192 Roslimah
Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi PPs Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh
Muhibbuddin
Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh
Korespondensi: roslimah_ppsbio_reg_a@yahoo.co.id
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISIONS)UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN
PEMETAAN KONSEP SISWA PADA MATERI EKOSISTEM
ABSTRAK: Telah dilaksanakan penelitian dengan judul penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan pemetaan konsep siswa pada materi ekosistem yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran STAD, peningkatan hasil belajar dan kemampuan pemetaan konsep siswa pada materi ekosistem. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 September sampai dengan 27 Oktober 2013. Metode yang digunakan adalah eksprimen dan deskriptif dengan jumlah sampel 60 orang siswa yang terdiri dari 30 siswa kelas VII-1 dan 30 siswa kelas VII-2. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa dan kemampuan pemetaan konsep siswa pada materi ekosistem adalah uji t, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara pemetaan konsep siswa dengan hasil belajar digunakan uji r. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar dengan pemetaan konsep siswa pada kelas eksprimen dan kelas kontrol serta terdapat hubungan antara pemetaan konsep siswa dengan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penerapan model pembelajaran STAD(Student Teams Achievement Divisions)
yang disertai dengan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ekosistem.
Kata Kunci:STAD, Hasil Belajar, Pemetaan Konsep, dan Materi Ekosistem.
STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) MODEL APPLICATION TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES AND THE ABILITY OF THE STUDENTS TO THE MATERIAL CONCEPT MAPPING ECOSYSTEM
ABSTRACT: After study conducted by the title of STAD (Student Teams Achievement Divisions) model application to improve learning outcomes and the ability of the students to the material concept mapping ecosystem that aims to determine how the application of STAD models, improved learning outcomes and the ability of the students to the material concept mapping ecosystem. The study was conducted on September 6 to October 27, 2013. The method used was experimental and descriptive with a sample of 60 students consisting of 30 students of class VII-1 and 30 students of class VII-2. Analysis of the data used to determine the difference in improving student learning outcomes and the ability of the students 'concept mapping is a ecosystem material t test, whereas to determine the relationship between students' concept mapping learning outcomes used to r test. The results showed that there are differences in the increase of concept mapping learning outcomes to students in experimental classes and control classes, and there is a relationship between the students' concept mapping learning outcomes in the experimental class and the control class. STAD
(Student Teams Achievement Divisions) application models are accompanied by concept maps can improve student learning outcomes in the ecosystem material.
Keywords: STAD, Learning Outcomes, Concepts Mapping, and Ecosystem Material.
PENDAHULUAN
Nilai mata pelajaran biologi memang relatif lebih tinggi dibandingkan mata pelajaran IPA lain-nya, namun nilai pembelajaran biologi belum sesu-ai apa yang diharapkan. Ada berbagsesu-ai hal yang ha-rus dipecahkan dalam pembelajaran biologi seperti: 1) siswa belajar biologi berorientasi kepada menghafal konsep. 2) pembelajaran biologi
bero-rientasi kepada tes. 3) pengalaman belajar biologi tidak berorientasi kepada kompetensi dasar. 4) sis-wa belajar biologi terbatas karena tingkat berpikir masih rendah. 5) siswa tidak dibiasakan mengem-bangkan potensi berpikir. 6) evaluasi belajar biolo-gi berorientasi kepada produk saja (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008).
Pembelajaran biologi perlu memilih model yang tepat pada materi pelajaran yang akan diajar-kan. Salah satu model pembelajaran yang tepat pada materi ekosistem adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Rustaman, 2012). Model pembelajaran tipe STAD sangat efektif bila dipa-dukan dengan peta konsep. Oleh sebab itu, di da-lam sintak model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa terlebih dahulu diberikan materi pe-ngantar dalam persiapan melakukan percobaan, kesiapan siswa dalam melakukan percobaan ber-kaitan dengan kemampuan menghubungkan antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Wijaya (2008) mengemukakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus memperhatikan hubung-an hubung-antar konsep. Menyusun peta konsep bagi siswa bukanlah hal mudah, siswa sering mendapat kesu-litan mengidentifikasi konsep utama, mengem-bangkan konsep dan membuat proposisi-proposisi yang tepat dan benar.
Dari pernyataan di atas dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan peta konsep dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Melalui pembuatan peta konsep dengan model pembelajaran kooperatif, siswa secara berkelompok dapat menuangkan konsep yang lebih banyak dibandingkan secara individual.
Hasil studi pendahuluan awal peneliti di MTsN Cot Gue Darul Imarah Aceh Besar, dapat dianalisis bahwa siswa kurang memahami materi atau konsep yang diajarkan guru. Dalam hal ini guru hanya menggunakan metode ceramah, siswa hanya mencatat apa yang disampaikan oleh guru-nya, sehingga siswa kurang memahami konsep pada pembelajaran biologi. Hal ini sangat bertolak belakang dengan hakikat pembelajaran biologi, siswa menjadi kurang terlatih untuk mengembang-kan daya nalar dalam memecahmengembang-kan masalah serta mengaplikasikan materi atau konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata. Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkat-kan keaktifan, keterampilan berpikir tingkat tinggi, berpikir kritis, sikap positif terhadap materi pelaja-ran dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Walaupun demikian yang diharapkan pembe-lajaran peta konsep sampai saat ini belum diterap-kan oleh guru biologi di MTs Negeri Cot Gue. Pemahaman guru biologi terhadap pembe-lajaran kooperatif sangat kurang. Guru berangga-pan model pembelajaran kooperatif sama dengan pembe-lajaran kelompok biasa.
Johnson dan Johnson (2012) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
diterapkan belum sesuai harapan belajar kooperatif sebagaimana diharapkan para ahlinya. Guru be-ranggapan bahwa dimana pembelajaran kooperatif siswa mengerjakan soal dan melakukan diskusi kelompok berdasarkan kedekatan tempat duduk, urutan absen tanpa mempertimbangkan suku, ras, intelegensi dan jenis kelamin dalam pembagian kelompok, adalah pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas,
maka perlu dilakukan penelitian yakni “penerapan
model pembelajaran STAD (Student Teams Achie-vement Divisions) untuk meningkatkan hasil be-lajar dan kemampuan pemetaan konsep siswa pada materi ekosistem di kelas VII MTs Negeri Cot Gue.
Slavin (2008) mengemukakan bahwa pem-belajaran kooperatif dapat menekankan kerjasama antar peserta didik dalam kelompok untuk men-capai tujuan pembelajaran. Melalui belajar secara kelompok peserta didik memperoleh kesempatan untuk saling berinteraksi dengan teman-temannya. Hal senada juga dikemukakan Dayanti (2011) bah-wa kelebihan dari pembelajaran kooperatif learn-ing tipe STAD yaitu dapat; 1) menlearn-ingkatkan mo-tivasi siswa dalam belajar; 2) meningkatkan pres-tasi belajar siswa; 3) meningkatkan kreativitas sis-wa; 4) mendengar, menghormati, serta menerima pendapat siswa lain; 5) mengurangi kejenuhan dan kebosanan; dan 6) meyakinkan dirinya untuk or-ang lain dengan membantu oror-ang lain dan meya-kinkan dirinya untuk saling memahami dan saling mengerti.
Enggan dan Kauchak (2012) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan penekanan pada aspek sosial dan meng-gunakan kelompok-kelompok kecil, terdiri dari 4-5 siswa yang sederajat tetapi heterogen untuk meng-hasilkan pemikiran dan tantangan miskonsepsi siswa sebagai unsur kuncinya. Kerja kelompok adalah suatu strategi dirancang untuk mening-katkan keterlibatan setiap siswa berinteraksi pada saat model pembelajaran digunakan.
menekan-194 Roslimah, dkk.
kan gagasan-gagasan pokok. Peta konsep adalah suatu strategi yang dapat membantu para siswa agar mudah memahami keterkaitan antara konsep yang telah dipahaminya (Anwar, 2010).
Peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna, karena itu hendaknya se-tiap siswa pandai menyusun peta konsep, untuk meyakinkan bahwa pada siswa itu telah terjadi belajar bermakna. siswa membaca suatu pokok bahasan tentang ekosistem, kemudian menentukan konsep-konsep yang relevan pada bacaan tersebut contohnya : Komponen dalam Ekosistem, Biotik, Abiotik, satuan-satuan dalam ekosistem, hubungan antar komponen dalam ekosistem, pentingnya kea-nekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem serta gangguan pada ekosistem dan lain-lain. Konsep-konsep tersebut diurutkan secara hirarki. kemudian konsep-konsep itu ditulis di atas kertas, mulai dari konsep yang paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif. Selanjutnya hubungan antar konsep dengan kata-kata penghubung (Wicaksana, 2012).
Wijaya (2008) kembali menegaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih cocok diterapkan bila siswa ditugaskan menyele-saikan konsep melalui peta konsep sehingga dapat memungkinkan guru mengaktifkan siswa sekali-gus dapat mencapai tujuan pembelajaran, baik ber-sifat kognitif, efektif dan psikomotorik. Hal terse-but jika dikombinasikan dengan peta konsep.
Supriono (2009) mengatakan bahwa para siswa yang terlibat dalam pemecahan masalah kolaboratif dituntut untuk menjelaskan pemaha-man mereka, dalam usaha ini mereka menilai me-madukan dan menguraikan pemahaman mereka dengan cara baru yang lebih lanjut mengembang-kan pemahaman mereka. Penerapan model pembe-lajaran kooperatif tipe STAD melalui peta konsep dapat memberikan pengalaman baru bagi mereka yang cenderung ekspresif dalam mengemukakan suatu gagasan. Secara rinci, sintaks pembelajaran ekosistem melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Adanya suatu hubungan erat antara pembela-jaran kooperatif dengan kreatifitas siswa, dimana pembelajaran kooperatif tersebut mampu: 1) me-numbuhkan kreatifitas; 2) menambah gagasan; 3) meningkatkan kualitas gagasan; 4) menumbuhkan rasa senang dan semangat yang merangsang siswa untuk aktif dalam kerja kelompok; 5) membentuk kemurnian ungkapan dalam interaksi atas segala pemecahan masalah yang kreatif di dalam menye-lesaikan tugas- tugas yang diberikan (Johnson dan Johnson, 2012).
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Cot Gue Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Ac-eh Besar. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 September sampai dengan 27 Oktober 2013 pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instru-men tes yang digunakan untuk instru-mengumpulkan data kemampuan kognitif siswa. Instrumen tes ini diperoleh melalui proses validitas butir soal, daya-beda dan tingkat kesukaran.
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII (tujuh) di MTsN Cot Gue Darul Imarah yaitu 148 siswa, yang terdi-ri daterdi-ri laki-laki sebanyak 70 orang dan perempuan sebanyak 78 orang. Sampel dalam penelitian ini sesuai dengan hasil pretes yang berjumlah seba-nyak 60 orang siswa dengan kemampuan awal sa-ma, dari 60 orang siswa tersebut dibagi dalam 2 kelas.
Penelitian ini menggunakan model ekspri-men dengan model kontrol group rancangan Pre-test danPostest (Isaac dan Michael, 1983). Dalam rancangan penelitian ini terdapat dua kelompok kelas yang ditetapkan sebagai sampel penelitian. Kelompok kontrol yaitu kelompok sampel yang belajar dengan menggunakan strategi penggunaan peta konsep melalui model pembelajaran konven-sional. Sedangkan kelompok eksperimen adalah kelompok sampel yang belajar dengan mengguna-kan strategi penggunaan peta konsep melalui mo-del pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Data hasil penelitian ini dianalisis dengan uji-t, dimana skor prestasi dijadikan sebagai uji-t tersebut. Analisis ini digunakan berdasarkan ranca-ngan penelitian yang dilaksanakan, untuk menja-min bahwa perbedaan hasil belajar pada kedua kelompok semata-mata disebabkan oleh hasil per-lakuan yang diterapkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol digunakan skor N-Gain. Hasil analisis uji beda nyata hasil belajar atau N-Gain siswa antara kelas yang dijadikan sebagai kelas penerapan model pembelajaran STAD yang disertai peta kon-sep dengan kelas yang dijadikan kelas konven-sional yang disertai peta konsep pada materi ekosistem hasil skor kedua kelas tersebut tersedia pada Tabel 1.
sedang-T
Tabel 1. Hasil Uji Beda R Kelompok
Rata-pada kelas kontrol 68. Berd an normalitas diketahui b kelas eksperimen maupun ormal, data pada kedua kel Berdasarkan tabel 4.3 dap l analisis statistik dengan
roleh nilai t-hitung adalah 3 l pada tarif signifikan a = 0 ini menyatakan bahwa terda
ain antara kelas eksprim trol. Perbandingan peningk a antara kelas eksperimen tersedia pada Gambar 1.
Berdasarkan Gambar 1. d belajar siswa mengalami p
a kelas eksprimen dan ke ih rata-rata skor pos tes d s eksprimen mencapai 81,0 pada kelas kontrol adalah
tersebut menunjukkan bah n jumlah rata-rata antara N
dan N-Gain kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisi a dalam menyusun peta ko
a terdapat perbedaan sign rimen dan kelas kontrol el 2.
bar 1. Perbandingan Pening 0
Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol
Rata-rata N-Gain Siswa Ke ta-rata Skor un kelas kontrol bersi-kelas tergolong homo-apat diketahui bahwa n menggunakan uji-t h 3,48 dengan nilai t-= 0,05) adalah 1,645. rdapat perbedaan skor rimen dengan kelas ngkatan hasil belajar en dengan kelas kon-. diketahui bahwa ha-i penha-ingkatan antara kelas kontrol dengan s dan pre tes N-Gain 1,08 sedangkan rata-lah 68,69. Dari hasil bahwa terjadi N-Gain kelas
ekspri-l.
lisis data kemampuan konsep menunjukkan ignifikan antara kelas ol dapat dilihat pada
me
ingkatan Hasil Belajar Sisw
Pos tes Pre tes
47.23
18.97
28.27 52.30
18.97
Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen Kelas Eksprimen dan Kelas as Homogenitas Fhitung(0,78) <
Ftabel (1,85)
Hasil pengujian anali menunjukkan bahwa hasil a menggunakan uji-t terdapat roleh bahwa nilai t-hitung pada tarif signifikana = 0,0 sarkan hasil analisis ini dap terdapat perbedaan signifi eksperimen dengan kelas data penyusun peta konsep kelas eksprimen dan kelas pada Gambar 2.
Data Gambar 2. Men hasil penyusunan peta kon ekosistem antara kelas eks trol. Berdasarkan gambar d skor total penyusunan peta k posisi, hirarki, dan contoh mendapatkan skor total 11 kontrol adalah 80,57. Kesim kelas tersebut kelas eksprim dibandingkan kelas kontrol.
Menurut Slavin (20 pembelajaran STAD sanga pada siswa, karena pembel nyai beberapa kelebihan ya model pembelajaran yang komunikasi dengan teman
iswa pada Kelas Eksprimen
Gain Ngain
28.27
68.69
33.33
81.08
Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen
elas Kontrol il analisis statistik dengan pat perbedaan yang dipe-ng (7,17) dan nilai t-tabel 0,05 adalah 1,645. Berda-dapat disimpulkan bahwa ifikan antara skor kelas as kontrol. Hasil analisis ep yang dibuat oleh siswa elas kontrol dapat dilihat enunjukkan perbandingan onsep siswa pada materi ksprimen dan kelas kon-r di atas diketahui bahwa ta konsep dari jumlah pro-oh pada kelas eksprimen 112,83 sedangkan kelas simpulan dari hasil kedua rimen lebih tinggi skornya rol.
(2008) penerapan model gat efektif diterapkan ke-belajaran STAD yang tidak dimiliki pada g lain seperti, dapat ber-annya, dapat
mengem-en dan Kelas Kontrol 81.08
Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen
196 Roslimah, dkk.
Tabel 2. Uji Beda Rata-Rata Skor Kemampuan Menyusun Peta Konsep Siswa Kelas Ekspri-men dan Kelas Kontrol
Rata-rata Skor peta Konsep Normalitas Homogenitas ( Ekp-Ktrl )
Signifikasi Ekperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
38 27 Normal
X2hit< x 2
tabel
(1,878 < 5,991)
Normal X2hit< x
2 tabel
( 4,444 <5,991)
Homogen Fhit< ftabel
(1,26 <1,85)
t
hit>ttabel
(7, 17 >1,645 )
Gambar 2. Perbandingan Hasil penyusunan peta konsep siswa Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
bangkan motivasi siswa, mengembangkan kemam-puan kelompok, meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dan dapat mengem-bangkan pemahaman dan prestasi siswa.
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa penerapan pembelajaran STAD dapat merangsang siswa belajar agar memenangkan kompetensi da-lam kelompoknya, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, setiap siswa harus belajar dengan baik karena nilai kelompok ditentukan oleh nilai indivi-du siswa dalam kelompoknya.Berbagai interaksi yang efektif antar siswa dalam kelompok tersebut dapat membantu siswa yang kurang mampu me-mahami konsep ekosistem dengan baik. Setiap sis-wa harus dalam kelompok kecil berusaha mema-hami konsep ekosistem dengan baik, sehingga nilai kuis yang diperoleh siswa akan membantu nilai kelompok itu sendiri.
Wijaya (2008) yang mengatakan bahwa pe-ngelolaan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien, sebab tanpa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, maka kegiatan pembe-lajaran tidak akan berlangsung dengan baik, dima-na kemampuan guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, kemampuan gu-ru dalam menjelaskan, mengorganisasi siswa
da-lam kelompok belajar, membimbing siswa me-ngerjakan LKS, siswa mempresentasekan hasil kerja kelompoknya, dalam hal ini guru telah beru-paya melakukan interaksi dalam proses pembe-lajaran cukup baik, dan menunjukkan aktivitas guru selama proses pembelajaran telah memenuhi peran guru sebagai mediator, pengelola kelas, fasi-litator, maupun evaluator.
Senada di atas Oktova dkk (2010) menyata-kan bahwa dalam pembelajaran kooperatif STAD peran guru sangatlah komplek, di samping fasilita-tor, mediafasilita-tor, guru juga berperan sebagai manager dan konsultan dalam memberdayakan kerja kelom-pok siswa, sehingga siswa bekerja dan bertang-gungjawab sampai selesai tugas-tugas baik secara kelompok maupun individu agar siswa dapat memperoleh nilai yang baik.
berpikir, menimbulkan sikap kemandirian dalam belajar, mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik dan membantu siswa me-lihat makna materi pelajaran secara lebih kompre-hensif (Novak dan Gowin 1984 dalam Anwar 2010).
Menurut Wicaksana (2012) bahwa penera-pan pembelajaran pemetaan konsep kepada siswa secara kelompok sangat efektif diterapkan sehing-ga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ekosistem dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakannya.
Penerapan model pembelajaran STAD yang disertai pemetaan konsep pada meteri ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konven-sional yang disertai pemetaan konsep sebagai mana hasil penelitian di atas. Penerapan model pembelajaran STAD dapat membantu siswa dalam membuat peta konsep, hal ini terlihat dari semakin banyaknya konsep-konsep yang dituangkan dalam
peta konsep dan banyaknya kaitannya silang yang mampu dibuat oleh siswa. Berdasarkan hasil pene-litian ini maka penerapan model pembelajaran STAD melalui pemetaan konsep dapat dirterapkan oleh guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembaha-san yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Penerapan model pembelajaran tipe STAD melalui pemetaan konsep pada materi ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MTsN Cot Gue Darul Imarah; dan 2) Terdapat perbadaan skor penyusunan peta kon-sep antara kelas yang menggunakan model pembe-lajaran tipe STAD melalui pemetaan konsep pada materi ekosistem dengan kelas yang tidak menggu-nakannya.
DAFTAR RUJUKAN
Anwar, 2010.Peta Konsep Untuk Belajar Bermak-na. http. bioedu. warbioedu. blogdpot. com. diakses 24 April 2013.
Dayanti, Septi, D. 2011. Pengaruh Model Pembe-lajaran Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Pada pencapaian Kompetensi Membuat Pola Bu-sana di SMK 1 Bantul. Skripsi. Yokyakar-ta. UNY. Tersedia di http://www1.searchresults. com/web? (diakses tanggal 15 Oktober, 2012).
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Strategi Pembelajaran MIPA. Jakarta: PMPTK Dep-diknas.
Enggen, P. dan Kauchak, D. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Edisi Keenam. Jakarta. PT Indeks.
Johnson, D. W. dan Johnson, F. P. 2012.Dinamika Kelompok Teori dan Keterampilan. Edisi Kesembilan. Terjemahan Susanti.Y. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. PT Indeks.
Oktova, R, Hinduan. Achmad A. Lidarti. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Konsep Optika Geometris Kelas X SMA. Tersedia di http://www.go.id./jurnal13/ (diakses tanggal 16 oktober 2012).
Rustaman, 2012.Model-Model Pembelajaran
Me-ngembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Jakarta. PT Rajagfarindo Persada. Slavin, R, E. 2008. Cooperative Learning Teori.
Terjemahan Yusron. N. Edisi Bahasa Indo-nesia. Nusa Media.
Supriono. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Peta Konsep untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Tersedia di http://www.nabbele.com. (diakses tang-gal, 16 Oktober 2012).
Suprijono, 2012.Pembelajaran Kooperatif Berlan-daskan Konteruktifisme Sosial. Tersedia di http://www.upinet.jurnal universitas pendidi-kan indonesia, 2009 (diakses 2 November 2012).
Wicaksana, R. B, 2012. Penerapan Pembelajaran IPA dengan Strategi Mind Mapping (Peta Pikiran) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem Kelas VII SMP Negeri 3 Madiun. Tersedia di http://www.google.co. id/. (diakses tanggal 15 Oktober 2012).