• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri)"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK

(Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri)

SKRIPSI

Oleh :

BUDHI HANGGONO K4406013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK

(Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri)

Oleh :

BUDHI HANGGONO K4406013

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Budhi Hanggono, K4406013 EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (STUDI PERUBAHAN SOSIAL DAN EKONOMI DESA DLEPIH

KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI). Skripsi,

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Oktober 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) deskripsi wilayah Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, (2) latar belakang munculnya kerajinan batu akik di Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, (3) perkembangan kerajinan batu akik di Desa Dlepih, (4) pengaruh perkembangan kerajinan batu akik terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Dlepih.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus terpancang tunggal. Sampel diambil dengan pendekatan yang bersifat purposive sampling dengan cara pemilihan informan yang dianggap layak dan sangat mengetahui tentang data-data yang dibutuhkan. Sumber data yang dipergunakan diantaranya adalah: informan, tempat dan peristiwa, serta sumber tertulis. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara, observasi dan analisis dokumen. Teknis analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Budhi Hanggono, K4406013 EXISTENCE CRAFT AGATE (SOCIAL CHANGE AND ECONOMIC STUDY DLEPIH VILLAGE SUB DISTRICT

TIRTOMOYO WONOGIRI). Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training

and Education, Sebelas Maret University, October 2011. This study aims to determine: (1) a description of the Village District DlepihTirtomoyoWonogiri, (2) the background of the emergence of craft agate in the Village District DlepihTirtomoyoWonogiri, (3) the development of handicrafts in the village Dlepih agate, (4) the influence agate handicrafts development of social and economic life Dlepih Village community.

This research uses descriptive method with qualitative case study research strategy of single spikes. Samples were taken with a purposive sampling approach is the selection of informants in a way that is considered feasible and very aware of the required data. Source data used are: informers, places and events, as well as written sources. Data collection technique is to interview techniques, observation and document analysis. Technical analysis of the data used is a model of interactive analysis through three stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Kedalaman dan Keindahan sebuah Karya Cipta tidak terlepas dari Kebersihan jiwa dan Pikiran manusia itu sendiri”

(Emha Ainun Nadjib)

”Sesungguhnya Allah SWT tidak akan pernah merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau berusaha merubah keadaanya yang ada pada diri mereka

sendiri”.

(Q. S. Ar Ra’ad ayat 11)

”Mencintai sebuah pekerjaan akan membuat hasil yang sempurna ”

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini dipersembahkan kepada:

? Bapak dan Ibu tercinta.

? Kakak-kakakku dan ponakan-ponakanku tersayang.

? Ina Priati, terima kasih atas semangatnya.

? Teman-teman Rekishi (Bryan, Mukhlis, Toriq)

? Teman-teman Sejarah 2006,kakak-kakak dan adek-adek tingkat Sejarah

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesabaran, ketabahan, dan kekuatan sehingga terselesaikannya penyusunan sekripsi ini untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Herimanto, M.Pd, M.Si selaku pembimbing akademis yang telah memberikan bimbingan akademis kepada penulis selama studi di Program Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Saiful Bachri, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini. 6. Drs. Leo Agung S, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu yang senantiasa mendoakan penulis dan setiap butir tetes air

mata dan keringatnya yang terurai untuk memberikan semangat hidup.

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Tiada kebenaran sempurna yang datangnya dari manusia. Oleh karena itu, penulis menyadari sepenuhnya dengan kerendahan hati, skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran merupakan jalan untuk mencari kesempurnaan.

Semoga hasil karya ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Oktober 2011

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN ABSRACT ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Masalah ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Seni Kerajinan ... 7

a) Seni ... 7

b) Kerajinan ... 10

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

3. Perubahan Sosial ... 19

4. Perilaku Ekonomi ... 24

B. Kerangka Pemikiran ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Tempat dan Waktu ... 29

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 30

C. Sumber Data ... 32

D. Teknik Sampling ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Validitas Data ... 39

G. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 42

A. Deskripsi Wilayah Desa Dlepih ... 42

B. Awal Mula Munculnya Kerajinan Batu Akik ... 48

C. Perkembangan Kerajinan Batu Akik ... 51

D. Proses Produksi dan Pemasaran Kerajinan Batu Akik di Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri ... 55

1. Alat-alat dan Bahan Produksi... 55

2. Proses Produksi Kerajinan Batu Akik ... 59

3. Pemasaran Hasil Kerajinan Batu Akik ... 60

E. Pengaruh Kerajinan Batu Akik Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri ... 63

1. Pengaruh Sosial ... 64

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Implikasi ... 70

1. Implikasi Teoritis ... 70

2. Implikasi Metodologis ... 70

3. Implikasi Praktis ... 70

C. Saran-saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Tabel Jadwal penelitian ……… 29

Tabel 2. Tabel jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin ……… 43

Tabel 3. Tabel jumlah penduduk menurut agama ………. 44

Tabel 4. Tabel jumlah penduduk menurut mata pencaharian ……… 46

Tabel 5. Tabel jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan ………. 47

Tabel 6. Tabel tahap perkembangan kerajinan batu akik ………... 54

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Gambar kerangka berpikir ………... 28

Gambar 2. Gambar Analisis Data Interaktif ..……… 41

Gambar 3. Contoh alat pemotong ……….. 55

Gambar 4. Contoh alat gerenda ……….. 56

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Photo Contoh Bebatuan ... 74

Lampiran 2. Photo Dokumentasi Penelitian ... 81

Lampiran 3. Daftar Responden ... 82

Lampiran 4. Contoh Pertanyaan Wawancara Dengan Pengrajin ……….. 84

Lampiran 5. Contoh Pertanyaan Wawancara Dengan Perangkat Desa ……… 86

Lampiran 6. Jurnal 1: Jewellery Industry Guide ………..…. 87

Lampiran 7. Jurnal 2: United Stated Agency For International Development Afghanistan Small And Medium Enterprise Development Project Assessement Of Afghanistan Gemstone Industry ………. 88

Lampiran 8. Peta Sosial Desa Dlepih ………... 89

Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Observasi ………….…. 90

Lampiran 10. Surat Ijin Penyusunan Skripsi ……….……. 91

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah telah mencatat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang sejak

masa lampau telah mempunyai kebudayaan yang bernilai tinggi. Bagi bangsa

Indonesia kebudayaan terwujud dalam keanekaragaman kreasi manusia, sehingga

kegiatan budaya ini tidak saja mampu menjadi identitas etnis dari masing- masing

suku bangsa, akan tetapi lebih merupakan wahana dari corak dan tradisi masyarakat

umumnya, yang mengungkapkan daya, rasa, cipta, dan karsa.

Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kaitan satu sama lain. Demikian

juga dengan kebudayaan. Asal usul suatu bangsa sebagai nenek moyang memberikan

ciri suatu bangsa. Dari perkembangan sejarah dengan melalui kurun waktu yang

panjang dengan pengalaman yang berbeda-beda, maka disetiap daerah berkembang

variasi- variasi tertentu sehingga merupakan kekhasan yang baru, yang tidak sama

dengan daerah lain.

Indonesia dengan 13.000 pulaunya mengalami proses yang serupa itu pula.

Bhineka Tunggal Ika mencakup semua aspek, termasuk budaya. Kekayaan budaya

Indonesia karena banyaknya tempat dan pengalaman berbeda, merupakan

kebanggaan tersendiri yang selayaknya patut didokumentir, dipelihara dan

dikembangkan.(Sulaima n BA;1980/1981:1)

Kebudayaan itu sendiri memiliki unsur-unsur pokok yang dapat menunjang

perkembangannya. Salah satu unsurnya adalah kesenian yang merupakan bagian tak

terpisahkan dari kebudayaan bangsa. Kesenian harus ditumbuhkembangkan sebagai

ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lainnya. Seni

berfungsi juga sebagai cermin masyarakat bangsa Indonesia yaitu sebagai suatu

bentuk ekspresi yang mengandung nilai-nilai dan pola perilaku masyarakat untuk

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Seni berfungsi pula sebagai cermin masyarakat bangsa Indonesia yaitu

sebagai suatu bentuk ekspresi yang mengandung nilai- nilai dari perilaku masyarakat

untuk menopang identitas dan solidaritas kelompok masyarakat. Kesenian sebagai

salah satu unsur kebudayaan merupakan perintis dari perkembangan manusia baik

secara sosial maupun individual.

Salah satu hasil kesenian adalah seni kerajinan. Seni kerajinan hampir tersebar

luas di berbagai daerah di Indonesia dan memberi arti serta isi pada kebudayaan

nasional khas Indonesia serta dapat pula untuk dibanggakan. Dimana seni kerajinan

ini termasuk kedalam industri rumah tangga atau industri kecil.

Industri skala kecil di Indonesia merupakan bahan yang terus menerus dibahas

dan merupakan pokok perhatian pemerintah, karena keberadaannya mempunyai arti

penting baik secara ekonomi maupun politik. Pembangunan industri kecil dan

menengah termasuk industri kerajinan serta industri rumah tangga, perlu didorong

dan dibina menjadi usaha yang semakin berkembang dan efisien sehingga mampu

mandiri dan dapat menambah pendapatan masyarakat. Menurut Frans Hadi Hartanto

dan Filino Harahap, industri diartikan sebagai bentuk kegiatan manusia yang

meningkatkan nilai guna dari bahan atau barang dengan menggerakkan teknologi,

ketrampilan, modal, sumber-sumber kekayaan alam, perkakas dan mesin.

Usaha kerajinan bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan sehari- hari oleh

masyarakat pendukungnya. Selain itu berkembang pula jenis-jenis usaha kerajinan

yang mengandung nilai estetik atau nilai seni untuk memenuhi kebutuhan golongan

masyarakat atas. Usaha kerajinan yang menghasilkan karya yang bernilai seni ini

ternyata mampu menghantarkan suatu daerah memiliki popularitas yang cukup tinggi

dan memberi ciri kha s terhadap daerah tersebut melalui penampilan karya

masyarakat daerah itu.

Sasaran penting dalam pengembangan industri kecil dan menengah disamping

meningkatkan mutu kemampuan dan daya saing adalah bertambahnya jumlah industri

rumah tangga yang dapat memasuki golongan industri kecil, meningkatnya jumlah

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tersebut juga dicapai dengan meningkatnya skala penjualan dan tumbuhnya

wirausaha baru industri kecil dan menengah di daerah-daerah.

Tanpa mengabaikan kelebihan dan kelemahannya, industri kecil sampai saat

ini masih menjadi aset utama dalam sektor perindustrian di Jawa Tengah. Alasan

yang melandasi pentingnya berbagai usaha pengembangan industri kecil adalah

potensi alamiahnya yang besar dalam memberi andil bagi pelaksanaan masalah

kesempatan kerja masyarakat.

Seni kerajinan telah dikenal oleh lapisan masyarakat baik masyarakat

pedesaan maupun masyarakat perkotaan. Salah satunya adalah di Desa Dlepih,

Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri yang terkenal dengan keindahan alam

Kahyangannya yang kemudian dijadikan sebagai tempat wisata alam dan wisata

religi. Desa ini terdapat beberapa masyarakatnya yang menekuni profesi sebagai

pengrajin batu akik. Dengan ketrampilan dan keprigelan tangan-tangan pengrajin,

maka dari materi batu yang banyak terdapat di sekitar lokasi daerah wisata

Kahyangan, para pengrajin memanfaatkan sumber daya alam yang tersimpan

didalamnya dan menciptakan suatu produk seni kerajinan yang berkualitas tinggi dan

memp unyai nilai seni walaupun dengan desain yang sangat sederhana.

Secara geografis daerah pemukiman pengrajin sangat setrategis untuk usaha

tersebut, selain banyak terdapat batu sebagai bahan utama pembuatan kerajinan batu

akik juga terletak di obyek wisata Kahyangan. Keindahan alam Kahyangan dan

sungai Kahyangan yang selalu mengalir seakan membawa berkah tersendiri bagi

sebagian masyarakat Desa Dlepih. Para pengrajin batu akik tersebut memanfaatkan

alam Kahyangan yang berupa batu untuk dijadikan sebagai kerajinan pembuatan batu

akik.

Berbagai bentuk dan corak bahkan ukuran batu akik dibuat oleh pengrajin

untuk menarik minat para pembeli yang sedang berkunjung ke obyek wisata

Kahyangan ini. Pembeli juga dapat memesan batu akik tersebut sesuai dengan

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

saat tanggal 1 Muhharam atau yang sering disebut tanggal 1 Sura, karena pada

tanggal tersebut banyak wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Kahyangan.

Kahyangan, yang merupakan salah satu obyek wisata religi dan juga wisata

alam yang terdapat di Kabupaten Wonogiri sangatlah menarik untuk dikunjungi, baik

sebagai sarana rekreasi maupun sebagai media pendakatan diri pada alam semesta

dan juga kepada sang pencipta. Keasrian alam Kahyangan dapat memberikan

kesejukan pada pngunjung yang akan melakukan meditasi, menyatu dengan

kekuasaan Illahi, agar terkabul permohonannya. Karena, konon ceritanya Kahyangan

merupakan tempat bertapa Panembahan Senapati, salah satu leluhur Kerajaan

Mataram. Bahkan, menurut kepercayaan masyarakat, air di lokasi tersebut membawa

berkah dan menjadi sumber kecantikan atau awet muda saat dibasuhkan ke muka.

Bulan Suro atau pergantian tahun Jawa, menurut sebagian besar masyarakat

Jawa merupakan bulan yang sakral. Obyek wisata Kahyangan sangat ramai di malam

menjelang pergantian tahun Jawa (bulan Suro). Banyak pendatang dari luar daerah

Kabupaten Wonogiri yang berkunjung ke Kahyangan untuk memperingati malam 1

Suro sekalian melakukan tirakatan, dan setiap Bulan Sura digelar wayang kulit

semalam suntuk yang sebelumnya diadakan upacara Sedekah Bumi.

Bertitik dari latar belakang permasalahan tersebut, maka kajian tentang

kerajinan batu akik di Kahyangan perlu dilakukan, diangkat dalam sebuah judul

“Perkembangan Kerajinan Batu Akik (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri)”

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka dapat diambil suatu perumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang munculnya kerajinan batu akik di Desa Dlepih,

Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri?

2. Bagaimana perkembangan kerajinan batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Bagaimana pengaruh perkembangan kerajinan batu akik terhadap

kehidupan sosial ekonomi mas yarakat di Desa Dlepih, Kecamatan

Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri?

C. Tujuan Masalah

Dengan perumusan masalah diatas maka dapat diperoleh suatu tujuan

penulisan ini sebagai berikut:

1. Mengetahui latar belakang munculnya kerajinan batu akik di Desa Dlepih,

Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

2. Mengetahui perkembangan kerajinan batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan

Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

3. Mengetahui pengruh perkembangan kerajinan batu akik terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Dlepih, Kecamatan

Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya tentang munculnya kerajinan batu akik.

b. Memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan dan pelestarian seni

kerajinan.

c. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kerajinan batu akik di Desa

Kahyangan.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat bermanfaat bagi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret pada umumnya dan Program Sejarah pada

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Diharapkan dapat dipakai sebagai bahan masukan dan tambahan informasi

bagi pengrajin untuk masa yang akan datang agar dapat memberikan nilai

tambah bagi produksi.

c. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana pendidikan Program

Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LADASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Seni Kerajinan

a. Seni

Kesenian merupakan unsur pengikat yang mempersatukan pedoman-pedoman bertindak yang berbeda menjadi suatu desain yang utuh, menyeluruh, dan operasional, serta dapat diterima sebagai sesuatu yang bernilai. Dalam Ensiklopedi Indonesia dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan kesenian adalah meliputi penciptaan segala macam hal atau benda yang karena keindahan bentuknya orang akan senang melihat atau mendengarnya. Sedangkan Everyman Encyclopedia dalam Sudarmaji (1979:6) menyatakan apa yang dimaksud dengan

kesenian adalah segala sesuatu yang dilakukan orang bukan karena kebutuhan pokok, melainkan semata- mata karena kemewahan, kenikmatan atau kebutuhan spiritual (Nooryan Bahari, 2008:49).

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

The Liang Gie (1976: 85) menyajikan beberapa kutipan mengenai pengertian seni. Pertama; seni, dalam arti yang paling mendasar, adalah suatu kemahiran atau kemampuan. Kedua; seni adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar dan melalui perantaraan tanda-tanda lahiriah tertentu, menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayati kepada orang lain, sehingga mereka juga merasakan apa yang telah dirasakan oleh pencipta karya. Ketiga; seni adalah suatu kegiatan manusia dalam menjelajahi dan menciptakan realita baru berdasarkan penglihatan yang irasional, sembari menyajikan realita itu secara simbolis atau kiasan seperti kebulatan dunia kecil yang mencerminkan sebuah kebulatan dunia yang besar (Erich Kahler). Lebih lanjut dinyatakan, bahwa seni adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk mengubah bahan-bahan alamiah menjadi sesuatu yang berguna atau indah (Nooryan Ba hari, 2008:66-67).

Merriam Webster’s Collegiate Dictionary dalam Nooryan Bahari (2008: 68) disebutkan, pengertian seni adalah “skill acquired by experience, study, or observation 2the art of making friends3”, yang berarti keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman, pendidikan, penelitian, dan pertemanan.

Berdasarkan uraian di atas, pengertian seni adalah suatu keterampilan yang diperoleh dari pengalaman, belajar, atau pengamatan-pengamatan. Pengertian lainnya, seni merupakan bagian dari pelajaran, salah satu ilmu sastra, dan pengertian jamaknya adalah pengetahuan budaya, pelajaran, ilmu pengetahuan serta suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan atau keterampilan. Secara garis besar, kesenian dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, seni sastra, seni drama, seni kerajinan, dan lain- lain.

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Dharsono (2004:31), keberadaan seni secara teoritis mempunyai tiga macam fungsi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Personal

Sebagai instrumen ekspresi personal, seni semata- mata tidak dibatasi untuk dirinya sendiri. Maksudnya, ia tidak secara eksklusif dikerjakan berdasarkan emosi pribadi, namun bertolak pada pandangan personal menuju persoalan-persoalan umum dimana seniman itu hidup, yang nantinya akan diterjemahkan seniman lewat lambing simbol yang terjadi pola umum pula.

2. Fungsi Sosial

Merupakan kecenderungan atau usaha untuk mempengaruhi tingkah laku terhadap kelompok manusia. Ia diciptakan berdasarkan atas dasar penggunaan pada situasi umum serta menggambarkan aspek kelompok sebagai wujud adanya perbadaan pengalaman personal.

3. Fungsi Fisik

Kreasi yang secara fisik dapat digunakan untuk kebutuhan praktis sehari- hari. Karya seni yang ia buat benar-benar merupakan kesenian yang berorientasi pada kebutuhan fisik selain keindahan barang itu sendiri.

Lebih lanjut Suwaji Bastomi (1992: 13-14), menyatakan bahwa seni memiliki ciri-ciri khusus yang menjadi sifat dasar seni, yaitu:

1. Sifat kreatif, kreasi adalah suatu yang baru, yang berupa ide (gagasan), ungkap (garap) atau bahkan kedua-duanya sehingga menghasilkan wujud baru.

2. Sifat emosional, hasil seni merupakan ungkapan kehidupan emosional seseorang. Seseorang dikatakan kreatif jika hasil karyanya berdasarkan kebenaran estetis.

3. Sifat individual, hasil seni pastilah diciptakan seseorang, dan tidak diciptakan oleh orang banyak.

4. Sifat abadi, seni tidak akan musnah oleh ruang dan waktu.

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Kerajinan

1) Latar Belakang Kerajinan

Pada dasarnya ketika untuk pertama kalinya manusia ingin memenuhi kebutuhan hidup yang mendesak, maka timbulah tanda-tanda perubahan yang dapat digolongkan dalam kegiatan seni kerajinan. Kebutuhan untuk melindungi diri dari gangguan alam, dari gangguan binatang buas, dan kebutuhan untuk makan, adalah kebutuhan pokok manusia untuk melestarikan hidupnya. Sejak saat itu manusia mulai berusaha untuk berteduh, membuat pakaian, membuat peralatan untuk mengumpulkan makanan, berburu dan untuk membela diri.

Seni kerajinan muncul hampir bersamaan dengan awal kehidupan manusia di bumi ini. Kemunculan itu berkaitan erat dengan tingkat kebutuhan hidup manusia dalam rangka mempertahankan hidup. Menurut sejarah kesenian bahwa kerajinan telah ada sejak nenek moyang yang berkembang sampai sekarang di berbagai daerah. Kerajinan tersebut merupakan karya tradisio nal dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga di Indonesia banyak ditemui hasil kerajinan dan kerajinan tersebut selalu memberikan ciri khas daerah dimana seni kerajinan tersebut berada. Kerajinan suatu daerah akan berbeda dengan seni kerajinan daerah lain. Walaupun ada yang sama, tetapi pasti ada perbedaan diantaranya dalam hal mutu, motif ataupun bentuk, sehingga dengan melihat dari hasil karya kerajinan tersebut orang akan tahu darimana produk kerajinan tersebut berasal (Soepratno, 1985: 52).

Pada mulanya kerajinan adalah sebagai usaha yang menghasilkan benda-benda kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Usaha ini bersifat sampingan diluar mata pencaharian pokok masyarakat pedesaan yaitu bertani. Peralatan yang digunakan masih sangat sederhana, belum mengutamakan kualitas dan jumlah produksi.

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Oleh karena itu jelaslah sudah bahwa seni kerajinan ada sejak jaman dulu, dimana kemunculannya berkaitan erat dengan tuntutan kebutuhan hidup manusia sehari- hari, baik jasmani maupun rohani.

2) Pengertian Kerajinan

Secara umum kerajinan menurut arti harfiahnya adalah lahir dari sifat rajin manusia. Rajin dalam arti bukan lawan sikap malas tetapi dari sikap terampil atau keprigelan tangan. Keterampilan ini didapat dari pengalaman dan ketekunan bekerja yang dapat meningkatkan cara atau teknik penggarapan serta memperdalam hasil kualitas seseorang yang akhirnya timbul suatu keahlian, bahkan kemahiran dalam suatu profesi tertentu (Kusnadi, 1983:11).

Istilah kerajinan sudah sering didengar baik melalui media cetak, elektronik maupun dalam pembicaraan sehari-hari dalam masyarakat. “kerajinan adalah usaha produktif di sektor non pertanian, baik merupakan mata pencaharian utama maupun sampingan, karena itu kegiatan ekonomi maka usaha kerajinan ini dikatagorikan ke dalam usaha kerajinan yang masih pada tingkat industri rumah tangga dan industri kecil” (Soeri Soeroto, 1983:20).

Dewan Kerajinan Indonesia dalam Lincolyn Arsyad (1993:313), kerajinan adalah termasuk segi kebudayaan dan usaha yang dapat dikembangkan dengan industri rumah tangga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta memelihara kelestarian dan seni budaya bangsa.

Berdasarkan definisi dan batasan-batasan yang dijelaskan, maka akan semakin jelas bahwa usaha kerajinan tangan yang menjadi obyek penelitian ini termasuk ke dalam kelompok industri kecil, karena usaha ini dilakukan dengan rajin, teliti, disertai dengan kreatifitas yang tinggi.

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Dari uraian tersebut diatas maka dapat diambil suatu pengertian bahwa kerajinan itu adalah merupakan hasil dari sifat terampil dan keprigelan tangan seseorang yang diperoleh dari pengalaman dan ketekunan bekerja. Yang hasilnya berupa barang-barang yang memiliki estetis dan daya guna, yang tentunya tidak luput dari peralatan-peralatan yang sederhana pula.

Kusnadi (1983: 11) berpendapat bahwa:

Seni kerajinan menurut harfiahnya dilahirkan dari sifat rajin manusia, namun harus kita sadari bahwa titik berat dari penghasilan perbuatan seni kerajinan bukanlah dikarenakan sifat rajin itu, tetapi lahir dari sifat terampil atau keprigelan tangan kita. Ketrampilan ini didapat dari pengamatan dengan tekun sehingga dapat meningkatkan cara penggarapan serta memperdalam kualitas kerja bahkan kemahiran dalam suatu profesi tertentu.

Sedangkan didalam Ensiklopedia Indonesia pengertian seni kerajinan dijelaskan adalah sejenis kesenian yang menghasilkan berbagai barang perabotan, barang-barang hiasan atau barang-barang anggun yang masing- masing bermutu kesenian.

Berdasarkan pengertian seni kerajinan diatas yang dimaksud dengan seni kerajinan adalah merupakan hal atau sifat rapi (bahasa jawa: rajin) yang berkaitan dengan industri kecil atau industri rumah tangga.

2. Industri Kecil

Industri pada hakekatnya adalah pembangunan suatu sistem yang mempunyai daya hidup dan mampu berkembang secara mandiri serta mengakar pada struktur ekonomi dan struktur masyarakat. Oleh karena itu sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia menjadikan industrialisasi sebagai pilihan dalam model pembangunan untuk mencapai kemajuan.

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

semakin meyakinkan akan perlunya subsektor ini untuk dikembangkan dan dibantu oleh iklim yang menunjang. Lebih lanjut dinyatakan bahwa, dalam arti strategis, proposisi yang mendukung pentingnya usaha pengembangan industri kecil yang bersangkutan itu adalah: fleksibilitas dan adaptabilitasnya di dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan; relevansinya dengan proses desentralisasi kegiatan ekonomi bagi menunjang terciptanya integrasi kegiatan pada sektor-sektor ekonomi yang lain; potensinya terhadap perluasan dan penciptaan kesempatan kerja; serta, dalam jangka panjang, peranannya sebagai basis untuk mencapai suatu kemandirian pembangunan ekonomi karena kegiatan industri kecil hampir seluruhnya dilakukan oleh pengusaha dalam negeri dan proses produksinya cenderung dilakukan dengan kandungan impor yang rendah.

Sejak awal dasawarsa tujuhpuluhan secara tajam mulai dasadari, bahwa meskipun mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun kebanyakan negara berkembang belum berhasil menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi angkatan kerja pada umumnya, baik ditinjau dari segi tingkat pendapatan, ataupun dari kesesuaian pekerjaan terhadap keahlian. Bertolak dari kenyataan inilah maka eksistensi industri kecil, telah mengambil tempat penting dalam masalah kesempatan kerja dan ketenagakerjaan di negara- negara berkembang (Azhari, 1986:1).

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

industri tenun yang lebih modern. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga pada umumnya tumbuh di sekitar pabrik-pabrik besar, serta atas dasar kontrak berperan sebagai supplier bagi pabrik-pabrik besar. Definisi industri kecil antara satu negara dengan negara lain berbeda, di Singapura industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan antara 10 sampai 99 orang tenaga kerja, di Malaysia dan Muangthai industri kecil didefinisikan sebagai unit industri yang mempekerjakan tidak lebih dari 50 orang tenaga kerja, sementara di Indonesia dan Filipina industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan antar 5 sampai 19 orang tenaga kerja. Industri kecil tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perekonomian suatu Negara (Azhari, 1986:3-4).

Menurut Lincolyn Arsyad (1992: 306) untuk mengetahui macam- macam industri ini bisa dilihat dari beberapa sudut pandang. Pertama, pengelompokan industri yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian. Menurut Departeme n Perindustrian, Industri Nasional Indonesia dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

1. Industri dasar yang meliputi kelompok Industri Mesin dan Logam Dasar, dan kelompok Industri Kimia Dasar. Industri Mesin Pertanian, elektronik, besi baja, tembaga, dan lain- lain merupakan kelompok Industri Mesin dan Logam Dasar. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok Industri Kimia Dasar antara lain: industri pupuk, industri pestisida, industri semen dan sebagainya. Dilihat dari misinya industri dasar mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan struktur industri dan bersifat padat modal.

2. Industri kecil yaitu meliputi industri pangan, industri sandang dan kulit, industri kimia dan bahan bangunan, industri galian bukan logam dan logam. Kelompok industri kecil ini mempunyai misi melaksanakan pemerataan. Teknologi yang digunakan yaitu teknologi menengah atau sederhana dan padat karya.

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dan lain- lain. Kelompok ini mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan atau pemerataan, memperluas kesempatan kerja.

Kedua, pengelompokan industri menurut jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) yang dikutip oleh Lincolyn Arsyad (1992: 307), pengelompokan industri dengan cara ini dibedakan menjadi empat, yaitu:

1. Perusahaan/ Industri Besar jika mempekerjakan 100 orang atau lebih. 2. Perusahaan/ Industri Sedang jika mempekerjakan 20 sampai 99 orang. 3. Perusahaan/ Industri kecil jika mempekerjakan 5 sampai 19 orang.

4. Industri/ kerajinan Rumah Tangga jika mempekerjakan kurang dari 5 orang. Istilah industri dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam arti sempit industri merupakan gabungan atau kumpulan perusahaan yang memiliki kesejenisan dalam produksi yang dihasilkan atau bahan baku yang digunakan dan proses produksi yang dilaksanakan. Pengertian luasnya industri merupakan sebagai kumpulan atau gabungan perusahaan yang memproduksi dengan aktivitas permintaan silang yang positif dan tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:330) mengartikan “industri sebagai perusahaan yang membuat atau menghasilkan barang-barang”.

Definisi lain menurut Biro Pusat Statistik seperti yang dikutip T. Kian Wie yang diterjemahkan oleh Mari Pangestu (1987: 111) mengelompokan industri kecil sebagai berikut:

1. Industri kecil modern, yang memiliki ciri-ciri: a) Menggunakan teknologi proses madya. b) Skala produksi yang terbatas.

c) Tergantung pada dukungan litbang dan industri besar.

d) Dilibatkan dengan sistem pemasaran produksi industri besar dan menengah dengan sistem pemasaran domestik dan ekspor.

e) Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan lainnya. 2. Industri kecil tradisional, yang memiliki ciri-ciri:

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b) Ada bantuan dari Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang disediakan oleh Deperindus sebagai bagian dari program bantuan teknisnya kepada industri kecil.

c) Mesin yang digunakan dan alat perlengkapan modal lainnya relatif sederhana.

d) Lokasi di pedesaan.

e) Akses untuk menjangkau pasar di luar lingkungan yang berdekatan terbatas.

3. Industri kerajinan kecil, yang memiliki ciri-ciri:

Menggunakan teknologi proses madya atau justru teknologi proses maju. Berdasarkan SK Menteri Perindustria n Nomor:133/ M/ SK/8/1976, industri kecil terbagi menjadi empat kelompok, yaitu:

1)Industri kecil yang punya kaitan erat dengan industri menengah dan besar. a) Industri kecil yang menghasilkan barang yang diperlukan oleh industri

menengah dan besar.

b) Industri kecil yang membutuhkan produk-produk dari industri menengah dan besar.

c) Industri kecil yang perlu bahan-bahan limbah dari industri menengah dan besar.

2)Industri kecil yang berdiri sendiri, yaitu industri kecil yang langsung menghasilkan barang untuk konsumen (industri jenis ini tidak memiliki ikatan dengan industri lain).

3)Industri kecil yang menghasilkan barang-barang seni.

4)Industri kecil yang memiliki pasaran lokal dan bersifat pedesaan.

Menurut Irsan Azhary (1986:5), industri kecil juga memberi manfaat sosial (social benefits) yang sangat berarti bagi perekonomian. Manfaat tersebut antara lain:

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilitas tabungan domestik, dimungkinkan bahwa industri kecil cenderung memperoleh modal dari tabungan si pengusaha sendiri, atau dari keluarga dan kerabatnya. 3. Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar

dan sedang, karena menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana. Selain memberikan manfaat sosial, industri kecil juga mempunyai permasalahan pokok yang dihadapi, diantaranya adalah:

1. Iklim diskriminatif yang bersumber dari sikap dan tindakan pemerintah. 2. Relatif terbatasnya akses untuk memperoleh kredit dari bank komersil.

3. Berapa premis yang secara asasi merupakan kendala tersendiri bagi perkembangan industri kecil.

Seperti diketahui, usaha kecil dalam perkembangan usahanya sering kali menghadapi kendala, baik kendala internal maupun kendala eksternal. Kendala internal terutama berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia. Karena keterbatasan sumber daya tersebut maka mereka kurang mampu memanfaatkan peluang yang ada, baik akses pasar, akses terhadap sumber pembiayaan dan akses terhadap teknologi. Sedangkan kendala eksternal berkaitan dengan iklim usaha yang kurang kondusif terhadap perkembangan usaha kecil. Selama ini terkesan berbagai kebijaksanaan lebih berpihak kepada sektor usaha besar, sehingga berbagai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah sebagian besar dinikmati oleh usaha besar.

Kontribusi usaha kecil dalam perekonomian secara makro cukup berarti. Sumbangan tersebut terutama dari segi penyerapan tenaga kerja. Disamping itu, mereka juga memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non-migas meskipun nilainya relative kecil (R.Maryatmo, 1996:3-4).

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kerja. Selain itu juga dapat dikembangkan menjadi produk pariwisata yang potensial, terutama industri kecil usaha kerajinan.

Azhari (1986:10-11), berdasarkan dari sensus industri 1974/1975 diperoleh gambaran bahwa jumlah industri kecil dan kerajinan rumah tangga mendekati 1,3 unit dengan lebih dari 4,2 juta orang tenaga kerja. Sementara data-data terakhir menunjukkan bahwa industri kecil dan kerajinan rumah tangga telah berkembang menjadi 1.518.668 unit usaha, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 14.549.552 orang. Kenyataan ini memberikan gambaran bahwa industri kecil dan kerajinan rumah tangga pada hakekatnya masih bertahan dalam struktur perekonomian Indonesia, bahkan dari waktu ke waktu senantiasa menunjukkan tingkat perkembangan yang mengesankan. Tampaknya terdapat beberapa alasan kuat yang mendasari resistensi dari keberadaan industri kecil dan kerajinan rumah tangga dalam perekonomian Indonesia, diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagian besar populasi industri kecil dan kerajinan rumah tangga berlokasi di daerah pedesaan, sehingga tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan garapan pertanian yang relatif berkurang, industri kecil merupakan jalan keluar.

2. Beberapa jenis kegiatan industri kecil dan kerajinan rumah tangga banyak menggunakan bahan baku dari sumber-sumber di lingkungan terdekat. 3. Harga jual yang relatif murah serta tingkat pendapatan kelompok “bawah”

yang rendah sesungguhnya merupakan sesuatu “kondisi berjawab” tersendiri yang memberi peluang bagi industri kecil dan kerajinan rumah tangga untuk tetap bertahan.

4. Tetap adanya permintaan terhadap beberapa jenis komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal.

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dengan demikian sifat industri kecil yang mampu menyerap tenaga kerja, memiliki peranan yang strategi dalam peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta mampu mengatasi kemiskinan itu memperoleh perhatian dari pemerintah untuk dibina dan dikembangkan agar menjadi salah satu pendukung sektor ekonomi.

Biasanya usaha kecil atau industri kecil mempunyai strategi sendiri, yaitu dengan membuat produk yang khusus, unik, dan spesial agar tidak bersaing dengan industri besar. Karena usahanya yang kecil, industri kecil umumnya mempunyai daerah pemasaran yang tidak terlalu jauh sehingga tabiet konsumennya dapat dipahami benar. Komunikasi dengan konsumen berjalan cepat dan seringkali berlangsung kepada pemilik. Hal ini menyebabkan industri kecil dengan permodalan yang tidak besar itu bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi- inovasi. Industri kecil umumnya hanya dikelola sendiri oleh pemiliknya yang kadang kala dibantu anggota keluarga. Mungkin dibantu pula oleh beberapa tangan pembantu, tetapi tidak jelas apa statusnya, apa tugasnya, sampai dimana wewenang dan tanggung jawabnya (Singgih, 1999:1-4).

Berdasarkan uraian diatas, industri kerajinan batu akik yang berada di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri ini termasuk kedalam industri kecil atau industri rumah tangga.

3. Perubahan Sosial

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kehidupan masyarakat industrial sudah terasa dalam denyut jantung kehidupan masyarakat, walaupun corak kehidupan agraris tradisional tidak lenyap sama sekali (W. F. Wertheim, 1999:2-3).

Soekanto (1982:308), ahli lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti misalnya perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat periodik dan non periodik. Pendapat-pendapat tersebut pada umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran kejadian-kejadian. Pitirim A. Sorokin dalam Soerjono Soekanto (1982:263) berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan adanya suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan sosial tidak akan berhasil baik. Akan tetapi, perubahan-perubahan tetap ada dan yang paling penting adalah lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat diperoleh suatu generalisasi. Sedangkan Kingsley Davis dalam buku yang sama mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.

2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Karena lembaga- lembaga tadi sifatnya interdependen, maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu saja.

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.

Soerjono Soekanto (1982:333), di dalam masyarakat di mana terjadi suatu proses perubahan, terdapat faktor- faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kontak dengan kebudayaan lain.

Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah proses penyebaran unsur- unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses tersebut, manusia mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat luas sampai umat manusia di dunia dapat menikmati kegunaannya.

2. Sistem pendidikan formal yang maju.

Pendidikan mengajarkan aneka macam kemampuan kepada individu. Pendidikan memberikan nilai- nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berpikir secara obyektif, yang akan memberikan kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan zajam atau tidak.

3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju. Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, masyarakat merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Hadiah Nobel, misalnya, merupakan pendorong untuk menciptakan hasil- hasil karya yang baru. Di Indonesia juga dikenal sistem penghargaan tertentu, walaupun masih dalam arti yang sangat terbatas dan belum merata.

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

5. Sistem terbuka lapisan masyarakat (open stratification).

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Dalam keadaan demikian, seseorang mungkin akan mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai status lebih tinggi. Identifikasi terjadi di dalam hubungan superordinasi-subordinasi. Pada golongan yang berkedudukan lebih rendah, acap kali terdapat perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial sendiri. Keadaan tersebut dalam sosiologi disebut status-anxiety. Status-anxiety menyebabkan seseorang berusaha menaikkan kedudukan sosialnya.

6. Penduduk yang heterogen.

Pada masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan ras ideologi yang berbeda dan seterusnya, mudah terjadinya pertentangan-pertentangan yang mengundang kegoncangan-kegoncangan. Keadaan demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat.

7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.

Ketidakpuasan yang berlangsung terlalu lama dalam sebuah masyarakat berkemungkinan besar akan mendatangkan revolusi.

8. Orientasi ke masa depan.

9. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tradisi masih memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan Jawa. Hal yang tampak sebagai unsur baru dan lama ini sering kali ditemukan bersisi-sisian, tidak bergabung menjadi suatu keseluruhan. Kebutuhan sosial masih benar-benar tampak bersisian dengan munculnya kebutuhan ekonomi, dimana semangat modern menyusupi nilai- nilai tradisional (W. F. Wertheim, 1999:8-10).

Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Menurut Gillin dan Gillin dalam Soerjono Soekanto (1990:336) menyatakan bahwa perubahan sosial adalah suatu variabel dari cara-cara hidup yang telah diterima oleh masyarakat, yang disebabkan oleh adanya perubahan kondisi geografis,kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat. Hawley dalam Piotr Sztompka (2004: 3) menyebutkan bahwa perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari sistem sosial sebagai satu kesatuan.

Suatu faktor yang perlu mendapat perhatian adalah hubungan antara industri dengan masyarakat, wadah industri adalah masyarakat, yang menjadi masalah adalah bagaimana proses saling mempengaruhi antara industri dengan masyarakat. Untuk itu, Soerjono Soekanto (1990:32) mengemukakan bahwa perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan masyarakat pada suatu waktu dan membandingkan dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau.

Strasser & Randall dalam Sztompka (2004:3), berbicara tentang perubahan, kita membayangkan sesuatu yang terjadi setelah jangka waktu tertentu, kita berurusan dengan perbedaan keadaan yang diamati antara sebelum dan sesudah jangka waktu tertentu. Untuk dapat menya takan perbedaannya, ciri-ciri awal unit analisis harus diketahui dengan cermat meski terus berubah.

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

sederhana, tidak hanya berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau gabungan hasil keadaan berbagai komponen seperti berikut:

1. Unsur-unsur pokok (misalnya: jumlah dan jenis individu, serta tindakan mereka).

2. Hubungan antar unsure (misalnya: ikatan sosial, loyalitas, ketergantungan, hubungan antar individu, integrasi).

3. Berfungsinya unsur-unsur di dalam sistem (misalnya: peran pekerjaan yang dimainkan oleh individu atau diperlukannya tindakan tertentu untuk melestarikan ketertiban sosial).

4. Pemeliharaan batas (misalnya: criteria untuk menentukan siapa saja yang termasuk anggota sistem, syarat penerimaan individu dalam kelompok, prinsip rekrutmen dalam organisasi, dan sebagainya).

5. Subsistem (misalnya: jumlah dan jenis seksi, segmen, atau divisi khusus yang dapat dibedakan).

6. Lingkungan (misalnya: keadaan alam atau lokasi geopolitik).

4. Perilaku Ekonomi

Aliran klasik muncul pada akhir abad 18 dan permulaan abad 19, yaitu di masa Revolusi Industri, di mana suasana waktu itu merupakan awal dari adanya perkembangan ekonomi. Menurut aliran klasik, pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk (Irawan, 1982: 30).

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

sedangkan konsumen yang menggunakan komoditi tersebut. Komoditi dapat berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain melalui dua cara. Pertama, dijual oleh produsen dan dibeli oleh konsumen di pasar. Kedua, komoditi tersebut sekedar dihadiahkan begitu saja. Bila komoditi dijual dan dibeli, produsen berharap biaya-biaya untuk membuatnya bisa ditutup oleh penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang (Jaka Wasana, 1990: 49).

Pasar mempunyai fungsi sebagai ajang pertemuan antara penjual dan pembeli, antara produsen dan konsumen, dimana harga terbentuk dalam interaksi antara penawaran dan permintaan. Permintaan akan suatu barang tertentu bersumber pada kebutuhan konsumen. Orang mau membeli barang serta bersedia membayar harganya karena barang tersebut berguna untuknya, yaitu dapat memenuhi salah satu kebutuhannya. Selain kebutuhan konsumen, masih banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi apa dan berapa yang mau dibeli oleh masyarakat, antara lain: tingkat pendapatan konsumen, harga barang-barang lain, selera, mode, pengaruh lingkungan fisik dan lingkungan sosial, perkembangan jumlah penduduk, dan lain sebagainya.

Dasar penawaran adalah perilaku produsen. Seorang produsen yang menawarkan suatu barang di pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk menghasilkan barang dibutuhkan kombinasi dari berbagai sumber daya atau faktor produksi. Masukan yang dipakai dalam proses produksi harus dibayar, hal inilah yang merupakan biaya produksi. Hasil produksi jika dijual mendatangkan penerimaan. Maka, seorang produsen yang bertindak ekonomis mempertimbangkan pengorbanan dan hasil dengan memperhitungkan biaya dan penerimaan. Pokok persoalan ekonomi yang dihadapi oleh seorang produsen adalah bagaimana dengan sumber daya yang terbatas dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya (Gilarso, 2003: 13-14).

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Konsumsi adalah titik pangkal dan tujuan akhir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat. Kalau produksi diartikan menciptakan dalam bentuk barang yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, maka konsumsi berarti memakai atau menggunakan barang itu untuk memenuhi suatu kebutuhan. Meskipun jelas betapa penting konsumsi itu, namun dalam teori ekonomi masalah konsumsi lama sekali diabaikan. Asal ada barang yang dihasilkan, tentu akan ada orang yang mau membelimya. Bagi pihak konsumen, harga yang harus dibayar untuk membeli suatu barang merupakan korban atau pengeluaran, tetapi untuk pihak produsen atau penjual merupakan hasil atau penerimaan. Harga yang diterima penjual merupakan balas jasa atas jerih payahnya, dan dengan demikian juga dorongan untuk menghasilkan dan menjual barang (Gilarso, 2003: 89).

B. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran dimaksud untuk mempermudah penelitian dalam alur penalaran yang didasarkan pada tema masalah penelitian, sehingga dapat mengungkap permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini pada dasarnya akan mengungkap masalah kerajinan batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Untuk kejelasan uraian di atas dapat dibuat alur pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Eksistensi Kerajinan Batu Akik. Keterangan:

Seni kerajinan berkaitan erat dengan tingkat kebutuhan hidup manusia dalam rangka mempertahankan hidup. Masyarakat mengekspresikan kreasinya melalui seni kerajinan, dari seni kerajinan tersebut menghasilkan suatu industri kerajinan yang beragam salah satunya adalah industri kerajinan batu akik. Seiring dengan perkembangan jaman maka kerajinan batu akik juga mengalami perkembangan. Perkembangan kerajinan batu akik akan mempengaruhi perubahan dalam masyarakat. Perubahan ekonomi dapat dilihat dari meningkatnya pendapatan keluarga yang akan memberi pengaruh dalam kehidupan sosial di dalam masyarakat Desa Dlepih, sedangkan perubahan sosial yang timbul adalah industri kerajinan ini dapat menyerap tenaga kerja di daerah sekitar dan dapat mengurangi tingkat pengangguran dalam masyarakat Desa Dlepih.

Seni Kerajinan

Industri Kecil Kerajinan

Kerajinan Lainnya Kerajinan Batu Akik

Perkembangan Kerajinan Batu Akik

Sosial Pengaruh Kerajinan

Batu Akik Desa Dlepih

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian sangat menentukan diperolehnya informasi untuk

menyampaikan kebenaran dari suatu penelitian.Penelitian dengan judul “Eksistensi

Kerajinan Batu Akik (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih

Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri)” mengambil lokasi di Desa Dlepih,

Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Dengan pertimbangan bahwa daerah ini

merupakan sentra industri kerajinan batu akik dan para pengrajin bersedia untuk

memberikan data maupun informasi secara lengkap yang dibutuhkan guna menyusun

penelitian ini. Untuk menunjang penelitian ini, maka peneliti juga membaca

buku-buku referensi di Perpustakaan Pusat UNS Surakarta, Perpustakaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS, Perpustakaan Program Pendidikan Sejarah

UNS Surakarta, Perpustakaan Kota Wonogiri.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan jangka yang peneliti gunakan untuk keperluan

penelitian. Rencana dalam penelitian ini akan dilaksanakan setelah disetujuinya judul

sekripsi ini pada bulan September 2010 dan akan berakhir sampai terselesaikannya

penulisan penelitian ini pada bulan Oktober2011.

Tabel 1. Jadwal Penelitian Tentang Eksistensi Kerajinan Akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka bentuk penelitian

yang sesuai dengan menggunakan penelitian kualitatif diskriptif, tentang situasi yang

dialami. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosudur pemecahan masalah yang

diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek ataupun obyek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari Nawawi,

1991: 35).

Laporan ini berupa gambaran, kutipan daya sebagai penyajian laporan

tersebut seperti pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dalam Lexy J Moleong

(1996 : 7) yang menyatakan bahwa ”Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan

segi proses daripada hasil, hal ini disebabkan oleh bagian-bagian yang sedang diteliti

akan jauh apabila diamati dalam proses”. Sedangkan menurut Kirk dan Miller dalam

Lexy J Moleong (2001: 3) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

Penelitian kualitatif melibatkan kegiatan ontologis. Data yang dikumpulkan

terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih bermakna

dan mampu memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata dari pada sekedar sajian

angka atau frekuensi. Peneliti menekankan catatan dengan deskripsi kalimat yang

rinci, lengkap, dan mendalam, yang menggambarkan situasi sebenarnya guna

mendukung penyajian data.

Metode penelitian kualitatif ini digunakan karena dalam penelitian ini

data-data yang akan diteliti merupakan data-data-data-data pada masa sekarang. Metode penelitian

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan-ganda.

b. Metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan

responden.

c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak

penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Penelitian kualitatif menekankan pada analisis induktif, bukan analisis

deduktif. Data yang dikumpulkan bukan dimaksudkan untuk mendukung atau

menolak hipotesis yang telah disusun sebelum penelitian dimulai, tetapi abstraksi

disusun sebagai kekhususan yang telah terkumpul dan dikelompokkan bersama lewat

proses pengumpulan data yang telah dilaksanakan secara teliti (H.B

Sutopo,2006:40-41).

Hal ini sesuai dengan kajian yang diamati tentang proses pembuatan kerajinan

batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri dari persiapan

bahan, sampai menjadi bentuk barang kerajinan.

2. Strategi Penelitian

Strategi adalah cara dalam melaksanakan suatu proyek atau cara dalam

mencapai tujuan. Strategi sama dengan metode, berasal dari bahasa Yunani yaitu

methodos yang berarti jalan atau cara. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka

metode menyangkut masalah- masalah kerja untuk memahami obyek yang menjadi

sasaran ilmiah yang bersangkutan (Koentjaraningrat, 1982:7).

Ditinjau dari masalah yang diangkat, teknik serta alat yang digunakan maka

dapat digunakan strategi penelitan studi kasus. Studi kasus memusatkan perhatian

pada kasus secara intensif dan mendetail. Subyek yang diselidiki terdiri dari satu unit

(satu kesatuan unit) yang dipandang sebagai kasus. Kasus dapat terbatas pada satu

peristiwa, satu desa, ataupun satu kelompok manusia dan obyek lain- lain yang cukup

terbatas yang dipandang sebagai kesatuan. Termasuk didalam perhatian penyelidik itu

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

terjadinya, perkembangannya, dan perubahan-perubahannya (Winarno Surakhmad,

1994: 140).

Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus terpancang tunggal. Disebut

terpancang karena sasaran dan tujuan serta masalah yang disebut sudah ditetapkan

sebelum terjun kelapangan atau tempat penelitian. Tunggal karena obyek penelitian

hanya satu, yaitu kerajinan batu akik yang berada di Desa Dlepih, Kecamatan

Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena

ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan

dan kekayaan data atau kedalaman informasi yang diperoleh. Sumber data dalam

penelitian Kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa atau aktivitas, tempat atau

lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen atau arsip. Sedangkan

menurut Lofland dalam Lexi J. Moleong, (1990: 47), Sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen. Sutopo (1992:2) menyatakan bahwa ”sumber data dalam penelitian

kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, tingkah laku, dokumen, dan arsip serta

benda lain”. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau observasi

merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, serta bertanya.

Untuk itu dalam memilih sumber data, harus benar-benar berpikir mengenai

kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya.

Dalam penelitian ini sumber data diperoleh melalui :

1. Infor man

Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (informan) sangat

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

informan disini memiliki posisi yang sama, dan informan bukan sekedar memberikan

tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memiliki arah dan selera

dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini, sumber data yang

berupa manusia di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan

daripada sebagai responden (H. B Sutopo, 2002: 50).

Moleong (2001: 45) mengatakan bahwa yang disebut informan adalah “Orang

yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

belakang penelitian”. Manusia sebagai sumber data perlu dipahami, bahwa mereka

terdiri dari siapa yang akan menjadi informan, peneliti wajib memahami posisi

dengan beragam peran serta yang ada sehingga dapat diperoleh informasi pernyataan

maupun kata- kata yang diperoleh dari informan Kunci (Key Informan).

Key informan atau informan kunci merupakan orang yang mengetahui tentang

data yang diperlukan, dan memberikan informasi tentang informan lain yang lebih

paham tentang data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini

kriteria informan adalah dari yang dianggap paling tahu ke yang sedikit

pengetahuannya tentang masalah yang diteliti, diantaranya: pengrajin batu akik,

Kepala Desa Dlepih, pejabat pemerintah terkait.

Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena dalam

pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteks dan setiap situasi sosial selalu

melibatkan pelaku, tempat dan aktivitas. Tempat dan peristiwa dimaksudkan untuk

memperkuat keterangan yang diberikan oleh informan. Tempat yang menjadi lokasi

observasi penelitian ini berada di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten

Wonogiri. Sebagai peristiwa dimana para pengrajin membuat kerajinan batu akik dan

pemasarannya.

2. Dokumen

Teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis,

terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang dapat digunakan sebagai sumber

data yang dijadikan sumber informasi, dokumen-dokumen yang digunakan tentu saja

yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari saat ini. (Sutopo, 2002: 54)

mengemukakan bahwa “Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang sering

sangat penting artinya dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasarannya terarah

pada latar belakang dengan kondisi peristiwa yang terkini yang sedang dipelajari”.

Dokumen tersebut diantaranya berupa monografi Desa Dlepih, brosur-brosur tentang

usaha kerajinan batu akik, dan foto - foto usaha kerajinan batu akik.

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan data yang lengkap digunakan

teknik sampling (cuplikan). Cuplikan berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis

dari sumber data yang akan digunakan dalam penelitian. Pemikiran mengenai

cuplikan ini hampir tidak bisa dihindari oleh peneliti dalam pelaksanaan

penelitiannya, mengingat selalu adanya beragam keterbatasan yang dihadapi peneliti.

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya

sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan

memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang

representative atau benar-benar mewakili populasi.(Hadari Nawawi, 1995: 152).

Sedangkan teknik sampling (cuplikan) dalam penelitian, menurut H.B.Sutopo (1988),

“cuplikan ada lah suatu bentuk khusus, atau suatu proses yang umum dalam

pemusatan atau pemilihan dalam riset yang mengarah pada seleksi.” Menurut Lexy J

Moleong (1990) sampling adalah:

1. Alat untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber.

Tujuannya untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks.

2. Menggali informasi yang menjadi dasar dari suatu rencana dan teori yang

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Teknik cuplikan cenderung menggunakan teknik cuplikan yang bersifat

selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritas yang

digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empiris dan lain- lain. Oleh

karena itu cuplikan yang akan digunakan dalam penelitian ini bersifat Purposive

Sampling (sampel bertujuan), dengan kecenderungan peneliti untuk memilih

informasi dan masalahnya secara labih mendalam dan dapat dipercaya untuk manjadi

sumber data yang baik. Hal tersebut dipertimbangkan untuk mendapatkan data yang

memilliki kebenaran dan pengetahuan yang dapat dipertanggung jawabkan secara

empiris.

Selain Purposive Sampling juga digunakan Snowball Sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel sumber data, yang pada awal jumlahnnya sedikit, lama

kelamaan menjadi banyak, sebagai informan awal dipilih secara purposive, obyek

penelitian yang menguasai permasalahan yang diteliti atas petunjuk ( key informan ),

sehingga jumlah informan semakin berkembang. Informasi selanjutnya diminta

kepada informan awal untuk menunjukan orang lain yang dapat memberikan

informasi, dan kemudian informan ini diminta pula untuk menunjukan orang lain

yang dapat memberikan informasi begitu seterusnya (Sugiyono, 2005: 54).

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Mohammad Nazir (1988: 211), teknik pengumpulan data adalah

prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu

ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin

dipecahkan. Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang harus

digunakan dalam mengadakan suatu penelitian supaya dapat memperoleh data sesuai

Gambar

Tabel 1. Tabel Jadwal penelitian ……………………………………………… 29
Gambar 1. Gambar kerangka berpikir ……………………………………... 28
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Eksistensi Kerajinan Batu Akik.
Tabel 1. Jadwal Penelitian Tentang Eksistensi Kerajinan Akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan energi antara puncak utama emisi (2,8 eV) dengan puncak-puncak tambahan ini berada pada kisaran <0,05 eV. Terbangun suatu perbedaan tingkat-tingkat keadaan

Pengujian residu hormon dalam rangka monitoring dan surveilans terhadap bahan pangan asal hewan Tahun Anggaran 2017, dari target pemeriksaan dan pengujian sebanyak 300

mestinya dalam urusan akherat lebih-lebih kita tidak ingin menjadi orang rendahan. Janganlah diantara kita merasa puas dengan amalan shalih yang telah ia perbuat di

Fungsi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,

Berdasarkan pada tabel 2 dapat diketahui setidaknya ada 9 bagian dari kultur madrasah yang dijadikan sarana dalam pengembangan nilai-nilai keberagaman, antara lain

Perlakuan varietas sangat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi jagung QPM pada berbagai dosis pupuk N 2. Varietas Srikandi

Katalis Ni-ZAA setelah regenerasi pemanasan yang disertai oksidasi- reduksi dipakai kembali pada proses hidrocracking pada temperatur 550 o C menghasilkan produk dengan

meningkatkan efektivitas promosi yang dilaksanakan oleh BPMP Sumatera Utara adalah Strategi Stabilitas, sedangkan melalui pendekatan matriks SWOT yang terpilih adalah