• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENETAPAN KADAR HIDROKUINON PADA KOSMETIK KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENETAPAN KADAR HIDROKUINON PADA KOSMETIK KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA BANDUNG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI

123

Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan

Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia

ANALISIS PENETAPAN KADAR HIDROKUINON

PADA KOSMETIK KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI BEBERAPA

TEMPAT DI KOTA BANDUNG

(1)

Susan Nurfitriani,

(2)

Ginayanti Hadisoebroto,

(3)

Senadi Budiman

(1,2) Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Al-Ghifari, Jl. Cisaranten Kulon, Bandung

(3) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Jenderal Achmad Yani, Jl. Terusan Jend. Sudirman, Cimahi

Corresponding author email: ChuchyanPurple@gmail.com

ABSTRAK

Hidrokuinon adalah senyawa yang sering digunakan sebagai pemutih pada kosmetik. Pemakaian yang berlebih dapat mengakibatkan efek berbahaya pada kulit karena dapat menyebabkan kelainan kulit bahkan dapat mengakibatkan kanker kulit. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa secara kualitatif maupun kuantitatif senyawa hidrokuinon yang terdapat dalam krim pemutih yang beredar di beberapa tempat di kota Bandung. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara KLT, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis menggunakan pereaksi floroglusin. Hasil analisis menunjukkan sampel krim terbukti mengandung hidrokuinon, yaitu sampel A dengan kadar 1,07%, sampel F 1,34%, sampel N 1,34% dan sampel dari racikan dokter yaitu sampel O sebesar 2,74%.

Kata Kunci : Hidrokuinon, Krim pemutih, Floroglusin, Kromatografi Lapis Tipis, Spektrofotometri UV-Vis.

ABSTRACT

Hydroquinone is a compound that is often used as a bleach in cosmetics. Excessive consumption can lead to harmful effects on the skin because it can cause skin disorders, even lead to skin cancer. This study was conducted to analyze qualitatively and quantitatively hydroquinone compound contained in whitening creams that circulating in several places in Bandung. Qualitative analysis was done by TLC, while quantitative analysis was conducted using UV-Vis spectrophotometry with floroglusin reagents. The analysis showed that some samples were found to contain hydroquinone, which is sample A with hydroquinone level 1.07%, sample F 1.34%, samples N 1.34% and sample O from the doctor is 2.74%.

Keywords: Hydroquinone, Cream Whitening, Floroglusin, Thin Layer Chromatography, Spectrophotometry UV-Vis.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang digunakan pada bagian luar tubuh manusia terutama untuk membersihkan,

(2)

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI

124

Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan

Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia

mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh dalam kondisi baik (BPOM RI, 2008).

Suatu produk kosmetika yang tidak memiliki nomor registrasi, kemungkinan memiliki kandungan zat-zat yang tidak diizinkan pemakaiannya atau memiliki kadar yang melebihi ketentuan, sehingga dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya. Bahkan ada juga produsen yang mencantumkan nomor registrasi pada produk kosmetiknya, walaupun nomor tersebut bukan nomor resmi dari BPOM. Hal yang perlu diperhatikan adalah berkaitan dengan kandungan bahan-bahan pemutih berbahaya seperti hidrokuinon dan merkuri yang terdapat pada produk kosmetik (BPOM RI, 2007).

Hidrokuinon lebih dari 2% merupakan golongan obat keras yang penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Kadar hidrokuinon yang melebihi 5% dapat menimbulkan kemerahan dan rasa terbakar pada kulit. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit kemerahan, rasa terbakar, kelainan ginjal, kanker darah dan kanker hati. Pemakaian yang berlebih dapat menyebabkan iritasi kulit, namun jika dihentikan seketika akan berefek lebih buruk. Kadar Hidrokuinon dalam krim beredar di pasaran hanya diperbolehkan 2%, lebih dari itu dipergunakan sebagai obat (BPOM RI, 2007).

Masalah yang timbul apakah terdapat hidrokuinon pada sediaan krim pemutih yang beredar di kota Bandung dan berapa kadar hidrokuinon yang tersedia dalam krim pemutih tersebut.

Kosmetika krim pemutih diambil dari 15 sampel dari pasar tradisional, swalayan dan klinik kecantikan di kota Bandung yaitu :

Pasar Caringin, Pasar Ciwastra, Pasar

Simpang Dago, Pasar Cicadas, Pasar Baru, Pasar Andir, Pasar Kiaracondong, Borma, Skin Care daerah Ciwastra.

Gambar 1.1

Peta lokasi Pasar Kota Bandung

METODE

Alat Penelitian Yang Digunakan

Lempeng KLT GF254, oven, pipa

kapiler, timbangan analitik, penangas air,

kertas saring, pH universal, lampu UV254,

spektrofotometer UV-Vis (Shimdzu Type

1800) dan, alat Gelas.

Bahan Penelitian yang Dipakai

Etanol 70%, hidrokuinon, akuades, reagen Benedict, FeCl3, kloroform : metanol

(1:1), floroglusin, NaOH dan sampel krim pemutih yang diambil dari beberapa tempat telah beredar di kota Bandung. Sampel diberi kode mulai dari sampel pasar tradisional dengan kode sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, sampai sampel K, dari pasar swalayan kode sampel L, M dan N, sampel klinik kecantikan kode sampel O. dan baku pembanding hidrokuinon debgan kode Hq.

Metode Penelitian

Penyiapan dan pengambilan sampel

Dalam Penelitian disiapkan 15 sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O. yang diambil 11 sampel dari pasar tradisional di kota Bandung, 3 sampel dari pasar swalayan (merk yang telah dikenal), dan 1 sampel racikan dokter dari klinik kecantikan berada di daerah kota Bandung.

Pembuatan larutan baku 1000 ppm

hidrokuinon (Katya, 2014)

Ditimbang hidrokuinon murni sebanyak 100 mg dan dilarutkan dengan etanol 70% dalam beaker glass. Pindahkan ke dalam labu

(3)

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI

125

Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan

Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia

ukur 100 mL Tambahkan etanol 70% sampai volume tepat 100 mL. Larutan dikocok sampai homogen.

Pembuatan seri larutan baku

hidrokuinon (Depkes, 1995)

Diambil larutan baku hidrokuinon 1000 ppm sebanyak 10 mL dengan pipet volume 10 mL, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, tambahkan dengan etanol 70% hingga volume tepat 100 mL. Diperoleh larutan baku hidrokuinon dengan konsentrasi 100 ppm. Dibuat larutan baku hidrokuinon seri konsentrasi 10, 12, 14, 16, 18, dan 20 ppm.

Penentuan panjang gelombang maksimum hidrokuinon (Katya, 2014)

Larutan baku hidrokuinon 10 ppm diambil sebanyak 5 mL, masukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan 1 mL pereaksi floroglusin 1% dan 1 mL NaOH 0,5 N, panaskan dalam penangas air pada suhu 70°C selama 50 menit. Larutan didinginkan pada 25°C.Tambahkan dengan etanol 70% hingga volumenya 10 mL di dalam labu ukur. Larutan dikocok hingga tercampur sempurna. Baca absorbansi larutan pada panjang gelombang 400-800 nm sehingga diperoleh panjang gelombang maksimum.

Pembuatan kurva baku hidrokuinon (Katya, 2014)

Diambil larutan baku hidrokuinon dengan konsentrasi 10, 12, 14, 16, 18, dan 20 ppm masing-masing sebanyak 5 mL, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan dengan 1 mL pereaksi floroglusin 1% dan 1 mL larutan NaOH 0,5 N. Panaskan dalam pada suhu 70°C selama 50 menit. Larutan didinginkan sampai 25°C. Campuran larutan ditambahkan etanol 70% hingga volumenya 10 mL dalam labu ukur. Selanjutnya masing-masing larutan dibaca absorbansinya dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang maksimum. Hasil absorbansi yang diperoleh pada masing-masing konsentrasi diplotkan ke dalam regresi linier sehingga diperoleh persamaan kurva baku yaitu Y = bx + a.

Penetapan kadar hidrokuinon dalam

sampel (Katya, 2014)

Ditimbang 500 mg sampel krim A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N dan O, larutkan dalam 5 mL etanol 70%, saring dengan kertas saring ke dalam labu ukur 10 mL. Tambahkan etanol 70% sampai tanda batas. Di ambil sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambah 1 mL pereaksi floroglusin 1% dan 1 mL larutan NaOH 0,5 N. Panaskan pada suhu 70°C selama 50 menit. Larutan didinginkan sampai 25°C. Baca absorbansinya dengan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang maksimum. Pengukuran sampel triplo.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Kualitatif

Sebanyak 15 sampel yang di ambil dari pasar tradisional, pasar swalayan Borma dan klinik kecantikan (racikan dokter), semua sampel diberi kode A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O. Sampel yang di ambil telah mewakili beberapa tempat di kota Bandung.

Tabel 3. 1

Daftar sampel dari Pasar Bandung

No Tempat Kode Sampel 1 Pasar Caringin A, B 2 Pasar Ciwastra C, D 3 Pasar Simpang Dago E 4 Pasar Cicadas F 5 Pasar Baru G, H 6 Pasar Andir I 7 Pasar Kiaracondong J, K 8 Borma L, M, N 9 Klinik Kecantikan O 10 Quadrant Hidrokuinon (Hq)

Analisis zat hidrokuinon pada krim pemutih dengan metode Kromatografi Lapis Tipis terdapat 4 sampel yang memiliki nilai Rf yang hampir sama dengan nilai Rf baku pembanding hidrokuinon = 0,43, yaitu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(4)

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI

126

Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan

Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia

Gambar 3.1.

Hasil KLT sampel dengan baku pembanding hidrokuinon

Tabel 3.2 Hasil nilai Rf sampel

No Kode Sampel Nilai Rf 1 A 0,47 2 F 0,46 3 N 0,40 4 O 0,46

Pada metode KLT, lempeng diaktifkan pada suhu 105°C selama 30 menit. Lempeng dielusi di dalam chamber yang berisi fase gerak kloroform : metanol (1:1). Tujuan Penjenuhan eluen dalam chamber agar eluen menguap memenuhi chamber sehingga eluen sebagai fase gerak akan berjalan dengan baik sehingga didapatkan hasil kromatografi yang akurat.

Hasil uji pH sampel

Tabel 3.3. Hasil pH sampel No Kode Sampel Warna Larutan pH 1 Hq Bening Asam

2 A Orange Muda Asam

3 B Kuning Basa

4 C Orange Muda Basa 5 D Oranye Muda Basa

6 E Orange Basa

7 F Orange Muda Asam

8 G Bening Basa

9 H Bening Asam

10 I Oranre Muda Asam 11 J Orange Tua Asam

12 K Bening Asam 13 L Bening Netral 14 M Bening Asam 15 N Bening Asam 16 O Bening Asam Gambar 3.2 Hasil pH sampel

Berdasarkan data hasil uji penelitian bahwa sampel A, F, H, I, J, K, M, N, O memiliki pH asam sama seperti pH yang dimiliki bahan baku pembanding yaitu

hidrokuinon murni, dan hidrokuinon

merupakan turunan senyawa fenol, fenol itu sendiri merupakan senyawa mudah dioksidasi dan bersifat asam.

Berdasarkan data uji penelitian kualitatif yang dianalisa mulai dari pengujian reaksi warna, kromatografi lapis tipis dan uji pH sampel, ada 4 sampel yang menunjukkan bahwa sampel tersebut kemungkinan besar mengandung zat hidrokuinon yaitu sampel A yang diambil dari pasar tradisional Caringin, kemudian sampel F yang diambil dari pasar tradisional Cicadas, kemudian dengan sampel N yang diambil dari pasar swalayan Borma, dan sampel O adalah racikan dokter yang diambil dari klinik kecantikan.

Penentuan Panjang Gelombang maksimum baku hidrokuinon

Gambar 3.3.

Panjang gelombang maksimum larutan standar hidrokuinon

(5)

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI

127

Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan

Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia

No P/V Wavelength Absorban

1 523,00 0,585

2 471,00 0,490

Hasil spektrum baku hidrokuinon 10 ppm diamati menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis di ukur pada abs. 400–800 nm dan hasil panjang gelombang maksimum larutan standar hidrokuinon yang diperoleh λ sebesar 523 nm.

Hasil pengukuran kurva kalibrasi larutan standar hidrokuinon

Data hasil pengukuran larutan standar hidrokuinon dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Pengukuran kurva kalibrasi larutan standar hidrokuinon No Konsentrasi seri baku hidrokuinon (ppm) Absorbansi 1 10 0,241 2 12 0,250 3 14 0,338 4 16 0,352 5 18 0,465 6 20 0,539

Berdasarkan data hasil pengukuran larutan standar hidrokuinon di atas dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi larutan standar maka nilai absorbannya juga akan semakin besar. Kemudian dibuat kurva kalibrasi konsentrasi absorbannya sebagai berikut:

Gambar 3.4

Kurva kalibrasi larutan standar hidrokuinon

No Sampel Hq (ppm) Abs 1 10 0,241 2 12 0,250 3 14 0,338 4 16 0,352 5 18 0,465 6 20 0,539

Berdasarkan grafik di atas diperoleh persamaan garis linear y = b x + a, yaitu y = 0,03069 x -0,09629 dan r = 0,94660 dimana y adalah absorban, dan x adalah konsentrasi dengan koefisien korelasi sebesar 0,94660.

Penetapan kadar hidrokuinon pada sampel

Untuk mengetahui kadar hidrokuinon dalam krim digunakan sspektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 523 nm, dan masing – masing sampel diukur sebanyak tiga kali (triplo) dengan tujuan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat, kemudian hasil perhitungan kadar hidrokuinon sampel yang telah terbukti mengandung hidrokuinon dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.5

Hasil perhitungan kadar hidrokuinon dalam sampel krim Kode Sampel Rata - rata Konsentrasi Kadar Hidrokuinon A1 5,35 1,07 A2 A3 F1 6,72 1,34 F2 F3 N1 6,7 1,34 N2 N3 O1 13,63 2,74 O2 O3

Menghitung kadar hidrokuinon dalam sampel krim dilakukan dengan mengalikan dengan faktor pengenceran yaitu sebesar 100 kali. Kadar hidrokuinon sampel A = 5,35 ppm, jadi = 5,35 x 100 = 535 ppm, maka kadarnya 535 µg/ml. Larutan awal dilarutkan dalam 10 mL, maka kadarnya535µg/ml x 10 ml = 5,35 mg. (1,07 %). Berdasarkan hasil analisis dengan alat Spektrofotometri UV-Vis menunjukkan hasil perhitungan kadar krim pemutih dari pasar tradisional sampel A = 1,07%, sampel F = 1,34% dan kadar krim

(6)

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI

128

Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan

Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia

pemutih dari pasar swalayan borma sampel N = 1,34%, kadarnya tidak melebihi batas kadar hidrokuinon yang telah ditetapkan yaitu tidak lebih dari 2% untuk sediaan krim pemutih yang dijual bebas tanpa resep dokter, lalu kadar krim pemutih dari racikan dokter yang

didapat dari klinik kecantikan sampel O = 2,74% juga tidak melebihi batas kadar hidrokuinon yang telah ditetapkan yaitu tidak lebih dari 5% untuk sediaan krim yang diresepkan oleh dokter (BPOM RI, 2007).

KESIMPULAN

1. Pada hasil uji kualitatif menggunakan reaksi warna, KLT dan pH terbukti bahwa sampel krim pemutih A, F, N, O terbukti mengandung hidrokuinon dan memberikan hasil uji yang sama dengan pembanding baku hidrokuinon.

2. Kadar hidrokuinon pada sampel krim

pemutih dari pasar tradisional dan swalayan A, F, N tersebut tidak melebihi batas kadar hidrokuinon yang telah ditetapkan oleh BPOM yaitu tidak lebih dari 2 % untuk sediaan krim yang dijual bebas tanpa resep dokter dan tidak lebih dari 5 % untuk sediaan krim dari klinik kecantikan yang diresepkan oleh dokter.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi Untuk Analisis Bahan Makanan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Halaman 10, 15-16.

Anief, M. 1997. Formulasi Obat Topikal dengan Dasar Penyakit Kulit. Gajah Mada University Press. Jogjakarta. Hal 1-7.

Ansel HC, 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 551.

Badan POM RI. 2007. Kenalilah Kosmetika anda, Sebelum Menggunakannya. In: Info POM, Vol.VII1 No.4. Edisi Juli 2007. Jakarta.

Badan POM RI. 2008. Bahan Berbahaya

Dalam Kosmetik. IN: Kosmetik

Pemutih (Whitening), Naturakos, Vol.II1 No. 8.Edisi Agustus 2008. Jakarta.

Badan POM RI. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Tentang Metode Analisis Kosmetika. Jakarta.

Day, R. A. and A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Penerbit Erlangga, Jakarta. Depkes, RI. 1995. Farmakope Indonesia. ed

4. Dirjen POM. Jakarta.

Direktorat jendral POM RI. 2009. Public

Warning/Peringatan tentang Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya/Bahan Dilarang. Jakarta. Direktorat jendral POM RI. 2001. Metode

Analisis PPOMN. Jakarta.

Ditjen POM. 1980. Kodeks Kosmetika Indonesia. vol.1. DepKes RI. Jakarta. Hal 130– 132.

Gritter, R. J. 1991. Pengantar Kromatografi. Terjemahan Kosasih Padmawinata. Bandung. Penerbit ITB.

Hanik, C. 2013. Laporan Penentuan Kadar Asam Amino. Surabaya.

Hart, H. 1983. Kimia Organik Houngton Mifflin CO. Michigan State University. USA. Alih bahasa Dr. Suminar Achmasi Ph. D Erlangga. Jakarta.

Katya, Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

(7)

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI

129

Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan

Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia

Kustantinah. 2011. Metode Analisis Kosmetika. Peraturan Kepala BPOM RI. Jakarta.

Nakayama K, Ebihara T, Jinnai T, 2000. Depigmentation Agents dalam : Cosmeceuticals Drug vs Cosmetics. Newyork.

Ningsih. 2009. Identifikasi Hidrokuinon dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream dengan Metode KLT. Medan. Pamudji, J. S., Slamet, I., Suciati, T., dan

Rahmat, M. 2000. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Senyawa Hidrokuinon dan Raksa dalam Krim Pemutih yang Beredar di Indonesia.

Hasil Penelitian dan Kerja Sama

Farmasi. FMIPA ITB dengan YLKI. Bandung.

Prabawati DA, Fatimawali, Yudistira A. 2010. Analisis Zat Hidrokuinon pada Krim Pemutih wajah yang Beredar di Kota Manado. UNSRAT Manado.

Tranggono RI & Latifah F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan

Kosmetik, Gramedia, Jakarta, 11-15.

Westerhof W, Kooyers TJ. 2005. Hidroquinone and Its analogues in Dermatology-A Potential HealthRisk.

Journal of Cosmetic Dermatology.

Wibowo DS. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Grasindo. Jakarta. Hal 15-25.

Gambar

Tabel 3.2    Hasil nilai Rf sampel   No  Kode  Sampel  Nilai Rf  1  A  0,47  2  F  0,46  3  N  0,40  4  O  0,46

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Seddon, ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran yang dikembangkan oleh Doll, Torkzadeh paling tepat untuk

Judul : Peningkatan Pengetahuan ddan Keterampilan Tentang Penerapan Teknik Makrame Untuk meningkatkan Sumbr Daya Guru Pada Pelajaran KTK Bagi Guru SD DI Kecamatan Tugu

The Randu Kuning area and its vicinity is a part of the East Java Southern Mountain Zone, mostly occupied by both plutonic and volcanic igneous rocks, volcanic clastic rocks, silisic

Pada uji F didapatkan hasil F hitung sebesar 88,671 dengan taraf signifikasi 0.000 (sig ἀ< 0,05), dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya ada pengaruh secara

Dengan memperhatikan kondisi dan cara kerja yang tidak produktif serta berlangsung berulang kali seperti ini; maka penelitian akan mengembangkan solusi alternatif berupa

Perhitungan dilakukan sesuai dengan algoritma naive bayesian dan akan menghasilkan kesimpulan dengan mengambil peluang terbesar dari alternatif yang ada, dimana

Turlough said that he thought he’d seen something move, and it occurred to the Doctor that Nyssa might be trying to re-enter the room, ‘Keep moving!’ he shouted to her, ‘It

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulisan Tugas Akhir dengan judul “Evaluasi Sistem Akuntansi