• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukuman dalam Hukuman Pidana Islam - Repository UNIKOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hukuman dalam Hukuman Pidana Islam - Repository UNIKOM"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Tujuan Hukuman dalam

Hukum Pidana Islam

Tujuan utama dari penetapan dan

penerapan hukuman dalam syariat

islam adalah sebagai berikut:

Pencegahan

(6)

Pencegahan

Pengertian pencegahan adalah menahan orang

yang berbuat jarimah agar ia tidak mengulangi

perbuatan jarimahnya. Atau agar ia tidak terus

menerus melakukan jarimah tersebut.

Disamping mencegah pelaku , pencegahan juga

mengandung arti mencegah orang lain selain

(7)
(8)

contoh

Pelaksanaan

Hukuman yang

(9)

Perbaikan dan pendidikan

Tujuan yang kedua dari penjatuhan

hukuman ini adalah mendidik pelaku

jarimah agar ia menjadi orang yang baik

dan menyadari kesalahannya.

Disini terlihat bagaimana perhatian islam

terhadap diri pelaku. Dengan adanya

(10)
(11)
(12)

1. Hukuman harus ada dasarnya dari syara’

Asas

Legalitas

Hukum dianggap punya dasar (Syari’iyah) apabila

ia didasarkan kepada sumber-sumber syara

seperti Algur’an, As-Sunah, Ijma, atau

undang-undang yang diterapkan oleh lembaga yang

(13)
(14)

Hudud (Zina, (qadzaf / penuduhan

zina),minum-minuman keras, pencurian,

harobah atau perampokan,riddah atau

murtad dan pemberontakan.

Qishash (hukuman yang seimbang)

contohnya pembunuhan sengaja dan

penganiayaan.

(15)
(16)

2.Hukuman harus Bersifat Pribadi.

Asas

Personalitas

Dalam hal ini berarti hukuman harus bersifat

perorangan. Ini mengandung arti bahwa hukuman

harus dijatuhkan kepada orang yang telah

melakukan tindak pidana dan tidak mengenai

orang lain yang tidak bersalah. Syarat ini

merupakan

salah satu dasar prinsip

yang

ditegakkan oleh syariat islam dan ini telah

dibicarakan berkaitan dengan masalah

(17)

3. Hukuman harus Berlaku Umum.

Asas

(Aquality Before The Law)

Ini berarti hukuman harus berlaku untuk

semua orang tanpa adanya diskriminasi,

apapun pangkat dan jabatannya dan

(18)
(19)

Hukuman dalam hukum pidana

islam dapat dibagi kepada

beberapa bagian dengan

meninjaunya dari beberapa segi.

Dalam hal ini ada lima

(20)

Hukuman Pokok (Uqubah Ashliyah) Yaitu hukuman yang

ditetapkan untuk jarimah yang bersangkutan sebagai hukuman yang asli,

Contohnya: hukuman qishosh untuk jarimah pembunuhan, Hukuman Dera 100 x untuk jarimah Zina, atau hukuman potong tangan untuk jarimiah pencurian.

Hukuman pengganti (Uqubah Badaliyah), Yaitu hukuman

yang menggantikan hukuman pokok, apabila hukuman pokok tidak dapat dilaksanakan karena alasanyang sah.

Contohnya. Hukuman Diat sebagai hukuman pengganti hukuman Qishosh. Sesungguhnya had itu juga merupakan hukuman pokok yaitu untuk pembunuhan menyerupai

(21)

Hukuman Tambahan (Uqubah Taba’iyah), yaitu hukuman

yang mengikuti hukuman pokok tanpa memerlukan keputusan hakim secara tersendiri.

Contohnya. Larangan menerima warisan bagi orang yang membunuh orang yang akan diwarisinya (orang tua

membunuh anaknya sendiri), sebagai tambahan untuk hukuman Qishosh atau diat.

Contoh Selain itu hukuman pencabutan hak untuk menjadi saksi bagi orang yang telah melakukan jarimah Qadzab

(menuduh zina), disamping hukuman pokokya yaitu jilid (dera) 80 kali.

Hukuman Pelengkap (Uqubah Takmiliyah) Yaitu hukuman

yang mengikuti hukuman pokok dengan syarat harus

mendapat keputuan tersendiri dari hakim. Dan syarat inilah yang membedakan dengan hukuman tambahan.

(22)

 Hukuman yang mempunyai satu batas, artinya tidak ada

batas tertinggi dan batas terendah,

Contohnya. Hukuman Jilid (dera) sebagai hukuman had (delapan puluh kali atau seratus kali) dalam hal ini hakim tidak berwenang untuk menambah atau mengurangi karena hukuman itu hanya hanya satu macam saja.

 Hukuman yang mempunyai dua batas, yaitu batas tertnggi

dan batas terendah. Dalam hal ini hakim diberi kewenangan dan kebebasan untuk memilih hukuman yang sesuai antara kedua batas tersebut,

(23)

Hukuman yang telah ditentukan (Uqubah

Muqaddarah), yaitu hukuman yang jenis dan kadarnya telah ditentukan oleh syara’ dan hakim

berkewajiban untuk memutuskan tanpa mengurangi, menambah, atau menggantinya dengan hukuman yang lain. Ulil amri tidak berhak untuk

menggugurkannya.

 Hukuman yang belum ditentukan (Uqubah Ghair

Muqaddarah), yaitu hukuman yang diserahkan kepada hakim untuk memilih jenisnya dari sekumpulan

(24)

Hukuman badan

(Uqubah badanyah),

yaitu

hukuman yang dikenakan atas badan manusia,

seperti hukuman mati, jilid (dera) dan penjara.

Hukuman Jiwa

(Uqubah Nafsiyah)

yaitu

(25)

Hukuman Hudud, yaitu hukuman yang

ditetapkan atas jarimah-jarimah hudud.

Hukuman Qishash dan diat, yaitu hukuman

yang ditetapkan atas jarimah qishash dan diat.

Hukuman Kifarat, yaitu hukuman yang

ditetapkan untuk sebagaian jarimah qishash dan diat dan beberapa jarimah ta’jir.

Hukuman ta’zir, yaitu hukuman yang

(26)

Zina

Qadzaf (menuduh zina)

Minum-minuman keras

Pencurian

Hirabah (Perampokan)

Riddah (murtad) dan

(27)
(28)

Hukuman Dera

seratus kali

dan pengasingan

ditetapkan untuk pelaku zina yang keduanya ghoir

muhshan (Belum menikah)

Hukuman rajam bagi pelaku zina yang keduanya

Muhshan (menikah)

Kalau pelakunya yang satu ghoir muhshan dan satunya

(29)

QS. An-Nuur: ayat 2 yang Artinya:

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina

maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus

kali dera, dan janganlah beas kasihan kepada keduanya

mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah,jika

kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan

hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan

oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.”

dan HR. Jam’ah kecuali Al Bukhari dan An-Nasa’i.

Jejeka dan gadis hukumannya jilid seratus kali dan

pengasinganselama satu tahun”

Dalam Hadist lain. Diriwayatkan sama dengan diatas:

(30)

Hukuman untuk jarimah qadzaf dalam

syariat islam ada dua yaitu:

Hukuman pokok, yaitu jilid

Hukuman Tambahan; yaitu pencabutan

(31)

Jarimah qadzaf ini biasanya dilakukan

oleh seseorang yang iri serta tidak

senang dengan orang lain sehingga dia

elakukan sesuatu yang dapat

menjatuhkan harga diri orang lain, oleh

karena ini adalah tindakan yang tidak

jujur maka syariat islam mencabut hak

kejujurannya untuk menjadi saksi atau

tidak diakui kejujurannya.

Jilid untuk pelaku Qadzaf berbeda

dengan zina yang jumlahnya hanya

(32)

Dasarnya.

QS. An-Nuur ayat 4.

dan orang-orang yang menuduh

wanita-wanita yang baik-baik (berbuat

zina) dan mereka tidak mendatangkan

empat saksi, maka deralah mereka

(yang menuduh itu) delapan puluh kali,

dan janganlah kamu terima kesaksian

mereka buat selama-lamanya. Dan

mereka itulah orang-orang yang fasik”

Hal ini yang belum dapat saya temukan

(33)

Hukuman untuk minum minuman keras

adalah jilid atau dera sebanyak delapan

puluh kali dera.

Menurut Imam Syafii, berpendapan bahwa

80 kali jilid tersebut 40 kali jilid termasuk

had sedangkan 40 kali adalah ta’zir yang

(34)

Larangan untuk minum-minuman keras ada dalam

QS. Al-Maidah ayat 90.

hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya

(minuman) khamr, judi, (berkorban untuk)

berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah

perbuatan yang keji termasuk perbuatan syaiton.

Maka jauhilah perbuatan-itu agar kamu mendapat

keberuntungan”

Sedangkan untuk hukumannya tercantum dalam

hadist Nabi SAW HR.Ahmad.

dari Abdullah Ibn’amr ia berkata: telah

bersabda Rasullulah Saw” barang siapa yang

meminum khamr maka jilidlah ia, apabila ia

mengulanginya, maka jilidlah ia, apabila

(35)

Jarimah pencurian diancam dengan

hukuman potong tangan.

Para fuqaha telah sepakat, bahwa dalam

pengertian tangan termasuk juga kaki.

Apabila seseorang melakukan pencurian

untuk yang pertama kalinya maka tangan

kanannya yang dipotong, dan jika mencuri

kembali untuk kedua kalinya maka kaki

(36)

Dasarnya QS Al-Maidah ayat 38 yang

artinya:

“laki-laki yang mencuri dan perempuan

yang mencuri, potonglah tangan

keduannya (sebagai) pembalasan bagi

apa yang mereka kerjakan dan sebagai

siksaan dari Allah, dan Allah maha

(37)

Syariat Islam menetapkan empat

macam hukuman untuk tindak

pidana perampokan (Hirabah) yaitu:

Hukuman mati;

Hukuman mati dan salib;

Hukuman potong tangan dan kaki serta;

(38)

Dasarnya QS. Al-Maidah ayat 33 yang

artinya:

Sesungguhnya pembalasan terhadap

orang-orang yang memerangi Allah dan Rasulnya

dan membuat kerusakan di muka bumi,

hanyalah mereka itu dibunuh atau di salib,

dipotong tangan dan kaki mereka dengan

bertimbal balik, atau dibuang dari negeri

(tempat kediamaanya) yang demikian itu

(sebagai) suatu penghinaan untuk mereka

di dunia, dan di akherat mereka peroleh

siksaan yang besar”.

Hukuman mati, dijatuhkan kepada

(39)

Hukuman mati disalib dijatuhkan kepada

perampok yang membunuh serta merampas

harta bendanya, dijatuhkan atas pembunuhan

dan percurian harta.

Hukuman potong tangan dan kaki dijatuhkan

kepada perampok yang hanya mengambil

hartanya saja tanpa melakukan pembunuhan.

Hukuman pengasingan dilakukan kepada

perampok (pengganggu keamanan) yang

tidak mengambil harta dan tidak membunuh

tetapi hanya menakut-nakuti saja.

(40)

Jarimah riddah diancam dengan

dua jenis hukuman:

hukuman Pokok, yaitu

Hukuman mati:

Hukuman tambahan yaitu

(41)

Hukuman mati bagi orang yang murtad

didasarkan pada hadist nabi Saw. HR

Bukhari. Yang artinya:

dari Ibn Abbas ra, ia berkata: Telah

bersabda RasullAllah Saw: “barang siapa

mengganti agamannya maka bunuhlah ia”

Dalam hal penyitaa harta ini banyak sekali

perbedaan pendapat namun ada pendapat

yang kuat yaitu mengatakan bahwa harta

yang disita hanya sebatas harta yang

(42)

Hukuman untuk jarimah pemberontakan adalah hukuman mati. Hal ini didasarkan pada Firman Allah dalam Surah Al Hujuraat ayat 9 yang artinya: “dan jika ada dua

golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduannya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah

(43)
(44)

pembunuhan sengaja,

Pembunuhan menyerupai sengaja,

Pembunuhan karena kesalahan,

(tidak sengaja)

Penganiayaan sengaja,

penganiayaan karena kesalahan

(45)

Qishash

Diat

Kifarat (membebaskan seorang

hamba yang mukmin)

(46)

Pengertian qishash

sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad abu

zahrah adalah sebagai berikut: Qishash adalah

memberikan hukuman kepada pelaku perbuatan

persis seperti apa yang dilakukan terhadap

(47)
(48)

Diat adalah hukuman pokok untuk tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan menyerupai sengaja dan tidak sengaja. Ketentuan ini

didasarkan kepada Firman Allah Swt dalam surah An-Nisaa’ ayat 92 yang artinya:

Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain) kecuali kerena tersalah (tidak sengaja): dan barang siapa membunuh orang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang

hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (orang yang terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga

terbunuh) bersedekah”

(49)

Hukuman kifarat dijatuhkan atas pembunuhan

karena kekeliruan (tidak sengaja) dan

menyerupai sengaja.

Adapun hukumannya adalah membebaskan

seorang hamba yang mukmin. Apabila tidak

mampu maka hukumannya diganti dengan

puasa dua bulan berturut-turut. Hal ini

didasarkan kepada firman Allah Swt dalam

surah An-Nisaa’ ayat 92: yang artinya:”…

(50)

Pencabutan hak waris dan

hak wasiat merupakan

hukuman tambahan,

disamping hukuman pokok

untuk tindak pidana

(51)

Hukuman ta’zir, seperti yang dikemukakan oleh Imam

Al-Mawardi adalah sebagai berikut:

Ta’zir adalah

hukuman yang bersifat pendidikan atas perbuatan

dosa (maksiat) yang hukumannyabelum ditetapkan

oleh syara.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN. pada Jurusan TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN, FAKULTAS

NDVI diukur dari citra satelit, sedangkan untuk produktivitas digunakan data lapangan berupa hasil ubinan setelah tanaman padi dipanen pada tempat-tempat yang telah diukur

2: 77-88 87 dengan kondisi pada masyarakat nelayan Kelurahan Kota Karang Raya yang merasakan manfaat dari program Bina Lingkungan, manfaat dari program Bina

Sama seperti tanah manapun, tanah kebunnya juga membutuhkan nutrisi. Melihat bisnis kopi sedang melonjak di Salatiga—karena jumlah kedai kopinya yang terus

Secara definisi bahwa pengertian pengembangan koleksi dalam proses pengadaan koleksi bahan perpustakaan yaitu proses seleksi, pemesanan, dan penerimaan bahan-bahan untuk koleksi

Berdasarkan hasil diskusi dengan pimpinan perpustakaan, ditemukan kendala bahwa sistem informasi pencarian yang ada saat ini tidak dapat memenuhi keinginan anggota

PENDEKATAN BERMAIN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS DI SMP NUGRAHA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa dasar hukum tindak pidana Begal merujuk pada pasal 362, 363, dan 365 KUHP, pasal 362 KUHP