• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kegiatan penelitian tentang pembelajaran IPA SD melalui model perangkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kegiatan penelitian tentang pembelajaran IPA SD melalui model perangkat"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN

Kegiatan penelitian tentang pembelajaran IPA SD melalui model perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di Provinsi Kalimantan Selatan telah diperoleh model perangkat pembelajaran, data kualitatif, dan data kuantitatif.

Model Perangkat Pembelajaran

Model perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah berupa bahan ajar siswa berbasis lingkungan, LKS, dan RPP.

Bahan Ajar Siswa

Bahan ajar siswa digunakan oleh siswa untuk membantu belajar, baik selama proses pembelajaran di lingkungan. Bahan ajar yang dihasilkan dalam pengembangan ini berisi tujuan, uraian materi pelajaran yang dilengkapi foto-foto dan bersifat kontekstual, penyelidikan mandiri atau kelompok, pemecahan masalah, rangkuman, dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memfasilitasi siswa untuk berpikir.

Lembar Kerja Siswa

LKS merupakan panduan bagi siswa untuk melakukan kegiatan dalam pemecahan masalah. LKS hasil pengembangan ini berupa LKS pengamatan.

(2)

Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pelajaran adalah sebuah pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran di kelas. Rencana pelaksanaan pelajaran hasil pengembangan ini di dalamnya berupa skenario pembelajaran dengan mengikuti sintak pembelajaran model PBM yang bernuansa lingkungan alami.

Data Kualitatif

Data kualitatif meliputi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran.

Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran seperti pada Lampiran 1, meliputi 1) Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain, 2) Membaca LKS atau buku-buku yang relevan, 3) Melakukan pengamatan/percobaan, 4) Menulis hal-hal yang relevan dengan KBM, 5) Berdiskusi antar siswa/kelompok/guru, 6) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, 7) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, 8) Menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan, dan 9) Membuat/ menulis rangkuman pelajaran.

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan (Kota Banjarbaru) seperti pada Tabel 4.1. Pada Tabel 4.1, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan dijumpai 2 parameter yang rendah yakni 1) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, dan 2) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Secara keseluruhan aktivitas siswa sudah cukup tinggi dengan mempertimbangkan perolehan parameter lainnya.

(3)

Tabel 4.1. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Lingkungan Peralihan Rawa dan Perbukitan

SDN Sis-wa Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jlh. L U B 4 A 30,76 17,94 7,69 7,69 12,82 5,12 5,12 5,12 7,69 99,95 B 24.99 14.58 10.42 12.49 10.42 4.17 4.17 10.42 8.33 99.99 C 24.44 17.77 13.33 6.66 13.33 4.44 4.44 11.11 4.44 99.96 D 22 18 12 6 14 4 8 8 8 100 E 23.91 17.39 10.87 8.69 15.22 4.35 4.35 8.69 6.52 99.99 LU-T E N G -1 A 4,55 13,6 4,55 22,73 9,09 4,55 18,18 18,18 4,55 100 B 5,56 16,67 16,67 16,67 11,11 11,11 11,11 11,11 5,56 100 C 5 15 5 10 15 15 20 10 5 100 D 4,55 9,09 9,09 18,18 13,64 27,27 9,09 4,55 4,55 100 E 17,7 11,8 11,8 5,9 11,8 5, 9 23,6 11,8 0 100 Simpulan T T T S T R S S R

Keterangan: T = Tinggi, R = Rendah, S = Sedang Parameter:

1. Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain 2. Membaca LKS atau buku-buku yang relevan 3. Melakukan pengamatan atau percobaan

4. Menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 5. Berdiskusi antara siswa atau kelompok lain

6. Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 7. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru

8. Menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 9. Membuat atau menulis rangkuman pelajaran

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perairan (Kota Banjarmasin) seperti pada Tabel 4.2. Pada Tabel 4.2, juga masih dijumpai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan masih rendah, yakni 1) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, dan 2) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Sama seperti pada Tabel 4.1, meskipun secara keseluruhan aktivitas siswa sudah cukup tinggi.

(4)

Tabel 4.2. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Lingkungan Perairan

Keterangan: T = Tinggi, R = Rendah, S = Sedang Parameter:

1. Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain 2. Membaca LKS atau buku-buku yang relevan 3. Melakukan pengamatan atau percobaan

4. Menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 5. Berdiskusi antara siswa atau kelompok lain

6. Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 7. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru

8. Menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 9. Membuat atau menulis rangkuman pelajaran

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan (Kabupaten Tanah Laut) seperti pada Tabel 4.3. Pada Tabel 4.3, ada 4 parameter aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan, yakni 1) Menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran, 2) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, 3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, dan 4) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Jadi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dikatakan masih rendah.

SDN Sis-wa Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jlh. SM-1 A 7.69 15.38 3.85 23.07 15.38 7.69 23.07 3.85 0 99.98 B 27.77 11.11 5.55 11.11 22.22 0 16.65 5.55 0 99.96 C 13.0 4.3 26.1 0 13.0 4.3 13.0 17.4 8.7 100 D 17.2 3.4 17.2 17.2 13.8 6.9 6.9 13.8 3.4 100 E 18.8 6.3 25 12.5 18.8 6.3 0 6.3 6.3 100 SM-3 A 10,8 5,4 10,8 10,8 24,3 8,1 8,1 16,2 5,4 100 B 15,4 15,4 15,4 11,5 11,5 3,8 11,5 3,8 7,7 100 C 12,5 8,3 25 8,3 25 4,2 8,3 4,2 4,2 100 D 5,9 11,8 23,5 5,9 29,4 5,9 5,9 5,9 5,9 100 E 6,25 12,5 12,5 6,25 31,25 6,25 12,5 6,25 6,25 100 SJ-4 A 15,8 5,3 15,8 10,5 23,7 5,3 7,9 10,5 5,3 100 B 12 8 24 8 20 8 4 12 4 100 C 13 4,3 26,1 0 13 4,3 13 17,4 8,7 100 D 17,2 3,4 17,2 17,2 13,8 6,9 6,9 13,8 3,4 100 E 18,6 6,2 24,8 12,4 18,6 6,2 0 6,2 6,2 100 Simpulan T S T S T R S S R

(5)

Tabel 4.3. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Lingkungan Perbukitan/Pegunungan SDN Sis-wa Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jlh. KU-NYIT 1 A 25 12.5 25 0 12.5 0 0 12.5 12.5 100 B 25 12.5 25 0 12.5 0 0 12.5 12.5 100 C 18.18 9.09 18.18 36.36 0 0 0 9.09 9.09 99.99 D 22.22 11.11 22.22 0 11.11 0 11.11 11.11 11.11 99.99 E 25 12.5 25 0 12.5 0 0 12.5 12.5 100 KU-NYIT 2 A 25 12.5 25 0 12.5 0 0 12.5 12.5 100 B 33.33 16.66 33.33 0 16.66 0 0 0 0 99.98 C 25 12.5 25 37.5 0 0 0 0 0 100 D 33.33 16.66 33.33 0 16.66 0 0 0 0 99.98 E 33.33 16.66 33.33 0 16.66 0 0 0 0 99.98 BA- JUIN -2 A 3,13 6,25 12,5 6,25 50 3,13 3,13 3,13 12,5 100 B 3,45 6,89 10,34 3,45 55,17 3,45 0 3,45 13,79 100 C 2,94 2,94 14,71 14,71 47,06 2,94 0 2,94 11,76 100 D 8,33 8,33 33,33 0 25 0 0 16,67 8,33 100 E 5,56 5,56 22,22 11,11 11,11 0 0 5,56 5,56 100 Simpulan T S T R T R R S R

Keterangan: T = Tinggi, R = Rendah, S = Sedang Parameter:

1. Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain 2. Membaca LKS atau buku-buku yang relevan 3. Melakukan pengamatan atau percobaan

4. Menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 5. Berdiskusi antara siswa atau kelompok lain

6. Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 7. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru

8. Menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 9. Membuat atau menulis rangkuman pelajaran

Berdasarkan temuan pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3 dapat ditarik kesimpulan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang diukur melalui 9 parameter sudah cukup tinggi di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan dan di lingkungan perairan. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan boleh dikatakan masih rendah.

Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran seperti pada Lampiran 2 meliputi 1) Membimbing siswa memahami LKS, 2) Membimbing siswa melakukan penga-matan/percobaan, 3) Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan

(6)

KBM, 4) Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru, 5) Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, 6) Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, 7) Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan, dan 8) Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran.

Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan (Kota Banjarbaru) seperti pada Tabel 4.4. Pada Tabel 4.4, ada 3 parameter

Tabel 4.4 Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran di Lingkungan Peralihan Rawa dan Perbukitan SDN Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 Jlh. LUB 4 25,53 21,27 10,63 14,89 8,51 4,25 6,38 8,51 99,97 LUTENG 1 17,65 11,76 23,53 11,76 11,76 5,88 11,76 5,88 100 Simpulan K K K S S B B B

Keterangan: B = Baik (< 10), S = Sedang (10-15), K = Kurang (> 15) Parameter:

1. Membimbing siswa memahami LKS

2. Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan

3. Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 4. Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru

5. Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 6. Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru

7. Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 8. Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran

aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan masih dominan, yakni 1) Membimbing siswa memahami LKS, 2) Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan, dan 3) Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran. Jadi aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dapat dikatakan belum bisa melepaskan dominasinya secara penuh, meskipun parameter lainnya sudah baik.

(7)

Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perairan (Kota Banjarmasin) seperti pada Tabel 4.5. Pada Tabel 4.5 masih dijumpai 2 parameter

Tabel 4.5. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran di Lingkungan Perairan

SDN Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 Jlh. SM-1 3.70 7.41 7.41 18.52 7.41 22.22 22.22 11.11 100 SM-3 10,3 13,8 17,2 13,8 10,3 20,7 10,3 3,4 100 SJ-4 5,9 11,8 23,5 14,7 2,9 23,5 11,8 5,9 100 Simpulan B S S K B K S B

Keterangan: B = Baik (< 10), S = Sedang (10-15), K = Kurang (> 15) Parameter:

1. Membimbing siswa memahami LKS

2. Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan

3. Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 4. Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru

5. Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 6. Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru

7. Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 8. Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran

aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perairan masih dominan, yakni 1) Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru, dan 2) Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru. Berdasarkan jumlah parameter pengamatan, maka dapat dikatakan guru sudah mulai mengurangi dominasinya dalam pengelolaan pembelajaran.

Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan (Kabupaten Tanah Laut) seperti pada Tabel 4.6. Pada Tabel 4.6, parameter pengamatan terhadap aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran terlebih dahulu direduksi, yakni data dari SDN Kunyit 2, karena banyak aktivitas yang tidak ada datanya. Pada Tabel 4.6 aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran masih belum baik, karena ada 50% parameter pengamatan yang masih dominan.

(8)

Tabel 4.6. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran di Lingkungan Perbukitan/ Pegunungan SDN Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 Jlh. KUNYIT-1 11.11 33.33 11.11 22.22 0 0 11.11 11.11 99.99 KUNYIT-2 25 50 0 25 0 0 0 0 100 BAJUIN-2 12,5 12,5 0 0 12,5 12,5 25 25 100 Simpulan S K S K S S K K

Keterangan: B = Baik (< 10), S = Sedang (10-15), K = Kurang (> 15) Parameter:

1. Membimbing siswa memahami LKS

2. Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan

3. Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 4. Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru

5. Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 6. Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru

7. Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 8. Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran

Berdasarkan temuan pada Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan Tabel 4.6 dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran yang diukur melalui 8 parameter sudah cukup baik di lingkungan perairan, sedangkan di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan dapat dikatakan sedang. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perbukitan/pegunungan boleh dikatakan belum baik.

Data Kuantitatif

Data kuantitatif meliputi hasil belajar siswa, dan hasil selama proses pembelajaran. Hasil belajar siswa diperoleh dari pre tes dan pos tes, sedangkan hasil selama proses pembelajaran diperoleh dari LKS.

Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan

(9)

diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis kovarian (ANACOVA) seperti pada Lampiran 3, dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian.

Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN LUB 4 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan (Kota Banjarbaru) seperti pada Tabel 4.7. Pada Tabel 4.7

Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN LUB 4 Lingkungan Peralihan Rawa dan Perbukitan

Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan

Model 2 65,33 32,66 21,78 0,0001 Signifikan

Residual 39 58,49 1,49

Total 41 123,83

Keterangan :

R-Square = 0.52; C.V = 23.7

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat dikatakan hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN LUB 4 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan lebih unggul dibandingkan pembelajaran pada kelas kontrol.

Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN LUTENG 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan (Kota Banjarbaru) seperti pada Tabel 4.8. Pada Tabel 4.8 ada

Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN LUTENG 1 Lingkungan Peralihan Rawa dan Perbukitan

Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan

Model 2 83,53 41,76 27,12 0,0001 Signifikan

Residual 64 98,58 1,54

Total 66 182,11

Keterangan :

(10)

perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN LUTENG 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 4.7, dan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di lingkungan peraliharan rawa dan perbukitan dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN Surgi Mufti 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan perairan (Kota Banjarmasin) seperti pada Tabel 4.9. Pada Tabel 4.9 terdapat perbedaan yang

Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN Surgi Mufti 1 Lingkungan Perairan

Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan

Model 2 75,30 37,65 36,64 0,0001 Signifikan

Residual 64 65,76 1,02

Total 66 141,07

Keterangan :

R-Square = 0, 53; C.V = 19,46

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN Surgi Mufti 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol.

Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN Surgi Mufti 3 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan perairan (Kota Banjarmasin) seperti pada Tabel 4.10. Pada Tabel 4.10 ada signifikansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN Surgi Mufti 3 dengan menggunakan pendekatan PBM dan

(11)

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN Surgi Mufti 3 Lingkungan Perairan

Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan

Model 2 62,0 31,10 23,55 0,0001 Signifikan

Residual 36 47,54 1,32

Total 38 109,74

Keterangan :

R-Square = 0,56; C.V = 25,6

pendekatan lingkungan juga lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 4.9, dan Tabel 4.10 disimpulkan pembelajaran di lingkungan perairan dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN Bajuin 2 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan perbukitan/pegunungan (Kabupaten Tanah Laut) seperti pada Tabel 4.11. Pada

Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN Bajuin 2 Lingkungan Perbukitan/Pegunungan

Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan

Model 2 66,42 33,21 32,62 0,0001 Signifikan

Residual 38 38,69 1,01

Total 40 105,12

Keterangan :

R-Square = 0,63; C.V = 24,33

Tabel 4.11 terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN Bajuin 2 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan juga lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol.

Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN Kunyit 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan perbukitan/pegunungan (Kabupaten Tanah Laut) seperti pada Tabel 4.12. Pada Tabel 4.12 ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(12)

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN Kunyit 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan juga lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol.

Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN Kunyit 1Lingkungan Perbukitan/Pegunungan

Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan

Model 2 52,53 26,26 23,08 0,0001 Signifikan

Residual 59 67,14 1,13

Total 61 119,67

Keterangan :

R-Square = 0,43; C.V = 22,19

Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN Kunyit 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan perbukitan/pegunungan (Kabupaten Tanah Laut) seperti pada Tabel 4.13. Pada

Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN Kunyit 2 Lingkungan Perbukitan/Pegunungan

Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan

Model 2 82,83 41,41 47,39 0,0001 Signifikan

Residual 62 54,18 0,87

Total 64 137,01

Keterangan :

R-Square = 0,60; C.V = 18,24

Tabel 4.13 juga terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN Kunyit 2 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 4.11, Tabel 4.12, dan Tabel 4.13 dapat disimpulkan pembelajaran di lingkungan perairan dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

(13)

Berdasarkan hasil analisis statistik pada ketiga lingkungan pembelajaran (lingkungan peralihan rawa dan perbukitan, lingkungan perairan, dan lingkungan perbukitan/pegunungan, maka disusun ringkasan uji signifikansi data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada Tabel 4.14. Pada Tabel 4.14

Tabel 4.14. Ringkasan Uji Signifikansi Hasil Belajar Siswa Lingkungn

Pembelajaran

Nama Sekolah F-ratio Pr > F Keterangan Peralihan rawa dan

perbukitan

SDN LUB 4 21,78 0,0001 Signifikan SDN LUTENG 1 27,12 0,0001 Signifikan Perairan Surgi Mufti 1 36,64 0,0001 Signifikan Surgi Mufti 3 23,55 0,0001 Signifikan Perbukitan/pegunungan Bajuin 2 32,62 0,0001 Signifikan Kunyit 1 23,08 0,0001 Signifikan Kunyit 2 47,39 0,0001 Signifikan

Semua hasil uji statistik menunjukkan signifikan. Jadi berdasarkan pembuktian ini, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berkaitan dengan tujuan penelitian untuk

mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan, dapat dijelaskan penggunaan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa,

Hasil Selama Proses Pembelajaran

Hasil selama proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan diperoleh dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan lembar kegiatan siswa (LKS) seperti pada Lampiran 4. Ringkasan analisis deskriptif terhadap hasil selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan pada berbagai lingkungan pembelajaran seperti Tabel 4.15. Pada Tabel 4.15, hasil selama proses pembelajaran di lingkungan perairan sudah cukup baik. Hal serupa

(14)

Tabel 4.15. Ringkasan Hasil Selama Proses Pembelajaran di Berbagai Lingkungan Pembelajaran

Lingkungan Pembelajaran

Nama Sekolah Kelompok Skor Skor Rata-rata

Kategori

Peralihan rawa dan perbukitan SDN LUB 4 1 80 76 Baik 2 85 3 85 4 70 5 60 SDN LUTENG 1 1 60 67,8 Cukup Baik 2 65 3 85 4 60 5 75 6 70 7 60 Perairan SDN Surgi Mufti 1 1 80 80 Baik 2 85 3 75 4 80 5 80 SDN Surgi Mufti 3 1 60 75 Cukup Baik 2 80 3 80 4 75 5 85 6 70 Perbukitan/ pegunungan SDN Bajuin 2 1 75 69 Cukup Baik 2 70 3 65 4 70 5 65 SDN Kunyit 1 1 80 79 Baik 2 85 3 77 4 75 SDN Kunyit 2 1 75 75,125 Cukup Baik 2 75 3 80 4 75

Keterangan: Baik (76-100%), Cukup baik (56-75%), Kurang (40-55%), Buruk (<40%) (Arikunto, 1998).

juga dijumpai pada lingkungan pembelajaran di daerah peralihan rawa dan perbukitan serta di lingkungan perbukitan/pegunungan.

(15)

Berkaitan dengan tujuan penelitian tentang pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan yang telah dikemukakan pada Bab I, maka dapat dibuat kesimpulan sementara sebagai berikut:

1. Penelitian ini telah berhasil mengembangkan model perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan untuk siswa SD kelas V semester I pada materi kegiatan manusia mengubah permukaan bumi. Model perangkat pembelajaran menjadi prototype untuk daerah-daerah perairan, peraliharan rawa dan perbukitan, dan perbukitan/pegunungan di Provinsi Kalimantan Selatan. Model perangkat pembelajaran yang dihasilkan berupa: bahan ajar siswa, lembar kerja siswa, dan rencana pelaksanaan pelajaran.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan sudah cukup tinggi. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perairan juga sudah cukup tinggi. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perbukitan/pegunungan masih rendah. Aktivitas siswa yang belum berkembang (masih rendah) pada ketiga lingkungan pembelajaran terletak pada 1) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, dan 2) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Jadi kemampuan melakukan analisis dan sintesis siswa masih rendah.

3. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan belum bisa melepaskan dominasinya secara penuh. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perairan sudah mulai mengurangi dominasinya. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di

(16)

lingkungan perbukitan/pegunungan masih belum baik. Aktivitas guru yang cenderung dominan sehingga menghambat proses pembelajaran terletak pada 1) Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru, dan 2) Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, 3) Membimbing siswa memahami LKS, 4) Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan, dan 5) Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran.

4. Hasil belajar siswa dalam beragam lingkungan pembelajaran yang dianalisis dengan anacova menunjukkan signifikan, artinya penggunaan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

5. Hasil selama proses pembelajaran dalam beragam lingkungan pembelajaran yang dianalisis secara deskriptif sudah tergolong cukup baik

PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan analisis data tentang pembelajaran IPA SD melalui model perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di Provinsi Kalimantan Selatan, selanjutnya digunakan untuk menjawab tujuan penelitian.

Kajian Terhadap Produk yang Telah Dihasilkan

Model perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar siswa berbasis lingkungan, LKS, dan RPP. Penjelasan masing-masing perangkat tersebut sebagai berikut.

(17)

Bahan Ajar untuk Siswa

Bahan ajar dimaksudkan agar dapat digunakan siswa untuk membantu belajar, baik selama proses pembelajaran di kelas maupun selama belajar mandiri. Bahan ajar ini berisi uraian materi pelajaran, penyelidikan mandiri atau kelompok, pemecahan masalah, rangkuman, dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memfasilitasi siswa untuk berpikir.

Bahan ajar hasil pengembangan ini berisi uraian tentang kegiatan penyelidikan baik secara mandiri maupun kelompok serta uraian pertanyaan-pertanyaan. Uraian pertanyaan-pertanyaan akan merangsang siswa untuk mencari tahu jawaban dari pertanyaan tersebut, terutama melalui kegiatan penyelidikan. Kemudian melalui kegiatan penyelidikan baik mandiri atau kelompok akan dapat memunculkan berbagai pertanyaan pada diri siswa, sehingga akan memotivasi mereka untuk terus berpikir dan berusaha mencari tahu cara memecahkan persoalan yang dihadapi.

Model bahan ajar hasil pengembangan ini didasarkan kepada teori konstruktivis. Butir-butir dari teori tersebut, di antaranya adalah pembelajaran harus berpusat pada siswa atau student-centered instruction, menekankan pada hakikat sosial dari belajar dan menekankan pada scaffolding, siswa membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri, siswa diberikan tugas yang kompleks, realistik, dan autentik (Arends, 2001).

Model bahan ajar hasil pengembangan ini telah sesuai dengan prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar pada KTSP. Kesesuaian tersebut terletak pada penekanan kegiatan berpusat pada siswa, belajar dengan melakukan, mengembangkan kemampuan sosial, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, mengembangkan

(18)

keterampilan pemecahan masalah, mengembangkan kreativitas siswa, mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi, dan menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik (Puskur, 2002b).

Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan panduan bagi siswa untuk melakukan kegiatan dalam pemecahan masalah. LKS hasil pengembangan ini berupa LKS pengamatan yang dapat membantu siswa dalam melakukan kegiatan penyelidikan, pengamatan, dan percobaan. Kegiatan pengamatan dan percobaan dapat dilakukan oleh siswa di dalam kelas atau di luar kelas.

Model lembar kerja siswa hasil pengembangan tersebut telah sesuai dengan konsep pedagogi yang yang baik. Kesesuaian tersebut terletak pada pemberian siswa pada situasi-situasi di mana siswa dapat mandiri melakukan eksperimen atau mencoba untuk mengamati apa yang terjadi, mengajukan pertanyaan serta menemukan sendiri jawabannya, dan memabndingkan temuannya dengan temuan orang lain (Arends, 1997: 163).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran hasil pengembangan ini mengacu pada bahan ajar yang telah dikembangkan. RPP adalah sebuah pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP hasil pengembangan ini di dalamnya berupa skenario pembelajaran dengan mengikuti sintak pembelajaran model PBM yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Dengan adanya rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun secara tepat, maka proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

(19)

Perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pelajaran hasil pengembangan yang mengacu pada sintaks PBM tersebut memungkinkan terjadinya pembelajaran melalui interaksi sosial sesuai dengan teori Vygotsky. Bentuk interaksi sosial tersebut misalnya bantuan guru atau teman sejawat lainnya yang lebih mampu serta dapat memberikan scaffolding, dorongan, dan dukungan untuk belajar dan memecahkan masalah. Bentuk dukungan dapat berupa petunjuk, peringatan, pemberian contoh, atau tindakan lainnya, sehingga memungkinkan siswa mampu tumbuh mandiri sebagai pebelajar (Slavin, 1997: 48).

Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan dan di lingkungan perairan sudah cukup tinggi. Banyak hasil-hasil penelitian yang mendukung temuan ini, baik dipandang dari pembelajaran melalui PBM, maupun dengan menggunakan pendekatan lingkungan. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui pendekatan PBM telah dilaporkan oleh penelitian sebelumnya (Silaban, 1999; Sutini, 2000, Supramono (2005). Ada kesamaan yang diperoleh dari penelitian terakhir ini, yakni ada peningkatan aktivitas siswa. Peran aktivitas siswa dalam kegiatan penyelidikan cukup baik, dan keterampilan siswa dalam kegiatan eksperimen secara keseluruhan dapat dikatakan cukup baik (Silaban, 1999). Aktivitas siswa dominan dalam melakukan penyelidikan dan memperhatikan penjelasan guru/siswa lain waktu diskusi (Supramono, 2005).

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan masih rendah. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya (Silaban, 1999; Sutini, 2000, Supramono (2005). Penelitian pembelajaran di lingkungan perbukitan/pegunungan dilaksanakan di Kecamatan Pelaihari

(20)

Kabupaten Tanah Laut. Sekolah tempat penelitian di lingkungan ini tergolong jarang tersentuh inovesi pembelajaran, khususnya bila dibanding dengan pembelajaran di lingkungan perairan (Kota Banjarmasin), dan lingkungan peralihan rawa dan perbukitan (Kota Banjarbaru). Oleh karena itu pembaharuan pendidikan agar dapat dipusatkan di daerah ini, sehingga sejajar dengan daerah penelitian lainnya. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan konstruktivis sangat memungkinkan dilaksanakan, karena lingkungan belajar siswa kaya akan sumber belajar yang beragam.

Aktivitas siswa yang belum berkembang (masih rendah) pada ketiga lingkungan pembelajaran terletak pada 1) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, dan 2) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Supramono, 2005). Temuan ini bisa dipahami, karena kemampuan melakukan analisis dan sintesis merupakan keterampilan proses tingkat tinggi. Ini akan berkembang dengan baik bilamana siswa akrab dengan pembelajaran berorientasi proses, bukan semata-mata mengejar hasil pembelajaran.

Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan belum bisa melepaskan dominasinya secara penuh. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perairan sudah mulai mengurangi dominasinya. Dari 2 temuan ini dapat dibuat kesimpulan sederhana yakni sudah ada tanda-tanda pengurangan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya (Sutini, 2000) di mana aktivitas guru dan siswa meningkat selama kegiatan pembelajaran secara bersamaan. Menurut Sutini (2000) sebagian besar waktu digunakan oleh guru mitra untuk membimbing

(21)

penyelidikan dan diskusi, membimbing analisis dan evaluasi pemecahan masalah, ini merupakan kaidah kontradiksi dengan hasil penelitian ini. Sebaliknya hasil penelitian ini sejalan dengan Supramono (2005) di mana guru memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan aktivitas mereka.

Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan masih belum baik. Aktivitas guru yang cenderung dominan sehingga menghambat proses pembelajaran terletak pada 1) Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru, dan 2) Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, 3) Membimbing siswa memahami LKS, 4) Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan, dan 5) Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran. Jika hal ini dibenarkan tentu sejalan dengan penelitian sebelumnya (Sutini, 2000). Makin baik guru dalam mengelola pembelajaran, dikatakan makin baik proses pembelajarannya.

Hasil Belajar Siswa

Ada peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan sebelumnya dalam menggunakan pendekatan PBM dalam pembelajaran (Timurrini, 2000; Sutini, 2000; Supramono, 2005). Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM bukan saja meningkatkan tes hasil belajar produk siswa, akan tetapi juga meningkatkan proses berpikir dan keterampilan berpikir siswa (Supramono, 2005). Hasil tes belajar siswa yang meliputi tes produk dan tes proses setelah melaksanakan kegiatan belajar dengan model PBM secara keseluruhan dikatakan dapat meningkat (Timurrini, 2000).

(22)

Peningkatan hasil belajar juga dijumpai dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan seperti dilaporkan sebelumnya (Naparin dkk., 2004; Nayatilah, 2005; Nissa, 2003; Afriani, 2005; Wulandari, 2005). Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan produk, proses, dan keterampilan (Naparin dkk. 2004). Secara umum pemahaman siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan (Nayatilah, 2005; Nissa, 2003; Afriani, 2005; Wulandari, 2005).

Hasil Selama Proses Pembelajaran

Hasil selama proses pembelajaran dalam beragam lingkungan pembelajaran yang dianalisis secara deskriptif sudah tergolong cukup baik. Banyak penelitian-penelitian yang mendukung temuan ini. Bukan saja dilihat dari penggunaan pendekatan PBM dalam pembelajaran (Silaban, 1999; Timurrini, 2000; Sutini, 2000; Supramono, 2005), akan tetapi juga dilihat dari penggunaan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran (Naparin dkk., 2004; Nayatilah, 2005; Nissa, 2003; Afriani, 2005; Wulandari, 2005).

Berdasarkan hasil pembahasan maka isu pendidikan lingkungan termarjinalkan dalam kurikulum inti seperti dijelaskan pada Bab I tidak selalu benar. Alasan lain penggunaan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran perlu mendapat perhatian adalah sebagian besar bahan kajian biologi di SD diarahkan akrab dengan lingkungan.

Gambar

Tabel 4.1. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Lingkungan Peralihan Rawa dan Perbukitan
Tabel 4.2. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Lingkungan Perairan
Tabel 4.3. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Lingkungan Perbukitan/Pegunungan SDN  Sis-wa Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jlh
Tabel 4.6. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran di Lingkungan Perbukitan/ Pegunungan SDN Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 Jlh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jeroan dan lemak merupakan bagian yang cenderung memiliki nilai ekonomis yang rendah dibandingkan dengan daging, sehingga dengan data yang diperoleh, sapi kelas II memiliki

Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk saat ini citra perusahaan mempunyai sifat yang searah, maksudnya adalah pada saat citra perusahaan naik maka hal tersebut

Cuando necesite hacer referencia a una fuente cuyo autor no ha podido identificar con precisión, cite las primeras dos o tres palabras del título, seguido por el año.. en el

diberikan oleh Allah. Memang sifat Qona’ah itu tidak jatuh dari langit dengan sendirinya kepada manusia, tetapi harus diasah dan dilatih. Dan hanya dengan sikap sabar bisa

Salah satu implementasi nilai demokrasi adalah partisipasi masyarakat dalam politik, menurut Budiardjo, partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk

Kecamatan Kalianda merupakan kecamatan yang memiliki produksi cabai merah tertinggi di Kabupaten Lampung Selatan, yaitu dengan jumlah 5.025 kw, meskipun pada tahun

Bentuk perpaduan ini merupakan sala satu bentuk yang menurut penulis lebih cocok untuk digunakan dalam ibadah di Gereja Kemah Inijil Indonesia Talitakumi

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran Auditorry