SINERGI ANTARA KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
DI INDONESIA
TESIS
Oleh
HENDAR RASYID NASUTION
077005118/HK
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
SINERGI ANTARA KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
DI INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora
Dalam Program Studi Ilmu Hukum Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
HENDAR RASYID NASUTION 077005118/HK
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 0
Judul Tesis
:
SINERGI ANTARA KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIANama Mahasiswa : Hendar Rasyid Nasution Nomor Pokok : 077005118
Program Studi : Ilmu Hukum
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS) K e t u a
(Dr. Mahmud Mulyadi,SH.M.Hum) (Syafruddin S.Hasibuan, SH.MH.DFM) A n g g o ta A n g g o t a
Ketua Program Studi Dekan
ABSTRAK
KPK adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan harus terbebas dari pengaruh manapun. KPK, seperti lembaga lainnya juga memiliki kewenangan untuk melaksanakan tugas dan tujuannya. Secara garis besar wewenang KPK dalam UU No. 30 Tahun 2002 dapat disimpulkan dengan rincian; wewenang yang menjadi tugas KPK. Pelaksanaan kerja KPK dan terbentuknya pengadilan khusus korupsi terbentur banyak permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain adalah hubungan koordinasi antara KPK dengan Kejaksaan dan Kepolisian sebagai sub sistem peradilan pidana terpadu dan juga tugas dan peranan KPK itu sendiri sebagai “super body”.
Dalam hal wewenang yang dinilai memiliki ketumpang-tindihan dengan kepolisian dan kejaksaan adalah kewenanganya dalam memeriksa, menyadap, menjebak dan lain sebagainya yang menurut beberapa kalangan hal tersebut merupakan kewenangan kepolisian dalam teknis-teknis lapangan. Sedangkan wewenangnya dalam pemeriksaan kasus terkait, dinilai tumpang tindih dengan kewenangan kejaksaan dalam hal-hal administratif terkait. Sedang menurut hemat penulis permasalahan tersebut sesungguhnya tidaklah bertentangan. Hal tersebut merupakan teknik hukum yang lahir dari asasnya yaitu ‘lex spesialis derogate lege generali’. Kewenangan yang dimiliki kejaksaan dan kepolisian merupakan pelaksanaan hukum secara global yang secara spesifik karena beberapa hal, kewenangan tersebut dapat diambil alih.
Adapun penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu penelitian ini hanya untuk menggambarkan tentang situasi atau keadaan yang terjadi terhadap permasalahan yang telah dikemukakan dengan membatasi kerangka studi kepada suatu analisis terhadap hukum dan peraturan mengenai wewenang dan peran KPK, Kejaksaan dan Kepolisian dalam pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia. Selanjutnya Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang menggunakan metode yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan, yang berkaitan dengan sinergi peranan dan wewenang KPK, Kejaksaan dan Kepolisian dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Dalam penelitian hukum normatif yang digunakan adalah merujuk pada sumber bahan hukum, yakni penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam perangkat hukum.
Oleh karena itu sangat penting sekali membangun koordinasi yang baik antara KPK, Kejaksaan dan Kepolisian. Selain koordinasi, adanya kesepahaman menjadi penting untuk menghindari rivalitas yang negatif diantara sesama lembaga ini. Jika hal penting ini tidak segera diselesaikan, maka agenda pemberantasan Korupsi besar kemungkinan akan terbengkalai. Apalagi selama ini penanganan kasus korupsi seringkali mengalami jalan buntu (dead lock) karena terjadi perebutan antar instansi
penegak hukum, dan yang lebih parah adalah apabila justru terjadi koordinasi negatif, misalnya praktek mafia peradilan.
Kata kunci : Sinergi, KPK (Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi), Kejaksaan, Kepolisian.
ABSTRACT
CEC (Corruption Eradication Commision) is a government agency. Its duties include investigating and prosecuting corruption cases and monitoring the governance of the state. It has the authority to request meetings and reports in the course of its investigations. It can also authorize wiretaps, impose travel bans, request financial information about suspects, freeze financial transactions and request the assistance of other law enforcement agencies. Law Of The Republic Of Indonesia Number 30 Of 2002 talks about CEC’S dutties and authorities to established to fight corruption.
Authorities between Indonesia National Police and Indonesian National Prosucetor are crashing, according to some people, the causing reason of this crash because of techincal system and adminstration system. Writer said this is supposed to be not the reason of the crashing since the theory of law said “lex spesialis derogate lege generali” . The authorities system between Indonesia National Police and Indonesia National Prosecutor in global specific corner could be taking by some reasons.
This Thesis is using analysis description, which is talking from the view of the situation and condition that happening on the point of the problems between Corruption Eradication Commision, Indonesia National Police and Indonesia National Prosecutor. This thesis using Normative Law to had the research according to the norm of methods, rules of law and some juridism decisions, which is related with function and authorities synergy between Corruption Eradication Commision, Indonesia National Police and Indonesia National Prosecutor in public cases especially on investigate corruption cases.
That’s why the corrdination between Corruption Eradication Commision, Indonesia National Police and Indonesia National Prosecutor needed so much to prevent from missunderstanding from negatives rivalities between them. If that problem is not prevented it will give obstacle to fight the corruption cases and these days is happened the corruption cases mostly having dead lock because of the uncoordinate between those government agencies and negative coordination, for example the mob justice.
Key Words: Synergy, CEC (Corruption Eradication Commision), Indonesia National Prosecutor, Indonesia National Police.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “SINERGI ANTARA KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
(KPK) DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI
INDONESIA”.
Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi Magister Ilmu Hukum pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Di dalam penyelesaian tesis ini penulis banyak memperoleh bantuan baik pengajaran, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian studi penulis, yaitu :
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS., selaku Pembimbing Utama yang telah membuka cakrawala berfikir penulis khususnya mengenai Sinergi Antara Kepolisian, Kejaksaan Dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia.
5. Bapak Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum dan Bapak Syafruddin S.Hasibuan, SH.MH.DFM., selaku Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi masukan, arahan, dan selalu meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan penulis. 6. Para Guru Besar, Staf Pengajar, serta seluruh Pegawai Program Studi Magister
Ilmu Hukum, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
7. Terima kasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada Ayahanda Kombes. Pol. Drs. H. Achmad Iskandar Nasution dan Ibunda Hernawati Prihandini yang telah membesarkan dan meridhoi setiap langkah penulis di kehidupan untuk menimba ilmu.
8. Kepada kedua adik tercinta dan keluarga besar yang telah memberikan bantuan doa serta motivasi kepada penulis.
9. Terima Kasih kepada Nursyahfitri Lubis, SE dan keluarga besarnya yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis.
10. Sahabat-sahabatku : Fadly, Feby, Hary Sugiono, Abdillah, Kak Eliana dan teman-teman satu kantor yang selalu memberikan dukungan dan doanya.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Semoga semua bantuan, motivasi, dan doa yang telah diberikan kepada penulis, dibalas oleh Allah SWT. Besar harapan penulis, tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan ilmu hukum, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Medan, April 2010 Penulis,
Hendar Rasyid Nasution
RIWAYAT HIDUP
Nama : Hendar Rasyid Nasution
Tempat/Tanggal Lahir : Semarang/15 Juli 1984 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Kejaksaan Republik Indonesia Pendidikan : 1. TK Pertiwi Banda Aceh (Lulus Tahun 1990)
2. SD Bukit Nusa Indah Jakarta (Lulus Tahun 1996) 3. SMP Negeri I Bangkinang (Lulus Tahun 1999) 4. SMA Taruna Nusantara Magelang (Lulus Tahun 2002)
5. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (Lulus Tahun 2006)
DAFTAR ISI
HALAMAN
ABSTRAK... i
ABSTRACT... iii
KATA PENGANTAR... iv
RIWAYAT HIDUP... vii
DAFTAR ISI………... viii
BAB I PENDAHULUAN………... 1 A. Latar Belakang………... 1 B. Perumusan Masalah……… 20 C. Keaslian Penelitian………... 21 D. Tujuan Penelitian……… 22 E. Manfaat Penelitian……….. 23
F. Kerangka Teori dan Konsepsi……… 25
a. Kerangka Teori……….. 25
b. Konsepsi……….……..………. 31
G. Metode Penelitian……… 39
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG KPK, KEPOLISIAN DAN KEJAKSAAN... 44
A. Tugas, Fungsi dan Wewenang KPK berdasarkan UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi... 44
B. Tugas, Fungsi dan Wewenang Kejaksaan berdasarkan UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia... 53 C. Tugas, Fungsi dan Wewenang Kepolisian berdasarkan UU No. 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia... 63 D. Disharmoni/Benturan Kewenangan antara KPK, Kejaksaan dan
Kepolisian... 70
BAB III PERANAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK), KEJAKSAAN DAN KEPOLISIAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA (CRIMINAL JUSTICE SYSTEM) DI INDONESIA…. 74 A. Pengertian Sistem Peradilan Pidana (Criminal Justice System)... 74 B. Kedudukan Kejaksaan, Kepolisian, dan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) dalam Sistem Peradilan Pidana (Criminal Justice Sistem)... 82 1. Kedudukan Kejaksaan dalam Sistem Peradilan Pidana (Criminal
Justice Sistem)... 82 2. Kedudukan Kepolisian dalam Sistem Peradilan Pidana (Criminal
Justice Sistem)... 89 3. Kedudukan KPK dalam Sistem Peradilan Pidana (Criminal Justice Sistem)... 92 C. Sinergi dan Harmonisasi antara Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK), Kejaksaan dan Kepolisian... 97
BAB IV SINERGI TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG KPK, KEJAKSAAN DAN KEPOLISIAN DALAM UPAYA PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA DALAM KASUS
BLBI.... 109
A. Tinjauan kasus BLBI secara umum………. 109
B. Proses penyelesaian kasus BLBI yang sudah ditempuh………….. 117
C. Pengambilalihan kasus BLBI oleh KPK... 126
D. Sinergi Tugas, Fungsi dan Wewenang antara KPK, Kejaksaan dan Kepolisian dalam Proses penyidikan, penuntutan dan peradilan kasus BLBI……… 133
E. Penerbitan Letter of Release and Discharge………... 147
F. Tindakan Preemtif, Preventif dan Refressif dalam upaya penanggulangan tindak pidana Korupsi di Indonesia……….. 157
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 162
A. Kesimpulan... 162
B. Saran... 164