LEMBARAN DAERAH
KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 1982 SERI C Nomor 1
PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA
NOMOR : 29 TAHUN 1981
TENTANG
KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN KOTA
DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA
Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan kota yang bersih dan indah dalam rangka menunjang Program 4 K ( Kebersihan, Kesehatan, Ketertiban dan Keindahan) sehingga menjamin terwujudnya lingkungan hidup yang teratur, indah, sehat nyaman dan lestari, maka perlu mengatur kebersihan dan keindahan Kota secara menyeluruh;
b. Bahwa kebersihan dan keindahan merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat yang berbudaya sehingga layak apabila tanggung jawab menjaga/memelihara dan menyelenggarakan kebersihan dan keindahan Kota dipikul bersama oleh Pemerintah Daerah dan seluruh warga masyarakat;
c. Bahwa untuk maksud tersebut diatas maka dipandang perlu meninjau kembali Peraturan Daerah Kota Besar Surakarta No. 1 tahun 1950 tentang Kebersihan dan Keindahan
Mengingat : 1. Undang-undang No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah;
2. Undang-undang No 16 tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur , Jawa Barat , Jawa Tengah Dan Dalam Daerah Istimewa Yogyakarta.;
3. Peraturan Daerah Kota Besar Surakarta No 1 tahun 1956 tentang Bangunan sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditambah terakhir dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No 15 tahun 1981;
4. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No 5 tahun 1975 tentang Rencana Induk Kota (Masterplan) Dua Puluh Tahun Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta
M E M U T U S K A N
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA TENTANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN KOTA
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Pemerintah Daerah : Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta; b. Kepala Daerah : Walikotamadya Daerah Tingkat II Surakarta;
c. Dinas Pekerjaan Umum : Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta d. Bangunan : Segala bentuk bangunan untuk pemerintahan, pendidikan,
perdagangan, pelayanan umum, peniggalan sejarah, industri, rekreasi, dan tempat tinggal dengan segala bangunan perlengkapannya;
Keindahan Kota harapan untuk menghasilkan sebuah kota-kota yang berkembang secara dinamis dan mewujudkan keseimbangan berbagai fenomena yang serasi, sehingga kesehatan dan keindahan merupakan sarana kenikmatan pusat Budaya Kota;
f. Penanggung jawab : Bangunan
Pemilik, penghuni, pengurus atau kuasanya atas sesuatu bangunan sebagaimana dimaksud d ;
g. Jalan Umum : Jalan yang dipergunakan untuk umum sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Daerah No 5 tahun 1975;
h. Jalur Hijau : Area yang disediakan untuk penghijauan termasuk jalur pemisah jalan;
i. Tanaman Hias : Segala tanaman tumbuh-tumbuhan yang memiliki bunga dan atau buah, daun, batang yang beraneka warna serta bentuk yang mempunyai nilai seni dan keindahan;
j. Pohon Pelindung : Pohon atau tanaman yang memiliki ranting dan daun yang rindang yang dapat melindungi orang atau sesuatu dari sengatan sinar matahari dan memberikan hawa segar pada sekitarnya; k. Tanaman yang berfungsi :
sebagai Lumbung Hidup, warung hidup dan Apotik hidup
Tanaman keras dan atau jenis tanaman yang lain yang menghasilkan umbi-umbian, buah-buahan, yang berfungsi sebagai sumber bahan makanan, sayur-sayuran dan sebagai obat-obatan tradisional.
Pasal 2
Tiap penanggung jawab bangunan bertanggung jawab atas kebersihan keindahan bangunan dalam lingkungan kewenangannya masing-masing.
BAB II
KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN BANGUNAN
Bagian Pertama
KEWAJIBAN PENANGGUNG JAWAB BANGUNAN.
Pasal 3
(1) Untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan dalam lingkungan wewenangnya masing-masing penanggung jawab bangunan wajib mengatur tata bangunan, pemakaian bangunan dan pemeliharaaan bangunan sehingga senantiasa tetap bersih dan indah;
(2) Untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan maka penanggung jawab bangunan tersebut berkewajiban sebagai berikut;
a. Menjaga agar supaya dibagian dalam dan di bagian luar bangunannya tidak ada bagian yang rusak dan membahayakan dengan cara memperbaiki dan membongkarnya;
b. Mengatur, mengecat dinding bangunan, khususnya yang langsung berbatasan dengan jalan umum, sekurang-kurangnya sekali setahun dalam menyongsong Hari Jadi Pemerintah Daerah dan atau Hari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus;
c. Membuat pagar halaman bangunan atau persil pekarangan dari tembok, pagar besi/kayu atau pagar hidup serta mengecat /mengapurnya atau memotongnya sehingga kelihatan rapi;
d. Untuk membuat dinding bangunan dan pagar yang berbatasan dengan jalan umum, harus memohon ijin kepada Kepala Daerah melalui Kepala Dinas Pekerjaaan Umum sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Bangunan;
e. Didalam Pembuatan dinding bangunan dan pagar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dapat mengadakan perubahan atas rencana yang diajukan dengan pertimbangan mengenai. i. Tehnis bangunan khususnya tentang tinggi bangunan dan larangan pemakaian kawat
berduri ditepi jalan umum sesuai dengan ketetentuan Peraturan Daerah tentang Bangunan serta larangan pemakaian bahan-bahan yang berbahaya;
ii. Keindahan dan kesehatan dengan tidak menghabiskan halaman pekarangan dengan sesuatu bangunan yang berbatasan dengan jalan umum kecuali untuk bangunan pada tempat tertentu sebagaimana dimaksud dalam ketentuan garis sempadan rumah berdasarkan Peraturan Daerah tentang Bangunan;
iii. Keserasian bangunan dimaksud dengan bangunan sekitarnya;
iv. Kelestarian bangunan-bangunan yang mempunyai nilai-nilai budaya asli bangunan antic.
(3) Untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan maka siapapun dilarang merusak, mencoret-coret atau membuat kotor dinding bangunan sehingga memberi kesan tidak bersih dan tidak indah.
Bagian Kedua
BANGUNAN PEMERINTAHAN Pasal 4
(1) Panggung jawaban bangunan pemerintahan bertanggung jawab untuk melaksanakan pengaturan tata bangunan dan pemeliharaan bangunan sabagaimana dimaksud pasal 3 ayat (2) dan (3) Peraturan Daerah ini.
(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut ayat (1) pasal ini penanggung jawab bangunan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Menyediakan sarana-sarana kebersihan dan keindahan bangunan pemerintahan yang dapat dipakai oleh orang-orang yang berkepentingan didalam lingkungan bangunan pemerintahan;
b. Mewajibkan orang-orang yang berkepentingan didalam lingkungan bangunan pemerintahan untuk melakukan kewajiban-kewajiban dalam rangka mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan pemerintahan;
c. Melaksanakan gerakan untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan dalam lingkungan bangunannya masing-masing baik secara rutin berkala maupun serentak bersama-sama dengan seluruh warga kota yang wajib diikuti oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan wewenang nya.
Bagian Ketiga
BANGUNAN PENDIDIKAN
Pasal 5
(1) Penanggung jawab Bangunan Pendidikan bertanggung jawab untuk melaksanakan pengaturan tata bangunan dan pemeliharaan bangunan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (2) dan (3) Peraturan Daerah ini;
(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut ayat (1) pasal ini penanggung jawab bangunan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Menyediakan sarana-sarana kebersihan dan keindahan bangunan pendidikan yang dapat dipakai oleh orang-orang yang berkepentingan didalam lingkungan bangunan pendidikan: b. Mewajibkan kepada para mahasiswa / pelajar / pegawai dan orang-orang lain yang
berkepentingan didalam lingkungan bangunan pendidikan untuk melakukan kewajiban-kewajiban dalam rangka mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan pendidikan: c. Melaksanakan gerakan untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan dalam lingkungan
bangunan masing-masing secara rutin, berkala maupun serentak bersama-sama dengan seluruh warga kota yang wajib diikuti oleh para mahasiswa/pelajar/pegawai dan orang lain yang berada dalam lingkungan wewenangnya.
Bagian Keempat
Pasal 6
(1) Penanggung jawab bangunan perdagangan bertanggung jawab untuk melaksanakan pengaturan tata bangunan dan pemeliharaan bangunan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (2) dan (3) Peraturan Daerah ini.
(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan ayat (1) pasal ini penanggung jawab bangunan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Mengatur ketertiban penempatan barang dagangan dan barang-barang lainnya sedemikian rupa sehingga menjamin terwujudnya kebersihan dan keindahan :
b. Menyediakan sarana-sarana kebersihan dan keindahan bangunan perdagangan yang dapat dipakai oleh orang-orang yang berkepentingan didalam lingkungan bangunan perdagangan;
c. Mewajibkan kepada para pedagang/pelayan/pegawai/pekerja dan orang-orang lain yang berkepentingan didalam lingkungan bangunan perdagangan untuk melakukan kewajiban didalam lingkungan bangunan perdagangan untuk melakukan kewajiban-kewajiban dalam rangka mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan perdagangan;
d. Melaksanakan gerakan untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan dalam lingkungan bangunan masing-masing baik secara rutin, berkala maupun serentak bersama-sama dengan seluruh warga kota yang wajib diikuti oleh para pedagang/ pelayan/ pegawai/ pekerja dan orang-orang lain yang berada dalam lingkungan wewenangnya.
Bagian Kelima
BANGUNAN PELAYANAN UMUM
Pasal 7
(1) Penanggung jawab bangunan pelayanan umum bertanggung jawab melaksanakan pengaturan tata bangunan dan pemeliharaan bangunan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (2) dan (3) Peraturan Daerah ini.
(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut ayat (1) pasal ini penaggung jawab bangunan pelayanan umum wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Menyediakan sarana-sarana kebersihan dan keindahan bangunan pelayanan umum yang dapat dipakai oleh orang-orang yang berkepentingan didalam lingkungan bangunan pelayanan umum ;
b. Mewajibkan kepada para pemakai fasilitas dalam lingkungan bangunan, pelayanan umum untuk melakukan kewajiban-kewajiban dalam rangka mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan pelayanan umum;
c. Melaksanakan gerakan untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan dalam lingkungan bangunan masing-masing baik secara rutin maupun serentak bersama-sama dengan seluruh warga kota yang wajib diikuti oleh para pemakai fasilitas dalam lingkungan bangunan umum.
Bagian Keenam
BANGUNAN PENINGGALAN SEJARAH
Pasal 8
(1) Penanggung jawab bangunan peninggalan sejarah bertanggung jawab untuk melaksanakan tata bangunan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (2) dan (3) Peraturan Daerah ini.
(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut ayat (1) pasal ini penaggung jawab bangunan pelayanan umum wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Menyediakan sarana kebersihan dan keindahan bangunan peninggalan sejarah yang dapat dipakai oleh orang-orang yang berkepentingan didalam lingkungan bangunan peningalan sejarah ;
b. Mewajibkan kepada para pengunjung dan orang-orang yang berkepentingan didalam lingkungan bangunan peninggalan sejarah untuk melakukan kewajiban-kewajiban dalam rangka mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan peninggalan sejarah;
c. Melaksanakan gerakan untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan dalam lingkungan bangunan yang bersangkutan baik secara rutin maupun berkala yang wajib diikuti oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan wewenangnya.
Bagian Ketujuh BANGUNAN INDUSTRI
Pasal 9
(1) Penanggung jawab bangunan industri bertanggung jawab untuk melaksanakan pengaturan tata bangunan dan pemeliharaan bangunan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat 2 dan 3 Peraturan Daerah ini.
(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut ayat 1 pasal ini penaggung jawab bangunan pelayanan umum wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Mengatur penempatan barang-barang/peralatan dan segala macam buangan industri sedemikian rupa sehingga menjamin terwujudnya kebersihan, keindahan, dan kelestarian lingkungan hidup;
b. Menyediakan sarana-sarana kebersihan dan keindahan bangunan industri yang dapat dipakai oleh orang-orang yang berkepentingan didalam lingkungan bangunan industri; c. Mewajibkan kepada para buruh/pegawai dan orang-orang lain yang berkepentingan
didalam lingkungan bangunan industri untuk melakukan kewajiban-kewajiban dalam rangka mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan industri;
d. Melaksanakan gerakan untuk mewujudkan kebersihan, keindahan dan kelestarian lingkungan hidup dalam lingkungan bangunan industri baik secara rutin, berkala maupun serentak bersama-sama dengan seluruh warga kota yang wajib diikuti oleh para buruh/pegawai dan orang-orang yang berada dalam lingkungan wewenangnya.
Bagian Kedelapan BANGUNAN REKREASI
Pasal 10
(1) Penanggung jawab bangunan rekreasi bertanggung jawab untuk melaksanakan pengaturan tata bangunan dan pemeliharaan bangunan sebagaiman dimaksud pasal 3 ayat 2 dan 3 Peraturan Daerah ini.
(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut ayat 1 pasal ini penanggung jawab bangunan pelayanan umum wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
a. Menyediakan sarana-sarana kebersihan dan keindahan bangunan rekreasi yang dapat dipakai oleh orang-orang yang berkepentingan didalam lingkungan bangunan rekreasi; b. Mewajibkan kepada para pengunjung dan orang-orang yang berkepentingan didalam
lingkungan bangunan rekreasi untuk melakukan kewajiban-kewajiban dalam rangka mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan rekreasi.
Bagian Kesembilan
BANGUNAN TEMPAT TINGGAL
Pasal 11
(1) Penggung jawab bangunan tempat tinggal bertanggung jawab untuk melaksanakan pengaturan tata bangunan dan pemeliharaan bangunan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (2) dan (3). (2) Dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut ayat 1 pasal ini penaggung jawab bangunan
pelayanan umum wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Mengatur penempatan barang-barang dan segala macam buangan sedemikian rupa sehingga menjamin terwujudnya kebersihan, keindahan dan kelestarian lingkungan hidup;
b. Menyediakan sarana-sarana kebersihan dan keindahan bangunan tempat tinggal;
c. Mewajibkan kepada orang-orang yang berada dalam lingkungan bangunan tempat tinggal untuk melakukan kewajiban-kewajiban dalam rangka mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan tempat tinggal;
d. Melaksanakan gerakan untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan dalam lingkungan bangunan masing-masing baik secara rutin, berkala maupun serentak bersama-sama denagn seluruh warga kota yang wajib diikuti oleh para buruh/pegawai dan orang-orang yang berada dalam bangunan tempat tinggal.
Pasal 12
Untuk terlaksanakannya ketentuan pasal 11 pembinaan terhadap kebersihan dan keindahan bangunan tempat tinggal dilaksanakan oleh Pimpinan Kompleks bangunan tempat tinggal atau Kepala Kelurahan yang bersangkutan.
BAB III
TENTANG PENGHIJAUAN, TAMAN DAN JALUR HIJAU
Pasal 13
(1) Untuk penanaman pohon pelindung penanggung jawab bangunan perlu memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
a. Sekurang-kurangnya sebatang batang pohon pelindung ditanam dihalaman bangunan khususnya yang berbatasan dengan jalan umum;
b. Apabila pohon pelindung tumbuh sedemikian rupa sehingga menggangu keselamatan umum ditebang atau dipotong ranting-rantingnya namun masih tetap rimbun daunnya; c. Pohon pelindung yang sudah tua menurut jenis dapat ditebang apabila sebelumnya telah
dipersiapkan peremajaan pohon pelindung lain dan yang telah tumbuh sekurang-kurangnya 150 cm;
d. Pohon lindung yang roboh karena sesuatu hal yang harus segera disingkirkan dan segera ditanam pohon pelindung remaja lain sebagai penggantinya.
(2) Untuk penanaman tanaman hias dan tanaman lain yang berfungsi sebagai Lumbung Hidup, Warung Hidup dan Apotik Hidup penanggung jawab bangunan perlu memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
a. Tanaman hias dan tanaman lain yang berfungsi sebagai Lumbung Hidup, Warung Hidup dan Apotik hidup ditanam diatas tanah atau didalam pot pada halaman depan suatu bangunan atau diisi halaman yang lain yang berbatasan dengan jalan umum;
b. Bagi halaman bangunan yang tidak mungkin dilaksanakan ketentuan tersebut sub a, tanaman hias dan tanaman lain yang berfungsi sebagai Lumbung Hidup, Warung Hidup dan Apotik hidup ditanam didalam pot-pot dan diletakkan pada pagar, beranda atau digantungkan pada dinding/luifel dengan mengutamakan tanaman yang lebat daunnya; c. Pemilihan jenis tanaman hias dan tanaman lain yang berfungsi sebagai Lumbung Hidup,
Warung Hidup dan Apotik hidup dan atau pengaturannya diusahakan untuk memberikan kesegaran udara, kerapian dan keindahan.
(3) Untuk menjaga kelestarian dan tetap berfungsinya penghijauan taman dan jalur hijau siapapun dilarang :
a. Mengotori atau merusak jalan jalur-jalur hijau, taman dan tempat umum;
b. Membuang atau menumpuk kotoran/sampah dijalan, jalur hijau, taman dan tempat umum kecuali, ditempat-tempat yang telah diijinkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuknya;
c. Membakar kotoran/sampah dijalan, jalur hijau, taman dan tempat umum, sehingga menggangu keindahan kota;
d. Menjemur, memasang, menempelkan atau menggantungkan benda-benda di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum kecuali tempat-tempat yang telah diijinkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuknya;
e. Berada dijalur hijau, taman dan tempat umum dengan cara apapun yang dapat mengakibatkan kerusakan taman dan kelengkapannya;
f. Berbuat bertingkah laku yang tidak sopan didalam taman, ditepi jalan, jalur hijau, dan tempat umum sehingga menggangu keindahan;
g. Memanjat, memotong, menebang pohon dan tanaman yang tumbuh disepanjang jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum kecuali apabila hal tersebut dilaksanakan oleh petugas untuk kepentingan dinas;
h. Bertempat tinggal atau tidur ditepi jalan, jalur hijau, taman, tempat umum dan tempat-tempat lain yang dilarang oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuknya.
Pasal 14
(1) Pemerintah daerah menyediakan bibit-bibit pohon pelindung, tanaman hias dan tanaman lain yang berfungsi sebagai Lumbung Hidup, Warung Hidup dan Apotik hidup untuk umum. (2) Kepala Daerah Mengatur pemeliharaan taman-taman dan jalur hijau yang berada ditanah
BAB IV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 15
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan peraturan daerah ini yang mengenai pasal 3 ayat (3) dan Pasal 13 ayat (3) dihukum denda setinggi-tingginya Rp. 50.000,- ( lima puluh ribu rupiah ) atau hukuman kurungan selama-lamanya 6 ( enam ) bulan.
(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan ayat (1) pasal ini pelanggaran terhadap pasal 13 ayat (3) sub b dapat dikenakan sanksi berupa denda sebagai biaya paksaan penegakan hukum oleh Kepala Daerah setinggi-tingginya sepuluhan kali dari tarip Peraturan Daerah No 17 tahun 1981 tentang bea ijin dan retribusi pemakai tanah yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah
Pasal 16
Kewajiban untuk mengawasi pelaksanaan Peraturan Daerah ini dan mengusut pelanggaran-pelanggaran terhadapnya diserahkan juga kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Dinas Pasar, Kepala Inspektorat Wilayah, Kepala Bagian Perekonomian, Camat dan Kepala Kelurahan Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah sepanjang mengenai pelaksanaanya.
Pasal 18
Dengan berlakunya peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Kota Besar Surakarta No 1 Tahun 1950 tentang Kebersihan dan Keindahan dinyatakan tidak berlaku lagi
Pasal 19
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II
SURAKARTA Ketua,
ttd.
(Sarwono Suryo)
Surakarta 26 September 1981
WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA
ttd
( Soekatmo Prawirohadisebroto, SH)
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 7 tanggal 19 April tahun 1982 Seri C Nomor. 1
SEKRETARIS KOTAMADYA DAERAH
ttd
( Drs. Indro Soeparno ) Nip : 010034383
D I S A H K A N
Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jawa Tengah
Tanggal 1 Maret 1982 No. 189.3/50/1982 Sekretaris Wilayah/Daerah
B/Kepala Biro Hukum ttd
Nawawi SH Nip : 500026890