• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IX

ASPEK PEMBIAYAAN

Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kota Pagar Alam, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kota Pagar Alam . Oleh karena itu, Pemerintah Kota Pagar Alam terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru , pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun. Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiscal dalam mendanai pembangunan infrastruktu r permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternative pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan inve stasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah.

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPIJM pada dasarnya bertujuan untuk : Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan o

pembangunan bidang Cipta Karya,

Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor o

swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,

Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya. o

9.1 Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

(2)

daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah ot onom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan p emerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara o

Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mend ukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi

Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana o

Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, criteria khusus, dan kriteria teknis

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

o

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan

(3)

sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan

Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber o

pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Dae rah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan :

total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan a.

APBD tahun sebelumnya;

memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk b.

mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5; persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

c.

tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari d.

pemerintah;

pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan e.

persetujuan DPRD

Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerin tah dengan o

Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

o

Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari :

Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana a.

Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. b.

Pembiayaan Daerah meliputi: Pemb iayaan Penerimaan dan Pembiayaan c.

(4)

Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan o

Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai Berikut :

Bidang Infrastruktur Air Minum a.

DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan system penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan :

Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah; 1.

Tingkat kerawanan air minum 2.

Bidang Infrastruktur Sanitasi b.

DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada

masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis :

kerawanan sanitasi; 1.

cakupan pelayanan sanitasi 2.

Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan o

Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU memb entuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPIJM bidang infrastruktur ke-PU-an yang te lah Disepakati Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan

(5)

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, d apat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPIJM meliputi :

Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan a.

Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dan a Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan b.

dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

Dana APBD Kota Pagar Alam , meliputi dana daerah untuk urusan bersama c.

(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala Kota Pagar Alam.

Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan d.

swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR). Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat. e.

Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri f.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pem bangunan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan

direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat ya ng sebesar- besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

9.2 Profil APBD Kota Pagar Alam

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kota Pagar Alam selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun te rakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut :

Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung a.

Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah dana Perimbangan, b.

dan Pendapatan Lain yang Sah

(6)
(7)

Tabel 9.1

Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

P

PEENNDDAAPPAATTAANN DDAAEERRAAHH 22000088 22000099 22001100 22001111 22001122

R

Rpp %% RRpp %% RRpp %% RRpp %% RRpp %%

P

Peennddaappaattaann AAssllii DDaaeerraahh

Pajak Daerah

-Retribusi Daerah

-Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

-Daannaa PPeerriimmbbaannggaann

Dana Bagi Hasil

LLaaiinn--LLaaiinn PPeennddaappaattaann DDaaeerraahh yyaanngg SSaahh

Pendapatan Hibah

-Dana Darurat

-DBH Pajak dari Pemda Lainnya

-Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus

-Bantuan Keuangan Provinsi/ Pemda Lain

-Pendapatan Lainnya

-33..881100..777722 15 015 992 4466..112277..225599

T

Toottaall PPeennddaappaattaann 332233..553344..779933 444433..556600..110088 553377..445566..221155

(8)

Tabel 9.2

Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

B

BEELLAANNJJAA DDAAEERRAAHH 22000088 22000099 22001100 22001111 22001122

R

Rpp %% RRpp %% RRpp %% RRpp %% RRpp %%

B

Beellaannjjaa TTiiddaakk LLaannggssuunngg

Belanja Pegawai

Belanja Barang & Jasa

Belanja Modal

(9)

Tabel 9.3

Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

P

PEEMMBBIIAAYYAAAANN DDAAEERRAAHH 22000088 22000099 22001100 22001111 22001122

R

Rpp %% RRpp %% RRpp %% RRpp %% RRpp %%

P

Peenneerriimmaaaann PPeemmbbiiaayyaaaann

Penggunaan SiLPA

Pencairan Dana Cadangan

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Daerah

Penerimaan Kembali Pinjaman

Piutang Daerah

-P

Peennggeelluuaarraann PPeemmbbiiaayyaaaann

Pembentukan Dana

Cadangan Penyertaan Modal

Pembayaran Pokok Pinjaman

Pemberian Pinjaman Daerah

T T OO TT AA LL

(10)

Pos-pos pendapatan dan belanja perlu diolah ke dalam bentuk grafik proporsi untuk

melihat perkembangan proporsi sumber penerimaan dan pengeluaran selama lim a tahun terakhir berdasarkan Standar Akuntasi Pemerintah (PP No. 71 Tahun 2010) seperti gambar 9.1.

9.2 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir nyang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat / swasta.

9.2.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN

dalam 5 Tahun Terakhir

Meskipun pembangunan in fratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulant kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke dae rah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu Kota Pagar Alam perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.

Tabel 9.4

Tabel APBN Cipta Karya di Kota Pagar Alam dalam 5 Tahun Terakhir (dalam ribu)

Sektor Alokasi

2009

Alokasi 2010

Alokasi 2011

Alokasi 2012

Alokasi 2013

Pengembangan Air Minum 0 0 0 0

Pengembangan PLP 0 0 0 0

Pengembangan Permukiman

675.000 0 0 2.000.000

Penataan Bangunan & Lingkungan

500.000 0 1.500.000 0

Total 1.175.000 0 1.500.000 2.000.000

*Dalam Ribuan

(11)

mendukung pendanaan p embangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di pe rdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang di selenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.

Tabel 9.5

Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Pagar Alam

dalam 5 Tahun Terakhir

Jenis DAK 2009 2010 2011 2012 2013

DAK Air Minum - 847.451 1.280.138

DAK Sanitasi - 2.199.263 734.800

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam 5

Tahun Terakhir

Pemerintah Kota Pagar Alam memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan

Pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan

(12)

Cipta Karya yang ada.

Tabel 9.6

Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya

dalam 5 Tahun Terakhir

Sektor 2009 2010 2011 2012 2013

Sektor Alokasi

*) Dalam Proses Pendataan

Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di Kota Pagar Alam. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya. Oleh sebab itu, perkembangan besaran DDUB dalam 3-5 tahun terakhir perlu diketahui untuk melihat komitmen pemerintah daerah. Perkembangan DDUB dapat dijabarkan dalam tabel 9.7

Tabel 9.7

Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir (dalam ribuan)

Sektor 2009 2010 2011 2012 2013

(13)

*) Dalam Proses Pendataan

9.3.2 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5

Tahun Terakhir

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan

pemerintah daerah ( profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan d aerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya

Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah ditetapkan BPP- SPAM untuk diketahui apakah perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit.

Di samping itu, pada bagian ini dicantumkan juga nilai dan volume kegiatan pembangunan, o perasi dan pemeliharaan prasarana secara umum yang dilaksanakan oleh perusahaan daerah yang ada di Kota Pagar Alam dalam 3-5 tahun terakhir

9.3.3. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta

dalam 5 Tahun Terakhir

(14)

Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Di beberapa daerah, skema pembiayaan alternatif ini sudah banyak dilakukan untuk menunjang pembangunan Cipta Karya di daerah. Informasi kegiatan-kegiatan eksisting perlu dipahami untuk melihat potensi pembiayaan dari dunia usaha di daerah tersebut.

Tabel 9.8

Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir

Kegiatan Tahun Komponen

KPS Satuan Volume

Nilai (Rp)

Skema

Pembiayaan* Ket. Pengembangan Air Minum

-…

-…

Pengembangan PPLP

-…

-…

Pengembangan Permukiman

-…

-…

Penataan Bangunan dan Lingkungan

-…

-…

*Dalam Proses Pendataan

9.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPIJM) maka

dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

9.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan

(15)

menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut sebagai Berikut :

Menentukan presentase pertum buhan per pos pendapatan Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Y0 = Nilai tahun ini

Y-1 = Nilai 1 tahun sebelumnya Y-2 = Nilai 2 tahun sebelumnya

Dalam menentukan presentase pertumbuhan dih itung setiap pos pendapatan yang terdiri dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan yang sah.

Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan rumus proyeksi geometris sebagai berikut :

Yn = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan Y0 = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5)

Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapa sitas daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya

(16)

pula bahwa proporsi bel anja bidang Cipta Karya terhadap APBD sama dengan eksisting (Tabel 9.6) maka dapat diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan.

Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut, disajikan dalam tabel 6.9

Tabel 9.9

Proyeksi Pendapatan APBD Pagar Alam dalam 5 Tahun ke Depan

2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

Pendapatan Asli Daerah 7,408 15,433 7,990 30.05% 10,391 20,782 31,173 41,564 51,955 Dana Alokasi Umum 176,311 230,330 188,951 6.34% 200,924 401,848 602,773 803,697 1,004,621 Dana Bagi Hasil 100,304 160,834 273,277 65.13% 451,260 902,520 1,353,780 1,805,041 2,256,301 Dana Alokasi Khusus 35,701 21,946 25,474 -11.23% 22,614 45,228 67,843 90,457 113,071 Dana Alokasi Khusus Air

Minum 800 847 1,280 28.50% 1,645 3,290 4,934 6,579 8,224 Dana Alokasi Khusus

Sanitasi 1,000 2,199 734 26.64% 930 1,859 2,789 3,718 4,648 Lain-lain Pendapatan

Daerah yang Sah 12,000 15,015 46,127 116.17% 99,711 199,421 299,132 398,843 498,553

T O T A L A P B D 333,524 446,604 543,833 27.84% 695,223 1,390,446 2,085,669 2,780,891 3,476,114

Komponen APBD

Realisasi (Dlm Juta) %

Pertumb uhan

Proyeksi (dlm juta)

Sumber : Analisa, 2013

Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR)

Net Public Saving

Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total penerimaan daerahsetelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan. Be sarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya. Adapun rumus perhit ungan NPS adalah sebagai berikut :

Net Public Saving = Total Penerimaan daerah - Belanja Wajib

NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) - (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)

(17)

belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai peraturan daerah yang berlaku.

- Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinja man, pembayaran kegiatan lanjutan,

serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.

Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)

Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak o

melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;

Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan o

pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah

Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman o

Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah o

juga wajib memenuhi persyaratan tidak me mpunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah

Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service Cost Ratio

(DSCR). Berdasarka n peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam 3-5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam RPIJM dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

PAD = Pendapatan Asli Daerah DAU = Dana Alokasi Umum

(18)

9.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah

Beberapa Kota Pa gar Alam memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan . Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan sesuai jangka waktu RPIJM.

9.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK

Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama

pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun ber dasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari programtersebut.

Rencana kerjasama pemerintah dan swasta bidang Cipta Karya terangkum dalam tabel di bawah ini

Tabel 9.10

Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Ke Depan

Nama Kegiatan Deskripsi Kegiatan Biaya Kegiatan (Rp)

Kelayakan

Finansial Keterangan

IRR = ...

*Dalam Proses Pendataan

9.5 Analisis Tingkat Ketersediaan Dana dan Strategi Peningkatan Investasi

Pembangunan Bidang Cipta Karya

(19)

pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.

9.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada dalam RPIJM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan pada bagian 9.4.1

Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis pada bagian 9.4.2 Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta berdasarkan bagian 9.4.3

9.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka perce patan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka Pemerintah Daerah perlu men yusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPIJM daerah agar merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain:

Strategi peningkatan DDUB oleh Kota Pagar Alam dan provinsi; 1.

Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran; 2.

Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah; 3.

Strategi peningkatan peran masyaraka t dan dunia usaha dalam pembiayaan 4.

pembangunan bidang Cipta Karya;

Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur 5.

permukiman yang sudah ada;

Gambar

Tabel 9.1
Tabel 9.2
Tabel 9.3
Tabel APBN Cipta Karya di Kota Pagar Alam  dalam 5 Tahun Terakhir (dalam ribu)
+5

Referensi

Dokumen terkait

ini untuk memecahkan masalah tersebut adalah model Problem Based Learning (PBL) melibatkankeaktifan siswa dalam bentuk kerja dalam tim karena memberikan kesempatan siswa

oke setelah itu salah satu keputusannya adalah akan di Tanyakan kepada GM-GM yang lain, dibandingkan dengan GM-GM yang lain, pada tanggal 6 November dan tanggal 7 November ada

Jika dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Lampung dibanding triwulan yang sama tahun 2012, sektor Pertanian masih sebagai kontributor terbesar (3,29

Melihat dari permasalahan akan kurangnya minat anak-anak terhadap cerita rakyat lokal dan meningkatnya popularitas iPad sebagai toys of the year versi majalah PCWorld, maka munculah

Antara kesilapan-kesilapan yang terdapat dalam periwayatan Asbab al-Nuzul di dalam Tafsir Nurul Ihsan. Pertama: Per’anggahan antara sebab turun dan ayat al-Qur’an dari sudut

Kresno” (Damono, 2015, hlm. 1) Sebagai perempuan muda, Suti tertarik pada kegantengan Den Sastro yang diibaratkan Kresno yang enak didengar bicaranya dan memiliki

Puji syukur kepada Tuhan Yesus karena kasih karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI DESKRIPTIF BENTUK – BENTUK PERILAKU AGRESIF REMAJA

4.2.8 Evektivitas Membran Keramik Berbasis Tanah Liat, Zeolit, Natrium Metasilikat, dan Asam Borik Pada Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit ……… 49. 4.2.9 Kondisi Pengoperasian