• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMATAN KADAR MERKURI DI PERAIRAN TELUK KAO (HALMAHERA) DAN PERAIRAN ANGGAI (PULAU OBI) MALUKU UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAMATAN KADAR MERKURI DI PERAIRAN TELUK KAO (HALMAHERA) DAN PERAIRAN ANGGAI (PULAU OBI) MALUKU UTARA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMATAN KADAR MERKURI DI PERAIRAN TELUK KAO

(HALMAHERA) DAN PERAIRAN ANGGAI (PULAU OBI)

MALUKU UTARA

Edward

UPT Loka Konservasi Biota Laut Tual, LIPI, Maluku Tenggara 97611, Indonesia

E-mail: ekewe07@gmail.com

Abstrak

Pengukuran kadar merkuri di perairan Teluk Kao dan Anggai telah dilakukan pada bulan Januari 2005. Hasilnya menunjukkan kadar merkuri dalam air laut dan sedimen di perairan Teluk Kao dan Anggai relatif masih rendah dan masih sesuai dengan Nilai Ambang Batas yang aman untuk kehidupan biota perairan. Data ini menunjukkan bahwa limbah merkuri yang berasal dari kegiatan penambangan emas oleh PT Nusa Halmahera Raya (NHR) dan penambangan emas tanpa izin (PETI) oleh masyarakat belum mencemari kedua perairan tersebut.

Abstract

Observation on Mercury Concentration in Kao Bay (Halmahera) and Anggai Waters (Obi Island), North of Maluku. Observation on merkuri concentration in territorial waters of Kao Bay and Anggai have been done in January 2005. The result showed that mercury concentration in seawater and sediment in territorial waters of Kao Bay and Anggai waters still lower and still in line with peaceful threshold value for waters biota life. This data indicate that waste of mercury coming from activity of gold mining by PT Nusa Halmahera Raya (NHR) and illegal gold mining by society not yet polluted both of that waters.

Keywords: Anggai, Kao, Mercury

1. Pendahuluan

Teluk Kao terletak di Pulau Halmahera, sedangkan perairan Anggai terletak di Pulau Obi. Di daerah Kao tepatnya di Gosowong sejak tahun 1992 beroperasi kegiatan pertambangan mineral (emas). Kegiatan penambangan ini dilakukan oleh PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) yang merupakan perusahaan patungan antara Newcrest Singapore Holdings Pty. Ltd. (82,5%) dan Antam (17,5%). Kontrak karya ini meliputi luasan sekitar 449.300 hektar, sedangkan di Anggai kegiatan hanya dilakukan oleh masyarakat. Untuk memisahkan emas dari butiran-butiran pasir digunakan merkuriatau raksa, yakni unsur kimia yang berbentuk cair dan bersifat toksis.

97

Merkuri (Hg), adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang. Merkuri, baik logam maupun metil merkuri (CH3Hg+), biasanya masuk tubuh manusia lewat pencernaan. Bisa dari ikan, kerang, udang, maupun perairan yang terkontaminasi. Namun bila dalam bentuk logam, biasanya sebagian besar bisa

diekresikan. Sisanya akan menumpuk di ginjal dan sistem saraf, yang suatu saat akan mengganggu bila akumulasinya makin banyak. Merkuri dalam bentuk logam tidak begitu berbahaya, karena hanya 15% yang bisa terserap tubuh manusia. Tetapi begitu terpapar ke alam, dalam kondisi tertentu ia bisa bereaksi dengan metana yang berasal dari dekomposisi senyawa organik membentuk metil merkuri yang bersifat toksis. Dalam bentuk metil merkuri, sebagian besar akan berakumulasi di otak. Karena penyerapannya besar, dalam waktu singkat bisa menyebabkan berbagai gangguan. Mulai dari rusaknya keseimbangan tubuh, tidak bisa berkonsentrasi, tuli, dan berbagai gangguan lain seperti yang terjadi pada kasus Minamata. Merkuri yang terhisap dapat lewat udara berdampak akut atau terakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan bronkitis, hingga rusaknya paru-paru. Pada keracunan merkuri tingkat awal, pasien merasa mulutnya kebal sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, dan sering sakit kepala. Jika terjadi akumulasi yang lebih dapat berakibat pada degenerasi sel-sel saraf di otak kecil

(2)

yang menguasai koordinasi saraf, gangguan pada luas pandang, degenerasi pada sarung selaput saraf dan bagian dari otak kecil.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar merkuri di lingkungan kedua perairan dalam kaitannya dengan pencemaran yang mungkin terjadi, sehingga dapat membahayakan kehidupan biota perairan, yang pada gilirannya akan menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia yang mengkonsumi hasil laut yang terdapat di kedua perairan. Hasilnya diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemda setempat dalam mengelola lingkungan perairan di kedua lokasi sehingga terjadinya pencemaran oleh merkuri dapat diantisipasi sedini mungkin.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Juni 2006 atas kerjasama Stasiun Penelitian Laut – P2O LIPI Ternate dengan Pemda TK I Ternate. Lokasi penelitian berada di perairan Teluk Kao, Pulau Halmahera dan perairan Anggai P. Obi dalam kaitannya dengan isu pencemaran yang ditimbulkan oleh PT. NHM dan PETI.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Teluk Kao dan P. Anggai

Stasiun penelitian sebanyak 11 stasiun (5 stasiun di Teluk Kao dan 6 stasiun di Anggai) ditetapkan secara purposif sesuai dengan tujuan penelitian. Posisi stasiun berada di daerah muara dan laut. Posisi masing-masing stasiun ditentu kan dengan GPS. Contoh air laut diambil sebanyak 1 liter diambil pada lapisan permukaan dengan menggunakan water sampler, dan contoh sedimen dengan menggunakan box core pada 10 stasiun pengamatan. Selanjutnya contoh air laut disaring dengan kertas saring selulosa nitrat (0,45 um) yang sebelumnya dicuci dengan HNO3 (1 N), dan diawetkan

dengan HNO3 (pH< 2). Untuk analisa merkuri (Hg)

contoh air yang telah disaring dan diawetkan, diambil sebanyak 50 ml dimasukkan dalam gelas erlenmeyer dan dioksidasi dengan KMnO4/K2S2O8/H2SO4,

kemudian direduksi dengan SnCl2. Contoh sedimen

diambil pada lapisan permukaan (0-5 cm) dengan menggunakan grab. Contoh sedimen dimasukan ke dalam botol polietilen yang sebelumnya botol tersebut dicuci/direndam dalam HNO3 (6 N) dan dibilas dengan

air suling. Di laboratorium, contoh sedimen dimasukkan dalam cawan teflon dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC selama 24 jam. Setelah kering dikocok beberapa kali dengan air suling [1]. Contoh sedimen dikeringkan kembali pada suhu 100 oC selama 24 jam, kemudian digerus hingga halus. Sebanyak 5 gram contoh sedimen kering dimasukkan dalam cawan teflon, didestruksi dengan menggunakan HNO3 /H2SO4 pekat,

kemudian direduksi dengan SnCl2. Analisa Hg dalam

contoh air dan sedimen ditentukan dengan AAS Varian Tabel 1. Posisi Stasiun Sampling

Teluk Kao

St Lokasi Posisi

1 Muara Sungai Kalisusu 01 0. 01’. 904” S -127 0 . 40’. 691” E 2 Muara Sungai Cibok 01 0. 01’. 440” S

-127 0 . 44’. 560” E 3 Muara Sungai Tabobo 01 0. 05’. 055” S

-127 0 . 45’. 423” E 4 Air Panas 01 0. 01’. 098” S

-127 0 . 39’. 136” E 5 Laut (Kontrol) 01 0 .01’. 300” S-

127 0 . 43’. 300” E

Perairan Anggai, P. Obi

St Lokasi Posisi

1 Muara S. Anggai I 01 0. 21’. 436” S -127 0 . 45’. 007” E 2 Muara S. Anggai II 01 0. 01’. 332” E

-127 0 . 45’. 210” S 3 Muara S. Anggai III 01 0. 01’. 355” E

-127 0 . 46’. 223” S 4 Muara S. Anggai IV 01 0. 01’. 253” E -127 0 . 44’. 829” S 5 Laut (Kontrol) 01 0 .21’. 377” E- 127 0 . 45’. 062” S 6 Laut (Kontrol) 01 0 .21’. 187” E- 127 0 . 44’. 875” S

(3)

SpectrAA-20 Plus+ VGA-76 tanpa menggunakan nyala. Pendekatan penentuan status mutu air laut dilakukan dengan Metode Storet berdasarkan nilai skor [2], dimana: klas A, baik sekali, skor = 0 (memenuhi Baku Mutu), klas B, baik, skor = -1 s/d –10 (tercemar ringan), klas C, sedang, skor = -11 s/d -30 (tercemar sedang), dan klas D, buruk, skor ≥ -30 (tercemar berat).Penilaian yang sama juga dilakukan untuk sedimen.

3. Hasil dan Pembahasan

Teluk Kao (Air Laut). Hasil pengukuran kadar logam berat merkuri (Hg) dalam air laut disajikan pada Tabel 2. Dari tabel tersebut dapat dilihat kadar Hg dalam air muara yakni st 1 sampai st 5 berkisar antara <0.001 – <0.001 ppm dengan rerata <0.001 ppm. Kadar ini masih sesuai dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh [2] untuk kepentingan biota laut yakni 0.001 ppm. Data ini menunjukkan bahwa limbah yang mengandung merkuri yang berasal dari kegiatan penambangan emas yang dilakukan oleh PT Nusa Halmahera Raya (NHM) dan masyarakat (PETI) belum menimbulkan pengaruh negatif terhadap kualitas air laut. Keadaan ini mungkin juga disebabkan karena sistem pengolahan limbah yang dipakai sudah relatif bagus.

Status Mutu Air Laut. Hasil penilaian status mutu air laut dan muara di Teluk Kao berdasarkan kadar Hg disajikan pada Tabel 3. Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai status mutu air laut adalah = 0, yang berarti bahwa kualitas air laut di perairan ini termasuk kelas A (baik sekali). Dengan demikian kadar logam berat di perairan ini belum berbahaya bagi kehidupan biota laut.

Data ini memberi petunjuk bahwa masukan logam berat baik yang berasal dari peluruhan mineral logam secara alami, proses geologis yang terdapat di perairan muara dan sungai maupun yang berasal dari limbah berbagai kegiatan baik di laut maupun di darat belum berpengaruh terhadap fluktuasi kadar Hg.

Teluk Kao (Sedimen). Hasil pengukuran kadar logam berat Hg dalam sedimen disajikan pada Tabel 4. Dari tabel tersebut dapat dilihat kadar Hg di semua stasiun berkisar antara 0.014 – 0.151 ppm dengan kadar Hg rerata 0.081 ppm.

Anggai Pulau Obi (Air Laut). Hasil pengukuran kadar logam berat merkuri (Hg) dalam air laut di perairan Anggai disajikan pada Tabel 6 Dari tabel tersebut dapat dilihat kadar Hg dalam air muara yakni st 1 sampai st 6 berkisar antara <0.001 – <0.001 ppm dengan rerata <0.001 ppm. Kadar ini masih sesuai dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh [2] untuk kepentingan biota laut yakni 0.001 ppm. Seperti halnya di Teluk Kao, data ini menunjukkan bahwa limbah yang berasal dari kegiatan penambangan emas yang terdapat di sekitar perairan belum menimbulkan pengaruh

negatif terhadap kualitas air laut dan sungai. Keadaan ini mungkin juga disebabkan karena sistem penanganan limbah yang dipakai sudah relatif bagus.

Status Mutu Air Laut. Hasil penilaian status mutu air laut berdasarkan kadar Hg disajikan pada Tabel 7 Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai status mutu air laut adalah = 0, yang berarti bahwa kualitas air laut di perairan ini termasuk kelas A (baik sekali). Dengan demikian kadar logam berat di perairan ini belum berbahaya bagi kehidupan biota laut.

Kadar Hg dalam air laut (muara) ini memberi petunjuk bahwa masukan logam berat baik yang berasal dari peluruhan mineral logam secara alami, proses geologis yang terdapat di perairan muara maupun yang berasal dari limbah berbagai kegiatan di darat belum berpengaruh terhadap fluktuasi kadar Hg.

Tabel 2. Kadar Merkuri (Hg) dalam Air Laut di Teluk Kao, ppm

St Kadar Lokasi

1 <0.001 Muara S.Kasusu 2 <0.001 Muara S. Cibok 3 <0.001 Muara S. Tabobo

4 <0.110 Air Panas (kontrol) 5 <0.001 Laut (kontrol) Min <0.001 Mak <0.001 Std Dev 0.000 Rerata <0.001 NAB 0.001 [2]

Tabel 3. Status Mutu Air Laut di Teluk Kao, ppm

Unsur Min Max Rerata NAB [2] Skor

Hg <0.001 <0.001 <0.001 0.001 0 Total Skor 0

NAB : Nilai Ambang Batas

Tabel 4. Kadar Merkuri (Hg) dalam Sedimen di Teluk Kao, ppm St Kadar Lokasi 1 0.020 Muara S. Kasusu 2 0.014 Muara S. Cibok 3 0.151 Muara S. Tabobo

4 0.137 Air panas (Kontrol) 5 0.085 Kontrol (Laut) Min 0.014 Mak 0.151 St.Dev 0.063 Rerata 0.0814 NAB 0.15 – 1, 0., 0.6 * [3], [4]

(4)

Tabel 5. Penilaian Status Mutu Sedimen Laut di Teluk Kao

Unsur Min Max Rerata NAB Skor

Hg 0.014 0.151 0.0814 0.15-1 * 0 Total Skor 0 * Sumber: [4]

Tabel 6. Kadar Merkuri (Hg) di Perairan Anggai, ppm

St Muara Lokasi

1 <0.001 Sungai Anggai I 2 <0.001 Sungai Anggai II 3 <0.001 Sungai Anggai III 4 <0.001 Sungai Anggai IV 5 <0.001 Kontrol 6 <0.001 Kontrol Min <0.001 Mak <0.001 St.Dev 0.000 Rerata <0.001 NAB 0.001 [2]

Tabel 7. Status Mutu Air Laut di Perairan Anggai

Unsur Min Max Rerata NAB [2] Skor

Hg <0.001 <0.001 <0.001 0.001 0 Total Skor 0 NAB: Nilai Ambang Batas

Tabel 8. Kadar Merkuri (Hg) dalam Sedimen di Perairan Anggai, ppm

St Kadar Lokasi

1 0.069 Muara S. Anggai I 2 0.013 Muara S. Anggai II 3 0.063 Muara S. Anggai III 4 0.020 Muara S. Anggai IV 5 0.117 Kontrol 6 0.085 Kontrol Min 0.013 Mak 0.117 St.Dev 0.039 Rerata 0.0611 NAB 0.15 – 1, 0; 0.6 [3]; [4]

Tabel 9. Hasil Penilaian Status Mutu Sedimen di Perairan Anggai

Unsur Min Max Rerata NAB [4] Skor

Hg 0.013 0.117 0.0611 0.15-1 0 Total Skor 0 NAB: Nilai Ambang Batas

Perairan Anggai (Sedimen). Hasil pengukuran kadar logam berat Hg dalam sedimen disajikan pada Tabel 8. Dari tabel tersebut dapat dilihat kadar Hg di semua

stasiun berkisar antara 0.013 – 0.117 ppm dengan kadar Hg rerata 0.061 ppm. Kadar ini lebih rendah dari kriteria yang ditetapkan oleh [3] dan [4] untuk keamanan biota laut yakni antara 0.15 – 1.0 ppm dan 0.6 ppm.

Status Mutu Sedimen (Laut). Hasil penilaian status mutu sedimen berdasarkan kadar Hg di perairan Anggai disajikan pada Tabel 9. Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai status mutu sedimen adalah = 0, yang berarti bahwa kualitas sedimen di perairan ini termasuk kelas A (baik sekali). Dengan demikian Hg dalam sedimen laut di perairan ini belum berbahaya bagi kehidupan biota laut.

Seperti halnya di Teluk Kao, data di atas menunjukkan bahwa masukan unsur Hg baik yang berasal dari peluruhan mineral logam secara alami, proses geologis yang terdapat di daerah muara maupun yang berasal dari limbah berbagai kegiatan di darat belum berpengaruh terhadap fluktuasi kadar Hg.

4. Kesimpulan

Kadar logam berat Hg air laut dan sungai di Teluk Kao dan Anggai masih sesuai dengan NAB yang ditetapkan oleh [2] Air laut dan sedimen di perairan Teluk Kao dan Anggai masih bersih dan belum tercemar oleh Hg. Menghilangnya sumberdaya perikanan di Teluk Kao, diduga disebabkan oleh penggunaan sianida, yang pada penelitian ini belum diteliti. Selain itu dapat juga disebabkan oleh limbah pertanian yang mengandung pestisida. Mengingat kegiatan yang ada di darat adalah kegiatan pertambangan logam mulia yang menggunakan merkuri dalam proses pemisahannya, maka perlu dilakukan pemantauan secara berkala minimal dua kali dalam setahun khususnya dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan laut oleh kedua unsur kimia beracun tersebut. Diharapkan adanya kerjasama antara Bappeda TK I Maluku Utara, Stasiun Penelitian Lapangan (SPL) Ternate dengan PT NHM dalam memantau kualitas lingkungan perairan di Teluk Kao.

Ucapan Terima Kasih

Bersama ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bappeda TK I Maluku Utara, khususnya DR. Muhajir Masaoli (Ketua Bappeda) yang telah mempercayakan peneliti an ini kepada saya dan tim.

Daftar Acuan

[1] D.H. Loring, R.T.T. Rantala, Geochemical analyss of sediment and suspended particulated matter, Fisheries and Marine Service Technical Report No 20: 700 Environmental Canada : 1-58, 1977.

[2] KMNLH, Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Kantor Menteri Negara

(5)

Kependudukan Lingkungan Hidup 2004. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Kep-51/MNLH/2004. Sekretariat Negara, Jakarta.

[3] EPA, Water Monitoring Report. Sediment Quality Monitoring of the Port Rivers Estuary, Report 1. 1997.

[4] ANZAECC/ARMCANZ, Australian and New Zealand Guidelines for Fresh and Marine Water Quality, Vol 1. The Guidelenies Australian and New Zealand Environment and Conservation Council and Agriculture and Resource Mangament Council of Australia and New Zealand, 2000.

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Teluk Kao dan P.  Anggai
Tabel 4.  Kadar Merkuri (Hg) dalam Sedimen di Teluk  Kao, ppm      St Kadar  Lokasi  1  0.020  Muara S
Tabel 6. Kadar Merkuri (Hg) di Perairan Anggai, ppm

Referensi

Dokumen terkait

7 Namun tidak hanya itu, sebagai organisasi masyarakat atau civil society Muhammadiyah telah menjalankan fungsi politiknya dalam kehidupan nasional Muhammadiyah telah

bahwa Indonesia berada pada peringkat satu dunia dengan pertumbuhan 51% dikategori Growth In Internet User melampaui Amerika, China serta negara lain di dunia

100 juta rupiah untuk dimanfaatkan anggota gabungan kelompok tani pada sarana produksi pertanian, kegiatan gabungan kelompok tani pada pengelolaan dana pengembangan usaha

Sama seperti pada siklus II, guru mitra dibantu peneliti menyiapkan bahan dan materi yang akan dibahas dengan menggunakan aplikasi dari model pembelajaran inkuiri

Sebagai pengguna jasa angkutan pengiriman barang, efisiensi satuan biaya kirim barang yang dapat dilakukan oleh perusahaan kontraktor adalah dengan melakukan

Sehubungan dengan penugasan itu, maka pada hari berikutnya mereka sudah tiba di qual Njordi tempat Orang Laout yang tinggal di sekitarnya, dan mereka mendapat berita bahwa

yaitu sebagai bahan yang digunakan dalam penelitian untuk penulisan.. sejarah, arsip memperoleh tempatnya yang