• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK TUTUR DAN DEIKSIS PADA TUTURAN TOKOH FILM TANAH SURGA KATANYA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINDAK TUTUR DAN DEIKSIS PADA TUTURAN TOKOH FILM TANAH SURGA KATANYA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAK TUTUR DAN DEIKSIS PADA TUTURAN TOKOH FILM

TANAH SURGA KATANYA SUTRADARA

HERWIN NOVIANTO

ARTIKEL

Zulyan Oktawenda NPM 160018512011

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

(2)

TINDAK TUTUR DAN DEIKSIS PADA TUTURAN TOKOH FILM

TANAH SURGA KATANYA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO

Zulyan Oktawenda1), Yetty Morelent 2), Marsis 2)

1) Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Pascasarjana Universitas Bung Hatta. Universitas Bung Hatta E- mail: wendazulyan@gmail.com

Abstract: This study is aimed to describe the description of illocution of speech acts, and the deixis picture contained in the type of speech acts of illocution in the speech of the movie character "Tanah Surga Katanya" director Novianto. Theories used are: the theory of speech acts Searle (2005), and Jumanto (2017)). Deiksis theory by Purwo (1984) and Yule (2006). This type of research is qualitative research using descriptive method, while the object of this research is all speech figures. The focus on this research is the whole speech of the character that contains the act of speech illocution and deixis. The results of this study show that act of speech illocution found is acupuncture speech act stated, propose, complain, express opinion. Assertive states are the most dominant speech. Assertive asserts of type states often appear to provide information, character values, messages, historical knowledge, as well as criticism to the government. Deiksis is found to be the deixis persona, with the details of the first persona (aku, daku, saya, ku- dan -ku), the second persona (engkau, kau, dikau, kamu, anda, kau-, -mu), the third persona (ia, dia, beliau), the first person with the second person (kami), the first person without the second person (kita), the second persona more than one (kamu sekalian, kalian), and

the third persona more than one (mereka). The film “Tanah Surga Katanya” is a film that is rich in character

values, the value is derived from the first person's deixis widely used by the main character, so the first person's deixis is the most dominant use. Based on the result of the research, the conclusion of the research is as follows: The dominant type of acute assertiveness illustration used has the function to provide information, messages, historical knowledge and insight to the audience, be it society or government about the inequality experienced

by the people who live on the border of Indonesian with Malaysian. The movie “Tanah Surga Katanya” is a film

full of character values, the value is sourced from the persona character played by the character, so deixis persona becomes the most dominant used and used by the director and the player.

Keywords: speech acts ilocusi, deixis, and film Tanah Surga Katanya.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran jenis tindak tutur ilokusi, dan gambaran deiksis yang terkandung pada jenis tindak tutur ilokusi pada tuturan tokoh film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto. Teori yang digunakan adalah: teori tentang tindak tutur Searle (2005), Jumanto (2017). Teori deiksis oleh Yule (2006) dan Purwo (1984). Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: tindak tutur ilokusi yang ditemukan adalah tindak tutur asertif menyatakan, mengusulkan, mengeluh, mengemukakan pendapat. Asertif menyatakan adalah tuturan yang paling dominan. Tuturan asertif jenis menyatakan sering muncul untuk memberikan informasi, nilai karakter, pesan, pengetahuan sejarah, serta kritik kepada pemerintah. Deiksis yang ditemukan adalah deiksis persona, dengan rincian persona pertama (aku, daku, saya, ku- dan -ku), persona kedua (engkau, kau, dikau, kamu, anda, kau-, -mu), persona ketiga (ia, dia, beliau), persona pertama dengan persona kedua (kita), persona pertama tanpa persona kedua (kami), persona kedua lebih dari satu (kamu sekalian, kalian), dan persona ketiga lebih dari satu (mereka). Film “Tanah Surga Katanya” merupakan film yang kaya nilai karakter, nilai tersebut bersumber dari deiksis persona pertama yang banyak digunakan oleh tokoh utama, sehingga deiksis persona pertama adalah yang paling dominan digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa jenis tindak tutur ilokusi asertif yang dominan digunakan memiliki fungsi untuk memberikan informasi, pesan, pengetahuan sejarah serta wawasan kepada penonton, baik itu masyarakat ataupun pemerintah mengenai ketimpangan yang dialami oleh masyarakat yang tinggal di perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Film “Tanah Surga Katanya” merupakan film yang sarat akan nilai-nilai karakter, nilai tersebut bersumber dari karakter persona tokoh yang diperankan, sehingga deiksis persona menjadi yang paling dominan digunakan dan dipakai oleh sutradara dan pemain.

(3)

PENDAHULUAN

Film adalah media yang mangkus dan sangkil dalam membentuk karakter dan mengubah pola pikir orang yang menontonnya. Fenomena ini terjadi karena orang yang menonton dengan mudah mencontoh karakter tokoh yang diperankan. Bahasa yang digunakan para tokoh sering dijadikan acuan bagi masyarakat dalam berbahasa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayan RI menyadari film adalah media yang efektif dan efisien dalam membentuk karakter peserta didik, sehingga menjadikan teks film sebagai materi pembelajaran pada kurikul um 2013. Bahkan film pada era Orde Baru dijadikan alat untuk menggiring pola pikir masyarakat dengan tujuan untuk melanggengkan kekuasaan pada saat itu.

Film saat ini merupakan sebuah karya sastra yang begitu digemari dan diminati. Terlihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang memadati gedung bioskop setiap waktu, pengunjung tersebut berasal dari kalangan anak-anak, dewasa, bahkan lansia juga menggemari film. Sebuah film dianggap mampu menampilkan sebuah alur cerita yang terihat nyata dalam bingkai audiovisual yang utuh, keunggulan tersebut menjadikan film sebagai tempat lahirnya konteks kebahasaan yang sempurna.

Penelitian ini menggunakan media Film “Tanah Surga Katanya”

sebagai bahan kajian. Film “Tanah Surga

Katanya” merupakan film Indonesia yang diproduksi pada tahun 2012 yang disutradarai oleh Novianto. Film “Tanah Surga Katanya” mengisahkan perjuangan Hasyim mantan sukarelawan konflik Indonesia dengan Malaysia yang terjadi pada tahun 1965, ia sangat loyal dan cinta terhadap tanah airnya. Film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto sarat akan nilai-nilai nasionalisme atau nilai kebangsaan, nilai moral, nilai pendidikan, nilai perjuangan dan nilai kecintaan, nilai-nilai tersebut tercermin dari tuturan-tuturan para tokoh yang berperan dalam film tersebut.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia saat ini. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada kurikulum 2013 menekankan pada nilai karakter dalam penerapannya. Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 adalah pembelajaran berbasis teks berdasarkan prinsip bahasa yang bersifat fungsional dan terikat oleh konteks bahasa itu sendiri.

Tindak tutur dan deiksis merupakan salah satu kajian ilmu pragmatik. Tindak tutur mengkaji maksud serta fungsi yang dituturkan oleh

pembicara/penulis kepada

(4)

penting dalam menyampaikan pesan yang diinginkan pembicara/penulis. Deiksis merupakan bentuk bahasa berupa kata yang merujuk pada sesuatu yang ada pada luar bahasa, deiksis hadir untuk menunjukkan hubungan antara bahasa dan konteks yang terlihat dari struktur bahasa, sehingga pendengar/pembaca lebih mudah menafsirkan makna dari sebuah tuturan yang terikat konteks.

Fenomena tersebut seyogianya menjadi perhatian dan kajian yang serius oleh pendidik atau guru bahasa serta cendekiawan bahasa dalam melakukan sebuah penelitian. Film sudah dijadikan bahan penilitian pragamatik khususnya pada kajian tindak tutur dan deiksis. Searle (2005: 12-16) mengkategorikan tindak tutur ilokusi ke dalam lima jenis yaitu: asertif (assertives), direktif (directives), komisif (commisives), ekspresif (expressif)

dan deklaratif (declaration). Lebih gamblang, Jumanto (2017: 69) menyatakan tindak ilokusi adalah tuturan yang mengandung daya untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh penutur. Filsuf Searle membagi tindak tutur menjadi lima macam. (1) Asertif

(assertives): tindak tutur yang berfungsi

menetapkan dan menjelaskan sesuatu apa adanya. Tindak tutur ini seperti

menyatakan, melaporkan,

memberitahukan, menjelaskan mempertahankan, dan menolak. (2)

Direktif (directives): mengemukakan tindak tutur direktif ialah jenis tindak tutur ilokusi yang gunakan oleh penutur untuk menyuruh orang laian melakukan tindak yang dinginkan oleh penutur, tindak ilokusi direktif menempati jenis perintah, pemesanan, permohonan, dan pemberian saran. (3) Komisif (commisives): ilokusi komisif adalah ujaran yang memiliki keterikatan pada suatu tindakan di masa depan, ujaran ilokusi komisif ini lebih mementingkan kepentingan penutur dari pada kepentingan mitra tutur, ilokusi ini berbentuk menjanjikan, menawarkan, dan berkaul. (4) Ekspresif (expressif) : tindak ilokusi ekspresif memiliki fungsi untuk mengungkapkan sikap pisikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam tuturan ilokusi, teturan tersebut diantaranya mengucapkan terimaksih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji, dan mengucapkan belasungkawa. (5) Deklaratif

(declaration): ilokusi deklarsi adalah suatu

ujaran yang berfungsi untuk merubah suatu kondisi, pada deklarasi penutur harus mempunyai peran institusional khusus, konteks khusus untuk menampilkan ujaran secara tepat.

Selanjutnya deiksis, Yule (2006: 13) menyatakan bahwa deiksis adalah

penunjukkan melalui bahasa. “Apa itu”,

(5)

dalam konteks. Yule juga mengklasifikasikan deiksis pada tiga jenis antara lain: (1) Deiksis persona, deiksis persona menerapakan tiga pembagian dasar yakni persona pertama, bentuknya adalah seperti saya, aku. Persona kedua yakni kamu dan orang ketiga dia, atau barang sesuatu. (2) Deiksis tempat, deiksis tempat merupakan hubungan antara orang dan bendanya ditunjukkan, bentuk deiksis ini adalah di sini, di sana. (3) Deiksis waktu, deiksis waktu merupakan pemahaman tentang pengetahuan waktu yang relevan. Deiksis waktu ini seperti kemarin, besok, hari ini, nanti malam, pekan depan, pekan lalu dan pekan ini.

Dipertegas oleh Purwo (1984) berdasarkan diagram yang telah disusun, Purwo membagi deiksis pada tiga macam. Pertama adalah deiksis persona yang terdiri dari persona pertama (aku, daku,

saya, ku- dan-ku), persona kedua (engkau,

kau,dikau, kamu, anda, kau-, -mu),

persona ketiga (ia, dia, beliau), persona pertama dengan persona kedua (kita), persona pertama tanpa persona kedua

(kami), persona kedua lebih dari satu

(kamu sekalian, kalian), persona ketiga

lebih dari satu (mereka). Kedua adalah deiksis ruang yang terdiri dari Laokatif

(sini, situ, sana), demonstratif (ini, itu,

begini, begitu), dan temporal (kini, dini). Ketiga adalah deiksis waktu (minggu lalu,

kamis lalu, april lalu, tahun lalu, april ini,

minggu ini).

METODOLOGI

Metode penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu sebuah metode penelitian yang memaparkan data dengan kata-kata tidak menggunakan angka, artinya paparan data dijelaskan apa adanya berdasarkan pengamatan dan studi kepustakaan. sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Data dicatat dan dianalisis mengacu pada beberapa teori yang berkaitan dengan permasalahan teori. Pengumpulan data pada makalah ini menggunakan metode simak dengan teknik lanjutan tekni catat. Menurut Mahsun (2007: 92) “Metode penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa.” Metode simak digunakan untuk menyimak atau mengamati tuturan para

tokoh yang berperan pada film “Tanah

(6)

PEMBAHASAN

Film adalah media terkini yang digunakan oleh guru untuk menggugah pengalaman peserta didik, karena sebuah film menyajikan unsur audiovisual yang menarik. Oleh sebab itu media film pada dewasa ini menjadi suatu piranti yang krusial dalam merubah pola pikir serta karakter. Film sebagai media dan materi ajar harus benar-benar diperhatikan oleh seorang guru pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung pada film seyogianya dijadikan indikator dalam menentukan film yang layak disajikan di depan kelas. Nilai-nilai tersebut dapat terlihat dari fungsi tuturan para tokoh yang diperankan, artinya bahasa menjadi penanda jati diri dan gambaran karakter tokoh yang diperankan. Tuturan yang dibahas berkaitan dengan tindak tutur dan deiksis yang terkandung pada tuturan tokoh film “Tanah Surga Katanya” Sutradara Novianto dipaparkan sebagai berikut.

Jenis tindak tutur pada tuturan tokoh film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto antara lain. Ilokusi jenis asertif menyatakan, mengusulkan, mengeluh, mengemukakan pendapat. Asertif menyatakan adalah tuturan yang paling dominan digunakan. Tuturan asertif jenis menyatakan sering muncul pada tuturan tokoh dengan maksud untuk menyampaikan misi sutradara Novianto

untuk memberikan informasi, nilai karakter, pesan, pengetahuan sejarah serta kritik kepada pemerintah. Selanjutnya Ilokusi jenis direktif dengan rincian memerintah, memohon, bertanya, dan memberi nasihat. Ilokusi jenis komisif dengan rincian berjanji dan menawarkan. Ilokusi jenis ekspresif dengan rincian mengucapkan terimakasih, mengucapkan selamat, mengecam, memuji, kegembiraan, dan berbelasungkawa. Ilokusi jenis deklaratif dengan rincian menjatuhkan hukuman dan memvonis. Hasil temuan analisis tindak tutur ilokusi tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2015) dengan judul Analisis Tindak Tutur Performatif dalam Film Musang Berjanggut Karya Ramle. Dilihat dari teori hasil penelitian Fauzi ditemukan banyak tindak tutur performatif yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif, and deklaratif. Hasil tersebut sama dengan hasil yang penulis temukan, pesinggungan tersebut disebabkan kesamaan penggunaan teori tindak tutur ilokusi dari Searle.

(7)

oleh sutradara dan pemain bertujuan untuk memberikan informasi, pesan serta wawasan kepada penonton baik itu masyarakat atau pun pemerintah mengenai ketimpangan yang dialami oleh masyarakat yang tinggal di perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Selain itu, tindak tutur ilokusi asertif pada tuturan tokoh film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto berfungsi untuk menanamkan nilai sejarah bangsa Indonesia agar generasi muda tidak melupakannya, nilai tersebut terkandung pada tuturan Hasyim “Tahun 1963 Malaysia melanggar Perjanjian Manila dan menghina bangsa kita Indonesia. Gambar Bung Karno dikoyak-koyak, lambang garuda ditijak-tijak, oleh karena itu Bung Karno menyatakan perang yang disebut

dengan Operasi Dwikora”.

Temuan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2016) dengan judul Nilai-Nilai Karakter dalam Tindak Tutur Ilokusi dalam Buku

“Wir Besuchen Eine Moschee”.

Berdasarkan pembahasan penelitian yang penulis lakukan, terdapat persamaan dengan tujuan penelitian Handayani, yakni melihat nilai karakter melalui pendekatan pragmatik, akan tetapi berdasarkan hasil penelitian, penulis lebih fokus kepada penggunaan jenis tindak tutur ilokusi, sedangkan yang dilakukan oleh Handayani lebih fokus kepada bentuk tuturan yang

digunakan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Khasanah (2012) dengan judul Speech Acts Employed By The Main Characters Of Pearl Harbor Movie. Penelitian yang dilakukan oleh Khasanah memiliki persamaan yakni sama-sama menelitian tindak tutur pada tuturan tokoh film. Berdasarkan hasil penelitian, tindak tutur yang paling dominan penulis temukan adalah tindak tutur ilokusi asertif, hasil tersebut sama dengan yang ditemukan oleh Khasanah. Kesamaan tersebut membuktikan bahwa tindak tutur ilokusi asertif merupakan tuturan pertama yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya.

Tuturan asertif yang begitu dominan membuktikan bahwa bahasa yang dipakai atau digunakan oleh sutradara dan pemain merupakan bahasa yang bersumber dari bahasa yang sering digunakan di masyarakat. Artinya asertif merupakan tuturan pertama yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya.

(8)

penonton untuk melakukan sesuatu. Tuturan direktif menasihati: “Salman, Indonesia tanah surga apapun yang terjadi pada dirimu jangan sampai kehilangan cintamu kepada negeri ini. Genggam erat cita-cita mu katakan kepada dunia dengan bangga kami bangsa Indonesia.

Lailahhaillallah”. Tuturan tersebut

dituturkan oleh tokoh Hasyim kepada tokoh Salman, tuturan tersebut juga berfungsi menasihati penonton sekaligus merupakan inti nilai karakter yang hendak disampaikan sutradara Novianto pada film “Tanah Surga Katanya”. Temuan tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnawati (2015). Terdapat persamaan teori yang digunakan yakni teori Searle. Sedangkan pada hasil penelitian Isnawati menunjukkan bahwa tindak tutur ilokusi direktif adalah yang paling dominan digunakan. Hasil tersebut sangat berbeda dengan hasil penlitian penulis yang menunjukkan tindak tutur ilokusi asertif adalah yang paling dominan digunakan. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa tema suatu film mempengaruhi jenis tindak tutur yang digunakan. Film “Tanah Surga Katanya” bukan hanya film hiburan semata, akan tetapi film tersebut kaya akan nilai karakter, nilai sejarah dan nilai sosial sehingga tindak tutur asertif adalah jenis tindak tutur yang tepat untuk menyampaikan nilai-nilai tersebut.

Jenis tindak tutur ilokusi yang paling sedikit digunakan yaitu tindak tutur ilokusi jenis deklaratif. Menurut pendapat Leech, Yule, dan Jumanto, deklaratif adalah tindak tutur yang digunakan oleh mitra tutur yang memiliki kuasa dan wewenang untuk mengubah suatu kondisi. Film “Tanah Surga Katanya” merupakan film yang melibatkan jenis tokoh yang tidak terlalu banyak, tokoh yang terdapat pada film tersebut bersifat setara satu dengan yang lainnya, sehingga tuturan deklaratif hanya sedikit yang terkandung pada film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto.

(9)

sehingga deiksis persona pertama adalah deiksis yang dominan digunakan. Temuan hasil analisis deiksis tersebut sesuai dengan penelitian deiksis yang dilakukan oleh Lumawir (2014) dengan judul Deiksis dalam Film “Snow White and The Seven

Dwarfs” Karya Walter Elias Disney (Suatu

Analisis Pragmatik).

Berdasarkan hasil penelitian Lumawir ditemukan jenis deiksis yang sama dengan yang penulis temukan yang deiksis persona atau orang. Hasil ini membuktikan tuturan pada sebuah film cenderung dominan berpusat pada tokoh. Penggunaan deiksis persona oleh sutradara dan tokoh berguna dalam menggambarkan nilai-nilai yang hendak disampaikan. Penelitian yang dilakukan oleh Lumawir memiliki implikasi yang sama, yakni ingin memberikan sebuah media film yang layak dan jelas bagi peserta didik, akan tetapi penelitian yang penulis lakukan menjadi lebih bermakna dengan hadirnya analasis kajian tindak tutur ilokusi yang memiliki relevansi dengan kurikulum 2013 yang berfokus pada pembelajaran bahasa yang bersifat fungsional. Deiksis ruang dengan rincian lokatif (sini, situ, sana) dan demonstratif (ini, itu, begini, begitu), Serta Deiksis waktu (minggu lalu, kamis lalu, april lalu, tahun lalu, sekarang, nanti). Terdapat satu jenis deiksis yang tidak ditemukan pada tuturan jenis ilokusi tokoh film “Tanah Surga Katanya” sutradara

(10)

mengacu pada penutur dan mitra tutur, akan tetapi deiksis “Kita” mengacu kepada orang yang menonton film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto.

Deiksis yang paling sedikit pada jenis tindak tutur ilokusi yaitu deiksis waktu. Film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto merupakan salah suatu film yang mengandung nilai karakter cintah tanah air. Nilai karakter tersebut disematkan kepada para persona tokoh dan ruang, sehingga deiksis yang mengacu pada waktu hanya sedikit ditemukan pada jenis tindak tutur ilokusi.

Ketiga, film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto adalah film yang bertemakan nilai luhur kecintaan pada negeri Indonesia, sebuah nilai yang pada dewasa ini sudah mulai hilang. Novianto sebagai sutradara menjadikan visualisasi penokohan dan tuturan Hasyim, Salman, Astuti dan Anwar sebagai tokoh protagonis yang selalu hadir dalam menyampaikan misi sutradara Novianto dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme kepada generasi muda. Sedangkan pada visualisasi dan tuturan Haris, sutradara Novianto menjadikannya sebagai tokoh antagonis yang tidak mencerminkan nilai karakter cintah tanah air, sehingga sutradara Novianto memberikan gambaran kepada penonton mengenai nilai karakter cinta tanah air yang patut dicontoh atau ditiru dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Selain itu, film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto adalah media yang berfungsi untuk mengedukasi masyarakat dengan memberikan gambaran sejarah, nilai sosial dan budaya luhur Indonesia. Tindak tutur ilokusi (bahasa) yang disandingkan dengan visualisasi berhasil digunakan oleh sutradara dan pemain untuk menghela nilai sejarah dan keadaan sosial Indonesia khsusnya di wilayah menghela nilai sejarah dan keadaan sosial Indonesia khsusnya di wilayah perbatasan yang penuh ketimpangan.

(11)

terlihat dari munculnya analisis deiksis pada tuturan jenis tindak tutur ilokusi, deiksis berfungsi sebagai pelita dalam pemaknaan fungsi tindak tutur serta nilai-nilai yang terkandung pada tuturan tokoh film “Tanah surga katanya” sutradara Novianto.

KESIMPULAN

Pertama, jenis tindak tutur pada tuturan tokoh film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto antara lain. Ilokusi jenis asertif menyatakan, mengusulkan, mengeluh, dan mengemukakan pendapat. Asertif menyatakan adalah tuturan yang paling dominan digunakan. Tuturan asertif jenis menyatakan sering muncul pada tuturan tokoh dengan maksud untuk menyampaikan misi sutradara Novianto untuk memberikan informasi, nilai karakter, pesan, pengetahuan sejarah serta kritik kepada pemerintah. Selanjutnya Ilokusi jenis direktif dengan rincian memerintah, memohon, bertanya, dan memberi nasihat. Ilokusi jenis komisif dengan rincian berjanji dan menawarkan. Ilokusi jenis ekspresif dengan rincian mengucapkan terimakasih, mengucapkan selamat, mengecam, memuji, kegembiraan, dan berbelasungkawa. Ilokusi jenis deklaratif dengan rincian menjatuhkan hukuman dan memvonis.

SARAN

Berdasarkan temuan penelitian, dirumuskan saran sebagai berikut: (1) bagi guru pendidikan bahasa Indonesia, penelitian ini agar digunakan untuk menambah kompetensi guru dalam bidang ilmu pragmatik yang memiliki relevansi dengan kurikulum 2013 yang berfokus pada pengajaran bahasa yang bersifat fungsional dan kontekstual. Film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto agar dapat dijadikan media pembelajaran yang bermanfaat bagi pendidik untuk memberikan pengertian yang lebih bermakna kepada peserta didik, serta film “Tanah Surga Katanya” sutradara Novianto dapat digunakan sebagai materi kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia tentang ulasan teks film; (2) bagi peserta didik, penelitian ini agar dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam memahami konteks teks kebahasaan melalui ilmu pragmatik. Melalui pendekatan ilmu pragmatik peserta didik juga dapat melihat nilai karakter yang tercermin pada tutururan para tokoh pada

film “Tanah Surga Katanya” sutradara

(12)

sebagai dimensi yang baru dalam melihat suatu nilai-nilai luhur yang terdapat dalam sebuah karya sastra khususnya pada karya film; dan (5) bagi masyarakat, penelitian

ini dapat menambah wawasan tentang kajian pragmatik khususnya tindak tutur dan deiksis.

DAFTAR RUJUKAN

Fauzi, Mohd. (2015). ‘Anilsis Tindak Tutur Performatif dalam Film Musang Berjanggut

Karya P. Ramle’. Jurnal Pustaka Budaya. Volume 2, nomor 2. Diakses 23 Januari

2018, https://ejurnal.unilak.ac.id/index.php/pb/article/view-/263.

Handayani, Tri Kartika. (2016). ‘Nilai-Nilai Karakter dalam Tindak Tutur Ilokusi dalam Buku Wir Besuchen Eine Moschee’. Jurnal Litera. Volume 15, nomor 2. Diakses 23 Januari 2018, https://journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/view/11831.

Isnawati, Fifin Dwi. (2015). ‘Speech Acts Analysis Of The Main Character In Shrek Movie

Script Analisis. Jurnal Publika Budaya, Volume 3, nomor 1. Diakses 23 Januari

2018, https://jurnal.unej.ac.id/index.php/PB/article/view/1538.

Jumanto. 2017. Pragmatik Edisi 2; Dunia Linguistik Tak Selebar Daun Kelor. Yogyakarta: Morfalingua.

Khasanah, Nurul. (2012). ‘Speech Acts Employed by The Main Characters Of Pearl Harbor

Movie’. Jurnal Cendekia. Volume 10, nomor 1. Diakses 23 Januari 2018, http://jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/cendekia/article/view/404.

Lumawir, Hesty N. (2014). ‘Deiksis dalam Film Snow White and The Seven Dwarfs Karya

Walter Elias Disney (Suatu Analisis Pragmatik)’. Jurnal Elektronik. Volume 1,

nomor 2. Diakses 23 Januari 2018,

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jefs/article/view. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali Press. Novianto, Herwin. 2012. Tanah Surga Katanya. Citra Sinema: Jakarta.

Searle, John R. 2005. Expressions and Meaning: Studies in the Theory of Speech Acts. New

York: Cambridge University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Penulis mencoba melakukan analisa terhadap data di dalam Sistem Informasi DAPODIK yang telah ada ( http://bogorkab.dapodik.org , akses tanggal 12 Mei 2011 – 27 Juli

Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan

Dalam hal ini Microsoft Office Excel yang kami sajikan adalah berupa aplikasi surat, dimulai dari memberi pengertian surat, isi surat dapat mengisi data umum, data master,

Penerapan asesmen portofolio terhadap kemampuan mahasiswa dalam melakukan asesmen psikologis memerlukan berbagai kajian terhadap wacana yang komprehensif mengenai konsep

Guru BK di SMP Alam Karawang telah melaksanakan program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan locus of control internal hal ini dapat terlihat dari berbagai topik yang diberikan

Sedangkan saluran pemasaran yang paling efisien untuk ikan sagela asap asal Desa Pasalae dan Pentadu Barat adalah saluran yang langsung dari produsen ke konsumen sedangkan di

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di

11 Bahwa benar berdasarkan keterangan Terdakwa dengan diperkuat oleh keterangan Saksi-1 dan Saksi-2 dipersidangan setiap anggota Denmako Koarmatim yang akan tidak