• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alih Fungsi Lahan Pertanian menjadi Laha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Alih Fungsi Lahan Pertanian menjadi Laha"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Alih Fungsi Lahan Pertanian menjadi Lahan Industri

(Studi Kasus Dampak Alih Fungsi Lahan di Desa Cintamulya, Kecamatan

Jatinangor, Kabupaten Sumedang)

Disusun oleh :

Prayogi Ihsan MS 170510130047

Syafira Ayudarectha Tara W 170510130012

Silmi Fauziah 170510130016

Mela Maulani 170510150001

Faisal Ardiansyah 170510150018

Program Studi Antropologi

Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Universitas Padjadjaran

Jatinangor

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya lahan merupakan bagian dari sumber daya manusia karenanya sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia, lahan sangat di perlukan dalam setiap kegiatan manusia seperti lahan pertanian, lahan daerah industri, lahan daerah permukiman, lahan jalan untuk transportasi, lahan daerah rekreasi, atau lahan-lahan yang di pelihara kondisinya alamnya.

Salah satu fenomena dalam pemanfaatan lahan adalah adanya alih fungsi lahan (konversi) lahan. Fenomena ini muncul seiring dengan bertambahnya kebutuhan dan permintaan terhadap lahan, baik dari sektor pertanian maupun dari sektor non-pertanian akibat pertambahan penduduk dan kegiatan pembangunan. Kustiawan, 1997 (dalam Valeriana Darwis, 2008) mengemukakan bahwa fenomena alih fungsi lahan terjadi akibat transformasi struktural perekonomian dan demografis, khususnya di negara-negara berkembang.

Untuk negara yang masih dalam tahap berkembang seperti Indonesia, tuntutan pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, pemukiman, maupun kawasan industri, turut mendorong permintaan terhadap lahan. Akibatnya, banyak lahan sawah, terutama yang berada dekat dengan kawasan perkotaan, beralih fungsi untuk penggunaan tersebut.

(3)

pertanian pun memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup sebuah daerah.

Penelitian yang hampir sama pernah dilakukan pula oleh Ni Luh Gede Budihari.1 Ia menjelaskan bahwa terjadinya perubahan fungsi lahan pertanian di Desa Bongan dimana kondisi lahan pertanian sebelum adanya pembangunan perumahan tergolong baik. Kedua penyebab perubahan lahan pertanian karena adanya alasan ekonomi, keterbatasan dalam mengelola lahan, dan alasan lainnya yang menunjang.kondisi sosial ekonomi pelaku yang meliputi yang melakukan dinamika penggunaan lahan pertanian. Ketiga, terdapat dampak yang ditimbulkan dari perubahan penggunaan lahan pertanian terhadap sosial ekonomi masyarakat yang meliputi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kondisi bangunan rumah tinggal dan kepemilikan barang-barang berharga bagi petani (pelaku).

Selain itu, penelitian dari Ika Pewista dan Rika Harini pula, menuturkan faktor dan pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk di Kabupaten Bantul, kasus daerah perkotaan, pinggiran dan pedesaan tahun 2001-2010. Menjelaskan bahwa petani dengan pendidikan rendah mengalihfungsikan lahannya dan menjualnya. Kemudian muncul berbgai jenis pekerjaan dan lahan pertanian semakin sempit. Akibatnya ada strategi bertahan hidup, yang awalnya niat mengalih fungsikan lahan agar mendapat penghasilan baik namun nyatanya tidak berlangsung demikian.2

Perbedaannya dengan penelitian ini adalah, penelitian ini meneliti bagaimana dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi perindustrian terutama dalam aspek perekonomian warga desa Cintamulya. Timbul juga kesenjangan antara warga lokal dengan para pendatang akibat berbagai profesi yang yang adalah setelah terjadinya alih fungsi lahan tersebut.

1 Dalam “ Perubahan Fungsi Lahan Pertanian menjadi Perumahan Berdampak terhadap Sosial Ekonomi di Desa Bongan Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan”.

(4)

Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ditanyakan dalam rumusan masalah berikut.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah “ bagaimana alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perindustrian yang berdampak pada perekonomian Desa Cintamulya, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri yang berdampakpada perekonomian warga Desa Cintamulya, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Selain itu, tujuan penelitian ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas ujian akhir semester (UAS) mata kuliah Antropologi Kesehatan, prodi Antropologi.

1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Desa

Definisi desa menurut UU No. 6 tahun 2004, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa yang merupakan suatu ruang hidup yang di dalamnya terdapat masyarakat yang punya cara hidup sendiri (kebudayaan), bergeser perlahan hilang akibat perluasan kota, revolusi industri dan modernisasi. Semua satu kesatuan dalam ruang sosial desa saling berhubungan satu sama lainnya.misalnya dalam organisasi sosial desa untuk pembagian kerja dalam pertanian, berhubungan pula dengan sistem kekerabatan yang mengatur lahan pertanian tersebut dan menyambung pada cara berpikir masyarakat desa tersebut.

(5)

dan mengurus rumah tangganya sendiri, dengan persyaratan yang diamanatkan yakni dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokra-si, peran serta masyarakat, pemerataan, keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.

Pembangunan pedesaan seharusnya mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui pember-dayaan masyarakat desa. pemberpember-dayaan masyarakat berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan taraf hidup yang lebih berkualitas. 1.4.2 Pertanian

Jika kita mendengar istilah pertanian, maka tak jauh di dalamnya ada petani yang menyokong pertanian tersebut. Menurut Eric R. Wolf, petani sebagai orang desa yang bercocok tanam artinya, mereka bercocok tanam dan beternak di daerah pedesaan, tidak didalam ruangan-ruangan tertutup (greenhouse) di tengah-tengah kota atau dalam kotak-kotak aspidistra yang diletakan di atas ambang jendela. (Eric R. Wolf, 1983). Petani pedesaan merupakan bagian dari satu masyarakat yang lebih besar dan lebih kompleks.

Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan manusia. Penggunaan lahan, yang semakin meningkat oleh manusia akan menyebabkan lahan pertanian yang tersisa semakin sempit. Menurut Y.W Wartaya Winangun, pertanian merupakan hal yang substansial dalam pembangunan, yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, penyedia bahan mentah untuk industri, penyedia lapangan kerja dan penyumbang devisa negara.

1.4.3 Industri

(6)

lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang perindustrian. Kebutuhan akan lahan non pertanian cenderung terus mengalami peningkatan, seiring pertumbuhan dan perkembangan peradaban manusia, maka penguasaan dan penggunaan lahan mulai beralih fungsi. Alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali apabila tidak ditanggulangi dapat mendatangkan permasalahan yang serius, antara lain dapat mengancam kapasitas penyediaan pangan (Iqbal dan Sumaryanto, 2007).

Seiring dengan pekermbangan jaman saat ini, timbul mobilitas orientasi lapangan kerja sebagai akibat dinamika yang terjadi. Pekerjaan petani dinilai atau dianggap lebih rendah dari sektor pekerjaan lain. Hal ini menimbulkan suatu dorongan yang amat kuat terhadap alih fungsi lahan pertanian (Windia, 2004). Alih fungsi lahan sawah ke penggunaan non pertanian dapat berdampak terhadap turunnya produksi pertanian, serta akan berdampak pada dimensi yang lebih luas berkaitan dengan aspek-aspek perubahan orientasi ekonomi, sosial, budaya, dan politik masyarakat.

(7)

berada dekat dengan kawasan perkotaan, beralih fungsi untuk penggunaan tersebut.

1.5 Metode Penelitian

(8)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Desa Cintamulya

Desa Cintamulya dulu namanya Desa Cisempur yang berasal dari dua suku kata yaitu kata Cai dan Sempur yang artinya Cai Sempur atau Cai anu Mancur. Dinamakan karena ada sumber mata air di salah satu lokasi Pegunungan disekitar Gunung Geulis, tepatnya di dusun Sirah Cai. Menurut penelitian airnya sangat seteril dan sampai saat ini masih ber fungsi dan terjaga.

Desa Cintamulya diresmikan pada bulan Maret 1983. Desa Cintamulya sendiri pada awalnya adalah bagian dari Desa Cisempur. Yang waktu itu Kecamatan masih bernama Kecamatan Cikeruh yang beralih nama ke Jatinanor tahun 2000. Untuk mendirikan Desa Cintamulya yang akan dimekarkan dari Desa Cisempur maka dibentuklah Panitia pemekaran yang terdiri dari sebagai ketua adalah Abat Darmawan, sekretaris Ahmad Sanusi dan Bendahara adalah Aleh angotanya yaitu Endang Ratma, Kuwu Soma dan Atung Suryana, Oyo dan Eman Sulaeman yang pada waktu itu menjabat sebagai kepala Desa Cisempur. Tugas panitia Pemekaran ini adalah menampung aspirasi dari masyarakat. Panitia pemekaran yang berjumlah sekitar sembilan orang ini dipilih secara aklamasi sesuai dengan keahliannya mereka masing-masing.

(9)

intinya mencintai kemulyaan maka disepakatilah nama Desa ini diberi nama Desa Cintamulya.

Wilayah Desa Cintamulya terangkum dalam wilayah Kecamatan Jatinangor. Batas wilayah Desa Cintamulya meliputi Utara Desa Cisempur, sebelah Selatan Kabupaten Bandung, sebelah barat Desa Mekargalih dan Desa Jatimukti, sementara sebelah timur Desa Mangunarga.

Sumber-sumber pendapatan asli desa diantaranya adalah Tanah milik adat, hasil dari tanah Negara dan CSR dari perusahaan.

Kepala Desa Cintamulya setelah di mekarkan dari Desa Cisempur 1. Eman Sulaeman (1983-1986)

2. K.Suherman (1986-1994) 3. Endang Sobana (1994-2002) 4. E.Suherman (2002-2007) 5. Dadan Wardana (2007-2013)

6. Dadan Wardana, S.Pd.I (2013-Sekarang)

2.2 Letak Geografis

Desa Cintamulya terletak antara 6056’54,34’ Lintang Selatan dan 107047’17,55’’ Bujur Timur dengan Ketinggian 690 m diatas permukaan laut. Luas wilayah 320,240 hektar, yang terdiri dari 4 Dusun dengan 8 Rukun Warga (RW) dan 30 Rukun Tetangga (RT).

Terletak di sebelah selatan Ibukota kecamatan Jatinangor dan 45 km dari ibu kota kabupaten merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kabupaten Sumedang. Desa ini mempunyai letak yang sangat strategis bagi perkembangan potensi, pendidikan, perekonomian. Desa Cintamulya berbatasan langsung dengan:

a. Utara : Desa Jatiroke;

b. Selatan : Desa Linggar Kab. Bandung;

(10)

d. Barat : Desa Jatimukti.

Secara visualisasi, wilayah administratif dapat dilihat dalam peta wilayah Desa Cintamulya sebagaimana gambar di bawah ini :

Peta Administratif Desa Cintamulya

Gambar 1: Peta Desa Cintamulya

Sumber Data Umum Desa Cintamulya

2.3 Topografi

Desa Cintamulya merupakan desa yang berada di daerah lereng Gunung Geulis sebelah selatan, dengan ketinggian antara 600 – 700 m dpl (diatas permukaan laut). Sebagian besar wilayah Desa Cintamulya adalah lereng gunung dengan kemiringan antara 200 - 450.

Aspek hidrologi suatu wilayah desa sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah desa. Berdasarkan hidrologinya, aliran-aliran selokan di wilayah Desa Cintamulya membentuk pola pengairan. Tercatat beberapa solokan baik skala kecil, sedang, dan besar,g terdapat di Desa Cintamulya, seperti :

(11)

3. Solokan Pereng 4. Solokan Legok 5. Solokan Cipasir

6. Solokan Lingar Kulon (Batas wilayah dengan KabupatenBandung).

Disamping itu ada pula beberapa sumber air yang bisa digunakan sebagai sumber mata air bersih, maupun sumber air untuk kebutuhan sehari-hari.

Secara umum akhir-akhir ini terjadi penurunan kualitas curah hujan dan jumlah hujan dibanding keadaan selama tahun-tahun sebelumnya, hal ini dapat menjadi sangat berpengaruh terhadap beberapa sumber mata air yang menjadi sumber kehidupan masyarakat penggarap sawah. Ditunjang pula oleh terjadinya pembalakan hutan yang tidak terkendali, akibat kurangnya pengawasan dari semua pihak terkait.

2.4 Luas dan Sebaran Penggunan Lahan

Pada umumnya lahan yang terdapat di Desa Cintamulya digunakan secara produktif, dan sebagian besar digunakan sebagai lahan pemukiman yang didalamnya terdapat kost-kostan, hanya sedikit saja yang tidak dipergunakan. Hal ini menunjukkan bahwa Kawasan Desa Cintamulya memiliki potensi yang memadai dansiap untuk diolah.

(12)

9.394 Jiwa dan terdiri dari 3.738 KK. Desa Cintamulya terdiri dari 4 Dusun, yaitu Dusun Cipasir, dusun Citanggulun, Dusun Cibungur dan dusun Cipajaran. Desa Cintamulya memiliki 10 RW dan terdiri dari 35 RT. Sedangkan tingkat pendidikan rata-rata penduduk desa Cintamulya adalah SLTA, SMP dan untuk kurun waktu ini sudah banyak warga yang mengenyam Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelasnya mengenai luas tanah dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan Di Desa Cintamulya

No Tata Guna Luas Ha

1 Perumahan 26 ha

2 Sawah 6 ha

4 Kas Desa/perkantoran 2 ha

5 Industri 106 ha

Jumlah 140 ha

Sumber : Data Desa Cintamulya

2.5 Penduduk

Penduduk Desa Cintamulya berdasarkan data terakhir hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 tercatat sebanyak 8616 jiwa, Tahun 2011 sebanyak 8874 Jiwa, Tahun 2012 sebanyak 9096 jiwa, tahun 2013 sebanyak 9394 Jiwa, mengalami kenaikan setiap tahunnnya rata-rata sebesar 2.97 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Jumlah Penduduk Desa Cintamulya Tahun 2010-2013

No Tahun Jumlah

Laju Pertumbuhan

1 2010 8.616 Jiwa 3.1 %

2 2011 8.874 Jiwa 3.0 %

(13)

4 2013 9.394 Jiwa 3.28 %

Sumber : Data Desa Cintamulya

Jumlah rumah tangga di Desa Cintamulya Tahun 2013, sebanyak 2.249 Rumah Tangga/KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Luas Daerah, Jumlah Rumah Tangga, Kepadatan/km2 Rata-rata Rumah Tangga dan Sex Ratio

Di Desa Cintamulya Tahun 2013 setiap RW seDesa Cintamulya, hanya masih ada beberapa rumah tangga yang belum tersambung, karena satu kendala yakni faktor ekonomi. Mereka umumnya mengambil aliran listrik kepada tetangga terdekatnya.

(14)

Penanganan keirigasian/pengairan diarahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan para petani sawah dan tanaman palawija. Kondisi jaringan irigasi di Desa Cintamulya pada tahun 2013 ini kondisinya sangat memprihatinkan, mengingat hanya pada musim hujan saja jaringan irigasi ini bisa maksimal, sedangkan pada musim kemarau tidak ada airnya, juga didukung oleh rusaknya saluran irigasi di Desa Cintamulya sebagai akibat dari terjadinya pendangkalan (sedimentasi) saluran air. Hal lain diperparah oleh menurunnya produksi air dari hulu sebagai akibat terjadinya pembalakan hutan yang tidak terkendali lagi, ditunjang oleh kurangnya pengawasan dari pihak terkait (Kehutanan, KSDA, dll).

Dari kondisi diatas, pemerintah Desa Cintamulya merasa perlu melakukan terobosan dalam upaya pelestarian saluran irigasi ini, dan hal ini merupakan program unggulan yang menjadi super prioritas program pembangunan desa pada periode kepeminpinan sekarang ini.

Namun upaya ini terhambat karena kurang adanya perhatian yang optimal dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk menanggulangi masalah kerusakan jaringan irigasi ini, padahal hampir 40 % masayarakat Desa Cintamulya masih memerlukan air untuk membuat sawah menjadi lebih produktif dan berkualitas.

2.7 Kesehatan

Tenaga kesehatan di Desa Cintamulya pada Tahun 2013 terbagi atas keperawatan 2 Orang, bidan 3 orang, dukun beranak 2 orang, dan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan sebanyak 30 Orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.

(15)

Polindes 1

Sumber : Data Desa, dan Desa Siaga Desa Cintamulya

Jumlah kelahiran bayi (persalinan) pada tahun 2013 adalah sebanyak = 111 jiwa, yang terdiri atas bayi lahir hidup sebanyak = 112 jiwa, bayi lahir mati sebanyak = 1 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Jumlah Kelahiran Hidup dan Kematian Bayi Di Desa Cintamulya Tahun 2013 (Jiwa)

No Uraian 2013 Rata-rata

1 Jumlah Persalinan 111

2 Bayi Lahir Hidup 112

3 Jumlah Kematian Bayi 1

JUMLAH 112

Sumber : Data Desa dan Desa Siaga Desa Cintamulya

2.8 Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sehingga pendidikan adalah sebuah Investasi (modal) di masa yang akan datang. Di Desa Cintamulya tahun 2013, jumlah guru dan murid tiap tahunnya mengalami peningkatan. Guru berjumlah = 82 Orang, dengan jumlah murid PAUD sebanyak 260 orang, SD sebanyak 1.019 orang, SLTP sebanyak = 40 Orang, SLTA sebanyak = 0 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Data Pendidikan/Sekolah Formal dan Non Formal Di Desa Cintamulya Tahun 2013

(16)

1 Guru 15 49 18

-2 Murid 260 1.019 40

-Sumber : Data Desa Cintamulya

Pada masa kepemimpinan kepala desa ini, jumlah sarana prasarana sekolah, maupun jenjang terus diupayakan baik kuantitas maupun kualitasnya, baik itu negeri maupun swasta, dari mulai TK/PAUD/RA s.d. SLTA.

Adapun jumlah sarana prasarana pendidikan di Desa Cintamulya terdiri dari jenjang TK s.d. SLTA, baik formal maupun nonformal. Nama dan Jumlah sarana Pendidikan yang ada di Desa Cintamulya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Data Sarana dan Prasarana Pendidikan Di Desa Cintamulya Tahun 2013

No Nama Sekolah Jenjang Status Lokasi Jumlah

Murid

1 PAUD / MDA MIFTAHUSSALAM PAUD Swasta

RW. 02

4 PAUD / MDA TARBIYATUL ATHFAL PAUD Swasta

(17)

6 SD MEKARWANGI SD Negeri

8 PAUD / MDA ASYSYAJAROTINNUR PAUD Swasta

RW. 06 Dusun IV

Dusun. Cipajaran

110

9 RA/TPA ASYSYAJAROTINNUR TKA/TPA Swasta

RW. 06 Dusun IV

Dusun. Cipajaran

40

10 PAUD / MDA FATHUSA’ADAH PAUD Swasta

Rw. 07 Dusun III

Dusun. Cibungur

40

11 RA/TPA MIFTAHUL HIDAYAH TKA/TPA Swasta

RW. 08 Dusun IV

Dusun. Cipajaran

37

12 PAUD / MDA MIFTAHUL HIDAYAH PAUD Swasta

RW. 08 Dusun IV

Dusun. Cipajaran

50

Sumber : Data Desa Cintamulya

Rekapitulasi Jenis dan jenjang Sarana Pendidikan Formal dan Non Formal di Desa Cintamulya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Jenis dan jenjang Sarana Pendidikan Formal dan Non Formal Di Desa Cintamulya Tahun 2013

No Jenjang Jenjang Lokasi

1 TK/PAUD/RA 8 Dusun I, II, III dan Dusun IV

2 SD 2 Dusun III

3 MI 1 Dusun II

(18)

5 SLTA -

-6 Perguruan Tinggi -

-7 PKBM -

-JUMLAH 12

Sumber : Data Desa Cintamulya

Jika melihat tabel 10 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi sekolah baik formal maupun non formal yang menyebar di tiap Dusun I sampai IV, terutama PAUD dan RA/TPA yang masih perlu pembenahan baik sarana dan prasarananya, maka ini dijadikan target yang harus dapat terealisasi selambat-lambatnya pada akhir masa jabatan kepala desa periode ini (Tahun 2013-2018).

2.9 Strategi Pembangunan Desa

Dalam mencapai visi dan misi pembangunan Desa Cintamulya, berbagai strategi dilakukan untuk membantu proses pembangunan desa. Diantaranya ada strategi mewujudkan masyarakat Desa Cintamulya yang agamis, mewujudkan Desa Cintamulya yang damai aman nyaman dan indah, serta berbagai aspek dalam pembangunan desa terutama peran dai masyarakat dan pemerintahan sendiri sangat berpengaruh dalam strategi yang telah dibangun dan sedang berlangsung tersebut. Strategi pembangunan, pemerataan, dan aksesibilitas dirancang dalam rangka untuk melaksanakan misi kedua dalam bidangpembangunan yaitu Meningkatkan pembangunan infrastruktur di 8 RW, Strategi ini dalam pelaksanaannya ditekankan pada upayauntuk Peningkatan pembangunan dibidang Pekerjaan Umum.

2.10 Potensi Desa

Desa Cintamulya memiliki berbagai potensi yang terdapat di desanya. Dari sekian banyak potensi, penulis akan memaparkan potensi sumber daya alam dan potensi kependudukannya, yaitu :

JENIS SUMBER DAYA ALAM

No Jenis Jumlah/

Luas

(19)

1 Tanah Carik Desa 3 lokasi Menyebar

2 Kebun Bambu 1 lokasi RW.05

3 Tanah Pemakaman 2.982 m2 Desa Cisempur

5 Kayu 1 lokasi Menyebar

6 Lahan pekarangan masih luas 192.24 ha Menyebar

7 Tanah Sawah 3,0 ha Menyebar

8 Tanah Perkebunan 2.0 ha Menyebar

9 Palawija 2 Menyebar

10 Tanah Hibah Masyarakat 1,0 ha Menyebar

11 Sumber Mata Air 2 Menyebar

12 Hutan Rakyat -

-No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase( % )

(20)

11 71 > 68 0.7 %

JUMLAH 9.394 100 %

Tingkat Pendidikan Penduduk

No Tingkat Pendidikan Penduduk Jumlah Prosentase( % )

1 Belum Sekolah 564 6,00 %

2 Tidak Tamat SD 376 4,00 %

3 Tamat SD 3303 35,16 %

4 Tamat SLTP 3152 33,55 %

5 Tamat SLTA 1879 20 %

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Keterangan

(21)

14 Pedagang 250

Berkaitan dengan perkembangan situasi dan kondisi ketenagakerjaan di Desa Cintamulya sampai akhir tahun 2013, masih menunjukkan keadaan kondusif, walaupun di pihak lain masih dihadapkan pada keterbatasan lapangan kerja dan jumlah pencari kerja yang cukup banyak. Keadaan ini semakin sulit dikendalikan sebagai akibat krisis ekonomi dan kenaikan harga BBM. Banyaknya pencari kerja di Desa Cintamulya adalah sebagai akibat penambahan angkatan kerja baru dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Kondisi ini terus berlangsung di berbagai lapisan dan tingkatan sektor-sektor usaha strategis yang banyak menyerap tenaga kerja. Keadaan seperti ini memberikan kontribusi sangat besar terhadap jumlah pencari kerja yang tidak terproyeksikan sebelumnya.

(22)

perkerjaan dengan alasan dan akibat sudah lanjut usia dan pendidikan yang tidak memadai.

Dari segi pendidikan, lulusan SLTA menempati urutan tertinggi dari jumlah persentase pencari kerja yang berhasil ditempatkan terhadap total pencari kerja, yaitu menurut tingkat pendidikan mencapai angka 85 %.

Dalam hal penyerapan tenaga kerja, jumlah tenaga kerja yang ditempatkan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara jumlah pencari kerja yang terdaftar mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 12 di bawah ini.

Jumlah Tenaga Kerja, Pencari Kerja, dan Lowongan Kerja Di Desa Cintamulya Tahun 2013

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2013 pencari kerja mengalami kenaikan, begitu pula pada lowongan kerja. Akan tetapi masih terdapat ketimpangan antara pencari kerja dengan lowongan kerja, sehingga jumlah pencari kerja masih banyak yang tidak tertampung pada lowongan kerja yang dari segi kuantitasnya lebih sedikit daripada pencari kerja. Faktor lain yang menjadi penyebab utamanya adalah kompetensi yang dimiliki, dikaitkan dengan skill yang dibutuhkan oleh lapangan kerja.

2.12 Masalah Desa

Masalah adalah perbedaan antara yang seharusnya dengan yang sesungguhnya. Setelah melakukan kajian melalui sketsa desa, kalender musim, dan diagram kelembagaan, masalah yang dimiliki Desa Cintamulya sangat komplek. Berdasarkan Penjaringan masalah yang dilakukangan disetiap dusun didapati masalah sebagai berikut :

(23)

2. Masalah Bidang Kesehatan

(24)

BAB III ANALISIS DATA

Analisis data ini merupakan hasil penuturan Kepala Desa Cintamulya sendiri dan beberapa orang yang ada di Kantor Desa Cintamulya dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis. Apa yang dianalisis merupakan masalah yang timbul akibat adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri yang kemudian mengakibatkan pengaruh perubahan yang cukup signifikan kepada aspek-aspek yang akan diuraikan berikut.

3.1 Tentang Masalah Luas Lahan Pertanian

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala Des Cintamulya bapak Dadan Wardana, menyatakan bahwa di desa Cintamulya ini luas lahan pertanian semakin berkurang. Ia menuturkan, semenjak hadirnya beberapa perusahaan seperti awalnya tahun 1976, seperti Pepstars, Tipstar, Insan Sandang, PT Supratek dan yang terbesar adalah PT Kahatek, otomatis luas lahan pertanian berkurang akibat dibangunnya perindustrian tersebut. Industrinya berkutat dibidang pembuatan bahan-bahan yang dari bahan baku, setengah jadi sampai memproduksi sampai barang jadi.

Seiring dengan majunya pertumbuhan industri tersebut, akhirnya masyarkat menjual lahan pertaniannya kepada orang-orang yang memiliki modal dalam perindustrian tersebut untuk membangun pabrik. Akibat dari pertumbuhan yang pesat tersebut, lahan pertanian pun hanya tersisa 5% saja sampai saat ini. pak Dadan menjelaskan, banyak sekali yang berubah setelah dibangunnya industri tersebut.

Luas desa kita kurang lebih 140 hektar, kepadatan penduduk diantara dengan pendatang dan penduduk lokal itu sekitar sembilan ribuan jiwa. Kalo dari penduduk lokal itu sekitar diangka tujuh ribuan yah itu penduduk lokalnya. Jadi, dengan demikian otomatis pertanian kita sangat kurang sekali, tetapi masyarakat petaninya itu adalah mereka masyarakat yang buruh tani kadang-kadang yah.

(25)

3.2 Tentang Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk desa Cintamulya hingga tahun 2013 mencapai 9.394 jiwa dengan laju pertumbuhan 3.28 %. Mengapa dampak dari pertumbuhan industri di desa ini sangat berpengaruh sekali terhadap jumlah penduduk, karena banyak sekali pendatang yang bekerja pada industri-industri yang telah tumbuh di desa Cintamulya. Penduduk lokal tidak sepenuhnya menikmati pertumbuhan industri tersebut dan tidak semuanya bisa bekerja di pabrik-pabrik yang tumbuh di desa mereka.

“kepadatan penduduk diantara dengan pendatang dan penduduk lokal itu sekitar sembilan ribuan jiwa. Kalo dari penduduk lokal itu sekitar diangka tujuh ribuan yah itu penduduk lokalnya.”

Berdasarkan data kependudukan, pendatang yang banyak datang ke desa Cintamulya dan bekerja di pabrik-pabrik industri kebanyakan adalah perempuan, sesuai dengan permintaan pihak pabrik bahwa pekerjanya kebanyak perempuan. Pabrik terbesar yaitu PT Kahatek, 90% memakai jasa perempuan sebagai karyawannya sedangkan untuk laki-laki hanya sisanya dan cara masuk serta menjadi karyawannya pun susah untuk seorang laki-laki.

Pertumbuhan penduduk yang signifikan pun terjadi antara tahun 2012 ke 2013, dari 9.096 Jiwa menjadi 9.394 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk yang awalnya 2.5% menjadi 3.28% pada tahun 2013. Banyaknya pendatang dan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang pesat ini membawa pengaruh nesar terhadap aspek-aspek kehidupan di warga lokal dan Desa Cintamulya itu sendiri, karena banyaknya budaya yang dibawa oleh para pendatang ke desa Cintamulya.

3.3 Tentang Potensi Desa

(26)

“Potensinya sekarang potensinya dikita inikan potensinya perdagangan dan jasa yah perdagangan ya banyak toko-tokoan gitu warung-warungan, kalo jasanya kan ada kontrakan-kontrakan sama dengan Jatinangor lah. Cuma kalo di Jatinangor itukan kontrakannya super elit kalo di kita super alit, kalo disana super mahal kalo disini super irit murah gitu yah itu bedanya.”

Dengan banyaknya pendatang, otomatis rumah sebagai hunian atau kos-kosan akan meningkat pembangunannya. Ini juga merupakan salah satu faktor semakin berkurangnya lahan pertanian, karena warga yang memiliki lahan lebih memilih membangun kos-kosan atau kontrakan yang untunya lebih menjanjikan daripada dijadikan lahan pertanian dan hasil pertaniannya pun tidak seberapa hasilnya. Ada yang memilih menjual lahannya kepada pendiri pabrik ataupun mengolahnya sendiri menjadi kos-kosan atau meningkatkan waga desa yang agamis. hal itu dilakukan karena maraknya pergaulan bebas dan semakin meninggalkan budaya lama yang saling bertoleransi, salah satunya sekedar solat berjamaah di mesjid setiap datangnya solat lima waktu.

(27)

jatinangorlah, Cuma kalo di jatinangor itukan kontrakannya super elit kalo di kita super alit, kalo disana super mahal kalo disini super irit murah gitu yah itu bedanya.adem ayem” oleh kepala desa, sekarang mulai ada benturan-benturan dengan pendatang baru. Oleh sebab itu, strategi paling utama yang akan digencarkan program desa adalah dengan mempersatukan kembali warga-warga yang mulai terpecah belah. Salah satunya yang menciptakan warga desa yang agamis.

3.5 Tentang Permasalahan Desa

Permasalahan yang akan lebih dibahas adalah masalah perekonomian di desa Cintamulya. Akibat dari adanya alih fungsi lahan petanian menjadi lahan industri, otomatis perekonomian pun berubah, yang awalnya agraria menjadi perindustrian. Keharmonisan di desa pun menjadi berkurang karena adanya percampuran kebudayaan antara budaya lokaldan budaya yang dibawa oleh para pendatang. Banyak warga yang menyesuaikan dengan orang-orang pendatang, terbawa pengaruh, entah perubahan gaya hidup, perilaku warganya sendiri. Seperti yang dituturkan sendiri oleh pak Dadan, yaitu :

“Jadi ada perubahan jelah dari segi hidup, gaya hidup, gaya sosial dari dampak sosial ada yang tadina adem ayem sekarang mulai angat yah, sering terjadi benturan-benturan dengan pendatang gitu, nah itu yakin jelas ada sangat berubah sekali.”

(28)

3.6 Tentang Alih Fungsi Lahan

Alih fungsi lahan yang awalnya merupakan daerah pertanian menjadi lahan daerah perindustrian. Seperti yang terdapat pada gambar, daerah yang berwarna hijau awalnya merupakan daerah ppertanian yang sangat luas. Terlihat juga sekarang daerah berwarna hijau tersebut terdapat tanda silanya. Itu menandakan bahwa lahan pertanian tersebut telah berubah menjadi lahan perindustrian dan telah berdiri pabrik-pabrik garmen seperti PT Kahatek yang terbesar di desa Cintamulya tersebut.

Sumber : foto koleksi penulis dari Desa Cintamulya

(29)

lahan walaupun bberapa potensi desa terangkat tetapi tetap ada penyesuaian yang tidak mudah bagi warganya sendiri.

Luas lahan pertanian yang tersisa 5% pun akan berebut kembali dengan semakin banyaknya pendatang baru. Selain itu, pemilik lahan bukan lagi petani, mereka mmpekerjakan buruh-buruh tani untuk menggarap lahannya. Karena yang mempunyai lahan pada awalnya sebagai petani lebih memilih pindah profesi dan lahan yang merek miliki diserahkan kepada buruh tani.

“Jadi, dengan demikian otomatis pertanian kita sangat kurang sekali, tetapi masyarakat petaninya itu adalah mereka masyarakat yang buruh tani kadang-kadang yah. Kalo yang punya sawah taninya petani asli kan yang punya sawah digarap sendiri itukan petani, kalo buruh tani itu kan kuli tani, jadi mereka bekerja untuk mengerjakan pekerjaan untuk orang lain. otomatiskan angka daripada pengelola atau pertanian itu ya tidak jauh tidak banyak ya masyarakat kita yang bercocok tanam itu sedikit, ya tidak jauh lah itu dari 100 persen ya itu tadi sekitar 5 persenan penduduk kita bercocok tanam, ya otomatis berdampak disitu gitu.”

Pak Dadan juga menuturkan bahwa lahan yang semakin sempit dignakan untuk embangun kos-kosan atau kontrakan, banyak lahan pertanian yang disulap menjadi lahan siap pakai, entah itu membangun bangunan atau dijadikan tempat keramaian yang memungkinkan untuk pedagang berjualandan menjadi tempat ramai.

3.7 Tentang Profesi Warga Desa Cintamulya

(30)

desa, lahan pertanian smakin berkurang. Pertanyaannya adalah, jika lahan pertanian semakin berkurang, maka pergi kemana kah orang-orang yang pada awalnya bekerja sebagai petani?

Menurut penuturan pak Dadan sendiri, banyak warga desa alih profesi menjadi tukang ojeg, berdagang, menjual jasa dan menjadi karyawan di pabrik-pabrik yang ada di desa Cintamulya tersebut. Hal itu disebabkan, karena banyaknya pendatang baru yang membutuhkan alat transfortasi dari kos-kosan mereka ke tempat bekerja alias pabrik tersebut. Warga lokal lebih memilih menjadi ojeg karena penghasilan dari ngojeg lebih besar dari pada gaji seorang karyawan pada saat awal-awal pabrik membuka lowongan pekerjaan. Namun tidak sedikit juga warga lokal yang bekerja sebagai karyawan dipabrik karena tidak memiliki pilhan lain dan kemampuannya tidak menunjang untuk menjadi tukang ojeg ataupun pedagang barang dan jasa.

Permasalahan yang dihadapi oleh orang-orang yang bekerja sebagai tukang ojeg sekarang adalah, pendapatan dari hasil mengojeg lebih rendah dari pada gaji karyawan pabrik (sebaliknya dari dulu), orderan penumpang pun semakin sedikit karena para karyawan sudah mampu membeli kendaraan pribadi seperti sepeda dan motor untuk alat transfortasi menuju pabrik. Akibatnya terjadi kesenjangan dan ketika para tukang ojeg ini berencana untuk melamar pekerjaan menjadi karyawan dipabrik sudah susah. Selain dari persyaratan masuk menjadi karyawan pabriknya semakin sulit, juga faktor umur yang sudah tidak memungkinkan untuk bekerja di pabrik tersebut.

(31)

fungsikan oleh pemiliknya dan memiliki modal membangun kos-kosan dan kontrakan untuk menampung para pendatang.

(32)

BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa alih fungsi lahan pertanian menjadi perindustrian di Desa Cintamulya, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, berdampak pada berbagai aspek kehidupan di desa tersebut. Sebagaimana yang telah diuraikan di bab tiga, bahwa dampak yang paling besar yaitu pada aspek perekonomian. Mulai dari adanya pergantian pekerjaan, dari petani ke pekerjaan sebagai tukang ojeg dan penyedia barang dan jasa, sampai pada potensi perekonomian desa yang awalnya berasal dari pertanian menjadi industri.

Namun, akibat yang paling besar adalah semakin hilangnya lahan pertanian di desa tersebut. Padahal, desa merupakan suatu lingkup ruang hidup yang tidak akan lepas dari pertanian. Pertanian ini lah yang membuat desa bisa hidup mandiri, mempunyai cara hidup sendiri tetapi cara hidup tersebut perlahan hilang karena bergeser akibat perluasan kota, revolusi industri dan modernisasi.

Jumlah penduduk juga merupakan faktor yang membuat lahan pertanian semakin berkurang. Akibat didirikannya perindustrian di Desa Cintamulya, maka pertumbuhan penduduk dengan banyaknya para pendatang, membuat para pemilik lahan memilih menjual atau mengolah lahannya dengan didirikan bangunan berupa rumah kontrakan atau kos-kosan untuk menampung para pendatang baru.

(33)

LAMPIRAN FOTO

Kantor Desa Cintamulya

(34)
(35)

DAFTAR PUSTAKA

Data Monografi Desa Cintamulya, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

G. Budihari, Ni Luh. Perubahan Fungsi Lahan Pertanian menjadi Perumahan Berdampak terhadap Sosial Ekonomi di Desa Bongan Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Bali : Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Iqbal, M dan Sumaryanto. 2007. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor : Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Jaya Wirarja, I Gusti, dkk. 2016. Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Petani Pemilik terhdap Kehidupan Rumah Tangga. Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana : ISSN: 2301-6523 Vol. 5, No. 2, April 2016.

Pewista, Ika dan Harini, Rika. 2010. Faktor dan Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Kabupaten Bantul, Kasus Daerah Perkotaan,Pinggiran dan Pedesaan tahun 2001-2010. Bogor : Program Pascasarjana Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Ulumiyah, Ita dkk. Peran Pemerintah Desa dalam Memberdayakan Msyarakat Desa. Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang : Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 890-89.

Gambar

Gambar 1: Peta Desa CintamulyaSumber Data Umum Desa Cintamulya

Referensi

Dokumen terkait

Faktor harga jual komoditi non padi sawah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya alih fungsi lahan pertanian pada pengujian =5%, di mana nilai t- = 2,088

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh alih fungsi lahan pertanian menjadi penggunaan non pertanian terhadap sosial ekonomi masyarakat meliputi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh alih fungsi lahan pertanian menjadi penggunaan non pertanian terhadap sosial ekonomi masyarakat meliputi

Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di kabupaten karanganyar diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor

Peralihan fungsi lahan pertanian di Indonesia dapat terjadi karena adanya pengadaan tanah pembangunan untuk kepentingan umum dan perubahan alih fungsi lahan pertanian menjadi non

Menurut Pakpahan (1993), faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi atau konversi lahan sawah ke penggunaan non-pertanian dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor-faktor

Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan yang diangkat dalam skripsi yang berjudul ” Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Tambak Lele dan Dampaknya terhadap kehidupan Sosial

PENUTUP Pengawasan terjadinya alih fungsi lahan pertanian yang dilakukan oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang yaitu pertama terlibat dalam perizinan