• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa Desain yang paling popular

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bahasa Desain yang paling popular "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah perkembangan desain bisa dikatakan bermula dari revolusi industri di Eropa. Meskipun sebenarnya dasar perkembangan desain adalah juga ditentukan oleh pertumbuhan seni rupa dan kerajinan sejak manusia ada di muka bumi ini.

Di Indonesia, pengembangan desain diawali dengan membentuk ‘Design Center’ oleh Fakultas Perencanaan dan Sipil Institut Teknologi Bandung tahun 1968 yang pada waktu itu diperkenalkan dalam Expo 70 di Osaka Jepang.

(2)
(3)

Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur

, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah

kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata

benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain"

memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif,

(4)

Penggunaan istilah design atau desain bermula dari gambar teknik arsitektur (gambar potong untuk bangunan) serta di awal perkembangan, istilah desain awalnya masih berbaur dengan seni dan kriya. Dimana, pada dasarnya seni adalah suatu pola pikir untuk membentuk ekpresi murni yang cenderung fokus pada nilai estetis dan pemaknaan secara privasi. Sedangkan desain memiliki pengertian sebagai suatu pemikiran baru atas fundamental seni dengan tidak hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, namun juga aspek fungsi dan latar industri secara massa, yang memang pada realitanya pengertian desain tidak hanya digunakan dalam dunia seni rupa saja, namun juga dalam bidang teknologi, rekayasa, dll.

Awalnya merupakan kata baru peng-Indonesia-an dari kata design (bahasa Inggris), istilah ini melengkapi kata ‘rancang/rancangan/merancang’ yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan, keluasan, dan kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu, kalangan insinyur menggunakan istilah “rancang bangun“, sebagai pengganti istilah desain. Namun di kalangan keilmuan seni rupa, istilah ‘desain’ tetap secara konsisten dan formal dipergunakan. Pengertian desain menurut beberapa kamus dan ensiklopedi yang disusun oleh ahli bahasa dan kaum profesional (Sachari, 2005: 7-8) adalah sebagai berikut:

1. Desain adalah garis besar, sketsa; rencana, seperti dalam kegiatan seni, bangunan, gagasan tentang mesin yang akan diwujudkan (The American Collage Dictionary). 2. Desain adalah gambar atau garis besar tentang sesuatu yang akan dikerjakan atau dibuat

(Readers Dictionary, Oxford Progressive English).

(5)

6. Desain adalah dorongan keindahan yang diwujudkan dalam suatu bentuk komposisi; rencana komposisi; sesuatu yang memiliki kekhasan; atau garis besar suatu komposisi, misalnya bentuk yang berirama, desain motif, komposisi nada, dan lain-lain (Encyclopedia of The Art).

Sachari (2005 : 5), terdapat beberapa pengertian-pengertian desain yang bersifat rasional, sebagai berikut:

1. Desain merupakan pemecahan masalah dengan satu target yang jelas (Archer, 1965) 2. Desain merupakan temuan unsur fisik yang paling objektif (Alexander, 1963) 3. Desain adalah tindakan dan inisiatif untuk mengubah karya manusia (Jones, 1970)

Dari beberapa pendapat diatas mengenai pengertian diatas mengenai pengertian desain, kami menyimpulkan bahwa :

(6)

A. Fungsi Desain

1. Sebagai suatu proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru

2. Sebagai suatu alat untuk

mengkomunikasikan sebuah karya cipta baru seorang desainer kepada khalayak umum.

3. Sebagai wadah untuk mempresentasikan objek-objek pada masyarakat secara gambaran maupun nyata

4. Sebagai suatu ilmu pengetahuan dan wawasan kepada manusia, agar dapat mengerti apa itu bentuk berupa penggambaran bidang, ruang, susunan, konfigurasi, komposisi, nilai dan sebagainya.

B. Tujuan Desain

Berdasarkan berbagai teori tentang desain, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan desain. Beberapa tujuan ini antara lain adalah sebagai berikut:

(7)

sebagai pemakainya dengan menyadari kelebihan keterbatasan serta kemampuan yang dimilikinya.

2. Desain yang di padu padankan dengan unsur-unsur seni dan teknologi bertujuan untuk mencapai keamanan, kenyaman dan keindahan.

(8)
(9)

Desain, khususnya dalam seni rupa, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok. Berikut ini adalah beberapa klasifikasi desain dalam seni rupa.

• Desain Grafis

(10)

seefektif mungkin. Komunikasi rupa dan visual yang dapat ditampilkan dalam desain grafis dapat berupa bahan-bahan tercetak seperti poster, brosur, undangan, majalah, surat kabar dan sebagainya.

• Desain Interior

Desain Interior adalah suatu cabang seni rupa yang berupaya untuk memecahkan kebutuhan akan ruang yang nyaman dan indah dalam sebuah hunian.

• Desain Busana

Desain Busana adalah kumpulan informasi visual tentang suatu busana yang akan dibuat, berkaitan dengan kesempatan penggunaan, siapa penggunanya, berbagai elemen penyusun yang dibutuhkan, teknik pembuatan, hingga pada persoalan pembiayaan dan sistem pemasarannya.

• Desain Produk

Desain produk atau juga dikenal sebagai desain industri merupakan cabang seni rupa yang berupaya untuk memecahkan persoalan kebutuhan masyarakat akan peralatan dan benda sehari-hari untuk menunjang kegiatannya.

• Desain Web

(11)
(12)

c. Wawasan Seni

Wawasan ini dapat membuat seorang desainer mempunyai pemahaman estetika dan kreatifitas yang tinggi.

d. Wawasan Sosial dan Budaya

Wawasan ini akan membuka pemikiran seorang desainer ke arah wawasan budaya, sejarah persoalan sosial dan permasalahan manusia lainnya. Karena itu seorang desainer minimal memiliki wawasan terutama di bidang Sosiologi, Sikologi, Ekonomi, Komunikasi dan Antropologi.

e. Wawasan Filsafat dan Etika

Wawasan ini dapat

membangun pola pikir mendalam dari seorang desainer yang dilandasi oleh sikap etis yang tinggi. Filsafat yang terlibat terutama filsafat seni dan desain.

1. Pengertian Estetika

(13)

Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.

Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika adalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indera, tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi, dan emosi.

Estetika menurut Baumgarten membedakan adanya 3 kesempurnaan di dunia ini, yaitu :

a. Kebenaran (das Wahre), ialah kesempurnaan yang bisa ditangkap dengan perantaraan rasio

b. Kebaikan (das Gute), kesempurnaan yang ditangkap melalui moral atau hati nurani c. Keindahan (das Schone), yaitu kesempurnaan yang ditangkap dengan indera

(14)

2. Arti dan Peranan Estetika dalam Desain

Menurut (Widagdo, Jurnal ITB, 2008), Estetika memiliki arti dan peranan penting dalam membantu proses sebuah desain. Berikut pendapat Widagdo :

a. Tanpa estetika desain hanyalah sebatas informasi yang dilihat namun tidak memiliki kesan.

b. Desain yang baik akan selalu memperhatikan nilai estetika dari lingkungan tempat karya desain tersebut berada

c. Desain selalu mengacu pada estetika. Ia tidak semata berkenaan dengan persepsi visual- fisikal saja, namun mencakup konsep yang abstrak, yakni: yang benar, teratur, dan berguna.

d. Estetika memperoleh tantangan ketika modernisme memilah antara “kegunaan” dan “estetik”, sebagaimana antara desain dan seni.

3. Nilai Estetika

Nilai Estetik sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan yang kita rasakan setelah kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa indah objek tersebut. Penilaian ini masih bergantung terhadap individu masing-masing. Dan beberapa faktor seperti: latar belakang edukasi, selera maupun mindset dan karakter orang-orang tersebut.

Nilai Estetika biasanya ada pada bidang/dunia seni, karna seni merupakan salah satu dunia yang selalu menghadirkan keindahan dalam setiap kali kita merasakan nya, pada seni Nilai Estetik sangat di butuhkan agar para seniman dapat menyajikan keindahan ketika mereka menampilkan dan menyajikan kepada para penonton.dan juga bisa di gunakan untuk layak atau tidak nya suatu seni untuk di pertontonkan ke masyarakat. Bidang seni erat kaitan nya dengan nilai Estetik.

(15)

digunakan sebagai metode untuk menelusuri dan menginterpretasikan makna estetika khususnya nilai estetis yang terkandung dalam prinsip-prinsip pada arsitektur dua masa yaitu masa Yunani-Romawi dan masa postmodern. Dengan membuat pembandingan nilai estetis dari dua karya arsitektur berbeda masa tersebut dan dengan teori estetika dari Monroe Beardsly sebagai patokan, didapatkan penjelasan tentang keberlakuan estetika pada karya arsitektur. Hasil penelitian yang dilakukan dengan membedakan kesan visual arsitekturnya menunjukkan bahwa kelengkapan dan ketepatan penerapan nilai estetis pada kedua arsitektur yang berbeda masa, ternyata tidak sepenuhnya sama. Oleh karena itu penggunaan suatu estetika atau nilai estetis sebagai alat untuk menilai karya arsitektur akan lebih tepat bila menggunakan pemikiran yang berkembang saat itu. Usaha untuk memunculkan sebuah rumusan estetika yang bisa digunakan sebagai alat untuk menilai karya arsitektur di segala masa menjadi tidak sepenuhnya tepat.

4. Untuk apa kita mengenal Estetika?

a. Pertama, karena karya-karya seni dan desain yang alami maupun yang buatan begitu berharga sehingga dipelajari ciri-ciri khasnya demi karya seni dan desain itu sendiri. b. Kedua, ia mesti berpendapat bahwa pengalaman estetika (pengalaman mengenai

karya seni dan desain) itu begitu berharga baik untuk kelompoknya maupun masing-masing anggotanya sehingga karya seni dan desain itu mesti dipelajari.

(16)

Semiotika berasal dari kata Yunani: semeion, yang berarti tanda. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsi tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Tanda itu dihasilkan melalui proses signifikasi yang merupakan proses yang memadukan penanda dan petanda (Barthes dalam Young, 1981:37 —38; Budiman, 1999:108; Sunardi, 2002:49). Karena itu, pada prinsipnya semiotik mempelajari bagaimana arti-arti dibuat dan bagaimana realitas direpresentasikan, yang barangkali jelas dalam bentuk “teks” dan “media” (Chandler, 2002:2). Semiotik memusatkan perhatian pada pertukaran beberapa pesan apa pun dalam suatu kata atau komunikasi dan juga memusatkan perhatian pada proses signifikasi (Sebeok, 1994:5).

Dalam pandangan Piliang, penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam berbagai cabang keilmuan ini dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain, bahasa dijadikan model dalam berbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan semiotika, bila seluruh praktek sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri (Piliang, 1998:262).

(17)

Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar belakang keilmuan adalah linguistik, sedangkan Peirce filsafat. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi (semiology).

Semiotika adalah suatu bidang studi yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi melalui sarana tanda-tanda dan berdasarkan pada sistem tanda (Segers, 1978:14) atau bidang studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengan tanda: cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakan (Eco, 1979:7; van Zoest, 1992:5).

Kemudian, Charles Sanders Peirce, yang juga sering disebut sebagai bapak semiotika berkebangsaan Amerika, mengembangkan filsafat pragmatisme melalui kajian semiotik. Bagi Peirce, tanda “is something which stands to somebody for something in some respect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretant.

Atas dasar hubungan ini, Peirce membuat klasifikasi tanda sebagai berikut :

1. Representamen, ground, tanda itu sendiri sebagai perwujudan gejala umum: a. qualisigns, terbentuk oleh kualitas: warna hijau

b. sinsigns, tokens, terbentuk melalui realitas fisik: rambu lalu lintas c. legisigns, types berupa hukum: suara wasit dalam pelanggaran 2. Object (designatum, denotatum, referent) yaitu apa yang diacu:

a. Ikon: hubungan penanda dan petanda karena kemiripan: foto

Gambar 1. Charles Sanders Peirce seorang bapak semiotika berkebangsaan Amerika (1839-1914).

(18)

b. Indeks: hubungan penanda dan petanda karena sebab akibat: asap dan api c. Simbol: hubungan penanda dan petanda yang bersifat konvensional: bendera 3. Interpretant, tanda-tanda baru yang terjadi dalam batin penerima:

a. rheme, tanda sebagai kemungkinan: konsep

b. decisigns, dicentsigns, tanda sebagai fakta: pernyataan deskriptif c. argument, tanda tampak sebagai nalar: proposisi

Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda. Sedangkan legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda.

Peirce membedakan tiga konsep dasar semiotik, yaitu: sintaksis semiotik, semantik semiotik, dan pragmatik semiotik. Sintaksis semiotik mempelajari hubungan antartanda. Hubungan ini tidak terbatas pada sistem yang sama. Contoh: teks dan gambar dalam wacana iklan merupakan dua sistem tanda yang berlainan, akan tetapi keduanya saling bekerja sama dalam membentuk keutuhan wacana iklan. Semantik semiotik mempelajari hubungan antara tanda, objek, dan interpretannya. Ketiganya membentuk hubungan dalam melakukan proses semiotis. Konsep semiotik ini akan digunakan untuk melihat hubungan tanda-tanda dalam iklan (dalam hal ini tanda non-bahasa) yang mendukung keutuhan wacana. Pragmatik semiotik mempelajari hubungan antara tanda, pemakai tanda, dan pemakaian tanda.

Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya foto. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan; misalnya asap sebagai tanda adanya api. Kemudian simbol merupakan hubungan penanda dan petanda yang bersifat konvensional atau yang telah disepakati sebelumnya. Sehingga simbol bisa terbentuk dari adanya sebuah kesepahaman yang dilakukan oleh masyarakat bersama. Contoh lambang bendera, burung garuda, dan sebagainya.

(19)

dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai dengan kenyataan. Sedangkan argument adalah yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu.

Gambar

Gambar 1. Charles Sanders Peirce seorang bapak semiotikaberkebangsaan Amerika (1839-1914).

Referensi

Dokumen terkait

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan

peraturan pemerintah Nomor '100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2000 Nomor

Pada 2019 juga, YATIM masih mendapat kepercayaan Lembaga Zakat Selangor untuk mengendalikan 9 program, iaitu Kursus Pemantapan Diri (KPD) bagi membantu

16 Ucu Cunayah Penata Muda Tk.I, III/b D.III Kebidanan Bidan Pel.Lanjutan Bidan Penyelia Rp.. Pemula Bidan

Guru B mampu menyusun penilaian tes uraian sebesar 55% dan penilaian proyek dengan kemampuan penyusunan 25%, sedangkan penilaian yang belum mampu disusun dalam

Pendapatan suami per bulan (SK Gubernur Jateng 561.4/69/2010) Jumlah pendapatan dari berbagai sumber selama 1 bulan dihitung dalam rupiah (Rp.) Menggunakan kuesioner

Penutupan lahan pertanian mendapat pemeliharaan berupa pengolahan tanah intensif dengan dicangkul dan pemupukan kompos sebesar 10 ton/ha yang diberikan setiap musim

21/SK/DIR/NSLD/2013 loan to value (LTV) Bank Indonesia melakukan sejumlah kebijakan membatasi nilai loan to value untuk ketentuan pembatasan loan to value yang