LEMBARAN DAERAH
KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 18 TAHUN 1981 SERI : B NOMOR : 11
PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA
NOMOR : 4 TAHUN 1979
TENTANG
PANGKALAN PARKIR KENDARAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA
Menimbang : a. Bahwa dengan meningkatnya pembangunan didaerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta, dan makin bertambahnya jumlah kendaraan, maka untuk lebih meningkatkan ketertiban tata parkir khususnya dan lalulintas pada umumnya dipandang perlu untuk menertibkan pangkalan parkir ;
b. Bahwa Usaha Pembangunan dimaksud, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat memerlukan neaya yang semakin meningkat, maka perlu adanya partisipasi dari masyarakat ;
c. Bahwa atas pertimbangan-pertimbangan tersebut maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pangkalan Parkir Kendaraan Dalam Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
Mengingat : 1. Undang-undang No 5 Tahun 1974 ; 2. Undang-undang 16 tahun 1950 ;
3. Undang-undang No 12 / Drt. Tahun 1957; 4. Undang-unang No. 3 Tahun 1965;
5. Peraturan Lalu-lintas Jalan (Wegverkeer verordening Staatsblad 1936 No.451) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah N0. 28 Tahun 1964.
Dengan Persetuhuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
Memutuskan :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA TENTANG PANGKALAN PARKIR KENDARAAN
BAB 1
KETENTUAN UMUM Pasal 1
a. Pemerintah Daerah : Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta ; b. Kepala Daerah : Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surakarta ;
c. Kendaraan : Setiap Kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor, baik yang tergolong kendaraan umum, dinas maupun perorangan ; d. Pangkalan Parkir : Tempat yang ditetapkan dan/atau diijinkan oleh Kepala Daerah
sebagai tempat parkir dan atau titipan kendaraan, selain yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Besar Surakarta No. 4 Tahun 1956 jo Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta NO. 13 Tahun 1977 ;
e. Usaha Parkir : Usaha untuk mengawasi atau menjaga kendaraan orang lan yang diberhentikan di pangkalan parkir dengan memungut sejumlah uang sebagai pengganti jasa ;
f. Pengusaha Parkir : Orang, badan swasta atau badan yang dibentu oleh Kepala Daerah yang menjalankan usaha parkir dan telah memiliki ijin ;
g. Fasilitas Umum : Lapangan-lapangan, halaman-halaman, bangunan-bangunan dan jalan-jalan umum yang dikuasaioleh Pemerintah Daerah untuk dipergunakan sebagai pangkalan parkir ;
h. Fasilitas Sendiri : Lapangan, halaman atau rumah/bangunan yang dikuasai oleh peroranagn atau badan untuk dipergunaan sebagai pangkalan parkir ;
i. Beaya Parkir : Beaya yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang dipungut oleh pengusaha parkir terhadapa pemakai pangkalan parkir ; j. Retribusi Parkir : Sebagian pendapatan dari beaya parkir yang harus diserahakan
oleh Pengusaha Parkir Kepada Pemerintah Daerah.
BAB II
PANGKALAN PARKIR KENDARAAN
Pasal 2
Pangkalan Parkir di Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta dibedakan dalam :
a. Pangkalan Parkir Umum ialah pangkalan parkir yang diselenggarakan secara tetap dengan mempergunakan fasilitas umum ;
b. Pangkalan Parkir Khusus ialah pangkalan parkir yang diselenggarakan secara tetap dengan mempergunakan fasilitas sendiri dan atau yang ditunjuk oleh Kepala Daerah ;
c. Pangkalan Parkir Insidental ialah pangkalan parkir yang diselenggarakan secara tetap baik dengan mempergunakan fasilitas umum maupun faslitas sendiri.
Pasal 3
Kepala Daerah menetapkan Pangkalan Parkir di Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
BAB III
PENGUSAHAAN DAN PERIJINAN PANGKALAN PARKIR KENDARAAN
Pasal 4
Kepala daerah menguasai dan mengawasi pengusahaan atau pengelolaan Pangkalan parkir didalam Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
Pasal 5
(1) Kepala Daerah dapat menunjuk Pengusaha Parkir untuk melaksanakan pengusahaan Pangkalan Parkir Umum.
(2) Penyerahan Pengusahaan Pangkalan parkir umum kepada orang atau badan swasta dilakukan secara kontrak dengan jalan lelang secara umum, menurut tata cara yang ditetapkan Kepala Daerah.
(3) Kepala Daerahmenentukan jumlah, letak dan batas pangkalan parkir umum yang akan diserahkan kepada pengusaha parkir.
Pasal 6
(1) Setiap orang atau badan swasta yang akan menjalankan pengusahaan Pangkalan Parkir diharuskan mengajukan Permohonan ijin terlebih dahulu kepada Kepala Daerah.
(2) Ijin yang dimaksud ayat (1) pasal ini hanya dapat diberikan setelah yang bersangkutan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Kepala Daerah dan Berlaku untuk jangka waktu tertentu selama-lamanya dua tahun.
Pasal 7
Pemegang ijin usaha Pangkalan Parkir wajib menempatkan papan nama parkir dtempat usahanya menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
BAB IV BEAYA PARKIR
Pasal 8 (1) Pungutan beaya parkir ditetapkan sebagai berikut :
a. Pangkalan parkir umum setiap kali parkir, untuk kendaraan :
i. Truk gandengan sebesar Rp. 250,- ii. Bus Espres/cepat sebesar Rp. 200,-
iii. Truk sebesar Rp. 125,-
iv. Bus Sebesar Rp. 100,-
v. Mobil biasa, taxi, bemo sebesar Rp. 50,- vi. Sepeda Motor sebesar Rp. 25,-
b. Pangkalan parkir khusus insidental setiap kali parkir setinggi-tingginya untuk kendaraan : i. Truk & bus sebesar Rp. 150
iii. Sepeda Motor sebesar Rp. 50,- iv. Tidak bermotor : gerobag, andong, dokar sebesar Rp. 50,-
v. Sepeda sebesar Rp. 50,-
c. Tarip langganan parkir bulanan sebesar 60 kali tarip tersebut a dan b.
(2) Tanda pungutan beaya parkir harus berbentuk karcis yang ditetapkan dan disyahkan oleh Kepala Daerah.
(3) Tanda pungutan bea langganan parkir bulanan harus berbentuk kartu yang ditetapkan dan disahkan oleh Kepala Daerah.
(4) Tanda pungutan dimakasud dalam ayat (2) Pasal ini harus ditempelkan pada kendaraan yang bersangkutan pada tempat yang mudah dilihat.
(5) Pengusaha Parkir dilarang menaikkan tarip lebih tinggi dari pada tarip yang ditetapkan dalam ayat (1) sub a dan b pasal ini.
(6) Kepala Daerah dapat menetapkan kendaraan-kendaraan yang dibebaskan dari pungutan beaya parkir, pada pangkalan parkir umum.
BAB V
RETRIBUSI PARKIR
Pasal 9
(1) Semua pengusaha dikenakan retribusi Parkir yang besarnya ditetapkan sebagai berikut :
a. Apabila pengusahaanya dilakukan oleh Badan yang dibentuk oleh Kepala Daerah, Retribusi parkir ditetapkan sebesar 30 % dari semua hasil pendapatan parkir ;
b. Pemegang ijin untuk Pangkalan Parkir Khusus dikenakan retribusi parkir sebesar 10 % dari harga nominal beaya parkir ;
c. Pemegang ijin untuk Pangkalan Parkir Umum Insidental dikenakan retribusi parkir sebesar 25 % parkir dari harga nominal beaya parkir ;
d. Pemegang ijin untuk Pangkalan Parkir Khusus Insidental dikenakan retribusi parkir sebesar 10 % parkir dari harga nominal beaya parkir .
(2) Mereka yang menggunakan fasilitas umum untuk parkir dengan tidak memungut beaya parkir, dikenakan retribusi parkir yang besarnya ditetapkan oleh Kepala Daerah yang memperhatikan : a. Frekwensi parkir kendaraan ;
b. Luas fasilitas umum yang dipergunakan ; c. Ketentuan tersebut ayat (1) .
(3) Pembayaran retribusi parkir dimaksud ayat (1) sub b, c, dan d dilakukan pada saat pengambilan karcis pada kantor yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
(4) Kepala Daerah dapat membebaskan retribusi parkir bagi pangkalan parkir yang diusahakan untuk tujuan sosial.
BAB VI
PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 10
(1) Pengusaha Parkir bertanggung jawab atas keamanan kendaraan yang diparkir termasuk perlengkapannya.
(2) Kehilangan kendaraan termasuk perlengkapannya yag ditempatkan dipangkalan parkir yang ditentukan menurut Peraturan Daerah ini menjdai tanggung jawab Pengusaha Parkir sesuai dengan hukum yang berlaku.
Pasal 11
Pengusaha parkir wajib menjaga ketertiban lalu-lintas kendaraan ditempat usahanya.
BAB VII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 12
Pemegang ijin usaha Parkir yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Pasal 7, pasal 8 ayat (2) (3) (4) dan (5), Pasal 9, Pasal 10,dan Pasal 11 Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi dengan pencabutan iji usahanya.
Pasal 13
Barang siapa menjalankan usaha parkir kendaraan tanpa ijin Kepala Daerah diancam hukuman kurungan selama-lamanya 6 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
Pasal 14
Kewajiban mengawasi pelaksanaan Peraturan Daerah ni dan mengusut pelanggaran-pelanggaran terhadapanya dserahkan juga kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah, Kepala Dinas Pengawasan Umum dan Kepala Bagian Pemerintahan Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Sejak berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 10 tahun 1977 tentag Mengubah Untuk Pertama Kalinya Peraturan Daerah Kotamadya Surakarta No. 3 Tahun 1977 tentang Pasar Pasal 6.1 dinyatakan tidak berlaku lagi, dan Lampiran Peraturan Daerah huruf c No. 9, 10, 11 dan 12 disesuaikan dengan ketentuan tarip yang diatur dalam Peraturan Daerah ini.
Pasal 16
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.
Pasal 17
Peraturan Daerah ini dapat disebut PERATURAN PANGKALAN PARKIR KENDARAAN Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
Pasal 18
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Surakarta, 30 Juli 1979
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH
TINGKAT II SURAKARTA
Ketua
ttd ( Soedjiman )
Pjs. WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA
ttd
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Tingkat II Surakarta No.18 Tanggal 16 Mei Tahun 1981 Seri B nomor 11.
An.SEKRETARIS KOTAMADYA DAERAH, Assisten I Sekotda
CAP Ttd (Soewardjo, B. A)
NIP. 010 015 875
Peraturan Daerah ini dijalankan berdasarkan ketentuan dalam Pasal 69 Undang-undang No. 5 tahun 1974 jo pasal 12 ayat Undang-undang No.
12/ Drt. Tahun 1957
Surakarta 12 Mei 1981
WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA
ttd