HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA,
PENGALAMAN KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN
DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
Studi Kasus Pada Bagian Work Shop
Perusahaan Kerajinan Perak TOM’S SILVER Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Susana Listiyani
NIM : 98 1334 056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA, PENGALAMAN KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN
DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
Studi kasus : Bagian Work Shop
Pada Perusahaan Kerajinan Perak TOM’S SILVER Yogyakarta
Susana Listiyani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja, pengalamn kerja dan tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Kerajinan Perak TOM”S SILVER Yogyakarta pada bulan Desember 2002 sampai dengan Februari 2003.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan bagian work shop yang berjumlah 32 karyawan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observation, wawancara, kuesioner dan dokumentasi.
Untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan, hubungan antara pengalaman kerja dengan produktivitas kerja karyawan, dan hubungan antara tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja karyawan digunakan teknik korelasi product moment, sedangkan untuk mengetahui motivasi kerja, pengalaman kerja dan tingkat pendidikan secara bersama-sama dengan produktivitas kerja karyawan digunakan teknik analisis regresi ganda.
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN WORK MOTIVATION, WORK EXPERIENCE AND EDUCATIONAL LEVEL
WITH WORKERS’ PRODUCTIVITY
A Case Study at : Work Shop Department,
of “ TOM’S SILVER ” Silver Handicraft Company, Yogyakarta
Susana Listiyani Sanata Dharma University
Yogyakarta
The aim of this research was to know the relationship between work motivation, work experience and educational level with workers’ productivity. The research was conducted at “ TOM’S SILVER “ Silver Handicraft Company Yogyakarta, from December 2002 to Februari 2003.
The population of this research was all of 32 employees who at work shop department. The data collecting techniques used were observation, interviews, questionnaire and documentation.
To know the relationship between work motivation with workers’ productivity, the relationship between work experience with workers’ productivity and the relationship between educational level with workers’ productivity the research used product moment correlation correlation technique, whereas to know the relationship between work motivation, work experience and educational level taken together with workers’ productivity multiple linear regression analysis was used.
The findings of the research were as follows : 1). there was a positive and significant relationship between work motivation and workers’ productivity (rx1y:
0,541 ; p:0,018), 2). there was a positive and significant relationship between work experience and workers’ productivity (rx2y: 0,645 ; p: 0,001), 3). there was a positive
and significant relationship between educational level and workers’ productivity (rx3y: 0,493 ; p: 0,037), 4). there was a positive and significant relationship between
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam setiap kegiatan usaha, manusia merupakan faktor produksi yang
mempunyai peranan sangat penting dalam suatu perusahaan, sebab manusia
mempunyai karakteristik yang spesifik dibandingkan dengan faktor produksi
yang lainnya. Adapun karakteristik tersebut adalah manusia sebagai tenaga kerja
yang menjadi motor penggerak dalam menghidupkan organisasi. Hal ini berarti
bahwa manusia dalam organisasi berperan sebagai objek dan juga subjek
penggerak faktor-foktor produksi yang ada.
Menyadari pentingnya peranan manusia dalam operasi perusahaan, maka
hendaknya perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin,
karena sumber daya manusia turut andil dalam pencapaian tujuan perusahaan
yang direncanakan.
Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan biasanya perusahaan
menggunakan cara-cara tertentu. Salah satunya adalah dengan melihat
produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu konsep
yang menunjukkan adanya kaitan antara hasil dengan satuan waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk yaitu barang dan jasa dari seorang tenaga
kerja. Seorang tenaga kerja dinilai lebih produktif jika ia mampu menghasilkan
sama. Hal ini akan terwujud jika para tenaga kerja telah mempunyai pendidikan
dan pelatihan, motivasi, pengalaman kerja yang cukup. Jika masing-masing
tenaga kerja dalam kelompok kerja mempunyai sikap kerja yang baik, maka hasil
kerja secara keseluruhan akan merupakan peningkatan produktivitas secara
optimal.
Dalam upaya peningkatan produktivitas perlu adanya motivasi pada para
tenaga kerja. Hal ini sangat penting karena dijadikan sebagai pemacu mereka
dalam bekerja. Mereka bekerja dengan penuh semangat karena adanya
harapan-harapan yang dibutuhkan para karyawan akan terpenuhi. Motivasi merupakan
suatu cara dalam menggerakkan dan mengarahkan para tenaga kerja agar dapat
melaksanakan tugasnya masing-masing dalam mencapai sasaran dengan penuh
kesadaran, kegairahan dan bertanggung jawab. Secara umum perusahaan akan
membutuhkan orang yang bekerja dengan motivasi yang tinggi, sebab orang
yang bekerja dengan motivasi tinggi adalah orang yang merasa senang dalam
bekerja dan mendapat kepuasan dalam pekerjaannya. Ia akan lebih berusaha
untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan semangat kerja yang tinggi, serta
selalu berusaha mengembangkan tugas dan dirinya. Memotivasi karyawan
bertujuan untuk mencapai hasil dan peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Dalam usaha meningkatkan produktivitas selain memotivasi karyawan,
perusahaan juga membutuhkan tenaga kerja yang trampil. Ketrampilan karyawan
diperoleh dari lamanya bekerja atau disebut dengan pengalaman kerja. Karyawan
bekerja. Ketrampilan seseorang berkembang dalam pekerjaan, bila ketrampilan
sering diterapkan secara terus menerus. Jadi dengan pengalaman kerja karyawan
akan lebih trampil sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan efisien
dan efektif.
Seperti diketahui pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan
pribadi yang bersifat menyeluruh, perkembangan pribadi dengan segala macam
aspeknya, atau seginya (misalnya segi cipta, rasa, jasmani dan lain-lain)
(Suwarno, 1985 : 8). Dengan demikian pendidikan akan mempengaruhi cara
mereaksi, cara berpikir dan sikap terhadap suatu masalah yang dihadapi. Pada
tingkat pendidikan tertentu, dalam arti pemahaman, pengetahuan, pengalaman,
sikap dan kepribadian yang matang, orang akan melakukan tindakan sesuai
dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya. Seperti halnya pada
karyawan, dengan pendidikannya akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku
serta cara kerja.
Dari uraian di atas, maka penulis ingin menguji ada tidaknya hubungan
motivasi kerja, pengalaman kerja dan tingkat pendidikan dengan produktivitas
kerja karyawan. Maka dalam penelitian ini penulis mengajukan judul “
Hubungan antara Motivasi Kerja, Pengalaman Kerja dan Tingkat Pendidikan dengan Produktivitas Kerja Karyawan “.
B. Batasan Masalah
Ada banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan namun
di sini penulis hanya membatasi pada masalah mengenai pengalaman kerja,
tingkat pendidikan dan faktor-faktor yang dapat mendukung dan memotivasi para
karyawan untuk bekerja pada bagian produksi di perusahaan tersebut.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja
dengan produktivitas kerja karyawan ?
2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengalaman kerja
dengan produktivitas kerja karyawan ?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan
dengan produktivitas kerja karyawan ?
4. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja,
pengalaman kerja dan tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi kerja dengan
produktivitas kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengalaman kerja dengan
produktivitas kerja karyawan.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan dengan
produktivitas kerja karyawan.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi kerja, pengalaman
kerja dan tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja karyawan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai oleh perusahaan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan langkah yang akan diambil di bidang
personalia, terutama yang berkaitan dalam hal memotivasi karyawan dan
pengalaman kerja.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan
Universitas Sanata Dharma sebagai wahana ilmu pengetahuan khususnya di
3. Bagi Penulis
Diharapkan dengan penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu yang
diperoleh selama kuliah untuk mendapatkan pengalaman, wawasan dan
belajar sebagai praktik dengan menganalisis suatu masalah kemudian
mengambil keputusan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sisitematika
penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diungkapkan mengenai teori-teori yang menyangkut
produktivitas, motivasi, pengalaman kerja, dan tingkat pendidikan yang
digunakan penulis sebagai dasar atau acuan untuk menganalisis data yang
diperoleh dari perusahaan kerajinan perak TOM’S SILVER Yogyakarta.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
pene;itian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, populasi dan
sampel, pengukuran, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data,
teknik pengujian instrumen, teknik analisa data dari perusahaan kerajinan
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini diuraikan secara singkat gambaran umum perusahaan yang
menjadi tempat penelitian penulis, meliputi : sejarah berdirinya
perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi dan deskripsi jabatan,
personalia, produksi, pemasaran, kegiatan promosi perusahaan kerajinan
perak TOM’S SILVER Yogyakarta.
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil analisis data dan pembahasan
masalah yang menggunakan teknik analisis data yang dipilih oleh penulis.
BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi kesipulan yang berdasarkan uraian-uraian dalam bab
V, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang sekiranya bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Produktivitas
1. Pengertian Produktivitas
Produktivitas bukanlah ukuran produksi saja atau keluaran yang
diproduksi tetapi juga ukuran dari seberapa baik kita menggunakan sumber
daya dalam upaya pencapaian hasil yang diinginkan. Produktivitas sering
diartikan sebagai efisiensi penggunaan sumber daya untuk menghasilkan
keluaran
Menurut J. Ravianto, pengertian teknis dari produktivitas adalah
perbandingan jumlah yang dihasilkan (Output) suatu unit kegiatan
produktif terhadap jumlah keseluruhan sumber-sumber yang digunakan
oleh unit tersebut (Input) (Ravianto, 1985: 111).
Sesuai dengan Laporan I Dewan Produktivitas Nasional 1983, secara
lengkap pengertian produktivitas adalah sebagai berikut (Ravianto, 1985:
17-18) :
a. Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih
baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
b. Secara umum “ Produktivitas “ mengandung pengertian perbandingan
antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
c. Produksi dan produktivitas, merupakan dua pengertian yang berbeda.
Peningkatan “ Produksi “menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang
dicapai, sedangkan peningkatan “ Produktivitas “ mengandung
pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian produksi
tersebut. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh
peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun
produktivitas tetap ataupun menurun.
d. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk :
- Jumlah produksi meningkat dengan sumber daya yang sama.
- Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan
menggunakan sumber daya yang kurang.
- Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan
pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil.
e. Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbandingan
antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan
waktu.
f. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan pembaharuan
pandangan hidup kultural dengan sikap mental memuliakan kerja serta
perluasan upaya untuk kehidupan masyarakat.
Sedangkan menurut Payaman J. Simanjuntak (1985:30),
produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai
(output ) dengan keseluruhan sumber daya (input) yang dipergunakan
menunjukkan adanya keterkaitan antara hasil kerja dengan satuan
waktu. Seseorang tenaga kerja yang produktif adalah seorang tenaga
kerja yang cekatan dan mampu menghasilkan barang dan jasa sesuai
mutu yang ditetapkan dalam waktu yang lebih singkat. Hal ini
dimungkinkan bila tenaga kerja tersebut mendapat motivasi,
pendidikan dan latihan, pengalaman, peralatan dan kesempatan
berprestasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
produktivitas kerja tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil kerja
yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dengan peran serta tenaga kerja
per satuan waktu.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Menurut J. Ravianto (1985: 3) faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas antara lain, yaitu :
a. Tingkat Pendidikan
Pada umumnya seseorang yang mampu mempunyai pendidikan lebih
tinggi akan mempunyai produktivitas kerja yang lebih baik. Kenyataan
juga membuktikan bahwa negara-negara ekonomi yang kuat dengan
laju pertumbuhan yang mantap disebabkan karena negara-negara
b. Ketrampilan
Makin trampil dan cekatan seseorang biasanya semakin produktif.
Ketrampilan dihasilkan oleh pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman kerja.
c. Disiplin Kerja
Disiplin kerja ialah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang
senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi peraturan
yang telah ditetapkan.
d. Sikap dan Etika Kerja
Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun
kelompok lain dan etika dalam hubungan kerja sangat penting, artinya
dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
e. Motivasi
Motivasi merupakan daya gerak yang mendorong manusia untuk
bertindak. Bila motivasi ini kuat, maka daya dorongnyapun akan kuat
pula. Pada umumnya motivasi seseorang yang produktif ialah untuk
selalu berprestasi.
f. Gizi dan Kesehatan
Energi dalam tubuh itu bersumber dari makanan dan minuman.
Makanan dan minuman yang sehat, cukup dan berenergi berguna
energi dan memelihara daya tahan tubuh. Gaya hidup yang teratur serta
istirahat yang cukup dapat menunjang produktivitas seseorang.
g. Tingkat Penghasilan
Dengan penghasilan yang cukup, maka akan memberi semangat kerja
bagi karyawan yang memacu prestasi kerja sehingga produktivitas
kerja karyawan akan tercapai.
h. Jaminan Sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan
menunjang kesehatan dan keselamatan dengan harapan supaya
karyawan semakin bersemangat dalam bekerja.
i. Lingkungan dan Iklim Kerja
Lingkungan dan iklim kerja dapat menghambat ataupun menunjang
produktivitas seseorang. Seseorang yang berada dalam lingkungan
keluarga yang baik atau malas, maka ia akan terpengaruh oleh keadaan
yang demikian.
j. Teknologi
Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih akan dapat
mendukung dan mempermudah karyawan dalam melaksanakan
pekerjaan.
k. Sarana produksi
Faktor-faktor produksi harus dan saling mendukung dalam proses
l. Manajemen
Dengan manajemen yang baik, maka karyawan terorganisasi dengan
baik. Dengan demikian diharapkan produktivitas akan meningkat.
m. Kesempatan berprestasi
Setiap karyawan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya sehingga karyawan akan dapat meningkatkan
produktivitas.
Sedang menurut Sutrisno Hadi, faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas adalah :
a. Lamanya Bekerja
Banyak dilaporkan bahwa kerja sehari atau seminggu yang
mempengaruhi dan memberi hasil yang paling produktif adalah
8 jam per hari atau 40 jam seminggu.
b. Penggunaan Waktu Istirahat
Penggunaan waktu istirahat telah lama diketahui pengaruhnya
terhadap produktivitas suatu perusahaan. Beberapa prinsip
umum dalam pengaturan istirahat adalah :
1. Istirahat hendaknya diberikan segera setelah produk harian
mencapai puncaknya.
2. Lama istirahat hendaknya tidak begitu panjang sehingga
diperlukan waktu pemanasan terlalu lama, sebaiknya
arti untuk karyawan yang telah menunjukkan kelelahan
kerja.
3. Macam istirahat disesuaikan dengan macam pekerjaan yang
telah dilaksanakan.
c. Umur
Pada umumnya karyawan yang lebih tua lebih sering absensi,
ini dikarenakan orang-orang yang lanjut usia daya tahan
tubuhnya semakin menurun.
d. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik meliputi suhu temperatur ruangan tenaga
kerja, penerangan, kebersihan lingkungan, dan tingkat
kebisingan suara.
e. Kerja Senada
Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh modernisasi alat-alat
kerja dan cara kerja adalah makin banyaknya pekerjaan yang
senada disebabkan pengkhususan. Hal ini dapat dimaksudkan
agar karyawan dapat bekerja dengan kecepatan tinggi dan
korban tenaga kerja dapat dibatasi sampai sekecil mungkin.
f. Latar Belakang pendidikan dan latihan
Pendidikan formal dan kursus-kursus yang telah diperoleh
keryawan juga sangat mempengaruhi hasil untuk mencapai
3. Usaha-usaha Peningkatan Produktivitas Kerja
Usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja adalah sebagai
berikut (Ravianto, 1985: 44) :
a. Pendidikan dan latihan.
Pendidikan dan latihan menambah pengetahuan dan ketrampilan
bekerja. Latihan dilakukan di dalam maupun di luar pekerjaan. Latihan
yang dilakukan umumnya bersifat formal. Latihan di luar pekerjaan
dimaksudkan untuk meningkatkan ketrampilan pegawai baik secara
horizontal maupun secara vertikal. Peningkatan secara horizontal
berarti memperluas aspek-aspek atau jenis pekerjaan yang diketahui.
Peningkatan secara vertikal berarti memperdalam pengetahuan
mengenai satu bidang tertentu.
b. Perbaikan penghasilan dan sistem pengupahan yang dapat menjamin
perbaikan gizi dan kesehatan.
Kekurangan gizi masyarakat bukan saja menghambat pertumbuhan
anak-anak tetapi juga secara langsung mempengaruhi produktivitas
karyawan. Rendahnya tingkat pendapatan menyebabkan seseorang
tidak memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian,
perumahan dan kesehatan, yang selanjutnya menyebabkan produk
kerja rendah. Oleh sebab itu peningkatan produktivitas kerja perlu
didukung oleh usaha-usaha perbaikan dan peningkatan penghasilan
c. Pemilikan teknologi dan sarana-sarana pelengkap untuk berproduksi.
Peningkatan produktivitas kerja seseorang juga dipengaruhi
penggunaaan sarana produksi, teknologi dan lingkungan kerja.
Seseorang yang menggunakan peralatan yang lengkap dan sempurna
lebih tinggi produktivitasnya dibandingkan dengan orang yang
menggunakan peralatan yang lebih sederhana. Demikian juga
produktivitas kerja karyawan di lingkungan kerja yang baik dan
nyaman akan lebih tinggi produktivitasnya daripada karyawan dalam
lingkungan kerja yang tidak menyenangkan.
d. Peningkatan kemampuan manajerial pimpinan.
Kemampuan dan tingkat produktivitas kerja yang tinggi dari
karyawan tidak ada begitu saja kalau tidak didukung oleh pimpinan
yang kreatif dan partisipatif. Untuk itulah pihak manajemen sangat
diperlukan partisipasinya.
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif atau motive yang berarti daya
pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk
bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan
Menurut Wahjosumidjo (1985: 177), motivasi adalah dorongan yang
timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang
ditentukan.
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian,MPA (1989: 138), motivasi
adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi
mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau
ketrampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai
kegiatan menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam
rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah
ditentukan sebelumnya.
Menurut J. Ravianto (1985: 18), motivasi adalah kondisi mental yang
mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada
pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi
ketidakseimbangan.
Fred Luthans mendefinisikan pengertian motivasi sebagai berikut :
" Motivation is a process that starts with a physiological or psychological
deficiency or need that activates behavior or a drive that is aimed at a
goal or incentive " (Luthans, 1995: 141).
Dari berbagai pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa tidak akan ada
motivasi jika tidak dirasakan adanya kebutuhan dan kepuasan serta
keseimbangan. Rangsangan-rangsangan terhadap suatu hal akan
menumbuhkan motivasi dan motivasi yang telah tumbuh akan merupakan
Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat lemahnya motivasi
kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya produksi yang
dihasilkannya. Ini berarti apabila motivasi kerja karyawan rendah, maka
akan sulit diharapkan produktivitas kerja yang tinggi.
2. Teori Motivasi
Teori motivasi diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu
sebagai berikut :
a. Teori Isi (Content Theory)
Teori ini menekankan arti pentingnya pemahaman faktor-faktor
yang ada di dalam individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku
tertentu. Teori ini menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti :
kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh seseorang ? Apa yang
menyebabkan mereka melakukan sesuatu ? Dalam pandangan ini,
setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di dalam (inner
need) yang menyebabkan mereka didorong, ditekan atau dimotivasi
untuk memenuhinya. Kebutuhan tertentu yang mereka rasakan akan
menentukan tindakan yang mereka lakukan.
b. Teori Proses (Proceess Theory)
Process theory bukanya menekankan pada isi kebutuhan dan
sifat dorongan dari kebutuhan tersebut, tetapi pendekatan ini
menekankan pada bagaimana dan dengan tujuan apa setiap individu
elemen dalam suatu proses tentang bagaimana para individu
bertingkah laku. Dasar dari teori proses motivasi ini adalah adanya
pengharapan (expectancy) yaitu apa yang dipercayai oleh para individu
akan mereka peroleh dari tingkah laku mereka. Faktor tambahan dari
teori ini adalah kekuatan atau valence dari preferensi individu terhadap
hasil yang diharapkan.
c. Teori Penguatan (Reinforcement Theory)
Teori ini tidak menggunakan konsep suatu proses motivasi atau
motive. Sebaliknya teori menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku
di masa yang lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang
dalam suatu siklus proses belajar. Dalam pandangan ini, individu
bertingkah laku tertentu karena di masa lalu mereka belajar bahwa
perilaku tertentu akan berhubungan dengan hasil yang menyenangkan,
dan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat yang tidak
menyenangkan.
3. Jenis-jenis Motivasi
Pada garis besarnya motivasi yang diberikan bisa dibagi menjadi dua
yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah proses
untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang
kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan
“ hadiah “. Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang
yang mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, tetapi teknik dasar yang
memberikan kemungkinan untuk mendapat hadiah, mungkin berwujud
uang, tambahan penghargaan dan lain sebagainya. Pada jenis kedua, akan
memberitahukan bahwa ia mungkin akan kehilangan sesuatu, bisa
kehilangan pengakuan, uang atau mungkin jabatan (Ranupandojo dan
Husnan, 1984: 204 – 205).
4. Usaha-usaha Peningkatan Motivasi
Menurut J. Ravianto (1985: 59), usaha-usaha untuk meningkatkan
motivasi adalah sebagai berikut :
a. Faktor-faktor lingkungan kerja, seperti : aturan-aturan, hubungan
dengan atasan, rekan dan bawahan.
Ini berarti faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian dan
penanganan bila memberi pengaruh negatif terhadap motivasi.
b. Secara umum disusun sistem pemberian ganjaran.
c. Secara khusus disusun sistem penggajian dan sistem upah insentif
yang adil dan bermanfaat.
d. Diusahakan pelatihan.
C. Pengalaman Kerja
Seorang manajer harus mempertimbangkan beberapa faktor yang
dimungkinkan berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan, khususnya
dalam hal penempatan tenaga kerja. Salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah pengalaman kerja. Pengalaman kerja banyak
ketrampilan kerja yang relatif tinggi. Sebaliknya, terbatasnya pengalaman
kerja yang dimiliki akan semakin rendah tingkat keahlian dan ketrampilan
yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja yang bersangkutan. Pengalaman kerja
yang dimiliki seseorang kadang lebih dihargai daripada tingkat pendidikan
yang lebih tinggi.
Pengalaman kerja merupakan faktor yang cukup penting untuk
dipertimbangkan dalam rangka pengadaan karyawan. Dalam hal ini
perusahaan akan cenderung memilih pelamar yang sudah berpengalaman
kerja daripada yang tidak atau belum mempunyai pengalaman kerja sama
sekali. Karena mereka yang sudah berpengalaman dipandang lebih mampu
dalam bekerja melaksanakan tugasnya.
Melalui pengalaman kerja, pengetahuan teknis dan ketrampilan dapat
ditingkatkan. Demikian kualitas dan kemampuan kerja seseorang dapat
tumbuh dan berkembang sehingga efisien dan efektivitas kerja akan tercapai,
maka produktivitas kerjapun akan meningkat (Siagian, 1989: 92 dan 198).
Hasil yang diberikan karyawan kepada perusahaan terutama hasil yang
memuaskan sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan sendiri yakni
meningkatkan produktivitas untuk memperoleh laba dengan waktu yang
efisien akan semakin memberikan peluang yang baik kepada setiap karyawan
yang bisa mengerjakan tugas sesuai dengan keahlian yang dimiliki dan yang
diharapkan perusahaan sendiri. Peluang yang dimiliki karyawan tersebut
adalah kesempatan kerja yang semakin terbuka untuk menduduki tempat yang
memiliki keahlian sesuai dengan yang diharapkan perusahaan sendiri, karena
hal ini merupakan suatu keuntungan perusahaan yang diharapkan oleh sumber
daya manusia dari perusahaan sendiri.
D. Tingkat Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu proses, baik berupa pemindahan maupun
penyempurnaan. Sebagai suatu proses akan melibatkan dan mengikutsertakan
bermacam-macam komponen dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan.
Dalam bukunya Drs. A. Muri Yusuf, bahwa pengertian pendidikan dapat
dilihat dari sudut pandangan yang berbeda-beda, namun mempunyai sasaran
yang sama. Kalau diperhatikan secara etimologi, “ pendidikan “ berasal dari
kata mendidik, yaitu mengasuh anak, membimbing ke arah yang lebih baik,
memajukan mental, keindahan fisik atau perkembangan moral. Berikut ini
adalah berbagai pendapat dari para ahli tentang pendidikan (Yusuf, 1982: 23):
a. Dictionary Of Educational, pendidikan adalah :
1. suatu proses (sejumlah proses bersama-sama) perkembangan,
kemampuan, sikap dan bentuk tingkah lainnya yang berlaku dalam
masyarakat di mana dia hidup.
2. suatu proses sosial di mana seseorang dipengaruhi oleh lingkungan
terpilih dan terkontrol (misalnya sekolah) sehingga ia dapat
b. John Dewey memformulasikan pengertian pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan adalah suatu proses pengalaman yang terus menerus, termasuk
perbaikan dan penyusunan kembali pengalaman. Karena kehidupan itu
adalah merupakan pula proses pertumbuhan, maka pendidikan membantu
pertumbuhan atau kehidupan yang tepat tanpa dibatasi oleh usia.
c. Ki Hajar Dewantoro merumuskan pula pengertian pendidikan sebagai
berikut :
Pendidikan diartikan sebagai daya upaya untuk memberikan tuntunan pada
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan kebahagiaan hidup lahir dan bathin yang setinggi-tingginya.
Sedang menurut Heidjrachman dan Suad Husnan, pendidikan
adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang
termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan
memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan
mencapai tujuan
Tingkat pendidikan karyawan sangat berpengaruh dan merupakan
salah satu faktor penting dalam upaya membantu kelancaran dan kemajuan
perusahaan dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Apabila
produktivitas kerja karyawan tinggi, maka keuntungan yan akan diperoleh
2. Jenis – jenis Pendidikan
a. Pendidikan Informal
Pendidikan Informal adalah proses pendidikan yang diperoleh
seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar.
Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seorang lahir
sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan,
pasar, atau di dalam pergaulan sehari-hari. Walaupun demikian
pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang, karena dalam
kebanyakan masyarakat pendidikan informal berperan penting melalui
keluarga, masyarakat dan pengusaha.
b. Pendidikan Formal
Pendidikan Formal adalah pendidikan sekolah yang teratur,
sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktu-waktu
tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi. Pendidikan formal diperoleh dengan syarat-syarat tertentu
diantaranya umur, dilaksanakan menurut sistem pendidikan yang
berlaku dan dilaksanakan secara ketat, teratur dan berurutan.
c. Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal adalah semua bentuk pendidikan yang
diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah, dan berencana di luar
kegiatan persekolahan. Pendidikan non formal sangat bermanfaat
formal dan juga bagi masyarakat desa yang masih rendah tingkat
pendidikannya serta status ekonominya.
E. Hipotesis
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan
produktivitas kerja karyawan.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengalaman kerja dengan
produktivitas kerja karyawan.
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan
dengan produktivitas kerja karyawan.
4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja,
pengalaman kerja dan tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memakai jenis penelitian studi kasus yaitu
pengumpulan data dengan menggunakan beberapa elemen yang diteliti dan
kesimpulan yang ada hanya berlaku untuk variabel atau elemen yang diteliti
dan untuk perusahaan yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Kerajinan Perak TOM’S
SILVER, Jl. Ngeksigondo 60, Kotagede, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari Bulan Desember 2002 sampai dengan
Februari 2003
C. Subjek dan Objek penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian,
dalam hal ini mereka bertindak sebagai pemberi informasi yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah karyawan pada perusahaan kerajinan
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah motivasi kerja, pengalaman kerja, tingkat
pendidikan dan produktivitas kerja.
D. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (Independent Variabel)
1. Motivasi
Motivasi adalah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk
berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedang
motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau
dorongan kerja.
2. Pengalaman kerja
Pengalaman kerja merupakan suatu kecenderungan bahwa yang
bersangkutan memiliki keahlian dan ketrampilan kerja yang relatif
tinggi.
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal yang
dimiliki oleh para karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut.
b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
1. Produktivitas kerja
Produktivitas kerja adalah hasil yang dicapai oleh tenaga kerja per
E. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Yang menjadi populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian
yang dijadikan sasaran. Populasi dari penelitian adalah semua karyawan
yang bekerja pada bagian work shop, yang berjumlah 32 karyawan pada
perusahaan kerajinan perak TOM’S SILVER Yogyakarta .
2. Sampel
Suatu penelitian yang ideal akan meneliti seluruh populasi yang ada.
Namun seringkali populasi cukup besar dan tidak mungkin diteliti
seluruhnya, karena peneliti mempunyai keterbatasan waktu, biaya dan
tenaga. Mengingat jumlah populasi yang tidak terlalu banyak serta untuk
menghindari kesalahan dalam penarikan sampel, maka seluruh populasi
diambil sebagai sampel penelitian.
3. Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan sampling jenuh, yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
F. Pengukuran
1. Pengukuran motivasi menggunakan Skala Likert.
Adapun teknik pengukurannya dinyatakan dalam bentuk skor yaitu
memberi skor antara 1 sampai dengan 4 pada setiap pertanyaan, dimana
jumlah pertanyaan ada 25. Nilai maksimal yang dapat dicapai ialah 100
Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut :
Untuk pertanyaan yang bersifat positif skornya adalah :
Kriteria jawaban Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak Pernah 1
Untuk pertanyaan yang bersifat negatif skornya adalah :
Kriteria jawaban Skor
Selalu 1
Sering 2
Kadang-kadang 3
Tidak Pernah 4
2. Pengukuran pengalaman kerja dengan menghitung lama pengalaman kerja
dalam perusahaan dengan satuan waktu tahun.
3. Pengukuran tingkat pendidikan.
Untuk mengukur tingkat pendidikan, yaitu dengan memberikan ketentuan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan karyawan yang dicapai maka
Ketentuan tersebut meliputi :
a. Tingkat pendidikan SD : diberi skor 1
b. Tingkat pendidikan SLTP : diberi skor 2
c. Tingkat pendidikan SLTA : diberi skor 3
d. Tingkat pendidikan PT/Akademi : diberi skor 4
4. Pengukuran produktivitas kerja karyawan berdasarkan unit yang
dihasilkan per hari dengan pemberian bobot berdasarkan lama
penyelesaikan pekerjaan.
Kriteria Pengukuran :
Jenis Produk Lama Pekerjaan (Bobot)
1. 1 Kalung 60 menit
2. 1 Gelang 50 menit
3. 1 Cincin 35 menit
4. 1 Anting-anting 55 menit
5. 1 Bros 60 menit
Misalnya :
a. Jika seorang karyawan menghasilkan kalung 7 buah per hari
dengan lama pekerjaan yang diberi bobot 60 menit per buah,
maka skor produktivitasnya adalah 420.
b. Jika seorang karyawan menghasilkan gelang 9 buah per hari
dengan lama pekerjaan yang diberi bobot 50 menit per buah,
maka skor produktivitasnya adalah 450.
c. Jika seorang karyawan menghasilkan cincin 13 buah per hari
dengan lama pekerjaan yang diberi bobot 35 menit per buah,
maka skor produktivitasnya adalah 455.
d. Jika seorang karyawan menghasilkan anting-anting 8 buah per
hari dengan lama pekerjaan yang diberi bobot 55 menit per
e. Jika seorang karyawan menghasilkan bros 7 buah per hari
dengan lama pekerjaan yang diberi bobot 60 menit per buah,
maka skor produktivitasnya adalah 420.
G. Data yang diperlukan
1. Motivasi kerja
2. Masa kerja karyawan
3. Tingkat Pendidikan
4. Jumlah karyawan
5. Daftar absensi
6. Jumlah produk yang dihasilkan oleh setiap karyawan
7. Data-data lain yang menunjang kelengkapan dalam penelitian
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Cara ini dilakukan terhadap para karyawan bagian produksi, yaitu dengan
pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti.
2. Metode Wawancara, yaitu mengadakan wawancara langsung tentang
masalah yang dibahas pada objek penelitian.
3. Metode Kuesioner
Pengumpulan data dengan cara membagikan daftar pertanyaan kepada
4. Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh data dari catatan atau
arsip perusahaan mengenai keadaan umum perusahaan dan
perkembangannya, serta tingkat produktivitas kerja karyawan.
I. Teknik Pengujian Instrumen
Untuk mengetahui apakah setiap item dari kuesioner yang dibuat sudah
sahih atau belum maka dilakukan uji statistik untuk mengukur kesahihan butir
dan keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas.
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah tingkat ketepatan suatu alat ukur untuk dapat
mengukur apa yang diuji validitasnya, karena tanpa validitas yang
memenuhi syarat berarti kuesioner tidak dapat dipertanggungjawabkan
ketepatan pengukurannya. Semakin tinggi validitas suatu alat ukur,
semakin tepat pula alat pengukur itu mengenai sasarannya. Sebaliknya
semakin rendah validitas suatu alat ukur, semakin jauh pula alat ukur
mengenai sasarannya.
Untuk menguji tingkat validitas skor masing-masing item variabel
motivasi kerja dikorelasikan dengan total skor variabel tersebut dengan
menggunakan korelasi product moment. Rumus korelasi product moment
adalah sebagai berikut :
rxy =
( )( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
di mana :
rxy : Koefisien korelasi antara skor masing-masing dengan skor total
x : Nilai skor masing-masing item
y : Skor total variabel motivasi kerja
n : Jumlah data
Kemudian nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai
korelasi pada tabel. Apabila nilai rxy yang diperoleh lebih besar dari nilai r
tabel, berarti ada korelasi yang nyata yang menunjukkan bahwa alat ukur
tersebut valid. Sebaliknya apabila rxy yang diperoleh lebih kecil dari r
tabel, berarti tidak ada korelasi yang nyata yang menunjukkan bahwa alat
ukur tersebut tidak valid.
Untuk proses perhitungannya, penulis menggunakan bantuan
program komputer yaitu Seri Program Statistik (SPS). Pada taraf
signifikansi 5 % yang hasilnya adalah item pertanyaan pertama dari
variabel motivasi kerja ternyata mempunyai nilai rxy dengan sebesar 0,508
(seperti pada lampiran 2). Jika dibandingkan dengan nilai r tabel ternyata
item pertama sampai dengan dua pilih lima lebih besar dari niali r tabel
yaitu 0,349. Berarti item pertanyaan pertama sampai dengan dua pilih lima
dari variabel motivasi kerja dapat dikatakan valid atau sahih dan dapat
digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap produktivitas kerja
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya dan diandalkan. Semakin tinggi suatu alat ukur, semakin stabil
pula alat ukur tersebut dalam mengukur suatu gejala. Sebaliknya semakin
rendah reliabilitas suatu alat ukur, semakin tidak stabil alat ukur tersebut
dalam mengukur suatu gejala.
Metode yang digunakan untuk menguji tingkat reliabilitas dari
kuisioner adalah Koefisien Alpha. Untuk dapat menghitung taraf
reliabilitas (rtt=α) suatu kuesioner dengan rumus Koefisien Alpha
diperlukan data hasil pengukuran sebagai berikut :
a. Jumlah item atau soal dalam suatu kuesioner (tes).
b. Deviasi standar dari skor-skor masing-masing item dan deviasi standar
dari total skor keseluruhan item atau tes.
Rumus yang digunakan untuk mengitung Koefisien Alpha adalah sebagai
berikut : ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = = 2 2 1 1 t i tt s s n n r α
Keterangan :
: koefisien reliabilitas suatu tes
tt
r
n : jumlah item
: jumlah kuadrat S dari masing-masing item
2
i
s
∑
: kuadrat dari S total keseluruhan item
2
t
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus :
a. Menghitung kuadrat dari S total keseluruhan item
1 N X2
(
X)
2N
St = ∑ − ∑
{
2(
)
2}
2 2 1 X X N x N
St ⎟ ∑ − ∑
⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ =
=
{
2}
2 2886 262080 32 32 1 − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ x x
=
{
8386560 8328996}
10241
−
x
= 57564 1024
1 x
= 56,21
b. Menghitung jumlah kuadrat S dari masing-masing item (lebih
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran).
= ∑ 2
i
S 0,03 + 0,08 + 0,90 + 0,55 + 0,08 + 0,13 + 0,78 + 0,08 +
0,15 + 0,06 + 0,77 + 0,06 + 0,50 + 0,72 + 0,6 + 0,03 +
0,88 + 0,12 + 0,92 + 0,73 + 0,06 + 0,12 + 0,11 + 0,08 +
0,06
= 8,86
c. Menghitung koefisien reliabilitas suatu tes
⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = 2 2 1 1 t i tt S S n n r = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −
− 56,21
86 , 8 1 1 25 25
= 0,842376801 24
25 x
= 0,877475834 atau 0,877
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa untuk perhitungan
taraf signifikansi 5% dan jumlah N= 32 di dapat r tabel sebesar 0,349.
Ini berarti rtt lebih besar dari r tabel, sehingga kuesioner pada variabel
motivasi kerja adalah reliabel.
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu
menganalisis dalam bentuk angka, dengan menggunakan rumus statistik.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi
product moment dan analisis regresi ganda. Agar kesimpulan yang ditarik
tidak menyimpang dari yang seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan
uji prasyarat analisis korelasi yaitu uji normalitas dan uji linieritas sebagai
prasyarat untuk dilakukannya analisis data.
1. Uji Prasyarat Analisis Korelasi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau
tidak. Apabila yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis
untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sudjana bahwa asumsi normalitas perlu di cek
kebenarannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat
dipertanggungjawabkan (Sudjana, 1996 : 291).
Dalam uji normalitas ini digunakan rumus Chi-kuadrat
(
)
∑
⎥⎦ ⎤ ⎢
⎣
⎡ −
= 2
2
fh fh fo
χ
Keterangan :
=
2
χ Chi-kuadrat
fo = Frekuensi yang diperoleh dari sampel
fh = Frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai pencerminan
dari populasi
Dalam melakukan analisis ini, untuk mengetahui besarnya
nilai Chi-kuadrat diperoleh dengan bantuan komputer Seri Program
Statistik edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih.
Apabila harga Chi-kuadrat yang diperoleh melalui
perhitungan lebih kecil dari harga Chi-kuadrat tabel dengan taraf
signifikansi 5% pada derajat kebebasan jumlah kelas interval
dikurangi satu (k-1), maka data dari variabel tersebut berdestribusi
normal. Sebaliknya, jika harga Chi-kuadrat melalui perhitungan
atau observasi lebih besar dari pada harga Chi-kuadrat tabel, maka
data variabel tersebut berdistribusi tidak normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak
dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan
adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah
sebagai berikut :
F reg =
RKres RKreg
Keterangan :
F reg : Harga bilangan F untuk garis regrasi
RK reg : Rerata kuadrat garis regresi
RK res : Rerata kuadrat residu
Kriteria pengujian linieritas yaitu jika F lebih kecil dari
pada tabel dengan taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan
(db) sama dengan k lawan n-k-1, maka kedua varibel dinyatakan
mempunyai hubungan linier. Sebaliknya apabila F tabel > F hitung
pada taraf signifikansi 5% dengan db = k lawan n-k-1 kedua
variabel dinyatakan tidak mempunyai hubungan linier.
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk menjawab permasalahan yang pertama yaitu ada hubungan
positif antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan, maka
penulis menggunakan teknik koefisien korelasi product moment dengan
rumus sebagai berikut ( Sudjana, 1996: 369 ) :
r =
( ) ( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
Keterangan :
r : Koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja
karyawan
x : Motivasi kerja
y : Produktivitas kerja
n : Jumlah sampel
Nilai korelasi dapat bervariasi dari –1 sampai dengan 1 :
r = 1 berarti kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang
sempurna dan positif jika mendekati 1 berarti hubungannya
sangat kuat dan positif.
r = -1 berarti kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang
sempurna dan negatif jika mendekati –1 berarti hubungannya
sangat kuat dan negatif.
Kemudian untuk membuktikan apakah nilai korelasi dapat
diterima/tidak maka diadakan uji signifikan dengan tingkat 5 %. Rumus
yang digunakan adalah rumus t-test sebagai berikut :
t =
2
1 2
r n r
− −
Keterangan :
t : Harga tes yang dicari
r : Koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja
n : Jumlah sampel
Ho : r = 0 berarti tidak ada hubungan antara motivasi kerja dengan
produktivitas kerja karyawan
Ha : r 0 berarti ada hubungan antara motivasi kerja dengan
produktivitas kerja karyawan
≠
Daerah Penerimaan dan Penolakan :
t>t ( 0,05, n-2 ) atau t<-t ( 0,05,n-2 )
Untuk menjawab permasalahan kedua yaitu ada hubungan positif
antara pengalaman kerja dengan produktivitas kerja karyawan, maka
penulis menggunakan teknik koefisien korelasi product moment dengan
rumus sebagai berikut :
r =
( ) ( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
y y n x x n y x xy n ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan :
r : Koefisien korelasi antara pengalaman kerja dengan produktivitas kerja
karyawan
x : Pengalaman kerja
y : Produktivitas kerja
n : Jumlah sampel
Nilai korelasi dapat bervariasi dari –1 sampai dengan 1 :
r = 1 berarti kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang
sempurna dan positif jika mendekati 1 berarti hubungannya
r = -1 berarti kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang
sempurna dan negatif jika mendekati –1 berarti hubungannya
sangat kuat dan negatif.
Kemudian untuk membuktikan apakah nilai korelasi dapat
diterima/tidak maka diadakan uji signifikan dengan tingkat 5 %. Rumus
yang digunakan adalah rumus t-test sebagai berikut :
t =
2
1 2
r n r
− −
Keterangan :
t : Harga tes yang dicari
r : Koefisien korelasi antara pengalaman kerja dengan produktivitas kerja
karyawan
n : Jumlah sampel
Pengujian hipotesis :
Ho : r = 0 berarti tidak ada hubungan antara pengalaman kerja dengan
produktivitas kerja karyawan
Ha : r 0 berarti ada hubungan antara pengalaman kerjadengan
produktivitas kerja karyawan
≠
Daerah Penerimaan dan Penolakan :
t>t ( 0,05, n-2 ) atau t<-t ( 0,05,n-2 )
Untuk menjawab permasalahan ketiga yaitu ada hubungan positif
antara tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja karyawan digunakan
r =
( ) ( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
y y n x x n y x xy n ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan :
r : Koefisien korelasi antara tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja
karyawan
x : Tingkat pendidikan
y : Produktivitas kerja
n : Jumlah sampel
Nilai korelasi dapat bervariasi dari –1 sampai dengan 1 :
r = 1 berarti kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang
sempurna dan positif jika mendekati 1 berarti hubungannya
sangat kuat dan positif.
r = -1 berarti kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang
sempurna dan negatif jika mendekati –1 berarti hubungannya
sangat kuat dan negatif.
Kemudian untuk membuktikan apakah nilai korelasi dapat
diterima/tidak maka diadakan uji signifikan dengan tingkat 5 %. Rumus
yang digunakan adalah rumus t-test sebagai berikut :
t = 2 1 2 r n r − − Keterangan :
t : Harga tes yang dicari
r : Koefisien korelasi antara tingkat pendidikan dengan produktivitas kerja
n : Jumlah sampel
Pengujian hipotesis :
Ho : r = 0 berarti tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan
produktivitas kerja karyawan
Ha : r 0 berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan
produktivitas kerja karyawan
≠
Daerah Penerimaan dan Penolakan:
t>t ( 0,05, n-2 ) atau t<-t ( 0,05,n-2 )
Untuk menjawab permasalahan keempat digunakan analisis
korelasi berganda dengan rumus (Arikunto, 1990 : 500) :
Ry1,2,3 = 2
3 2
1
y
y x c y x b y x a
∑
∑ + ∑ + ∑
Keterangan :
Ry (1,2,3) : Koefisien korelasi antara variabel y dengan x1, x2, x3
a : koefisien predikator x1
b : Koefisien predikator x2
c : Koefisien predikator x3
∑x1y : jumlah hasil kali antara x dan y 1
∑x2y : Jumlah hasil kali x dan y 2
∑x3y : Jumlah hasil kali x3 dan y
Untuk mengetahui apakah harga Ry (1, 2, 3) signifikan, maka
digunakan rumus :
Freg =
) 1 (
) 1 (
2 2
R m
m N R
− − −
Keterangan :
Freg : Harga F garis reg
R : Koefisien korelasi berganda
m : jumlah predikator
N : Jumlah sampel
Ha diterima, jika F hitung < F tabel, n-k-1
Ho ditolak, jika F hitung > F tabel, n-k-1
Ho ditolak berarti antara faktor x1, x2, x3 secara bersama-sama tidak
memiliki hubungan dengan y
Ha diterima antara faktor x1, x2, x3 secara bersama-sama memiliki
hubungan dengan y.
Untuk mengetahui regresi linear ganda digunakan rumus sebagai berikut :
Y = a0 + a1X1 + a2X2 + a3X3
Keterangan :
a0 : Variabel di luar dari ketiga variabel tersebut
a1,a2, a3 : Koefisien korelasi berdasarkan hasil pengamatan
X1 : Motivasi Kerja
X2 : Pengalaman kerja
3. Penentuan Bobot Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif
a. Sumbangan Relatif
Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui seberapa
besar sumbangan masing-masing variabel bebas dalam
perbandingan terhadap nilai variabel terikat. Prosentase sumbangan
relatif dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
SR (%) = JKreg
xy a∑
Keterangan :
SR (%) : Sumbangan relatif variabel bebas
a : Koefisien variabel bebas
∑xy : Jumlah perkalian antara variabel bebas (x) dengan
variabel terikat (y)
Jkreg : Jumlah kuadrat regresi (Hadi, Sutrisno, 2000: 41)
b. Sumbangan Efektif
Sumbangan efektif ini digunakan untuk mengetahui
seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas atau
predikator dalam menunjuk efektivitas garis regresi untuk
keperluan pengadaan prediksi. Untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan efektif dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
SE (%) = SR (%) x R2
Keterangan :
SE : Sumbangan efektif variabel bebas
SR : Sumbangan relatif dari variabel bebas
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Perusahaan Perak TOM’S SILVER didirikan pada tahun 1953 oleh Bapak
Soetomo Sastrodiwarno sebagai generasi ketiga dari keluarganya yang bergerak
di bidang kerajinan perak di daerah Kotagede. Beliau lahir dan dibesarkan di
Kotagede, sebagai salah satu pusat kerajinan perak di Indonesia. Sejarah singkat
mengenai perjalanan dan cikal bakal TOM’S SILVER yaitu pada pertengahan
abad XVI di daerah Yogyakarta terdapat kerajaan Mataram yang beribu kota di
Kotagede, di mana sisa-sisa peninggalannya masih dapat dilihat di sekitar masjid
besar Kotagede.
Pada saat itu, di Kotagede banyak terdapat ahli-ahli seni dalam bidang
kerajinan perak dan emas yang lebih ditujukan untuk kepentingan keluarga kraton
(istana). Anak keturunan dari para ahli kerajinan tersebut masih mewakili
ketrampilan yang dimiliki, bahkan jika dilihat perkembangannya sampai saat ini
dikatakan lebih maju apabila ditinjau dari segi teknis pembuatannya.
Kerajian perak dan emas di Kotagede telah dirintis sejak abad XIX oleh
generasi sebelumnya, tetapi baru pada tahun 1953 Bapak Soetomo Sastrodiwarno
mendirikan perusahaan kerajinan perak dalam bentuk yang lebih modern dalam
pengelolaannya karena didukung oleh modal, sumber daya manusia, teknologi
serta pemikiran-pemikiran maju lainnya. Perusahaan ini kemudian diberi nama
Pemilihan nama perusahaan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa nama
tersebut mudah diingat dan diucapkan oleh orang-orang asing di seluruh dunia
karena perusahaan ini sudah ada keinginan untuk memperkenalkan barang-barang
kerajinan perak Yogyakarta, yang akan diekspor ke luar negeri dan mampu
bersaing dengan negara-negara lain penghasil barang-barang perak. Tetapi ada
suatu keistimewaan bahwa barang-barang perak dari Yogyakarta ini mempunyai
kualitas tinggi dan mempunyai ciri khusus terutama pada corak ukirannya.
Urut-urutan generasi pengrajin perak dalam lingkungan perusahaan TOM’S
SILVER yaitu sebagai berikut :
Generasi I : Bapak Sastrowirono (1880-1930)
Generasi II : Bapak Sastrodiwarno (1930-1959)
Generasi III : Bapak Soetomo S. (1953-1980)
Generasi IV : Ibu Yuni Soetomo ( 1986-sekarang)
TOM’S SILVER sebagai salah satu perusahaan keluarga, yang pada awalnya
didirikan dengan modal dari keluarga sendiri yang sangat terbatas jumlahnya.
Namun usaha keluarga ini disertai dengan usaha dan semangat yang keras, serta
keuletan dan semangat yang membaja oleh pendiri untuk membina serta
mengembangkan perusahaan yang dirintisnya. Dalam perkembangannya sampai
saat ini nama TOM’ SILVER sudah cukup dikenal, baik di dalam maupun di luar
B. Lokasi
TOM’S SILVER sebagai perusahaan yang bergerak dalam kerajinan perak
terbesar di Yogyakarta memiliki beberapa pertimbangan khusus lokasi
perusahaan. Pertimbangan-pertimbangan perusahaan yang berlokasi di Jalan
Ngeksigondo 60 Kotagede Yogyakarta ini antara lain :
1. Tenaga Kerja
Untuk tenaga kerja produksi adalah orang-orang yang berada di lingkungan
Kotagede. Namun tidak menutup kemungkinan perusahaan menerima tenaga
kerja yang berasal dari daerah lain.
2. Bahan Baku
Di dalam proses pembuatan barang, bahan baku utama yang dipakai adalah
perak murni yang dicampur dengan logam lain, sehingga menghasilkan logam
campuran yang keras dan kuat dari dua perak murninya. TOM’S SILVER
sendiri sudah mempunyai pemasok bahan baku yang tetap yaitu dari PT
Aneka Tambang dan PT Logam Mulia.
3. Transportasi
Perusahaan TOM’S SILVER ini mempunyai lokasi yang sangat strategis,
yaitu terletak di tepi jalan. Jalan tersebut dilalui oleh angkutan umum kota
yang mengarah ke berbagai jurusan kota Yogyakarta.
4. Prasarana Lain
Prasarana lain yang menjadi pertimbangan khusus dalam menetapkan lokasi
perusahaan yaitu adanya prasarana air, listrik, telekomunikasi dan sebagainya.
Gambar IV.1
C. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan 1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada perusahaan kerajinan perak TOM’S SILVER
merupakan struktur organisasi garis, dimana setiap bagian bertanggung jawab
secara langsung kepada direktur. Dalam struktur organisasi garis, wewenang
mengalir secara langsung dari atasan ke bawahan. Pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang jelas akan diperlukan untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu diperlukan suatu prosedur serta
pedoman kerja yang menjelaskan tugas, wewenang serta tanggung jawab.
Gambar menunjukkan bagan struktur organisasi TOM’S SILVER
STRUKTUR ORGANISASI TOM’S SILVER MANUFACTURE
Direktur
Konsultan
Wakil
Direktur
Accounting
Manajer Manajer Manajer Manajer Personalia Pemasaran Keuangan Produksi
Staf Staf Staf Staf Administrasi Pemasaran Keuangan Produksi
Sales Counter Karyawan Show Room Work Shop
Gambar IV.2
2. Deskripsi Jabatan
Adapun deskripsi jabatannya yang terdiri dari tugas dan tanggung jawab
dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:
a. Direktur
Tugas dan tanggung jawab:
1. Mengkoordinir Wakil Direktur dan para kepala bagian dalam
mencapai tujuan perusahaan.
2. Memutuskan kebijaksanaan-kebijaksanan yang strategis.
3. Menyusun dan menetapkan kebijaksanaan, program kerja,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, supaya pekerjaan
yang dikerjakan sesuai dengan yang direncanakan.
4. Bertanggung jawab terhadap jalannya perusahaan.
b. Wakil Direktur
Tugas dan tanggung jawab:
1. Sebagai pendamping dan pembantu Direktur dalam menjalankan
tugas manajemen sehari-hari.
2. Wakil Direktur dalam melaksanakan negosiasi atau pertemuan
dengan pihak dari luar perusahaan, sesuai tugas yang diberikan
Direktur.
3. Melakukan pengawasan dan berhak melakukan fungsi kontak pada
c. Konsultan
Tugas dan tanggung jawab:
1. Bertanggung jawab mengatur bagian kelancaran jalannya
perusahaan.
2. Menciptakan sistem yang baik sehingga dapat dihindarkan segala
macam penyelewengan yang dapat terjadi.
d. Accounting Perusahaan
Tugas dan tanggung jawab:
1. Membantu perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan.
2. Memberi laporan Kepala Direksi mengenai dana yang bisa dipakai
secara rutin.
3. Memberi informasi tentang perubahan masalah perbankan.
e. Manajer Personalia
Tugas dan tanggung jawab:
1. Perencanaan dan penarikan tenaga kerja, PHK dan mutasi.
2. Merencanakan dan membuat sistem imbal jasa (termasuk gaji,
tunjangan dan sebagainya).
3. Merencanakan pelatihan, pengembangan manajemen dan
pengembangan sumber daya manusia.
4. Merencanakan kebijaksanaan dalam mengelola pengadaan
perlengkapan atau perbekalan kantor dan toko.
5. Merencanakan pengelolaan data yang menyangkut bidang-bidang
6. Merencanakan kebijaksanaan dalam bidang umum.
7. Menyusun rencana anggaran dalam bidang personalia, administrasi
dan umum.
8. Merencanakan kebijaksanaan dalam bidang kerumahtanggaan,
transportasi, keamanan, bangunan, kebersihan , listrik dan PAM.
f. Manajer Pemasaran
Tugas dan tanggung jawab:
1. Melaksanakan kebijaksanaan Direktur dalam bidang pemasaran.
2. Merencanakan peningkatan kualitas penjualan produk keterbukaan
pasar, kerjasama dengan pihak ketiga dan promosi.
3. Melakukan pendekatan dengan pihak ketiga untuk meningkatkan
pesanan dari konsumen.
4. Melakukan tugas pengawasan atas penjualan produk dan
pelayanan serta supervisor di toko.
5. Melaporkan hasil-hasil kerja di bidang pemasaran, baik lisan
maupun tertulis kepada direktur.
6. Melakukan negosiasi dengan biro travel mengenai komisi yang
diberikan.
g. Manajer Keuangan
Tugas dan tanggung jawab:
1. Memegang cek dan jika ada pengeluaran dimintakan tanda tangan
2. Menyusun administrasi dan membantu dalam hal-hal lain yang
berhubungan dengan perusahaan.
h. Manajer Produksi
Tugas dan tanggung jawab:
1. Menjalankan kebijaksanaan Direktur dalam bidang produksi.
2. Merencanakan pembelian bahan baku, bahan pembantu barang
setengah jadi dan barang jadi.
3. Merencanakan pelatihan dan pengembangan karyawan di bidang
produksi, bekerjasama dengan bidang personalia.
4. Melakukan pengawasan di bidang produksi tentang kualitas dan
kuantitas.
5. Memasukkan dan mengecek barang dari register setiap minggu.
i. Staf Administrasi dan Sekretaris
Tugas dan tanggung jawab:
1. Mengurus dan mencatat administrasi perusahaan dan melakukan
pencatatan setiap transaksi yang terjadi, baik itu pembelian bahan
baku maupun penjualan produk.
2. Menyimpan serta membukukan surat-surat transaksi ke dalam
buku catatan perusahaan.
3. Mengurus masalah kepegawaian serta mengadakan pencatatan
j. Staf Pemasaran
Tugas dan tanggung jawab:
Staf pemasaran mempunyai tugas membantu manajer pemasaran yang
berhubungan dengan masalah penjualan dan pembelian.
k. Staf Keuangan
Tugas dan tanggung jawab:
Staf keuangan bertugas manajer keuangan membawahi segala urusan
yang berhubungan dengan masalah keuangan perusahaan dalam
mencari dan mengumpulkan informasi serta menyampaikan kepada
manajer keuangan guna merumuskan suatu keputusan.
l. Staf Produksi
Tugas dan tanggung jawab:
Staf produksi bertugas membantu manajer produksi dalam
memberikan motivasi dan pemikirannya terhadap hasil produksi.
m. Sales Counter Show Room
Tugas dan tanggung jawab:
Sales Counter Show Room bertugas memperkenalkan dan menjual
produk secara langsung di counter show room yaitu di Jalan
Ngeksigondo No. 60 Kotagede Yogyakarta.
n. Karyawan Work Shop
Tugas dan Tanggung jawab:
1. Bertugas di bagian peleburan dan pencampuran perak.
3. Bertugas di bagian pengukuran dan pemberian variasi.
4. Bertugas dibagian pembersihan, penyaringan, penggosokan dan
penyelepan.
D. Personalia
Jumlah tenaga kerja yang dimiliki perusahaan kerajinan perak TOM’S
SILVER berjumlah 100 orang yang terdiri dari 57 orang pria dan 43 orang wanita
dengan perincian sebagai berikut:
1. Staf Personalia dan Administrasi : 26 orang
2. Staf Keuangan : 9 orang
3. Staf Pemasaran : 27 orang
4. Staf Produksi : 6 orang
5. Tenaga kerja Work shop : 32 orang
Pengaturan kerja untuk menjaga disiplin karyawan, memberi suatu tata tertib
yang berlaku bagi semua karyawan perusahaan tersebut, yaitu :
1. Absensi
Absensi penting bagi perusahaan karena di sini akan dapat diketahui siapa di
antara karyawan yang tidak hadir dan dengan alasan apa mereka tidak hadir.
Hal ini berkaitan dengan usaha dalam membina disiplin kerja.
2. Jam Kerja karyawan
Waktu kerja yang dibatasi yaitu dimulai jam kerja sampai selesai dapat
meningkatkan disiplin kerja bagi karyawan dan ini telah diperhitungkan sesuai
Jam kerja perusahaan kerajinan perak TOM’S SILVER terbagi dalam
shift-shift yaitu :
Shift pagi : 08.00 – 16.00
Shift siang : 10.30 – 18.00
Pembagian ini berlaku bagi tenaga kerja work shop dan show room, kecuali
bagi karyawan yang bekerja sebagai staf, jam kerja mulai dari pukul 08.00 –
16.00.
Tunjangan yang diberikan perusahaan kerajinan perak TOM’S SILVER
kepada karyawannya terdiri dari :
a. Jaminan Sosial dan ekonomi
1. Gaji dan Upah
2. Premi atau bonus intensif
3. Kenaikan gaji