• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP MASYARAKAT PASCA PEMBERITAAN VAKSIN PALSU (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Masyarakat Surabaya Pasca Pemberitaan Vaksin Palsu di Media Massa)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SIKAP MASYARAKAT PASCA PEMBERITAAN VAKSIN PALSU (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Masyarakat Surabaya Pasca Pemberitaan Vaksin Palsu di Media Massa)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Media massa merupakan salah satu sarana pemenuhan kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Sedangkan definisi media massa itu sendiri terbagi dalam dua macam, yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit meliputi media cetak, sedangkan pers dalam arti luas mencakup media cetak serta media elektronik (Rachmadi dalam Eryanto, 2002 : 35). Pers itu sendiri memiliki empat fungsi khusus, yaitu fungsi yang memberikan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi, untuk fungsi yang terakhir ini media massa juga berfungsi sebagai alat untuk kontrol sosial. Dari sini bisa kita lihat bahwa media massa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat, baik dari segi moral, sosial dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat.

(2)

mendapatkan ilmu pengetahuan baik yang bersifat moral, politik dan sosial. Maka tidak salah lagi jika ada pertanyaan yang menyebutkan bahwa media telah menjadi sumber dominan bukan saja individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan (Mcquail, 1994 : 3).

Dalam perkembangan ilmu komunikasi media sangat diperlukan untuk menjembatani atau menjadikan media sebagai alat saluran agar komunikator bisa menyampaikan pesan yang akan disampaikan oleh komunikan. Sehingga dengan memilih media yang tepat dan cermat agar pesan yang disampainkan oleh komunikator tepat ke komunikannya. Efek yang disampaikan berbeda-beda tergantung pesan yang disampaikan oleh komunikator. Karena itu perbedaan pesan dipengaruhi oleh banyak faktor bisa itu komunikator, komunikan, media, saluran, ataupun sebaliknya noise atau gangguan.

(3)

penyampaian berita, penilaian, atau gambaran media massa mempunya kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik. Media massa turut menentukan perilaku masyarakat dan apa yang ditampilkan akan diikuti oleh khalayak. Media massa dapat memberikan pengaruh positif dan negatif, dengan adanya peran tersebut media massa merupakan sebuah kekuatan besar yang sangat diperhitungkan. Internet adalah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik dari bentuk-bentuk terdahulu. Karena itu yang berubah bukanlah substansinya, melainkan mode-mode produksi dan perangkatnya (Hill dalam Santana, 2005 : 135).

Dapat dipahami bahwa setiap manusia dilingkupi dengan masalah-masalah yang mengharuskan untuk memiliki sikap. Sikap dikatakan sebagai respon yang akan timbul dari reaksi individu. Respon yang terjadi sangat evaluative, berarti bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik, buruk, positif, dan negative. Menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka, yang kemudia mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. (Rahmat, 2001 : 40).

(4)

Tepat sebulan yang lalu Indoesia sedang diguncang oleh pemberitan yang muncul di media massa tentang terkuaknya penggunaan vaksin palsu terhadap balita.Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigjen Agung Setya Imam Effendi, bagaimana merebaknya kasus pemalsuan vaksin terbongkar karena banyaknya bayi yang jatuh sakit setelah divaksin. Yang lebih meyakinkan, ada laporan oleh masyarakat kepada POLRI mengenai kecurigaan terhadap sebuah Rumah Sakit di Bogor dan menghimbau pihak kepolisian untuk menyelidiki vaksin yang dikirim ke rumah sakit tersebut.

http://www.tabloid-nikita.com/read/7551/peredaran-vaksin-palsu-terbongkar-setelah-ada-bayi-jatuh-sakit-usai-divaksin- (diakses pada tanggal 18 Agustus, 15:25)

Tidak membutuhkan waktu lama untuk menyergap pelaku Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustin, pasutri yang tinggal di perumahan elite Kemang Regency, RT 09/RW 05, Jalan Kumala Nomor M29 Bekasi Timur Kota Bekasi diringkus polisi pada Rabu 22 Juni lalu, selain pasutri tersebut akhirnya tertangkap tersangka dari sindikat serupa total 23 orang yang tersebar di beberapa wilayah seperti Depok,Jakarta dan Wilayah Jawa Tengah.

(5)

ternyata telah memproduksi vaksin palsu sejak lama yakni tahun 203 dengan pendistribusian seluruh Indonesia. Dapatkah pembaca bayangkan bagaimana jika salah satu keluarga bahkan kerabat anda adalah salah satu korban dari vaksin palsu tersebut?

"Dari pengakuan para pelaku, vaksin palsu sudah menyebar ke seluruh Indonesia, sejak kapannya, yaitu sejak 2003" ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Agung Setya d Mabes Polri, Jakarta.

http://www.tribunnews.com/nasional/2016/06/28/kata-polisi-ini-alasan-mengapa-pelaku-tega-menjual-vaksin-palsu?page=3

Berita di televisi tentu dapat disaksikan siapa saja, dan tentu saja menimbulkan keresahan pada masyarakat, terutama kalangan orangtua menilai dengan adanya vaksin palsu yang beredar memungkinkan untuk mengancam kesehatan anak terutama anak dibawah usia lima tahun yang divaksin hingga belum lama ini

(6)

http://nasional.kontan.co.id/news/menkes-1500-anak-terpapar-vaksin-palsu

Dengan adanya kejadian tersebut memunculkan tanggapan-tanggapan masyarakat khususnya kalangan orangtua mengingat penyebaran vaksin palsu oleh sindikat tersebut sudah dimulai sejak 2003 dan berdampak kepada orang tua yang memiliki anak berusia dibawah lima tahun itu sendiri.

Berikut sedikit kutipan komentar dari masyarakat terkait penyebaran vaksin:

"Muncul benjolan 15 cm di selangkangan kanan anak Rifki yang

berusia 6 bulan itu. Benjolan muncul setelah anak divaksin BCG oleh Dr.

Indra. Padahal biaya vaksin Rp 1,9 Juta, Dokternya hanya bilang nggak

apa-apa. Lalu dikasih air hangat tapi semakin bengkak dan pecah. Lalu

direkomendasiin ke RSPAD. Di sana ketemu Dr. Yeni dan dokter itu bilang

suntiknya terlalu dalam dan dosisnya terlalu tinggi."

(http://news.detik.com/berita/3260796/ortu-korban-vaksin-palsu-rs-harapan-bunda-mengadu-ke-komnas-ham diakses pada tanggal 15 Agustus 2016 pukul 11.15 WIB)

(7)

vaksin palsu tersebut. Selain itu dengan meneliti kognitifnya, juga dapat diketahui apakah masyarakat juga memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap kebenaran pemberitaan penyebaran dan penggunaan vaksin palsu . Komponen afektif berkaitan dengan perasaan suka atau tidak suka masyarakat terhadap pemberitaan penyebaran dan penggunaan vaksin palsu tersebut, seperti misalnya terkait dengan isi pemberitaan tentang proses pendistribusian vaksin, atau tentang bagaimana latar belakang pelaku , sedangkan konatif merupakan komponen yang berkaitan dengan perilaku yang ditunjukkan oleh pemirsa televisi terkait dengan pemberitaan penyebaran dan penggunaan vaksin palsu tersebut, seperti misalnya berpikir ulang lagi dalam penggunaan vaksin pada anak kerabat dan sebagainya. (Azwar, 2002 :34)

Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang menyenangkan atau normal terhadap objek atau sebuah kumpulan objek. Sikap relatif menetap , berbagai study menunjukkan bahwa sikap kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan.(Rakhmat, 2002:33)

(8)

menjadi boomerang bagi kesehatan bayi karena ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Sehingga penulis ingin mengetahui apakah sikap masyarakat khususnya Surabaya bepengaruh pada penggunaan vaksin pasca pemberitaan terkait vaksin palsu di media massa tersebut. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang melihat tayangan berita mengenai penyebaran dan penggunaan vaksin palsu terhadap balita di media massa dan yang berusia 20 tahun keatas. Dipilihnya pemirsa yang berusia 20tahun keatas sebagai responden karena pada usia ini seseorang telah memiliki kemampuan berfikir yang lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap dan pandangan yang lebih realitas terhadap lingkungan.

1.2Perumusan Masalah

Berawal dari latar belakang yang telah penulis jabarkan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana sikap masyarakat Surabaya pasca pemberitaan penyebaran dan penggunaan vaksin palsu di media massa?

1.3Tujuan Penelitian

(9)

1.4Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah khasanah penelitian di bidang media massa, selain itu penelitian mengenai sikap audience pada media massa jarang diangkat dipermukaan.

b. Secara Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Informasi menjadi salah satu input yang mutlak diperlukan dalam produksi usahatani.. Tujuan kajian ini ialah (I) Melakukan identifikasi jenis informasi yang dibutuhkan tiap

Kalau masih belum mendingan ya pasti dokter ngasih obat lagi, kalau sudah mendingan paling hanya dikasih obat antibirnik trus ya kalau sudah gak sakit sama sekali

Sebuah penelitian yang membandingkan kondisi antara manula yang memiliki hewan peliharaan dan yang tidak memelihara hewan ( dalam Pet Benefits and Iriformation, para 1)

Numerical representations are also often used for degrees of belief related to numerical or symbolic knowledge and for degrees of consistency or inconsistency (or conflict) between

Gender equality in education also encompasses girls’ and boys’ experiences in school, in terms of equal and fair treat- ment by teachers and the gender responsiveness of the

“Dalam hal Tenaga Kesehatan diduga melakukan k elalaian dalam menjalankan profesinya yang menyebabkan kerugian kepada penerima pelayanan kesehatan, perselisihan yang

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Perencanaan Struktur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:Penerapan Pasal 18 Undang-Undang Perlindungan Konsumen terhadap Perjanjian Transaksi Penyedia Jasa Layanan Titipan Kilat (TIKI),