• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri atau dari pinjaman maupun bantuan orang-orang terdekat. Sumber dana dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sendiri atau dari pinjaman maupun bantuan orang-orang terdekat. Sumber dana dari"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) pada tahun 2015 membawa dampak yang besar kepada seluruh sektor di Indonesia. Era pasar bebas ini, dipastikan akan membuka alur lalu lintas barang dan jasa serta pasar semakin lebar. Karenanya, pertumbuhan ekonomi regional harus terintegrasi dengan ekonomi global. Dengan demikian, perbankan nasional memerlukan kesamaan pandang dalam melihat pertumbuhan ekonomi regional (Ilhamsyah, 2015).

Dalam menghadapi MEA, banyak penelitian mengenai UMKM menunjukkan bahwa dalam memulai usaha UMKM mengandalkan permodalan sendiri atau dari pinjaman maupun bantuan orang-orang terdekat. Sumber dana dari eksternal diperlukan ketika UMKM melakukan ekspansi. Dalam hal ini peran perbankan sangat diperlukan sebagai lembaga keuangan yang mempunyai peran fundamental dalam perekonomian, baik secara mikro maupun secara makro.

Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Jawa Tengah pada triwulan II 2016 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I 2016. Berdasarkan laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah bulan Agustus 2016 Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II 2016 tumbuh sebesar 5,75 persen (yoy); meningkat dibandingkan triwulan I 2016 yang tumbuh 4,98 persen (yoy), maupun pertumbuhan triwulan II 2015 yang sebesar 5,06 persen (yoy). Peningkatan

(2)

2

pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap kinerja perbankan dalam menyalurkan pinjaman dana kepada masyarakat sebagai modal usaha.

Menurut Herli (2013) Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan usaha. Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dengan kata lain bank mempunyai fungsi intermediasi atau perantara antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Peran Perbankan dengan lebih banyak segmen pasar pada pengusaha UMKM adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Bank Perkreditan Rakyat adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito benjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan hal tersebut dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lain yang dipersamakan kegiatan usahanya melalui prinsip konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.

Menurut Kurnia (2013) Usaha utama bank adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Kemudian dalam menyalurkan dananya, bank juga harus memperhatikan kualitas kreditnya. Karena apabila terjadi banyak kredit bermasalah akan merugikan bank itu sendiri. Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 (pasal 21 ayat 11), Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan

(3)

3

atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Kurnia (2013) Kredit non lancar (Non Performing Loan) dapat terjadi karena perekonomian yang menurun, industri sedang lesu atau daya beli konsumen yang menurun bisa menjadi tekanan yang mendorong terjadinya peningkatan NPL. Menurut Dendawijaya (2009:24) Resiko kredit bermasalah timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kredit.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia Vol.14 No.7 Bulan Juni tahun 2016 diperoleh data bahwa NPL dari seluruh Provinsi di Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Dan NPL dengan jumlah terbesar terjadi pada Provinsi Jawa Tengah jika dibandingkan dengan Provinsi lain baik di Pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa. Berikut jumlah data NPL BPR pada Pulau Jawa.

(4)

4

Tabel 1.1

Data Non Performing Loan BPR di Pulau Jawa

Dalam miliar Rp NO LOKASI 2011 2012 2013 2014 2015 JUNI 2016 1 Jawa Barat 455 501 529 700 814 868 2 Banten 85 89 99 101 110 135 3 DKI Jakarta 46 64 64 66 87 95 4 DI Yogyakarta 109 115 123 144 189 217 5 Jawa Tengah 675 687 697 825 989 1239 6 Jawa Timur 194 204 247 374 536 667 TOTAL 1564 1660 1759 2210 2725 3221 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan;

*)Statistik Perbankan Indonesia Juni 2016.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total Non Performing Loan setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Namun jumlah Non Performing Loan paling besar adalah Jawa Tengah. Di Jawa Tengah sendiri berdasarkan data yang diperoleh dari bi.go.id terdapat 740 BPR dengan jumlah kantor pusat terbanyak berada di Kota Semarang. Berikut merupakan daftar kantor pusat BPR di Kota Semarang dengan data ROA dan NPL sebagai ukuran kesehatan bank.

(5)

5

Tabel 1.2

Daftar Kantor Pusat BPR di Kota Semarang

Dalam persen NO Nama BPR ROA NPL 2013 2014 2015 2013 2014 2015 1 PT BPR Arto Moro 2 6 1 1 7 6 2 PT. BPR Artha Mutiara 2 0 1 6 3 15 3 PT. BPR Jateng 6 6 4 7 7 14

4 PT. BPR Setia Karib Abadi 3 3 3 6 9 12 5 PT. BPR Estetika Artha Guna 2 2 2 0 10 6 6 PT. BPR Artha Tanah Mas -8 0 7 9 14 13 7 PT. BPR Artha Mukti

Santosa 7 6 5 4 2 6

8 PT. BPR Adil Jaya Artha 4 4 4 3 5 3 9 PT. BPR Semarang Margatama Gunadama 11 10 5 3 3 3 10 PT. BPR Mandiri Artha Abadi 5 2 3 4 5 7 11 PT. BPR Restu Artha Makmur 3 6 8 4 3 7 12 PT. BPR Kedung Arto 3 4 4 1 1 2 13 PD. BPR BKK Kota Semarang 1 3 4 3 3 2 14 PT. BPR Gunung Rizki Pusaka Utama 6 5 6 5 3 3 15 PT. BPR Rudo Indobank 4 -1 3 12 17 11 16 PT. BPR Weleri Makmur 5 5 4 1 1 3

17 PD. BPR Bank Pasar Kota

Semarang 2 1 2 6 10 7

18 PT. BP Gunung Merbabu 11 11 10 2 2 2 19 PT. BPR Gunung Kinibalu 5 3 5 5 5 4 20 PT. BPR Gunung Kawi 2 -2 -2 17 16 13 Sumber : Bank Indonesia

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian BPR di Jawa Tengah khususnya Kota Semarang memiliki masalah pada kinerja keuangan. Berdasarkan Herli (2013) tingkat ROA tidak sehat terjadi apabila persentase kurang dari 0,765 persensedangkan tingkat ROA yang sehat pada persentase rasio ROA

(6)

6

lebih dari atau sama dengan 1,125 persen. Masruri (2006) mengemukakan bahwa NPL adalah ukuran seberapa besar kredit yang macet (kategori kurang lancar, diragukan, dan macet) ini tidak boleh lebih dari 5 persen dari total kredit yang diberikan.

Meningkatnya NPL ini jika dibiarkan secara terus menerus akan memberikan pengaruh negatif pada bank. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank. Menurut Artarina dan Masdjodjo (2013) ROA (Return On Assets) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar rasio ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

Namun semakin tinggi rasio NPL maka akan semakin buruk kualitas kredit bank menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, makabank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank. Maka dari itu, rasio Non Performing Loan penting untuk diperhitungkan dalam kinerja keuangan sebagai antisipasi penurunan laba.

Penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Anin Diyanti dan Endang Tri Widyarti (2012) menunjukkan bahwa faktor internal terhadap terjadinya Non Performing Loan adalah CAR, Bank SIZE dan LDR serta faktor eksternal dipengaruhi oleh Inflasi dan pertumbuhan GDP. Serta Ahlem Selma

(7)

7

Messai dan Fathi Jouini (2013) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel Tingkat Suku Bunga, GDP, Unemployment Rate, The Loan Loss Reserves to total loanssebagai faktor yang mempengaruhi Non Performing Loan.

Metin Vatansever dan Ali Hepsen (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui faktor penentu Non Performing Loan di Turki dengan menggunakan Debt Ratio, Rasio Kredit terhadap Aset, real sector confidence index, Indeks Harga Konsumen , Tingkat lira EURO/ Turki, Tingkat lira USD/ Turki, perubahan jumlah uang beredar, tingkat suku bunga, Pertumbuhan GDP Turki, pertumbuhan GDP Zona Eropa dan Indeks pasar volatiliti 500 saham Standard dan Poor’s, indeks produksi industri, Indeks 100 Bursa Efek Istanbul, rasio inefisiensi semua bank, Tingkat pengangguran, Return On Equity Ratio dan Capital Adequacy Ratio.

Dalam penelitian Km Suli Astrini, dkk (2014) variabel yang digunakan sebagai faktor untuk menentukan Non Performing Loan adalah CAR, SIZE, dan LDR. Dan Irman Firmansyah (2014) menggunakan variabel Dependen Non Performing Loan dan variabel Independen meliputi Size, LDR, BOPO, GDP dan Inflasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Putu Ayu Sintya Kumala dan Ni Putu Santi Suryantini (2015) menggunakan variabel CAR, SIZE, dan Tingkat Suku Bunga sebagai faktor yang menentukan Non Performing Loan. Kade Purnama Dewi dan I Wayan Ramantha (2015) menggunakan variabel SIZE, Tingkat Suku Bunga dan LDR. Sedangkan Diansyah (2016) menyatakan Non Perfroming Loan dipengaruhi

(8)

8

oleh variabel eksternal yang meliputi GDP, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi serta faktor internal merupakan CAR, SIZE dan LDR.

Berdasarkan hasil yang dilakukan oleh beberapa peneliti diketahui faktor yang mempengaruhi Non Performing Loan meliputi Faktor Internal dan Faktor Eksternal sebagai variabel independen. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Assets Ratio (CAR) , Bank Size, Loan Debt Ratio (LDR) sebagai faktor internal yang mempengaruhi Non Performing Loan. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari Tingkat Bunga (Interest Rate), GDP dan Inflasi. Penentuan variabel berdasarkan fenomena yang tengah terjadi dan terjadinya perbedaan hasil oleh penelitian terdahulu.

(9)

9 Tabel 1.3

Hasil Penelitian Terdahulu

Dependen Variabel Independen CAR LDR SIZE BANK Interest Rate GDP Inflasi Unemployment Rate

The loan loss reserves to total loans

Diyanti dan Widyarti (2012)

NPL

√- (-) √- * √- √+ * *

Messai dan Jouini

(2013) * * * √+ √- * √+ √+ Vatansever dan Hepsen (2013) √+ * * √- (-) * √+ (+) Astrini, dkk (2014) √- √+ √+ * * * * * Firmansyah (2014) * √+ (-) * √- √- * * Kumala dan Suryantini (2015) √- * (-) (-) * * * * Dewi dan Ramantha (2015) * (-) √- √+ * * * * Diansyah (2016) √- (+) √- √+ (+) √+ * * Keterangan :

√+ = Berpengaruh positif dan signifikan √- = Berpengaruh negatif dan signifikan (+) = Berpengaruh positif tetapi tidak signifikan

(-) = Berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan * = tidak terdapat variabel tersebut dalam penelitian

(10)

10

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang serta ketidakkonsistenan hasil yang diperoleh pada penelitian terdahulu maka penelitian ini akan dilakukan melalui judul “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KOTA SEMARANG”.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang rentan dihadapi oleh Perbankan adalah Non Performing Loan atau kredit macet. Perekonomian yang menurun, industri sedang lesu atau daya beli konsumen yang menurun serta karakter atau integritas debitur yang menjadi kurang baik dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kredit macet walaupun usaha penyaluran kredit bank masih berjalan lancar.

Meskipun Bank Indonesia telah menetapkan rasio NPL pada sektor perbankan sebesar 5 persen, namun beberapa BPR di Kota Semarang masih menunjukkan rasio dengan angka diatas batas yang ditentukan. Faktor pemicu terjadinya NPL telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang menimbulkan perbedaan hasil. Pada beberapa penelitian kebanyakan terdapat perbedaan hasil antara pengaruh variabel independen dan variabel dependennya.

Berdasarkan perbedaan hasil yang menunjukkan hubungan variabel dependen dengan independennya serta bagaimana pengaruhnya sehingga menimbulkan pertanyaan penelitian. Berdasarkan ulasan serta fenomena dan latar belakang sebelumnya maka pertanyaan penelitian yang dapat diajukan adalah :

(11)

11

1. Bagaimana pengaruh CAR terhadap Non Performing Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang?

2. Bagaimana pengaruh LDR terhadap Non Perfroming Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang?

3. Bagaimana pengaruh Bank Size terhadap Non Performing Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang?

4. Bagaimana pengaruh Interest Rate terhadap Non Performing Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang?

5. Bagaimana pengaruh GDP terhadap Non Performing Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang?

6. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Non Performing Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hasil yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian serta memiliki konsistensi dengan permasalahan atau pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh CAR terhadap Non Performing Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang.

2. Menganalisis pengaruh LDR terhadap Non Perfroming Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang.

(12)

12

3. Menganalisis pengaruh Bank Size terhadap Non Performing Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang.

4. Menganalisis pengaruh Interest Rate terhadap Non Performing Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang.

5. Menganalisis pengaruh GDP terhadap Non Performing Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang.

6. Menganalisis pengaruh Inflasi terhadap Non Performing Loan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Semarang.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi pengembangan ilmu ekonomi sebagai sumber bacaan atau referensi yang dapat memberikan informasi pada pihak – pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini.

2) Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Manajemen Keuangan mengenai faktor yang mempengaruhi Non Performing Loan sebagai salah satu indikator kesehatan kualitas aset bank.

(13)

13

b. Bagi pihak Bank

Menjadi referensi dan evaluasi kinerja perbankan melalui penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi Non Performing Loan pada perbankan.

c. Bagi Pembaca

Menambah wawasan mengenai faktor yang mempengaruhi Non Performing Loan dan dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

alamiah, mekanistik dan memiliki kehidupan yang energik.” 5 Secara lebih rinci, yang dimaksudkan ‘kesempurnaan awal bagi fisik yang bersifat alamiah’ adalah bahwa

 Dengan peragaaan teks percakapan tentang hidup rukun, siswa dapat membuat contoh kalimat percakapan lain tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan teman

Penelitian ini dilakukan di LAZ PT Semen Padang dnagan tujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan dari pengelolaan serta pengunaan dana yang

Fungsi penting sebuah transistor adalah kemampuannya untuk menggunakan sinyal yang sangat kecil yang masuk dari satu terminal transistor tersebut untuk

Dengan mengklik tombol edit, maka program akan menuju ke file program yang ketiga , yaitu file edit_dat.php dengan membawa tiga variabel, yaitu variabel $id yang berisi data

Vica Mitra Sealindo, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan kegiatan Evaluasi Sistem Informasi Penjualan Tunai pada PT.. Vica

Dengan adanya sistem e-grocery maka konsumen yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu dapat memanfaatkan jaringan internet yang terhubung ke website untuk

Dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa ruangan kelas sebagai lingkungan fisik sekolah yang dapat mempengaruhi perilaku siswa terutama pada motivasi belajar, serta