• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2017 ABSTRAK GIANI SUHARGANI PUTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2017 ABSTRAK GIANI SUHARGANI PUTRI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA

2017

ABSTRAK GIANI SUHARGANI PUTRI

PERBEDAAN VARIASI BIOMASSA KANGKUNG AIR (IPOMEA AQUATIC FORSK) TERHADAP KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS

Data Diskoperindag menyebutkan terdapat 217 industri tempe di wilayah Ciamis. Sebagian besar industri tempe di Wilayah Ciamis tidak memiliki Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL), sedangkan proses produksi industri tempe terus berlangsung pencemaran tentu saja akan terjadi yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup bila tidak adanya penanggulangan pengolahan limbah tersebut. Salah satu komponen limbah adalah Total Suspended Solid yang dapat mencemari badan air. Upaya dalam mengurangi Total Suspended Solid adalah dengan menggunakan Ipomea Aquatica Forsk. dengan metode Fitoremediasi. Penelitian ini dikategorikan quasi experiment denagn tipe Post Test Design. Populasi penelitian yaitu limbah cair industri tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Sampel penelitian ialah industri yang memilki kadar Total Suspended Solid melebihi NAB (100 mg/l). Dalam penelitian ini dilakukan 5 hari aklimatisasi dan 8 hari penanaman dengan 3 kali perlakuan untuk setiap pengulangan yaitu 700 gram, 800 gram dan 900 gram Ipomea Aquatica Forsk dengan 6 replika menjadi total 24 sampel. Hasil penelitian rata-rata kadar Total Suspended Solid limbah cair industri tempe dengan berbagai variasi biomassa Ipomea Aquatica Forsk. diantaranya 800 gram 901,6 mg/l dengan persentase penurunan 42,4%, 900 gram 611,6 mg/l dengan persentase penurunan 61,3%, 1000 gram 242,5 mg/l dengan persentase penurunan 84,8%. Berdasarkan hasil uji statistik Kruskal Wallis dengan nilai signifikasi 0,000 < α (0,05) ada perbedaan kadar Total Suspended Solid berdasarkan variasi biomassa Ipomea Aquatica Forsk. dalam limbah cair industri tempe di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Saran penelitian bagi Industri Tempe ialah menampung dan melakukan pengolahan, memanfaatkan tanaman air Ipomea Aquatica Forsk. untuk mengurai polutan yang ada dalam air limbah salah satunya adalah parameter Total Suspended Solid.

(2)

DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH THE FACULTY OF HEALTH SCIENCES SILIWANGI UNIVERSITY TASIKMALAYA

2017

ABSTRAK GIANI SUHARGANI PUTRI

DIFFERENCES VARIATION OF IPOMEA AQUATIC FORSK BIOMASS TO TOTAL SUSPENDED SOLID LEVELS IN LIQUID WASTE OF TEMPE INDUSTRY

Data of Diskoperindag (Trade and Industry Board) mention there are 217 industrial tempe (fermented soybean) in Ciamis regency. Most of them do not have Wastewater Treatment Plant (WWTP/IPAL), while production process continues. It means that environmental damage will occur if there is no action to tackle that waste pollution. One component of that waste is Total Suspended Solid (TSS) which contaminate water body. An efforts to reduce of the Total Suspended Solid is by using Ipomea Aquatica Forsk through phytoremediation method. This research was categorized as quasi-experimental with Post-Test Design type. The population of this research was the wastewater of tempe industry in Ciamis Subdistrict of Ciamis Regency. The sample was the industry with Total Suspended Solid content exceeding threshold limit value (TLV/NAB = 100 mg/l). In this study 5 days acclimatization followed by 8 days planting result of the average of Total Suspended Solid of tempe industry wastewater with various biomass of Ipomea Aquatica Forsk were 800 grams 901.6 mg/l with a percentage decrease was 42.4%, 900 grams 611.6 mg/l with a percentage decrease was 61.3%, and 1000 grams 242.5 mg/l with a percentage decrease was 84.8%. Based on result of Kruskal Wallis statistic test with significance value 0.000 <α (0,05), that result above showed the difference of Total Suspended Solid value based on biomass variation of Ipomea Aquatica Forsk in wastewater of tempe industry in District Ciamis Ciamis Regency. This research suggestion for the Tempe Industry is to contain and processing the wasteater by using Ipomea Aquatica Forsk to unraveling the pollutants in the wastewater which one of them is Total Suspended Solid.

Keywords : Ipomea Aquatica Forsk, Total Suspended Solid, Fitoremediasi, Liquid Waste Of Tempe Industry

(3)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berdasarkan data Diskoperindag (Dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan) terdapat 217 industri tempe di wilayah Ciamis. Selain itu dalam data 10 besar penyakit UPTD Puskesmas di kabupaten ciamis salah satunya terdapat penyakit diare, TSS dapat menjadi pencetus diare karena adanya TSS dalam air menyebabkan penetrasi cahaya dalam air berkurang sehingga proses fotosinteis terganggu maka oksigen dalam air rendah hal ini berdampak terhadap tumbuhnya bakteri anaerob yang berisifat pathogen.

Adapun salah satunya yang akan dilakukan penelitian berada di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dengan produksi 1500-2000 kg/hari. Sebagian besar industri tempe di Wilayah Ciamis tidak memiliki Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) juga kurangnya pengawasan Dinas terkait. Adapun survey awal yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan Hidup Ciamis menunjukkan hasil analisis kandungan limbah cair pabrik tempe mempunyai kadar nilai parameter pencemar diantaranya Suhu 27,750C, pH 4,72, TSS 952 mg/l, BOD 4.308 mg/l, COD 7.180 mg/l yang melebihi standart baku mutu limbah cair, sehingga dapat mencemari lingkungan.

Penelitian penurunan Total Suspended Solid (TSS) dengan variasi biomassa Ipomea Aquatica Forsk. ini didasari pra eksperimen dengan kadar awal 730 mg/liter, setelah 5 hari aklimatisasi dan 8 hari penanaman memilki hasil kontrol 964 mg/liter dengan berat massa tanaman 500 gram 142 mg/liter, 1000 gram 78 mg/liter dan 1500 gram 20 mg/liter. Dalam hasil pra eksperimen tersebut didapati kadar TSS dalam 1000 gram mampu menurunkan hingga dibawah nilai ambang batas sehingga peneliti dapat melanjutkan penelitian berikutnya karena dinilai telah berhasil dalam penurunan kadar TSS limbah cair tempe

Limbah cair dari proses perebusan dan perendaman kedelai, mempunyai nilai TSS yang jauh melewati standart baku mutu limbah cair. Pengaruh Padatan tersuspensi

(TSS) sangat beragam, tergantung dari sifat kimia alamiah bahan tersuspensi tersebut. Fitoremediasi merupakan alternatif lain dalam upaya penanganan lahan terkontaminasi secara lebih murah dengan tingkat keberhasilan yang diharapkan lebih tinggi serta sesuai dengan alam Indonesia.. (Hidayati N, 2001 dalam Nuril H, 2004).

Mekanisme kerja fitoremediasi pada tanaman mencakup proses penyerapan dan akumulasi ke bagian tanaman seperti akar, batang dan daun (Fitoekstraksi), kemampuan akar tanaman untuk menyerap, mengendapkan dan mengakumulasi limbah (Rhizofiltrasi), metabolisme limbah dalam jaringan tanaman oleh enzim (Fitodegradasi), kemampuan tanaman mengekskresikan senyawa kimia tertentu (Fitostabilisasi), penyerapan limbah dan pelepasannya lewat daun dan adakalanya mengalami degradasi sebelum dilepas lewat daun (Fitovolatilisasi) (Misbachul, 2010).

Dalam penelitian lain disebutkan Ipomea aquatica forsk sebagai agen fitoremediasi dalam menurunkan kadar Total Suspended Solid (TSS) mampu menaikkan derajat keasaman ( pH ) air limbah kedelai. Penggunaan kangkung air selama 8 hari menurunkan TSS 63.2% serta menaikan pH menjadi 7.4 (Natalina dan Hardoyo, 2013). Pada penelitian (Zuchrotus,et all., 2009) pemanfaatan limbah cair industri tempe dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman Kangkung darat (Ipomea reptans) dengan hasil konsentrasi limbah 60%.

Penggunaan Ipomea Aquatica Forsk dalam proses pengolahan limbah cair menyebabkan terjadinya proses pertukaran dan penyerapan ion. Karenanya dalam kondisi ini tanaman akan berperan dalam menstabilkan beberapa faktor fisik dan kimia perairan. Ipomea aquatica forsk merupakan tanaman air yang banyak tumbuh pada saluran buangan limbah cair sekitar pemukiman. Tanaman ini memiliki daya adaptasi yang cukup luas karena dapat hidup pada kondisi iklim dan di berbagai habitat. I. aquatic, merupakan salah satu tanaman fitoremedisi yang mampu mengakumulasi logam berat seperti Zn, Cu dan Pb. Tanaman ini juga merupakan

(4)

tanaman sayuran penting karena banyak mengandung sumber nutrient dan dibudidayakan. (Wahyu Lestari, 2013).

Pada penelitian lain disebutkan penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) dalam 8 hari menurunkan kadar sekitar 63,2% dan hasil pra eksperimen, berdasarkan data tersebut peneliti bertujuan untuk menambah variasi biomassa yang lebih efisien dalam penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) oleh tanaman kangkung air. Bertitik tolak pada hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji pengaruh Perbedaan Variasi Lama Kontak Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk) Terhadap Penurunan Kadar Tss (Total Suspended Solid) Di Limbah Cair Industri Tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh Perbedaan Variasi Lama Kontak Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk) terhadap Penurunan Kadar TSS (Total Suspended Solid) di Limbah Cair Industri Tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis?

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur kadar TSS (Total Suspended Solid) awal pada kontrol sebelum diberi perlakuan dengan Tanaman Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk)

b. Mangukur kadar TSS (Total Suspended Solid) setelah dilakukan perlakuan Tanaman Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk) pada berbagai variasi biomassa tanaman yakni 800 gram, 900 gram dan 1000 gram.

c. Menganalisis perbedaan kadar TSS (Total Suspended Solid) pada berbagai variasi biomassa Tanaman Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk) di limbah cair industri tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis

d. Menentukan biomassa yang paling efektif dalam menurunkan kadar

TSS (Total Suspended Solid) dengan Tanaman Kangkung Air (Ipomea Aquatic Forsk) di limbah cair industri tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis

II.METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan ini dikategorikan dalam penelitian kuasi eksperimen (quasi experiment) yaitu studi eksperimental yang dalam mengontrol situasi penelitian menggunakan cara non-randomisasi (Last, 2001). Jenis desain eksperimen kuasi yang digunakan yaitu Post Test Design yang merupakan pengukuran pada dua kelompok sample (treatment and control group) sesudah intervensi. Gambaran rancangan penelitian yang dilakukan sebagai berikut (Swarjana, 2012: 71):

Populasi dalam penelitian ini adalah limbah cair tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Sampel dalam penelitian ini diambil dari salah satu industri tempe yang air limbahnya memiliki kadar Total Suspended Solid melebihi NAB (100 mg/l). Dalam penelitian ini dilakukan 3 kali perlakuan untuk setiap pengulangan yaitu 700 gram,800 gram dan 900 gram tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk dengan 6 replika, sehingga sampel sebanyak 24 sampel. Jumlah replikasi dalam penelitian ini didasarkan pada rumus (Warsa 1998:116):

III.HASIL PENELITIAN 1. Hasil Univariat

a) Kadar Total Suspended Solid (TSS) Limbah Cair Industri Tempe Sebelum Perlakuan Variasi Biomassa Tanaman

Hasil pengukuran awal kadar TSS pada limbah cair industri tempe sebelum perlakuan dengan menggunakan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) sebesar 2220 mg/l. Kadar tersebut melewati nilai ambang batas yang ditetapkan oleh PERMEN-LH No. 4 tahun 2014 lampiran XVIII yaitu 100 mg/liter.

(5)

b) Kadar Total Suspended Solid (TSS) Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan Variasi Biomassa Tanaman

Rata-rata kadar Total Suspended Solid (TSS) setelah perlakuan selama 8 hari dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram 901,6 mg/l, 900 gram 611,6 mg/l, dan 1000 gram 242,5 mg/l.

Grafik 4.1 Rata-rata Kadar TSS Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan 2017

c) Persentase Penurunan Kadar Total Suspended Solid (TSS) Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan Nilai persentase penurunan Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair industri tempe setelah kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram 42,4%, 900 gram 61,3% dan 1000 gram 84,8%.

Grafik 4.2 Persentase Penurunan TSS Limbah Cair Industri Tempe

Berdasarkan Grafik diatas diketahui bahwa persentase rata-rata penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) yang paling tinggi yaitu 1000 gram dengan persentase rata-rata penurunan 84,8% sedangkan persentase penurunan TSS terendah pada variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram dengan persentase penurunan 42,2%.

Grafik 4.3 Persentase Penurunan TSS Per 100 gram Kangkung Air Limbah Cair Industri Tempe

Penurunan Total Suspended Solid (TSS) dengan kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) per 100 gram dari 800-900 gram mengalami penurunan 19,2% sedangkan 900-1000 gram mengalami penurunan 23,5%. Adapun rata-rata penyerapan Total Suspended Solid (TSS) per 100 gram tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) 21,35%.

d) Hasil Pengukuran pH Limbah Cair Industri Tempe

Rata-rata pH setelah diberi perlakuan dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram 7,22; 900 gram 7,22; 1000 gram 7,43 sementara kontrol yaitu 6,71.

Grafik 4.3 Rata- Rata Nilai pH Limbah Cair Industri Tempe Tahun 2017

e) Suhu Limbah Cair Tempe Setelah Perlakuan Variasi Biomassa Tanaman

Rata-rata suhu setelah diberi perlakuan dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram 25, 900 gram 25, 1000 gram 25 sementara kontrol 25.

(6)

Grafik 4.4 Rata-Rata Suhu Limbah Cair Industri Tempe Tahun 2017

2. Analisis Bivariat

Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan uji bivariat pada data hasil pengujian Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair industri tempe berdasarkan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.). Uji perbedaan penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) dilakukan dengan menggunakan uji Kruskal Wallis karena sampel dibawah 30. Uji Kruskal Wallis digunakan untuk menentukan perbedaan kadar Total Suspended Solid (TSS) setelah diberi perlakuan dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.). hasil uji Kruskal Wallis dapat dilihat pada tabel

Tabel 4.5 Perbedaan Penurunan Kadar TSS Berdasarkan Variasi Biomassa Tanaman pada Limbah Cair Industri Tempe Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Tahun 2017 No. Variasi Biomassa Tanaman Mean Rank Pvalue 1 800 gram 14,92 0,000 2 900 gram 10,8 3 1000 gram 3,50 Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji analisis statistik dengan Kruskal Wallis dengan alpha α = 5% didapat penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) berdasarkan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) pada limbah cair industri tempe memiliki nilai p value sebesar 0,000 < α = 0,05 artinya terdapat perbedaan kadar Total Suspended Solid (TSS) berdasarkan variasi biomassa

tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) pada limbah cair industri tempe di Kecamatan Ciamis kabupaten Ciamis.

V.PEMBAHASAN

A. Kadar Total Suspended Solid (TSS) Limbah Cair Industri Tempe

Berdasarkan data Diskoperindag (Dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan) terdapat 217 industri tempe di wilayah Ciamis. Adapun salah satunya berada di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dengan produksi 1500 kg/hari. Sebagian besar industri tempe di Wilayah Ciamis tidak memiliki Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) juga kurangnya pengawasan Dinas terkait dikarenakan kuantitas dari pemilik industri tempe di wilayah Ciamis yang terbatas dibandingkan dengan Industri Tahu yang jumlahnya telah mencapai ribuan Industri. Meskipun demikian pencemaran tentu saja terus terjadi selama proses produksi industri tempe berlangsung yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup bila tidak adanya penanggulangan pengolahan limbah tersebut.

Adapun survey awal yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan Hidup Ciamis menunjukkan hasil analisis kandungan limbah cair pabrik tempe mempunyai kadar nilai parameter pencemar diantaranya Suhu 27,750C, pH 4,72, TSS 1515 mg/l, BOD 4.308 mg/l, COD 7.180 mg/l yang melebihi standart baku mutu limbah industri tempe yang ditetapkan PERMEN-LH No.5 tahun 2014 lampiran XVIII tentang kadar maksimum Total Suspended Solid (TSS) limbah cair tempe yang diperbolehkan dibuang ke saluran pembuangan atau badan air adalah sebesar 100 mg/liter.

Penelitian penurunan Total Suspended Solid (TSS) dengan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) ini didasari pra eksperimen dengan kadar awal 730 mg/liter, setelah 5 hari aklimatisasi dan 8 hari penanaman memilki hasil kontrol 964 mg/liter dengan berat massa tanaman 500 gram 142 mg/liter, 1000 gram 78 mg/liter dan 1500 gram 20 mg/liter. Dalam hasil pra eksperimen tersebut

(7)

didapati kadar TSS dalam 1000 gram mampu menurunkan hingga dibawah nilai ambang batas sehingga peneliti dapat melanjutkan penelitian berikutnya karena dinilai telah berhasil dalam penurunan kadar TSS limbah cair tempe

B. Kadar TSS pada Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan

Penelitian dilakukan pada air limbah industri tempe untuk mengetahui kadar TSS (Total Suspended Solid) dengan menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen (quasi experiment) yaitu studi eksperimental yang dalam mengontrol situasi penelitian menggunakan cara non-randomisasi (Last, 2001). Jenis desain eksperimen kuasi yang digunakan yaitu Post Test Design yang merupakan pengukuran pada dua kelompok sample (treatment and control group) sesudah intervensi. Adapun upaya yang dilakukan untuk penurunan kadar TSS dengan perbedaan Biomassa tanaman Kangkung Air (Ipomea Aquatica Forsk.). Pada variasi biomassa dengan menggunakan kangkung air, biomassa akan mempengaruhi penurunan kadar TSS. Hal ini disebabkan oleh faktor perbedaan biomassa tanaman kangkung air dalam setiap wadah yang berisi limbah cair industri tempe sehingga tingkat penyesuaian atau adaptasi tanaman pun akan berbeda-beda.

Perlakuan yang diberikan pada limbah cair industri tempe yang memilki kandungan Total Suspended Solid (TSS) melebihi baku mutu limbah industri tempe yang ditetapkan PERMEN-LH No.5 tahun 2014 lampiran XVIII yaitu 100 mg/liter. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa air limbah industri tempe yang telah diberi perlakuan dengan menggunakan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) memiiki hasil yang berbeda. Rata-rata kadar Total Suspended Solid (TSS) pada air limbah industri tempe setelah diberi perlakuan untuk setiap variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) memiliki hasil diantaranya ialah biomassa 800 gram 901,6 mg/liter, 900 gram 611,6 mg/liter sedangkan pada biomassa 1000 gram terdapat TSS sebesar 242,5

mg/liter. Persentase rata-rata penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) yang paling besar yaitu pada biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) seberat 1000 gram dengan persentase rata-rata penurunan 84,8% sedangkan persentase penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) terendah yaitu pada biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) seberat 800 gram dengan persentase rata-rata penurunan 42,4%.

Kadar Total Suspended Solid (TSS) pada air limbah cair industri tempe dengan perlakuan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) dan lama tinggal 8 hari mengalami penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) tetapi tidak berada dibawah nilai ambang batas (NAB) yang ditetapkan oleh PERMEN-LH No.5 tahun 2014 lampiran XVIII yaitu 100 mg/liter. Pencapaian terbaik penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) penelitian ini pada biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) seberat 1000 gram dengan persentase rata-rata penurunan 84,8%.

C. Analisis Perbedaan Kadar TSS terhadap Variasi Biomassa Tanaman Analisis perbedaan kadar Total Suspended Solid (TSS) pada limbah cair industri tempe dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) dengan jumlah sampel yaitu 24 sehingga uji yang digunakan yaitu uji Kruskal Wallis dikarenakan jumlah sampel berjumlah kurang dari 30. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis nilai p value = 0,000 dan α = 0,05 sehingga diperoleh nilai p value = 0,000 < α = 0,05 artinya Ha diterima dan Ho ditolak sehingga ada perbedaan kadar Total Suspended Solid (TSS) dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) pada limbah cair industri tempe di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.

Kadar Total Suspended Solid (TSS) pada air limbah cair industri tempe dengan perlakuan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) dan lama tinggal 8 hari mengalami penurunan

(8)

kadar Total Suspended Solid (TSS) tetapi tidak berada dibawah nilai ambang batas (NAB) yang ditetapkan oleh PERMEN-LH No.5 tahun 2014 lampiran XVIII yaitu 100 mg/liter. Pencapaian terbaik penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) penelitian ini pada biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) seberat 1000 gram dengan persentase rata-rata penurunan 84,8%.

Penurunan kadar Total Suspended Solid (TSS) terjadi akibat proses fitoremediasi tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yang dipengaruhi oleh mekanisme kerja fitoremediasi pada tanaman mencakup proses penyerapan dan akumulasi ke bagian tanaman (Fitoekstraksi) mengendapkan dan mengakumulasi limbah (Rhizofiltrasi), metabolisme limbah dalam jaringan tanaman oleh enzim (Fitodegradasi), kemampuan tanaman mengekskresikan senyawa kimia tertentu (Fitostabilisasi), penyerapan limbah dan pelepasannya lewat daun dan adakalanya mengalami degradasi sebelum dilepas lewat daun (Fitovolatilisasi) (Misbachul, 2010).

Penyerapan Total Suspended Solid (TSS) pada proses fitoremediasi terjadi perubahan pada kondisi fisik tanaman terlihat pada semua tanaman perlakuan. Penurunan konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas mikroorganisme yang berperan membantu menurunkan konsentrasi dalam jumlah besar. Kangkung air merupakan tumbuhan yang dapat mengakumulasi TSS dalam konsentrasi tinggi. Pengaruh waktu tinggal berbanding lurus dengan penurunan konsentrasi TSS serta banyaknya jumlah kangkung air sangat mempengaruhi penyerapan terhadap konsentrasi TSS. Hal ini disebabkan semakin besar jumlah kangkung air yang digunakan maka semakin tinggi nilai transpirasinya dan sebaliknya semakin kecil jumlah kangkung air yang digunakan maka semakin rendah pula nilai transpirasinya. Semakin banyak air yang diserap kangkung air maka semakin banyak TSS yang masuk dalam tubuh kangkung air dan menyebabkan penurunan TSS diperairan.

D. pH Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan

Nilai pH air digunakan untuk menunjukkan kondisi keasaman (konsentrasi ion hidrogen) air limbah. pH dalam air limbah sangat dipengaruhi oleh kegiatan perendaman kedelai yang bertujuan untuk menurunkan derajat keasaman kedelai sehingga dapat ditumbuhi kapang. Proses inilah yang membuat air limbah cenderung asam. Air limbah cenderung asam dan pada keadaan asam ini terlepas zat-zat yang mudah menjadi gas. Skala pH berkisar antara 1-14, kisaran nilai pH 1-6 termasuk kondisi asam, pH 8-14 termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi netral. Adapun hasil pengujian rata-rata pH limbah cair industri tempe setelah perlakuan dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram 7,22; 900 gram 7,22; 1000 gram 7,43 sementara kontrol yaitu 6,71. Dalam standart baku mutu air limbah yang ditetapkan oleh PERMEN-LH No.5 Tahun 2014 lampiran XVIII untuk pH yaitu 6-9 sehingga perlakuan dengan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) memiliki nilai pH yang sudah sesuai dengan standart baku mutu.

Peningkatan pH limbah cair pada akhir pengamatan terjadi untuk semua perlakuan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram, 900 gram dan 1000 gram. Hal ini menunjukkan bahwa, tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) memiliki potensi untuk meningkatkan pH pada limbah cair industri tempe. Kisaran pH perairan 6-9 masih merupakan kisaran pH normal bagi kehidupan biota dalam suatu perairan. Hal ini disebabkan karena berbagai proses kimia dan mikrobiologi yang menghasilkan senyawa berbahaya bagi kehidupan biota serta kelestarian lingkungan tidak terjadi.

E. Suhu Limbah Cair Industri Tempe Setelah Perlakuan

Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam penanganan limbah. Pada suhu yang tinggi oksidasi bahan organik lebih besar. Pada pengukuran suhu awal

(9)

sebelum perlakuan fitoremedisi suhu limbah cair industri tempe yaitu 250C, sampel perendaman dan pencucian yang telah dihomogenkan tersebut tidak memiliki suhu tinggi dibandingkan perebusan. Pada akhir pengamatan suhu menjadi 250C yang merupakan suhu optimal untuk pertumbuhan kangkung air. Penurunan suhu dipengaruhi oleh bentuk morfologi kangkung air yang tidak seluruhnya menutupi permukaan media, sehingga oksigen bebas dapat berdifusi denga media. Difusi oksigen bebas ke dalam media dapat menyebabkan turunnya suhu limbah.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat rata-rata suhu setelah diberi perlakuan dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) yaitu 800 gram 25, 900 gram 25, 1000 gram 25 sementara kontrol 25.

VI.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Rata-rata kadar Total Suspended Solid (TSS) limbah cair industri tempe dengan berbagai variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) diantaranya 800 gram 901,6 mg/l dengan persentase penurunan 42,4%, 900 gram 611,6 mg/l dengan persentase penurunan 61,3%, 1000 gram 242,5 mg/l dengan persentase penurunan 84,8%.

2. Ada perbedaan kadar Total Suspended Solid (TSS) berdasarkan variasi biomassa tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) dalam limbah cair industri tempe di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.

B. Saran

1. Bagi Industri Tempe

a. Menampung dan melakukan pengolahan air limbah terlebih dahulu sebelum langsung dibuang ke lingkungan karena masih begitu tingginya zat pencemar yang ada pada air limbah tersebut.

b. Mengetahuinya pentingnya pengolahan air limbah sebagai upaya pengembangan industri dikaitkan dengan upaya pelestarian lingkungan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. c. Memanfaatkan tanaman air seperti kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) untuk mengurai polutan yang ada dalam air limbah salah satunya adalah parameter Total Suspended Solid (TSS)

2. Bagi Peneliti Lain

a. Peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis diharapkan mengukur kadar TSS pada badan air yang berada di sekitar industri tempe serta memperhatikan beberapa kelemahan dalam penelitian ini seperti cara pengambilan sampel.

b. Perlu dilakukan penelitian dengan desain Pre and Post Test untuk pengujian kadar TSS dengan menggunakan tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.) dengan cara menambah berat tanaman

c. Dalam parameter tempe terdapat tidak hanya TSS, pH dan Suhu saja melainkan adanya kadar Bod, Cod dan Do. Sehingga diperlukan penurunan parameter tersebut dengan menggunakan tanaman kangkung air (Ipomea Aquatica Forsk.).

d. Menggunakan tanaman ataupun media penurunan berbeda selain fitoremediasi tanaman untuk mengetahui penurunan TSS limbah cair industri tempe yang lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Nuril Hidayati, 2004. Fitoremediasi dan Potensi umbuhan Hyperakumulator. Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jl Ir. H.Juanda Bogor.

(10)

Misbachul Moenir, 2010. Kajian Fitoremediasi Alternatif Pemulihan Tanah Tercemar Logam Berat. Jurnal riset Teknologi Pencegahan dan Pencemaran Industri. Semarang. Zuchrotus Salamah et. all., 2009

Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tempe Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea Reptans, Poir) Kultivar Kencana. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Swarjana. I Ketut. 2012. Metodologi

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan yang diangkat dalam penulisan Skripsi ini adalah Bagaimanakah bentuk perjanjian kerja sama antara Bank Tabungan Negara dengan PT, Asuransi Binagriya Upakara

Kejelasan bangunan hukum KY dalam struktur ketatanegaraan terutama dalam kekuasaan kehakiman, dapat dikaji dari ketentuan Pasal 24B ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi:

Bagi seseorang yang memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan, maka seseorang tersebut dapat merespon atau menyelesaikan segala sesuatu dari masalah yang

S di BPS Afah FahmiSurabaya “ sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir Program studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu.. Kesehatan Universitas

Dari hasil analisis EVA tersebut, perusahaan mampu menciptakan nilai tambah setiap tahunnya, dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. EVA tertinggi terjadi pada tahun 2007

Kesimpulan hasil penelitian ialah bahwa para pendidik lembaga dan lingkungan pendidikan I, II dan III memandang: (1) Pendidikan nilai perlu dan mendesak untuk dilaksanakan,

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Penambahan Fungisida pada Bahan Pencuci dan Waktu Pencucian Terhadap Kualitas Buah Mangga ( Mangifera indica ) Varietas Arumanis ”

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Ratnasari (2006) yang membandingkan Arus puncak ekspirasi antara pegawai pabrik tekstil