• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1502699398BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1502699398BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis

Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang, periode 2015-2019 menjadi sangat penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan landasan yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar dapat maju lebih cepat dan bertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah menjadi negara maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun demikian, upaya peningkatan kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan kondisi peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakat memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur perekonomian yang semakin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka dari itu, ditetapkan Visi Pembangunan Nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.

Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta.

Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

(2)

3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional;

5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung; 6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik,

sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

Tabel 3-1 Sasaran Program Nasional Bidang Cipta Karya

Uraian Satuan Target

2015 2016 2017 2018 2019 Persentase Peningkatan Cakupan

Pelayanan Akses Air Minum % 73,7 78,8 84,8 9,21 100

Persentase Penurunan Luasan

Permukiman Kumuh Perkotaan % 8 6 4 2 0

Persentase Peningkatan Cakupan

Pelayanan Akses Sanitasi % 64 72 85 92 100

Sumber : Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019

(3)

Tabel 3.2 Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pendekatan Strategi Pelaksanaan

Pembangunan Sistem 1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Skala Regional (TPA Regional atau SPAM Regional) 2. Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada

kawasan strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan, kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar)

3. Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai alat sinergisasi seluruh sektor dalam menata kawasan

Fasilitasi Penda 1. Pendampingan penyusunan NSPK daerah antara lain Perda Bangunan Gedung, SK Kumuh, dsb. 2. Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan/Induk

Sektoral seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM), dan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

3. Pembangunan Indrastruktur Permukiman Skala kawsan seperti fasilitasi PDAM, fasilitasi kota hijau dan kota pusaka, penanganan kumuh perkotaan, serta penataan bangunan dan lingkungan. Pemberdayaan Masyarakat 1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Berbasis Masyarakt melalui kegiatan Pamsimas, Sanimas, dan P2KP.

2. Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat

Sumber : Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Dharmasraya yaitu:

1) Pengembangan Kabupaten Dharmasraya sebagai sentra produksi dan pengolahan hasil perkebunan (terutama untuk komoditi sawit dan karet) bagian wilayah tenggara Provinsi Sumatera Barat.

a. Mengembangkan budidaya pertanian perkebunan sesuai dengan fungsi dan kesesuaian lahan.

b. Mengembangkan sarana pendukung produksi pertanian perkebunan seperti sarana pembibitan dan sarana produksi pertanian lainnya.

c. Mengembangkan industri pengolahan hasil perkebunan untuk meningkatkan nilai tambah komoditi.

2) Pengembangan Kabupaten Dharmasraya menjadi salah satu kawasan produksi tanaman pangan lahan basah di Provinsi Sumatera Barat.

(4)

b. Mengembangkan dan intensifikasi lahan sawah pada daerah irigasi lainnya di Kabupaten Dharmasraya.

c. Mengembangkan daerah irigasi kabupaten.

3) Pengembangan Kabupaten Dharmasraya sebagai salah satu sentra budidaya perikanan darat di Provinsi Sumatera Barat.

a. Mengembangkan kawasan budaya perikanan darat.

b. Meningkatkan kapasitas sarana pendukung budidaya seperti balai pembibitan dan born stock center.

4) Mengembangkan Kabupaten Dharmasraya sebagai salah satu sentra peternakan budidaya di Provinsi Sumatera Barat, yaitu kegiatan peternakan dikembangkan potensinya yang dipadukan dengan kegiatan pertanian khususnya perkebunan sebagai suatu komoditi komplementer.

5) Pengembangan potensi pertambangan Kabupaten Dharmasraya dengan tetap mempertahankan kualitas lingkungan.

a. Mengembangkan potensi ekspoitasi sumberdaya tambang pada kawasan budidaya.

b. Rehabilitasi lahan tambang sehabis masa ekspoitasinya menjadi hutan restorasi. 6) Pengembangan Kabupaten Dharmasraya sebagai pusat pelayanan perdagangan dan

jasa wilayah bagian tenggara Provinsi Sumatera Barat

a. Mengembangkan Kawasan Sungai Rumbai sebagai gerbang tenggara Provinsi Sumatera Barat dan pusat perdagangan dan jasa wilayah sekitar.

b. Mengembangkan Kawasan Perkotaan Pulau Punjung sebagai pusat perdagangan dan jasa wilayah kabupaten Dharmasraya dan wilayah sekitar. 7) Pemeliharaan warisan budaya kabupaten sebagai bekas kerajaan Dharmasraya dan

mengembangkan potensi sebagai aset wisata

a. Terpeliharanya kawasan cagar budaya dan situs historis

b. Berkembangnya wisata budaya yang terpadu dengan wisata alam. Kabupaten Dharmasraya sebagai magnet wisata sejarah dan budaya dibagian tengah Pulau Sumatera.

8) Pemeliharaan ekosistem wilayah Kabupaten Dharmasraya sebagai bagian kawasan DAS Batang Hari.

a. Mempertahankan kelestarian kawasan berfungsi lindung.

b. Mepertahankan luas tutupan hutan yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem

c. Menjaga kualitas sumberdaya air melalui penataan kawasan sekitar sumberdaya air.

9) Pengembangan sistem infrastruktur yang mampu mendukung pengembangan wilayah.

a. Meningkatkan pelayanan sistem transportasi melalui:

(5)

2. Mengembangkan jaringan jalan untuk memudahkan akses permukiman menuju pusat-pusat kegiatan wilayah kabupaten.

3. Mengembangkan transportasi air Sungai Batanghari terutama untuk mendukung kegiatan wisata

b. Meningkatkan pelayanan prasarana kawasan permukiman melalui:

1. Menyediakan jaringan air bersih pada kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan yang rawan air bersih.

2. Menyediakan pelayanan persampahan kawasan perkotaan.

3. Menyediakan jaringan energi listrik pada seluruh kawasan permukiman. 4. Menyediakan instalasi pengolahan limbah melayani kawasan perkotaan. 5. Penyediaan Jaringan telekomunikasi pada seluruh wilayah Kabupaten

Dharmasraya.

10) Pengembangan infrastruktur pertahanan dan keamanan Kabupaten Dharmasraya yaitu dengan posisi Kabupaten Dharmasraya di perbatasan Provinsi Sumatera Barat, maka kegiatan pencegahan kriminalitas ditingkatkan.

Pusat kegiatan perkotaan di wilayah Kabupaten Dharmasraya merupakan hirarki pusat-pusat kegiatan di wilayah yang merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi dan/atau administrasi masyarakat yang terdiri atas :

1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berada di wilayah Kabupaten. 2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah Kabupaten. 3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah Kabupaten.

4. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berada di wilayah Kabupaten. 5. Pusat –pusat lain di dalam wilayah Kabupaten yang wewenang penetapannnya ada

pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:

a) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

b) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan lebih dari satu kecamatan dengan fungsi utama: 1) pelayanan perdagangan dan jasa (barang kebutuhan primer dan sekunder,

jasa perbankan dan penginapan),;

2) pelayanan kesehatan (puskesmas rawat inap).

c) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan kecamatan dengan fungsi utama:

1) Pelayanan perdagangan harian (kebutuhan pokok); 2) Pelayanan kesehatan (puskesmas) dan pendidikan (SLTA).

(6)

pengembangan jaringan transportasi yang terkait dengan perkembangan Kabupaten Dharmasraya, yaitu: pengembangan jalan kolektor primer menghubungkan Kab. Solok Selatan – Kab. Dharmasraya; Kiliran Jao - Padang Laweh-Sungai Rumbai; dan Jalan Lingkar Kab. Dhamasraya sebagai alternatif jalan nasional di Kawasan Pulau Punjung; rencana pembangunan jaringan Kereta Api Sawahlunto - Muaro - Teluk Kuantan/Pekanbaru dan Muaro - Muaro Bungo yang merupakan bagian dari rencana pembangunan Jaringan Kereta Api Trans Sumatera (Connecting Trans Sumatera Railway).

Sistem perkotaan di Kabupaten Dharmasraya yaitu sebagai berikut:

1. Kawasan Pulau Punjung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) Provinsi Sumatera Barat. Kawasan perkotaan Pulau Punjung meliputi koridor Pulau Punjung – Sungai Dareh - Sikabau.

2. Kawasan Sungai Rumbai sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam lingkup pelayanan Kabupaten Dharmasraya sekaligus berfungsi sebagai kawasan strategis gerbang timur Provinsi Sumatera Barat.

3. Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) yang berfungsi melayani satu atau lebih kecamatan atau bagian wilayah kabupaten yaitu kawasan: Koto Baru; Sitiung; dan Padang Laweh sebagai PPK promosi.

4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang merupakan pusat pelayanan kecamatan yang meliputi: Kawasan Sungai Limau di Kec. Asam Jujuhan; Kawasan Silago di Kec. IX Koto; Kawasan Pinang Makmur di Kec. Timpeh; Kawasan Koto Salak di Kec. Koto Salak; Kawasan Tiumang di Kec. Tiumang; dan Kawasan Koto Besar di Kec. Koto Besar.

Kawasan Strategis Nasional dan Provinsi yang terdapat di kabupaten Dharmasraya yaitu:

1. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Kawasan strategis nasional yang terdapat di Kabupaten Dharmasraya adalah Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli yang dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan menunjang kebudayaan dan berpotensi untuk rekreasi/pariwisata. Kawasan TNKS yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten Dharmasraya terdapat di Kec. Asam Jujuhan seluas 3.546 Ha.

(7)

kawasan strategis perbatasan Provinsi Sumatera Barat bagian tenggara yang berbatasan dengan Provinsi Jambi. Kawasan strategis Sungai Rumbai berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa perbatasan sebagai:

• Gerbang tenggara Provinsi Sumatera Barat dengan penyediaan fasilitas rest area dilengkapi dengan fasilitas informasi tentang Sumatera Barat seperti taman miniatur Sumatera Barat.

• Pasar komoditi hasil pertanian dari kecamatan sekitar, Kabupaten Kerinci, dan kawasan perbatasan Kabupaten Solok Selatan.

• Pasar kebutuhan penduduk dan pelayanan jasa Kabupaten Dharmasraya bagian selatan, kawasan perbatasan Kabupaten Solok Selatan, Kecamatan Jujuhan dan Kabupaten Tebo.

Kawasan Strategis Kabupaten Dharmasraya:

a. Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi 1. Kawasan Daerah Pengairan Sungai Batanghari

Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah

Kawasan sepanjang pengairan Sungai Batanghari merupakan daerah pengairan irigasi Batanghari yang perlu didorong pengembangannya sebagai Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan dengan potensi lahannya yang termasuk lahan dengan kemampuan lahan kelas I yang mampu mendukung pertanian sangat intensif.

Pengembangan Kawasan Sentra Perikanan Darat

Pengembangan sentra perikanan darat terdapat di kawasan Kec. Pulau Punjung, dan Kec. Koto baru. Kawasan budidaya perikanan dengan bentuk budidaya kolam terdapat pada kawasan pengairan sungai Batanghari yang termasuk kedalam daerah administrasi Nagari Sikabau, Nagari Siguntur, dan Nagari Sitiung. Pengembangan dilakukan pada area yang sebagian berawa. Pengembangan sentra budidaya perikanan dengan didukung oleh Balai Benih Ikan di Koto Baru dan Bornstock Center di Pulau Punjung.

2. Kawasan Pendukung Pertumbuhan Ekonomi

Pengembangan kawasan pendukung pertumbuhan ekonomi merupakan upaya untuk mewujudkan tujuan penataan ruang Kabupaten Dharmasraya sebagai Pusat Pengembangan Wilayah Bagian Tenggara Provinsi Sumater Barat. Kawasan yang direncanakan untuk dikembangkan yaitu kawasan industri dan kawasan kebun keragaman hayati.

A. Kawasan Industri

(8)

Tiumang, atau Kec. Padang Laweh pada koridor jalan lingkar utara atau selatan.

B. Kawasan Kebun Keragaman Hayati

Pengembangan kebun keragaman hayati di Kec. Timpeh bertujuan untuk koleksi, penelitian dan pengembangan (research and development), dan pembibitan plasma nuftah tanaman perkebunan, hortikultura buah-buahan, dan tanaman kehutanan pada lahan yang dialokasikan seluas lebih kurang 770 Ha yang termasuk secara administratif di Kec. Sitiung dan Kec. Padang Laweh.

3. Kawasan Hortikultura dan Tanaman Kehutanan

Daerah Kec. IX Koto berpotensi dalam jangka panjang diarahkan untuk pengembangan komoditi hortikultura buah-buahan dan tanaman kehutanan sesuai dengan karakteristik topografi kawasan yang bergelombang sampai curam dan berfungsi sebagai pemelihara tata air. Komoditi yang diarahkan pengembangannya adalah komoditi lokal seperti manggis, lansek, durian dan tanaman buah-buahan lain yang memiliki agroklimat yang sesuai.

b. Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya 1. Kawasan wisata air dan budaya

Potensi sumberdaya air sebagai sarana transportasi dan lokasi telah menyebabkan berkembangnya Kerajaan Dharmasraya dahulunya. Pada kondisi sekarang potensi sumber daya air dan situs budaya dimanfaatkan untuk perngembangan wisata budaya yang terpadu dengan wisata alam untuk mewujudkan Kabupaten Dharmasraya sebagai magnet wisata sejarah dan budaya dibagian tengah Pulau Sumatera.

Kawasan wisata air Sungai Batanghari dan kawasan budaya yang terdapat di Siguntur, Padang Laweh dan Koto Besar dikembangkan sebagai produk wisata Kabupaten Dharmasraya yang memadukan wisata alam dengan wisata budaya. Wisata air dirancang pada ruas sungai Batanghari menghubungkan Bendungan Batu Bakawik - Sungai Dareh - Siguntur. Pada masing-masing simpul transportasi tersebut dibangun dermaga wisata untuk melayani moda transportasi air. Wisata air dipadukan dengan wisata budaya pada kawasan cagar budaya di Siguntur. Akses menuju kawasan cagar budaya di Siguntur dapat dicapai dengan pembangunan jembatan (gantung) melintas Sungai Batanghari dari Siguntur ke kawasan cagar budaya dan penyeberangan melalui ponton di Pisang Barabuih. Kawasan Pasar Lama Pulau Punjung dengan taman dan kegiatan kulinernya dapat dipadukan dengan kegiatan wisata air sepanjang ruas Sungai Batanghari tersebut.

(9)

memiliki situs bekas Kerajaan Dharmasraya di Siguntur, Padang Laweh, dan Koto Besar.

2. Kawasan Koridor Kegiatan Masyarakat

Kawasan koridor kegiatan masyarakat adalah kawasan pengembangan sarana sosial seperti kawasan pendidikan, olahraga, rekreasi untuk pelayanan masyarakat Kabupaten Dharmasraya. Kawasan koridor kegiatan masyarakat terdapat pada koridor Jalan Lintas Sumatera di Kec. Sitiung dan Kec. Koto Baru.

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). WPS merupakan wilayah-wilayah yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 telah ditetapkan 35 WPS yang merepresentasikan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan mereflksikan amanat NAWACITA yaitu pembangunan wilayah dimulai dari pinggiran dan perwujudan konektivitas dan keberpihakan terhadap maritim.

Tabel 3-3 Daftar 35 WPS

Kelompok WPS WPS

WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu

Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api; Metro Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru;

Jakarta-Bandung-Cirebon-Berkembang dan Hinterland Sabang-Banda Aceh-Langsa WPS Pusat Pertumbuhan Baru,

Hinterland dan Perbatasan

(10)

WPS Pusat Pertumbuhan Wisata dan Hinterland

Pulau Lombok

WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan

Kupang-Atambua

WPS Pertumbuhan Baru Tanjung Lesung - Sukabumi - Pangandaran - Cilacap; Mamuju-Mammasa-Toraja-Kendari

WPS Pertumbuhan Terpadu Baru dan Wisata

Labuan Bajo-Ende

WPS Pertumbuhan Wisata dan Hinterland

Pulau Sumbawa

WPS Perbatasan Temajuk-Sebatik

WPS Aksesibilitan Baru Nabire-Enarotali-(Ilaga-Timika)-Wamena WPS Pulau Kecil Terluar Pulau Pulau Kecil Terluar (tersebar)

Sumber : Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019

Selanjutnya pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan diterpadukan:

Pertama, dengan pengembangan 16 Kawasan Srategis Pariwisata Nasional Prioritas (KSPNP) yang terdiri dari Pulau Sumatera (KSPNP Danau Toba dsk); Pulau Jawa (KSPNP: Kep Seribu dsk, Kota Tua-Sunda Kelapa dsk, Borobudur dsk, dan BromoTenggerSemeru dsk); Pulau Bali- Nusa Tenggara (KSPNP: Kintamani-Danau Batur dsk, MenjanganPemuteran dsk, Kuta-Sanur-Nusa Dua dsk, Rinjani dsk, Pulau Komodo dsk, dan EndeKelimutu dsk); Pulau Kalimantan (KSPNP Tanjung Puting dsk); Pulau Sulawesi (KSPNP: Toraja dsk, Bunaken dsk, dan Wakatobi dsk); dan Kepulauan Maluku (KSPNP Raja Ampat dsk).

Kedua, diterpadukan dengan program pengembangan 22 Kawasan Industri Prioritas (KIP), yaitu Pulau Sumatera (KIP: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, dan Tanggamus); Pulau Jawa (KIP: Tangerang, Cikarang, Cibinong, Karawang, Bandung, Cirebon, Tuban, Surabaya, dan Pasuruan); Kalimantan (KIP: Batulicin, Ketapang, dan Landak); Pulau Sulawesi (KIP: Palu, Morowali, Bantaeng, Bitung, dan Konawe); Kepulauan Maluku (KIP Buli /Halmahera Timur); dan Pulau Papua (KIP Teluk Bintuni).

Ketiga, diterpadukan dengan program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW dan PKSN/Kota Perbatasan yang terdiri dari Pulau Sumatera (9 PKN, 58 PKW, 4 PKSN); Pulau Jawa-Bali (12 PKN, 35 PKW); Kepulauan Nusa Tenggara (2 PKN, 10 PKW, 3 PKSN); Pulau Kalimantan (5 PKN, 25 PKW, 10 PKSN); Pulau Sulawesi (5 PKN, 27 PKW, 2 PKSN); Kepulauan Maluku (2 PKN, 11 PKW, 4 PKSN); dan Pulau Papua (3 PKN, 11 PKW, 3 PKSN).

(11)

Talang Duku, dan Palembang: Boom Bar); Pulau Jawa (Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas); Pulau Kalimantan (Sampit, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan: Kariangau, dan Pontianak); Pulau Bali dan Nusa Tenggara (Kupang); Pulau Sulawesi (Makasar, Pantoloan, Kendar dan Bitung); Kepulauan Maluku (Ternate: A. Yani dan Ambon); dan Pulau Papua (Sorong dan Jayapura).

Isu urbanisasi merupakan salah satu isu strategis dalam pembangunan infrastruktur permukiman. Hal ini dikarenakan dengan semakin besarnya jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan, maka dibutuhkan infrastruktur perkotaan yang handal untuk menunjang kegiatan sosial ekonomi penduduk perkotaan. Sasaran pembangunan perkotaan nasional sesuai RPJMN 2015-2019 meliputi pengembangan wilayah pada skala perkotaan (city-wide) maupun penataan kawasan di beberapa kota yang menjadi fokus perhatian pembangunan perkotaan nasional yaitu 7 kawasan metroplitan eksisting, 5 kawasan metropolitan baru, 20 kota sedang, 10 kota baru, dan 39 kawasan pusat pertumbuhan baru.

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah

Dengan mempertimbangkan arah pembangunan jangka panjang daerah, kondisi, permasalahan dan tantangan pembangunan yang dihadapi serta isu-isu strategis maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Dharmasraya 2016- 2021 menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai dalam jangka menengah lima tahun sebagai berikut:

Menuju Dharmasraya Mandiri dan Berbudaya Mandiri :

Ekonomi daerah yang memiliki daya tahan menghadapi fluktuasi ekonomi eksternal dengan mendorong keragaman produksi daerah, ketahanan pangan, dan ketahanan ekonomi keluarga, serta meningkatkan nilai tambah produk komoditi daerah.

Semakin besarnya peran masyarakat dalam pengolahan hasil pertanian, jaringan distribusi, dan pemasaran.

Berkurangnya arus modal dan pelayanan penduduk keluar daerah karena semakin tersedianya berbagai sarana ekonomi dan sosial di daerah sendiri bagi kebutuhan masyarakat dan lebih lanjut diharapkan mampu melayani daerah sekitar.

Berbudaya :

Semakin cerdas terdidik dan terampilnya anak negeri.

Kuatnya identitas budaya Dharmasraya yang multikultural yang berkarya, berinovasi dan mencipta untuk kesejahteraan berdasarkan iman dan taqwa.

Rumusan misi RPJMD Kabupaten Dharmasraya 2016-2021 yaitu sebagai berikut:

(12)

2. Meningkatkan kualitas infrastruktur daerah sebagai pelayanan dasar daerah secara merata dan sumber kemajuan ekonomi.

3. Mengelola kekayaan sumber daya alam pertanian, pertambangan, peternakan,perikanan dan pariwisata secara optimal dan bernilai tambah besar mensejahterakan masyarakat.

4. Memelihara kualitas lingkungan Kabupaten Dharmasraya untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang andal dan maju sehingga mampu membangun berbagai potensi daerah.

6. Memberdayakan nagari dan kelompok masyarakat sebagai pelaku pembangunan dalam bidang sosial dan ekonomi.

7. Menegakkan kehidupan beragama, beradat dan berbudaya sebagai norma sosial dan semangat membangun.

Tabel 3-4 Tujuan dan Sasasran RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016-2021 Misi 2 : Meningkatkan kualitas infrastruktur daerah sebagai pelayanan dasar daerah

secara merata dan sumber kemajuan ekonomi.

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Revitalisasi pasar yang menarik sebagai bagian pasar dengan prioritas pasar utama kabupaten

2. Revitalisasi los kios pasar nagari pasar nagari secara bertahap

2. Menyediakan RTH olahraga pada pusat kawasan dan objek wisata berdasarkan prioritas

Mengembangkan

kawasan dan objek wisatasecara bertahap

(13)

Pembangunan terminal

Melayani kebutuhan air minum perpipaan sebagai pendukung perkembangan

ekonomi

Penyediaan air minum perpipaan pada kawasan cepat tumbuh Pulau Punjung, Koto Baru, Sungai Rumbai dengan standar area pelayanan rumah pada daerah prioritas rawan

Sumber : RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016-2021

3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP),

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) merupakan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan bidang perumahan dan permukiman. RP3KP sebagai suatu alat untuk mewujudkan keterpaduan sasrana dan prasarana untuk mendukung kebijakan pengembangan kawasan perumahan dan permukiman. RP3KP mencakup rencana penanganan sektor perumahan, permukiman baik yang terkait dengan peningkatan kualitas lingkungan, revitalisasi/optimalisasi kawasan, maupun pengembangan kawasan baru yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana. Namun, sampai saat ini Kabupaten Dharmasraya belum menyusun dokumen RP3KP.

(14)

A. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan adalah kawasan dengan dominasi kegiatan penduduk non pertanian dalam jarak pencapaian pusat kegiatan minimal pusat perdagangan dan kantor administrasi kecamatan

Kawasan peruntukan permukiman perkotaan di Kabupaten Dharmasraya meliputi :

1. Pusat permukiman sepanjang koridor jalan Lintas Sumatera yang terdiri atas kawasan perkotaan: Pulau Punjung, Sungai DaerahSikabau, Gunung Medan, Koto Baru dan Sungai Rumbai .

2. Pusat permukiman pada pusat-pusat perdagangan kecamatan dan administrasi kecamatan yang tersebar di seluruh Kabupaten Dharmasraya. B. Kawasan Peruntukan Permukiman Perdesaan adalah kawasan dengan dominasi

kegiatan penduduk pertanian. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan tersebar pada kawasan pertanian pada seluruh kecamatan.

Jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2010 yaitu 197.000 jiwa. Dengan perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya dalam 20 tahun kedepan mencapai 315.000 jiwa atau bertambah 118.000 jiwa (bertambah lebih kurang 60%), maka kebutuhan lahan untuk pengembangan permukiman semakin meningkat terutama pada pusat-pusat kegiatan dan pelayanan perkotaan.

Luas lahan peruntukan untuk kawasan permukiman di Kabupaten Dharmasraya sebesar 10.625 Ha (3,52% dari luas kabupaten), yang terdiri atas kawasan permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan.

3.2.2 Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM), berisikan: i. Rencana sistem pelayanan

Rencana daerah pelayanan air minum akan disesuaikan dengan arah pengembangan wilayah Kabupaten Dharmasraya, Sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Dharmasraya tahun 2011-2031, bahwa rencana pengembangan air minum untuk masa yang akan datang diprioritaskan untuk melayani daerah-daerah potensial, daerah yang kepadatan penduduknya tinggi, kawasan strategis (pariwisata, industri, perkantoran), daerah dengan penduduk berpenghasilan rendah (MBR), dan daerah rawan air.

Sistem pelayanan air minum Kabupaten Dharmasraya direncanakan dengan membagi ke dalam beberapa zona pelayanan. Tujuan membuat zonasi dalam sistem pelayanan air minum yaitu untuk meratakan sisa tekan di tiap-tiap konsumen, memudahkan deteksi pada saat terjadinya kebocoran pipa, dan memudahkan perbaikan bila terjadi kerusakan. Pembagian zonasi ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu :

(15)

- Perbedaan elevasi kawasan, dapat dibedakan atas zona-zona distribusi apabila terdapat perbedaan elevasi antara bagian wilayah yang satu dengan bagian wilayah lainnya.

- Potesi air baku, dalam sistim distrusi air minum potensi atau kapasitas air baku juga berpengaruh terhadap luas kawasan zonasi.

Dalam hal pengaliran, terdapat tiga pilihan sistem pengaliran distribusi air minum, yang penggunaannya disesuaikan dengan kondisi eksisting sumber air baku dan wilayah pengguna/konsumen, yaitu;

1. Sistem Pengaliran Gravitasi

2. Sistem Pemompaan

3. Sistem Kombinasi

Pembagian daerah pelayanan/zonasi SPAM Kabupaten Dharmasraya berdasarkan perencanaan terdiri dari zona pelayanan Pulau Punjung, zona pelayanan Sitiung, zona peyanan Sungai Duo, zona pelayanan Silago, zona pelayanan Koto Besar dan zona pelayanan Sungai Rumbai.

ii. Rencana Pengembangan SPAM

Rencana SPAM Kabupaten Dharmasraya dirancang untuk memenuhi kebutuhan air minum periode desain 20 tahun yaitu tahun 2016- 2035. Perencanaan akan dibagi dalam 4 (empat) tahap perencanaan. Pentahapan serta target pelayanan adalah sebagai berikut:

Tahap I atau disebut tahap mendesak (2016 – 2017), target pelayanan 60 % dari kondisi eksisting 9,79 %. Untuk Tahap II, II, dan IV (program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang), sesuai dengan kebutuhan air pada akhir tahun rencana (2035) sebesar 812,05 l/det, target pelayanan meningkat menjadi 100% dari cakupan wilayah pelayanan.

Dengan memperhatikan kondisi SPAM yang ada saat ini, kebutuhan masyarakat, tingkat sosial ekonomi masyarakat, kebutuhan pengembangan SPAM, kemampuan pemerintah daerah, kemampuan UPT SPAM, kemampuan pemerintah provinsi dan kemampuan pemerintah pusat, maka skenario pengembangan SPAM Kabupaten Dharmasraya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Mendesak (2016 dan 2017):

(16)
(17)

Selain itu pada tahap mendesak juga akan dilakukan peningkatan kapasitas sumber air baku yaitu :

a Peningkatan kapasitas SPAM IKK Pulau Punjung dengan sumber air baku Batang Mimpi dari kapasitas 20 l/det menjadi sebesar 40 lt/det.

b Peningkatan kapasitas SPAM IKK Sitiung dengan sumber air baku Batang Hari dari kapasitas 20 l/det menjadi sebesar 40 lt/det.

c Rehab dan peningatan kapasitas SPAM IKK Koto Baru menjadi 40 lt/det untuk melayani kawasan Koto Baru.

d Rehab dan peningkatan kapasitas SPAM IKK Koto Besar menjadi 40 lt/det untuk melayani kawasan Koto Besar.

e Rehab dan peningkatan kapasitas SPAM IKK IX Koto menjadi 20 l/det untuk melayani kawasan Silago.

f Pembangunan SPAM Sungai Rumbai dengan sumber air baku Sungai Betung dengan kapasitas 20 l/det untuk pelayanan kawasan Sungai Rumbai.

2. Tahap Jangka Pendek (2018 sd 2022):

Kegiatan Tahap Jangka Pendek bersifat optimalisasi kinerja infrastruktur eksisting, utamanya kecukupan Reservoar, perbaikan jaringan pipa, serta penyempurnaan sistem sambungan (Sambungan Rumah dan atau Hidran Umum) beserta kelengkapan instrumen pengukur. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan sosialisasi sistem tarif serta pengembangan perangkat hukum (misal Peraturan Bupati), dlsb.

3. Tahap Jangka Menengah (2023-2027):

Kegiatan pada Tahap Jangka Menengah akan berisi kegiatan pengembangan SPAM pedesaan pada pusat pelayanan lingkungan yang belum terlayani yaitu:

1. Pengembangan SPAM pedesaan di Kecamatan Timpeh; 2. Pengembangan SPAM pedesaan Kecamatan Tiumang; 3. Pengembangan SPAM pedesaan Kecamatan Koto Salak;

4. Pengembangan SPAM pedesaan Kecamatan Asam Jujuhan; dan 5. pengembangan SPAM pedesaan Kecamatan IX Koto;

4. Tahap Jangka Panjang (2028-2035):

(18)

iii. Rencana penurunan kebocoran air minum

Untuk dapat mengontrol dan melakukan tindakan untuk mengurangi kehilangan air secara fisik (teknis) maka diperlukan hal-hal sebagai berikut:

a) Membuat peta jaringan perpipaan yang secara akurat memuat informasi: letal, dimensi, jenis, tahun pemasangan, dan aksesoris yang terpasang;

b) Menjaga meteran induk dan meteran di zona distribusi yang berfungsi baik; c) Diperlukan peralatan deteksi kebocoran serta peralatan untuk melakukan

perbaikan;

d) Zona-zona distribusi/pelyanan air yang dilengkapi dengan aksesoris untuk melakukan kontrol kehilangan air serta pelaksanaan perbaikan;

e) SDM yang memiliki kemampuan berkaitan perbaikan dan pemasangan jaringan perpipaan;

f) SOP untuk O & M perpipaan.

Dalam upaya mengurangi kehilangan air secara non fisik maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Inventarisasi pelanggan meliputi: lokasi, tipe/kelas, dimensi meteran dan pemakaian airnya;

b) Data teknis meteran pelanggan: jenis/tipe, tahun pembuatan, tahun pemasangan, informasi perbaikan/kalibrasi yang pernah dilakukan;

c) Pembacaan meteran pelanggan secara cermat dan teratur;

3.2.3 Strategi Sanitasi Kota (SSK), berisikan: i. Kerangka kerja pembangunan sanitasi

Tahapan pengembangan sanitasi di Kabupaten Dharmasraya disusun berdasarkan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi dengan mempertimbangkan :

• Arah pengembangan Kabupaten yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Kabupaten Dharmasraya dalam jangka panjang;

• Kepadatan Penduduk;

• Kawasan beresiko sanitasi (Pembobotan EHRA, data Skunder & persepsi Pokja);

• Kondisi fisik wilayah (topografi) dan struktur tanah; • Ibu Kota Kecamatan;

• CBD;

• Status nagari sebagai nagari perkotaan atau perdesaan.

(19)
(20)

Berdasarkan data Sekunder, Studi EHRA dan Persepsi SKPD Arah pengembangan sektor sanitasi di Kabupaten Dharmasraya dikelompokkan menjadi tiga tahapan yaitu;

1. Jangka Pendek

Arah pengembangan untuk jangka pendek ini akan difokuskan kepada nagari-nagari yang termasuk kategori perkotaan dan nagari-nagari-nagari-nagari yang berersiko sangat tinggi berdasarkan hasil kajian di dalam Buku Putih Sanitasi yaitu Nagari Lubuk Besar, Alahan Nan Tigo, Sopan Jaya, Tabek, Sungai Kambut, Banai, Lubuk Karak, Silago, Koto Nan IV Dibawah;

2. Jangka Menengah

Arah pengembangan sanitasi Kabupaten Dharmasraya untuk jangka menengah difokuskan kepada nagari-nagari yang termasuk kedalam area berisiko 3 dan beberapa ibu kota kecamatan yaitu Kurnia Koto Salak, Koto Gadang, Sungai Limau, Sinamar, Tanjung Alam, Ampang Kuranji, Pulau Mainan, Koto Salak, Tiumang, Siguntur, Panyubarangan, Timpeh, Sungai Dareh, Tebing Tinggi;

3. Jangka Panjang

Arah pengembangan sanitasi untuk Jangka Panjang akan difokuskan kepada area beresiko 2 dan 1 yaitu Nagari Sungi Rumbai, Sungai Rumbai Timur, Kurnia Selatan, Koto Tinggi, Bonjol, Abai Siat, Koto Besar, Koto Laweh, Koto Ranah, Koto Baru, Sialang Gaung, Koto Padang, Padukuan, Simalidu, Ampalu, Koto Beringin, Sipangkur, Sungai Langkok, Batu Rijal, Muaro Sopan, Padang Laweh, Sitiung, Gunung Medan, Sungai Duo, Taratak Tinggi, Ranah Palibi, IV Koto Pulau Punjung, Gunung Salisih, Sikabau.

A. Sektor Air Limbah

Seiring berkembangnya pertumbuhan dan pembangunan di Kabupaten Dharmasraya serta pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk, menyebabkan bertambahnya volume pencemaran dari buangan domestik baik dari air limbah cucian dan kamar mandi (Grey Water) dan limbah dari WC (Black Water). Dampak dari semakin bertambahnya pencemaran air limbah domestik ini cepat atau lambat akan berdampak kepada sumber air bersih yang tersedia. Sehingga diperlukan pengelolaan air limbah yang terpadu dalam mendukung pembangunan sanitasi Kabupaten Dharmasraya baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

Di dalam strategi sanitasi kabupaten ini telah ditentukan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah secara umum apakah sistem on-site maupun sistem off-site. Kriteria yang dipergunakan antara lain dalam penentuan prioritas pengembangan tersebut adalah: Kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (urban, peri urban, rural), karakteristik tata guna lahan / Central Business District (CBD) serta resiko kesehatan lingkungan.

(21)

kelembagaan itu sendiri belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang air limbah domestik, masih rendahnya sumberdaya manusia yang terkait dalam pengelolaan air limbah domestik.

Tabel 3-5 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kab. Dharmasraya

No Sistem

Cakupan Layanan eksisting (%)

Target cakupan layanan (%)

Jangka Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

A Sistem On-site

1 Individual (tangki septik ) 57% 65% 75% 93 %

2 Komunal (MCK, MCK ++) 4,20% 5% 7% 7 %

3 Cubluk dan sejenisnya 15,90% 12% 9% 0 %

B Sistem Off-site (Tidak ada)

1 Skala Kota - - -

-2 Skala Wilayah - - -

-C Buang Air Besar Sembarangan

( BABS ) 22,90% 16% 6% 0%

Sumber : Dokumen SSK Kabupaten Dharmasraya

Pengembangan sub sektor air limbah berdasarkan zona, yaitu:

1. ZONA I, Merupakan area dengan tingkat resiko sangat tinggi (skor 4) dan nagari perkotaan karena merupakan kawasan padat serta kawasan bisnis (Central Business District/CBD) yang diatasi dengan pilihan sistem setempat (on site). Nagari yang termasuk kategori zona ini ada 9 nagari, yaitu: Lubuk Besar, Alahan Nan Tigo, Sopan Jaya, Tabek, Sungai Kambut, Banai, Lubuk Karak, Silago, Koto Nan IV Dibawuah.

2. ZONA II, Merupakan wilayah nagari perkotaan diluar zona I (satu) tetapi mempunyai tingkat resiko sanitasi tinggi, kawasan yang terdapat di kawasan ini di tangani dengan sistem setempat (on site) individual dengan skala rumah tangga (household based). Nagari yang termasuk kategori zona ini, yaitu: Kurnia Koto Salak, Koto Gadang, Sungai Limau, Sinamar, Tanjung Alam, Ampang Kuranji, Pulau Mainan, Koto Salak, Tiumang, Siguntur, Panyubarangan, Timpeh, Sungai dareh, tebing tinggi.

(22)

B. Sektor Persampahan

Berdasarkan hasil pemetaan kondisi pengelolaan persampahan eksisting Kabupaten Dharmasraya, sebagaimana tertuang dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013, beberapa permasalahan mendesak dan isu strategis pengelolaan persampahan di Kabupaten Dharmasraya antara lain sebagai berikut:

1. Dalam sektor kelembagaan, seperti halnya dalam pengelolaan air limbah domestik, dimana SKPD yang berwenang merupakan salah satu Bidang yang berada di bawah Dinas Pekerjaan Umum mengakibatkan adanya perubahan (penyempitan) tupoksi, wewenang dan beban kerja, khususnya terkait sektor kebersihan;

2. Dalam sisi peraturan daerah, penerapan peraturan terkait persampahan cenderung belum efektif;

3. Dalam sektor layanan persampahan, kualitas dan kuantitas sarana prasarana persampahan masih tergolong rendah;

4. Dalam sektor partisipasi masyarakat, pengetahuan masyarakat dalam mengelola persampahan skala rumah tangga masih rendah mengakibatkan pengelolaan persampahan oleh masyarakat yang saat ini berlangsung cenderung belum berkelanjutan dan belum ramah lingkungan;

5. Dalam sektor partisipasi pihak swasta, keterlibatan dunia usaha dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Dharmasraya cenderung belum optimal. Saat ini belum ada kerja sama khusus antara pemerintah daerah dengan dunia usaha dalam hal pengelolaan persampahan.

Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi pada dua kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu;

1. Tata guna lahan/klasifikasi berdasarkan wilayah komersial/Central Business District (CBD), wilayah permukiman, fasilitas umum, terminal, kawasan wisata dsb;

2. Kepadatan penduduk.

Tabel 3-6 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Dharmasraya

No Sistem

B Penanganan tidak langsung (indirect) 1,5 42,6 70

-C Penanganan berbasis masyarakat 12 20

-Sumber : Dokumen SSK Kabupaten Dharmasraya

Berdasarkan kriteria penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Dharmasraya terdapat 3 (tiga) zona yang dapat dijadikan isu strategis. Adapun pembagian zona tersebut adalah :

(23)

umum yang harus terlayani secara penuh 100% (Full Coverage) dan ditangani dalam jangka watu pendek dengan sistem layanan langsung dari sumber ke TPA serta wilayah permukiman dengan sistem pelayanan tidak langsung. Nagari yang termasuk kategori zona ini, yaitu: 1. Sungai Rumbai 2. Sungai Rumbai timur 3. Koto Gadang 4. Koto Tinggi 5. Koto Laweh 6. Koto Ranah 7. Sitiung 8. Gunung Medan 9. Sungai Duo 10. IV Koto Pulau Punjung 11. Sungai Dareh 12. Sungai Kembut 13. Gunung Selasih 14. Sikabau;

2. Zona II: Merupakan Area yang harus terlayani dengan sistem tidak langsung yaitu dari rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah. Minimal 70% cakupan layanan harus diatasi dalam jangka menengah 5 (lima) tahun ke depan. Nagari yang termasuk kategori zona ini, yaitu: 1. Lubuk Besar 2. Alahan Nan Tigo 3. Sopan Jaya 4. Tabek 5. Banai 6. Lubuk Karak 7. Silago 8. Koto Nan IV Dibawah 9. Siguntur 10. Panyubarangan 11. Kurnia Koto Salak 12. Sungai Limau 13. Sinamar 14. Tanjung Alam 15. Ampang Kuranji 16. Pulau Mainan 17. Koto Salak 18. Tiumang 19. Timpeh 20. Tebing Tinggi;

3. Zona III: Merupakan area yang harus terlayani dengan sistem tidak langsung yaitu dari rumah tangga ke Tempat Pengumulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah. Minimal 70% cakupan layanan harus diatasi dalam jangka panjang. Nagari yang termasuk dalam zona ini adalah: 1. Kurnia Selatan 2. Bonjol 3. Abai Siat 4. Koto Besar 5. Koto Baru 6. Sialanggaung 7. Koto Padang 8. Padukuan 9. Ranah Palibi 10. Simalidu 11. Ampalu 12. Koto Beringin 13. Sipangkur 14. Sungai Langkok 15. Batu rijal 16. Muaro Sopan 17. Padang Laweh 18. Taratak Tinggi.

C. Sektor Drainase

Genangan di Kabupaten Dharmasraya tercatat dalam RPJMD sebesar 382 Ha atau 0,13% dari luas kabupaten, diantaranya terjadi di kecamatan Koto Besar, Kecamatan Koto Baru, Kecamatan Koto Salak, Kecamatan Padang Laweh, Kecamatan Sitiung, Kecamatan Timpeh.Untuk pembangunan drainase setiap areanya direncanakan dengan sistim Gravitasi dan untuk pendanaan dibagi antara porsi APBN, APBDP dan APBDK yaitu Penanganan oleh dana APBN 40%, dana APBD Propinsi 30%, dana APBD Kabupaten 30%.

Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat nagari Kabupaten Dharmasraya, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu kepada Standar Pelayanan Minimum (SPM), yaitu : Kepadatan Penduduk, tata guna lahan (Perdagangan, jasa maupun permukiman), daerah genangan air hujan serta tingkat resiko kesehatan.

(24)

Adapun pembagian zona tersebut adalah :

1. ZONA I:Merupakan area yang cukup padat. Adapun kriteria kawasan yang cukup padat tersebut adalah kawasan bisnis dan tempat umum yang harus terlayani secara penuh 100% (Full Coverage) dan ditangani dalam jangka waktu pendek. Nagari yang termasuk kategori zona ini, yaitu: Lubuk Besar, Alahan Nan Tigo, Sopan Jaya, Tabek, Sungai Kambut, Banai, Lubuk Karak, Silago, Koto Nan IV Dibawuah.

2. ZONA II:Merupakan Area yang harus diatasi dalam jangka menengah 5 (lima) tahun ke deapan. Nagari yang termasuk kategori zona ini, yaitu: Kurnia Koto Salak, Koto Gadang, Sungai Limau, Sinamar, Tanjung Alam, Ampang Kuranji, Pulau Mainan, Koto Salak, Tiumang, Siguntur, Panyubarangan, Timpeh, Sungai Dareh, Tebing Tinggi.

(25)

ii. Tujuan, sasaran dan strategi sanitasi

Tabel 3-7 Tujuan, Sasaran dan Strategi Sanitasi Kabupaten Dharmasraya

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran

Mendapatkan gambaran tentang kondisi menyeluruh dan rencana penanganan air limbah di Kabupaten Dharmasraya sistem air limbah domestik pada padat penduduk dan sistem air limbah akhir tahun 2015

Adanya peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah

Koordinasi dan konsolidasi antar lembaga pemerintah dan DPR dalam merumuskan untuk menerbitkan Perda air limbah.

Meningkatkan layanan pengelolaan air Limbah Tinja) skala kabupaten sesuai standart yang diijinkan.

Memberikan bantuan stimulan jamban dan MCK serta penyadaran untuk tidak BABS pada masyarakat kumuh wilayah perkotaan

(26)

Meningkatkan peran swasta dalam

Membuka kerja sama dan penjaringan minat pihak swasta dalam pengelolaan sampah. persampahan dari pengeloaan awal hingga pengelolaan akhir

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana sistem drainase lingkungan di Kab. Dharmasraya

Tersedianya Master Plan sistem drainase lingkungan skala kabupaten di tahun 2014

Adanya Master Plan Sistem

1. Penyiapan infrastruktur drainase primer, skunder dan tersier

2. Meningkatkan peran swasta melalui CSR

Meningkatkan Kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kab. Dharmasraya

Meningkatnya kesadaran masyarakat Dharmasraya tentang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Kesadaran masyarakat meningkat Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya) Permukiman dan ditempat-formal dan non ditempat-formal dalam Promosi PHBS di

Dharmasraya.

Peran media dan keterlibatan swasta meningkat

Melakukan upaya kerja sama dan penjanringan minat swasta untuk ikut serta dalam promosi PHBS

(27)

3.2.4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

Penyusunan Dokumen RTBL dilaksanakan pada suatu kawasan/ lingkungan bagian wilayah kabupaten/kota, kawasan perkotaan dan/atau perdesaan meliputi:

a. kawasan baru berkembang cepat;

b. kawasan terbangun;

c. kawasan dilestarikan;

d. kawasan rawan bencana;

e. kawasan gabungan.

Penyusunan Dokumen RTBL berdasarkan pola penataan bangunan dan lingkungan yang ditetapkan pada kawasan perencanaan, meliputi:

a. perbaikan kawasan, seperti penataan lingkungan permukiman kumuh/nelayan (perbaikan kampung), perbaikan desa pusat pertumbuhan, perbaikan kawasan, serta pelestarian kawasan;

b. pengembangan kembali kawasan, seperti peremajaan kawasan, pengembangan kawasan terpadu, revitalisasi kawasan, serta rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan pascabencana;

c. pembangunan baru kawasan, seperti pembangunan kawasan permukiman (Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun – Berdiri Sendiri), pembangunan kawasan terpadu, pembangunan desa agropolitan, pembangunan kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa (KTP2D), pembangunan kawasan perbatasan, dan pembangunan kawasan pengendalian ketat ( high-control zone );

d. pelestarian/pelindungan kawasan, seperti pengendalian kawasan pelestarian, revitalisasi kawasan, serta pengendalian kawasan rawan bencana.

(28)

3.2.5 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Tabel 3-8 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya NO PRODUK

RENCANA

STATUS

(ADA/TDK) ARAHAN PEMBANGUNAN INDIKASI PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. RKP Tdk Ada - -

-2. RISPAM Ada - Rencanan pelayanan air minum

diprioritaskan untuk melayani daerah-daerah potensial, daerah-daerah yang kepadatan penduduknya tinggi, kawasan strategis (pariwisata, industri, perkantoran), daerah dengan penduduk berpenghasilan rendah (MBR), dan daerah rawan air.

- Sistem pelayanan air minum Kabupaten Dharmasraya direncanakan dengan membagi ke dalam beberapa zona pelayanan.

- Pengembangan SDM Pengelola SPAM - Penguatan Kelembagaan Pengelola

SPAM

- Peningkatan Kapasitas SPAM IKK

- Peningkatan SPAM Perdesaan

- Operasional dan Pemeliharaan

- Kab. Dharmasraya - Kab. Dharmasraya

- Pulau Punjung, Sitiung, Koto Baru, Koto Besar, IX Koto, & Sungai Rumbai

- Timpeh, Tiumang, Koto Salak, Asam Jujuhan dan IX Koto

3. SSK Ada - Meningkatkan akses pelayanan Air Limbah melalui penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah berdasarkan tanggap kebutuhan dengan melibatkan partisipasi

- Penyusunan peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah dan sistem air limbah

(29)

aktif masyarakat dan kemitraan dengan swasta.

- Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan.

- Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana drainase.

- Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat baik individu , keluarga dan kelompok / organisasi.

- bantuan stimulan jamban dan MCK serta penyadaran untuk tidak BABS pada masyarakat kumuh wilayah perkotaan. - Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop

BABS dan Membuang sampah pada tempatnya) Permukiman dan ditempat-tempat umum.

Gambar

Tabel 3.2 Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Tabel 3-3 Daftar 35 WPS
Tabel 3-4 Tujuan dan Sasasran RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016-2021
Gambar 3-1 Zona Pelayanan Air Minum Kabupaten Dharmasraya
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, metode wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur.Metode wawancara ini digunakan untuk menggali data dari Kepala Sekolah, Guru Fiqih,

segala rahmat dan karunianya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Kontrol Diri dengan Intensitas Perilaku

Namun, sebagai tanda rahmad-Nya dan sebagai bukti kasih sayang-Nya, Dia telah menjelma kepada manusia para Matahari bimbingan-Nya, para lambang keesaan ilahiah-Nya, dan

Simpulan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar kortisol pada kedua kelompok yang diberi obat analgetik ketorolak ataupun kelompok yang diberi

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti yang berkaitan dengan penggunaan teori Utami

antara kemahiran berbicara dan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 tergolong

Kegiatan pengumpulan bukti audit diperoleh dari hasil wawancara dan hasil check list dengan Bagian IT dan karyawan yang berhubungan dengan sistem informasi persediaan, serta