• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG TAHUN 2016-2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG TAHUN 2016-2020"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

ota Kupang, secara geografis terletak antara, 10° 36’ 14° – 10° 39’ 58° LS dan 123° 32’

23° –123° 32’ 23° - 123° 37’ 01° BT, dengan batas fisik sebagai berikut:

Utara : dengan Teluk Kupang

Selatan : dengan Kec. Kupang Barat Kab. Kupang

Timur : dengan Kec. Kupang Tengah dan Kupang Barat Kab. Kupang

Barat : dengan Kec. Kupang Barat Kab. Kupang dan Selat Semau

Secara administrasi Kota Kupang terdiri atas 6 kecamatan, 51 kelurahan, dengan luas wilayah 260,127 Km2

atau 26.012,7 Ha, terdiri dari luas daratan 180,27 Km2 atau 18.027 Ha dan Luas Lautan 94,79 Km2 atau

9.479 Ha. Masing-masing rincian nama kecamatan, dan Kelurahan disajikan pada tabel dan gambar

(2)

Tabel 4.1

Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan Kota Kupang Menurut Kecamatan Tahun 2013

NO KELURAHAN LUAS WILAYAH

(Km²)

4.2.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kota Kupang tahun 2011 sebanyak 349.344 jiwa dan ditahun 2012 meningkat

menjadi 365.348 jiwa terdiri dari 187.619 laki-laki dan 177.729 perempuan, dan tahun 2013

meningkat lagi menjadi 378.425 jiwa, menyebar dalam 6 kecamatan. Kecamatan dengan jumlah

penduduk terpadat secara berurutan adalah kecamatan Oebobo dengan jumlah 91.678 orang

(24%), kecamatan Maulafa 72.514 orang (19%), kecamatan Kelapa Lima 71.176 orang (19%),

Kecamatan Alak 58.033 orang (15%), kecamatan Kota Raja 52.031 (14%) dan terendah di

kecamatan Kota Lama 32.993 orang (9%). Dari pesebaran penduduk ini ternyata bahwa

penduduk di Kota Kupang masih terpusat di daerah perkotaan Oebobo.

Jumlah penduduk yang ada, bila dibandingkan dengan luas wilayah Kota Kupang secara keseluruhan

didapatkan tingkat kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk Kota Kupang sesuai data Kota Kupang

dalam Angka 2013, sebesar 2.099 jiwa/km². Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Kota lama sebesar

10.246 jiwa/km2, dan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Alak, sebesar 668 jiwa/km².

Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah, kepadatan dan persentase penduduk, luas daerah antar kecamatan di

Kota Kupang dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut ini.

Tabel 4.2.

Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin, Luas daerah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Kupang Tahun 2013

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk Luas Daerah

(Km2)

(3)

Gambar 4.1.Presentase Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2013

Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2014

4.2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Rata-rata pertumbuhan penduduk tahun 2011 -2012 di Kota Kupang adalah sebesar 4,38%. Pada

tahun 2011, Jumlah penduduk sebesar 342.892 naik menjadi 365.348 pada tahun 2012. Jika dilihat

distribusinya, pertumbuhan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Maulafa sebesar 5,08 % dan laju

pertumbuhan terendah terdapat di kecamatan Kota Raja sebesar 1,04 %. Untuk jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Pertambahan Penduduk dan Laju Pertumbuhannya Menurut Kecamatan Tahun 2011-2012

Kecamatan Pertambahan Penduduk Pertumbuhan Penduduk (%)

Alak 2.849 5,08

Maulafa 1.378 1,97

Oebobo 5.791 6,54

Kota Raja 521 1,04

Kelapa Lima 4.968 7,23

Kota lama 497 1,56

Jumlah/ Total 16.004 4,38

Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2013

4.2.3. Penduduk Miskin

Penduduk miskin di Kota Kupang sejak tahun 2003-2013 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2003

jumlah penduduk miskin Kota Kupang sebanyak 28.800 jiwa, lebih rendah jika dibandingkan

dengan penduduk miskin Propinsi NTT yang mencapai 1.165.900 jiwa. Pada tahun 2007

penduduk miskin Kota Kupang menurun menjadi 20.300 jiwa, namun di tahun 2008 penduduk

(4)

Kota Kupang makin menurun hingga tahun 2011 menjadi 34.467 jiwa. Di tahun yang sama

penduduk miskin NTT pesat hingga mencapai 986.500 jiwa. Namun di tahun 2012 penduduk

miskin Kota Kupang meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 35.000 jiwa dan di tahun yang

sama penduduk miskin NTT mencapai 1.000.300 jiwa. Melihat angka-angka penduduk miskin ini

selama 10 tahun periode 2003-2012 ini, menunjukan bahwa penduduk miskin kota akan terus ada

dengan jumlah yang kadang bertambah namun kadang pula menurun.

Tentang garis kemiskinan Kota Kupang periode 2003-2012 meningkat dari tahun ke tahun. Sama

halnya dengan garis kemiskinan Provinsi NTT. Pada tahun 2003 garis kemiskinan Kota Kupang

107.253 dan di tahun 2012 meningkat menjadi 357.598 atau naik 233,4%. sedangkan untuk

Provinsi NTT di tahun 2003 sebanyak 97.387 dan di tahun 2012 menjadi 222.507 atau naik 128,5

%. Selama periode 10 tahun ini (2003-2012) garis kemiskinan Kota Kupang berada pada posisi

tertinggi dibandingkan kabupaten lain di NTT, kecuali Sumba Timur tahun 2003. Pada tahun

2012 garis kemiskinan terendah ada pada kabupaten Sumba Tengah yakni 205.049 di bandingkan

dengan Kota Kupang 357.598 dan Provinsi NTT 222,507. Untuk lebih jelas tentang garis

kemiskinan dan penduduk miskin Kota Kupang dan provinsi NTT dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.4. Garis Kemiskinan Kota Kupang dan NTT tahun 2003-2013

4 Tahun Garis Kemiskinan Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Kabupaten

Kota Kupang NTT Tertinggi Terendah

2003 107.253 97.387 Sumba Timur (117.744) Alor (73.052) 2004 112.962 102.695 Kota Kupang (112.962) Rote Ndao (84.811) 2005 124.145 98.263 Kota Kupang (124.145) Belu (83.887) 2006 151.112 114.982 Kota Kupang (151.112) Belu (99.183) 2007 169.511 126.389 Kota kupang (169.511) Rote Ndao (106.273) 2008 252.195 161.639 Kota Kupang (252.195) Alor (141.085) 2009 255.060 167.492 Kota Kupang (255.060) Sumba Tengah (145.321) 2010 309.281 193.298 Kota Kupang (309.281) Sumba Tengah (164.489) 2011 337.181 203.607 Kota Kupang (337.181) Sikka (196.081) 2012 367.598 222.507 Kota Kupang (367.598) Sumba Tengah (206.049) 2013 443.022 251.080 Kota Kupang (443.022) Flores Timur (214.010

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Miskin Kota Kupang dan NTT tahun 2003-2013

Tahun Penduduk Miskin

(5)

4.3. GAMBARAN TOPOGRAFI

Secara topografi Kota Kupang terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan. Untuk

daerah terendah terletak pada ketinggian 0-50 meter dari permukaan laut rata-rata, sedangkan

daerah tertinggi terletak di bagian selatan dengan ketinggian antara 100-350 meter dari permukaan

laut. Daerah pantai merupakan kawasan di bagaian utara yang berbatasan langsung dengan teluk

Kupang dengan kemiringan antara 0% sampai 2%, daerah dataran rendah merupakan kawasan di

bagian pesisir, dengan kemiringan antara 2-5%.

Kota Kupang secara visual merupakan daerah dataran rendah yang sudah dimanfaatkan pula

sebagai lahan kegiatan usaha seperti sawah tadah hujan, kebun musiman dan semak belukar. Pada

bagian barat daya dan selatan terdapat perbukitan yang harus dilindungi dengan penghijauan

(reboisasi) yang berfungsi sebagai daerah tangkapan (cacthmant area) untuk menjaga potensi air

tanah di Kota Kupang. Kondisi topografi Kota Kupang dapat dilihat pada gambar terlampir.

4.4. GAMBARAN GEOHIDROLOGI

Kota Kupang yang sering dijuluki Kota Karang, memang merupakan daerah yang kering, dan

pada musim kemarau (± Mei – Nopember) mengalami krisis air bersih. Kota Kupang hanya

dilalui oleh beberapa aliran sungai yang pada musim hujan baru tampak aliran airnya yaitu antara

lain:

a. Kali Dendeng yang bermuara di pantai LLBK (Pantai Kopan)

b. Kali Liliba yang bermuara di pantai Oesapa.

c. Kali Merdeka yang bermuara di pantai Oeba

Tabel 4.6.Pola Aliran Alur Sungai Di Kota Kupang

NO SUNGAI POLA ALIRAN

1. Sungai Liliba

Alur Sungai ini melewati batu gamping koral dan batu lempung dari kompleks Bobonaro, banyak juga dijumpai mata air ditebing sungai Liliba melalui celah-celah batu gamping ke arah Sungai Liliba. Sungai ini selalu berarir walau pada musim kemarau namun debitnya kecil.

2. Sungai Kupang

Alur sungai ini melewati batu gamping koral dan batu lempung kornplek Bobonaro. Seperti halnya sungai-sungai di atas pada tebing sungai kupang pun terdapat sederetan mata air yang rnensuplai air ke dalam sungai Kupang. Sungai ini selalu berair walaupun pada musim kemarau dengan debit yang kecil.

3. Sungai Alak

Alur Sungai ini melewati batu gamping koral dengan sudut lereng 15-45 derajat. Sungai ini hanya berarir pada saat turun hujan dan beberapa waktu setelah itu kemudian menjadi kering. Pada tebing Sungai Alak ini tidak terdapat mata air yang berfungsi untuk menyuplai air ke dalam sungai.

Disamping sungai-sungai besar terdapat juga sungai-sungai kecil.Sungai-sungai ini hanya berair

pada saat hujan dan beberapa saat setelah hujan berhenti dan hanya Sungai Merdeka dan Sungai

Oesapa Kecil yang dapat bertahan mengalir hingga pada saat memasuki musim kemarau. Berikut

(6)

Tabel 4.7.Kondisi Sungai Di Kota Kupang

1. Tenau dengan lingkup Alak dan sekitarnya.

2. Tabun dengan lingkup Fatukoa, Sikumana dan Bello.

3. Bakunase dengan lingkup Labat dan sekitarnya.

4. Penfui dengan lingkup Bandara Eltari, Undana, Lapas, Liliba.

5. Kelapa Lima dengan lingkup Balaikota, Kelapa Lima, Sasando dan Oesapa.

Di wilayah Kota Kupang terdapat embung-embung kecil yang merupakan salah satu teknologi

pengembangan sumber daya air. Embung-embung kecil dengan kapasitas tampungannya adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.8.Sebaran Embung Di Kota Kupang

No Nama Embung Lokasi Kapasitas (m3) Keterangan

1 Nainoni 1 Nainoni 30.000 Berair

2 Nainoni II Nainoni 20.600 Berair

3 Manutapen 1 Manutapen 30.000 Berair

4 Manutapen 11 Manutapen 15.070 Berair

5 Nunbaun Delha Manutapen 29.146 Berair

6 Namosain 1 Manutapen 19.146 Berair

Sumber : Review RTRW Kota Kupang 2009

Sumber mata air yang terdapat di wilayah Kota Kupang ada yang bersifat tetap (permanert spring)

dimana mata air tetap berair sepanjang tahun, dan ada mata air yang hanya berair pada musim

penghujan sedangkan pada musim kemarau air tersebut kering (iritermitten spring).Pemanfaatan air

dari sumber mata air itu tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga tetapi juga

(7)

4.5. GAMBARAN GEOLOGI

4.5.1. Jenis Tanah

Pembentukan tanah dalam wilayah Kota Kupang terdiri dari bahan keras dan bahan non vulkanis.

Bahan-bahan mediteran/rencina/ litosol terdapat di kecamatan Alak, Maulafa, Kota Raja,

Oebobo, Kelapa Lima dan Kota Lama.

Mediteran

Tanah mempunyai lapisan solum yang tebal. Kadar unsur basa yang terkandung umumnya

tinggi, daya menahan airnya sedang, sehingga kepekaan terhadap erosi juga sedang. Sifat-sifat

fisik dan kimianya baik sehingga nilai produksinya cukup tinggi dan apabila persediaan air

cukup untuk pengolahan/tumbuh tanam, maka jenis tanah ini dapat dimanfaatkan untuk

persawahan.  Litosol

Merupakan tanah mineral dengan sedikit perkembangan diatas batuan kukuh, dengan

kedalaman profil kurang dari 50 cm. Jenis tanah ini mempunyai hambatan kedangkalan profil

disertai kadang-kadang kurangnya air, kemungkinan digunakan sebagai lahan pertanian sangat

terbatas. Penyebaran untuk jenis tanah litosol banyak dijumpai di-enam kecamatan di Kota

Kupang.

percepatan gempa untuk periode ulang setiap 20 tahun, Gambar terlampir.

Besarnya intensitas atau tingginya tingkat kerusakan akibat gempa bumi (dinyatakan dalam

skala MMI = Modified Mercalli Intensity) bergantung pada beberapa faktor, antara lain jarak

suatu wilayah terhadap sumber gempa bumi dan kondisi geologi setempat. Dalam Peta

Wilayah Rawan Bencana Gempa Bumi, tempat-tempat atau daerah-daerah yang

memiliki nilai intensitas atau tingkat kerusakan yang sama dihubungkan oleh suatu garis

isoseismal. Berdasarkan pembagian zona tersebut, wilayah Kupang dan sekitarnya

termasuk dalam zona gempa dengan intensitas V - VI skala MMI (wilayah Kupang

bagian selatan) dan VI – VII skala MMI (wilayah Kupang bagian utara).

Kota Kupang paling tidak telah terjadi gempa sebanyak empat kali yang mengakibatkan

kerusakan, yaitu pada Tahun 1908, 1938, 1963 dan 1975. Gempa bumi yang terjadi Tahun

1975, pusat gempa berada di utara Kota Kupang (Laut Sawu), pada kedalaman 0

– 99 km, dengan magnitud 6,1 skala Richter, telah mengakibatkan retakan tanah dan

(8)

Jalur zona tumbukan lempeng Sumatra-Jawa ini menerus ke wilayah NTT. Di wilayah

Timor, batas lempeng tektonik ini berubah sifatnya dari jalur zona subduksi (dimana

lempeng lautan menunjam di bawah lempeng benua) menjadi zona tabrakan lempeng

benua dengan benua (= "collision zone"). Di wilayah busur belakang pulau ("back-arc") di

bagian ujung barat zona tabrakan lempeng ini pernah terjadi gempa tsunami pada tahun

1992, yaitu di utara Pulau Flores yang memakan korban lebih dari 2000 jiwa. Gempa

tahun 1992 ini terjadi pada segmen "Sula back thrust". Di segmen megathrust di Selatan

Sumba, gempa terakhir terjadi tahun 1977 (M8.0).

Dari gambaran di atas maka wilayah NTT termasuk Kota Kupang pun menjadi daerah yang

rawan dan rentan terkena imbas dari gelombang tsunami ketika gempa bumi baik

tektonik maupun vulkanik terjadi di lautan. Bahkan Menurut Kertapati (2007), pada Tahun

1953, di wilayah pantai sebelah Barat Kupang pernah terjadi tsunami, tetapi tidak diperoleh

informasi yang lengkap mengenai daerah yang terlanda maupun jumlah korban akibat

tsunami.

Banjir

Wilayah Kota Kupang memiliki beberapa wilayah yang merupakan wilayah rawan banjir,

yaitu di sekitar muara Sungai Liliba, Oesapa dan Sungai Dendeng. Berdasarkan

frekuensi kejadiannya, banjir di daerah tersebut adalah merupakan banjir rutin, yaitu

banjir yang selalu terjadi hampir setiap tahun terutama pada saat musim hujan.

Karakteristik sungai-sungai tersebut antara lain gradien sungai yang kecil sehingga aliran

permukaan lambat, kondisi geologi tertentu yang terkait dengan kecepatan peresapan air ke

dalam tanah dari rendah hingga tinggi, adanya sedimentasi pada badan sungai sehingga

days tampung sungai berkurang, serta pengaruh pasang surut air laut. Sejauh ini kejadian

banjir tidak menimbulkan dampak yang berarti, karena daerah sekitar muara sungai-sungai

tersebut masih kurang berpenghuni.

Gambaran tentang kawasan rawan bencana untuk wilayah Kota Kupang baik menyangkut

potensi kegempaan maupun bencana banjir, dapat dilihat ilustrasinya dalam gambar peta.

4.6. GAMBARAN KLIMATOLOGI

4.6.1. Musim

Di Kota Kupang, sebagaimana daerah lainnya di NTT khususnya daratan Timor dikenal hanya

dua musim saja yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni sampai dengan

September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga terjadi

musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember – Maret arus angin yang datang dari benua Asia

(9)

ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan Mei–Juni dan November–

Desember. Wilayah Kota Kupang pada umumnya mempunyai iklim dan curah hujan yang tidak

merata. Curah hujan pada daerah-daerah lain relatif rendah.

4.6.2. Suhu dan Kelembaban Udara

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan

laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2012 rata-rata suhu udara minimum di Kota Kupang adalah

20,0°C – 24,0°C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Nopember (34,8°C) dan suhu udara minimum

terjadi pada bulan Agustus (20,0oC). Di tahun 2012, Kelembaban tertinggi pada bulan Januari dan Maret

(88%) dan terendah pada bulan Agustus (62%) dengan kelembaban udara tahunan rata-rata 74,5 %.

Perkembangan rata-rata temperatur udara periode 2008-2012 berkisar antara 24,3 oC -29,7 oC

Untuk jelasnya tentang perkembangan temperatur udara dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut :

Tabel 4.9. Rata-rata Temperatur Udara Minimum dan maksimum Menurut Bulan Tahun 2012

No Bulan Rata-rata Temperature Minimum Rata-rata Temperature Maksimum

2011 2012 2011 2012

Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2013

Gambar 4.2

Perkembangan Rata-rata Suhu Udara di Kota Kupang Menurut Bulan Tahun 2008-2012

(10)

4.6.3. Curah Hujan, Hari Hujan dan Keadaan Angin

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran/

pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan jadi beragam menurut bulan dan letak stasiun

pengamat. Rata-rata curah hujan selama tahun 2011 tertinggi adalah pada bulan Januari (509,2 mm) dan

terendah ( 0 mm) adalah bulan Juni, Agustus, september. Sedangkan di tahun 2012, curah hujan tertinggi

pada bulan Maret (360,6 mm) dan terendah pada bulan Juni dan Agustus (0 mm).

Hari Hujan tertinggi pada bulan Januari (29 hari) dan selama tiga bulan dalam tahun 2011 hujan tidak

pernah turun yakni pada bulan Juni, Agustus dan September. Sedangkan di tahun 2012 Hari Hujan tertinggi

pada bulan Desember (23 hari) dan tidak pernah turun hujan pada bulan Juni dan Agustus.

Di tahun 2012 Kecepatan Angin teringgi pada bulan Mei, Juni, Juli dan Agustus (120 Knots) dan tekanan

angin tertinggi pada bulan Agustus (1013,8 Milibar) dan terendah pada bulan Januari (1007,6 Milibar).

Berikut ini tabel-tabel menyajikan jumlah curah hujan dan hari hujan, kelembaban udara, tekanan dan

kecepatan angin serta temperatur di Kota Kupang tahun 2011-2012.

Tabel 4.10

Rata-rata Kelembaban Relatif, arah, dan Kecepatan Angin dan Tekanannya Menurut Bulan Tahun 2011-2012

No Bulan Kelembaban Arah dan Kecepatan Angin Tekanan

2011 2012 2011 2012 2011 2012

Sumber : Kupang dalam Angka 2013

Tabel 4.11.

Curah Hujan Rata-rata dan Hari Hujan Menurut Bulan Tahun 2011-2012

No Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari)

(11)
(12)
(13)
(14)

4.7. KONDISI SOSIAL EKONOMI

4.7.1. Pendidikan

Tingkat pendidikan di Kota Kupang bertumbuh pesat. Hingga Tahun 2013 masih terdapat

penduduk yang berumur diatas 10 tahun yang belum pernah bersekolah sebanyak 4,03%, yang

masih bersekolah 37, 37% dan yang tidak bersekolah lagi 58,61%. Penduduk yang tidak

bersekolah didonimasi oleh kaum perempuan yakni mencapai 60,4%. Mengenai persentase

penduduk berumur 10 tahun keatas menurut jenis kelamin dan status pendidikan disajikan pada

gambar dibawah ini :

Gambar 4.6.

Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Status Pendidikan Tahun 2013

Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2014

Sedangkan penduduk berumur diatas 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi, di dominasi oleh

tingkat SMU (37,06%), diikuti oleh tingkat SD (16,61%) dan terendah 1,16% oleh tingkat S2/S3.

(15)

Gambar 4.7.Persentase penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut IjazahmTertinggi yang dimiliki, 2013

4.7.2. Perkembangan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kupang tahun 2011 berdasarkan harga konstan

2000 adalah Rp 2.486.759,02- dan tahun 2012 meningkat menjadi Rp.2.669.257,70,- Komposisi

PDRB terbesar adalah sektor jasa-jasa (30,48%), sedangkan terkecil adalah sektor listrik, gas dan

air minum (0,93%).

Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kupang atas Dasar Harga yang

Berlaku Tahun 2011 sebesar Rp. 5.346.351,36 .dan di tahun 2012 meningkat menjadi

RP.6.150.768,60,- atau mengalami kenaikan 15,05%. PDRB terbesar adalah sektor Perdagangan,

restoran dan hotel (28,89%) dan terendah adalah sektor listrik, gas dan air minum (0,99%). Untuk

lebih jelasnya mengenai komposisi PDRB dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.

Tabel 4.12. PDRB & Distribusi Persentase PDRB Kota Kupang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012

LAPANGAN USAHA PDRB (Rp.Juta) Distribusi Persentase PDRB (%)

2011 2012 2011 2012

1. PERTANIAN 104.415,65 107.437,05 4,20 4,02

a. Tanaman Bahan Makanan 29.614,62 30.014,90 1,19 1,12

b. Tanaman Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 55.562,00 57.089,76 2,23 2,14

d. Kehutanan 34,88 35,12 0,00 0,00

e. Perikanan 19.204,15 20.297,27 0,77 0,76

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 36.975,00 38.209,35 1,49 1,43

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 66.583,77 68.238,50 2,68 2,56

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 21.490,68 24.806,77 0,86 0,93

a. Listrik 14.897,73 17589,44 0,60 0,66

b. Air Minum 6.592,95 7.217,33 0,27 0,27

5. BANGUNAN 259.578,45 273.889,28 10,44 10,26

6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 714.117,11 769.155,81 28,72 28,82

a. Perdagangan Besar & Eceran 676.788,07 729,309,09 27,22 27,32

b. Hotel 183.893,90 20.044,15 0,76 0,75

c. Restoran 18.445,14 19.802,57 0,74 0,74

(16)

LAPANGAN USAHA PDRB (Rp.Juta) Distribusi Persentase PDRB (%)

2011 2012 2011 2012

a. Pengangkutan 263.633,18 420.430,25 10,60 10,38

1. Angkutan Jalan Raya 135.984,71 276.964,78 5,47 5,33

2. Angkutan Laut 47.563,96 49.811,57 1,91 1,87

3. Angkutan Udara 31.143,04 33.467,07 1,25 1,25

4. Jasa Pengangkutan 48.941,47 51.467,79 1,97 1,93

b. Komunikasi 134.154,90 143.465,47 5,39 5,37

1. Pos dan Telekomunikasi 134,154,90 143.465,47 5,39 5,37

8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 143.303,99 153.595,16 5,76 5,75

a. Bank 68.197,46 72.655,02 2,74 2,72

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 44.978,07 48.978,07 1,81 1,83

d. Sewa Bangunan 19.225,87 20.433,29 0,77 0,77

e. Jasa Perusahaan 10.902,59 11.528,78 0,44 0,43

9. JASA-JASA 742.506,28 813.495,53 29,86 30,48

a. Pemerintahan Umum 509.903,92 566.708,66 20,50 21,23

b. Swasta 232.602,36 246.786,87 9,35 8,25

1. Sosial Kemasyarakatan 132.209,78 139.641,02 5,32 5,23

2. Hiburan & Rekreasi 739,07 795,04 0,03 0,03

3. Perorangan & Rumahtangga 99.572,51 106.350,81 4,00 3,98

PDRB 2.486.759,02 2.669.257,70 100,00 100,00

Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2013

Tabel 4.13.PDRB & Distribusi Persentase PDRB Kota Kupang Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Yang Berlaku Tahun 2012

LAPANGAN USAHA PDRB (Rp.Juta) Distribusi Persentase PDRB (%)

2011 2012 2011 2012

1. PERTANIAN 244.610,84 274.759,35 4,58 4,47

a. Tanaman Bahan Makanan 62.747,80 69.974,27 1,17 1,14

b. Tanaman Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 124.786,47 139.481,28 2,33 2,27

d. Kehutanan 54,95 60,25 0,00 0,00

e. Perikanan 57.021,61 65.243,55 1,07 1,06

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 87.239,59 103.734,78 1,63 1,69

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 160.754,38 172.092,39 3,01 2,80

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 49.568,07 61.007,92 0,93 0,99

a. Listrik 33.673,35 42.957,47 0,63 0,70

b. Air Minum 15.894,72 18.050,45 0,30 0,29

5. BANGUNAN 687.473,14 764.192,78 12,86 12,42

6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 1.545.304,48 1.838.359,58 28,90 29,89

a. Perdagangan Besar & Eceran 1.473.318,26 1.755.005,53 27,56 28,53

b. Hotel 39.393,89 45.505,06 0,74 0,74

c. Restoran 32.592,33 37.848,99 0,61 0,62

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 770.019,60 851.745,85 14,40 13,85

a. Pengangkutan 533.702,02 583.238,66 9,98 9,48

1. Angkutan Jalan Raya 244.649,84 258.748,12 4,58 4,21

2. Angkutan Laut 98.207,45 110.216,60 1,84 1,79

3. Angkutan Udara 79.199,27 92.240,54 1,48 1,50

4. Jasa Pengangkutan 111.645,47 122.033,40 2,09 1,98

b. Komunikasi 236.317,57 268.507,19 4,42 4,37

1. Pos dan Telekomunikasi 236.317,57 268.507,19 4,42 4,37

8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 353.694,99 407.918,74 6,71 6,63

a. Bank 205.961,77 253.231,99 3,85 3,82

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 85.223,00 97.439,83 1,59 1,58

d. Sewa Bangunan 44.861,56 49.194,81 0,84 0,80

e. Jasa Perusahaan 22.648,67 26.052,11 0,42 0,42

9. JASA-JASA 1.442.686,27 1.676.957,21 26,98 27,26

a. Pemerintahan Umum 1.011.339,77 1.200.764,96 18,92 19,52

b. Swasta 431.346,50 476.192,25 8,07 8,74

1. Sosial Kemasyarakatan 233.126,01 257.751,52 4,36 4,19

2. Hiburan & Rekreasi 1.589,95 1.914,17 0,03 0,03

3. Perorangan & Rumahtangga 196.630,55 216.526,56 3,68 3,52

PDRB 5.346.351,36 6.150.768,60 100,00 100,00

(17)

Selanjutnya distribusi persentase PDRB Kota Kupang atas dasar Harga Berlaku menurut

Lapangan Usaha tahun 2012, di dominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (29,89%),

diikuti sektor Jasa (27,26%) dan sektor transportsi dan komunikasi (13,85%) serta sektor dengan

kontribusi terkecil adalah sektor listrik,gas dan air sebesar 0,99%. Komposisi distribusi persentase

PDRD ini disajikan pada gambar berikut ini :

Gambar.4.8

Disteribusi PDRB Kota Kupang Atas Dasar Harga Yang Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2012

4.7.3. Pertumbuhan Ekonomi

Pada Priode 2007-2012 pertumbuhan ekonomi Kota Kupang berturut-turut sebesar 9,00%,

selanjutnya menurun 7,45% dan 6,13% di tahun 2008 dan 2009. Kemudian di tahun 2010

mengalami peningkatan menjadi 7,84% dan 8,26 di tahun 2011 serta di tahun 2012 menurun lagi

menjadi 7,34%. Walaupun pertumbuhan ekonomi selama periode 6 tahun ini tidak konstan, tapi

setidaknya dalam 2 tahun terakhir mengalami peningkatan. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota

(18)

Gambar 4.9.

Pertumbuhan Ekonomi 2007-2012

4.7.4. Pendapatan Perkapita

Angka PDRB perkapita sebenarnya hanya menunjukkan daya beli masyarakat secara keseluruhan

dalam suatu wilayah/daerah dan belum mampu mencerminkan daya beli perindividu. Angka

PDRB perkapita menunjukkan rata-rata PDRB untuk setiap penduduk suatu daerah. PDRB

perkapita yang tinggi menunjukkan semakin baiknya perekonomian rata-rata penduduk di daerah

tersebut, sebaliknya angka PDRB perkapita yang semakin rendah menunjukkan semakin rendah

pula rata-rata tingkat perekonomian penduduknya.

Pendapatan Regional per Kapita Kota Kupang atas dasar harga berlaku periode 2009-2012

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 sebesar Rp. 11.588.185 rupiah, di

tahun 2010 menjadi Rp. 12.052.893,- di tahun 2011 menjadi Rp.13.329.102,- dan di tahun 2012

menjadi Rp. 14.438.427,- Pendapatan regional perkapita penduduk (PDRB setelah dikurangi

penyusutan dan pajak tidak langsung netto) Kota Kupang pada tahun 2009 sebesar 185.774

rupiah, pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 264.375,-. Angka pendapatan perkapita di atas

menunjukkan rata-rata pendapatan yang diperoleh dari setiap penduduk di Kota Kupang.

Rincian pendapatan regional perkapita Kota Kupang atas dasar harga berlaku tahun 2009-2012

(19)

Tabel 4.14. Pendapatan Regional dan Angka Per Kapita Kota Kupang Tahun 2009-2012

LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012

I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU

01. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Jutaan

Rupiah) 4.029.082 4.682.670 5.346.351 6.150.769

02. Dikurangi Penyusutan Barang-barang Modal (Jutaan Rupiah) 372.438 420.346 541.346 610.983 03. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar (Jutaan

Rupiah) 3.656.645 4.262.324 1.805.005 5.539.786

04. Dikurangi Pajak tak Langsung Netto (Jutaan Rupiah) 185.774 209.671 234.562 264.735 05. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor =

Pendapatan

Regional (Jutaan Rupiah)

3.470.870 4.052.653 4.570.443 5.275.050

06. Jumlah Penduduk Pertengahan tahun (Orang) 299.518 336.239 342.892 365.348

07. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar Per

Kapita (Rupiah) 13.451.887 13.296.613 15.591.940 16.835.370

08. Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 11.588.186 12.052.893 13.329.102 14.438.427 II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

01. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Jutaan

Rupiah) 2.122.333 2.296.924 2.486.759 2.669.258

02. Dikurangi Penyusutan Barang-barang Modal (Jutaan Rupiah) 196.183 208.214 247.857 273.069 03. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar (Jutaan

Rupiah) 1.926.150 2.088.709 2.238.902 2.396.188

04. Dikurangi Pajak tak Langsung Netto (Jutaan Rupiah) 97.857 102.320 132.005 149.271 05. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor =

Pendapatan

Regional (Jutaan Rupiah)

1.828.293 1.986.390 2.106.897 2.246.917

06. Jumlah Penduduk Pertengahan tahun (Orang) 299.518 336.239 342.892 365.348

07. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar Per

Kapita (Rupiah) 7.085.827 6.831.223 7.252.310 7.306.069

08. Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 6.104.116 5.907.672 6.304.420 6.150.074

Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2013

4.7.5. Sektor-Sektor Ekonomi

a. Pertanian

 Komoditi pangan yang paling banyak diproduksi di Kota Kupang adalah : jagung, kacang

tanah, kedele, padi sawah, padi ladang, ubi jalar, dan ubi kayu.

Produksi padi sawah di Kota Kupang tersebar di 5 kecamatan kecuali kecamatan Kota

Lama. Yang pada tahun 2012 menghasilkan gabah kering 827 ton dan beras 768 ton diatas

lahan seluas 239 Ha. Ini menunjukan bahwa sekalipun menjadi wilayah perkotaan tapi

masih tersedia lahan basah pertanian.

Untuk produksi padi ladang hanya ada di kecamatan Alak, Oebobo dan kecamatan Maulafa dengan

luas lahan 19 Ha. Sedangkan tiga kecamatan lainnya tidak memiliki ladang persawahan. Sehingga

pada tahun 2012 hanya menghasilkan 35 ton gabah kering dan 32 ton beras. Jumlah ini sangat

sedikit bila dibandingkan dengan hasil produksi padi sawah. Ini berarti produksi padi yang ada Kota

kupang berasal dari padi sawah yang menggunakan sistem irigasi sehingga dapat memanen padi

hingga 2 kali dalam setahun.

Sedangkan produksi pangan lainnya di Kota Kupang di tahun 2012 ini adalah jagung 439

Ha, kacang tanah 65 Ha, kacang hijau 1 Ha, ubi kayu 71 Ha dan ubi jalar 49 Ha. Untuk

(20)

pemerintah Kota untuk wajib mengkonsumsi pangan lokal ( jagung dan ubi). Untuk lebih

jelasnya lihat Tabel berikut :.

Tabel 4.15.Luas Panen, Rata-Rata Hasil Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan di Kota Kupang Tahun 2012

Kecamatan Luas Panen

Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2013

 Selain itu Komoditi tanaman pangan hortikultura sayur-sayuran yang paling banyak

diproduksi di Kota Kupang adalah : kangkung, bayam, cabe besar, cabe rawit, bawang,

sawi, kacang panjang, Tomat, Terung, Buncis, Ketimun. Diantaranya produksi terbanyak

beruturut-turut : kangkung, bayam, sawi dan cabe rawit.

 Komoditi tanaman pangan hortikultura Buah-buahan yang paling banyak diproduksi di

Kota Kupang berturut-turut adalah : pisang, pepaya, sukun, sirsak, nangka dan mangga.

b. Perkebunan

Untuk produksi Perkebunan yang dominan di Kota Kupang adalah kelapa. Pada tahun 2012

memproduksi kelapa 134 Ton dengan luas areal 246 ha. Rata-rata produksi di 6 kecamatan

adalah 0,54 ton/ha. Wilayah dengan luas arel terluas adalah Kecamatan Alak 88 ha dengan

produksi 61 ton, dan terendah di kecamatan Kota Lama dengan produksi 1 ton.

c. Peternakan maupun orang luar Kupang. Sedangkan jenis unggas terdiri dari ayam dan itik, yang paling

banyak diternak adalah ayam buras,karena cepat dalam memenuhi pelayanan konsumen

daging ayam di Kota Kupang.

(21)

Tabel 4.16.Jumlah Ternak di Kota Kupang Tahun 2011-2012

No Jenis Ternak Jumlah Ternak (Ekor)

2011 2012

Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2013

d. Perikanan

Kegiatan perikanan di Kota Kupang diarahkan untuk dimanfaatkan secara rasional dan

mewujudkan perikanan sebagai salah satu andalan potensi sumberdaya alam untuk tahun

mendatang.

Produksi ikan laut di Kota Kupang tahun 2011 terdiri dari ikan segar sebanyak 19.146,5 Ton

dan tahun 2012 meningkat menjadi 19.996,1 Ton. Untuk ikan besar sudah dieksport “ke

luar” Kota Kupang. Ini menunjukkan bahwa Kota Kupang memiliki potensi laut yang cukup baik untuk dikembangkan. Untuk produksi perikanan laut didominasi oleh ikan tembang,

ikan cakalang, dan ikan kakap.

e. Industri

Sektor industri terbagi menjadi 3 yaitu industri besar/sedang, industri kecil dan industry

kerajinan rumah tangga. Pada Tahun 2012, jumlah perusahaan minuman kemasan di Kota

Kupang sebanyak 45 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 216 orang dan nilai produksi

11.202.202 ribu rupiah. Perusahaan makanan dan minuman serta tembakau sebanyak 583

perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1.554 orang dan nilai produksi sebesar 44.863 ribu

rupiah.

f. Pariwisata

Di Kota Kupang terdapat beberapa lokasi wisata yang menjadi tujuan wisata bagi para

pengunjung yang datang ke Kota Kupang.

Sektor pariwisata Kota Kupang pada tahun 2012, menyediakan hotel dengan kelas

berbintang satu, dua dan tiga sebanyak 9 buah dengan jumlah kamar tidur 581 buah dan 977

Gambar

Tabel 4.1  Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan Kota Kupang Menurut Kecamatan Tahun 2013
Tabel 4.3
Tabel 4.4. Garis Kemiskinan Kota Kupang dan NTT tahun 2003-2013
Tabel 4.7.Kondisi Sungai Di Kota Kupang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian Umum Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi

5.3 Kasie Air Bersih Menyusun program, memberi petunjuk, membimbing, memeriksa, mengecek, mengontrol pelaksanaan kegiatan penyehatan air bersih yang meliputi

Presentase wilayah berdasarkan luas kecamatan tertinggi adalah Kecamatan Wulanggitang di Pulau Flores T imur (Larantuka) dengan presentase sebesar 14.11% sedangkan

Berdasarkan tabel usulan program dan kegiatan pada setiap aspek teknis, maka disusunlah tabel ringkas.. rencana program dan investasi bidang

Dari 9 Kecamatan itu kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah kecamatan Lebatukan dengan luas wilayah 241,89 km² sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah paling

3.21 Rencana Luas Pemanfaatan Ruang Kabupaten Rote Ndao 3.22 Indikasi Program Pembangunan RTRW Kabupaten Rote Ndao 3.23 Arahan RTRW Kabupaten Rote Ndao untuk Bidang Cipta Karya

Data luas panen, produksi, dan produktivitas padi menurut kecamatan di Kabupaten Pringsewu Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi

Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Total Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan Tahun 2011 Harvest Area, Average Production, and Total Production of Wetland Paddy per Districts