• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 27 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 27 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Kota Gorontalo Profinsi Gorontalo dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII.3 , tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 27 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk tindakan kelas. Pada penelitian ini hanya berlaku satu siklus. Karena pada siklus I hanya belajar siswa sebagai efek tindakan yang dilaksanakan sudah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada Lampiran.

Siklus I Kegiatan Pertemuan Pertama :

 Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan seksama  Tujuan pembelajarannya dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPP

 Materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kaitan atau dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran sebelumnya

 Guru mempersiapkan media pembelajaran

 Guru mempersiapkan seting kelas untuk pembelajaran  Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

 Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

(2)

Kegiatan Pertemuan Kedua :

 Membentuk dan mengorganisasikan siswa kedalam kelompok  Mengatur ruangan untuk pembelajaran

 Memberikan penjelasan singkat tentang metode pembelajaran model jigsaw dan hal-hal yang perlu diperhatikan siswa dalam pembelajaran.

 Mengarahkan perhatian siswa pada masaalah pokok yang dibahas  Memberikan pengetahuan tentang keterkaitan kehidupan demokrasi

 Merangsang terjadinya sikap kerja sama yang baik antar siswa dan guru sesame siswa dalam kelompok.

 Memberikan penghargaan tertinggi bagi kelompok yang memiliki kinerja tinggi.  Memberikan Evaluasi

 Melaksanakan Penilaian Sesuai rencana 4.1.1 Perencanaan

 Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media  Memeriksa kesiapan siswa

 Melakukan kegiatan apersepsi

 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan  Menunjikan penguasaan materi pelajaran

 Melaksanakan pembelajaran yang besifat kontekstual

 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 4.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Adapun uraian dari pelaksanaan tindakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut : 1. Pendahuluan (10 menit)

(3)

1) Menanyakan kepada siswa tentang materi yang dipelajari minggu lalu. 2) Memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari (apersepsi). 3) Menyampaikan informasi atau ringkasan materi

4) Mengajukan beberapa pertanyaan mengenai materi-materi yang akan dibahas. 5) Menginformasikan kepada siswa menyangkut aturan-aturan model pembelajaran

jigsaw yang akan dilaksanakan agar tercipta sikap kerja sama yang baik 6) Membagi siswa menjadi 4 kelompok yang beranggotaan 6-7 orang (kelompok

asal).

2. Kegiatan inti (60 menit)

1) Membentuk sebuah kelompok ahli yang anggotanya diambil masing-masing 1 orang dari kelompok asal yang telah dibentuk sebelumnya.

2) Memberikan materi kepada kelompok asal untuk dibahas secara mendalam dan tuntas. Pada saat yang bersamaan kelompok-kelompok asal yang tersisa yang diberikan materi yang sama untuk dibahas secara bersama-sama.

3) Membubarkan kelompok ahli setelah mereka membahas materi serta meminta mereka kembali ke kelompoknya masing-masing untuk menjadi ketua tim kelompok anggotanya berdasarkan materi bahasan yang telah dibahas secara bersama-sama.

4) Setelah pembahasan materi selesai siswa diminta kembali ke tempat duduk masing-masing dan guru memberikan evaluasi yang disesuaikan secara mandiri. Tugas guru pada kegiatan ini adalah mengawasi dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar.

(4)

1) Memberikan penguasaan materi dan meminta siswa mencatat hal-hal penting dari penjelasan tersebut.

2) Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa berkenaan dengan materi yang telah diajarkan.

3) Menutup pelajaran dan menyiapkan siswa menerima materi selanjutnya.

4.1.3 Observasi dan Evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini hanya berlaku satu kali pertemuan dalam bentuk siklus (satu siklus). Namun penelitian ini diawali dengan penelitian tindakan pembelajaran dalam bentuk pra siklus. Ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian awal terbukti bahwa sebagian besar siswa tidak mampu menjawab pertanyaan dengan baik. Sehingga peneliti melakukan tindakan selanjutnya yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw. Hasil yang diperoleh dari pembelajaran yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan penelitian adalah :

Tabel I Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 6 Kota Gorontalo adalah sebagai berikut :

NO JUMLAH SISWA NILAI PRESENTASE TUNTAS BELUM TUNTAS

1 18 ORANG ≤ 67 66,66% 

2 9 ORANG ≥67 33,33% 

Sumber : Dari SMP Negeri 6 Kota Gorontalo

Berdasarkan tabel di atas, jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 18 orang atau (66,66%) dengan criteria skor < 67. Sedangkan siswa yang sudah tuntas sebanyak 9 orang atau

(5)

(33,33%) dengan criteria skor ≥67. Hasil ini di sebabkan oleh beberapa hal antara lain.(1) sebagian besar siswa belum memahami soal-soal yang diberikan dan(2) kurangnya percaya diri pada siswa dalam mengerjakan soal-soal yang di berikan, Untuk itu peneliti melakukan tindakan selaanjutnya dengan penerapan model pembelajaran tipe jigsaw pada siklus I.

Hasil pengamatan dari kegiatan guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran. Pengamataan kegiatan guru dan siswa dilaksanakan pada saat pertemuan. Yang menjadi pengamat dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas VIII.3 SMP Negeri 6 Kota Gorontalo.

Pada proses pembelajaran ada 17 aspek kegiatan guru dan 7 aspek kegiatan siswa yang diamati. Setiap aspek dinilai dengan menggunakan kategori sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K).

Tabel II

Hasil pengamatan guru dalam Pembelajaran

NO KRITERIA ASPEK PENILAIAN JUMLAH ASPEK PRESENTASE (%)

1 SB 5 29,41 %

2 B 9 52,94 %

3 C 3 17,65 %

4 K 0 0

JUMLAH 17 100%

Sumber : Dari Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa dari 17 aspek pengelolaan pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan guru pada siklus I 29,41% sangat baik (SB), 52,94% baik (B), 17,65 % cukup (C), dan 7 aspek kegiatan siswa memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria sangat baik (SB), baik (B), dan cukup (C). Dari 17 aspek pengelolaan pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru terdapat 5 aspek tergolong sangat baik (SB), 9 aspek tergolong baik (B), dan 3 aspek tergolong cukup (C).

(6)

Tabel III

Hasil pengamatan kegiatan siswa pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw NO KRITERIA ASPEK PENILAIAN JUMLAH ASPEK PRESENTASE (%)

1 SB 2 28,57%

2 B 3 42,86 %

3 C 2 28,57 %

4 K 0 0

JUMLAH 7 100%

Sumber : Dari Hasil Penelitian

Aspek Yang di Nilai dalam Pengamatan

1. Kemampuan merespon penjelasan guru saat awal pembelajaran

2. Kemampuan dalam menerima materi

3. Kemampuan mengajukan pertanyaan

4. Yang sesuai dengan materi yang dibahas

5. Dapat menjawab pertanyaan guru

6. Kemampuan berinteraksi dengan guru dan teman

7. Partisipasi dalam kelompok dapat menarik kesimpulan.

Keterangan :

SB : Sangat baik jika memenuhi 7 aspek

B : Baik jika memenuhi 5 aspek

(7)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran bahwa dari 7 aspek proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa pada siklus I 28,57% sangat baik (SB), 42,86% baik (B), 28,57% cukup (C) dan 7 aspek kegiatan siswa memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K). Dari 7 aspek proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa terdapat 2 aspek tergolong sangat baik (SB), 3 aspek tergolong baik (B), dan 2 aspek tergolong cukup (C).

Hasil Belajar

Untuk melihat keberhasilan tindakan yang dilaksanakan, dalam hal ini pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan, maka diadakan evaluasi/penilaian.

Tes yang diberikan terdiri dari 4 butir soal dengan bobot maksimal yang dicapai siswa adalah 100 serta rentang nilai 1-10.

Tabel IV

Data hasil evaluasi

NO RENTANG SKOR TERCAPAI RENTANG NILAI JUMLAH ASPEK PRESENTASE

1 90-100 9-10 10 37,03 %

2 79-89 7,9-89 12 44,44 %

3 65-78 6,5-7,8 3 11,11 %

4 40-64 4,0-6,4 2 7,40 %

JUMLAH 17 Sumber : Dari Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai (9,5) adalah 9 orang siswa, (9,0) 11 orang siswa, (8,5) 5 orang siswa, (8,0) 2 orang siswa. Ini berarti siswa yang tuntas sebanyak 22 orang siswa atau (37,03%). Sedangkan 1 orang siswa yang memperoleh nilai (44,44%), 2 orang siswa, (11,11%) 2 orang siswa, dan (7,40%) . Ini berarti siswa yang belum tuntas sebanyak 5 orang atau (16,86%). (lihat lampiran 3 )

(8)

Tabel V

Sikap Kerja sama siswa

NO KRITERIA ASPEK PENILAIAN JUMLAH ASPEK PRESENTASE (%)

1 SB 5 29,41 %

2 B 9 52,94 %

3 C 3 17,65 %

4 K 0 0

JUMLAH 17 100%

Sumber : Dari Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa dari 17 aspek Sikap Kerja sama siswa yang dilaksanakan guru pada siklus I 29,41% sangat baik (SB), 52,94% baik (B), 17,65 % cukup (C), dan 7 aspek kegiatan siswa memperoleh nilai Sikap kerja sama siswa dengan kriteria sangat baik (SB), baik (B), dan cukup (C). Dari 17 aspek Sikap kerja sama siswa dalam model pembelajaran jigsaw yang dilakukan guru terdapat 5 aspek tergolong sangat baik (SB), 9 aspek tergolong baik (B), dan 3 aspek tergolong cukup (C).

4.1.4 Refleksi Hasil Tindakan

Semua data yang diperoleh dari semua pelaksanaan tindakan dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti serta didiskusikan dengan guru mitra. Hasilnya menunjukan bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Dari 7 aspek kegiatan siswa dapat diamati terdapat pada siklus I terdapat 2 aspek (28,57%) memperoleh nilai sangat baik, 3 aspek (42,86%) memperoleh nilai baik, dan 2 aspek (28,57%) memperoleh nilai cukup.

Berdasarkan capaian diatas dapat disimpulkan bahwa apa yang direncanakan dalam pelaksanaan tindakan kelas sudah terlaksana secara optimal dan telah memenuhi kriteria ketuntasan keberhasilan yang diharapkan. Dengan demikian tidak perlu diadakan siklus selanjutnya, atau tindakan baru.

(9)

4.1.5 Perencanaan :

a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran sesuai SK/KD yang dilakukan. b. Mepersiapkan media pembelajaran yang diperlukan

c. Mepersiapkan LKS yang diperlukan d. Mepersiapkan lembar observasi e. Mepersiapkan lembar pembelajaran

4.1.6 Pelaksanaan

 Membentuk dan mengorganisasikan siswa kedalam kelompok.  Mengatur ruangan untuk pembelajaran

 Memberikan penjelasan singkat tentang metode pembelajaran model jigsaw dan hal-hal yang perlu diperhatikan siswa dalam pembelajaran.

 Memberikan informasi buku paket dan bahan penunjang.

 Memotivasi siswa dengan cara mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.  Mengarahkan perhatian siswa pada masaalah pokok yang dibahas

 Memberikan pengetahuan tentang keterkaitan kehidupan demokrasi.

4.1.7 Observasi dan Evaluasi .

a. Kemampuan siswa merespon penjelasan guru saat pembelajaran b. Kemampuan siswa dalam menerima materi

c. Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan

d.Siswa dapat menjawab pertanyaan guru

(10)

f. Partisipasi dalam kelompok dapat menarik kesimpulan. 4.1.8 Refleksi

Berdasarkan beberapa aspek dalam kegiatan siswa dapat dikatakan apa yang direncanakan dalam penelitian tindakan kelas sudah terlaksana secara optimal dan telah memenuhi kriteria ketuntasan keberhasilan yang diharapkan.

4.1.9 Pembahasan

Pada perencanaan pertemuan pertama baik pengelolaan pembelajaran maupun lembar pe maham n siswa sesuai hasil analisis data hasil penelitian belum memenuhi kriteria yang diharapk an oleh peneliti, ini terlihat dari lembar pengamatan kegiatan guru dan lembar pengamatan pemahaman siswa yang dilakukan pada pertemuan pertama jauh belum berhasil meningkatkn pemahaman siswa. Setelah diadakan perencanaan, pelaksanaan observasi, evaluasi dan refleksi oleh peneliti guru, maka peneliti melanjutkan dengan pertemuan kedua. Hal ini dimaksutkan untuk memperoleh perbaikan dan penyempurnaan dalam proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan sikap kerja sama siswa melalui model pembelajaran jigsaw sesuai harapan peneliti, kurikulum maupun satuan kegiatan belajar mengajar. Pada pertemuan kedua ini lebih dititik beratkan pada aspek aspek yang memperoleh penilaian kurang pada pengelolaan pembelaj aran dan lembar pemahaman siswa pada pertemuan pertama. Agar pada pelaksanaan pembelajara n dalam upaya meningkatkan sikap kerja sama siswa dalam model pembelajaran jigsaw akan meningkat sesuai harapan, selain itu harapan yang diinginkan oleh peneliti adalah siswa dapat bekerja samayang baik dengan model pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran PKn dengan pendekatan yang ditetapkan peneliti.

(11)

Dari penjelasan pertemuan pertama diatas yang masih jauh dari harapan maka dilanjutkan dengan pertemuan kedua, ini dilakukan agar aspek-aspek yang memperoleh penilaian kurang pada pengelolaan pembelajaran dan lembar pemahaman siswa bisa meningkat sesuai harapan peneliti dengan materi tentang pentingnya kehidupan demokrasi yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw. Namun setelah diadakan pertemuan kedua sudah mencapai kriteria yang diharapkan peneliti ini terilihat dari lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan pemahaman siswa pada pertemuan kedua sudah berhasil meningkatkan sikap kerja sama siswa melalui model pembelajaran jigsaw.

Diperoleh nilai pengamatan pengelolaan proses kegiatan pembelajaran dalam meningkatk an pemahaman siswa untuk kriteria17 aspek kegiatan guru pada siklus I yaitu 5 aspek (29,41%) memperoleh nilai pengamatan dengan criteria sangat baik (SB), 9 aspek (52,94%) memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria baik (B), 3 aspek (17,65) memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria cukup. Sedangkan hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I terdapat 2 aspek (28,57%) memperoleh nilai dengan kriteria sangat baik (SB), 3 aspek (43,86%) memperoleh nilai dengan kriteria baik (B), dan 2 aspek (28,57%) memperoleh nilai dengan kriteria cukup (C).

Ditinjau dari ketuntasan hasil belajar siswa pada pelaksanaan tindakan, dari 27 orang siswa, 10 orang siswa (37,03%) memperoleh nilai sangat baik (SB), 12 orang siswa (44,44%) memperoleh nilai baik (B), 3 orang siswa (11,11%) memperoleh nilai cukup (C), dan 2 orang siswa (7,40%) memperoleh nilai kurang (K).

Hal ini membuktikan bahwa pemahaman siswa meningat karena sudah mencapai hasil yang memuaskan sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan sudah tercapai.

(12)

Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas telah nampak adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan . Hasil belajar ini merupakan efek dari penggunaan model pembelajaran jigsaw. Dengan model pembelajaran tersebut siswa dapat bekerja sama yang baik terhadap suatu masaalah dan siswa cenderung memberikan yang terbaik untuk kelompoknya dalam memecahkan masaalah.

Dengan model Pembelajaran jigsaw siswas terlatih untuk melakukan pembelajaran secara individu dan kelompok. Kesempatan ini memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonsep sendiri, dan membangun pemahaman. Dengan demikian siswa memahami suatu konsep bukan atas dasar apa kata guru tetapi siswa dapat memahaminya melalui upaya siswa itu sendiri, sehingga siswa dapat bekerja sama antara kelompok, kreatif dan penuh tanggung jawab.

Mencermati hasil pengamatan terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa pada pelaksanaan tindakan kelas, dari 17 aspek kegiatan guru pada siklus I yaitu 5 aspek (29,41%) memperoleh nilai pengamatan dengan criteria sangat baik (SB), 9 aspek (52,94%) memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria baik (B), 3 aspek (17,65) memperoleh nilai pengamatan dengan kriteria cukup. Sedangkan hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I terdapat 2 aspek (28,57%) memperoleh nilai dengan kriteria sangat baik (SB), 3 aspek (43,86%) memperoleh nilai dengan kriteria baik (B), dan 2 aspek (28,57%) memperoleh nilai dengan kriteria cukup (C).

Ditinjau dari ketuntasan hasil belajar siswa pada pelaksanaan tindakan, dari 27 orang siswa, 10 orang siswa (37,03%) memperoleh nilai sangat baik (SB), 12 orang siswa (44,44%) memperoleh nilai baik (B), 3 orang siswa (11,11%) memperoleh nilai cukup (C), dan 2 orang siswa (7,40%) memperoleh nilai kurang (K).

(13)

Hal ini membuktikan bahwa pemahaman siswa meningat karena sudah mencapai hasil yang memuaskan sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan sudah tercapai.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa hipotesis yang diajarkan dalam penelitian ini yakni : jika guru melaksanakan proses belajar mengajar pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menggunakan metode jigsaw dengan sikap kerja sama yang baik maka hasil belajar siswa akan meningkat” dengan demikian hipotesis ini dapat diterima.

Gambar

Tabel II
Tabel IV

Referensi

Dokumen terkait

Dalam lima tahun terakhir (2011-2015) belum ada studi yang mencoba mengidentifikasi skripsi para mahasiswa program studi Pendidikan Seni Rupa dari aspek jenis

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian demi mengetahui dan menelaah lebih jauh mengapa saat ini banyak perusahaan tidak lagi memandang

Jika setelah penghentian secara paksa kegiatan, sarana, dan penutupan tempat hiburan sebagaimana dimaksud pada huruf c, pengelola dan/atau pemilik tempat hiburan tetap

- Memfasilitasi terhadap pelaksanaan pembebasan tanah Hak Milik dan Pelepasan hak yang dipergunakan untuk kepentingan pembangunan serta peralihan

Pengertian Banjar kaitannya dengan desa adat di Bali adalah kelompok masyarakat yang lebih kecil dari desa adat serta merupakan persekutuan hidup sosial, dalam keadaan

Perbedaan kandungan komponen anorganik saliva mungkin dipengaruhi oleh bahan- bahan yang digunakan dalam aktivitas menyirih, misalnya penggunaan kapur sirih yang mungkin

Ini dikarenakan penulis lagu (Danny O'donoghue) lebih banyak menggunakan kata-kata yang abstrak untuk memggambarkan suatu kondisi atau keadaan tertentu dari pengalam

Rancangan Pedoman Pengembangan Sistem Jenjang Karir Profeional Perawat, Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.. Depkes RI.,