PT. RADIANT UTAMA INTERINSCO Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 JUNI 2012 ( TIDAK DIAUDIT ) DAN 31 DESEMBER 2011 ( DIAUDIT )
DAN PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL – TANGGAL
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN – Enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2012 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011 (diaudit) dan laporan keuangan konsolidasian enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011.
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4
Laporan Arus Kas Konsolidasian 5
Catatan 2012 2011
30 Juni 31 Desember
Rp Rp
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 3.d, 3.g, 4 96,617,227,846 71,803,817,364
Investasi Tersedia Untuk Dijual 3.d, 5 2,353,033,084 2,234,664,494
Piutang Usaha
Pihak - Pihak Berelasi 3.d, 3.f, 6, 31 899,137,386 966,841,115
Pihak Ketiga (Setelah Dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Rp 2.551.698.123 per 30 Juni 2012 dan
Rp. 2.051.698.123 per 31 Desember 2011) 3.d, 6 324,162,201,447 272,884,178,541
Piutang Lain-Lain 3.d 26,066,246,056 16,129,275,512
Persediaan 3.h, 7 6,266,980,280 8,422,271,124
Uang Muka 26,243,916,567 17,832,560,928
Biaya Dibayar Dimuka 3.i 38,067,073,377 26,877,265,968
Pajak Dibayar Dimuka 8 20,494,813,372 31,029,038,558
Aset Derivatif 3.t, 20 - 1,523,212,989
Jumlah Aset Lancar 541,170,629,414 449,703,126,593
ASET TIDAK LANCAR
Piutang Kepada Pihak - Pihak Berelasi 3.d, 31 20,563,681,402 13,232,223,422
Aset Pajak Tangguhan 3.s 5,075,187,448 5,181,162,035
Investasi pada Penyertaan Saham 3.d, 9 5,782,655,000 3,032,255,000
Aset Bangun Kelola Serah
(Setelah Dikurangi Akumulasi Amortisasi
Rp 1.437.630.619 per 30 Juni 2012,
dan Rp 1.107.904.252 per 31 Desember 2011) 3.j, 3.l, 10 1,859,633,053 2,189,359,420
Aset tetap (Setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan
Rp 133.262.042.631 per 30 Juni 2012,
dan Rp 123.009.508.468 per 31 Desember 2011) 3.k, 3.l, 11 414,305,981,110 427,428,446,061
Biaya Eksplorasi Tangguhan 3.n, 3.l, 12 50,836,540,346 49,707,329,749
Rekening Bank Dibatasi Penggunaannya 13 7,419,965,933 23,873,629,863
Aset Lain-Lain 3.d 8,426,181,941 11,574,692,042
Jumlah Aset Tidak Lancar 514,269,826,234 536,219,097,592
JUMLAH ASET 1,055,440,455,648 985,922,224,185
30 Juni 31 Desember
Rp Rp
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Bank Jangka Pendek 3.d, 14 197,610,845,726 160,939,541,684
Utang Usaha 3.d, 15 56,028,340,387 51,681,033,855
Utang Lain-Lain 3.f, 16 12,189,962,912 33,149,797,828
Pendapatan Diterima Dimuka 829,041,879 518,620,590
Utang Pajak 3.s, 8 12,007,419,793 9,987,411,762
Hutang Dividen 3,080,000,000
-Biaya Masih Harus Dibayar 3.d, 17 87,832,382,316 64,744,680,253
Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
Bank 3.d, 18 96,670,354,878 87,619,060,830
Utang Sewa Pembiayaan 3.d, 3.m, 21 4,509,708,614 5,464,003,170
Pembelian Aset Tetap 3.d, 22 1,254,489,697 3,463,300,072
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 472,012,546,201 417,567,450,043
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Kewajiban Pajak Tangguhan 3.s 17,418,709 12,855,965
Utang Kepada Pihak - Pihak Berelasi 3.f, 31 38,577,108,631 10,183,926,216
Utang Jangka Panjang - Setelah Dikurangi Bagian Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun
Bank 3.d, 18 225,802,299,106 254,856,485,810
Utang Sewa Pembiayaan 3.d, 3.m, 21 575,552,383 2,439,974,912
Pembelian Aset Tetap 3.d, 22 1,042,037,507 1,644,359,619
Utang Lembaga Keuangan Lain 3.d, 19 71,779,523,200 67,511,514,400
Keuntungan Jual dan Sewa-balik Tangguhan 3.m 929,237,940 1,441,290,815
Liabilitas Derivatif 3.t, 20 4,251,943,728 5,151,895,676
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 3.p, 23 14,752,107,323 13,249,495,746
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 357,727,228,527 356,491,799,159
JUMLAH LIABILITAS 829,739,774,729 774,059,249,203
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Catatan 2012 2011
6 Bulan 6 Bulan
Rp Rp
PENDAPATAN 3.r, 27 680,345,389,910 550,566,050,777
BEBAN LANGSUNG 3.r, 28 570,398,517,546 485,765,701,041
LABA KOTOR 109,946,872,363 64,800,349,737
BEBAN USAHA
Beban Umum dan Administrasi 3.r, 29 45,934,325,737 37,846,509,144
Beban Penjualan dan Marketing 3.r, 29 1,449,626,818 1,140,423,681
LABA USAHA 62,562,919,809 25,813,416,912
Keuntungan Penjualan Aset Tetap 3.k, 11 1,997,007,024 5,622,803,702
Penghasilan Bunga 1,145,324,269 605,614,661
Beban Bunga dan Keuangan (25,020,083,830) (14,525,566,041)
Kerugian Kurs Mata Uang Asing 3.e (12,929,427,068) (960,346,631)
Perubahan Bersih atas Nilai Wajar Derivatif 3.t 1,096,738,959
--Lain-Lain - Bersih (4,252,703,560) (1,168,557,833)
Beban Lain-lain - Bersih (37,963,144,207) (10,426,052,143)
LABA SEBELUM PAJAK 24,599,775,602 15,387,364,769
BEBAN PAJAK PENGHASILAN 3.s, 8 (7,800,438,255) (4,166,616,481)
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 16,799,337,346 11,220,748,289
Pendapatan Komprehensif lain:
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual - Bersih 3.d, 5 118,368,590 636,274,709
Laba Bersih Komprehensif Tahun Berjalan 16,917,705,936 11,857,022,998
LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik Entitas Induk 16,786,697,478 11,219,992,457
Kepentingan Non Pengendali 12,639,868 755,831
16,799,337,346
11,220,748,289 LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik Entitas Induk 16,905,066,068 11,856,267,168
Kepentingan Non Pengendali 12,639,868 755,831
JUMLAH 16,917,705,936 11,857,022,999
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 3.u, 30 21.80 15.40
Kepentingan Jumlah Ekuitas
Catatan Modal Disetor Tambahan Selisih Nilai Transaksi Cadangan Cadangan Umum Saldo Laba Jumlah Non Pengendali
Modal Disetor Restrukturisasi Entitas Nilai Wajar Sepengendali
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Saldo Per 1 Januari 2011 77,000,000,000 21,597,063,722 9,374,556,225 224,701,036 9,000,000,000 96,814,260,692 214,010,581,675 11,499,923 214,022,081,598
Cadangan umum -- -- -- -- 2,500,000,000 (2,500,000,000) -- --
--Dividen tunai -- -- -- -- -- (6,160,000,000) (6,160,000,000) -- (6,160,000,000)
Penyesuaian saldo kepentingan
non pengendali -- -- -- -- -- -- -- --
--Laba Bersih Periode Berjalan -- -- -- 636,274,709 -- 11,219,992,457 11,856,267,167 755,831 11,857,022,998
Saldo Per 30Juni 2011 77,000,000,000 21,597,063,722 9,374,556,225 860,975,745 11,500,000,000 99,374,253,149 219,706,848,842 12,255,754 219,719,104,596
Saldo Per 1 Januari 2012 77,000,000,000 21,597,063,722 9,374,556,225 984,664,494 11,500,000,000 91,400,200,181 211,856,484,622 6,490,361 211,862,974,983
Laba Bersih Periode Berjalan -- -- -- -- -- 16,786,697,478 16,786,697,478 12,639,868 16,799,337,346
Dividen tunai -- -- -- -- -- (3,080,000,000) (3,080,000,000) -- (3,080,000,000)
Laba Belum Direalisasi dari Pemilikan
Efek Tersedia untuk Dijual 3.d, 5 -- -- -- 118,368,590 -- -- 118,368,590 -- 118,368,590
Saldo Per 30 Juni 2012 77,000,000,000 21,597,063,722 9,374,556,225 1,103,033,084 11,500,000,000 105,106,897,659 225,681,550,690 19,130,229 225,700,680,919
Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk
6 Bulan 6 Bulan
Kas Bersih Dihasilkan Dari Aktivitas Operasi 20,726,924,044 8,589,422,355
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Kas Bersih Dihasilkan Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Investasi 27,429,472,456 (58,526,738,501)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan (23,833,297,868) 44,486,743,536
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN
SETARA KAS 24,323,098,631 (5,450,572,610)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 72,294,129,214 48,914,699,082
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 96,617,227,846 43,464,126,472
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
6
1. Umum
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Radiant Utama Interinsco Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 41 tanggal 22 Agustus 1984 dari Hadi Moentoro, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-574-HT.01.01.TH.85 tanggal 11 Pebruari 1985 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 49 tanggal 18 Juni 1985, Tambahan No. 860. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 3 tanggal 3 Juni 2008 dari P. Sutrisno A. Tampubolon, S.H., notaris di Jakarta, untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-44233.AH.01.02.TH.2008 tanggal 24 Juli 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 9 Desember 2008, Tambahan No. 26714.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Jalan Kapten Tendean No. 24, Mampang Prapatan, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1984. Sesuai dengan akta notaris No. 5 tanggal 12 Juni 2012 tentang perubahan pasal 3 ayat 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi:
a. Jasa teknik instalasi dan rekayasa bidang minyak, gas bumi dan energi. b. Jasa sertifikasi mutu.
c. Jasa survey bidang minyak, gas bumi dan energi.
d. Perdagangan besar (distributor) peralatan dan material bidang minyak dan gas bumi. e. Jasa penyewaan peralatan pertambangan minyak dan gas bumi.
f. Jasa perbaikan dan perawatan instalasi pertambangan minyak dan gas bumi. g. Eksplorasi dan eksploitasi dan pengembangan bidang minyak, gas bumi dan energi. h. Penyediaan fasilitas-fasilitas produksi bidang minyak, gas bumi dan energi. i. Jasa-jasa penunjang bidang migas, pertambangan umum dan energi.
j. Menyediakan dan mensupply bahan-bahan peralatan-peralatan, kendaraan serta alat apung/kapal/tongkang yang khusus digunakan untuk migas baik di darat maupun di lepas pantai maupun pertambangan umum.
k. Distributor agen dan perwakilan dari badan-badan usaha baik dalam negeri maupun luar negeri. l. Jasa penyedia/outsourcing dan management Sumber Daya Manusia.
m. Jasa marine/survey marine atau konsultasi bidang marine. n. Jasa konsultasi lingkungan dan pemetaan.
o. Jasa konsultasi konstruksi dan non konstruksi. p. Jasa konsultan keamanan (scurity consultant). q. Jasa penerapan peralatan keamanan. r. Jasa pelatihan keamanan (scurity training).
s. Jasa penyedia tenaga pengamanan (guard services).
Jumlah karyawan tetap Perusahaan dan Entitas Anak rata-rata 381 dan 360 karyawan masing-masing untuk tahun 2012 dan 2011.
7
Pada tanggal 30 Juni 2006, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal/Bapepam (sekarang menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan - Bapepam-LK) dengan suratnya No. S-824/BL/2006 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 170.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 250 per saham.
Pada tanggal 12 Juli 2006 dilakukan pencatatan 600.000.000 saham Perusahaan milik pemegang saham pendiri pada Bursa Efek Jakarta (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia). Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 770.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
c. Struktur Entitas Anak
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 24 Januari 2012, yang dituangkan dalam Akta Notaris Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., No. 20 tanggal 24 Januari 2012 pemegang saham telah menyetujui pengambilalihan saham PT Supraco Lines sebesar 16.150 lembar saham senilai Rp 16.150.000.000, PT Supraco Mitra Energy sebesar 600 lembar saham senilai Rp 600.000.000 dan PT Radiant Bukit Barisan E&P sebesar 28.499 lembar saham senilai Rp 2.849.900.000 yang dimiliki PT Supraco Indonesia (entitas anak) kepada perusahaan dalam rangka restrukturisasi internal.
dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)
8
Perusahaan memiliki baik langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% saham Entitas Anak pada 30 Juni 2012 berikut:
2. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standari Akuntansi Keuangan
(PSAK dan ISAK)
2.a Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan
Perubahan atas standar berikut wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011.
PSAK No. 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”. Entitas dapat memilih menyajikan satu laporan laba rugi
komprehensif atau dua laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif.
PSAK 1 (Revisi 2009) dan Buletin Teknis No. 7 tanggal 13 September 2011 mensyaratkan kepentingan nonpengendali (sebelumnya hak minoritas) disajikan sebagai komponen ekuitas. Perubahan ini merupakan reklasifikasi dan oleh karenanya,Perusahaan menyajikan laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan.
Berikut adalah standar baru, perubahan standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau berdampak material terhadap Perusahaan:
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) PSAK No. 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”. PSAK No. 3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan Interim”.
PSAK No. 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”. PSAK No. 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”.
PSAK No. 7 (Revisi 2010) ”Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”.
Tahun
Persentase Operasi Jumlah Aset Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Pemilikan Komersial 31 Juni 2012 Rp
PT Supraco Indonesia ("SI") Jakarta Jasa penyediaan alat-alat 99.996% 1980 382.801.400.952 dan entitas anak eksplorasi
PT Supraco Lines ("SL") Jakarta Jasa pelayaran dalam negeri 95% 2008
363.453.734.801
PT Supraco Deep Water Jakarta Jasa penyediaan alat-alat 99,90% 2008 ("SDW") *) eksplorasi
PT Radiant Bukit Barisan Jakarta Pertambangan dan perdagangan 95% Tahap eksplorasi E&P ("RBB")
PT Radiant Tunas Jakarta Jasa pembangunan, perdagangan, 99,90% 2003 Interinsco ("RTI") pertambangan, pengangkutan
darat, perbengkelan dan jasa
PT Supraco Mitra Energy Jakarta Jasa teknik dan konsultasi 65% Belum beroperasi pembangkit tenaga listrik
*) Pemilikan tidak langsung melalui SI
12.093.438.692
56.033.708.324
12.920.564.624
9
PSAK No. 8 (Revisi 2010) ”Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”.
PSAK No. 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”. PSAK No. 15 (Revisi 2009) “Investasi pada Entitas Asosiasi”.
PSAK No. 19 (Revisi 2010) “Aset Takberwujud”. PSAK No. 22 (Revisi 2010) “KombinasiBisnis”.
PSAK No. 23 (Revisi 2010) ”Pendapatan”.
PSAK No. 25 (Revisi 2009) ”Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”. PSAK No. 48 (Revisi 2009) ”Penurunan Nilai Aset”.
PSAK No. 57 (Revisi 2009) ”Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”.
PSAK No. 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”.
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”)
ISAK No. 7 (Revisi 2009) “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus”.
ISAK No. 9 “Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa”.
ISAK No. 10 “Program Liabilitas Pelanggan”.
ISAK No. 11 “Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik”.
ISAK No. 12 “Pengendalian Bersama Entitas – Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”.
ISAK No. 14 “Aset Tak Berwujud –Biaya Situs”.
ISAK No. 17 “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”.
Pencabutan Standar Akuntansi
Pencabutan atas standar akuntansi dan interpretasinya berikut ini yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan:
PSAK No. 6 “Akuntansi dan Pelaporan untuk Entitas Tahap Pengembangan”. PSAK No. 21 “Akuntansi Ekuitas” (PPSAK 6).
PSAK No. 40 “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan atau Perusahaan Asosiasi” (Pencabutan melalui
PSAK No. 15 Revisi 2009).
ISAK No. 1 “Penentuan Harga Pasar Dividen” (PPSAK 6)
ISAK No. 2 “Penyajian Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemesan Saham” (PPSAK 6) ISAK No. 3 “Akuntansi atas PemberianSumbangan atau Bantuan.
3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting
3.a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2012 telah disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.
3.b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 (Revisi 2000) tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”.
dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)
10
3.c. Prinsip-prinsip Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun Entitas Induk dan Entitas Anak. Akun "Kepentingan Nonpengendali pada Entitas Anak" merupakan hak pemegang saham minoritas pada Entitas Anak tersebut. Semua transaksi signifikan antara perusahaan telah dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasian.
Pengendalian dianggap ada ketika Entitas Induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah hak suara pada suatu Perusahaan, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada ketika Entitas Induk memiliki setengah atau kurang hak suara suatu Perusahaan jika terdapat salah satu kondisi berikut ini:
1. Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu perjanjian dengan investor lainnya;
2. Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
3. Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan; 4. Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.
Laporan keuangan konsolidasian harus disusun dengan basis yang sama yaitu; kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama. Kebijakan tersebut telah diterapkan secara konsisten oleh Entitas Anak, kecuali dinyatakan secara khusus.
Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan Entitas Induk dan Entitas Anak digabungkan secara baris per barisyakni dengan menjumlahkan satu persatu unsur-unsur sejenis dari aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban. Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antara Perusahaan dengan Entitas Anak telah dieliminasi.
Kepentingan non-pengendali dalam suatu Entitas Anak dengan defisit ekuitas tidak akan diakui, kecuali pemegang saham minoritas tersebut memiliki utang kontraktual untuk ikut membiayai defisit tersebut. Transaksi dengan kepentingan non-pengendali dihitung menggunakan metode entitas ekonomi,dimana kelebihan atas akuisisi kepentingan nonnon-pengendali yang melebihi bagian dari nilai bersih aset yang diperoleh dicatat di ekuitas
3.d. Aset dan Liabilitas Keuangan
Aset Keuangan
Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan mempunyai aset keuangan berupa transaksi derivatif yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan mempunyai kas dan setara kas, deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang kepada pihak berelasi, rekening bank yang dibatasi penggunannya dan aset tidak lancar lainnya yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
(iii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
11
(a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
(b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan (c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
(
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo.
(iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada “Pendapatan Komprehensif Lain” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian pendapatan komprehensif lain akan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan memiliki aset keuangan tersedia untuk dijual seperti yang dijelaskan pada Catatan 5.
Investasi saham diukur dengan metode biaya
Investasi saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan
Perusahaan menentukan secara individual jika terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual, maka perhitungan penurunan nilai dengan menggunakan metode discounted cash flow dan/atau nilai wajar jaminan.
Untuk aset keuangan yang tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai, maka Perusahaan membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif. Perhitungan secara kolektif dilakukan dengan prosentase tertentu. Setiap tahun Perusahaan akan mengkaji basis prosentase tersebut sampai dengan diperoleh data historis yang memadai.
Dampak atas penurunan nilai yang terjadi sebelum penerapan dibebankan pada tahun berjalan karena pemisahan atas dampak tersebut tidak dapat dilakukan oleh Perusahaan dan tidak praktis.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
(i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)
12
Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan memiliki liabilitas keuangan berupa transaksi derivatif yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(i) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan dan Entitas Anak memiliki liabilitas keuangan berupa utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, utang bank jangka panjang, utang sewa pembiayaan, utang pembelian kendaraan dan utang kepada lembaga keuangan lainnya yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Estimasi nilai wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada laporan posisi keuangan.
Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi, disajikan sebesar nilai tercatat yang nilainya mendekati nilai wajar pada 30 Juni 2012 dan 2011
3.e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aset dan liabilitas dalam mata uang asing dicatat sebagai laba atau rugi pada tahun yang bersangkutan.
Pada tanggal laporan poisisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut.
Kurs yang digunakan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, adalah sebagai berikut:
3.f. Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi
Efektif pada tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK N0. 7 (Revisi 2010),
“Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Standar ini menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar juga memberikan penjelasan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan dan Entitas Anak telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan laporan keuangan konsolidasian telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi.
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor) yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
13
b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
3.g. Setara Kas
Setara kas meliputi deposito jangka pendek yang jangka waktunya sama dengan atau kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan.
3.h. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO).
3.i. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
3.j. Aset Bangun Kelola Serah
Aset tetap berupa bangunan dalam rangka bangun, kelola dan serah (B.O.T) dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan diamortisasi berdasarkan taksiran masa manfaat aset dengan batas maksimum jangka waktu perjanjian B.O.T, yaitu antara 3 - 5 tahun menggunakan metode garis lurus.
3.k. Aset Tetap
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Tanah tidak disusutkan. Aset tetap lainnya disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut :
Tahun
Mobile Offshore Production Unit (MOPU) 16
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut diterapkan secara prospektif. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)
14
tahun yang bersangkutan. Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat yang sama dengan aset yang dimiliki atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan masa manfaat
3.l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan dan Entitas Anak menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan Entitas Anak mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
3.m. Sewa
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Perusahaan dan Entitas Anak sebagai lessee mencatat aset sewa pembiayaan pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan sebagai liabilitas sewa pembiayaan.
Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Transaksi Jual dan Sewa-balik
Transaksi jual dan sewa-balik meliputi penjualan suatu aset dan penyewaan kembali aset yang sama. Suatu transaksi sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat tidak dapat diakui segera sebagai pendapatan oleh penjual-lesee, tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.
3.n. Biaya Eksplorasi Tangguhan
RBB menggunakan metode akuntansi successful effort dalam mencatat biaya eksplorasi dan evaluasi (E&E), sesuai dengan PSAK 29, Akuntansi Minyak dan Gas Bumi.Biaya pre-license yang dikeluarkan untuk memperoleh hak eksplorasi suatu wilayah dibebankan langsung ke laporan laba rugi pada saat dikeluarkan. Biaya E&E pada awalnya dikapitalisasi sebagai aset E&E. Pembayaran yang dikeluarkan untuk memperoleh hak eksplorasi, biaya jasa teknis dan penelitian, akuisisi seismik, pengeboran dan pengujian eksplorasi dikapitalisasi sebagai aset E&E.
Aset berwujud yang digunakan untuk aktifitas E&E diklasifikasi sebagai aset minyak dan gas bumi. Akan tetapi karena aset berwujud tersebut dikonsumsi dalam pengembangan suatu aset E&E tidak berwujud, jumlah yang merefleksikan pemakaiannya dicatat sebagai biaya aset tidak berwujud. Biaya atas aset tidak berwujud tersebut termasuk biaya tetap, yang di dalamnya juga termasuk penyusutan aset minyak dan gas bumi yang digunakan untuk kegiatan E&E, bersamaan dengan biaya material lain yang digunakan selama tahap E&E. Biaya E&E tidak diamortisasi sampai dengan diperoleh kesimpulan dari hasil penilaian
Perlakuan aset E&E pada saat hasil penilaian diperoleh. Aset tidak berwujud dicatat sampai dengan keberadaan cadangan komersial dapat ditentukan dengan batasan tertentu termasuk penelaahan atas indikasi adanya penurunan nilai. Apabila cadangan komersial telah ditemukan, nilai tercatatnya setelah memperhitungkan penurunan nilai atas aset E&E, kemudian diklasifikasikan sebagai aset pengembangan dan produksi. Apabila cadangan komersial belum ditemukan, biaya yang telah dikapitalisasi harus dibebankan setelah kesimpulan hasil penilaian diperoleh.
3.o. Liabilitas Kontinjensi
15 serta jumlah liabilitas tersebut dapat diestimasi secara andal.
Jumlah diakui sebagai liabilitas diestimasi merupakan taksiran terbaik yang diharuskan untuk menyelesaikan liabilitas pada tanggal laporan posisi keuangan, dengan memperhatikan unsur risiko dan ketidakpastian yang melekat pada liabilitas. Liabilitas diestimasi diukur menggunakan estimasi arus kas untuk menyelesaikan liabilitas kini dengan jumlah tercatatnya sebesar nilai kini dari arus kas tersebut.
Bila beberapa atau keseluruhan dari manfaat ekonomis mengharuskan penyelesaian liabilitas diestimasi diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian tagihan dapat diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.
3.p. Program Imbalan Pasca Kerja
Perusahaan dan Entitas Anak menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan tetap sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Metode penilaian aktuaria menggunakan metode Projected Unit Credit (PUC) Method. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
3.q. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku yang timbul dari pengalihan aset, utang, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali diakui sebagai “Selisih Nilai Transaksi
Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas.
3.r. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan kontrak atas penyediaan jasa yang dapat diestimasi dengan andal, diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari kontrak pada tanggal laporan posisi keuangan. Hasil kontrak dapat diestimasi secara andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan kontrak tersebut akan diperoleh Perusahaan; Tingkat penyelesaian dari suatu kontrak pada tanggal laporan posisi keuangan dapat diukur dengan andal; dan Biaya yang terjadi untuk kontrak dan untuk meyelesaikan kontrak tersebut dapat diukur dengan andal.
Bila hasil transaksi kontrak penyediaan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan diakui hanya sejauh yang berkaitan dengan biaya kontrak yang dapat diperoleh kembali. Bila jumlah biaya kontrak memungkinkan melebihi jumlah pendapatan jasa penyediaan, estimasi kerugian diakui segera sebagai beban.
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Beban diakui pada saat terjadinya.
3.s. Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan Non Final
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)
16
tersebut terkait dengan transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekutias dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
Pajak Penghasilan Final
Beban pajak penghasilan final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Pendapatan dari kapal merupakan obyek pajak final sebesar 1,2%, sedangkan pendapatan dari jasa konstruksi merupakan obyek pajak final sebesar 3%.
Selisih antara jumlah pembayaran pajak penghasilan final dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai pajak penghasilan final dibayar dimuka atau utang pajak final. Akun pajak penghasilan final dibayar dimuka disajikan terpisah dari utang pajak penghasilan final.
Perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas yang berhubungan dengan pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset dan liabilitas pajak tangguhan.
3.t. Instrumen Keuangan Derivatif
Dalam rangka penerapan kebijakan manajemen risiko, Perusahaan melakukan transaksi derivatif untuk lindung nilai dan bukan untuk tujuan spekulasi.
Instrumen keuangan derivatif awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat tanggal kontrak dibuat, dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajar pada tanggal laporan keuangan.
Perubahan nilai wajar dari instrumen keuangan derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai untuk tujuan akuntansi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Sedangkan perubahan nilai wajar dari instrumen keuangan derivatif yang dirancang dan memenuhi kriteria lindung nilai atas arus kas untuk tujuan akuntansi diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
3.u. Laba Per Saham
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun periode yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar adalah 770.000.000 saham untuk tahun-tahun yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011.
3.v. Informasi Segmen
Perusahaan menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009): Segmen Operasi. Standar mengharuskan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis. Standar juga menyempurnakan definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
melaporkan segmen operasi. Standar mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen
menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Hal ini tidak menyebabkan tambahan penyajian segmen yang dilaporkan. Perusahaan mengoperasikan dan menjalankan bisnis melalui beberapa segmen operasi. Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang disampaikan kepada pengambil keputusan operasional. Dalam hal ini pengambil keputusan operasional yang mengambil keputusan strategis adalah Direksi dan Kepala Divisi.
Pembuat keputusan operasional adalah Dewan Direksi dan Kepala Divisi. Dewan Direksi dan Kepala Divisi menelaah pelaporan internal Perusahaan untuk menilai kinerja dan mengalokasikan sumber daya. Manajemen menentukan operasi segmen berdasarkan laporan ini.
3.w. Penggunaan Estimasi, Pertimbangandan Asumsi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan Manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama tahun pelaporan. Nilai aset, liabilitas, pendapatan dan beban sebenarnya kemungkinan berbeda.
Estimasi dan asumsi yang digunakan direview secara berkesinambungan. Revisi terhadap estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode yang dipengaruhi di masa mendatang. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
Estimasi Umur Manfaat
17 Imbalan Pascakerja
Nilai kini liabilitas pascakerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pascakerja.
4. Kas dan Setara Kas
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
Kas 463,309,642 485,678,449
Bank
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 11,510,410,096 9,294,258,162 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2,434,174,748 8,450,030,695
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,903,956,761 2,188,719,491
Standard Chartered Bank, Jakarta 2,728,062,043 2,042,618,502 Lain - Lain (masing-masing
dibawah Rp. 1.000.000.000) 3,764,066,037 3,117,265,215 Dollar Amerika Serikat
PT Bank DBS Indonesia Tbk 30,683,739,862 18,782,108,239
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 12,654,910,572 2,361,150,596
PT Bank Ekonomi Rahardja 741,495,928 1,959,486,891
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2,925,320,087 245,146,307
PT Citibank, N.A., Jakarta 1,360,034,264 244,200,157
PT Bank Commonwealth 5,643,795,424
Lain - Lain (masing-masing
dibawah Rp. 1.000.000.000) 5,448,682,827 1,064,077,902 Dollar Singapore
The Hongkong Shanghai Banking Corporation 120,649,366 143,812,079
PT Bank CIMB Niaga Tbk 21,036,220 96,872,119
Deposito Berjangka Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 14,213,583,968 21,328,392,560
Jumlah 96,617,227,846 71,803,817,364
Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka per Tahun 3,5% - 6,25% 3,5% - 6,25%
5. Investasi Tersedia Untuk Dijual
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
Biaya perolehan
GMT Dana Obligasi Plus 1,250,000,000 1,250,000,000
Jumlah 1,250,000,000 1,250,000,000
Laba belum direalisasi 1,103,033,084 984,664,494
Nilai Wajar 2,353,033,084 2,234,664,494
GMT Dana Obligasi Plus
dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)
18
6. Piutang Usaha
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
Berdasarkan pelanggan
Pihak - Pihak Berelasi
PT Radiant Nusa Investama 215,198,850 215,198,850
PT Radiant Utama TS 352,678,796 66,753,331
PT Radiant Guna Persada 42,568,240 29,470,320 PT Guna Mandiri Paripurna 288,691,500 173,950,500
Lain-lain - 481,468,113
899,137,386
966,841,115
Pihak ketiga
PT Chevron Pacific Indonesia 33,896,105,053 27,624,767,081 Total E&P Indonesie 41,709,401,957 42,313,222,618 Conoco Philips Indonesia 25,845,521,125 26,165,088,113 PT Pertamina (Persero) 36,207,254,583 23,965,716,487 Santos (Madura Offshore) Pty. Ltd. 24,017,313,391 22,946,670,594 BUT Petrochina International Jabung, Ltd 19,954,929,299 22,527,325,045
Mobil Cepu, Ltd. 13,279,985,686 7,929,869,216
Lain-lain (Dibawah 3% dari Jumlah) 131,803,388,476 101,463,217,509
Jumlah 326,713,899,570 274,935,876,664
Penyisihan piutang ragu-ragu (2,551,698,123) (2,051,698,123)
Bersih 324,162,201,447 272,884,178,541
19
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
Berdasarkan Umur
Belum jatuh tempo 275,605,586,252 233,031,388,589
Sudah jatuh tempo
1 s/d 30 hari 26,299,338,224 26,810,329,021
31 s/d 60 hari 10,031,297,554 6,598,422,164
61 s/d 90 hari 5,507,350,274 2,949,053,464
91 s/d 120 hari 2,518,834,123 1,250,687,104
> 120 hari 7,650,630,530 5,262,837,437
Jumlah 327,613,036,956 275,902,717,779
Penyisihan piutang ragu-ragu (2,551,698,123) (2,051,698,123)
Bersih 325,061,338,833 273,851,019,656
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
Berdasarkan mata uang
Rupiah 196,846,859,369 175,643,144,148
USD 56,306,187,496 96,269,318,546
SGD 74,459,990,092 3,990,255,086
Jumlah 327,613,036,956 275,902,717,779
Penyisihan piutang ragu-ragu (2,551,698,123) (2,051,698,123)
Bersih 325,061,338,833 273,851,019,656
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu:
Saldo awal 2,551,698,123 2,551,698,123
Penghapusan (500,000,000)
Saldo akhir 2,551,698,123 2,051,698,123
Jangka waktu rata-rata pemberian kredit penjualan jasa adalah 30 hari. Bunga tidak dikenakan atas keterlambatan pembayaran piutang. Perusahaan dan Entitas Anak tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu terhadap seluruh piutang yang telah jatuh tempo lebih dari 120 hari pada tanggal pelaporan karena manajemen mempertimbangkan tidak terdapat perubahan signifikan atas kualitas kredit dan jumlah tersebut masih dapat dipulihkan.
Perusahaan membentuk penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan pada estimasi nilai tidak terpulihkan secara individual dan pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak-pihak berelasi tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)
20
7. Persediaan
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
Bahan Konstruksi 924,818,150 3,127,641,492
Suku Cadang 353,303,393 397,498,966
Film 914,494,977 294,727,947
Lain-lain 4,074,363,759 4,602,402,719
Jumlah 6,266,980,280 8,422,271,124
8. Perpajakan
a. Pajak Dibayar di muka
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
Perusahaan
Pasal 4(2) 4,133,333
-Pasal 23 4,256,301,406
-Pajak Penghasilan - Pasal 28A
Tahun 2011 4,510,811,909 4,510,811,909
Tahun 2010 3,522,554,980
Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 10,759,730,053 21,475,318,739
Entitas Anak
Pasal 21 5,706,455 316,451,533
Pasal 22 3,611,000
-Pasal 23 109,999,277
-Pasal 25 14,979,654 252,814,673
Pajak pertambahan nilai - bersih 829,540,285 951,086,724
Jumlah 20,494,813,372 31,029,038,558
b. Utang Pajak
Pasal 15 18,137,100
-Pasal 21 7,253,971,531 1,282,813,392
Pasal 23 186,425,884 1,108,406,738
Pasal 26 - 326,417,808
Pajak Pertambahan Nilai 558,057,029 1,967,975,080
21
c. Taksiran Beban Pajak Penghasilan Badan
Taksiran beban pajak penghasilan badan dan entitas anak terdiri dari:
30 Juni 2012 30 Juni 2011
Rp Rp
Perusahaan 1,631,934,547 1,325,365,008
Entitas Anak 6,168,503,708 2,841,251,472
Jumlah 7,800,438,255 4,166,616,480
9. Investasi pada Penyertaan Saham
Merupakan investasi SI pada PT Sorik Marapi Geothermal Power dan Santa Fe Supraco Indonesia (SF), dengan persentase kepemilikan sebesar 5% yang dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai pada setiap akhir tanggal pelaporan.
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
PT Sorik Marapi Geothermal Power 5,317,440,000 2,567,040,000
Santa Fe Supraco Indonesia 465,215,000 465,215,000
Jumlah 5,782,655,000 3,032,255,000
SI meningkatkan penyertaan saham pada PT Sorik Marapi Geothermal Power menjadi sebesar Rp 5.317.440.000 dengan jumlah saham sebesar 29 lembar dan persentase kepemilikan sebesar 5%. Peningkatantersebut tertuang dalam Akta Notaris No.160 tentang Pernyataan Keputusan Pemegang Saham, Tanggal 26 Oktober 2011.
10. Aset Bangun Kelola Serah
1 Januari 30 Juni
2012 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2012
Rp Rp Rp Rp Rp
Biay a perolehan:
Bangunan 3,297,263,671 - - - 3,297,263,671
Jumlah biay a perolehan 3,297,263,671 - - - 3,297,263,671
Akumulasi amortisasi 1,107,904,252 329,726,367 - - 1,437,630,619
Jumlah Tercatat 2,189,359,420 1,859,633,053
1 Januari 31 Desember
2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2011
Rp Rp Rp Rp Rp
Biay a perolehan:
Bangunan 2,238,093,671 1,059,170,000 - - 3,297,263,671
Jumlah biay a perolehan 2,238,093,671 1,059,170,000 - - 3,297,263,671
Akumulasi amortisasi 660,285,517 447,618,734 - - 1,107,904,252
dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)
22
11. Aset Tetap
1 Januari 30 Juni
2012 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2012
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya perolehan: Pemilikan langsung
Tanah 2,658,345,500 -- 135,500,000 -- 2,522,845,500
Bangunan 37,093,274,361 -- 276,886,850 -- 36,816,387,511
Prasarana 113,410,283 -- -- -- 113,410,283
Peralatan proyek 87,771,072,572 4,169,619,803 8,632,853,962 -- 83,307,838,413
Peralatan dan perlengkapan
-kantor 12,143,515,069 651,832,193 9,752,276,972 -- 3,043,070,290
Kendaraan 77,321,307,394 339,250,000 -- -- 77,660,557,394
Bangunan dalam proses --
-Kapal 20,750,000,000 -- -- -- 20,750,000,000
Mobile Offshore Production Unit (MOPU) 298,000,000,000 -- -- -- 298,000,000,000
Aset sewa pembiayaan
-Kendaraan 6,495,443,212 11,506,885,000 840,000,000 -- 17,162,328,212
Peralatan proyek 8,091,586,138 -- -- -- 8,091,586,138
Jumlah 550,437,954,529 16,667,586,996 19,637,517,784 - 547,468,023,740
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung
Bangunan 2,704,904,416 909,650,901 104,246,953 3,510,308,364
Prasarana 113,410,283 - 113,410,283
Peralatan proyek 47,393,130,596 6,054,747,990 7,192,614,379 (7,189,584) 46,248,074,623
Peralatan dan perlengkapan
-kantor 10,136,581,497 837,579,437 10,974,160,934
Kendaraan 39,698,874,482 7,046,477,084 8,720,236,811 195,677,614 37,829,437,141
Kapal 5,810,000,006 854,705,885 6,664,705,891
Mobile Offshore Production Unit (MOPU) 9,446,305,159.00 9,305,625,000 18,751,930,159
Aset sewa pembiayaan
-Kendaraan 4,781,903,899 1,160,622,051 186,666,667 (195,677,614) 5,560,181,670
Peralatan proyek 2,924,398,130 685,435,435 3,609,833,565
Jumlah 123,009,508,468 26,854,843,783 16,203,764,809 (7,189,584) 133,262,042,630
Jumlah Tercatat 427,428,446,061 414,205,981,111
Berdasarkan Perjanjian Bangun Kelola dan Serah pada tanggal 31 Maret 2004 antara Perusahaan dengan PT Citra Tubindo Tbk (CT), hak atas penggunaan dan pemanfaatan bangunan yang didirikan di atas tanah seluas 636 m2 milik CT yang terletak di
Jl. Hang Kesturi KM 4, Kabil Industri Estate Batam, telah dialihkan kepada Perusahaan untuk periode 3 tahun. Bangunan ini telah diserahkan kembali kepada CT karena telah habis masa kontraknya pada tahun 2009.
23
1 Januari 31 Desember
2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2011
Rp Rp Rp Rp Rp
Biay a perolehan: Pemilikan langsung
Tanah 2,658,345,500 - - - 2,658,345,500 Bangunan 5,260,802,945 31,994,077,416 161,606,000 - 37,093,274,361 Prasarana 113,410,283 - - - 113,410,283
Peralatan proy ek 64,920,962,409 18,864,548,433 482,550,555 (4,468,112,285) 87,771,072,572
Peralatan dan perlengkapan
kantor 10,596,587,800 1,552,907,270 5,980,000 12,143,515,069
Kendaraan 151,326,829,539 23,542,110,561 107,494,439,548 (9,946,806,844) 77,321,307,394
Kapal 20,750,000,000 - - - 20,750,000,000
Mobile Offshore Production Unit (MOPU) - 298,000,000,000 - - 298,000,000,000
Aset sew a pembiay aan
-Kendaraan 13,065,743,624 3,376,506,432 - 9,946,806,844 6,495,443,212
Peralatan proy ek 4,468,112,285 8,091,586,138 - 4,468,112,285 8,091,586,138
Jumlah 273,160,794,386 385,421,736,248 108,144,576,104 - 550,437,954,529
Akumulasi peny usutan: Pemilikan langsung
Bangunan 1,289,103,217 1,433,308,516.00 17,507,317 - 2,704,904,416 Prasarana 113,410,283 - - - 113,410,283 Peralatan proy ek 37,574,341,932 10,250,375,563.00 431,586,899 - 47,393,130,596 Peralatan dan perlengkapan
kantor 8,328,003,572 1,813,958,718 5,380,793 - 10,136,581,497
Kendaraan 56,158,844,656 23,983,782,500 53,518,821,492 13,075,068,818 39,698,874,482
Kapal 4,542,500,002 1,267,500,004 - - 5,810,000,006
Mobile Offshore Production Unit (MOPU) - 9,446,305,159 - - 9,446,305,159 Aset sew a pembiay aan
Kendaraan 16,311,317,736 1,545,654,981 - (13,075,068,818) 4,781,903,899
Peralatan proy ek 1,207,313,117 1,717,085,013 - - 2,924,398,130
Jumlah 125,524,834,515 51,457,970,454 53,973,296,501 - 123,009,508,468
Jumlah Tercatat 147,635,959,871 427,428,446,061
Perincian keuntungan atas penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
Hasil penjualan 5,430,760,000 67,818,142,941
Jumlah tercatat aset tetap yang dijual 3,433,752,976 54,171,279,602
dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)
24 Beban penyusutan dialokasi sebagai berikut:
30 Juni 2012 30 Juni 2011
Rp Rp
Pemilikan langsung:
Beban langsung (Catatan 27) 23,189,099,376 19,014,685,045 Beban usaha (Catatan 28) 1,747,230,338 1,687,154,854 Aset sewa pembiayaan:
Beban langsung (Catatan 27) 1,846,057,486 2,015,567,838
Jumlah 26,782,387,200 22,717,407,738
Perusahaan dan Entitas Anak memiliki lima bidang tanah di beberapa daerah dengan hak legal berupa HGB yang akan jatuh tempo antara tahun 2019 sampai dengan tahun 2037. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Aset tetap digunakan sebagai jaminan atas Utang Bank Jangka Pendek, Utang Bank Jangka Panjang, Liabilitas Sewa Pembiayaan dan Utang Pembelian Kendaraan (Catatan 14, 18, 21 dan 22).
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tetap pada tanggal laporan posisi keuangan.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
12. Biaya Eksplorasi Tangguhan
Merupakan pembayaran RBB kepada BP Migas sehubungan dengan penandatanganan kesepakatan Kontrak Bagi Hasil dan biaya eksplorasi lainnya (Catatan 33h).
13. Rekening Bank Dibatasi Penggunaannya
Merupakan saldo bank milik Perusahaan dan SI yang penarikannya dibatasi dan hanya digunakan dalam rangka pembayaran utang bank jangka pendek dan jangka panjang dengan perincian sebagai berikut:
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2,431,650,988 21,172,729,265
PT Citibank N.A., Jakarta 4,275,692,172 2,068,922,998
PT Bank Ekonomi 672,849,327 591,349,997
PT Bank Bukopin 39,773,446 39,632,603
PT Bank Pembangunan Daerah Riau - 995,001
25
ANZ (Royal Bank of Scotland Indonesia) 7,005,108,401
--PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 35,479,803,965 50,171,090,215
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9,249,559,600 5,940,000,000
USD
PT Citibank N.A., Jakarta 33,155,833,272 18,545,173,088
ANZ (Royal Bank of Scotland Indonesia) 16,931,885,013 13,694,808,260
PT Bank DBS Indonesia 11,376,000,000 10,881,600,000
Standard Chartered Bank, Jakarta 4,412,655,474 8,506,870,122
Jumlah 197,610,845,726 160,939,541,684
Suku Bunga per Tahun Selama Tahun Berjalan
Rupiah 10% - 14.5% 10% - 14.5%
USD 4.74% - 5.5% 4.74% - 5.5%
PT Bank DBS Indonesia
Merupakan fasilitas pinjaman khusus bersifat berulang dan fasilitas kredit modal kerja yang diperoleh Perusahaan dengan masing-masing maksimum pinjaman sebesar Rp 30.000.000.000 dan Rp 20.000.000.000 pada tahun 2010 dengan suku bunga tetap pada 10 % per tahun dan berjangka waktu 12 bulan yang akan jatuh tempo pada tanggal 4 Juni 2011. Pinjaman ini dijamin
dengan jaminan piutang sebesar sekurang-kurangnya Rp 110.000.000.000 (Catatan 14) yang sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan piutang-piutang tersebut belum ditentukan oleh pihak bank dan Perusahaan, perjanjian gadai atas deposito berjangka milik Perusahaan sekurang-kurangnya 10% dari jumlah pokok fasilitas.
Sehubungan dengan fasilitas pinjaman tersebut di atas, Perusahaan diwajibkan menjaga dan mempertahankan Rasio Debt to EBITDA maksimum 3 kali, Debt Service Ratio mínimum 1,5 kali, Gearing Ratio maksimum 2,5 kali, nilai modal yang ditempatkan pemegang saham Perusahaan dan subordinasi pinjaman dan atau fasiltas keuangan apapun minimun Rp 200 miliar dan pemegang saham individu baik langsung maupun tidak langsung, Tuan Ahmad Ganis memegang 51% kepemilikan saham Perusahaan. Perjanjian juga mencakup persyaratan tertentu antara lain tanpa persetujuan tertulis bank Perusahaan tidak diijinkan untuk merubah jenis usaha, mengajukan permohonan pailit, membayar utang kepada pemegang saham, direksi, komisaris dan/atau induk atau Entitas Anak, mengubah bentuk/status hukum, melikuidasi dan meleburkan, membuat dan menandatangani perjanjian yang bersifat material menguntungkan pemegang saham, direksi dan komisaris serta membuat pengalihan hak secara fidusia, surat pengakuan utang, hak tanggungan dan pembebanan biaya.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Merupakan fasilitas kredit modal kerja (KMK) dengan suku bunga mengambang dan fasilitas penerbitan bank garansi untuk jaminan tender dan pelaksanaan jasa-jasa pendukung operasi perminyakan dan gas bumi yang diperoleh SI pada tanggal 26 Maret 2007. Fasilitas pinjaman ini telah ditingkatkan dari Rp 35.000.000.000 (KMK) menjadi Rp 70.000.000.000 (KMK) dan Rp 17.000.000.000 (bank garansi) pada tanggal 26 Agustus 2009. Pinjaman ini berjangka waktu 12 bulan. Berdasarkan Adendum Perjanjian pada tanggal 26 Juni 2011, pinjaman ini diperpanjang sampai dengan 25 Maret 2012.
Sehubungan dengan fasilitas pinjaman di atas, SI disyaratkan membuka rekening escrow yang hanya digunakan sebagai rekening penerima dana pinjaman dan pembayaran pinjaman (Catatan 13).
Pinjaman ini dijamin dengan 4 bidang tanah dan bangunan milik SI, 2 unit kendaraan bermotor milik SI, 1 unit mesin Crawler dan 5 unit kapal atas nama SL, hak atas tagihan SI dari proyek yang dibiayai dan proyek lain yang tidak sedang dijaminkan ke kreditur lain, serta jaminan dari PT Radiant Utama Interinsco Tbk, pemegang saham.
dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)
26
PT Bank Mandiri ( Persero Tbk )
Merupakan fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dan penerbitan bank garansi. Fasilitas pinjaman ini maksimum sebesar Rp. 10.000.000.000,- dan bank garansi sebesar Rp. 60.000.0000.000,-. Pinjaman ini berjangka waktu 12 bulan dengan tingkat bunga sebesar 11,50% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan deposito sebesar Rp.5.029.000.000 dan 17 unit kendaraan.
ANZ Panin Bank
Merupakan fasilitas pinjaman khusus bersifat berulang yang diperoleh Perusahaan dengan masing-masing maksimum pinjaman sebesar USD 3,000,000 untuk fasilitas dalam USD dan ekuivalen USD 2,700,000 untuk fasilitas dalam Rupiah atau kombinasi kedua mata uang. Fasilitas ini masing-masing dikenakan suku bunga mengambang. Perjanjian ini dijaminkan dengan deposito berjangka dan piutang usaha (Catatan 6).
Kecuali dengan persetujuan tertulis bank telah diperoleh, Perusahaan tidak boleh membuat atau mengizinkan untuk mengadakan gadai, hipotek, pembeban biaya, pengalihan, hipotek, pembebanan atau kepentingan jaminan lainnya, atau pengaturan lain yang mempunyai efek dari suatu kepentingan jaminan, terhadap aset apapun, termasuk tanpa batasan pendapatan pada di masa datang, untuk menjamin liabilitas kepada kreditur lain, mengubah komposisi dan/atau identitas anggota dewan Direksi, Komisaris dan pemegang saham.
Standard Chartered Bank, Jakarta
Pada tahun 2008, SI memperoleh fasilitas modal kerja dari Standard Chartered Bank, Jakarta. Fasilitas kredit modal kerja diperpanjang tanggal 27 Agustus 2010 dengan peningkatan kredit maksimum menjadi sebesar USD 12,000,000. Perjanjian ini berjangka waktu 12 bulan. Kemudian ada perpanjangan baru pada tanggal 26 Agustus 2011 dengan peningkatan kredit maksimum menjadi USD 15,000,000. Perjanjian ini berjangka waktu 12 bulan. Fasilitas ini dikenakan suku bunga mengambang dan jatuh tempo 31 Agustus 2012. Bunga dikenakan di muka pada setiap kali Perusahaan menarik pinjaman.
Sehubungan dengan fasilitas pinjaman tersebut di atas, SI diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu antara lain untuk memenuhi rasio-rasio keuangan tertentu. Perjanjian tersebut juga mencakup kondisi dan resiko atas pelanggaran perjanjian. SI diwajibkan menjaga dan mempertahankan Debt to Equity Ratio maksimum 2.75 kali, EBITDA minimum 2.5 kali, bunga dikenakan dimuka setiap kali SI menarik pinjaman.
PT Citibank N.A., Jakarta
Merupakan fasilitas pinjaman transaksi khusus bersifat berulang yang diperoleh SI pada tahun 2008 dengan maksimum pinjaman sebesar USD 5,600,000 pada tahun 2009 dengan suku bunga mengambang dan berjangka waktu 12 bulan sejak 25 Agustus 2010.Pinjaman ini telah dilunasi di tahun 2010.
Pada september 2011, SI memperoleh fasilitas pinjaman dengan maksimum pinjaman sebesar USD 5,000,000 dengan suku bunga mengambang dan jatuh tempo 31 Agustus 2012.
15. Utang Usaha
di bawah 3% dari jumlah) 16,761,917,175 10,670,830,759
27
Utang usaha kepada GPS dijamin dengan piutang usaha kepada Santos (Madura Offshore) Pty. Ltd. (Catatan 6, 33.a dan 33.b). Jangka waktu utang usaha berkisar antara 30 sampai 90 hari.
16. Utang Lain-lain
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
Pihak-pihak berelasi (Catatan 32) 87,286,568 927,830,408
Pihak Ketiga
Enviro 2,000,186,716
--Santa Fe BV -- 3,763,220,000
Lain-lain 10,102,489,628 28,458,747,419
Sub Jumlah 12,102,676,344 32,221,967,419
Jumlah 12,189,962,912 33,149,797,828
17. Biaya Masih Harus Dibayar
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
Gaji dan Tunjangan 36,576,246,112 23,286,499,817
Pesangon Pegawai Kontrak 12,724,456,069 9,242,265,850
Subkontraktor 19,107,913,136 7,094,028,158
Bunga 1,544,016,608 587,254,380
Lain-lain 17,879,750,391 24,534,632,048
Jumlah 87,832,382,316 64,744,680,253
18. Utang Bank Jangka Panjang
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Rp Rp
PT Bank DBS Indonesia 189,364,061,983 309,540,468,927
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk 28,608,592,003 32,935,077,713
PT Bank Commonwealth 94,800,000,000
-PT Bank UOB Indonesia 9,700,000,000
-Jumlah 322,472,653,986 342,475,546,640
Bagian jatuh tempo dalam
satu tahun (Juli 2012 s/d Juni 2013) (96,670,354,878) (87,619,060,830)
Hutang Bank Jangka Panjang - Bersih 225,802,299,107 254,856,485,810
Suku bunga per tahun selama