• Tidak ada hasil yang ditemukan

Darah donor dan produk darah yang digunakan pada penelitian medis diperiksa kandungan HIVnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Darah donor dan produk darah yang digunakan pada penelitian medis diperiksa kandungan HIVnya."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 Darah donor dan produk darah yang digunakan

pada penelitian medis diperiksa kandungan HIV-nya.

 Tes HIV umum, termasuk imuno-assay enzim HIV

dan pengujian Western blot mendeteksi antibodi HIV pada serum, plasma, cairan mulut, darah

kering, atau urin pasien.

Window periode (periode antara infeksi dan

perkembangan antibodi yang dapat dideteksi melawan infeksi) dapat bervariasi sehingga membutuhkan waktu 3-6 bulan untuk

serokonversi dan tes positif.

 Secara umum diagnosis HIV/AIDS terbagi atas

dua, yaitu diagnosis dini infeksi HIV dan diagnosis HIV menjadi AIDS. Keduanya akan dijelaskan

(3)

 Kebanyakan infeksi HIV pada anak akibat penularan HIV dari ibu-ke-bayi

(mother-to-child transmission/MTCT), terjadi selama kehamilan dan

persalinan, atau selama menyusui. Infeksi HIV pada anak yang tidak diobati mengakibatkan pertumbuhan yang tertunda dan keterbelakangan mental yang tidak dapat disembuhkan oleh ART.

 Penting untuk mendiagnosis bayi dengan HIV sedini mungkin untuk mencegah

kematian, penyakit dan penundaan pertumbuhan dan pengembangan mental.

 Tes antibodi cepat adalah yang paling umum dipakai untuk mendiagnosis

infeksi HIV di negara miskin sumber daya.

 Antibodi HIV melewati plasenta selama kehamilan, semua bayi yang terlahir

dari ibu yang terinfeksi HIV  tes antibodi akan positif saat lahir.

 Antibodi dari ibu baru hilang seluruhnya 12-18 bulan setelah kelahiran.  Tujuan deteksi dini HIV pada dasarnya ada dua, yakni:

 sebagai intervensi pengobatan fase infeksi asimtomatik dapat diperpanjang  untuk menghambat perjalanan penyakit ke arah AIDS.

 Dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:

1. Langsung: biakan virus dari darah, isolasi virus dari sample, umumnya

menggunakan mikroskop elektron dan deteksi gen virus. Yang paling sering digunakan adalah PCR (Polymerase Chain Reaction).

2. Tidak Langsung: dengan melihat respons zat anti yang spesifik, misalnya dengan

tes ELISA, Western Blot, Immunofluoren Assay (IFA), dan Radio Immunoprecipitation Assay (RIPA)

(4)
(5)

 Biakan HIV dalam darah digunakan untuk:

 mendeteksi infeksi HIV

 mengukur jumlah virus dalam darah secara langsung

 mendiagnosis bayi

 menentukan tingkat keparahan infeksi dan

tanggapan selanjutnya terhadap pengobatan pada orang dewasa dan anak.

 Tes ini sensitif dan spesifik

 Dapat dipakai untuk menghitung viral load

pasien

Metode ini belum pernah dipakai secara skala besar untuk mendiagnosis karena

teknik tes yang rumit dan membutuhkan

reagen dan peralatan yang mahal, waktu tes laboratorium yang lama, dan banyak darah.

(6)
(7)

 Tes antigen HIV p24 dipakai untuk

menghitung viral load

 HIV p24 adalah protein yang diproduksi oleh

replikasi HIV yang terjadi dalam darah Odha dengan jumlah yang berbeda-beda.

 HIV p24 adalah protein imunogenik 

terbentuk antibodi terhadap p24.

 Untuk mengukur jumlah antigen p24 

memisahkan antibodi dari antigen.

 Berbagai penelitian menemukan bahwa tes

antigen p24 ultrasensitif mampu mendeteksi infeksi HIV pada bayi di atas usia enam

minggu secara pasti dengan spesifisitas dan sensitivitas serupa dengan tes DNA HIV PCR dan viral load HIV.

(8)
(9)

Mekanisme :

 Virus HIV ditumbuhkan pada biakan sel

 Dirusak dan dilekatkan pada biji-bijin polistiren atau

sumur microplate

 Inkubasi serum atau plasma yang akan diperiksa dengan

antigen tersebut selama 30 menit sampai 2 jam, lalu cuci

 Bila positif IgG(immunoglobulin G) yg menempel pada

biji2 / sumur microplate, maka akan terjadi reaksi pengikatan antigen-antibodi ; antibodi anti-IgG sudah diberi label dengan enzim alkali fosfatase, horseradish

peroxidase

(10)

 Ada yang lebih spesifik, yaitu test EIA dengan

ikatan dari heavy & light chain dari Human

Immunoglobulin  mampu mendeteksi IgM dan IgG

 Umumnya hasil akan positif pada fase dimana

timbul gejala pertama AIDS (AIDS Phase) dan sebagian kecil akan negatif pada fase dini AIDS (Pre AIDS Phase)

(11)

Kebaikan test ELISA yaitu :

 Nilai sensitivitas yang tinggi ; 98,1%-100 %  Meski demikian, perdictive value hasil test

positif tergantung dari prevalensi HIV di

masyarakat ; pada penderita100%, donor darah 5%-100%, hasil negatif pada

(12)

 Pemeriksaan ELISA hanya mendeteksi antibodi, bukan antigen

(akhir-akhir ini sudah ditemukan test ELISA untuk antigen). Oleh karena itu test uji baru akan positif bila penderita telah

mengalami serokonversi yang lamanya 2-3 bulan sejak terinfeksi HIV, bahkan ada yang 5 bulan atau lebih (pada keadaan

immunocompromised). Kasus dengan infeksi HIV laten dapat

temp negatif selama 34 bulan.

 Pemeriksaan ELISA hanya terhadap antigen jenis IgG. Penderita

AIDS pada taraf permulaan hanya mengandung IgM, sehingga tidak akan terdeteksi. Perubahan dari IgM ke IgG membutuhkan waktu sampai 41 minggu.

 Pada umumnya pemeriksaan ELISA ditujukan untuk HIV1. Bila test

ini digunakan pada penderita HIV-2, nilai positifnya hanya 24%. Tetapi HIV2 paling banyak ditemukan hanya di Afrika.

Masalah false positive pada test ELISA. Hasil ini sering ditemukan

pada keadaan positif lemah, jarang ditemukan pada positif kuat. Hal ini disebabkan karena morfologi HIV hasil biakan jaringan

yang digunakan dalam test kemurniannya ber-beda dengan HIV di alam.

(13)
(14)

Pengertian :

 Metode untuk deteksi protein pada sampel

jaringan

 Imunoblot dg elektroforesis gel untuk

memisahkan protein asli atau perubahan oleh jarak polipeptida atau oleh struktur

3D-protein

 Protein dikirim ke membran  dideteksi dg

antibodi

 Cukup sulit, mahal, interpretasinya butuh

pengalaman dan lama pemeriksaan kurang lebih 24 jam

(15)

Mekanisme :

 HIV murni letakan pada pada poliakrilamid gel yg

diberi arus elektroforesis sehingga terurai menurut berat protein yang berbeda-beda

 Pindahkan ke Nitrocellulosa dan inkubasi dg

serum penderita

 Antibodi HIV dideteksi dg memberikan antibodi

anti-human yg sudah dikonjugasi dg enzim yg memberikan warna bila diberi suatu substrat

 Test ini dilakukan bersama dengan suatu bahan

dengan profil berat molekul standar, kontrol positif dan negatif

(16)

Gambaran band dari bermacam-macam

protein envelope dan core dapat

mengidentifikasi macam antigen HIV.

Antibodi terhadap protein core HIV (gag) misalnya p24 dan protein precursor (p25)

timbul pada stadium awal kemudian menurun pada saat penderita mengalami deteriorasi. Antibodi terhadap envelope (env) penghasil gen (gp160) dan precursor-nya (gp120) dan protein transmembran (gp4l) selalu

ditemukan pada penderita AIDS pada stadium apa saja

(17)

 Beberapa protein lainnya yang sering

ditemukan adalah: p3 I, p51, p66, p14, p27, lebih jarang ditemukan p23, p15, p9, p7.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa bila serum mengan-dung antibodi HIV yang

lengkap maka Western blot akan memberi gambaran profil berbagai macam band

(18)

1)

Positif :

a.

Envelope : gp4l, gpl2O, gp160

b.

Salah satu dari band : p15, p17, p24, p31,

gp4l, p51, p55, p66.

(19)

3) Indeterminate

Bila ditemukan band protein yang tidak sesuai dengan profil positif. Hasil

indeterminate .diberikan setelah ditest secara duplo dan penderita

diberitahu untuk diulang setelah 2-3 bulan. Hal ini mungkin karena

infeksi masih terlalu dini sehingga yang ditemukan hanya sebagian dari

core antigen (p17, p24, p55). Akhir-akhir ini hasil positif diberikan bila

ditemukan paling tidak p24, p31 dan salah satu dari gp41 atau gpl60. Dengan makin ketatnya !criteria Western Blot maka spesifisitas menjadi tinggi, dan sensitifitas turun dari 100% dapat menjadi hanya 56% karena hanya 60% penderita AIDS mempunyai p24, dan 83% mempunyai p31. Sebaliknya cara ini dapat menurunkan angka false positive pada

kelompok risiko tinggi, yang biasanya ditemukan sebesar 1 di antara 200.000 test padahal test tersebut sudah didahului dengan test ELISA. Besar false negative Western Blot belum diketahui secara pasti, tapi tentu tidak not. False negative dapat terjadi karenakadar antibodi HIV rendah, atau hanya timbul band protein p24 dan p34 saja (yaitu pada kasus dengan infeksi HIV2). False negative biasanya rendah pada

kelompok masyarakat tetapi dapat tinggi pada kelompok risiko tinggi. Cara mengatasi kendala tadi adalah dengan menggunakan recombinant

(20)
(21)

cara in vitro untuk memperbanyak target sekuen spesifik DNA untuk analisis cepat

atau karakterisasi, walaupun material yang digunakan pada awal pemeriksaan sangat sedikit.

Ditemukan oleh Kary Mullis dari Cetus

(22)

 Meliputi 3 perlakuan:

DenaturisasiHibridisasi

“Primer" sekuen DNA pada bagian tertentu.  Perbanyakan bagian

Oleh Tag polymerase, dengan mengadakan campuran reaksi dalam tabung mikro yang kemudian diletakkan pada blok pemanas yang telah diprogram pada seri temperatur yang diinginkan.

(23)

 Dasarnya:

Target DNA diekstraksi dari spesimen

Membelah dalam tabung sampai diperoleh jumlah cukup (kelipatan jutaan atau lebih)

(24)

 Target didenaturisasi pada suhu 90°–95°C

Didinginkan antara 37°–50°C  annealing spesifik

antara primer dan target DNA  cetakan untuk enzim Tag-polymerase (pada suhu 67°–72°C

mengkopi masing-masing rantai)

 Setiap produk terdiri dari sekuen yang saling

melengkapi 1 dari 2 primer dan akan menguatkan dalam lingkaran sintesis.

(25)

Hambatan diagnosis PCR: false negative.

Dihindarkan dengan: memilih primer dari bagian yang berlawanan dari genome.

Primer SK 38/39 dan SK 68/69: pilihan yang baik digunakan untuk HIV.

 Pasangan primer SK-38–39 dan atau SK-145–101 telah berhasil digunakan untuk mendeteksi HIV pada lebih dari 96% individu dengan zat anti positif.

 PCR dapat mendeteksi molekul tunggal dari target

DNA dan juga mengamplifikasi target yang ada sebagai pasangan yang tidak komplet; sebaliknya kontaminasi dan campuran reaksi dengan sejumlah target DNA

yang tidak terdeteksi akan memberikan hasil false

positive. Ketaatan mengikuti prosedur dapat

mengurangi risiko kontaminasi. Cara yang cepat dan sederhana dalam menyiapkan sampel dapat pula

(26)

Identifikasi HIV dengan PCR dalam diagnosis dan

penelitian AIDS

PCR digunakan untuk memeriksa bayi lahir dari ibu seropositif

selama zat anti maternal masih dimiliki bayi sampai umur 15 bulan, sedangkan diagnosis infeksi HIV secara serologis

terhambat.

PCR digunakan untuk menetapkan status infeksi path individu

seronegatif.

PCR digunakan untuk mendeteksi sekuen HIV pada individu

seropositif dengan gejalayang hasilnya negatif dengan uji deteksi

langsung lainnya, termasuk dengan cara mengkultur virus.

PCR digunakan untuk mengindentifikasi infeksi pada sejumlah

kecil individu berisiko tinggi sebelum serokonversi.

PCR digunakan untuk konfirmasi kasus pertama dan HIV-2 di

Afrika Barat yang menjalani pengobatan di AmerikaSerikat.

PCR digunakan untuk mengevaluasi heterogenisitas virus dalam

(27)

 PCR DNA dan RNA HIV

PCR DNA HIV

Ketersediaan primer untuk subtipe HIV memungkinkan para peneliti untuk memakai PCR DNA HIV untuk meneliti dan melacak subtipe HIV untuk pengembangan vaksin dan penelitian epidemiologi.

PCR DNA HIV pertama kali dipakai untuk mendiagnosis HIV pada bayi pada 1990. Tes sel mononuklear darah perifer (peripheral blood

mononuclear cells/ PBMC) dari bayi pada berbagai titik waktu setelah

kelahiran.

Penelitian selanjutnya terhadap bayi yang baru lahir oleh Delamare dkk34 dan Dunn dkk35 menemukan bahwa PCR DNA HIV terdeteksi

<50% infeksi HIV dalam lima hari pertama kehidupannya.

Sensitivitasnya meningkat hingga 90% setelah berusia 14 hari.

Ketidaksensitifan PCR DNA HIV untuk mendiagnosis infeksi HIV saat

kelahiran mungkin terjadi karena kenyataan bahwa kebanyakan

penularan HIV pada bayi terjadi saat sakit kelahiran dan persalinan, dan virus tidak mencapai tingkat terdeteksi selama beberapa minggu setelah tertular. Bayi yang terinfeksi dalam kandungan mungkin

(28)

PCR RNA HIV

 Metode yang dapat mendiagnosis bayi lebih dini, dapat

mendeteksi HIV dalam darah.

 Berbeda dengan PCR DNA HIV (tes kualitatif: tes memberikan

diagnosis HIV ya/tidak), deteksi RNA HIV menyediakan

informasi tambahan:

 informasi kuantitatif tentang status virologis

 Menghitung jumlah virus yang beredar ( “viral load” dalam

copies/mL) pada pasien.

Viral load dapat dipakai untuk:

 mendiagnosis pasien

 menuntun permulaan memakai ART

 memantau tanggapan pengobatan

 Diharapkan RNA HIV:

akan sensitif dalam mendeteksi virus dan tetap sangat spesifik

terhadap HIV

akan mengganti teknik biakan virus yang lebih rumit dan mahal

(29)

 Penelitian awal terhadap bayi yang terpajan HIV dengan

memakai tes PCR RNA HIV menemukan bahwa metode tersebut

cocok atau melampaui sensitivitas dan spesifisitas PCR DNA HIV dan metode biakan virus.

 Dalam penelitian oleh Lambert dkk, kepekaan tes PCR RNA HIV

adalah 27% saat kelahiran, 92% setelah 6 minggu, dan 91% setelah 20 minggu.

 Peralatan tes RNA HIV semakin murah dan alat tes deteksi RNA

HIV sekarang tersedia secara lebih luas dibandingkan alat tes DNA.

 Kekurangan RNA HIV:

 kecenderungan untuk memberi hasil positif yang salah untuk pasien

dengan tingkat viremia rendah

 tidak semua primer dan reagen dibakukan

 peningkatan penggunaan ART dan profilaksis untuk PMTCT 

masalah sensitivitas metodologi PCR RNA HIV pada diagnosis bayi Obat ARV berpotensi menurunkan tingkat virus dalam sel

mononuklear darah perifer atau plasma dan mengurangi sensitivitas tes tersebut.

(30)

AIDS merupakan stadium akhir infeksi HIV.Penderita dinyatakan sebagai AIDS bila

dalam perkembangan infeksi HIV selanjutnya

menunjukan infeksi-infeksi dan kanker oportuniostik yang mengancam jiwa

penderita.

Selain infeksi dan kanker juga temasuk :

ensefalopati, sindrom kelelahan yang

berkaitan dengan AIDS dan hitungan CD4 <200/ml.

Referensi

Dokumen terkait

Sen bukan bermaksud mengatakan bahwa ekonomi dengan pendekatan non-etika pasti tidak produktif, tetapi sesungguhnya dapat dibuat lebih produktif dengan memberi perhatian yang lebih

menjadikan lingkungan yang ada.. 2 menjadi berubah dalam peruntukannnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu aturan untuk menertibkan penggunaan lahan guna

Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi dari tahun 2004 hingga tahun 2009 adalah PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000,

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) RSUD Dr. c) Jumlah kunjungan rawat inap dari tahun ketahun mengalami peningkatan (tahun 2016 – 2021) untuk tahun 2016

Dalam hal penjualan kembali Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS SPEKTRAdilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka Formulir Penjualan Kembali

21 Tahun 2017, yang belum efektif dari segi pengimplmentasian kebijakannya, yakni ketidaksesuaian lokasi rusunawa dengan lahan peruntukkan yang telah diatur, belum

Pengaruh pemberian berbagai jenis pupuk organik terhadap produksi per plot tanaman kangkung, dapat dilihat pada Histogram Gambar 7 di bawah ini. Histogram Pemberian

Sehingga dengan adanya proses dan strategi penataan lingkungan diharapkan dapat menjadikan suatu wedding venue yang memiliki kualitas unggul baik secara