• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Paradigma atau pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan prinsip atau pengertian tertentu menjadi lebih luas atau lebih rinci. Paradigma barudi dalam perkembangan masyarakat modern, antara lain : adanya keterbukaan (transparation), peningkatan efisiensi, tanggung jawab yang lebih jelas (responsibility), dan kewajaran (fairness). Paradigma tersebut merupakan akibat perkembangan proses demokrasi dan profesionalisme di dunia. proses reformasi dan krisis multidimensional (ekonomi, moneter, hokum, dan politik) di Indonesia mendorong berkembangnya paradigma tersebut. Paradigma tersebut di Indonesia sering disebut Good Governance (tata kelola pemerintah yang baik). Paradigma tersebut mendorong adanya reformasi manajemen keuangan daerah. Reforrmasi keuangan daerah ditandai dengan adanya otonomi daereh serta dikeluarkan berbagai undang-undang.

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah dengan tekanan pada peningkatan pengawasan terhadap jalannya otonomi daerah.

(2)

Undang-undang tersebut merupkan kebijakan yang dipandang sangat demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi pemerintah yang sesungguhnya. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan desentralisasi menjadi suatu fenomena global termasuk indonesia. Desentralisasi melahirkan otonomi daerah yang bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan dan lebih mendekatkan fungsi pemerintahan kepada masyarakat dan diharapkan mampu meningkatkan percepatan pembangunan dalam usaha pencapaian tujuan negara yaitu masyarakat adil dan makmur.

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 dan Nomor 33 Tahun 2004, membawa konsekuensi bagi daerah dalam bentuk pertanggung jawaban atas pengalokasian dana yang dimiliki dengan cara yang efektif dan efisien. pemerintah daerah perlu melakukan pengelolaan dana publik yang didasarkan pada konsep dasar perfomance budgetting system (anggaran kinerja).

Proses penyelenggaraan kekuasaaan negara dalam melaksanakan penyediaan publics goods and services merupakan bagian dari good governance. Terselenggaranya suatu pemerintah daerah yang baik sebagai upaya good governance ditunjukan dengan transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas suatu instansi pemerintah daerah yang merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk mmpertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan masalah instansi yang bersangkutan.

Penerapan dan pertanggung jawaban yang tepat, jelas, dan nyata sangat diperlukan sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat

(3)

belangsung secara berdaya guna dan berhasil.. Pembangunan akan kebutuhan masyarakat akan menjadikan landasan berpikir bagaimana mengoperasikan otonomi sehingga betul-betul mencapai sasaran yaitu meningkatkan taraf dan kualitas hidup masyarakat.

Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metode penganggaran yang digunakan adalah metoda tradisional atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih dititikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran dan sistem pertanggung jawabannya tidak diperiksa dan diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efisien atau tidak. Tolok ukur keberhasilan hanya ditunjukkan dengan adanya keseimbangan anggaran antara pendapatan dan belanja namun jika anggaran tersebut defisit atau surplus berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal. Dalam perkembangannya, muncullah sistematika anggaran kinerja yang diartikan sebagai suatu bentuk anggaran yang sumber-sumbernya dihubungkan dengan hasil dari pelayanan.

Anggaran kinerja mencerminkan beberapa hal. Pertama, maksud dan tujuan permintaan dana. Kedua, biaya dari program-program yang diusulkan dalam mencapai tujuan ini. Dan yang ketiga, data kuantitatif yang dapat mengukur pencapaian serta pekerjaan yang dilaksanakan untuk tiap-tiap program. Penganggaran dengan pendekatan kinerja ini berfokus pada efisiensi penyelenggaraan suatu aktivitas. Efisiensi itu sendiri adalah perbandingan antara output dengan input. Suatu aktivitas dikatakan efisien, apabila output yang dihasilkan lebih besar dengan input

(4)

yang sama, atau output yang dihasilkan adalah sama dengan input yang lebih sedikit. Anggaran ini tidak hanya didasarkan pada apa yang dibelanjakan saja, seperti yang terjadi pada sistem anggaran tradisional, tetapi juga didasarkan pada tujuan/rencana tertentu yang pelaksanaannya perlu disusun atau didukung oleh suatu anggaran biaya yang cukup dan penggunaan biaya tersebut harus efisien dan efektif.

Berbeda dengan penganggaran dengan pendekatan tradisional, penganggaran dengan pendekatan kinerja ini disusun dengan orientasi output. Jadi, apabila kita menyusun anggaran dengan pendekatan kinerja, maka mindset kita harus fokus pada "apa yang ingin dicapai". Kalau fokus ke "output", berarti pemikiran tentang "tujuan" kegiatan harus sudah tercakup di setiap langkah ketika menyusun anggaran. Sistem ini menitikberatkan pada segi penatalaksanaan sehingga selain efisiensi penggunaan dana juga hasil kerjanya diperiksa. Jadi, tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan menggunakan dana secara efisien. Dengan membangun suatu sistem penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. Sistem penganggaran seperti ini disebut juga dengan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK).

Adapun penelitian terdahulu yang penulis jadikan sebagai bahan rujukan adalah :

1. “Tinjauan Penganggaran Berbasis Kinerja Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Pemerintah Daerah.” oleh Afiah (2010). Penelitian ini menunjukan bahwa dengan embangun suatu sistem

(5)

anggaran berbasis kinerja yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan.

2. “Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja terhadap Efektivitas Belanja Operasional.” Studi kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transnigrasi Provinsi Jawa Barat oleh Bayu Aji Prabowo (Universitas Widyatama: 2007). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh anggaran berbasis kinerja terhadap keefetivitasan melakukan belanja operasional. Dengan cara memandingkan antara rencana dengan laporan realisasi belanja operasional antara tahun 2005 dengan tahun 2006 dan dilakukan dengan pengujian hipotesis. Adapun sampel penelitian adalah pegawai dilingkungan dinas tersebut.

Kabupaten Indramayu baru saja mempunyai pasangan pemimpin anyar. Hari Minggu tanggal 12 Desember 2010, Hj. Anna Sophanah dan Drs. H. Supendi, M. Si telah dilantik Gubernur Jawa Barat menjadi Bupati dan Wakil Bupati Indramayu periode 2010-2015.

Sebagai arah dan pedoman dalam melaksanakan pembangunan Kabupaten Indramayu untuk periode 5 tahun mendatang diperlukan adanya perencanaan pembangunan sebagaimana diatur oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Beberapa peraturan yang menjadi landasan perencanaan pembangunan daerah tersebut antara lain UU Nomor 25 tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan

(6)

Pembangunan Nasional, PP Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Landasan hukum terbaru adalah Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 yang merupakan aturan pelaksanaan dari PP Nomor 8 Tahun 2008.

Dalam peraturan terakhir yang baru disahkan sekitar 2 bulan yang lalu segala bentuk perencanaan pembangunan di daerah diuraikan secara rinci, salah satunya adalah kewajiban setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), termasuk di dalamnya Kantor Kecamatan, membuat rencana lima tahunan berupa Rencana Strategis (Renstra). Sebuah perencanaan pembangunan yang sebetulnya sudah biasa dibuat pada periode kepemimpinan sebelumnya.

Namun demikian perlu dipahami bersama oleh setiap SKPD bahwa membuat Renstra SKPD sesuai aturan baru itu tidak sesederhana sebelumnya. Selain materinya yang lebih mendalam, waktu pelaksanaan pembuatannya pun harus diperhitungkan dengan matang.

Tidak mengherankan jika proses penyusunan Renstra SKPD mulai dari persiapan sampai ditetapkan oleh Bupati memakan waktu lebih lama daripada penyusunan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), yaitu sekitar 7 (tujuh) bulan. Dan, yang terpenting adalah bahwa proses penyusunan Renstra SKPD ini harus sudah dimulai semenjak Bupati dan Wakil Bupati baru dilantik. Dengan kata lain, penyusunan Renstra SKPD (sebagaimana RPJMD) harus dimulai dari sekarang.

(7)

Pada saat ini, melihat gambaran kenyataan yang ada, dirasakan masih belum optimal. Pada beberapa sisi, khususnya program dan kegiatan dari SKPD, masih sangat dipengaruhi oleh program dan kegiatan yang telah dikerjakan pada tahun-tahun yang lalu. Demikian pula dengan

penentuan besarnya anggaran belum sepenuhnya mengacu pada target kinerja berupa output dan

outcome. Kondisi demikian, merupakan salah satu daya tarik untuk diteliti lebih jauh. Bagaimana dan sejauh apa yang bisa dilihat dari penerapan sistem anggaran kinerja pada Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu.

Dicantumkan dalam Laporan Akuntailitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu tahun 2012 dari hasil pengukuran kinerja yang dilakukan, pencapaian sasaran Kecamatan Lelea secara umum sudah mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun yang menjadi alasan diambilnya Organsasi Perangkat Daerah ini sebagai objek penelitian karena penulis ingin mengetahui dan memahami sejauh mana pelaksanaan anggaran berbasis kinerja di Kecamatan Lelela Kabupaten Indramayu yang sedang mengalami perkembangan dalam pembangunannya dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terhadap kinerja Organisasi Perangkat Daerah. Apakah telah ssuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetakan sehingga dapat beroperasi secara efisien dan efektif.

Atas dasar uraian latar belakang penelitian penulis berminat untuk melakukan penelitian dengan judul :“PENGARUH IMPLEMENTASI ANGGGARAN

(8)

BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD) (Studi Kasus pada Kecamatan Lelea Kab. Indramayu).”

1.2 Identifikasi Masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka identifikasi masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah :

1) Bagaimana implementasi anggaran berbasis kinerja pada Kec. Lelea Kab. Indramayu

2) Bagaimana kinerja organisasi perangkat daerah (OPD) pada Kec. Lelea Kab. Indramayu

3) Berapa besar pengaruh Implementasi anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja organisasi perangkat daerah

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian.

Maksud dari diadakanya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penganggaran berbasis kinerja terhadap kinerja Organisasi Perangka Daerah. Sedangkan tujuan dari diadakannya penelitian antara lain adalah sbagai berikut :

1. Untuk mengetahui implementasi anggaran berbasis kinerja pada Kecamatan Lelea Kab. Indramayu

2. Untuk mengetahui kinerja organisasi perangkat daerah (OPD) pada Kecamatan Lelea Kab. Indramayu

(9)

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Implementasi anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja organisasi perangkat daerah pada Kecamatan Lelea Kab. Indramayu

1.4 Kegunaan Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi pengembangan ilmu, penerapan ilmu dan penelitian selanjutnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah nyata penerapan ilmu sesuai dengan teori yang didapat selama kuliah, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi pemerintahan di Kabupaten Indramayu dan permasalahan yang dihadapinya, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang tepat.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan menambah referensi perpustakaan dan digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain.

3. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu dalam mengelolaanggaran berbasis kinerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan 3 unsur yaitu efektif, efisien, dan

(10)

ekonomis untuk tercapainya tata kelola yang baik (good governance) di Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat.

1.5 Lokasi dan Waktu penelitian

Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti, penulis mengadakan penelitian dengan mengambil data di Kantor Kecamatan Lelea di Jl. Raya Tugu Lelea, Kab. Indramayu. Adapun waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sejalan dengan hasil wawancara peneliti dengan seorang mahasiswa yang juga duduk di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang diduga tidak menggunakan

Tabel berikut ini menunjukan SQL yang hasilnya jumlah data adalah ...E. select count (jumlah) from

Agar penelitian yang dilaksanakan lebih terarah dan sesuai dengan maksud yang diinginkan, sehingga perlunya dilakukan batasan permasalahan dalam penelitian

Lian menyetujui rumusan kata yang lebih halus untuk spesifikasi produk dalam kontrak.. Nah, mari kita dengarkan kata-kata dan ungkapan baru pada tahap terakhir negosiasi antara

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai profil ekspresi gen-gen yang terlibat dalam biosintesis fitohormon akibat cekaman kekeringan pada

Pada saluran tataniaga nol tingkat nilai efisiensi dapat dilihat pada perbandingan antara biaya tataniaga yang dikeluarkan dengan jumlah produksi yang dijual, maka

Hal ini didasarkan atas operasional penggunaan biopori di lapangan, dimana 1 biopori digunakan oleh 2 rumah Satuan timbulan sampah yang masuk ke biopori diperoleh dari

Redesain bangunan Polres Purwa Balikpapan ini dengan sasaran yang di utamakan adalah penataan kembali ruang menjadi lebih baik, memberikan wajah baru dari