• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas 1 SD pada subtema `Gemar Menggambar`

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas 1 SD pada subtema `Gemar Menggambar`"

Copied!
260
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “GEMAR MENGGAMBAR” SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Evant Mahardika NIM. 111134250. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “GEMAR MENGGAMBAR” SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Evant Mahardika NIM. 111134250. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. SKRIPSI. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “GEMAR MENGGAMBAR”. Oleh: Evant Mahardika NIM. 111134250. Telah Disetujui oleh:. Pembimbing I. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum.. Tanggal 15 Januari 2015. Pembimbing II. E. Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.. Tanggal 15 Januari 2015. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. SKRIPSI. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “GEMAR MENGGAMBAR” Dipersiapkan dan ditulis oleh: Evant Mahardika NIM: 111134250 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 22 Januari 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat. Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap. Tanda Tangan. Ketua. : Gregorius Ari Nugrahanta, S. J.,S.S., BST., M.A. ……………... Sekretaris. : Christiyanti Aprinastuti, S.si., M.Pd.. ……………... Anggota. : Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum.. ……………... Anggota. : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.. ……………... Anggota. : Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.. ……………... Yogyakarta, 22 Januari 2015 Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,. Rohandi, Ph.D. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat pertolongannya peneliti dapat menyelesaikan karya ini. Karya ini peneliti persembahkan kepada Keluarga: Kedua orang tua Agus Mulyadi dan Hartini serta kakak Briyan Satriya Putra dan adik Muhammad Ato’ul Ikhsan yang telah memberikan dukungan baik doa, semangat dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Teman dan Sahabat: Semua teman dan sahabatku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. “Yang paling berharga dari semua yang ada di dunia adalah kemampuan kita membantu anak-anak mewujudkan potensi mereka sepenuhnya” ---Samuel J. Meisels---. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 15 Januari 2015 Peneliti,. Evant Mahardika. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Evant Mahardika. Nomor Mahasiswa : 111134250 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “GEMAR MENGGAMBAR” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta persetujuan dari saya sebagai peneliti.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal: 15 Januari 2015 Yang menyatakan,. Evant Mahardika. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “GEMAR MENGGAMBAR”. Evant Mahardika Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini berawal dari penerapan kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara kepada 12 guru di 5 Sekolah Dasar dan mendapatkan data jika guru memerlukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Peneliti juga melakukan wawancara kepada 5 siswa di 5 Sekolah Dasar dan mendapatkan data jika siswa memerlukan kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi metode permainan. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan yang berjudul Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Tradisional Kelas I SD pada Subtema “Gemar Menggambar”. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau R&D yang mengadopsi model pengembangan menurut Borg & Gall dan model pengembangan menurut Sugiyono yang dimodifikasi menjadi lima tahapan. Lima tahapan tersebut meliputi: (1) Studi pendahuluan yaitu kajian kepustakaan dan analisis data. (2) Pembuatan produk yaitu pembuatan RPPH berbasis permainan tradisional kelas 1 subtema gemar menggambar. (3) Validasi poduk yaitu dilakukan oleh 12 validator dan mendapatkan skor rata-rata produk sebesar 89,9 dari skala 100 yang menunjukkan kualitas “Baik”. (4) Instrumentasi uji coba terbatas yaitu menyusun instrumen kuesioner tanggapan siswa, instrumen pedoman wawancara terhadap guru, dan instrumen tes untuk pretest dan posttest. (5) Uji coba terbatas yaitu mengujicobakan RPPH secara terbatas yang dilakukan di SDN SB. Hasil ujicoba terbatas menunjukkan bahwa penerapan RPPH berbasis permainan tradisional berdampak pada naiknya hasil belajar peserta didik dengan persentase sebesar 44%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berupa RPPH berbasis permainan tradisional dapat membuat guru terbantu dalam menyusun RPPH. Siswa juga tertarik dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan tradisional.. Kata kunci : Research and Development, RPPH, Permainan Tradisional, Subtema “Gemar Menggambar”.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT MAKING DAILY LESSON PLAN (RPPH) BASED ON TRADITIONAL GAME FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL ON “I LOVE DRAWING” SUBTHEME. Evant Mahardika Sanata Dharma University 2015 This study started with the implementation of 2013 curriculum. The author interviewed 12 teachers in 5 elementary schools and discovered that teachers required Daily lesson Plan (RPPH). The author also interviewed 5 students in 5 elementary schools and discovered that students required lessons which accommodate game method. Therefore, the author was compelled to conduct a development research titled Making Daily lesson Plan (RPPH) Based on Traditional Game for The First Grade of Elementary School on “I Love Drawing” Subtheme. This study was a development research or R&D which adopted Borg & Gall’s development model and Sugiyono’s development model which were modified into five stages. The five stages were: (1) Preliminary study which was literature study and data analysis. (2) Product making which was making RPPH based on traditional game for the first grade on I love drawing subtheme. (3) Product validation by 12 validators and produced a average score of 89,9 out of 100 which showed “Good” quality. (4) Instrumentation of limited trial which was making student questionnaire instrument, interview guide instrument for teachers, and pretest and posttest instruments. (5) Limited trial by conducting limited RPPH test in SDN SB. The result of limited trial showed that the implementation of RPPH based on traditional game increase students’ learning outcome by 44%. Research result showed that RPPH based on traditional game helped teachers in making RPPH. Students were also interested and excited to follow lessons which used traditional game method.. Keywords : Research and Development, RPPH, Traditional Game, “I Love Drawing” Subtheme.. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA “GEMAR MENGGAMBAR” sesuai dengan waktu yang diharapkan. Skripsi ini disusun demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dorongan, perhatian dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1.. Rohandi., Ph.D. dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.. 2.. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA. ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.. 3.. Christiyanti Aprinastuti, S.si., M.Pd. wakil ketua Prodram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.. 4.. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. dosen pembimbing I, yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi.. 5.. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.. 6.. E. Catur Rismiati, S.pd., M.A., Ed.D. dosen yang telah memberikan dorongan, motivasi dan perhatian sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi.. 7.. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. dosen penguji, atas saran dan dukungannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.. 8.. Para dosen dan staf PGSD, atas bantuan dan saran yang telah diberikan.. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9.. Para dosen dan validator terhadap RPPH yang telah membantu penelitian.. 10. Kasidi, S.Pd., kepala sekolah SDN SB yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian. 11. Guru kelas I SDN SB yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu dalam pelaksanaan penelitian. 12. Siswa-siswi kelas IA SDN SB yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian. 13. Kedua orang tua yang tercinta Bapak Agus Mulyadi dan Ibu Hartini, kakak dan adik Briyan Satriya Putra dan M Ato’ul Ikhsan. 14. Kakek yang tersayang Harto Saiman, Pakde Kasno, Bude Saminem, dan Mas Sigit. 15. Sahabat terbaik: Choki, Bowo, Hosea, Ibeh, Nari, dan Lala atas semangat dan keceriaan yang selalu kalian berikan. 16. Teman-teman penelitian kolaboratif: Diaz, Vian, Boni, Mentari, Cahya, Tere, Frida, Ari, Cornelia, Eka, Erlin, Vita, Rini, dan Lely. Serta tak lupa Riris, Budi, Anton, Bari, Bekti, Lila, Septi, Fany, Rina, yang banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian. 17. Semua pihak yang telah membantu tidak dapat disebutkan satu persatu. Peneliti menyadari karya ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan dan digunakan sebagaimana mestinya.. Yogyakarta, 22 Januari 2015 Peneliti,. Evant Mahardika. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv. HALAMAN MOTTO ................................................................................................ v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................. vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT .............................................................................................................. ix. KATA PENGANTAR ............................................................................................... x. DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xv DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1. 1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 8. 1.3. Batasan Penelitian ........................................................................................ 9. 1.4. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9. 1.5. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9. 1.6. Manfaat Pengembangan ............................................................................... 9. 1.7. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ..................................................... 10. 1.8. Definisi Operasional .................................................................................... 12. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori yang Mendukung ............................................................................... 14 2.1.1 Pengertian Belajar........ ..................................................................... 14 2.1.2. Teori Konstruktivisme ................................................................... xii. 15.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Halaman 2.1.3. Kurikulum ........................................................................................... 17. 2.1.4. Kurikulum 2013 .................................................................................. 24. 2.1.5. Pendekatan Tematik ........................................................................... 25. 2.1.6. Karakterisitik Kurikulum 2013............................................................ 31. 2.1.7. Pembagian Materi................................................................................ 36. 2.1.8. Perangkat pembelajaran ...................................................................... 37. 2.1.9. Pendidikan Karakter ........................................................................... 48. 2.1.10. Bermain ............................................................................................ 49. 2.1.11. Hasil Penelitian Relevan ..................................................................... 58. 2.2. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 64. 2.3. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 66. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................. 67. 3.2. Setting Penelitian ......................................................................................... 67. 3.3. Prosedur Pengembangan .............................................................................. 68. 3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 76. 3.5. Instrumen Penelitian .................................................................................... 78. 3.6. Validitas dan Reliablitas ............................................................................ 89. 3.7. Teknik Analisis Data .................................................................................... 91. 3.8. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 97. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ............................................................................................ 98. 4.2. Pembahasan .................................................................................................. 138. BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 145. 5.2. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 147. 5.3. Saran ........................................................................................................... 148. DAFTAR REFERENSI ............................................................................................. 149. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Pemetaan Perkembangan Kurikulum di Indonesia ............................... 23 Gambar 3.1 Rumus Korelasi Point Biserial .............................................................. 92 Gambar 3.2 Rumus Alpha Cronbach ........................................................................ 93 Gambar 3.3 Pedoman Penilaian Tes ......................................................................... 95 Gambar 3.4 Rumus Perhitungan Rata-rata tes .......................................................... 95 Gambar 3.5 Rumus Perhitungan Pretest dan Postest ............................................... 95 Gambar 3.6 Pedoman Penilaian Validasi RPPH........................................................ 95 Gambar 3.7 Pedoman Penilaian Observasi Pembelajaran Terpadu ........................ 96. Gambar 4.1 Rumus Penilaian RPPH ......................................................................... 111 Gambar 4.2 Rumus Persentase Kenaikan Hasil Tes ................................................. 134 Gambar 4.3 Permainan Tradisional “Ular Naga”...................................................... 141 Gambar 4.4 Permainan Tradisional “Gobak Sodor”.................................................. 142 Gambar 4.3 Permainan Tradisional “Bentengan”...................................................... 143. DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Kenaikan Nilai Pretest dan Postest Siswa ........................................... 135 Diagram 4.2 Persentase Kenaikan Pretest ke Postest ............................................... 135. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian Relevan .............................................................. 63 Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Produk menurut Borg & Gall .......................... 69 Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Sugiyono .......................................................... 70 Bagan 3.3 Pengembangan RPP berbasis permainan Tradisional Langkahlangkah Pengembangan Produk Peneliti .................................................. 72. \. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Kendala Guru Kelas 1 Terkait Implementasi Kurikulum 2013 ................ 4 Tabel 1.2 Masalah yang Dialami Siswa Kelas 1 Dalam Pembelajaran ..................... 5. Tabel 2.1 Perbandingan Teori Piaget dan Vygotsky ................................................. 16 Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Kebutuhan Guru .................................................... 79 Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ...................... 79 Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman FGD ............................................................................ 80 Tabel 3.4 Pedoman Observasi Pembelajaran ............................................................ 81 Tabel 3.5 Kisi-kisi Penilaian Silabus ........................................................................ 82 Tabel 3.6 Instrumen telaah RPP (Kemendikbud 2014) ........................................... 83. Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner tanggapan siswa ....................................................... 86. Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Uji Validitas ...................................................................... 87. Tabel 3.9 Jenis Validasi Instrumen yang Digunakan Dalam Penelitian ................ 90. Tabel 3.10 Koefisien Reliabilitas Menurut Sugiyono ............................................... 94 Tabel 3.11 Kriteria Penilaian RPPH ......................................................................... 96 Tabel 3.12 Kriteria Penilaian Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ........................ 96 Tabel 3.13 Jadwal Penelitian ..................................................................................... 97 Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru ............................................................................. 101 Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa ............................................................................ 103 Tabel 4.3 Hasil Penilaian RPPH lima Sekolah Dasar di Yogyakarta ....................... 103 Tabel 4.4 Nilai Hasil Observasi lima SD di Yogyakarta .......................................... 105 Tabel 4.5 Hasil Pengumpulan Data Kuesioner Penilaian Silabus, RPPH an Observasi ................................................................................................ 106 Tabel 4.6 Hasil Fokus Group Discussion ................................................................. 108 Tabel 4.7 Tabel Kriteria Penilaian Produk ................................................................ 112 Tabel 4.8 Rekapitulasi Pembelajaran 1 ..................................................................... 112 Tabel 4.9 Rekapitulasi Pembelajaran 2 ..................................................................... 114 Tabel 4.10 Rekapitulasi Pembelajaran 3 ................................................................... 115 Tabel 4.11 Rekapitulasi Pembelajaran 4 ................................................................... 116 Tabel 4.12 Rekapitulasi Pembelajaran 5 ................................................................... 117. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Halaman Tabel 4.13 Rekapitulasi Pembelajaran 6 .................................................................... 118. Tabel 4.14 Saran dan Komentar Pakar Ahli Bidang Seni .......................................... 119. Tabel 4.15 Saran dan Komentar Pakar Ahli Bidang Matematika .............................. 120. Tabel 4.16 Saran dan Komentar Pakar Ahli Bidang IPS ........................................... 121. Tabel 4.17 Saran dan Komentar Pakar Ahli Bidang Kurikulum ............................... 121. Tabel 4.18 Saran dan Komentar Pakar Ahli Bidang Bahasa Indonesia ..................... 122. Tabel 4.19 Saran dan Komentar Pakar Ahli Bidang IPA ........................................... 123. Tabel 4.20 Saran dan Komentar Pakar Ahli Bidang Pembelajaran ........................... 123. Tabel 4.21 Saran dan Komentar Pakar Ahli Bidang Permainan ................................ 124. Tabel 4.22 Rekapitulasi Peringkat Kualitas Produk RPPH ....................................... 125. Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ............................................................... 127. Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ............................................................ 129. Tabel 4.25 Kisi-kisi Soal Jadi Instrumen Tes ............................................................ 129. Tabel 4.26 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Terbatas ................................................... 131. Tabel 4.27 Daftar Nilai Siswa .................................................................................... 134. Tabel 4.28 Hasil Wawancara Dengan Guru Terkait Dampak Dari RPPH ................ 136. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Izin Melakukan Penelitian ........................................................... 153 Lampiran 2. Hasil Observasi ..................................................................................... 156 Lampiran 3. Hasil Dokumentasi ............................................................................... 167 Lampiran 4. Hasil Validasi ...................................................................................... 174 Lampiran 5. Soal Uji Validasi ................................................................................... 214 Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 220 Lampiran 7. Soal Sesudah Validasi .......................................................................... 223 Lampiran 8. Hasil Pretest ........................................................................................ 228. Lampiran 9. Hasil Posttest ...................................................................................... 233. Lampiran 10. Foto-Foto Kegiatan ............................................................................. 238 Lampiran 11. Biodata Peneliti ................................................................................... 240. xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 membahas delapan bagian pendahuluan dari penelitian ini, yaitu: latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. Bagian-bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut. 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan serta. mengembangkan potensi peserta didik sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20/2003). Menghasilkan peserta didik berkualitas yang memiliki kekuatan dan keterampilan seperti yang dijabarkan dalam UU No.20 tahun 2003 tersebut tidaklah mudah, diperlukan berbagai macam usaha untuk mencapai target itu, apalagi saat ini perkembangan jaman terus menalami perubahan dengan cepat. Perubahan jaman dapat dilihat dengan maraknya penggunaan teknologi yang canggih dan modern. Teknologi canggih tidak hanya digunakan dalam bidang sosial dan ekonomi saja, namun juga digunakan dalam bidang pendidikan. Adanya kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan tentunya akan ada dampak positif dan negatifnya. Apabila pemerintah tidak tanggap dengan perkembangan jaman yang cepat ini, maka semakin lama pendidikan di Indonesia akan semakin tertinggal. Hal ini dapat ditunjukkan berdasarkan hasil survei PISA (Programe For International Student Assesment) pada tahun 2009 yang menyatakan bahwa. 1.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Indonesia menempati peringkat 10 besar paling bawah dari 65 negara peserta PISA. Adapun kriteria penilaian tersebut mencakup kemampuan kognitif dan keahlian siswa membaca, matematika, dan sains. Hasil survei tersebut menunjukkan hampir semua siswa Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai level 3 saja. Sementara banyak siswa negara maju maupun berkembang lainnya,. menguasai. pelajaran. sampai. level. 4,. 5,. bahkan. 6. (kemendignas.go.id/kemdigbud). Menyikapi hal tersebut, pemerintah melakukan berbagai cara agar pendidikan di Indonesia menjadi berkualitas dan dapat bersaing dengan negara lain yang lebih maju. Salah satu caranya adalah dengan mengganti kurikulum agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman (Fadillah, 2014). Kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak perubahan, tercatat telah terjadi perubahan Kurikulum sebanyak sepuluh kali, mulai dari Kurikulum 1947 sampai dengan Kurikulum 2006 dan terakhir kali perubahan yang dilakukan adalah dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum ini ditetapkan berdasarkan Permendikbud No.57 tahun 2014. Penetapan kurikulum baru ini menimbulkan polemik di masyarakat, ada yang mendukung dan ada juga yang menolak dengan alasan serta cara pandang. mereka. masing-masing.. Menteri. Pendidikan. dan. Kebudayaan,. Muhammad Nuh mengatakan bahwa orang-orang mempertanyakan Kurikulum 2013 karena adanya perbedaan cara pandang atau belum memahami secara utuh konsep kurikulum berbasis kompetensi yang menjadi dasar Kurikulum 2013 (Kompas, 7 Maret 2013)..

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. Kurikulum 2013 yang baru ini menggunakan model pembelajaran tematik yang merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran ke dalam beberapa tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran (Mendikbud, 2013). Tema digunakan untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006). Adanya perubahan dalam kurikulum 2013 tentunya akan membuat perangkat-perangkat pembelajaran mengalami perubahan. Salah satu perangkat yang berubah adalah rencana pelaksanaan pembelajaran Harian (RPPH) yang merupakan perangkat pembelajaran paling penting dalam kegiatan pendidikan. Mulyasa. (2008). mengatakan. bahwa. rencana. pelaksanaan. pembelajaran. mencerminkan apa yang akan dilakukan oleh guru dalam memberikan kemudahan belajar siswa. Oleh sebab itu, guru harus dapat membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif. Kurikulum 2013 menekankan pada kreativitas pemahaman guru dalam membuat RPPH untuk memberikan siswa pembelajaran yang menarik. Faktor kurang optimalnya pemahaman guru tentang kurikulum yang diberlakukan maka dapat berdampak juga pada perolehan pemahaman siswa. Pemahaman yang siswa peroleh berasal dari kegiatan yang didapatkan dari proses pembelajaran guru dimana yang tertuang pada RPPH. Berbeda dari kurikulum KTSP, pada kurikulum 2013 untuk perangkat pembelajaran berupa RPPH guru menyusun sendiri sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah karena guru yang lebih tau akan kebutuhan siswa. Heru yang mengatakan “Kalau guru dianggap pemerintah tidak mampu membuat silabus dan perangkat mengajar lainnya bukan dibuatkan, tetapi.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. dilatih membuat" (Kompas, 11 April 2013). Pelatihan guru terkait implementasi kurikulum 2013 yang kurang optimal memungkinkan dapat menjadi kendala bagi guru untuk menyusun perangkat pembelajaran. Masalah di atas kemudian dijadikan penelitian lebih lanjut oleh peneliti terkait implementasi kurikulum 2013. Analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melakukan wawancara dengan Guru kelas I di lima Sekolah Dasar di Yogyakarta. Peneliti memilih guru kelas 1 karena pada saat melaksanakan kegiatan PPL banyak guru kelas 1 banyak bertanya kepada peneliti mengenai kurikulum 2013, sehingga peneliti tertarik untuk mendalami masalah pada guru kelas 1. Lima sekolah dasar dipilih melalui Focus Group Discussion (FGD). Kelima sekolah dasar tersebut adalah SDN SB, SDN J, SDN N, SDK G, dan SDK BJB yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih ada beberapa kendala yang dihadapi guru dalam pengaplikasian Kurikulum 2013. Kendala yang dihadapi guru dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1. Kendala guru kelas 1 terkait implementasi Kurikulum 2013 SDN SB. SDN J. SDN N. SDK G. SDK BJB. Guru kelas I tidak membuat RPPH untuk mengajar. Guru kelas 1 belum bisa membuat RPPH kurikulum 2013, masih terpaku dengan RPPH KTSP. Guru kelas 1 meminta untuk dibuatkan RPPH kepada mahasiswa.. Keterlambatan distribusi buku panduan dan minimnya sosialisasi tentang K13. Guru kelas 1 mengalami kesulitan dalam menyusun rubrik penilaian RPPH. Tabel 1.1 menunjukkan kendala yang dihadapi guru kelas I di lima Sekolah Dasar di Yogyakarta. Kesulitan guru terutama pada proses penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), padahal perencanaan pembelajaran.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. menjadi hal yang penting sebab memuat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan, serta didasarkan pada kondisi pembelajaran (Husamah&Yanur, 2013). Guru juga mengalami kesulitan dalam menyusun rubrik penilaian RPPH dan masih terpaku pada KTSP. yang berbasis pembelajaran terpisah. Kendala lain. yaitu. keterlambatan buku pegangan guru dan siswa sehingga membuat guru kesulitan dalam menyusun RPPH. Kelima guru yang diwawancara oleh peneliti mengatakan bahwa sosialisasi tentang Kurikulum 2013 dirasa masih kurang sehingga guru masih banyak yang mengalami kebingungan. Kebingungan yang dialami ini bahkan membuat guru di SDN SB belum menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ketika mengajar. Guru hanya terpaku pada materi yang ada pada buku tanpa ada persiapan yang cukup matang dalam mengajar. Analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya dilakukan dengan wawancara Guru kelas I, peneliti juga melakukan analisis dengan mewawancarai siswa kelas 1 di lima Sekolah Dasar di Yogyakarta. Hasil wawancara tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Masalah yang dialami siswa kelas 1 dalam pembelajaran SDN SB Mengalami kebosanan ketika pembelajaran di kelas. SDN J Ingin bermain dengan teman. SDN N Tidak konsentrasi ketika pembelajaran karena banyak teman yang mengganggu. SDK G Ingin belajar sambil bermain. SDK BJB Mengalami kebingungan ketika pembelajaran di kelas.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. Tabel 1.2 menunjukkan bahwa siswa mempunyai permasalahan ketika pembelajaran di kelas yaitu mengalami kebosanan, kebingungan, dan kurang konsentrasi. Permasalahan siswa tersebut dapat diatasi dengan memberikan metode permainan, hal tersebut sejalan dengan keinginan siswa yang diketahui dari wawancara yang mengungkapkan bahwa siswa ingin bermain dengan teman dan belajar sambil bermain. Semiawan (2002) berpendapat permainan merupakan alat bagi anak untuk menemukan apa yang belum diketahui dan melakukan apa yang belum dapat dilakukan sehingga anak belajar menjelajahi dunianya sendiri. Permainan akan membantu siswa untuk belajar menemukan apa yang diperoleh dari pengalamannya sendiri dalam lingkungannya, maka permainan merupakan cara yang tepat untuk diakomodasi dalam penyusunan RPPH. Kesimpulan dari kebutuhan siswa tersebut dapat dijadikan pengembangan dari permasalahan guru untuk menyusun RPPH berbasis permainan tradisional. Permasalahan yang ditemukan menunjukkan bahwa kebutuhan akan permainan diharapkan oleh siswa, sedangkan kebutuhan akan penyusunan RPPH diharapkan oleh guru. Masalah yang muncul terkait dengan penerapan kurikulum 2013 memang cukup banyak. Peneliti menggali permasalahan yang dialami guru lebih dalam lagi dengan melakukan observasi dan dokumentasi. Observasi yang peneliti lakukan dengan cara melihat proses pembelajaran di kelas secara langsung. Hasil dari observasi yang telah dilakukan peneliti melihat bahwa guru masih mengalami kesulitan ketika menyampaikan pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung siswa tampak tidak antusias dalam kegiatan pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat dari siswa yang sering bermain sendiri dan tidak menghiraukan pelajaran,.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. padahal dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk lebih aktif. Peneliti menilai bahwa hal ini terjadi karena minimnya media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Setelah melakukan observasi, peneliti kemudian melakukan dokumentasi untuk melihat kelengkapan perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hasil dari dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa guru belum memiliki perangkat pembelajaran yang lengkap, bahkan guru belum memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang merupakan hal terpenting dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Permendiknas No.81A Tahun 2014 menekankan bahwa seorang guru wajib membuat dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Guru dapat mengembangkan RPPH berdasarkan kemampuan peserta didik minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, serta kebutuhan dari peserta didik itu sendiri. Melihat dari permasalahan yang sudah dipaparkan di atas, guru dapat mengakomodasi kegiatan pada RPPH sesuai dengan minat, kebutuhan, dan latar belakang siswa. Guru dapat menggunakan permainan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai kebutuhan dan minat siswa dengan menyisipkan kegiatan permainan dalam RPPH. Permainan merupakan kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan untuk kepentingan permainan itu sendiri (Santrock dalam Aulina, 2012). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), permainan berasal dari kata main, yang berarti kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk menyenangkan hati (dengan alat-alat.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. tertentu atau tidak). Melalui permainan, anak akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya (Sujiono, 2010). Melihat dari permasalahan yang diuraikan di atas, peneliti mencoba untuk membantu mengatasi masalah tersebut dengan membuat produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) 2013 berbasis permainan tradisional. Oleh karena itu, peneliti melakukan sebuah penelitian dengan judul “Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan tradisional Kelas 1 SD pada subtema”Gemar Menggambar”. Peneliti berharap produk ini dapat bermanfaat bagi guru dan juga siswa dalam kegiatan pembelajaran kurikulum 2013. 1.2. Identifikasi Masalah Peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang dihadapi oleh guru dalam. melaksanakan kurikulum 2013, yaitu: 1.2.1. Guru mengalami kesulitan tentang pemahaman kurikulum 2013.. 1.2.2. Guru. kurang. optimal. dalam. penyusunan. rencana. pelaksanaan. pembelajaran. 1.2.3. Keterbatasan guru dalam mengatasi siswa yang masih dalam tahap ingin selalu bermain dan kurang dapat memusatkan perhatian ke dalam pembelajaran.. 1.2.4. Guru mengalami kesulitan dalam hal penilaian yang terdapat pada Kurikulum 2013..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.3. 9. Batasan Masalah Pembatasan masalah pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Harian (RPPH) ini dilakukan agar dapat terfokus pada pengembangan. Peneliti membatasi masalah pada : 1.3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) akan dibatasi untuk kelas I, tema kegemaranku, subtema “Gemar menggambar”. 1.3.2 Permainan. yang. dipakai. dalam. pembelajaran. dibatasi. pada. 3. pembelajaran. Pembelajaran 1 menggunakan permainan ular naga, pembelajaran 3 menggunakan permainan gobak sodor, dan pembelajaran 6 menggunakan permainan bentengan. 1.4. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana model Rencana. Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar subtema “Gemar Menggambar” ? 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana model. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar subtema “Gemar Menggambar”. 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian. (RPPH) adalah sebagai berikut..

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. 1.6.1 Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode berbasis permainan. 1.6.2 Bagi Siswa Penelitian ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan pengalaman siswa dalam pembelajaran. 1.6.3 Bagi Sekolah Dapat menambah referensi bagi sekolah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan tradisional. 1.6.4 Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan proses pembelajaran jika kelak peneliti sudah menjadi seorang guru. 1.6.5 Bagi Prodi PGSD Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis permainan tradisional. 1.7. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan. Adapun spesifikasi produk yang dikembangkan peneliti meliputi: 1.7.1. Perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada subtema “Gemar Menggambar” sebanyak 6 pembelajaran..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.7.2. 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) disusun berdasarkan kurikulum 2013.. 1.7.3. Indikator pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) disusun dengan menggunakan kata kerja operasional.. 1.7.4. Tujuan pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) memuat unsure A,B,C,D (Audience, Behavior, Condition, Degree).. 1.7.5. Penelitian ini mengembangkan produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional yang mengakomodasikan 3 permainan pada pembelajaran 1 dengan permainan ular naga, pembelajaran 3 dengan permainan gobak sodor, dan pembelajaran 3 dengan permainan bentengan.. 1.7.6. Produk yang dikembangkan bertujuan untuk memfasilitasi guru agar mudah dalam mendesain perangkat pembelajaran kurikulum 2013, khususnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional.. 1.7.7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) disusun dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, saintifik, dan pendidikan karakter dalam prosesnya.. 1.7.8. Produk yang dikembangkan memuat proses ilmiah 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan) sebagai ciri dari pendekatan saintifik..

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.7.9. 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) menggunakan model pembelajaran cooperative learning dan contextual learning.. 1.7.10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang disusun berdasarkan teori konstruktivisme, teori Vygotsky, dan teori Piaget.. 1.7.11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).. 1.8. Definisi Operasional Definisi istilah yang perlu dijelaskan dalam penyusunan desain RPPH. berbasis permainan tradisional kelas 1 sekolah dasar pada subtema “Gemar Menggambar” adalah: 1.8.1 Desain pembelajaran merupakan suatu rancangan terhadap proses belajar mengajar yang menuntun pembelajaran agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai. 1.8.2 Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru yang dirancang oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. 1.8.3 Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan pembelajaran. Metode ini memuat kegiatan 5M di dalamnya. yaitu. menanya,. mengamati,. menalar,. mencoba,. dan. mengomunikasikan. 1.8.4 Pendekatan tematik terpadu adalah pendekatan yang menghubungkan antara pembelajaran satu dengan pembelajaran lainnya, sehingga saling terkait satu sama lain..

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. 1.8.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) adalah rencana pembelajaran yang disusun dan digunakan setiap hari dalam proses pembelajaran. 1.8.6 Permainan tradisional adalah kegiatan yang menyenangkan yang di dalamnya terdapat kekayaan bangsa yang mempunyai nilai-nilai luhur untuk dapat diwariskan kepada anak-anak sebagai generasi penerus. 1.8.7 Tema kegemaranku merupakan tema kedua dari empat tema yang terdapat dalam semester satu kelas satu sekolah dasar. 1.8.8 Subtema “Gemar Menggambar” merupakan subtema ketiga dari empat tema yang terdapat pada tema kegemaranku. Subtema ini menggunakan topik gemar menggambar yang dihubungkan dengan materi muatan pelajaran..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab 2 membahas tentang landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) kajian pustaka, (2) kerangka berpikir, dan (3) pertanyaan penelitian. 2.1. Teori yang Mendukung Teori yang mendukung memaparkan tentang belajar, teori belajar. konstruktivisme, kurikulum, perkembangan kurikulum di Indonesia, kurikulum 2013, pendekatan saintifik, pendekatan tematik terpadu, penilaian autentik, pembagian materi, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, lembar kerja peserta didik, dan permainan tradisional. 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Hal tersebut seperti yang dikatakan Oemar Malik (2001), belajar adalah satu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Hamzah (2007) mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan sekedar proses menghafal, melainkan suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang. Siregar & Nara (2011) mengungkapkan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Sependapat dengan Siregar dan Nara, Hilgard (dalam Mudjijana, 2002) menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang aktif untuk membangun pengetahuan dan keterampilan siswa.. 14.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. Pernyataan para ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri seseorang melalui pengalaman dengan lingkungan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan siswa. 2.1.2 Teori Konstruktivisme Konstruktivisme. merupakan. sebuah. filosofi. pembelajaran. yang. berlandaskan anggapan bahwa melalui pengalaman, seseorang dapat membangun dan mengkostruksi pengetahuan serta pemahaman tentang dunia tempat tinggal mereka (Suryono & Hariyanto, 2012). Teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang memandang bahwa setiap siswa membentuk pemahaman melalui apa yang mereka pelajari sendiri dari suatu pengetahuan maupun keterampilan (Schunk, 2012). Tokoh konstruktivisme yang terkemuka didunia adalah Vygotsky dan Jean Piaget. Meski kedua tokoh tersebut sama-sama mengajarkan teori tentang konstruktivisme, namun mereka memiliki pandangan yang berbeda. Vygotsky berpendapat (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011) bahwa anakanak memiliki bahasa yang digunakan sebagai perangkat primer bagi adaptasi intelektualnya. Ada perbedaan antara apa yang dilakukan anak sendiri dengan apa yang dilakukan anak dengan bantuan guru atau orang tua. Vygotsky memandang perkembangan kognitif melalui dua ide utama yaitu: pertama perkembangan intelektual dapat dipahami bila hanya ditinjau dari konteks pengalaman historis dan budaya anak. Kedua, perkembangan anak bergantung pada sistem-sistem isyarat dimana ia tumbuh. Vygotsky yakin bahwa tujuan akan tercapai jika anak belajar menyelesaikan tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas tersebut masih berada dalam daerah perkembangan dekat mereka (Utomo, 2006)..

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. Piaget (Slavin, 2000) memandang bahwa setiap anak memiliki rasa ingin tahu yang mendorongnya untuk berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Struktur kognitif anak akan meningkat sesuai dengan perkembangan usianya menuju aktivitas mental yang lebih kompleks. Suryono & Hariyanto (2012) beranggapan bahwa dengan mencermati peran penting konsep yang fundamental seperti kelestarian objek-objek, serta permainan-permainan. yang. mendukung. struktur. kognitif. anak. dapat. memunculkan pengalaman bagi anak yang tidak mudah dilupakan. Guru dapat mengoptimalkan kegiatan belajar melalui permainan untuk mendukung kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Pendapat yang diungkapkan oleh Piaget dan Vygotsky dapat dilihat dengan jelas melalui tabel 2.1 tentang perbandingan teori konstruktivisme diantara dua pakar konstruktivisme tersebut. Tabel 2.1 Perbandingan teori Piaget dan Vygotsky Aspek Konteks sosial-budaya Kontruktivisme Perkembangan kognitif. Pengaruh budaya Tahapan Peranan bahasa Proses kunci. Interaksi dengan orang lain Proses. Sumber: Abdullah (2006). Piaget Kurang ditekankan Kontruktivisme positif Perkembangan kognituf sebagai akibat eksplorasi dan peserta didik membangun pengetahuannya Perkembangan kognitif bersifat universal Menekankan pada tahapan Kurang berperan Skematis, asimilasi, akomodasi, operasi, kekekalan, klasifikasi, hipotesis-deduktif Teman sejawat dibutuhkan sebagai agen perubahan Proses individu menjadi proses sosial. Vygotsky Sangat ditekankan Kontruktivisme sosial Perkembangan kognitif muncul akibat interaksi sosial Perkembangan kognitif bervareasi Tidak ada tahapan Sangat berperan membentuk pikiran Bahasa, dialog, alat budaya zona perkembangan Arang dewasa dibutuhkan sebagai agen perubahan Proses sosial menjadi proses psikologi individu.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. Tabel 2.1 menjelaskan tentang perbandingan dua pandangan antara Piaget dan Vygotsky. Pada kolom Piaget dapat dilihat bahwa konstruktivisme kurang ditekankan, perkembangan kognitif sebagai akibat dari eksplorasi untuk membangun pengetahuannya dan proses kuncinya terdapat pada skematis, asimilasi, akomodasi operasi, klasifikasi, hipotesis-deduktif. Kolom kedua memaparkan tentang konstruktivisme menurut Vygotsky yang berpandangan ahwa perkembangan kognitif muncul akibat interaksi sosial proses kuncinya terdapat pada dialog, alat budaya serta zona perkembangan. Paparan mengenai pendekatan konstruktivisme di atas, menjelaskan bahwa tugas guru berperan sebagai fasilitator. Fasilitator mempunyai peran untuk menyediakan bimbingan dan menciptakan lingkungan yang kondusif dalam mendukung peserta didik memperoleh pengetahuannya. Guru dapat memfasilitasi anak untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan teman sebayanya, karena kolaboratif akan lebih bermakna dari pada kompetitif. Hal ini akan mengurangi persaingan antar peserta didik. Penerapan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dapat memudahkan peserta didik dalam menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit (top down process). Guru dapat melibatkan peserta didik dalam pengalaman belajar yang memunculkan hipotesis awal kemudian mendorong terjadinya kerjasama untuk menyimpulkan masalah dan meningkatkan pengetahuannya. 2.1.3 Kurikulum Kurikulum merupakan unsur penting dalam pendidikan di Indonesia. Kurikulum merupakan salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Fadlillah (2014) mengatakan bahwa kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum yang baik maka tidak mungkin pendidikan akan dapat berjalan dengan baik juga. Untuk dapat terus meningkatkan mutu pendidikan agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman, kurikulum di Indonesia telah banyak mengalami perkembangan. Berikut ini pemaparan tentang perkembangan kurikulum yang ada di Indonesia. 2.1.3.1 Perkembangan Kurikulum di Indonesia Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi. Perkembangan kurikulum di Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan. Indratno (Forum Mangunwijaya, 2013) mengatakan bahwa sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945 sampai dengan saat ini (67 tahun) telah lahir sepuluh kurikulum. Perubahan kurikulum yang sedang dilaksanakan di Indonesia saat ini adalah perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Mulyasa (2013) menyatakan bahwa perlunya perubahan kurikulum karena berdasarkan beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah internasional berikut ini adalah perkembangan kurikulum menurut Suparlan (2011). Terhitung dari tahun 1945 sampai 2014, Indonesia sudah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. Pertama, Rencana Pelajaran 1947 merupakan kurikulum pertama di Indonesia. Istilah yang digunakan adalah rencana pelajaran. Pembelajaran dalam kurikulum ini lebih mengutamakan pendidikan watak,.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. kesadaran bernegara, dan bermasyarakat daripada pengetahuan. Belum ada RPPH pada kurikulum rencana pelajaran. Kurikulum ini memuat 2 unsur pokok, yaitu (1) daftar jam pelajaran atau struktur program, (2) garis-garis besar program pengajaran (Suparlan, 2011). Kedua, rencana pelajaran pada kurikulum 1952 dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952, kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1947. Sudah ada rencana pelajaran yang disebut silabus dalam kurikulum ini. Rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Setiap mata pelajaran kurikulum ini diajarkan oleh satu orang guru dan silabus untuk mata pelajarannya sangat jelas (Trianto, 2009). Ketiga, Rencana Pelajaran 1958 yang merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1952. Kurikulum ini digunakan sampai dengan tahun 1964 (Suparlan, 2011). Keempat, Rencana Pendidikan 1964 merupakan penyempurnaan dari kurikulum Rencana Pelajaran 1958. Kurikulum ini mewajibkan metode pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah (problem solving). Ada panca wardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani (Trianto, 2009). Kelima, Kurikulum1968 merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia. Struktur program kurikulum ini dibagi menjadi 3, yaitu: pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus meliputi mata pelajaran pendidikan khusus. Pada kurikulum ini, untuk pertama kali. istilah kurikulum digunakan di Indonesia (Suparlan, 2011). Kurikulum. rencana pendidikan dan kurikulum 1968 sudah mengalami peningkatan dalam hal metode dan pendekatan pendidikannya, yaitu penggunaan metode pemecahan masalah (problem solving) dan pendekatan terintegrasi atau terpadu..

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. Keenam, Kurikulum 1975 lahir berdasarkan ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang. GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) kurikulum ini dikenal dengan format yang rinci (Suparlan, 2011). Kurikulum ini sudah membuat pedoman pembelajaran yang tertuang dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PSSI). Menurut (Triyanto, 2009) metode, materi, dan tujuan pelajaran dalam kurikulum 1975 tertuang secara gamblang dalam PPSI, kemudian lahir Rencana Pelajaran setiap satuan bahasan. Jadi, kurikulum 1975 sudah mulai menuangkan kegiatan pembelajaran dalam rencana pelajaran, atau sekarang disebut sebagai RPPH. Ketujuh, Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Kurikulum ini berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Perbaikan Kurikulum. Kurikulum 1984 memiliki 4 aspek yang disempurnakan, yaitu: (1) pelaksanaan PSPB (pendidikan sejarah perjuangan bangsa), (2) penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, (3) pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4) pelaksanaan pelajaran berdasarkan keruntutan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa (Suparlan, 2011). Trianto (2009) Kurikulum ini menggunakan process skills approach yang memposisikan siswa pada subyek belajar. Dari hal-hal yang bersifat mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan (konsep cara belajar siswa aktif). Pendapat para ahli di atas menunjukkan bahwa kurikulum 1984 sudah merubah cara.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. pandang dari teacher center menjadi student center. Guru mulai mengembangkan dan menyeimbangkan kemampuan siswa berdasarkan pengetahuan, sosial, dan keterampilan siswa. Kedelapan, Kurikulum 1994 merupakan pelaksanaan amanat UU Nomer 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum 1994 dilaksanakan berdasarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/ U/ 1993 tanggal 25 Februari 1993. Tiga lampiran dalam Kurikulum 1994 berisi: (1) Landasan, Program, dan Pengembangan Kurikulum, (2) GBPP, dan (3) Pedoman Pelaksanaan Kurikulum (Suparlan, 2011). Penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum harus didasarkan dengan proses dan tujuan, agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan optimal. Menurut (Triyanto, 2009) menambahkan bahwa Struktur kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses. Sesuai dengan pendapat diatas, kurikulum 1975 sudah mulai memperbaiki struktur kurikulum dengan membuat panduan kurikulum. Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum ini bukan hanya menilai hasil namun sudah menilai proses belajar siswa. Kesembilan, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004. Kurikulum 1975-1994 berorientasi pada pencapaian tujuan yang berimplikasi pada penguasaan kognitif. KBK lahir sebagai tuntutan reformasi. Kurikulum ini menekankan pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK memiliki empat komponen, yaitu Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB), Penilaian Berbasis Kelas.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. (PBK), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS). Pada kurikulum ini lahir metode pembelajaran PAKEM dan CTL, serta penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif dengan penekanan penilaian berbasis kelas (Trianto, 2009). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada kurikulum ini lahir istilah kompetensi dasar. Penilaian belajar pada kurikulum ini meliputi aspek pengetahuan, sosial dan keterampilan. Kesepuluh, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. kurikulum ini merupakan pengembangan dari KBK. Standar isi dan proses yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Suparlan, 2011). Tujuan pendidikan pada kurikulum KTSP menurut (Trianto, 2009) menekankan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut. Pada kurikulum ini rencana pembelajaran di buat oleh pemerintah, namun untuk yang sekarang pemerintah hanya menyediakan silabus yang dapat dikembangkan oleh guru, sehingga guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri. KTSP melahirkan istilah standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi lulusan (SKL). Gambar perkembangan kurikulum di Indonesia yang peneliti ambil dari Kemendikbud tahun 2013 adalah sebagai berikut..

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. Gambar 2.1 Pemetaan Perkembangan Kurikulum di Indonesia. Sumber: Kemendikbud 2013 Gambar 2.1 di atas menjelaskan tentang perubahan-perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia. Indratno (forum Mangunwijaya, 2013) menyatakan bahwa kurikulum tahun 1968 ditetapkan dan berlaku sampai tahun 1975, tahun 1975 muncul kurikulum baru yakni kurikulum 1975, kemudian pada tahun 1984 ditetapkan kurikulum baru yakni kurikulum 1975 yang telah disempurnakan atau lebih dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan kurikulum ini berlaku sampai pada tahun 1993 karena pada tahun 1994 dikeluarkan kurikulum baru yakni kurikulum 1994. Rentang waktu selama 36 tahun Indonesia telah mengeluarkan tujuh kurikulum dan terus berkembang hingga lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum berbasis Kompetensi dikeluarkan pada tahun 2004 dan disempurnakan pada tahun 2006 dengan menambahkan Standar Isi dan Standar Kompetensi (Sisko) sehingga menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (forum Mangunwijaya, 2013)..

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. 2.1.4 Kurikulum 2013 Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013. kurikulum 2013 menginginkan generasi bangsa memiliki kemampuan yang seimbang antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Fadlilliah (2014) mengatakan kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skill dan hard skill siswa berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hal serupa juga dikemukakan oleh Hidayat (2013) yang mengungkapkan bahwa “kurikulum 2013 dicita-citakan dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif, yaitu bukan hanya cerdas secara intelektualnya saja namun juga cerdas secara emosi, dan spiritualnya.” Kesimpulan dari pendapat kedua ahli di atas adalah kurikulum 2013 bertujuan untuk menciptakan siswa di Indonesia agar memiliki kemampuan yang seimbang antara intelektual, emosi dan keterampilannya. Penerapan kurikulum 2013 menjadi salah satu solusi untuk menghadapi tuntutan jaman di era globalisasi. Fadlillah (2014) mengemukakan kurikulum 2013 bertujuan untuk menyiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat dengan membekali mereka ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan yang memadai. Kemampuan tersebut harus dipadukan dengan penanaman nilai-nilai karakter dalam proses pembelaran. Hidayat (2013) mengatakan kegiatan pembelajaran yang digunakan harus. memberikan. kesempatan. kepada. siswa. membangun. pengetahuan. berdasarkan pengalaman belajar di kelas, lingkungan sekolah, maupun masyarakat.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. serta mampu mendekatkan siswa dengan nilai-nilai karakter sesuai dengan budaya bangsanya. Pemaparan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 dipersiapkan pemerintah untuk membekali generasi bangsa dalam menghadapi tantangan global. Generasi yang dicita-citakan oleh kurikulum ini memiliki kualitas yang seimbang antara kemampuan soft skill dan hard skill yang meliputi kompetansi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuan dari kurikulum 2013 adalah kemampuan tersebut menyesuaikan dengan nilai karakter bangsa. Pendidikan karakter dapat dicapai dengan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan produktif. 2.1.5 Pendekatan Tematik Pembelajaran tematik merupakan gabungan dari berbagai muatan materi pelajaran. Trianto (2009) menyebutkan bahwa pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Tema digunakan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu kali pembelajaran. Depdiknas (2006), mengutarakan bahwa pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Majid (2013) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu adalah sebagai pendekatan mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep yang telah mereka pahami..

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan tematik integratif sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran di tingkat sekolah dasar. Perubahan yang dilakukan pada Kurikulum 2013 dilandasi oleh berbagai hal, antara lain adalah landasan yuridis, teoritis, dan konseptual. Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu landasan konseptual pengembangan Kurikulum 2013 (Mulyasa, 2013). Pembelajaran kontekstual diharapkan dapat menciptakan kondisi belajar menjadi semirip mungkin dengan situasi aslinya atau kondisi nyata. Hal ini bertujuan agar guru dapat dengan mudah mengaitkan pembelajaran yang dilakukan dengan kondisi nyata yang sebenarnya. Pendekatan kontekstual merupakan konsep yang digunakan untuk membantu guru dalam mengaitkan materi yang diajarkan dengan kondisi nyata yang ada di sekitar peserta didik, sehingga akan membantu peserta didik untuk membantu memahami kemudian menghubungkan pengetahuan yang diperoleh dengan menerapkan dalam konsep kehidupan sehari-hari (Suprijono, 2011). Pendapat senada juga diungkapkan oleh Asra (2009) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang lebih pada upaya guru untuk memfasilitasi peserta didik dalam memahami relevansi materi, sehingga peserta didik mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan kontekstual lebih menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator, yang memfasilitasi peserta didik dalam belajar, namun tidak sepenuhnya melepas peserta didik. Karena dalam pembelajaran ini peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman kontekstual mereka dengan menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga proses belajar seperti ini akan bermakna karena peserta didik belajar dari pengalamannya..

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. Komponen dalam pendekatan pembelajaran kontekstual sama dengan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, seperti dalam Sagala (2009) yang mengungkapkan. bahwa. komponen. pembelajaran. kontekstual. adalah. kontruktivisme atau yang berhubungan dengan perkembangan pemikiran peserta didik, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya adalah data-data yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Pendapat tersebut senada dengan Riyanto (2010), data yang dihasilkan peserta didik dapat berupa proyek atau kegiatan, laporan, tugas rumah, kuis, karya, presentasi atau penampilan peserta didik, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis, dan karya tulis. Pembelajaran kontekstual disampaikan pada bab ini dimaksudkan guna menjelaskan tentang pendekatan tematik integratif yang pada dasarnya juga menerapkan konsep pembelajaran kontekstual. Pendekatan tematik integratif lebih condong pada konsep keterkaitan muatan pelajaran satu dengan lainnya yang kemudian terintegrasi sehingga sesuai dengan konteks pribadi peserta didik. Sehingga dalam proses pembelajarannya peserta didik belajar dengan mengaitkan pelajaran satu dengan yang lainnya dan peserta didik dapat mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Hadisbroto (Trianto, 2011) mengungkapkan bahwa pembelajaran terpadu lebih pada mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan lainnya atau tema tertentu, suatu konsep dengan konsep tertentu, yang dilakukan secara spontan maupun direncanakan serta dapat mencakup satu bidang studi bahkan lebih dengan berbagai pengalaman belajar anak sehingga menjadi lebih bermakna. Sedangkan Joni (Trianto, 2011) juga mengungkapkan bahwa pembelajaran.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. terpadu merupakan sebuah sistem yang dapat mengaktifkan peserta didik baik secara individu maupun kelompok untuk mencari, menggali serta menemukan konsep bahkan prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan Autentik. Trianto (2011) menegaskan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan belajar mengajar dengan melibatkan berbagai bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Pendapat para ahli mengenai pembelajaran tematik integratif di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan yang mengusahakan keterkaitan antar bidang studi, antar konsep, antar pokok bahasan, antar tema bahkan hingga pembelajaran tersebut dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran tematik integratif mengusahakan peserta didik memperoleh pembelajaran secara holistik, bermakna, dan autentik. 2.1.5.1 Karakteristik Pembelajaran Tematik Pendekatan tematik 2013 memiliki beberapa karakteristik yang harus diketahui oleh guru sebagai pelaku pembelajaran. Trianto (2010) mengungkapkan karakteristik pembelajaran tematik antara lain yaitu, pembelajaran tematik berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat. fleksibel,. menggunakan. prinsip. belajar. sambil. bermain. dan. menyenangkan. Sejalan dengan Trianto (2014), Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa karakteristik pembelajaran tematik terpadu adalah berpusat pada anak, memberikan pengalaman langsung pada anak, pemisahan antar muatan mata.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan), menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar muatan yang satu dengan yang lainnya), bersifat luwes (keterpaduan antar berbagai mata pelajaran), hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya). Karakteristik pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu pendekatan yang terdapat pada kurikulum 2013. Kesimpulannya adalah bahwa pembelajaran tematik memiliki karakteristik pembelajaran yang berpusat pada. siswa,. fleksibel,. dan. menciptakan. pembelajaran. bermakna. yang. menyenangkan, sehingga sesuai dengan karakteristik siswa dan memudahkan siswa untuk menyerap materi muatan mata pelajaran dengan baik. 2.1.5.2 Kelebihan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik yang merupakan bagian dari pembelajaran terpadu memiliki keuntungan yang dapat dicapai (KTSP, 2007), antara lain memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu, siswa mampu mempelajari pengetahuan dan pengembangan berbagai kompetensi antara isi mata pelajaran dalam tema yang sama, pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa agar lebih berkesan, lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas, siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain, guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan materi. Kesimpulan dari pendapat ahli di atas adalah bahwa pembelajaran tematik dapat mempermudah untuk memusatkan perhatian hanya pada satu tema, dan bermanfaat bagi siswa karena pembelajaran hanya berpusat kepada siswa dengan pemahaman materi yang dapat dilakukan secara mendalam. Guru juga dapat menghemat waktu secara efisien karena muatan berbagai mata pelajaran dapat dilakukan secara bersamaan. 2.1.5.3 Kelemahan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik juga memiliki beberapa kelemahan. Majid (2013), mengungkapkan bahwa kelemahan model pembelajaran tematik adalah dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja. Puskur (Majid, 2014) mengidentifikasi beberapa aspek keterbatasan pembelajaran tematik terpadu yaitu: a) aspek guru, yaitu guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal dan rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi; b) aspek peserta didik, yaitu pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitas; c) aspek sarana dan sumber belajar, yaitu: pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi; d) aspek kurikulum, yaitu kurikulum harus sesuai, berorientasi pencapaian ketuntasan pemahaman siswa (bukan pada.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. pencapaian target penyampaian materi), dan e) aspek penilaian, yaitu pembelajaran. terpadu. membutuhkan. cara. penilaian. yang. menyeluruh. (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari berbagai bidang kajian terkait yang di padukan. Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dalam pembelajaran tematik terpadu dapat menggunakan aspek-aspek yang mendukung agar pembelajaran tematik terpadu dapat dilaksanakan dengan baik. 2.1.6 Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum memiliki karakteristik yang berbeda-beda, begitu juga dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memiliki 8 karakteristik. Karakteristik tersebut meliputi (1) konten kurikulum berisi kompetensi-kompetensi dalam mata pelajaran; (2) Kompetensi Inti sebagai gambaran aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan; (3) siswa harus mempelajari Kompetensi Dasar dalam satu tema; (4) ranah sikap dan juga kemampuan kognitif diutamakan dari KI dan KD; (5) semua KD dan kegiatan pembelajaran dikembangkan mengarah untuk mencapai kompetensi inti; (6) KD saling memperkuat, memperkaya antar mata pelajaran; (7) silabus dikembangkan menjadi rancangan belajar yang mencantumkan KD dalam satu tema; (8) RPP dikembangkan dari setiap KD (Kemendikbud: 2014). Selain delapan karakteristik umum yang telah disebutkan di atas Kurikulum 2013 juga memiliki karakteristik pada pendekatan dan penilaian sebagai berikut. 2.1.6.1 Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik integratif. Pendekatan saintifik bertujuan untuk membuat siswa aktif dalam.

Gambar

Gambar 2.1 Pemetaan Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Tabel 3.1 di atas menjadi pedoman wawancara peneliti pada saat melakukan wawancara secara langsung/bertatap muka dengan responden.
Tabel 3.6 menunjukkan instrumen telaah RPPH. Cara melakukan penilaian adalah dengan memberi checklist (√) pada kolom dengan rentang nilai 0-4
Tabel 3.7 di atas merupakan kisi-kisi yang digunakan pada kusioner tanggapan siswa untuk mengetahui komentar siswa untuk uji coba RPPH berbasis permainan anak, dan kusioner tersebut telah melalui validasi pakar ahli.
+7

Referensi

Dokumen terkait

*Guna : Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan spesialisasi otak kiri dan kanan serta lateralisasi yang tercermin dari kemampuan anak memakai baju sendiri, lempar-tangkap

Menurut Moursund (1997) dalam Made Wena (2009: 147) kelebihan dari metode proyek antara lain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan kemampuan dalam

Mengenai hal ini, maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan atau indikator dalam merekrut guru-guru di Indonesia. Yang tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas tentang

Saran untuk calon guru PAI adalah untuk mendalami kompetensi. ini sebelum terjun menjadi seorang pengajar, karena

Citra resolusi tinggi yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit Quickbird, citra satelit GeoEye-1 dan foto udara ultralight. Data tersebut dipilih

[r]

Proses penjadwalan ( scheduling ) merupakan pengalokasian sejumlah sumberdaya produksi untuk melakukan serangkaian aktivitas operasi pada satu periode tertentu. 5)

Komunikasi dalam Jaringan memang dapat mendatangkan suatu keutungan, namun kerugian yang kita rasakan juga antara lain, kecuali ... Penyebaran Virus di