PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 52 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
: a.
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 39 ayat (4)
dan ayat (5) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
28 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan, besaran kapitasi dan non kapitasi, Indonesian
Case Based Groups (INA-CBG’s) dan non Indonesian Case
Based Groups (non INA-CBG’s)
ditinjau
sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Menteri;
b.
bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun
2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 12 tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014
tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan, perlu
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf
a dan huruf b,
perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan;
Mengingat
: 1.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
2.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
4.
Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun 2013 Nomor 29) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 62)
5.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran perbulan yang
dibayar di muka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jumlah peserta
yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan.
2.
Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh
BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan
kesehatan yang diberikan.
3.
Tarif
Indonesian-C ase Based Groups
yang selanjutnya
disebut Tarif INA-CBG adalah besaran pembayaran klaim
oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan
kepada pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur.
4.
Tarif Non CBG merupakan tarif diluar tarif paket
INA-CBG untuk beberapa
item pelayanan tertentu meliputi
alat bantu kesehatan, obat kemoterapi, obat penyakit
kronis, CAPD dan PET
Scan
, dengan proses pengajuan
pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non
spesialistik
untuk keperluan
observasi, promotif,
preventif, diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau
pelayanan kesehatan lainnya.
6.
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan yang
selanjutnya disingkat FKRTL adalah fasilitas kesehatan
yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi
rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan,
dan rawat inap di ruang perawatan khusus.
7.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang
selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan
hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program Jaminan Kesehatan.
8.
Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang kesehatan.
BAB II
TARIF PADA FKTP
Bagian Kesatu
Tarif
Pasal 2
Tarif pelayanan kesehatan pada FKTP meliputi:
a. Tarif Kapitasi; dan
b. Tarif Non Kapitasi.
Pasal 3
(1)
Tarif Kapitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a diberlakukan pada FKTP yang melakukan
pelayanan:
d.
tindakan medis non spesialistik, baik operatif
maupun non operatif;
e.
obat dan bahan medis habis pakai; dan
f.
pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium
tingkat pratama.
(2)
Tarif Non Kapitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf b diberlakukan pada FKTP yang melakukan
pelayanan kesehatan di luar lingkup pembayaran
kapitasi, yang meliputi:
a.
pelayanan ambulans;
b.
pelayanan obat program rujuk balik;
c.
pemeriksaan penunjang pelayanan rujuk balik;
d.
pelayanan penapisan (
screening
) kesehatan tertentu
termasuk pelayanan terapi krio untuk kanker leher
rahim;
e.
rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi medis;
f.
jasa pelayanan kebidanan dan neonatal yang
dilakukan oleh bidan atau dokter, sesuai kompetensi
dan kewenangannya; dan
g.
pelayanan Keluarga Berencana di FKTP.
Bagian Kedua
Tarif Kapitasi
Pasal 4
(1)
Penetapan besaran Tarif Kapitasi di FKTP dilakukan
berdasarkan kesepakatan
bersama
antara BPJS
Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
a.
puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara
sebesar Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah) sampai dengan
Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) per peserta per
bulan;
b.
rumah sakit Kelas D Pratama, klinik pratama,
praktik dokter, atau fasilitas kesehatan yang setara
sebesar Rp8.000,00 (delapan ribu rupiah) sampai
dengan Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) per
peserta per bulan; dan
c.
praktik perorangan dokter gigi sebesar Rp2.000,00
(dua ribu rupiah) per peserta per bulan.
(3)
Besaran tarif kapitasi yang diterima oleh FKTP ditentukan
melalui proses seleksi dan kredensial yang dilakukan oleh
BPJS Kesehatan melibatkan
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan/atau Asosiasi Fasilitas Kesehatan
dengan mempertimbangkan sumber daya manusia,
kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan,
dan komitmen pelayanan.
(4)
Penggunaan kriteria dalam pertimbangan penetapan
besaran Tarif Kapitasi berdasarkan seleksi dan kredensial
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara
bertahap, yang untuk pertama kali menggunakan
pertimbangan kriteria sumber daya manusia.
(5)
Kriteria sumber daya manusia sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) meliputi ketersediaan dokter dan
pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) ditetapkan sebagai
berikut:
a. bagi puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara:
1)
kapitasi sebesar Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah)
per peserta per bulan apabila tidak memiliki
dokter dan tidak memiliki dokter gigi;
2)
kapitasi sebesar Rp3.500,00 (tiga ribu lima
ratus rupiah) per peserta per bulan apabila
memiliki dokter gigi dan tidak memiliki dokter;
3)
kapitasi sebesar Rp4.500,00 (empat ribu lima
ratus rupiah) per peserta per bulan apabila
memiliki 1 (satu) orang dokter, tetapi tidak
memiliki dokter gigi;
4)
kapitasi sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah)
per peserta per bulan apabila memiliki 1 (satu)
orang dokter dan memiliki dokter gigi;
5)
kapitasi sebesar Rp5.500,00 (lima ribu lima
ratus rupiah) per peserta per bulan apabila
memiliki paling sedikit 2 (dua) orang dokter,
tetapi tidak memiliki dokter gigi; dan
6)
kapitasi sebesar Rp6.000,00 (enam ribu rupiah)
per peserta per bulan apabila memiliki paling
sedikit 2 (dua) orang dokter, dan memiliki
dokter gigi.
b. bagi FKTP selain puskesmas:
1)
dokter praktik mandiri memperoleh kapitasi
sebesar Rp8.000,00 (delapan ribu rupiah) per
peserta per bulan, apabila memiliki 1 (satu)
a.
kapitasi sebesar Rp9.000,00 (sembilan ribu
rupiah) per peserta per bulan apabila
memiliki minimal 2 (dua) orang dokter dan
tidak memiliki dokter gigi; atau
b.
kapitasi sebesar Rp10.000,00 (sepuluh
ribu rupiah) per peserta per bulan apabila
memiliki minimal 2 (dua) orang dokter dan
memiliki dokter gigi.
3)
rumah sakit kelas D Pratama memperoleh
kapitasi sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu
rupiah) per peserta per bulan apabila memiliki
minimal 2 (dua) orang dokter dan memiliki
dokter gigi.
Pasal 5
(1)
Tarif pelayanan kesehatan tingkat pertama pada daerah
terpencil dan kepulauan yang diberikan oleh FKTP
ditetapkan berdasarkan Tarif Kapitasi khusus.
(2)
Tarif Kapitasi khusus bagi FKTP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang memiliki dokter ditetapkan sebesar
Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) per peserta per bulan.
(3)
Tarif Kapitasi khusus bagi FKTP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang hanya memiliki bidan/perawat
ditetapkan sebesar Rp8.000,00 (delapan ribu rupiah) per
peserta per bulan.
(4)
Dalam hal jumlah peserta pada FKTP kurang dari 1000
(seribu) peserta, tarif kapitasi khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibayarkan minimal sejumlah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Tarif Non Kapitasi
Paragraf 1
Pelayanan Ambulans
Pasal 6
(1)
Penggantian biaya pelayanan ambulans sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a diberikan pada
pelayanan ambulans darat dan ambulans air bagi pasien
dengan kondisi tertentu antar fasilitas kesehatan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)
Penggantian biaya pelayanan ambulans sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan standar biaya
ambulans yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
(3)
Dalam hal belum terdapat tarif dasar ambulans yang
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, tarif ditetapkan
dengan mengacu pada standar biaya yang berlaku pada
daerah dengan karakteristik geografis yang setara pada
satu wilayah.
Paragraf 2
Pelayanan Obat Program Rujuk Balik
Pasal 7
(1)
Pelayanan obat program rujuk balik diberikan untuk
penyakit kronis meliputi diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK), epilepsi, gangguan kesehatan jiwa kronik, stroke,
dan
Sindroma Lupus Eritematosus (SLE) dan penyakit
obat program rujuk balik yang tercantum dalam
Formularium Nasional.
(3)
Pelayanan obat program rujuk balik sebagaimana disebut
ayat (2) harus diberikan oleh ruang farmasi, apotek atau
instalasi farmasi klinik pratama yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan.
(4)
Dalam hal ruang farmasi puskesmas belum dapat
melakukan pelayanan obat program rujuk balik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelayanan obat
program rujuk balik di puskesmas obatnya disediakan
oleh apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
(5)
Harga obat program rujuk balik yang ditagihkan kepada
BPJS Kesehatan mengacu pada harga dasar obat sesuai
e- Catalogue ditambah biaya pelayanan kefarmasian.
(6)
Besarnya biaya pelayanan kefarmasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) adalah faktor pelayanan
kefarmasian dikali harga dasar obat sesuai e-Catalogue.
(7)
Faktor pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) adalah sebagai berikut:
Harga Dasar Satuan Obat
Faktor Pelayanan
Kefarmasian
<Rp50.000,00
0,28
Rp50.000,00
sampai dengan
Rp250.000,00
Harga Dasar Satuan Obat
Kefarmasian
Rp250.000,00
sampai dengan
Rp500.000,00
0,21
Rp500.000,00
sampai dengan
Rp1.000.000,00
0,16
Rp1.000.000,00
sampai dengan
Rp5.000.000,00
0,11
Rp5.000.000,00
sampai dengan
Rp10.000.000,00
0,09
≥ R
p10.000.000,00
0,07
Paragraf 3
Pemeriksaan Penunjang Pelayanan Rujuk Balik
Pasal 8
(1)
Pelayanan pemeriksaan penunjang rujuk balik di FKTP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c,
terdiri atas:
a.
pemeriksaan gula darah sewaktu;
b.
pemeriksaan gula darah puasa (GDP);
1)
microalbuminuria;
2)
ureum ;
3)
kreatinin;
4)
kolesterol total;
5)
kolesterol LDL;
6)
kolesterol HDL; dan
7)
trigliserida.
(2)
Pembiayaan untuk pelayanan pemeriksaan penunjang
rujuk balik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan:
a.
pemeriksaan gula darah sewaktu, sesuai indikasi
medis;
b.
pemeriksaan gula darah puasa (GDP), 1 (satu) bulan
1 (satu) kali;
c.
pemeriksaan gula darah Post Prandial
(GDPP), 1
(satu) bulan 1 (satu) kali;
d.
pemeriksaan HbA1c, 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam)
bulan 1 (satu) kali; dan
e.
pemeriksaan kimia darah, 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
tahun.
(3)
Tarif pembiayaan untuk pelayanan
pemeriksaan
penunjang rujuk balik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, huruf b, dan huruf c ditetapkan sebesar
Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) sampai dengan
Rp20.000,00 (dua puluh ribu rupiah).
(4)
Tarif pembiayaan untuk pelayanan
pemeriksaan
penunjang rujuk balik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d ditetapkan sebesar Rp 160.000,00 (seratus
enam puluh ribu rupiah) sampai dengan
(1) huruf e ditetapkan sebagai berikut:
a.
microalbuminuria sebesar Rp120.000,00 (seratus
dua puluh ribu rupiah);
b.
ureum sebesar Rp30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah);
c.
kreatinin sebesar Rp30.000,00 (tiga puluh ribu
rupiah);
d.
kolesterol total sebesar Rp45.000,00 (empat puluh
lima ribu rupiah);
e.
kolesterol LDL sebesar Rp60.000,00 (enam puluh
ribu rupiah);
f.
kolesterol HDL sebesar Rp45.000,00 (empat puluh
lima ribu rupiah); dan
g.
trigliserida
sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu
rupiah).
Paragraf 4
Pelayanan Penapisan (Screening) Kesehatan Tertentu
Pasal 9
(1)
Pelayanan penapisan (
screening) kesehatan tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d
merupakan pelayanan yang termasuk dalam lingkup Non
Kapitasi, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perndang-undangan.
(2)
Dalam hal pelayanan penapisan (
screening
) kesehatan
tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
memerlukan pemeriksaan penunjang IVA,
Pap Smear,
dan
gula darah
,
diberlakukan Tarif Non Kapitasi sebagai
berikut:
a.
pemeriksaan IVA maksimal Rp25.000,00 (dua puluh
c.
pemeriksaan gula darah sewaktu, pemeriksaan gula
darah puasa (GDP) dan pemeriksaan gula darah Post
Prandial
(GDPP) ditetapkan sebesar Rp10.000,00
(sepuluh ribu rupiah) sampai dengan Rp20.000,00
(dua puluh ribu rupiah).
(3)
Standar tarif pelayanan terapi krio untuk kasus
pemeriksaan IVA positif sebesar Rp150.000,00 (seratus
lima puluh ribu rupiah).
Paragraf 5
Rawat Inap Tingkat Pertama
Pasal 10
(1)
Tarif Rawat Inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (2) huruf e yang dilakukan di FKTP diberlakukan
dalam bentuk paket.
(2)
Tarif Rawat Inap pada FKTP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan sebesar Rp120.000,00 (seratus dua
puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp200.000,00 (dua
ratus ribu rupiah).
(3)
Tarif Rawat Inap pada FKTP sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan oleh BPJS Kesehatan bersama dengan
Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Paragraf 6
Pelayanan Kebidanan, Neonatal dan Keluarga Berencana
Pasal 11
(1)
Jasa pelayanan kebidanan, neonatal, dan Keluarga
Berencana yang dilakukan oleh bidan atau dokter
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf f
pemeriksaan, sebesar Rp200.000,00 (dua ratus
ribu rupiah);
b.
dalam hal pemeriksaan ANC tidak dilakukan di
satu tempat maka dibayarkan per kunjungan,
sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah);
c.
persalinan pervaginam normal yang dilakukan oleh
bidan, sebesar Rp700.000,00 (tujuh ratus ribu
rupiah) dan yang dilakukan oleh dokter, sebesar
Rp800.000,00 (delapan ratus ribu rupiah);
d.
persalinan pervaginam dengan tindakan emergensi
dasar
di
Puskesmas PONED,
sebesar
Rp950.000,00 (sembilan ratus lima puluh ribu
rupiah);
e.
pemeriksaan
Post Natal Care (PNC)/neonatus
sesuai standar dilaksanakan dengan 2 (dua) kali
kunjungan ibu nifas dan neonatus pertama dan
kedua (KF1-KN1danKF2-KN2),
1
(satu)
kali
kunjungan neonatus ketiga (KN3), serta 1 (satu) kali
kunjungan ibu nifas ketiga (KF3), sebesar
Rp25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) untuk
tiap kunjungan dan diberikan kepada pemberi
pelayanan yang pertama dalam kurun waktu
kunjungan;
f.
pelayanan tindakan pasca persalinan di Puskesmas
PONED, sebesar Rp175.000,00 (seratus tujuh
puluh lima ribu rupiah);
g.
pelayanan pra rujukan pada komplikasi kebidanan
dan/atau neonatal Rp125.000,00 (seratus dua
puluh lima ribu rupiah); dan
h.
pelayanan KB (Keluarga Berencana) :
1)
pemasangan
d a n / atau pencabutan
IUD/implant, sebesar Rp100.000,00 (seratus
3)
penanganan
komplikasi
KB,
sebesar
Rp125.000,00 (seratus dua puluh lima ribu
rupiah); dan
4)
pelayanan
Keluarga Berencana Metode
Operasi Pria
(
KBMOP)/vasektomi, sebesar
Rp350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu
rupiah).
BAB III
TARIF PADA FKRTL
Pasal 12
Tarif pelayanan kesehatan pada FKRTL meliputi:
a. Tarif INA-CBG; dan
b. Tarif Non INA-CBG.
Pasal 13
(1)
Tarif FKRTL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
diberlakukan pada FKRTL yang melakukan pelayanan:
a.
aministrasi pelayanan;
b.
Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
dasar di unit gawat darurat;
c.
pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik
oleh dokter spesialis dan subspesialis;
d.
tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun
non-bedah sesuai dengan indikasi medis;
e.
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
f.
pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai
dengan indikasi medis;
g.
rehabilitasi medis termasuk rehabilitasi psikososial;
pasien yang meninggal di fasilitas kesehatan (tidak
termasuk peti jenazah);
k.
pelayanan keluarga berencana termasuk tubektomi
interval, sepanjang tidak termasuk dibiayai oleh
pemerintah;
l.
perawatan inap non-intensif; dan
m.
perawatan inap di ruang intensif.
(2)
Tarif INA-CBG merupakan tarif paket yang meliputi
seluruh komponen sumber daya rumah sakit yang
digunakan dalam pelayanan baik medis maupun
non-medis.
(3)
Tarif Non INA-CBG merupakan tarif untuk beberapa
pelayanan tertentu yaitu alat bantu kesehatan, obat
kemoterapi, obat penyakit kronis, CAPD dan PET scan.
Tata cara pengajuan klaim Tarif Non INA-CBG dilakukan
secara terpisah dari sistem INA-CBG.
(4)
Daftar Tarif INA-CBG tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 14
(1)
Tarif INA-CBG terdiri atas tarif rawat jalan dan tarif rawat
inap, dengan 6 (enam) kelompok tarif yaitu :
a.
tarif Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN)
Dr. Cipto Mangunkusumo;
b.
tarif Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita, tarif Rumah Sakit Kanker Dharmais,
tarif Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita;
c.
tarif rumah sakit pemerintah dan swasta kelas A;
d.
tarif rumah sakit pemerintah dan swasta kelas B;
e.
tarif rumah sakit pemerintah dan swasta kelas C;
a.
tarif regional 1 meliputi Provinsi Banten, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta, dan Jawa Timur;
b.
tarif regional 2 meliputi Provinsi Sumatra Barat,
Riau, Sumatra Selatan, Lampung, Bali, dan Nusa
Tenggara Barat;
c.
tarif regional 3 meliputi Provinsi Nangro Aceh
Darussalam, Sumatra Utara, Jambi, Bengkulu,
Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan
Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan
Gorontalo;
d.
tarif regional 4 meliputi Provinsi Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan
Kalimantan Tengah; dan
e.
tarif regional 5 meliputi Provinsi Nusa Tenggara
Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua
Barat.
(3)
Pada tarif INA-CBG terdapat pembayaran tambahan (
top
up payment) untuk beberapa pelayanan tertentu yang
disebut Special Casemix Main Groups (CMG),terdiri dari :
a.
special drugs;
b.
special procedure;
c.
special prosthese;
d.
special investigation;
e.
sub acute cases; dan
f.
chronic cases.
(4)
Pada tarif rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri dari tarif rawat inap kelas 1, tarif rawat inap
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan diberlakukan tarif
INA-CBG sesuai dengan kelompok tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a diberlakukan
kepada RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
(2)
Tarif rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan diberlakukan tarif
INA-CBG sesuai dengan kelompok tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b diberlakukan
kepada Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan
Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.
(3)
Tarif rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan diberlakukan tarif
INA-CBG sesuai dengan kelompok tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf
e, dan huruf f diberlakukan kepada rumah sakit kelas A,
B, C, dan D
sesuai peraturan yang berlaku.
(4)
Dalam hal rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) belum memiliki penetapan kelas rumah sakit yang
sesuai dengan kelompok tarif INA-CBG, maka tarif rawat
jalan dan rawat inap disetarakan dengan kelompok tarif
INA-CBG rumah sakit kelas D.
Pasal 16
(1)
Pada rumah sakit khusus, selain yang disebutkan dalam
Pasal 14 ayat (1) huruf b, terhadap pelayanan yang sesuai
kekhususannya berlaku kelompok tarif berdasarkan
INA-CBG satu tingkat lebih rendah dari kelas rumah sakit
yang ditetapkan.
(3)
Untuk pelayanan di luar kekhususan yang diberikan oleh
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan
Kita, Rumah Sakit Kanker Dharmais, berlaku kelompok
tarif INA-CBG Rumah Sakit Pemerintah kelas A.
(4)
Daftar pelayanan yang sesuai kekhususan pada beberapa
rumah sakit khusus diatur tersendiri melalui Peraturan
Menteri.
Pasal 17
(1) Tarif rawat jalan pada FKRTL berupa klinik utama atau
yang setara, berlaku kelompok tarif rumah sakit kelas D.
(2) Tarif rawat inap di FKRTL berupa klinik utama atau
yang setara, diberlakukan tarif sebesar 70% (tujuh puluh
persen) sampai dengan 100% (seratus persen) dari
standar tarif INA-CBG untuk kelompok rumah sakit kelas
D, yang besarannya sesuai kesepakatan antara BPJS
Kesehatan bersama dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjut terkait.
Pasal 18
(1)
BPJS Kesehatan dapat memberikan pembayaran kepada
FKRTL yang tidak bekerjasama yang melakukan
pelayanan gawat darurat kepada peserta Jaminan
Kesehatan Nasional.
(2)
Klaim pelayanan gawat darurat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditagihkan kepada BPJS Kesehatan sesuai
tarif INA-CBG berdasarkan kelompok tarif INA-CBG
Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) sesuai dengan tarif
INA-CBG.
(2)
Penggunaan
consumables
dan jasa pada pelayanan CAPD
dibayarkan sebesar Rp 7.500.000,00 (tujuh juta lima
ratus ribu rupiah) per bulan sebagai tarif Non INA-CBG.
(3)
Penggunaan
transfer
set
pada
pelayanan
CAPD
dibayarkan sebesar Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh
ribu rupiah) per set sebagai tarif Non INA-CBG.
Pasal 20
(1)
Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum
untuk 30 (tiga puluh) hari sesuai indikasi medis.
(2)
Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
untuk:
a.
penyakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) yang belum dirujuk balik ke FKTP; dan
b.
penyakit kronis lain yang menjadi kewenangan
FKRTL.
(3)
Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan
dengan cara :
a.
sebagai bagian dari paket INA-CBG, diberikan
minimal 7 (tujuh) hari; dan
b.
bila diperlukan tambahan hari pengobatan, obat
diberikan terpisah di luar paket INA-CBG serta
diklaimkan sebagai tarif Non INA-CBG, dan harus
tercantum pada Formularium Nasional.
(4)
Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b,
diberikan melalui instalasi farmasi di FKRTL atau apotek
mengacu pada harga dasar obat sesuai e-Catalogue
ditambah biaya pelayanan kefarmasian.
(6) Besarnya biaya pelayanan kefarmasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) adalah faktor pelayanan
kefarmasian dikali harga dasar obat sesuai e-Catalogue
atau harga yang ditetapkan oleh Menteri.
(7) Faktor pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) dengan ketentuan sebagai berikut:
Harga Dasar Satuan Obat
Faktor Pelayanan
Kefarmasian
<Rp50.000,00
0,28
Rp50.000,00
sampai
dengan
Rp250.000,00
0,26
Rp250.000,00
sampai
dengan
Rp500.000,00
0,21
Rp500.000,00
sampai
dengan
Rp1.000.000,00
0,16
Rp1.000.000,00
sampai dengan
Rp5.000.000,00
0,11
Rp5.000.000,00
sampai dengan
Rp10.000.000,00
0,09
ditetapkan sebesar Rp 8.000.000,00 (delapan juta rupiah)
sebagai tarif Non INA-CBG.
(2)
Tarif rawat inap yang mendapatkan pelayanan PET
Scan,
ditetapkan sebesar Rp 8.000.000,00 (delapan juta rupiah)
ditambah tarif paket INA-CBG.
Pasal 22
(1)
Pemberian obat untuk kemoterapi,
thalassemia
, dan
hemofilia dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat III.
(2)
Fasilitas kesehatan tingkat II dapat memberikan obat
kemoterapi,
thalassemia,
dan
hemofilia
dengan
mempertimbangkan kemampuan fasilitas kesehatan dan
kompetensi sumber daya manusia kesehatan.
(3)
Tarif rawat jalan dan rawat inap yang mendapatkan
pelayanan kemoterapi meliputi tarif INA-CBG dan tarif
obat kemoterapi.
(4)
Obat kemoterapi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
jenisnya sesuai dengan Formularium Nasional dan
besarannya sesuai dengan e-Catalogue.
(5)
Pengajuan klaim pada pelayanan thalassemia mayor baik
rawat jalan atau rawat inap yang menerima terapi kelasi
besi dilakukan 1 kali dalam 1 bulan.
(6)
Pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap hemofilia A
dan hemofilia B yang menerima faktor pembekuan darah,
terdapat tambahan pembayaran (top up) yang termasuk
dalam
Special
CMG untuk
Special Drugs
seperti tersebut
dimaksudkan untuk resipien/penerima cangkok ginjal,
tidak termasuk pendonor ginjal.
(2)
Besaran tarif INA-CBG untuk pelayanan pencangkokan
ginjal meliputi komponen pelayanan medis, asuhan
keperawatan, ruang perawatan, pemeriksaan penunjang
yang dilakukan selama episode pencangkokan ginjal.
(3)
Pelayanan rawat inap yang diberikan terhadap pendonor
ginjal untuk pencangkokan ginjal dijamin sesuai Tarif
INA-CBG untuk tindakan Pengangkatan ginjal.
(4)
Pemeriksaan penapisan (
screening
) yang dilakukan
terhadap donor dan resipien sebelum pencangkokan
ginjal dijamin dan dibayar sebagai paket pelayanan yang
terpisah dari paket pencangkokan ginjal.
Pasal 24
(1)
Alat bantu kesehatan dibayarkan di luar paket INA-CBG
sebagai tarif Non INA-CBG.
(2)
Tarif Alat bantu kesehatan sebagaimana dimaksud pada
KESEHATAN
1
Kacamata
1. PBI/Hak rawat
kelas 3:
Rp150.000,00
2. Hak rawat
kelas 2:
Rp200. 000,00
3. Hak rawat
kelas 1:
Rp300.000,00
1. Diberikan paling
cepat 2 (dua)
tahun sekali
2. Indikasi medis
minimal:
-Sferis 0,5D
KESEHATAN
2
Alat bantu
dengar
Maksimal
Rp1.000.000,00
Diberikan paling
cepat 5 (lima) tahun
sekali atas indikasi
medis
3
Protesa alat
gerak
Maksimal
Rp2.500.000,00
1. Protesa alat
gerak adalah:
a. kaki palsu
b. tangan palsu
2. Diberikan
paling cepat 5
(lima) tahun sekali
KESEHATAN
4
Protesa gigi
Maksimal
Rp1.000.000,00
1. Diberikan
paling cepat 2 (dua)
tahun sekali atas
indikasi medis
untuk gigi yang
sama
2. Full protesa gigi
maksimal Rp
1.000.000,00
3. Masing-masing
rahang maksimal
KESEHATAN
5
Korset
tulang
Belakang
Maksimal
Rp350.000,00
Diberikan
paling
cepat 2 (dua) tahun
sekali atas indikasi
medis
6
Collarneck
Maksimal
Rp150.000,00
Diberikan
paling
cepat 2 (dua) tahun
sekali atas indikasi
KESEHATAN
7
Kruk
Maksimal
Rp350.000,00
Diberikan
paling
cepat 5 (lima) tahun
sekali atas indikasi
medis
Paragraf 7
Pembayaran Selisih akibat peningkatan Kelas Perawatan
Pasal 25
(1)
Besaran tarif pelayanan rawat jalan eksekutif paling
banyak sebesar rp 250.000 dari tariff INA CBG untuk
setiap episode rawat jalan.
(2)
Peserta yang mengingin pelayanan rawat jalan eksekutif
harus membayar selisih antara tarif INA CBG dengan
besaran tariff pelayanan rawat jalan
eksekutif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3)
Peserta yang menginginkan kelas pelayanan rawat inap
yang lebih tinggi dari haknya, harus membayar selisih
antara tariff INA CBG dengan biaya yang harus dibayar
oleh:
a.
peserta;
b.
pemberi kerja; dan/atau
c.
asuransi kesehatan tambahan.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, dalam keadaan
tertentu, klinik yang belum memenuhi persyaratan SDM
sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan, dengan
ketersediaan 1 (satu) dokter, besaran kapitasinya ditetapkan
sebesar Rp 8000,00 (delapan ribu rupiah).
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2014 Tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
12 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 59 tahun 2014 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 435) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 28
Peraturan
Menteri
ini mulai berlaku pada tanggal
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Oktober 2016
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NILA FARID MOELOEK
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 26 Oktober 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
PENYELENGGARAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
NO Kode INA‐CBG Deskripsi Kode INA‐CBG Tarif Kelas 3 Tarif Kelas 2 Tarif Kelas 1
1 A‐4‐10‐I SEPTIKEMIA (RINGAN) 3,692,300 4,430,800 5,169,300 2 A‐4‐10‐II SEPTIKEMIA (SEDANG) 6,308,000 7,569,600 8,831,200 3 A‐4‐10‐III SEPTIKEMIA (BERAT) 8,505,200 10,206,300 11,907,300 4 A‐4‐11‐I INFEKSI SESUDAH OPERASI & TRAUMA (RINGAN) 4,476,900 5,372,300 6,267,700 5 A‐4‐11‐II INFEKSI SESUDAH OPERASI & TRAUMA (SEDANG) 6,371,900 7,646,300 8,920,700 6 A‐4‐11‐III INFEKSI SESUDAH OPERASI & TRAUMA (BERAT) 8,819,300 10,583,200 12,347,100 7 A‐4‐12‐I DEMAM YANG TIDAK DITENTUKAN (RINGAN) 2,919,700 3,503,700 4,087,600 8 A‐4‐12‐II DEMAM YANG TIDAK DITENTUKAN (SEDANG) 5,040,000 6,048,000 7,055,900 9 A‐4‐12‐III DEMAM YANG TIDAK DITENTUKAN (BERAT) 7,261,700 8,714,000 10,166,300 10 A‐4‐13‐I INFEKSI VIRAL & NON‐BAKTERIAL LAIN (RINGAN) 2,069,600 2,483,500 2,897,400 11 A‐4‐13‐II INFEKSI VIRAL & NON‐BAKTERIAL LAIN (SEDANG) 3,657,500 4,389,000 5,120,500 12 A‐4‐13‐III INFEKSI VIRAL & NON‐BAKTERIAL LAIN (BERAT) 4,389,000 5,266,800 6,144,600 13 A‐4‐14‐I PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN PARASIT LAIN‐LAIN (RINGAN) 2,318,600 2,782,300 3,246,000 14 A‐4‐14‐II PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN PARASIT LAIN‐LAIN (SEDANG) 3,901,100 4,681,300 5,461,500 15 A‐4‐14‐III PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN PARASIT LAIN‐LAIN (BERAT) 4,681,300 5,617,600 6,553,800 16 A‐4‐15‐I INFEKSI HIV (RINGAN) 19,006,000 22,807,200 26,608,400 17 A‐4‐15‐II INFEKSI HIV (SEDANG) 23,668,800 28,402,500 33,136,300 18 A‐4‐15‐III INFEKSI HIV (BERAT) 26,739,000 32,086,900 37,434,700 19 B‐1‐01‐I PENCANGKOKAN HATI (RINGAN) 52,403,400 62,884,100 73,364,800 20 B‐1‐01‐II PENCANGKOKAN HATI (SEDANG) 57,814,800 69,377,700 80,940,700 21 B‐1‐01‐III PENCANGKOKAN HATI (BERAT) 127,439,300 152,927,200 178,415,000 22 B‐1‐10‐I PROSEDUR HATI DAN PANKREAS (RINGAN) 8,470,700 10,164,900 11,859,000 23 B‐1‐10‐II PROSEDUR HATI DAN PANKREAS (SEDANG) 18,801,300 22,561,500 26,321,800 24 B‐1‐10‐III PROSEDUR HATI DAN PANKREAS (BERAT) 37,116,300 44,539,500 51,962,800 25 B‐1‐11‐I PROSEDUR SALURAN EMPEDU KOMPLEK (RINGAN) 33,801,800 40,562,200 47,322,600 26 B‐1‐11‐II PROSEDUR SALURAN EMPEDU KOMPLEK (SEDANG) 40,276,700 48,332,000 56,387,300 27 B‐1‐11‐III PROSEDUR SALURAN EMPEDU KOMPLEK (BERAT) 62,238,700 74,686,500 87,134,200 28 B‐1‐12‐I CHOLESISTEKTOMI TANPA LAPAROSKOPIK (RINGAN) 9,946,700 11,936,000 13,925,400 29 B‐1‐12‐II CHOLESISTEKTOMI TANPA LAPAROSKOPIK (SEDANG) 11,062,500 13,275,000 15,487,500 30 B‐1‐12‐III CHOLESISTEKTOMI TANPA LAPAROSKOPIK (BERAT) 17,306,000 20,767,200 24,228,400 31 B‐1‐13‐I PROSEDUR PANKREAS DAN HEPATOBILLIARI LAIN‐LAIN (RINGAN) 7,922,600 9,507,200 11,091,700 32 B‐1‐13‐II PROSEDUR PANKREAS DAN HEPATOBILLIARI LAIN‐LAIN (SEDANG) 13,035,700 15,642,900 18,250,000 33 B‐1‐13‐III PROSEDUR PANKREAS DAN HEPATOBILLIARI LAIN‐LAIN (BERAT) 16,867,100 20,240,500 23,613,900 34 B‐1‐14‐I CHOLESISTEKTOMI DENGAN LAPAROSKOPIK (RINGAN) 20,757,200 24,908,700 29,060,100 35 B‐1‐14‐II CHOLESISTEKTOMI DENGAN LAPAROSKOPIK (SEDANG) 21,800,900 26,161,100 30,521,300 36 B‐1‐14‐III CHOLESISTEKTOMI DENGAN LAPAROSKOPIK (BERAT) 38,591,400 46,309,700 54,028,000 37 B‐4‐10‐I SIROSIS HATI DAN HEPATITIS ALKOHOLIK (RINGAN) 3,368,100 4,041,800 4,715,400 38 B‐4‐10‐II SIROSIS HATI DAN HEPATITIS ALKOHOLIK (SEDANG) 5,376,500 6,451,800 7,527,100 39 B‐4‐10‐III SIROSIS HATI DAN HEPATITIS ALKOHOLIK (BERAT) 7,417,100 8,900,500 10,383,900 40 B‐4‐11‐I TUMOR SISTEM HEPATOBILLIARI DAN PANCREAS (RINGAN) 7,101,300 8,521,600 9,941,800 41 B‐4‐11‐II TUMOR SISTEM HEPATOBILLIARI DAN PANCREAS (SEDANG) 9,941,900 11,930,300 13,918,700 42 B‐4‐11‐III TUMOR SISTEM HEPATOBILLIARI DAN PANCREAS (BERAT) 12,044,500 14,453,400 16,862,300 43 B‐4‐12‐I GANGGUAN PANKREAS SELAIN TUMOR (RINGAN) 6,420,400 7,704,400 8,988,500 44 B‐4‐12‐II GANGGUAN PANKREAS SELAIN TUMOR (SEDANG) 9,142,400 10,970,800 12,799,300 45 B‐4‐12‐III GANGGUAN PANKREAS SELAIN TUMOR (BERAT) 13,601,800 16,322,200 19,042,500 46 B‐4‐13‐I GANGGUAN HATI LAIN‐LAIN (RINGAN) 6,124,500 7,349,400 8,574,300 47 B‐4‐13‐II GANGGUAN HATI LAIN‐LAIN (SEDANG) 7,134,800 8,561,700 9,988,700 48 B‐4‐13‐III GANGGUAN HATI LAIN‐LAIN (BERAT) 9,828,800 11,794,500 13,760,300 49 B‐4‐14‐I GANGGUAN SALURAN EMPEDU LAIN‐LAIN (RINGAN) 6,118,000 7,341,600 8,565,200 50 B‐4‐14‐II GANGGUAN SALURAN EMPEDU LAIN‐LAIN (SEDANG) 7,137,400 8,564,900 9,992,300 51 B‐4‐14‐III GANGGUAN SALURAN EMPEDU LAIN‐LAIN (BERAT) 9,560,700 11,472,800 13,385,000 52 C‐4‐10‐I LEUKEMIA AKUT (RINGAN) 12,391,300 14,869,600 17,347,800 53 C‐4‐10‐II LEUKEMIA AKUT (SEDANG) 19,928,600 23,914,300 27,900,100 54 C‐4‐10‐III LEUKEMIA AKUT (BERAT) 37,339,800 44,807,700 52,275,700 55 C‐4‐11‐I LIMFOMA & LEUKEMIA NON AKUT (RINGAN) 6,450,100 7,740,100 9,030,100 56 C‐4‐11‐II LIMFOMA & LEUKEMIA NON AKUT (SEDANG) 8,631,100 10,357,300 12,083,600 57 C‐4‐11‐III LIMFOMA & LEUKEMIA NON AKUT (BERAT) 13,270,500 15,924,600 18,578,700
STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT LANJUTAN (INA-CBG's)
Tarif INA-CBG 2016 Regional 1
Rumah Sakit A Pemerintah
NO Kode INA‐CBG Deskripsi Kode INA‐CBG Tarif Kelas 3 Tarif Kelas 2 Tarif Kelas 1
58 C‐4‐12‐I RADIOTERAPI (RINGAN) 4,294,700 5,153,600 6,012,500 59 C‐4‐12‐II RADIOTERAPI (SEDANG) 8,458,800 10,150,600 11,842,300 60 C‐4‐12‐III RADIOTERAPI (BERAT) 21,724,600 26,069,500 30,414,400 61 C‐4‐13‐I KEMOTERAPI (RINGAN) 3,228,700 3,874,500 4,520,200 62 C‐4‐13‐II KEMOTERAPI (SEDANG) 6,076,500 7,291,700 8,507,000 63 C‐4‐13‐III KEMOTERAPI (BERAT) 8,225,500 9,870,600 11,515,700 64 C‐4‐14‐I TUMOR MYELOPROLIFERATIF LAIN‐LAIN (RINGAN) 5,364,600 6,437,600 7,510,500 65 C‐4‐14‐II TUMOR MYELOPROLIFERATIF LAIN‐LAIN (SEDANG) 7,525,500 9,030,600 10,535,700 66 C‐4‐14‐III TUMOR MYELOPROLIFERATIF LAIN‐LAIN (BERAT) 11,212,800 13,455,400 15,698,000 67 D‐1‐10‐I PENCANGKOKAN SUMSUM TULANG (RINGAN) 32,411,600 38,893,900 45,376,300 68 D‐1‐10‐II PENCANGKOKAN SUMSUM TULANG (SEDANG) 49,365,200 59,238,200 69,111,200 69 D‐1‐10‐III PENCANGKOKAN SUMSUM TULANG (BERAT) 70,745,600 84,894,800 99,043,900 70 D‐1‐11‐I PROSEDUR LIMPA (RINGAN) 8,677,900 10,413,500 12,149,100 71 D‐1‐11‐II PROSEDUR LIMPA (SEDANG) 22,158,700 26,590,500 31,022,200 72 D‐1‐11‐III PROSEDUR LIMPA (BERAT) 28,796,100 34,555,400 40,314,600
73 D‐1‐20‐I
PROSEDUR PADA DARAH DAN ORGAN PEMBENTUK DARAH LAIN‐LAIN
(RINGAN) 7,522,700 9,027,300 10,531,800
74 D‐1‐20‐II
PROSEDUR PADA DARAH DAN ORGAN PEMBENTUK DARAH LAIN‐LAIN
(SEDANG) 20,731,600 24,877,900 29,024,200
75 D‐1‐20‐III
PROSEDUR PADA DARAH DAN ORGAN PEMBENTUK DARAH LAIN‐LAIN
(BERAT) 32,886,300 39,463,600 46,040,800
76 D‐4‐10‐I AGRANULOSITOSIS (RINGAN) 2,972,800 3,567,300 4,161,900 77 D‐4‐10‐II AGRANULOSITOSIS (SEDANG) 4,878,600 5,854,300 6,830,100 78 D‐4‐10‐III AGRANULOSITOSIS (BERAT) 7,675,200 9,210,300 10,745,300 79 D‐4‐11‐I GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH (RINGAN) 5,889,300 7,067,100 8,245,000 80 D‐4‐11‐II GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH (SEDANG) 10,582,800 12,699,400 14,815,900 81 D‐4‐11‐III GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH (BERAT) 14,538,200 17,445,800 20,353,400 82 D‐4‐12‐I KRISIS ANEMIA SEL SICKLE (RINGAN) 5,077,400 6,092,800 7,108,300 83 D‐4‐12‐II KRISIS ANEMIA SEL SICKLE (SEDANG) 7,042,400 8,450,900 9,859,400 84 D‐4‐12‐III KRISIS ANEMIA SEL SICKLE (BERAT) 10,813,900 12,976,700 15,139,500
85 D‐4‐13‐I
GANGGUAN SEL DARAH MERAH SELAIN KRISIS ANEMIA SEL SICKLE
(RINGAN) 4,351,200 5,221,400 6,091,700
86 D‐4‐13‐II
GANGGUAN SEL DARAH MERAH SELAIN KRISIS ANEMIA SEL SICKLE
(SEDANG) 6,158,400 7,390,100 8,621,800
87 D‐4‐13‐III GANGGUAN SEL DARAH MERAH SELAIN KRISIS ANEMIA SEL SICKLE (BERAT) 7,876,800 9,452,100 11,027,500
88 D‐4‐14‐I
GANGGUAN PADA DARAH & ORGAN PEMBENTUK DARAH LAIN‐LAIN
(RINGAN) 4,666,800 5,600,200 6,533,600
89 D‐4‐14‐II
GANGGUAN PADA DARAH & ORGAN PEMBENTUK DARAH LAIN‐LAIN
(SEDANG) 7,640,800 9,168,900 10,697,100
90 D‐4‐14‐III
GANGGUAN PADA DARAH & ORGAN PEMBENTUK DARAH LAIN‐LAIN
(BERAT) 9,345,500 11,214,600 13,083,600
91 E‐1‐01‐I PROSEDUR KELENJAR PITUITARI DAN PINEAL (RINGAN) 9,302,800 11,163,400 13,023,900 92 E‐1‐01‐II PROSEDUR KELENJAR PITUITARI DAN PINEAL (SEDANG) 12,699,700 15,239,600 17,779,600 93 E‐1‐01‐III PROSEDUR KELENJAR PITUITARI DAN PINEAL (BERAT) 30,620,300 36,744,300 42,868,400 94 E‐1‐10‐I PROSEDUR KELENJAR ADRENAL (RINGAN) 9,671,900 11,606,300 13,540,600 95 E‐1‐10‐II PROSEDUR KELENJAR ADRENAL (SEDANG) 13,425,700 16,110,900 18,796,000 96 E‐1‐10‐III PROSEDUR KELENJAR ADRENAL (BERAT) 25,365,600 30,438,700 35,511,900
97 E‐1‐20‐I
PROSEDUR PADA TIROID, PARATIROID DAN SALURAN TIROGLOSAL
(RINGAN) 10,949,300 13,139,200 15,329,100
98 E‐1‐20‐II
PROSEDUR PADA TIROID, PARATIROID DAN SALURAN TIROGLOSAL
(SEDANG) 14,737,500 17,685,000 20,632,500
NO Kode INA‐CBG Deskripsi Kode INA‐CBG Tarif Kelas 3 Tarif Kelas 2 Tarif Kelas 1 116 F‐4‐11‐II DEPRESI MAYOR (SEDANG) 6,461,000 7,753,200 9,045,400 117 F‐4‐11‐III DEPRESI MAYOR (BERAT) 8,285,400 9,942,500 11,599,500 118 F‐4‐12‐I GANGGUAN PERSONALITI & KONTROL IMPULSE (RINGAN) 3,039,800 3,647,700 4,255,700 119 F‐4‐12‐II GANGGUAN PERSONALITI & KONTROL IMPULSE (SEDANG) 4,321,600 5,186,000 6,050,300 120 F‐4‐12‐III GANGGUAN PERSONALITI & KONTROL IMPULSE (BERAT) 9,388,500 11,266,200 13,143,900 121 F‐4‐13‐I GANGGUAN BIPOLAR (RINGAN) 4,467,000 5,360,400 6,253,800 122 F‐4‐13‐II GANGGUAN BIPOLAR (SEDANG) 5,894,300 7,073,100 8,252,000 123 F‐4‐13‐III GANGGUAN BIPOLAR (BERAT) 7,630,900 9,157,100 10,683,300 124 F‐4‐14‐I DEPRESI (RINGAN) 2,548,600 3,058,300 3,568,100 125 F‐4‐14‐II DEPRESI (SEDANG) 3,269,000 3,922,800 4,576,500 126 F‐4‐14‐III DEPRESI (BERAT) 4,398,700 5,278,400 6,158,100 127 F‐4‐15‐I FOBIA,ANXIETAS DAN NEUROSIS LAIN‐LAIN (RINGAN) 4,058,900 4,870,600 5,682,400 128 F‐4‐15‐II FOBIA,ANXIETAS DAN NEUROSIS LAIN‐LAIN (SEDANG) 6,048,200 7,257,900 8,467,500 129 F‐4‐15‐III FOBIA,ANXIETAS DAN NEUROSIS LAIN‐LAIN (BERAT) 7,985,500 9,582,700 11,179,800
130 F‐4‐16‐I
GANGGUAN ORGANIK LAIN‐LAIN TERMASUK KETERBELAKANGAN MENTAL
(RINGAN) 7,986,000 9,583,200 11,180,400
131 F‐4‐16‐II
GANGGUAN ORGANIK LAIN‐LAIN TERMASUK KETERBELAKANGAN MENTAL
(SEDANG) 9,285,000 11,142,000 12,999,000
132 F‐4‐16‐III
GANGGUAN ORGANIK LAIN‐LAIN TERMASUK KETERBELAKANGAN MENTAL
(BERAT) 12,393,900 14,872,700 17,351,500
133 F‐4‐17‐I GANGGUAN MENTAL PADA KANAK‐KANAK (RINGAN) 1,886,000 2,263,200 2,640,400 134 F‐4‐17‐II GANGGUAN MENTAL PADA KANAK‐KANAK (SEDANG) 5,527,600 6,633,100 7,738,600 135 F‐4‐17‐III GANGGUAN MENTAL PADA KANAK‐KANAK (BERAT) 5,897,400 7,076,900 8,256,400 136 F‐4‐18‐I GANGGUAN NUTRISI KOMPULSIF (RINGAN) 6,939,200 8,327,100 9,714,900 137 F‐4‐18‐II GANGGUAN NUTRISI KOMPULSIF (SEDANG) 7,635,100 9,162,200 10,689,200 138 F‐4‐18‐III GANGGUAN NUTRISI KOMPULSIF (BERAT) 11,770,100 14,124,100 16,478,200 139 F‐4‐19‐I GANGGUAN MENTAL LAIN‐LAIN (RINGAN) 5,303,200 6,363,800 7,424,500 140 F‐4‐19‐II GANGGUAN MENTAL LAIN‐LAIN (SEDANG) 6,791,000 8,149,200 9,507,400 141 F‐4‐19‐III GANGGUAN MENTAL LAIN‐LAIN (BERAT) 8,454,700 10,145,700 11,836,600 142 G‐1‐01‐I PROSEDUR PADA PEMBULUH DARAH INTRA KRANIAL (RINGAN) 22,496,700 26,996,100 31,495,400 143 G‐1‐01‐II PROSEDUR PADA PEMBULUH DARAH INTRA KRANIAL (SEDANG) 32,265,700 38,718,900 45,172,000 144 G‐1‐01‐III PROSEDUR PADA PEMBULUH DARAH INTRA KRANIAL (BERAT) 52,789,400 63,347,300 73,905,200 145 G‐1‐10‐I KRANIOTOMI (RINGAN) 34,978,400 41,974,100 48,969,800 146 G‐1‐10‐II KRANIOTOMI (SEDANG) 42,839,900 51,407,800 59,975,800 147 G‐1‐10‐III KRANIOTOMI (BERAT) 52,644,400 63,173,200 73,702,100 148 G‐1‐11‐I PROSEDUR VENTRICULAR SHUNT (RINGAN) 17,216,700 20,660,100 24,103,400 149 G‐1‐11‐II PROSEDUR VENTRICULAR SHUNT (SEDANG) 31,476,200 37,771,500 44,066,700 150 G‐1‐11‐III PROSEDUR VENTRICULAR SHUNT (BERAT) 50,581,000 60,697,100 70,813,300 151 G‐1‐12‐I PROSEDUR PEMBULUH DARAH EXTRA KRANIAL (RINGAN) 7,188,600 8,626,300 10,064,000 152 G‐1‐12‐II PROSEDUR PEMBULUH DARAH EXTRA KRANIAL (SEDANG) 13,475,400 16,170,400 18,865,500 153 G‐1‐12‐III PROSEDUR PEMBULUH DARAH EXTRA KRANIAL (BERAT) 18,364,300 22,037,100 25,710,000 154 G‐1‐13‐I PROSEDUR CARPAL TUNNEL RELEASE (RINGAN) 2,168,600 2,602,300 3,036,000 155 G‐1‐13‐II PROSEDUR CARPAL TUNNEL RELEASE (SEDANG) 5,823,700 6,988,500 8,153,200 156 G‐1‐13‐III PROSEDUR CARPAL TUNNEL RELEASE (BERAT) 13,141,000 15,769,100 18,397,300 157 G‐1‐20‐I PROSEDUR SARAF KRANIAL DAN PERIFER (RINGAN) 12,174,300 14,609,200 17,044,000 158 G‐1‐20‐II PROSEDUR SARAF KRANIAL DAN PERIFER (SEDANG) 18,421,700 22,106,000 25,790,300 159 G‐1‐20‐III PROSEDUR SARAF KRANIAL DAN PERIFER (BERAT) 31,412,300 37,694,700 43,977,200 160 G‐1‐30‐I PROSEDUR TULANG BELAKANG (RINGAN) 30,329,400 36,395,200 42,461,100 161 G‐1‐30‐II PROSEDUR TULANG BELAKANG (SEDANG) 40,891,400 49,069,700 57,248,000 162 G‐1‐30‐III PROSEDUR TULANG BELAKANG (BERAT) 61,405,600 73,686,700 85,967,800 163 G‐4‐10‐I KECEDERAAN & GANGGUAN TULANG BELAKANG (RINGAN) 6,170,600 7,404,800 8,638,900 164 G‐4‐10‐II KECEDERAAN & GANGGUAN TULANG BELAKANG (SEDANG) 7,542,600 9,051,100 10,559,600 165 G‐4‐10‐III KECEDERAAN & GANGGUAN TULANG BELAKANG (BERAT) 10,349,700 12,419,700 14,489,600 166 G‐4‐11‐I TUMOR SISTEM PERSARAFAN & GANGGUAN DEGENERATIF (RINGAN) 6,459,700 7,751,600 9,043,500 167 G‐4‐11‐II TUMOR SISTEM PERSARAFAN & GANGGUAN DEGENERATIF (SEDANG) 8,580,900 10,297,100 12,013,200 168 G‐4‐11‐III TUMOR SISTEM PERSARAFAN & GANGGUAN DEGENERATIF (BERAT) 12,608,200 15,129,900 17,651,500 169 G‐4‐12‐I SKLEROSIS MULTIPLE & ATAXIA CEREBELAR (RINGAN) 7,166,300 8,599,500 10,032,800 170 G‐4‐12‐II SKLEROSIS MULTIPLE & ATAXIA CEREBELAR (SEDANG) 9,051,500 10,861,800 12,672,100 171 G‐4‐12‐III SKLEROSIS MULTIPLE & ATAXIA CEREBELAR (BERAT) 13,146,200 15,775,400 18,404,600 172 G‐4‐13‐I PERDARAHAN INTRA KRANIAL BUKAN TRAUMATIK (RINGAN) 4,304,900 5,165,800 6,026,800 173 G‐4‐13‐II PERDARAHAN INTRA KRANIAL BUKAN TRAUMATIK (SEDANG) 7,506,900 9,008,200 10,509,600 174 G‐4‐13‐III PERDARAHAN INTRA KRANIAL BUKAN TRAUMATIK (BERAT) 8,903,300 10,684,000 12,464,600 175 G‐4‐14‐I KECEDERAAN PEMBULUH DARAH OTAK DENGAN INFARK (RINGAN) 7,302,700 8,763,300 10,223,800 176 G‐4‐14‐II KECEDERAAN PEMBULUH DARAH OTAK DENGAN INFARK (SEDANG) 9,763,200 11,715,800 13,668,500 177 G‐4‐14‐III KECEDERAAN PEMBULUH DARAH OTAK DENGAN INFARK (BERAT) 12,254,000 14,704,800 17,155,600
178 G‐4‐15‐I
KECEDERAAN PEMBULUH DARAH OTAK NON SPESIFIK & PENYUMBATAN
PRE‐CEREBRAL TANPA INFARK (RINGAN) 5,967,000 7,160,400 8,353,700
179 G‐4‐15‐II
KECEDERAAN PEMBULUH DARAH OTAK NON SPESIFIK & PENYUMBATAN