• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE SAW (Simple Additive Weighting) DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA PADA SMK N 2 PAYAKUMBUH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN METODE SAW (Simple Additive Weighting) DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA PADA SMK N 2 PAYAKUMBUH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE SAW (Simple Additive Weighting) DALAM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN

PENERIMA BEASISWA PADA SMK N 2 PAYAKUMBUH

Dian Permata Sari

Sistem Informasi, STMIK Jayanusa, Jl. Olo Ladang No. 1 Padang Email: Langitbiru621@gmail.com

Abstract

In the world of scholarship education is often given to outstanding students or students, there are also scholarships given to give appreciation to students who excel but are less capable in the economic field to continue their education to a higher level. Submission of scholarship funds by the private sector or the state to students, students and students is done in several ways, including through schools and colleges, through government institutions or directly to the students concerned. In order for scholarships to be given on target, a method that can provide recommendations is needed. valid scholarship recipient. One method that can be used in decision making is the Simple Additive Weighting (SAW) method which is done by giving weighting to each criteria used. With the case study namely the provision of scholarships to students of SMK N 2 Payakumbuh.

Keywords : Decision Support System, SAW, scholarship

Abstrak

Dalam dunia pendidikan beasiswa sering diberikan kepada pelajar atau mahasiswa berprestasi, ada pula beasiswa yang diberikan untuk memberikan apresiasi terhadap pelajar yang berprestasi tetapi kurang mampu dalam bidang ekonomi untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Penyampaian dana beasiswa oleh pihak swasta atau negara pada pelajar, santri dan mahasiswa dilakukan dengan beberapa cara antara lain melalui sekolah dan perguruan tinggi, melalui institusi pemerintahan atau langsung pada pelajar yang bersangkutan.Agar beasiswa yang diberikan tepat sasaran maka dibutuhkan suatu metode yang dapat memberikan rekomendasi penerima beasiswa yang valid.Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu metode Simple Additive Weighting (SAW) yang dilakukan dengan memberikan pembobotan pada setiap kriteria-kriteria yang digunakan. Dengan studi kasus yaitu pemberian beasiswa kepada siswa SMK N 2 Payakumbuh.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah Suatu solusi bagi bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memupukkan nilai-nilai, moralitas, karakter, mengembangkan potensi diri, serta sebagai upaya untuk pembangunan kualitas manusia demi terwujudnya cita-cita bangsa. Pendidikan di negara Indonesia sendiri sudah sangat jelas tercantum di dalam UUD 1945, pasal 31 UUD 1945 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Dari landasan tersebut, pemerintah pusat maupun daerah memiliki kewajiban untuk memberikan kemudahan masyarakat untuk memperoleh pendidikan. Saat ini pemerintah telah memiliki program pendidikan gratis dan program pemberian beasiswa, mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi.

Lahinta (2009) mengemukakan beasiswa adalah pemberian berupa bantuan

keuangan yang diberikan kepada

perorangan yang bertujuan untuk

digunakan demi keberlangsungan

pendidika yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan.

SMKN2 Payakumbuh merupakan sekolah menengah kejuruan dengan jumlah penjurusan terlengkap se-provinsi Sumatera Barat dengan fasilitas dan tenaga pengajar terbaik. Untuk memenuhi kebutuhan siswa nya pihak sekolah selalu berusaha memberikan beasiswa kepada anak didiknya. Pada SMKN2 Payakumbuh ini terdapat beberapa beasiswa yang sering

diberikan yaitu Beasiswa bagi siswa kurang mampu berasal dari pemerintah melalui Program Indonesia Pintar (PIP) yang diberikan kepada siswa kurang mampu yang cair tiap satu kali dalam setahun, beasiswa bebas komite yang berasal dari dana sekolah beruapa pembebasan uang SPP, beasiswa dari bank BRI, BNI, Supersemar yang tidak selalu ada kadang dalam setahun ada kadang tidak.

Dalam pemberian beasiswa terdapat kriteria yang harus dipenuhi bagi calon penerima beasiswa. Kriteria yang ditetapkan antara lain: penghasilan orangtua, jumlah bersaudara.

Untuk mengatasi kriteria pemilihan calon penerima beasiswa maka digunakan metode SAW (Simple Additive Weighting)

merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah

Fuzzy MADM. Multiple Attribute Decision Making atau MADM adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Metode SAW dipilih karena metode ini menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan

dengan perangkingan yang akan

menyeleksi alternatif siapa penerima beasiswa. Dengan metode ini yang didasarkan bobot yang sudah ditentukan sehingga mendapatkan hasil yang lebih akurat terhadap siapa yang akan menerima beasiswa.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Sistem pendukung keputusan

(3)

menyelesaikan masalah-masalah yang tak terstruktur.

Decision Support System

mendayagunakan sumber daya dari individu-individu dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan.

Kelebihan sistem pendukung

keputusan:

1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah yang kompleks.

2. Respon cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam kondisi yang berubah-ubah.

3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.

4. Pandangan dan pembelajaran baru. 5. Memfasilitasi komunikasi.

6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.

7. Menghemat biaya. 8. Keputusan lebih tepat.

9. Meningkatkan efektifitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.

10.Meningkatkan produktifitas analisis.

Tahap pengambilan keputusan

Gambar 1 Tahap pengambilan keputusan

Alur/proses pemilihan alternatif tindakan/keputusan biasanya terdiri dari langkah-langkah berikut:

1. Tahap intelligence

Pencarian kondisi-kondisi yang dapat menghasilkan keputusan.

Suatu tahap proses seseorang dalam rangka pengambil keputusan untuk permasalahan yang dihadapi, terdiri dari aktivitas penelusuran, pendeteksian serta proses pengenalan masalah. Data masukan

diperoleh, diuji dalam rangka

mengidentifikasi masalah. 2. Tahap design

Menemukan, mengembangkan, dan

menganalisis materi-materi yang mungkin untuk dikerjakan

3. Tahap choice

Pemilihan dari alternatif pilihan yang tersedia, mana yang akan dikerjakan. 4. Tahap implementation

Ilmplementasi dari SPK yang telah dipilih yaitu tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.

(4)

Pemodelan sistem pendukung keputusan

Karakteristik utama dari sistem pendukung keputusan adalah memasukkan sedikitnya satu model. Menurut McLeod (1998), model adalah penyederhanaan dari sesuatu. Sedangkan menurut Turban (1998) merupakan sebuah representasi atau abstraksi realitas yang disederhanakan.

Model di klasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut tingkat abstraksinya, yaitu:

1. Model iconic (skala)

Sebuah model iconic, model abstraksi terkecil adalah replika fisik sebuah sistem, biasanya pada suatu skala berbeda darin aslinya.

2. Model analog

Sebuah model yang tidak tampak mirip dengan model aslinya, tetapi bersifat seperti sistem aslinya. Model ini biasanya berbentuk bagan atau diagram 2 dimensi, dapat berupa model fisik, tetapi bentuk model berbeda dari bentuk sistem nyata. 3. Model matematik (kuantitatif)

Kompleksitas hubungan pada banyak sistem organisasional tidak dapat disajikan secara model icon atau model analog, karena dapat menimbulkan kesulitan dan menghabiskan banyak waktu.

Manfaat model

Sistem pendukung manajemen

menggunakan model karena:

a. Model memungkinkan penghematan waktu. Waktu operasi yang bertahun-tahun dapat disimulasikan dalam beberapa menit atau detik dengan menggunakan komputer.

b. Manipulasi model (perubahan variabel-variabel atau lingkungan) adalah jauh

lebih mudah daripada memanipulasi sistem nyata.

c. Biaya analitis pemodelan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya eksperimen yang sama dilakukan pada sistem nyata.

d. Biaya dari kesalahan yang dibuat selama eksperimen trial-and-error jauh lebih

murah jikan digunakan model

dibandingkan dengan sistem nyata. e. Model meningkatkan dan memperkuat

pembelajaran dan pelatihan.

Komponen sistem pendukung keputusan

Untuk dapat menerapkan sistem pendukung keputusan ada empat subsistem yang harus disediakan yaitu susbsistem manajemen data, subsistem manajemen model, subsistem manajemen pengetahuan dan subsistem antar muka pengguna.

Gambar 3 Skema sistem pendukung keputusan

a. Subsistem manajemen data

Merupakan subsistem yang

(5)

b. Subsistem manajemen model

Merupakan subsistem yang berfungsi sebagai pengelola berbagai model. Model harus bersifat fleksibel artinya mampu membantu pengguna untuk memodifikasi atau menyempurnakan model.

c. Subsistem manajemen pengetahuan Sebagai pendukung sembarang subsistem yang lain atau sebagai suatu komponen yang bebas. Subsistem ini berisi data yang diproses untuk menghasilkan pemahaman, kumpulan pelajaran dan keahlian.

d. Subsistem antar muka pengguna

Merupakan fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif. Melalui sistem dialog ini sistem diartikulasikan sehingga dapat berkomunikasi dengan sistem yang

dirancang atau pengguna dapat

berkomunikasi dengan sistem pendukung keputusan dan memerintah sistem pendukung keputusan melalui sistem ini.

Metode SAW (Simple Additive Weighting)

Simple Additive Weighting (SAW) adalah metode penjumlahan bobot dari kinerja setiap objek-objek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang sama pada semua kriteria yang dimiliki. Metode Simple Additive Weighting (SAW) memerlukan proses normalisasi matrik keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Keterangan:

rij = nilairating kinerja ternormalisasi xij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap

kriteria

Maxi xij = nilai terbesar dari setiap kriteria i Mini xij = nilai tekecil dari setiap kriteria i Benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik Cost = jika nilai terkecil adalah terbaik Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternative Ai dan atribut Cj; i = 1, 2, …, m dan j = 1, 2,…, n. Nilai preferensi untuk setiap alternative

(Vi) diberikan sebagai :

Keterangan:

vi = ranking untuk setiap alternatif wj = nilai bobot dari setiap kriteri rij = nilai rating kinerja ternormalisasi nilai vi yang lebih besar mengindikasikan

bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

Langkah penyelesaian Fuzzy MADM menggunakan metode SAW :

1. Menentukan kriteria-kriteria yang dijadikan acuan pengambilan keputusan, yaitu ci.

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

3. Membuat matriks keputusan

berdasarkan kriteria (ci), kemudian melakukan normalisasi matriks

berdasarkan persamaan yang

disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya)

sehingga diperoleh matriks

ternormalisasi R.

(6)

nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.

Kelebihan dari metode Simple Additive Weighting (SAW):

1. Menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif.

2. Penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dari bobot preferensi yang sudah ditentukan. 3. Adanya perhitungan normalisasi matriks

sesuai dengan nilai atribut (antara nilai

benefit dan cost).

Kekurangan dari metode Simple Additive Weighting (SAW):

Digunakan pada pembobotan lokal.

Perhitungan dilakukan dengan

menggunakan bilangan crisp maupun fuzzy.

Beasiswa

Beasiswa adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada individu agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Murniasih 2009).

Penghargaan tersebut bisa berbentuk akses tertentu pada suatu instansi atau penghargaan berupa bantuan keuangan.

Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk

digunakan demi keberlangsungan

pendidika yang ditempuh (Lahinta 2009). Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan.

Adapun tujuan dari pemberian beasiswa yaitu diantaranya:

1. Untuk membantu para pelajar atau mahasiswa supaya dapat mencari ilmu yang sesuai dengan bidang yang hendak dikuasai, yang paling utama bagi yang memiliki masalah dalam pembiayaan. 2. Membuat pemerataan suatu ilmu

pengetahuan atau pendidikan terhadap masing-masing orang yang memerlukan. 3. Membuat generasi baru yang lebih cerdas dan pintar. Karena dengan adanya bantuan beasiswa ini maka seseorang terutama kaum muda dapat memiliki

kesempatan untuk memperoleh

pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

4. Meningkatkan kesejahteraan. Sesudah terciptanya sumber daya manusia baru yang pintar, diharapkan mereka ini dapat saling memberi dengan bantuan ide dan

ilmu pengetahuan yang sudah

didapatkan ketika menjalani masa pendidikan.

Jenis-Jenis Beasiswa

Menurut Murniasih (2009) terdapat beberapa jenis beasiswa yakni:

1. Beasiswa Penghargaan

Beasiswa ini seringkali diberikan kepada kandidat yang mempunyai keunggulan akademik. Beasiswa ini diberikan menurut prestasi akademik mereka secara keseluruhan. Seperti, dalam bentuk IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). 2. Beasiswa Bantuan

(7)

saudara kandung yang sama-sama sedang menempuh studi, pengeluaran, biaya hidup, dan lain sebagainya.

3. Beasiswa Atletik

Pada tingkat universitas seringkali merekrut atlet populer untuk mendapatkan beasiswa dan dijadikan tim atletik perguruan tinggi mereka. Banyak atlet menyelesaikan pendidikan mereka secara gratis, tetapi membayarnya dengan prestasi olahraga. Beasiswa jenis ini biasanya tidak perlu dikejar, karena akan diberikan kepada mereka yang mempunyai prestasi dibidang atletik. 4. Beasiswa Penuh

Banyak orang menilai jika beasiswa diberikan kepada penerimanya untuk menutupi kebutuhan akademik secara semuanya. Apabila benar-benar beruntung, tentu akan memperoleh beasiswa jenis ini. Beasiswa akan diberikan untuk menutupi keperluan hidup, buku, dan biaya pendidikan. Tetapi banyak beasiswa lainnya yang mencukupi biaya hidup, buku dan sebagian dari uang sekolah.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa bagian : 1. Metode Pengumpulan Data

a. Metode wawancara

Melakukan wawancara kepada salah seorang guru di SMKN2 Payakumbuh yang beliau juga ikut dalam menyeleksi penerima beasiswa.

b. Metode kepustakaan

Merupakan cara pengumpulan data dengan mempelajari artikel – artikel, paket modul dan panduan, buku – buku pedoman, jurnal-jurnal dan segala

kepustakaan lainnya yang dianggap perlu dan mendukung Analisa Data.

Pada tahap ini penulis melakukan analisa terhadap data-data yang telah diperoleh sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Analisa Kebutuhan Input dan Output Variabel input yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Penghasilan orang tua

2. Jumlah tanggungan orang tua 3. Jumlah saudara kandung 4. Rata-rata Nilai rapor 5. Tagihan listrik per bulan

Keluaran yang dihasilkan adalah urutan alternatif mulai dari yang tertinggi ke alternatif terendah. Hasil akhir diperoleh dari nilai dari setiap kriteria, karena didalam kriteria memiliki bobot nilai yang berbeda. Alternatif yag dimaksud adalah siswa calon penerima beasiswa.

B.Kriteria yang dibutuhkan

Tabel 1 kriteria pemilihan

Kriteria Keterangan Atribut C1 Penghasilan orang tua Cost C2 Jumlah tanggungan orang

tua

Benefit

C3 Jumlah saudara kandung Benefit C4 Rata-rata Nilai rapor Benefit C5 Tagihan listrik per bulan Cost

Selanjutnya masing-masing kriteria ditentukan bobot sehingga membentuk himpunan sebagai berikut:

(8)

Kriteria penghasilan orang tua (C1)

Tabel 3 penghasilan orang tua

Penghasilan orang tua bobot

C1≤ Rp. 1.000.000 0,25

Rp.1.000.000<C1<Rp.2.500.000 0,50 Rp.2.500.000<C1<Rp.5.000.000 0,75 C1>Rp.5.000.000 1

Kriteria jumlah tanggungan orang tua (C2)

Tabel 4 jumlah tanggungan orang tua

Jumlah tanggungan orang tua bobot

1 anak 0

2 anak 0,25

3 anak 0,50

4 anak 0,75

C2>4 anak 1

Kriteria jumlah saudara kandung (C3)

Tabel 5 jumlah saudara kandung

Jumlah saudara kandung bobot

1 anak 0

2 anak 0,25

3 anak 0,50

4 anak 0,75

C3>4 anak 1

Kriteria rata-rata nilai rapor (C4)

Tabel 6 rata-rata nilai rapor

Rata-rata nilai rapor bobot

C4≤65 0,25

65<C4<75 0,50 75<C4<85 0,75

C4>85 1

Kriteria tagihan listrik per bulan (C5)

Tabel 7 tagihan listrik per bulan

Tagihan listrik per bulan bobot

C5≤Rp.50.000 0,25

Rp.50.000<C5<Rp.100.000 0,50 Rp.100.000<C5<Rp.150.000 0,75 C5>Rp.150.000 1

Masukan Data

Nilai dari setiap atribut yang

merupakan hasil proses penginputan data dari pemohon beasiswa yang sudah dikonfersikan berdasarkan bobot kriteria yang sudah ditentukan melalui proses perhitungan.

Tabel 8 Nilai Kriteria

R11=𝑀𝐼𝑁(0,50;0,75;0,25;0,50;1)

0,50 =

0,25

0,50= 0,5

R12=𝑀𝐼𝑁(0,50;0,75;0,25;0,50;1)

0,75 =

0,25

0,75= 0,33

R13=𝑀𝐼𝑁(0,50;0,75;0,25;0,50;1)0,25 =0,250,25= 1

R14=𝑀𝐼𝑁(0,50;0,75;0,25;0,50;1)

0,50 =

0,25

0,50= 0,5

R15=𝑀𝐼𝑁(0,50;0,75;0,25;0,50;1)

1 =

R51=𝑀𝐼𝑁(0,25;0,50;0,25;0,50;0,75)

0,25 =

(9)

R52=𝑀𝐼𝑁(0,25;0,50;0,25;0,50;0,75)

0,50 =

0,25

0,50= 0,5

R53=𝑀𝐼𝑁(0,25;0,50;0,25;0,50;0,75)0,25 =0,250,25= 1

R54=𝑀𝐼𝑁(0,25;0,50;0,25;0,50;0,75)

0,50 =

0,25

0,50= 0,5

R55=𝑀𝐼𝑁(0,25;0,50;0,25;0,50;0,75)

0,75 =

0,25

0,75= 0,33

Hasil perhitungan normalisasi nilai kriteria seluruhnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9 normalisasi nilai kriteria

Selanjutnya pemberi keputusan, dalam hal ini calon penerima beasiswa dapat memberikan bobot seperti pada tabel, sehingga diperoleh:

W = [0,30; 0,20 ; 0,20 ; 0,10 ; 0,20]

Hasil perengkingan pemilihan calon penerima beasiswa:

Nilai terbesar atau nilai terbaik dari alternaif adalah V13 = 0,8 yaitu siswa 3 seperti tampak pada tabel berikut ini:

Tabel 10 nilai kriteria

Siswa 1 0,566 Siswa 2 0,599 Siswa 3 0,8 Siswa 4 0,75 Siswa 5 0,324

Dari beberapa siswa calon penerima beasiswa maka siswa 3 yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 0,8 berdasarkan perhitungan kriteria yang telah dilakukan, maka siswa 3 menjadi alternatif pilihan untuk menerima beasiswa.

SIMPULAN

Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap penerapan metode SAW dalam pengambilan keputusan penerima beasiswa maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode SAW dapat digunakan dalam memberikan rekomendasi penerima beasiswa.

(10)

kandung, rata-rata nilai rapor dan tagihan listrik per bulan.

3. Penentuan penerima beasiswa dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Bobot yang diberikan pada setiap kriteria mempengaruhi hasil akhir penentuan calon penerima beasiswa. Perubahan nilai bobot pada suatu kriteria mempengaruhi hasil akhir perhitungan.

DAFTAR PUSTAKA

Elvis sabri, Erman. 2017. Kebijakan Publik Tentang

Pendidikan.https://ermanelvissabri.bl ogspot.com/2017/04/vbehaviorurldef aultvmlo.html . diakses Oktober 2018.

Helilintar, Risa dkk.2016. Penerapan Metode SAW dan Fuzzy Dalam Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa. Citec jurnal.3(2):89-101.

Kusumadewi, Sri dan Hari Purnomo. 2010. “Aplikasi Logika Fuzzy Untuk

Pendukung Keputusan”. Graha

Ilmu: Yogyakarta.

Pratiwi, Heny.2016. Buku Ajar Sistem Pendukung Keputusan. Deepublish: Yogyakarta.

Putra, Apriansyah dan Dinna Yunika Hardiyanti. 2011. Penentuan Penerima Beasiswa Dengan Menggunakan Fuzzy Multiple Atribute Decission Making. Jurnal sistem informasi (JSI). 3(01):286-293.

Rainer, dedi.2017. Pengertian Beasiswa, Tujuan, Syarat, Manfaat, Jenis, ContohTerlengkap.https://www.stu dinews.co.id/2017/10/pengertian- beasiswa-tujuan-syarat-manfaat-jenis-contoh.html. diakses oktober 2018.

Taufiq Subagio, Ridho dkk.2017.

Gambar

Gambar 2 Fase proses pengambilan keputusan
Gambar 3 Skema sistem pendukung keputusan
Tabel 4 jumlah tanggungan orang tua
Tabel 10 nilai kriteria

Referensi

Dokumen terkait

Pada sektor pertanian, kontribusi pendapatan yang bersumber dari tanaman perkebunan lebih besar yaitu 15,62 persen, hal ini disebabkan karena tanaman perkebunan

Hal yang sama juga terjadi pada lava yang termuda dari Gunungapi Ruang yang menjadi semakin basa dan komposisi Na2O + K2O yang berbeda dengan lava tertua dan

Untuk memahami proses pemisahan dengan membran, akan ditentukan karakteristik membran yang hubungannya dengan sifat dan struktur membran seperti kandungan air, ukuran pori,

Dari hasil analisa GC-MS, terlihat bahwa dengan adanya penambahan katalis akan mengurangi jumlah senyawa yang dihasilkan dimana tanpa katalis jumlah senyawa yang

Ketika dilakukan pencampuran ekstrak daun jambu biji dan tapioka, hasil uji FTIR menunjukkan bahwa terdapat beberapa ikatan kimia pada tanin dan polisakarida yang

Selain sumber dana yang menjadi permasalahan BUMDes Cokrokembang yaitu permasalahan sumber daya manusia yang mengelola, masih banyak pengurus BUMDes yang merangkap menjadi

ju ren~ menim- bulkem bobDh psikis tertentu bogi mereke, k3reno selDin terjedi nya kadenE-kadsne proses pombeboGDn tenah yang kureng berkensn dihati maroks, ju~

Penolakan TNI diberikan hak pilihnya bukan karena faktor tidak suka terhadap institusi TNI, akan tetapi dikarenakan trauma pada masa lalu di mana TNI terlibat secara