan Laporan Penelitian Implementasi dan Pengujian

(11)

5

infrastruktur yang terjadi di desa Krandon Lor dimana perbaikan infrastruktur masih belum tepat sasaran. Pengumpulan data ini dilakukan melalui wawancara dengan perangkat desa dan Kepala Dusun dengan mengidentifikasi semua kebutuhan dan garis besar sistem yang akan dibangun. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil pertimbangan dalam menentukan perbaikan infrastruktur pada desa tersebut dimana pertimbangan tersebut sebagai acuan dalam pembuatan sistem ini yang mana menggunakan metode perhitungan AHP. Didapatkan pula dari hasil wawancara terkatit sistem yang akan dibangun sesuai dengan kebutuhan dan permintaan dari pemerintah desa tersebut.

Tahap kedua yaitu Perancangan Sistem. Metode yang digunakan adalah Prototyping. Model prototyping adalah metode yang digunakan untuk mendefiniskan sasaran umum bagi perangkat lunak serta mengidentifikasikan kebutuha input, pemrosesan, ataupun output detail [5]. Model prototyping digunakan karena dalam pembauatan aplikas membutuhkan interaksi langsung dengan pelanggan yaitu pihak Kelurahan.

Gambar 2 Tahapan metode prototyping [5]

Pada gambar 2 adalah proses prototyping yang dilakukan pada penelitian ini. Proses / tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Listen to Customer

Perangkat Desa Krandon Lor yaitu divisi perbaikan dan Kepala Desa adalah pelanggan dan pengembang yang bersama-sama mengidentifikasi semua kebutuhan sistem yang akan dibangun. Sistem diharapkan mampu menjadi pendukung dalam menetukan keputusan untuk rencana perbaikan infrastruktur. Dalam menentukan penentuan prioritas terbaik, sistem menggunakan variable-variable yang menjadi acuan utama alasan dilakukan perbaikan jalan. Sistem juga diaharapkan mampu menampilkan grafik yang mudah dibaca sebagai bahan hasil pendukung keputusan saat dilakukannya presentasi. Selain itu sistem juga

(12)

6

diharapkan mampu menjadi website yang bisa diakses oleh khalayak umum sebagai bahan informasi desa.

2. Build / Revise Mock-up

Pada tahap Build / Perancangan. Perancangan sistem pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML). UML bersifat scalability, yaitu objek lebih mudah dipakai untuk menggambarkan sistem yang besar dan komplek. UML juga bersifat dynamic modelling, yaitu model dapat digunakan untuk pemodelan sistem dinamis dan real time [6]. UML yang dirancang pertama adalah model use case diagram. Use case diagram merupakan diagram yang menjelaskan manfaat dari sistem. jika dilihat dari sudut pandang orang atau sesuatu yang berada di luar sistem yang sedang dibangun (aktor). Jenis diagram ini dapat digunakan untuk menangkap requirements sistem dan untuk memahami bagaimana sistem seharusnya bekerja [7]. Berikut use case diagram sistem pada penelitian ini.

Gambar 3 Use Case Diagram

Gambar 3 menunjukkan diagram sistem yang digunakan pada aplikasi web ini. Di dalam use case terdapat 3 user yaitu, Administrator, Perangkat Desa, dan Guest. Administrator disini merupakan bagian dari perangkat desa yang memiliki pengetahuan di bidang Sistem Informasi yang memiliki hak akses penuh dalam pengelolaan data dari aplikasi ini. User Perangkat Desa memiliki hak akses hanya bisa hanya bisa mengelola data penentuan prioritas infrastruktur yaitu input data infrastruktur, lihat data infrastruktur, edit data infrastruktur, dan hapus data infrastruktur. Sedangkan user Guest hanya bisa melakukan input data pos/ berita, lihat data pos, edit data pos, dan hapus data pos.

(13)

7

Gambar 4 Activity Diagram Sub Menu Tambah Infrastruktur

Gambar 4 merupakan diagram alur proses pada saat Administrator melakukan perintah input data infrastruktur setelah melakukan login. Pada proses input data infrastruktur, Administrator akan memilih menu infrastruktur. Didalam menu infrastruktur terdapat sub menu tambah data survei, data survei, data hasil ahp, ahp perhitungan. Administrator dapat memilih sub menu tambah data survei. Kemudian sistem akan menampilkan tampilan tambah data survei yang bisa digunakan untuk input data.

(14)

8

Gambar 5 merupakan diagram alur proses pada saat Administrator memilih sub menu data survei. Didalam menu infrastruktur teradapat sub menu 4 yang mana dipilih sub menu tampil data survei. Kemudian sistem akan menampilkan data hasil survei. Di dalam tampilan data survei, ada 4 tombol yang bisa digunakan yaitu edit, lihat, hapus, dan input kriteria. Administrator dapat memilih input kriteria untuk melakukan proses input kriteria dari berdasarkan tabel hasil survei.

Gambar 6 Activity Diagram Menu Tampil Hasil Perhitungan

Gambar 6 merupakan diagram alur proses menampilkan data hasil perhitungan AHP. Pada saat Administrator memilih sub menu tampil hasil ahp, sistem kemudian akan menampilkan hasil ahp yang telah diproses berdasarkan hasil survei. Di dalam tampilan hasil perhitungan terdatapat pula tombol untuk menampilkan hasil dalam bentuk grafik.

Class diagram merupakan diagram yang membantu dalam visualisasi struktur kelas-kelas dari suatu sistem. Dalam diagram ini, diperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas [8].

(15)

9

Gambar 7 Class Diagram Sistem

Gambar 7 merupakan class diagram yang akan digunakan dalam aplikasi sistem. Gambar tersebut menunjukkan relasi antar model atau class. Model Data_infrastruktur, Dusun, Biaya, Pengaruh, Kondisi, User, dan Kriteria adalah model yang memiliki fungsi dalam penentuan prioritas. Model utama berada pada model Kriteria yang menjadi kunci menampilkan semua data.

3. Customer Test Drives Mock-up

Customer Test Drives Mock-up adalah evaluasi yang dilakukan oleh pelanggan. Evaluasi ini dilakukan oleh Perangkat Desa Krandon Lor bidang perbaikan dan Informasi. Tahap ini dilakukan evaluasi terhadap sistem, variabel, parameter, dan persentase yang digunakan untuk menentukan prioritas perbaikan infrastruktur.

Tahap terakhir adalah penulisan artikel ilmiah.

4.

Hasil dan Pembahasan

Aplikasi Penentuan Prioritas Perbaikan Infrastruktur Desa diimplementasikan dalam bentuk web yang dibangun dengan model prototyping agar lebih sesuai dengan yang diharapkan oleh Pemerintah Desa Krandon Lor. Framework Laravel digunakan karena dapat mempermudah pengerjaan kode program dan lebih terstruktur. Pada aplikasi ini ada 3 user dengan hak akses berbeda. Administrator mempunyai hak

(16)

10

akses dapat melakukan semua perintah dalam aplikasi ini. Perangkat Desa mempunyai hak akses hanya bisa input, lihat, edit, dan hapus data survei. Sedangkan Guest hanya bisa melakukan input, lihat, edit, dan hapus data posting berita melalui autentikasi login. Tampilan dashboard Administrator dapat ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8 Administrator Dashboard

Gambar 8 adalah tampilan Administrator dashboard yang di dalamnya terdiri dari beberapa menu yaitu: 1) Text Post. Menu ini adalah menu yang berfungsi memposting blog berita. 2) Metadata. Menu ini menampilkan semua data dari hasil input/posting. 3) Lihat user. Menu ini adalah menu untuk menampilkan user-user yang telah dibuat. 4) Infrastruktur. Menu ini memiliki sub menu yaitu, tambah data survei, data survey, ahp perhitungan, dan data hasil perhitungan. Pada sub menu tambah data survei memilki fungsi menambahkan data hasil survei dari pihak perangkat desa. Berikut akan dijelaskan kode program untuk menambah data survei pada Kode Program 1.

(17)

11 Kode Program 1 FungsiTambah Data Survei

Kode Program 1 merupakan fungsi tambah data survei yang akan menginputkan data ke tabel data_infrastrukturs. Di dalamnya terdapat field upload foto yang mengharuskan pengguna harus mengupload foto pada saat penginputan. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan proses menambahkan data kriteria pada halaman sub menu data survei. Berikut Kode Program 2.

public function add_infra(Request $req) {

$this->validate(request(), [

'nama_infra' => 'required', 'photos' => 'required', 'catatan' => 'required', 'user_id' => 'required', 'dusun_id' => 'required'

]);

if (Data_infrastruktur::where('nama_infra', '=', ($req->nama_infra))->exists()) {

Session::flash('alert-error', 'Data info Infrastruktur sudah ada / pernah diinput');

} else{

$dt_infra = new Data_infrastruktur; $dt_infra->nama_infra = $req->nama_infra; $dt_infra->catatan = $req->catatan; $dt_infra->user_id = $req->user_id; $dt_infra->dusun_id = $req->dusun_id; $dt_infra->alternatif_id = 0; if ($req->hasfile('photos')) { $names = []; $nomor=0;

foreach ($req->file('photos') as $image => $img) { $nomor++; $destinationPath = '/upload/images/'; $filename = $img->getClientOriginalName(); if (!file_exists(public_path($destinationPath.$filename))) { move_uploaded_file($_FILES["photos"]["tmp_name"][$image],public_path($destinationP ath.$filename)); array_push($names, $filename); } elseif(file_exists(public_path($destinationPath.$filename))) {

$pisah = explode('.', $filename);

$fileExtension = $img->getClientOriginalExtension(); move_uploaded_file($_FILES["photos"]["tmp_name"][$image],public_path($destinationP

ath.$pisah[0].$nomor.'.'.$fileExtension));

array_push($names, $pisah[0].$nomor.'.'.$fileExtension); }

} $dt_infra->photos = implode('|', $names); } $dt_infra->save();

Session::flash('alert-success', 'Data info Infrastruktur berhasil disimpan');

}

return redirect()->route('dashboard.v_infrastruktur'); }

(18)

12 Kode Program 2 Input Kriteria

Kode program 2 merupakan insert data kriteria yang akan disimpan ke tabel kriterias dengan memanggil id dari tabel lain yaitu data_infrastrukturs, biayas, kondisis, dan pengaruhs. Id data infrastruktur yang dipanggil merupakan data survei yang diinputkan sebelumnya. Data kriteria yang sudah diinput selanjutnya akan diproses dengan perhitungan AHP untuk menghasilkan hasil berupa angka.

Dalam menentukan prioritas terbaik, tahap awal yang dilakukan adalah membuat penilaian perbandingan antara kriteria satu dengan kriteria lainnya dan memberikan nilai skala. Berdasarkan hasil dari file yang telah ditentukan sebelumnya maka berikut adalah nilai skala yang dapat dilihat pada matrik perbandingan berpasangan.

Tabel 3 Matrik Perbandingan Berpasangan

Biaya Pelaksanaan Kondisi Pengaruh

Biaya Pelaksanaan 1 5 3

Kondisi 1/5 1 1/3

Pengaruh 1/3 3 1

Tabel 3 menjelaskan bahwa angka 1 pada kolom biaya pelaksanaan baris biaya pelaksanaan memiliki tingkat kepentingan yang sama. Angka 5 pada kolom kondisi baris biaya pelaksanaan menunjukkan bahwa kondisi lebih penting daripada biaya pelaksaan. Angka 3 pada kolom pengaruh baris biaya pelaksanaan menunjukkan bahwa pengaruh sedikit lebih penting daripada biaya pelaksanaan. Sedangkan angka 3 pada kolom kondisi baris pengaruh menunjukkan bahwa kondisi sedikit lebih penting daripada pengaruh. Angka 1/5 diperoleh dari 1/nilai kolom kondisi baris biaya pelaksanaan, begitu pula dengan angka-angka lainnya. Kode program niali awal AHP ditunjukkan pada Kode Program 3.

public function input_kriteria(Request $req) { $this->validate(request(),[ 'infra_id' => 'required', 'id_kondisi' => 'required', 'id_biaya' =>'required', 'jml_biaya' => 'required', 'id_pengaruh' => 'required' ]);

$kriteria = new Kriteria;

$kriteria->infra_id = $req->infra_id; $kriteria->id_kondisi = $req->id_kondisi; $kriteria->id_biaya = $req->id_biaya; $kriteria->id_pengaruh = $req->id_pengaruh; $kriteria->jml_biaya = $req->jml_biaya; $kriteria->save();

Session::flash('msgs', 'Data Berhasil ditambahkan'); return redirect()->route('dashboard.v_input_kriteria'); }

(19)

13 Kode Program 3 nilai awal AHP

Kode program 3 merupakan kode program menentukan nilai perbandingan berpasangan yang kemudian ditampilkan ke dalam tabel pada tampilan halaman proses AHP. Tabel kemudian dijumlahkan. Tabel kemudian akan dinormalisasi dengan membagi semua nilai kolom dan baris dari tabel dengan hasil penjumlahan setiap kolom tabel. Berikut adalah tabel normalisasi.

Tabel 4 Normalisasi Matriks

Biaya Pelaksanaan Kondisi Pengaruh

Biaya Pelaksanaan 0.652173913 0.555555556 0.692307692

Kondisi 0.130434783 0.111111111 0.076923077

Pengaruh 0.217391304 0.333333333 0.230769231

Tabel 4 adalah hasil normaslisasi dari tabel sebelumnya. Pada nilai kolom biaya pelaksanaan baris biaya pelaksanaan didapatkan dari angka kolom biaya pelaksanaan baris biaya pelaksanaan yaitu 1/ jumlah kolom biaya pelaksanaan pada tabel 3. Kode Program 4 adalah kode program dari normalisasi matriks.

<?php $matriks = array( array( 1, 5, 3), array( 1/5, 1, 1/3), array( 1/3, 3, 1), );

function tampil($arr, $echo = true) {

$result = '<table class="table table-bordered table-hover">'; $result .= "<tr style='background-color:#ddd'><th>

</th><th>Biaya</th><th>Kondisi</th><th>Pengaruh</th></tr>"; foreach($arr as $key => $val){

$result.= '<tr>'; foreach($val as $k => $v){ if($key==0 && $k==0) { $result .= '<th style="background-color:#ddd">Biaya</th>'; }elseif($key==1 && $k==0) { $result .= '<th style="background-color:#ddd">Kondisi</th>'; }elseif($key==2 && $k==0) {

$result .= '<th style="background color:#ddd">Pengaruh</th>'; }$result.='<td>' . $v . '</td>'; }$result.= '</tr>'; }$result.= '</table>'; if($echo) echo $result; else return $result; } ?>

(20)

14 Kode Program 4 Normalisasi Matriks

Kode Program 4 merupakan fungsi utama untuk membuat normalisasi matriks yang kemudian akan ditampilkan dalam tabel hasil normalisasi. Setelah normalisasi selanjutnya tabel akan diambil nilai prioritasnya dengan menjumlah nilai baris setiap tabel kemudian dibagi dengan jumlah kolom. Berikut adalah tabel 3 prioritas normalisasi.

Tabel 5 Prioritas Normalisasi

Biaya

Pelaksanaan Kondisi Pengaruh Jumlah per baris Prioritas Biaya

Pelaksanaan 0.652173913 0.555555556 0.692307692 1.900037 0.633346 Kondisi 0.130434783 0.111111111 0.076923077 0.318469 0.106156 Pengaruh 0.217391304 0.333333333 0.230769231 0.781494 0.260498

Tabel 5 adalah tabel hasil pencarian nilai prioritas dari tabel sebelumnya. Pada kolom jumlah per kolom baris biaya pelaksanaan nilai 1,900037 didapatkan dari hasil penjumlahan nilai baris biaya pelaksanaan. Pada kolom prioritas baris biaya pelaksanaan nilai 0.633346 didapatkan dari hasil bagi baris biaya pelaksanaan kolom jumlah per baris dibagi dengan jumlah kolom tabel yaitu 1,900037 / 3. Nilai –nilai prioritas lainnya juga didapat dengan cara sedemikian berdasarkan kolom dan barisnya. Berikut adalah kode program untuk mencari nilai prioritas.

Kode progam 5 tabel prioritas <?php

function normalize($matriks, $row_total){ $arr = array();

foreach($matriks as $key => $val){ foreach($val as $k => $v){ $arr[$key][$k] = $v / $row_total[$k]; }} return $arr;} <?php function jumlah_kolom($jk){ $arr = array();

foreach($jk as $key => $val){

$arr[$key] = array_sum($val); } return $arr; } function get_priority($normal){ $arr = array();

foreach($normal as $key => $val){

$arr[$key] = array_sum($val) / count($val); }

return $arr; }

(21)

15

Kode program 5 adalah kode program untuk mencari jumlah nilai dari kolom tabel jumlah per kolom dan nilai kolom tabel dari kolom prioritas. Fungsi tersebut kemudian akan dipanggil ke dalam fungsi tampil tabel prioritas.

Proses selanjutnya adalah menjumlahkan matrik dari setiap baris. Berikut adalah tabel penjumlahan dari setiap baris prioritas.

Tabel 6 Tabel Jumlah Per Baris Prioritas

Biaya Pelaksanaan Kondisi Pengaruh Jumlah

Biaya Pelaksanaan 0.63334572 3.166728602 1.900037161 5.700111 Kondisi 0.021231265 0.106156324 0.035385441 0.162773 Pengaruh 0.086832652 0.781493868 0.260497956 1.128824

Tabel 6 adalah tabel penjumlahan per baris dari tabel sebelumnya. Pada kolom biaya pelaksanaan baris biaya pelaksanaan nilai 0.63334572 didapatkan dari hasil pembagian tabel 3 kolom prioritas baris biaya pelaksanaan dibagi dengan kolom biaya pelaksanaan baris biaya pelaksanaan tabel 1 yaitu 0.633346 / 1. Pada kolom kondisi baris kondisi didapatkan nilai0, 106156324 didapatkan dari hasil pembagian nilai kolom prioritas baris kondisi tabel 3 dibagi dengan kolom kondisi baris kondisi tabel 1 yaitu 0.106156/ 1. Pada kolom pengaruh baris pengaruh nilai 0, 260497956 didapatkan dari nilai kolom prioritas baris pengaruh tabel 3 dibagi dengan kolom pengaruh baris pengaruh tabel 1 yaitu 0.260498 / 1. Nilai-nilai lain pada baris biaya pelaksanaan, kondisi, dan pengaruh juga didapatkan dari cara yang demikian. Sedangkan pada kolom jumlah didaptkan dari hasil penjumlahan setiap baris. Berikut adalah kode program penjumlahan setiap baris prioritas.

Kode program 6 Penjumlahan Setiap Baris Prioritas

function get_cm($matrix, $priority){ $arr = array();

foreach($matrix as $key => $val){ foreach($val as $k => $v){ $arr[$key][$k]= $v * $priority[$key]; } } return $arr; } function jumlah_kolom_baris($jk){ $arr = array();

foreach($jk as $key => $val){

$arr[$key] = array_sum($val); }

return $arr; }

(22)

16

Kode progam 6 adalah fungsi utama untuk menjumlahkan setiap baris seperti pada tabel 7. Fungsi tersebut akan dipanggil untuk ditampilkan ke dalam tabel jumlah per baris.

Tahap selanjutnya adalah membuat tabel penjumlahan setiap baris dari tabel sebelumnya. Berikut adalah tabel penjumlahan setiap baris.

Tabel 7 Tabel Penjumlahan Setiap Baris Hasil

Jumlah per baris Prioritas Hasil

Biaya Pelaksanaan 5.700111483 0.63334572 6.333457203

Kondisi 0.162773029 0.106156324 0.268929353

Pengaruh 1.128824477 0.260497956 1.389322433

Tabel 7 adalah tabel untuk mencari nilai jumlah tabel dari kolom jumlah pada tabel 6 dan kolom prioritas tabel 3. Kolom hasil didapat dari hasil penjumlahan setiap baris. Kode program penjumlahan setiap baris ditunjukkan pada Kode Program 7. Kode program 7 Fungsi Penjumlahan Setiap Baris Hasil

Kode program 7 merupakan fungsi utama untuk menjumlahkan setiap baris dari tabel 7. Fungsi tersebut kemudian akan dipanggil untuk ditampilkan ke dalam tabel jumlah tabel per baris hasil.

Tampilan sub menu ahp proses dari tab menu kriteria dapat ditunjukkan pada gambar 9.

function jumlah_kolom_pr($pr, $jpb){ $arr = array();

foreach($pr as $key => $val){

$arr[$key] = $pr[$key] + $jpb[$key]; }

return $arr; }

(23)

17

Gambar 9 Sub Menu AHP Proses Tab Menu Kriteria

Gambar 9 adalah tampilan dari proses pencarian nilai dari data survei. Setelah proses penghitungan nilai kriteria, selanjutnya melakukan pencarian prioritas sub kriteria.

Pada pencarian prioritas sub kriteria biaya akan dilakukan perbandingan nilai sub kriteria biaya. Nilai diambil dari hasil file sebelumnya yang sudah ditentukan yaitu, sangat tinggi (7), tinggi (5), cukup (3), rendah (1). Nilai sub kriteria kondisi, sangat tinggi (7), tinggi (5), cukup (3), rendah (1). Nilai sub kriteria pengaruh, sangat tinggi (7), tinggi (5), cukup (3), rendah (1). Perbandingan akan dilakukan dengan membandingkan antara satu sub kriteria dengan sub kriteria lainnya. Matriks perbandingan berpasangan sub kriteria biaya pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 8 Sub Kriteria Biaya Pelaksanaan

Biaya Pelaksanaan B1 B2 B3 B4

B1 1 3 5 7

B2 0.333333333 1 3 5

B3 0.2 0.333333333 1 3

Tabel 8 adalah tabel sub kriteria biaya pelaksanaan dengan. Kode kolom dan baris B1 adalah sangat tinggi, B2 adalah tinggi, B3 adalah cukup, dan B4 adalah rendah. Nilai pada kolom B1 baris B1 menggambarkan bahwa memiliki tingkat kepentingan yang sama. Nilai 3 pada kolo B2 baris B1 menunjukkan bahwa B1 sedikit lebih penting dibanding dengan B2. Nilai 5 pada kolom B3 baris B1 menunjukkan B1 lebih penting dari B3. Proses perhitungan pada tabel 6 sama seperti pada tabel 3.

Tabel kemudian akan dilakukan penjumlahan berdasarkan setiap kolom. Tabel jumlah setiap kolom matriks berpasangan dapat dilihat pada tabel 9.

(24)

18

Tabel 9 Tabel Jumlah per Kolom Matriks Perbandingan Biaya Pelaksanaan B1 B2 B3 B4 B1 1 3 5 7 B2 0.333333333 1 3 5 B3 0.2 0.333333333 1 3 B4 0.142857143 0.2 0.333333333 1 Jumlah 1.676190476 4.533333333 9.333333333 16

Tabel 9 menunjukkan jumlah pada setiap kolom matriks perbandingan dimana kolom B1 baris jumlah didapat dari penjumlahan kolom B1. Kode program penjumlahan dapat dilihat pada kode program 8.

Kode program 8 Jumlah per Kolom Sub Kriteria Biaya

Kode program 8 adalah fungsi untuk menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada tabel 9. Selanjutnya dilakukan normalisasi tabel dengan membagi nilai setiap baris kolom dibagi dengan jumlah setiap kolom. Tabel normalisasi sub kriteria biaya dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10 Normalisasi Sub Kriteria Biaya

Biaya Pelaksanaan B1 B2 B3 B4

B1 0.596590909 0.661764706 0.535714286 0.4375 B2 0.198863636 0.220588235 0.321428571 0.3125 B3 0.119318182 0.073529412 0.107142857 0.1875 B4 0.085227273 0.044117647 0.035714286 0.0625 Tabel 10 adalah hasil normalisasi sub kriteria biaya pelaksanaan. Pada kolom B1 baris B1 nilai 0.596590909 didapatkan dari pembagian kolom B1 baris B1 dibagi

Class ahp_biaya {

function ambil_row_biaya($matriks_biaya) {

$arr = array();

foreach($matriks_biaya as $key => $val){ foreach($val as $k => $v){ $arr[$k]+=$v; } } return $arr; } }

(25)

19

dengan jumlah kolom B1 yaitu 1/1.676190476. Pada nilai-nilai lainnya juga dilakukan perhitungan yang serupa sesuai dengan kolom masing-masing.

Kode program normalisasi sub kriteria biaya dapat dilihat pada kode program 9.

Kode program 9 Normalisasi Sub Kriteria Biaya

Kode progam 9 adalah fungsi utama untuk mencari normalisai dari matriks sub kriteria biaya. Setelah tahap normalisasi selanjutnya tabel akan dicari prioritas dan jumlah sub kriteria. Tabel prioritas dan jumlah sub kriteria dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11 Prioritas dan Jumlah Sub Kriteria Biaya Pelaksana an B1 B2 B3 B4 Jumlah Prioritas Prioritas Sub Kriteria B1 0.5965909 09 0.6617647 06 0.5357142 86 0.43 75 2.2315 7 0.557892 48 1 B2 0.1988636 36 0.2205882 35 0.3214285 71 0.31 25 1.0533 8 0.263345 11 0.4720356 03 B3 0.1193181 82 0.0735294 12 0.1071428 57 0.18 75 0.4874 9 0.121872 61 0.2184517 95 B4 0.0852272 73 0.0441176 47 0.0357142 86 0.06 25 0.2275 59 0.056889 8 0.1019726 99 Tabel 11 merupakan hasil dari pencarian prioritas dan jumlah sub kriteria biaya. Pada kolom jumlah adalah hasil penjumlahan dari nilai setiap baris tabel 9. Pada kolom prioritas baris B1 nilai 0.55789248 didapatkan dari hasil pembagian kolom jumlah baris B1 dengan jumlah prioritas sub kriteria biaya yaitu 2.23157/4. Nilai-nilai lain pada kolom prioritas sub kriteria biaya dihitung dengan cara yang serupa. Sedangkan nilai jumlah sub kriteria pada kolom jumlah sub kriteria baris B1 nilai 1 didapatkan dari hasil pembagian dari kolom prioritas baris B1 dibagi dengan nilai tertinggi kolom prioritas yaitu 0.55789248 / 0.55789248. Pada kolom jumlah sub kriteria baris B2 nilai 0.472035603 didapatkan dari hasil pembagian kolom

function normalize_biaya($matriks_biaya, $row_total_biaya){ $arr = array();

foreach($matriks_biaya as $key => $val){ foreach($val as $k => $v){ $arr[$key][$k] = $v / $row_total_biaya[$k]; } } return $arr; }

(26)

20

prioritas baris B2 dibagi dengan nilai tertinggi kolom prioritas yaitu 0.26334511 / 0.55789248. Nilai-nilai jumlah sub kriteria yang lain didapatkan dengan cara yang sama yaitu dengan membagi nilai prioritas per baris dengan nilai prioritas tertinggi.

Kode program untuk pencarian prioritas dan jumlah sub kriteria dapat dillihat pada kode program 10.

Kode program 10 Nilai Prioritas dan Jumlah Sub Kriteria

Kode program 10 merupakan fungsi untuk mencari jumlah per baris, prioritas, serta jumlah sub kriteria biaya.

Tahap selanjutnya adalah membuat tabel jumlah prioritas per baris dengan tabel sebagai berikut.

Tabel 12 Tabel Prioritas Jumlah per Baris Biaya Pelaksanaan B1 B2 B3 B4 Jumlah B1 0.557892475 1.673677426 2.789462376 3.905247 8.92628 B2 0.087781704 0.263345111 0.790035332 1.316726 2.457888 B3 0.024374523 0.040624204 0.121872613 0.365618 0.552489 B4 0.008127114 0.01137796 0.018963267 0.05689 0.095358

Tabel 12 merupakan tabel penjumlahan setelah prioritas dikalikan dengan matriks awal. Pada kolom B1 baris B1 nilai 0.557892475 didapatkan dari perkalian

function jumlah_kolom_biaya($jk_biaya){ $arr = array();

foreach($jk_biaya as $key => $val){ $arr[$key] = array_sum($val); } return $arr; } function get_priority_biaya($normal){ $arr = array();

foreach($normal as $key => $val){

$arr[$key] = array_sum($val) / count($val); } return $arr; } function jumlah_sub_biaya($priority) { $array = array();

foreach ($priority as $key => $value) { $array[$key] = $value/ max($priority); }

return $array; }

(27)

21

kolom prioritas baris B1 tabel 10 dikali dengan kolom B1 baris B1 tabel 9 yaitu 0.55789248 x 1. Pada kolom B1 kolom B2 nilai didapatkan dari perkalian kolom prioritas baris B2 tabel 10 dengan kolom B1 baris B2 tabel 7 yaitu 0.26334511 x 0.333333333. Begitu pula dengan nilai-nilai lainnya didapatkan dengan cara yang sama yaitu dengan mengalikan prioritas setiap baris pada tabel 10 dengan nilai matriks pada tabel 9. Nilai kolom jumlah didapatkan dari hasil penjumlahan setiap baris.

Kode program mencari prioritas jumlah per baris dapat dilihat pada kode program 11.

Kode program 11 Prioritas Jumlah per Baris

Kode program 10 merupakan fungsi untuk mencari nilai prioritas jumlah per baris dengan menerima parameter dari variabel prioritas dan matriks awal.

Tahap selanjutnya adalah membuat tabel jumlah dari penjumlahan kolom jumlah per baris dengan prioritas. Tabel jumlah dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13 Jumlah

Biaya Pelaksanaan Jumlah per baris Prioritas Hasil

B1 8.926279603 0.557892475 9.484172078

B2 2.457887701 0.263345111 2.721232811

B3 0.552489177 0.121872613 0.67436179

B4 0.095358143 0.056889801 0.152247945

Jumlah 13.03201462

Tabel 13 adalah hasil penjumlahan kolom jumlah per baris dengan prioritas. Nilai kolom jumlah per baris didapat dari kolom jumlah pada tabel 12 dan kolom prioritas didapat dari kolom prioritas tabel 11. Kolom Hasil adalah penjumlahan dari

function get_cm_biaya($matrix, $priority){ $arr = array();

foreach($matrix as $key => $val){ foreach($val as $k => $v){ $arr[$key][$k]= $v * $priority[$key]; } } return $arr; } function jumlah_kolom_baris_biaya($jk){ $arr = array();

foreach($jk as $key => $val){ $arr[$key] = array_sum($val); }

return $arr; }

(28)

22

setiap baris. Sedangkan nilai dari baris jumlah merupakan hasil penjumlahan dari kolom hasil.

Kode program dari tabel 13 dapat dilihat pada kode program 12. Kode program 12 Hasil Jumlah

Kode program 12 merupakan fungsi utama dalam menjumlahkan kolom jumlah per baris dengan kolom prioritas. Setelah dijumlahkan maka didapatkan tabel hasil. Pada kolom hasil dijumlahkan dengan menggunakan kode array_sum() maka didapatkan jumlah hasil.

Tahap selanjutnya adalah menghitung rasio konsistensi untuk memastikan bahwa rasio konsistensi (CR) <= 0.1. Jika CR lebih besar dari 0.1, maka matriks perbandingan harus diperbaiki. [1]

Dari tabel 13 diperoleh nilai sebagai berikut.

 jumlah (penjumlahan dari kolom hasil)

 9.484 + 2.721 + 0.674 + 0.152 = 13.032

 n (jumlah kriteria) = 4

λ maks (jumlah/n) = 13.032/4 = 3.258

 CI (Consistency Index) = (λ – n) / (n-1) [2]

 (3.258 - 4) / (4 - 1) = -0.247

 CR (Consistency Ratio) = CI/RI [2]

 -0.247/0.90 = -0.275

Untuk sistem, dalam pembentukan rasio konsistensi menggunakan perintah pada kode program 13.

function jumlah_kolom_pr_biaya($pr, $jpb){ $arr = array();

foreach($pr as $key => $val){

$arr[$key] = $pr[$key] + $jpb[$key]; }

return $arr; }

(29)

23

Kode program 13 Hitung Rasio Konsistensi Sub Kriteria

Kode program 13 merupakan fungsi untuk menghasilkan rasio konsistensi. Untuk sub kriteria kondisi, dan pengaruh menggunakan cara yang sama untuk mencari rasio konsistensi. Didapatkan hasil rasio untuk sub kriteria kondisi sebesar -0.275 dan rasio konsistensi sub kriteri pengaruh sebesar --0.275.

Untuk tampilan sub kriteria biaya dapat dilihat pada gambar 9. function get_consistency($matriks_biaya, $total_hasil_biaya){ $arr = array();

$lambda = $total_hasil_biaya/count($matriks_biaya); echo '&lambda;max = total / n = '.$lambda.'<br>';

echo 'CI = (&lambda;max-n) / (n-1) = '.($lambda-count($matriks_biaya)) / (count($matriks_biaya)-1).'<br>';

$arr['ci'] = ($lambda-count($matriks_biaya)) / (count($matriks_biaya)-1); $nRI = array ( 1=>0, 2=>0, 3=>0.58, 4=>0.9, 5=>1.12, 6=>1.24, 7=>1.32, 8=>1.41, 9=>1.46, 10=>1.49, 11=>1.51, 12=>1.48, 13=>1.56, 14=>1.57, 15=>1.59 ); $arr['ri'] = $nRI[count($matriks_biaya)]; $arr['cr'] = $arr['ci'] / $arr['ri'];

echo 'CR = CI / RI = '.$arr['ci'] / $arr['ri'].' = '.$arr['cr'].'<br>';

$arr['consistency'] = $arr['cr']<=0.1 ? '<b><font

style="color:green">KONSISTEN</font></b>' : '<b><font style="color:red">TIDAK KONSISTEN</font></b>';

echo 'Consistency: ' . $arr['consistency'] . '<br />'; return $arr;

(30)

24

Gambar 9 Tampilan Sub Kriteria Biaya

Gambar 9 adalah tampilan sub kriteria biaya dengan hasil dari pencarian rasio konsistensi.

Proses dilanjutkan dengan mengelompokkan matriks hasil AHP. Matriks hasil ahp dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14 Matriks Hasil AHP

Biaya Kondisi Pengaruh

0.63334572 0.106156324 0.260497956

Sangat Tinggi Sangat Baik Sangat Tinggi

1 1 1

Tinggi Baik Tinggi

0.472035603 0.472035603 0.472035603

Cukup Cukup Cukup

0.218451795 0.218451795 0.218451795

Rendah Rusak Rendah

0.101972699 0.101972699 0.101972699

Tabel 14 adalah hasil dari perhitungan AHP yang sudah dilakukan. Pada angka 0.633, 0.106, 0.260 didapatkan dari tabel 3 kolom prioritas. Untuk nilai 1, 0.472, 0.218, dan 0.101 pada kolom biaya didapatkan dari tabel 10 kolom prioritas

(31)

25

sub kriteria. Matriks hasil ahp ini akan digunakan sebagai penentuan prioritas terbaik perbaikan infrastruktur desa.

Untuk tampilan matriks hasil ahp dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10 Matriks Hasil AHP

Gambar 10 adalah tampilan dari hasil matriks ahp di dalam sub menu proses ahp tab menu hasil.

Dari matriks hasil ahp data survei kemudian dapat dijadikan sebagai penentuan prioritas terbaik dalam melakuka pembngunan infrastruktur desa di desa Krandon Lor. Hasil dapat dilihat dalam tampilan sub menu data hasil AHP pada gambar 11.

(32)

26

Gambar 11 merupakan data hasil ahp dalam bentuk tabel berdasarkan data survei yang sudah diinput sebelumnya.

Selain dalam bentuk tabel, data perhitungan juga ditampilkan dalam bentuk grafik batang dan juga grafik pie. Untuk grafik batang dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12 Grafik Batang AHP

Gambar 12 merpakan grafik hasil ahp yang ditampilkan dalam bentuk diagram batang.

Tahap terakhir sebelum penulisan jurnal adalah pengujian sistem yang dilakukan menggunaan alpha testing dan beta testing. Pengujian alpha dilakukan oleh tim internal pada lingkungan internal dengan pengembang tetap mengawasi apabila terjadi kesalahan. Pengujian beta dilakukan oleh pengguna akhir pada suatu lingkungan yang tidak dikontrol oleh pengembang [9]. Metode blackbox adalah metode yang digunakan untuk menguji sistem ini. Blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan menguji seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Hasil pengujian alpha dengan black box dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15 Hasil Pengujian Blackbox

Fungsi yang diuji

Kondisi Output yang diharapkan

Output yang dihasilkan sistem

Status pengujian Login NIK dan password

benar

Sukses login Sukses login Valid NIK dan password

salah maupun kosong

Gagal login Gagal login Valid

Tambah data survei

Form diisi dengan benar

Sukses tambah data survei

Sukses tambah data survei

Valid Lihat detail

data survei

Membuka halaman detail data survey

Sukses tampilkan data Sukses tampilkan data Valid Edit data survei

Form diisi dengan benar

(33)

27 Hapus data survei Konfirmasi dengan benar Sukses hapus data survei

Sukses hapus data survei

Valid Input kriteria Form diinput dengan

benar Sukses input kriteria Sukses input kriteria Valid Hapus kriteria Konfirmasi dengan benar Sukses hapus kriteria Sukses hapus kriteria Valid Menampilkan dan menghitng data survei Membuka halaman proses ahp Sukses tampilkan data dan menghitung data Sukses tampilkan data dan menghitung data Valid Menampilkan data hasil ahp

Membuka halaman hasil ahp Sukses tampilkan data ahp Sukses tampilkan data ahp Valid

Tabel 15 menunjukkan pengujian pada sistem utama aplikasi ini valid. Dari pengujian ini mengartikan bahwa aplikasi ini berjalan sesuai yang diharapkan. Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa aplikasi penentuan prioritas perbaikan infrastruktur desa di desa menggunakan metode AHP telah memenuhi seluruh kondisi yang diperlukan dengan hasil yang diharapkan.

Setelah dilakukan pengujian alpha, selanjutnya dilakukan pengujian beta dilakukan untuk mendapat hasil kelayakan aplikasi ini. Pengujian beta dilakukan dengan cara wawancara ke perangkat desa khususnya bidang perbaikan.

Tabel 16 Hasil Pengujian Beta dengan Wawancara

No Pertanyaan Hasil

Berhasil Tidak Berhasil

1 Bagaimana kinerja sistem? v

2 Apakah semua fitur dapat diakses dengan baik? v 3 Apakah user dapat menggunakan dengan baik? v 4 Apakah sistem sudah membantu kerja divisi

pembangunan?

v

7. Apakah error handling berfungsi untuk user? v

Tabel 16 merupakan hasil dari pengujian beta dimana dari keseluruhan mendapat nilai yang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa kerja aplikasi penentuan prioritas perbaikan infrastruktur desa dengan metode AHP berbasis web dapat berjalan dengan baik.

5. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, aplikasi penentuan prioritas perbaikan infrastruktur desa dengan metode AHP berbasis web dapat membantu perangkat desa dalam menentukan prioritas terbaik pembangunan / perbaikan infrastruktur. Dengan

(34)

28

aplikasi ini perangkat desa divisi perbaikan dapat lebih mudah dalam melakukan presentesi saat rapat tahunan desa.

Pembuatan aplikasi dengan menggunakan metode AHP lebih mudah dimengerti dibanding Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang lain. Selain itu penggunaan framework laravel membuat penulisan script lebih mudah dan terstruktur.

Untuk penelitian selanjutnya, aplikasi dapat dikembangkan dengan menambah aspek-aspek untuk dilakukannya perbaikan, yaitu parameter, variabel, dan persentase sehingga data yang dihasilkan lebih akurat dalam perbaikan infrastruktur pemerintah.

6. Daftar Pustaka

[1] Dewi, C., 2010, Rancang Bangun Sistem Informasi Promosi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Berbasis AHP (Analytical Hierarchy Process). Salatiga: Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.

[2] Setyaningsih, I., & Ngatawi, 2011, Anlisis Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Yogyakarta: Teknik Industri, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

[3] Luthfi Farizan, 2017, Penggunaan Framework Laravel Dalam Rancang Bangun Modul Back-End Artikel Website Bisnisbisnis.ID. Depok: Teknik Informatika dan Komputer, Politeknik Negeri Jakarta.

[4] Kristoko, D.H. & Banjarnahor, B.B., 2016, Penerapan Laravel Framework Dalam Perancangan Sistem Informasi Promosi Produk Unggulan UKM Berbasis Web. Salatiga: Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana. [5] Pressman, R.S., 2010, Software Engineering: APractitioner’s Approach 7th ed,

Amerika Serikat: McGraw-Hill.

[6] Kettenis, Jan. 2007, Getting Started With Use Case Modeling. California: Oracle Corporation.

[7] Nugroho, A. 2010, Mengembangkan Aplikasi Basis Data Menggunakan C# + SQL Server, Yogyakarta : Andi Offset.

[8] Anandhata, Servasius Wisnu., 2013, Aplikasi Manajemen Operasi Pada Unit Dagang Pupuk Organik Berbasis Web Menggunakan CakePHP. Salatiga: Program Studi Teknik Informatika FTI UKSW.

(35)

29

[9] Saputro, N.Y., 2018, Perancangan Modul Aplikasi Penentuan Nilai Pasar pada Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) di Badan Keuangan Daerah Kota Salatiga. Salatiga: Program Studi Teknik Informatika FTI UKSW.

Gambar

Tabel 1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan [1]  Intensitas
Tabel 2 Daftar Indeks Random Rasio Konsistensi [1]
Gambar 2 Tahapan metode prototyping [5]
Gambar 3 Use Case Diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data hasil, penambahan Tinopal 0,5% pada beberapa konsentrasi NPV yang diper- lakukan pada instar 4, dan 5 dibandingkan dengan kontrol pada masing-masing instar,

Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen = 80,40 dan kelas kontrol = 71,07, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Endang Supriyadi maka dapat dianalisis oleh penulis bahwa menurut Endang Supriyadi terdakwa telah terbukti melakukan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi dengan menerapkan

Pembangunan berkelanjutan dari tujuan ekonomi dalam penelitian ini dilihat dari peluang usaha yang muncul akibat adanya program penanaman jarak serta peluang kerja yang muncul

Adapun persepsi wisatawan terhadap budaya masyarakat di Desa Koto Sentajo adalah baik, karena wisatawan menilai dari adanya Rumah Godang yang masih terjaga

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang dibelajarkan menggunakan

Bahwa dengan adanya ketentuan Pasal 88 ayat (3) UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengakibatkan pekerja/buruh kehilangan hak atas imbalan yang layak