NAMA : SATRIA BAYUAJI
KELAS : X MIA 1
ABSEN : 30
Plasmodium vivax, Protozoa Penyebab Malaria
Plasmodium vivax adalah protozoa parasit dan patogen manusia. Plasmodium vivax adalah salah satu dari empat spesies parasit malaria yang umumnya menyerang manusia. Plasmodium vivax dibawah oleh nyamuk Anopheles betina.
Spesies plasmodium ini menyebabkan penyakit “malaria tertiana benigna” atau disebut malaria tertiana. Nama tertiana adalah berdasarkan fakta bahwa timbulnya gejala demam terjadi setiap 48 jam. Nama tersebut diperoleh dari istilah Roma, yaitu hari kejadian pada hari pertama , sedangkan 48 jam kemudian adalah hari ke 3. Penyakit banyak terjadi di daerah tropis dan sub tropis, kejadian penyakit malaria 43% disebabkan oleh Plasmodium Vivax.. Proses schizogony exoerytrocytic dapat terus terjadi sampai 8 tahun, disertai dengan periode relaps, disebabkan oleh terjadinya invasi baru terhadap erythrocyt. Kejadian relaps terciri dengan pasien yang terlihat normal (sehat) selama periode laten. Terjadinya relaps juga erat hubungannya dengan reaksi imunitas dari individu.
Plasmodium vivax hanya menyerang erytrocyt muda (reticulocyt), dan tidak dapat menyerang/tidak mampu menyerang erytrocyt yang masak. Segera setelah invasi kedalam erytrocyt langsung membentuk cincin., cytoplasma menjadi aktif seperti amoeba membentuk pseudopodia bergerak ke segala arah sehingga disebut “vivax”. Infeksi terhadap erytrocyt lebih dari satu trophozoit dapat terjadi tetapi jarang. Pada saat trophozoit berkembang erytrocyt membesar, pigmennya berkurang dan berkembang menjadi peculiar stipling disebut “Schuffners dot”. Dot (titik) tersebut akan terlihat bila diwarnai dan akan terlihat parasit di dalamnya. Cincin menempati 1/3-1/2 dari erytrocyt dan trophozoit menempati 2/3 dari sel darah merah tersebut selama 24 jam. Granula hemozoin mulai terakumulasi sesuai dengan pembelahan nucleus dan terulang lagi sampai 4 kali, terdapat 16 nuclei pada schizont yang masak. Bila terjadi imunitas atau diobati chemotherapi hanya terjadi sedikit nyclei yang dapat diproduksi. Proses schizogony dimulai dan granula pigmen terakumulasi dalam parasit. Merozoit yang bulat dengan diameter 1,5 um langsung menyerang erytrocyt lainnya. Schizogony dalam erytrocyt memakan waktu 48 jam.
darah kadang diisi keduanya (macro+micro) dan schizont. Dalam nyamuk terjadi proses pembentukan zygot, ookinete dan oocyt dengan ukuran 50 um dan memproduksi 10.000 sporozoit. Terlalu banyak oocyt dapat membunuh nyamuk itu sendiri sebelum oocyt berkembang menjadi sporozoit.
MORFOLOGI
Morfologi Plasmodium berbeda-beda tiap spesies. Sitoplasmanya mempunyai bentuk yang tak teratur pada berbagai stadium pertumbuhan dan mengandung kromatin, pigmen serta granula. Pigmen malaria terdiri dari protein yang telah didenaturasi, yaitu hemozoin atau hematin yang merupakan hasil metabolisme antara parasit dengan bahan-bahan dari eritrosit
Gejala saat plasmodium vivax menyerang eritrosit
a) Eritrosit yang terinfeksi oleh parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena
kekurangan hemoglobin.
b) Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.
c) Tropozoit tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang
tidak merata.
d) Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang
membesar.
e) Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelahan dan menjadi bentuk
schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18 buah.
f) Gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit. Mikrogametosit berinti besar dalam
pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwarna
biru. Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.
g) Terdapat bintik-bintik merah yang disebut titik Schuffner pada eritrosit yang
Siklus hidup Plasmodiun Vivax
1) Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.
2) Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.
3) Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak. 4) Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah
banyak.
5) Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
6) Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit danmikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet).
7) Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista).
8) Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit.
9) Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.
10) Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.
Perkembangbiakan/siklus hidupnya dapat dibagi atas tiga stadium:
a) Schizogonia :Terbentuk secara membelah dan terjadi setelah menginfeksi inang. b) Sporogoni :Pembentukan spora di luar inang dan merupakan stadium efektif. c) Gamogoni :Tahap pembentukan sel-sel gamet terjadi di dalam tubuh inang.
perantara atau nyamuk.
Pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa pasti penyakit malaria adalah dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan parasit Plasmodium dalam sediaan darah. Sediaan darah tipis akan memberikan gambaran bentuk parasit yang lebih baik dan sempurna morfologinya, namun perlu ketelitian dan kesabaran dalam melakukan pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan mempercepat proses identifikasi Plasmodiun walaupun morfologi parasit tidak sebaik bila dibuat sediaan apus. Tes serologi untuk malaria bisa dilakukan dengan IHA ( Indirect Hemaglutination Test ) dan ELISA (Enzym Linked Immuno Sobent Assay ).
Ada tiga faktor yang harus diperhatikan dalam pengobatan malaria yaitu : jenis plasmodium yang menginfeksi, keadaan klinis pasien (usia dan kehamilan), dan jenis obat yang cocok untuk plasmodium penginfeksi. Jenis obat tergantung dari tempat hidupnya plasmodium tersebut. Hal tersebut disebabkan adanya plasmodium yang sudah resisten terhadap beberapa obat pada daerah tertentu. Malaria ringan dapat diberikan obat ringan, sedangkan malaria berat yang mempunyai gejala klinis pendarahan harus diobservasi dirumah sakit dengan pengobatan intra vena.
Tujuan pengobatan malaria adalah menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mengurangi kesakitan, mencegah komplikasi dan relaps, serta mengurangi kerugian sosial ekonomi (akibat malaria). Tentunya, obat yang ideal adalah yang memenuhi syarat:
Membunuh semua stadium dan jenis parasit
Menyembuhkan infeksi akut, kronis dan relaps
Toksisitas dan efek samping sedikit
Mudah cara pemberiannya
Produksi obat, penggunaan obat-obatan dengan kualitas kurang baik, bahkan obat
palsu.
Distribusi obat tidak sesuai dengan kebutuhan atas indikasi kasus di puskesmas.
Obat yang ideal yaitu:
Membunuh semua stadium dan jenis parasit
Menyembuhkan infeksi akut, kronis dan relaps
Toksisitas dan efek samping sedikit
Harga murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
Sedangkan hambatan operasional dalam pengobatan adalah:
Produksi obat, penggunaan obat-obatan dengan kualitas kurang baik, bahkan obat
palsu.
Distribusi obat tidak sesuai dengan kebutuhan atas indikasi kasus di puskesmas.
Kualitas tenaga kesehatan, pemberian obat tidak sesuai dengan dosis trandar yang
telah ditetapkan.
Kesadaran penderita, penderita tidak minum obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan
(misal klorokuin untuk 3 hari, hanya diminum 1 hari saja).
Ada beberapa jenis obat yang dikenal umum yang dapat digunakan dalam pengobatan penyakit malaria, antara lain:
1. Klorokuin
2. Primakuin
3. Kina
4. Sulfadoksin pirimetamin (sp)
5. Sambiloto
6. Pulai
7. Johar
8. Bratawali
Untuk pencegahan penyakit malaria biasanya pemerintah melakukan foging (pengasapan) di tempat-tempat endemik malaria. Namun kita juga bisa melakukan pencegahan seperti berikut:
Menghindari gigitan nyamuk dengan memakai baju tertutup
Menggunakan krim anti nyamuk
Memasang kelambu anti nyamuk
Jika Anda akan bepergian ke tempat di mana banyak nyamuk malaria mengancam,
konsultasikan dulu dengan dokter
Jangan keluar rumah setelah senja