• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan 12 & 13 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI. Persediaan. Different Types of Stock. Persediaan 28/11/2013. Outline: Referensi: TIN 4113

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertemuan 12 & 13 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI. Persediaan. Different Types of Stock. Persediaan 28/11/2013. Outline: Referensi: TIN 4113"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN &

PENGENDALIAN PRODUKSI

TIN 4113

Pertemuan 12 & 13

• Outline:

– Independent Demand Inventory System

• Referensi:

– Smith, Spencer B., Computer-Based Production

and Inventory Control, Prentice-Hall, 1989.

– Tersine, Richard J., Principles of Inventory And

Materials Management, Prentice-Hall, 1994.

Persediaan

• Persediaan / Inventory:

A stock of goods

An idle resources that has economic value 1/3 dari aset perusahaan manufaktur Ada pada banyak titik pada rantai

pembelian/produksi/distribusi, dalam bentuk yang berbeda

Different Types of Stock

Persediaan

• Sebab munculnya persediaan:

Supply dan demand sulit disinkronisasikan dengan tepat.

Disebabkan oleh: time factor, discontinuity factor (decoupling function), uncertainty factor, economic factor

Perlu waktu dalam menyiapkan kebutuhan material

(2)

Persediaan

• Fungsi persediaan:

– Working stock (cycle / lot size stock) – Safety stock (buffer / fluctuation stock) – Anticipation stock (seasonal / stabilization stock) – Pipeline stock (transit stock / work in process)

• External: on trucks, ships, railcars, pipeline • Internal: being processed, waiting to be processed,

being moved

– Psychic stock

Biaya dalam Sistem Persediaan

Pemasok Produsen Distributor Pengecer Pelanggan

Ongkos bahan baku, inventori Ongkos produksi, inventori Ongkos inventori Ongkos

transportasi transportasiOngkos transportasiOngkos transportasiOngkos

Ongkos inventori

INVENTORY COST: 1. Purchase cost 2. Order / set up cost 3. Holding / carrying cost 4. Stockout cost

Permasalahan Inventori

INVENTORI

DETERMINISTIK PROBABILISTIK UNCERTAINTY

- Demand diketahui secara pasti - Demand tidak memiliki variasi (S=0) - Dibagi menjadi: 1. Deterministik statik 2. Deterministik dinamik

- Fenomena demand tidak diketahui secara pasti - Ekspektasi, variansi, dan pola

distribusi kemungkinannya dapat diprediksi (S0) - Persoalan utama menentukan

berapa Safety Stock

- Ketiga parameter populasinya tidak diketahui secara lengkap (pola distribusi kemungkinannya tidak diketahui)

Sistem Persediaan

• Jenis sistem persediaan:

– Perpetual >>> Independent – Periodic >>> Independent

– Material Requirement Planning >>> Dependent – Distribution Requirement Planning >>> Dependent – Single order quantity

Metode Q vs Metode P

Permasalahan

Kebutuhan material ABC untuk tahun depan (D) sebanyak 1.000 unit. Untuk mendapatkan barang tersebut dibeli dari seorang pemasok dengan harga barang (p) sebesar Rp. 10.000,-/unit dan ongkos pesan (k) sebesar Rp. 1.000.000,- untuk setiap kali melakukan pesanan. Jika ongkos simpan barang (h) sebesar Rp. 2.000,- /unit/tahun. Bagaimana cara mengatur pengadaan material ABC yang paling ekonomis?

(3)

Alternatif Solusi Praktis

1. Membeli langsung 10.000 unit (Q=10.000 unit) 2. Membeli barang dua kali untuk setiap pembelian

sebesar 5.000 (Q=5.000 unit)

3. Membeli barang empat kali untuk setiap pembelian sebesar 2.500 (Q=2.500 unit)

4. Membeli barang sepuluh kali untuk setiap pembelian sebesar 1.000 (Q=1.000 unit)

5. Masih banyak alternatif solusi pembelian

Pendekatan dan Solusi Terbaik

 Tetapkan dulu kriteria performansinya

 Dalam situasi deterministik statis tidak ada resiko kekurangan barang (tingkat ketersediaan pelayanan 100%)

 Alternatif solusi terbaik dicari dengan kriteria minimasi ongkos inventori total

 Ongkos inventori total/tahun = Ongkos beli barang/tahun + Ongkos pesan/tahun + Ongkos simpan/tahun

Pendekatan dan Solusi Terbaik

 Untuk Q=5.000 unit Time Inv ento ry Lev el Average Inventory (Q*/2) 0 Minimum inventory Order quantity = Q (maximum inventory level) Usage Rate

Pendekatan dan Solusi Terbaik

 Ongkos inventori total untuk berbagai alternatif

Cara dan Ukuran Pengadaan Ongkos

Beli Ongkos Pesan Ongkos Simpan Ongkos Total

Satu kali pembelian

f = 1, q = 10.000 100 1 10 111

Dua kali pembelian

f = 2, q = 5.000 100 2 5 107

Empat kali pembelian

f = 4, q = 2.500 100 4 2.5 106.5

Lima kali pembelian

f = 5, q = 2.000 100 5 2 107

Delapan kali pembelian

f = 8, q = 1.250 100 8 1.25 109.25

Sepuluh kali pembelian

f = 10, q = 1.000 100 10 1 111 Order quantity Annual Cost Optimal Order Quantity (Q*) Minimum total cost

Pendekatan dan Solusi Terbaik

Order (Setup) Cost Curve

Formulasi Masalah

Permasalahan dapat dinyatakan ke dalam 2 (dua) pernyataan dasar yaitu:

1. Berapa jumlah barang yang akan dipesan untuk setiap kali pemesanan dilakukan (economic order

quantity)?

2. Kapan saat pemesanan dilakukan (reorder point)?

(Menurut Wilson dalam model deterministik tidak ada permasalahan yang berkaitan dengan safety stock sebab tidak ada unsur ketidakpastian)

(4)

Asumsi – Asumsi (1)

1. Permintaan barang selama horison perencanaan diketahui dengan pasti dan akan datang secara kontinyu sepanjang waktu dengan kecepatan konstan

2. Ukuran lot pemesanan tetap untuk setiap kali pemesanan 3. Barang yang dipesan tidak bergantung pada jumlah barang

yang dipesan/dibeli dan waktu

4. Ongkos pesan tetap untuk setiap kali pemesanan dan ongkos simpan sebanding dengan jumlah barang yang disimpan dan harga barang/unit serta lama waktu penyimpanan 5. Tidak ada keterbatasan, baik yang berkaitan dengan

kemampuan finansial, kapasitas gudang, dan lainnya

Asumsi – Asumsi (2)

Dengan ke-4 asumsi pertama maka perubahan posisi inventori barang di gudang dapat digambarkan sebagai berikut: Time Inv ento ry Lev el 0 Q m=1/2Q

Asumsi – Asumsi (3)

Dalam keadaan biasa terdapat hubungan sebagai berikut :

SOP = SOH + SOO

SOP : stock on potition SOH : stock on hand SOO : stock on order

Formulasi Model

Berdasarkan atas pendekatan dan asumsi di atas maka untuk menyelesaikan permasalahan inventori secara implisit, Wilson menggunakan kebijakan dan mekanisme inventori. Selanjutnya secara matematis Wilson memodelkannya dengan menggunakan pendekatan statistika dan matematika

Komponen Model

1. Kriteria Performansi

● Meminimumkan ongkos inventori total yang terdiri dari : ongkos pemesanan, ongkos simpan (ongkos pembelian konstan)

2. Variabel Keputusan

● Economic order quantity ● Reorder point

3. Paramater

● Harga barang per unit

● Ongkos setiap kali dilakukan pemesanan ● Ongkos simpan/unit/periode

Formulasi Model Matematis

T D Q Stock Level Time

Q = D.T

Jumlah stock masuk dalam siklus sama dengan jumlah stock keluar dalam siklus

(5)

Formulasi Model Verbal

 Ongkos inventori per siklus secara verbal dinyatakan dengan                            component cost Holding component cost Reorder component cost Unit cycle per cost Total

Formulasi Model Matematis

 Unit cost component

 Reorder cost component

 Holding cost component

= unit cost (UC)

number of units ordered (Q) = UC x Q

= reorder cost (RC)

number of orders (1) = RC

= holding cost (HC)  average stock level (Q/2)

time held (T)

= HC x Q x T

2

Formulasi Model Matematis

 Total Cost = Fixed Cost + Variable Cost sehingga

UC

D

VC

TC

2 Q HC Q D RC VC D UC FC      

Formulasi Model Matematis

 Nilai optimal dari TC diperoleh dengan,

 Panjang siklus optimal (T0):

 

HC D RC Q HC Q D RC dQ TC d       2 0 2 0 2 HC D RC HC D RC D D Q T      0 1 2 2 0

Formulasi Model Matematis

 Nilai optimal dari VC jika dilakukan substitusi pada

Q0 adalah: 2 2 2 2 2 2 0 0 0 D HC RC D HC RC HC D RC HC D RC HC D RC Q HC Q D RC VC                D HC RC VC0 2  

Formulasi Model Matematis

 Nilai optimal TC adalah:

UC D

RC HC D VC FC TC         2 0

(6)

Formulasi Model Matematis

Q0 TC0 Cost Order Quantity, Q Unit cost component Reorder cost component Holding cost component Total cost

Formulasi Model Matematis

 Dari grafik di atas maka dapat ditentukan,

sehingga

Variabel cost = 2 x Reorder cost component = 2 x Holding cost component

0 0 0 0 2 Q HC VC Q D RC VC    

Contoh Soal

Sebuah perusahaan membeli 6000 unit item setiap tahun dengan harga $30 per unit. Ongkos pemesanan sebesar $125, ongkos simpan $6 per unit per tahun. Bagaimana kebijakan inventori yang terbaik? unit 500 6 6000 125 2 2 *     HC D RC Q bulan 1 tahun 083 . 0 6 6000 125 2 2         HC D RC T per tahun 3000 $ 6000 6 125 2 2         RC HCD VC per tahun 183000 $ 3000 6000 30      UC D VC TC 083 . 0 *   D Q T

Validitas Model EOQ (Wilson)

 Pengaruh perubahan lead time (asumsi ke-3)  Pengaruh perubahan discount (asumsi ke-4)  Pengaruh perubahan kedatangan (asumsi ke-2)

Perubahan Lead Time

 Lead time jarang sekali sama dengan 0

 Bagaimana jika lead time nya konstan sebesar

LT satuan waktu?

Lead time (LT) < cycle time (T)

Lead time (LT) > cycle time (T)

Perubahan Lead Time

 LT < T

Waktu pemesanan dilakukan LT satuan

waktu sebelum inventori habis atau setelah

(T–LT) satuan waktu sejak barang yang

dipesan tiba

Jika lead time konstan, posisi inventori tidak

tergantung pada besar kecilnya lead time

Formula Wilson tidak mengalami perubahan

apabila LT ≠ 0

(7)

Perubahan Lead Time

Reorder point = lead time demand

= lead time x demand per unit time

= LT x D

Perubahan Lead Time

 LT > T

ROP diartikan sebagai stock on position

(bukan sebagai stock on hand)

Jika dinyatakan dalam stock on hand maka

harus dikurangi dengan stock on order yang

belum datang

Formula Wilson tidak mengalami perubahan

apabila LT ≠ 0

Perubahan Lead Time

Reorder point = lead time demand – stock on order

= (LT x D) – (n x Q

0

)

dimana n adalah bilangan integer terkecil dari LT/T

Contoh

Permintaan suatu item diketahui tetap sebesar 1200 unit per tahun dengan ongkos pesan $16 dan ongkos simpan $0.24 per unit per tahun. Tentukan kebijakan inventori apabila lead time konstan (a) 3 bulan, (b) 9 bulan, (c) 18 bulan

unit 400 24 . 0 1200 16 2 2 *     HC D RC Q bulan 4 tahun 33 . 0 *    D Q T 200 100 0) sehingga time cycle dari kurang bulan 3 ( unit 300 * *                Q n D LT ROP Q n D LT ROP n LT D LT ROP C b a

Perubahan Harga (Discount)

Kondisi dimana diberikan discount untuk

pembelian dalam jumlah tertentu

Unit cost component menjadi variable cost (VC)

Titik minimum (optimal) dari setiap kurva TC

untuk masing-masing nilai UC

i

dengan nilai

holding cost yang ekuivalen dengan interest

rate (I)

i UC I D RC Qi    2 0

Perubahan Harga (Discount)

UC1 UC2 UC3 UC5 Qa Qb Qc Qd Order Quantity Unit cost 0 Order Quantity Unit cost Lower limit Upper limit UC1 0 Qa

UC2 Qa Qb

UC3 Qb Qc

(8)

Perubahan Harga (Discount)

Upper

Curve Valid Lower Curve Valid Neither Curve Valid

To ta l C os t Order Quantity Qa Qb 0 UC1 UC2

Perubahan Harga (Discount)

To ta l C os t Order Quantity Qa 0

Total Cost with UC1

Invalid Range of Curve

Valid Range of Curve

Perubahan Harga (Discount)

UC1 UC2 UC3 UC4 UC5 Order Quantity Qa Qb 0 Qc Qd To ta l C os t

Perubahan Harga (Discount)

UC1 UC2 UC3 UC4 UC5 Order Quantity Qa Qb 0 Qc Qd To ta l C os t

Valid minimum Invalid minimum

Perubahan Harga (Discount)

Order Quantity Qa 0 Qb Qc To ta l C os t Optimal cost

Perubahan Harga (Discount)

Order Quantity Qa 0 Qb Qc To ta l C os t Optimal cost

(9)

Start Take the next lowest

unit cost curve

HC D RC Q0 2 

Calculate the minimum point

Is this point valid

Calculate the cost of the valid minimum Compare the costs of all the points considered and select

lowest Calculate costs at

break point to the left of valid range

Finish No

Contoh Soal

Permintaan tahunan sebuah item sebesar 2000 unit dengan ongkos pesan $10 dan ongkos simpan 40% dari harga per unit. Harga item tersebut tergantung jumlah pemesanan, yaitu:

 < 500 : $1  500 – 999 : $0.80  1000 : $0.60

Bagaimana kebijakan pemesanan yang optimal?

$1 $0.8 $0.6 Order quantity U ni t co st 500 1000

Contoh Soal

Taking the lowes cost curve  UC= 0.6, valid jika Q=1000 atau lebih

 Hitung total ongkos pada titik batas pada ongkos terendah

Taking the next lowest cost curve:

 UC = 0.80, valid jika antara 500 sampai 1000

 2 . 408 6 . 0 4 . 0 2000 10 2 * 0    

Q  Invalid karena tidak lebih dari 1000

per tahun 1340 $ 2        HCQ Q D RC D UC TC  titik A 6 . 353 8 . 0 4 . 0 2000 10 2 * 0    

Q  Invalid karena tidak diantara 500 – 1000

Contoh Soal

 Hitung total ongkos pada titik batas pada ongkos terendah

Taking the next lowest cost curve:  UC=1.00 valid jika Q kurang 500

 Hitung total ongkos pada titik batas pada ongkos terendah  titik B per tahun 1720 $ 2        HCQ Q D RC D UC TC 2 . 316 1 4 . 0 2000 10 2 2 * 0        i UC I D RC Q per tahun 49 . 2126 $ 2      UCD RC HCD TC  titik C

Contoh Soal

UC1=$1 UC3=$0.8 UC5=0.6 Order Quantity 500 0 1000 To ta l C os t

Valid minimum Invalid minimum

316.2 353.6 408.2 A = $1340 B = $1720 C = $2126.49

Perubahan Kedatangan Pesanan

Bila kedatangan pesanan tidak terjadi serentak

tapi secara uniform

Disebut juga dengan Economic Production

Quantity (EPQ) atau Economic Manufacturing

Quantity (EMQ)

Asumsi: tingkat demand lebih rendah dari

tingkat produksi/replenishment. Jika sebaliknya

maka tidak ada inventori yang dimiliki

(10)

Perubahan Kedatangan Pesanan

Time In ve nt or y L ev el A PT DT T Q

EPQ – Single Item

Perbaikan model EOQ yang biasanya digunakan oleh perusahaan manufaktur dengan tujuan untuk meminimumkan total ongkos (ongkos setup dan ongkos simpan produk) dengan menentukan ukuran batch produksi ekonomis

 Asumsi bahwa seluruh lot tiba secara serentak pada model EOQ direlaksasi menjadi kedatangan lot memiliki laju tertentu, misalkan P unit per satuan waktu  Lot produksi ekonomis ditentukan dengan cara mencari

ukuran lot yang meminimalkan total ongkos setup dan ongkos simpan

Profil Inventori EPQ

Q 0 P P-D D t t1 tp IMax

EPQ – Single Item

 Ongkos setup

 Ongkos simpan

Inventori maksimum = (P – D)tp dengan tp=Q/P

Rata-rata inventori = (IMAX – IMIN)/2 = ((P – D)tp – 0)/2=

(P – D)Q/2P

 Biaya Penyimpanan (Holding Cost)

Q R S     P Q D P HC 2    R = Annual Demand

EPQ – Single Item

 Total Ongkos

Economic production quantity (Q*) dapat dicari dengan

turunan pertama terhadap Q sama dengan nol

  P Q D P HC Q R S R UP Q TC 2 ) (       

 

P D

P HC R S Q P D P HC Q R S dQ Q TC             2 0 2 * 2 VC FC

EPQ – Single Item

Jika Q* disubstitusikan ke persamaan TC(Q) maka

diperoleh

 Panjang production run optimum  Production reorder point (ROP)

Jika N adalah hari operasi per tahun, maka

P D P R HC S Q VC( *) 2     P Q*  DL N RL ROP  ) ( ) (Q* UP R VCQ* TC   

(11)

Contoh

Permintaan sebuah item sebesar 20,000 unit per tahun (1 tahun = 250 hari kerja). Tingkat produksi sebesar 100 unit per hari, dan lead time 4 hari. Ongkos produksi per unit $50, ongkos simpan $10 per unit per tahun, dan ongkos setup $20 per run. Tentukan EMQ, jumlah produksi berjalan per tahun, reorder point, dan total ongkos tahunan minimum!!

80  

N R

Demand per hari

632 80 100 100 10 20000 20 2 2 *         D P P HC SR Q 6 . 31 632 20000 *   Q R

m produksi berjalan per tahun

Contoh

unit 320 250 4 20000    N LT R ROP 264 . 1001 $ 100 80 100 2 632 10 632 20000 20 20000 50 2 ) (              P D P Q HC Q R S R UP Q TOC

SERVICE LEVEL, SAFETY STOCK,

METODE Q (FOQ), METODE P (FOI)

INDEPENDENT DEMAND INVENTORY SYSTEM: PROBABILISTIK MODEL

Klasifikasi Problem Inventori

Klasifikasi problem inventori berdasarkan variabel-variabelnya (Waters, 2003):

• Unknown – situasi permasalahan sama sekali tidak diketahui dan analisis sulit dilakukan • Known (constant or variable) – parameter

permasalahan diketahui nilai-nilainya dan dapat menggunakan model deterministik

• Uncertain – distribusi probabilitas dari variabel permasalahan dapat diketahui dan dapat diselesaikan dengan menggunakan model probilistik/stokastik.

64

Ketidakpastian dalam Inventori

• Demand :

 Fluktuasi acak dari jumlah dan ukuran pesanan ● Cost

 Biaya biasanya sangat dipengaruhi oleh tingkat inflasi yang sulit diprediksi tingkat dan waktu inflasi terjadi

● Lead time:

 Jarak yang jauh dan banyaknya stage (channel) distribusi yang harus dilalui

● Deliveries

 Jumlah yang dikirim biasanya tidak sama dengan pesanan yang diminta

Reorder Point dengan Safety Stock

Reorder point 0 In ve n to ry le ve l Time Safety stock LT LT

(12)

67

Model Persediaan dengan Demand

Probabilistik dan LT ≠ 0 dan Tetap

● Jika LT 0, maka perlu untuk menentukan Reorder Point yaitu suatu level inventori dimana pemesanan ulang harus dilakukan

● Demand probabilistik (Distribusi Normal) membuat terdapat kemungkinan persediaan habis sedangkan pesanan belum datang ● Untuk mengatasi hal tersebut maka diantisipasi

dengan Safety Stock

68

● Reorder Point besarnya sama dengan demand selama lead time: ROP = D×LT

● Contoh: jika demand per tahun 10.000 unit; lead time pemesanan selama 1 minggu; maka: ROP = demand selama 1 minggu

ROP = 1/52 x 10.000 = 192,3 ~ 193

Artinya jika persediaan mencapai 193 unit maka pemesanan harus dilakukan ● Reorder point tersebut belum

memperhitungkan besarnya Safety Stock

Demand Probabilistik

69

Demand selama Lead Time

Z=2

all demand met shortages

Service level = 97,7% Probabilitas shortage P=0.023 ROP LT×D 70

Service Level (1)

● Service level diukur dalam beberapa cara yaitu:

– percentage of orders completely satisfied from stock; – percentage of units demanded that are delivered from stock; – percentage of units demanded that are delivered on time; – percentage of time there is stock available;

– percentage of stock cycles without shortages; – percentage of item-months there is stock available.

● Ukuran service level yang paling banyak

digunakan: persentase demand yang dapat dipenuhi dari stock/inventori

71

Service Level (2)

● Service level (dalam 1 siklus) adalah probabilitas untuk dapat memenuhi semua demand dalam satu siklus inventori

● Contoh : Data terakhir permintaan selama lead time yang dicatat pada 50 siklus inventori dari suatu item adalah sebagai berikut:

Berapakah ROP jika service level yang dikehendaki sebesar 95%? Demand 10 20 30 40 50 60 70 80 Frekuensi 1 5 10 14 9 6 4 1

Service Level (3)

72 Demand

selama LT Frekuensi Peluang

Peluang Kumulatif 10 1 0.02 0.02 20 5 0.10 0.12 30 10 0.20 0.32 40 14 0.28 0.60 50 9 0.18 0.78 60 6 0.12 0.90 70 4 0.08 0.98 80 1 0.02 1.00

Untuk mencapai service level 95%, maka demand selama lead time harus lebih rendah dari reorder level pada tingkat service level 95%. Dari informasi di atas, maka dapat ditetapkan reorder level = 70 unit sehingga memberikan service level 98%

(13)

73

Demand Probabilistik

● Safety stock dibuat untuk mengurangi

kemungkinan out of stock (shortage)

● Dipengaruhi oleh lead time dan variansi demand ● Jika D adalah demand per unit waktu dan 

adalah standard deviasi, maka demand selama lead time adalah LT×D, variansi demand selama lead time adalah 2×LT dengan standard deviasi

adalah (2×LT)1/2

● Safety stock ditentukan dengan perhitungan:

SS = Z × Standard deviasi demand selama LT LT Z SS  74

Demand Probabilistik

(Uncertainty in Demand)

Keputusan persediaan yang harus dibuat adalah: ● Lot (jumlah) pesanan:

● Saat pemesanan kembali: HC RC D Q0 2 

D

LT

Z

LT

ROP

75 Z 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.0 5.00E-01 4.96E-01 4.92E-01 4.88E-01 4.84E-01 4.80E-01 4.76E-01 4.72E-01 4.68E-01 4.64E-01

0.1 4.60E-01 4.56E-01 4.52E-01 4.48E-01 4.44E-01 4.40E-01 4.36E-01 4.33E-01 4.29E-01 4.25E-01

0.2 4.21E-01 4.17E-01 4.13E-01 4.09E-01 4.05E-01 4.01E-01 3.97E-01 3.94E-01 3.90E-01 3.86E-01

0.3 3.82E-01 3.78E-01 3.75E-01 3.71E-01 3.67E-01 3.63E-01 3.59E-01 3.56E-01 3.52E-01 3.48E-01

0.4 3.45E-01 3.41E-01 3.37E-01 3.34E-01 3.30E-01 3.26E-01 3.23E-01 3.19E-01 3.16E-01 3.12E-01

0.5 3.09E-01 3.05E-01 3.02E-01 2.98E-01 2.95E-01 2.91E-01 2.88E-01 2.84E-01 2.81E-01 2.78E-01

0.6 2.74E-01 2.71E-01 2.68E-01 2.64E-01 2.61E-01 2.58E-01 2.55E-01 2.51E-01 2.48E-01 2.45E-01

0.7 2.42E-01 2.39E-01 2.36E-01 2.33E-01 2.30E-01 2.27E-01 2.24E-01 2.21E-01 2.18E-01 2.15E-01

0.8 2.12E-01 2.09E-01 2.06E-01 2.03E-01 2.01E-01 1.98E-01 1.95E-01 1.92E-01 1.89E-01 1.87E-01

0.9 1.84E-01 1.81E-01 1.79E-01 1.76E-01 1.74E-01 1.71E-01 1.69E-01 1.66E-01 1.64E-01 1.61E-01

1.0 1.59E-01 1.56E-01 1.5 39E01 1.52E-01 1.49E-01 1.47E-01 1.45E-01 1.42E-01 1.40E-01 1.38E-01

1.1 1.36E-01 1.34E-01 1.31E-01 1.29E-01 1.27E-01 1.25E-01 1.23E-01 1.21E-01 1.19E-01 1.17E-01

1.2 1.15E-01 1.13E-01 1.11E-01 1.09E-01 1.08E-01 1.06E-01 1.04E-01 1.02E-01 1.00E-01 9.85E-02

1.3 9.68E-02 9.51E-02 9.34E-02 9.18E-02 9.01E-02 8.85E-02 8.69E-02 8.53E-02 8.38E-02 8.23E-02

1.4 8.08E-02 7.93E-02 7.78E-02 7.64E-02 7.49E-02 7.35E-02 7.21E-02 7.08E-02 6.94E-02 6.81E-02

1.5 6.68E-02 6.55E-02 6.43E-02 6.30E-02 6.18E-02 6.06E-02 5.94E-02 5.82E-02 5.71E-02 5.59E-02

1.6 5.48E-02 5.37E-02 5.26E-02 5.16E-02 5.05E-02 4.95E-02 4.85E-02 4.75E-02 4.65E-02 4.55E-02

1.7 4.46E-02 4.36E-02 4.27E-02 4.18E-02 4.09E-02 4.01E-02 3.92E-02 3.84E-02 3.75E-02 3.67E-02

1.8 3.59E-02 3.52E-02 3.44E-02 3.36E-02 3.29E-02 3.22E-02 3.14E-02 3.07E-02 3.01E-02 2.94E-02

1.9 2.87E-02 2.81E-02 2.74E-02 2.68E-02 2.62E-02 2.56E-02 2.50E-02 2.44E-02 2.39E-02 2.33E-02

2.0 2.28E-02 2.22E-02 2.17E-02 2.12E-02 2.07E-02 2.02E-02 1.97E-02 1.92E-02 1.88E-02 1.83E-02

2.1 1.79E-02 1.74E-02 1.70E-02 1.66E-02 1.62E-02 1.58E-02 1.54E-02 1.50E-02 1.46E-02 1.43E-02

2.2 1.39E-02 1.36E-02 1.32E-02 1.29E-02 1.26E-02 1.22E-02 1.19E-02 1.16E-02 1.13E-02 1.10E-02

2.3 1.07E-02 1.04E-02 1.02E-02 9.90E-03 9.64E-03 9.39E-03 9.14E-03 8.89E-03 8.66E-03 8.42E-03

2.4 8.20E-03 7.98E-03 7.76E-03 7.55E-03 7.34E-03 7.14E-03 6.95E-03 6.76E-03 6.57E-03 6.39E-03

2.5 6.21E-03 6.04E-03 5.87E-03 5.70E-03 5.54E-03 5.39E-03 5.23E-03 5.09E-03 4.94E-03 4.80E-03

2.6 4.66E-03 4.53E-03 4.40E-03 4.27E-03 4.15E-03 4.02E-03 3.91E-03 3.79E-03 3.68E-03 3.57E-03

2.7 3.47E-03 3.36E-03 3.26E-03 3.17E-03 3.07E-03 2.98E-03 2.89E-03 2.80E-03 2.72E-03 2.64E-03

2.8 2.56E-03 2.48E-03 2.40E-03 2.33E-03 2.26E-03 2.19E-03 2.12E-03 2.05E-03 1.99E-03 1.93E-03

2.9 1.87E-03 1.81E-03 1.75E-03 1.70E-03 1.64E-03 1.59E-03 1.54E-03 1.49E-03 1.44E-03 1.40E-03

3.0 1.35E-03 1.31E-03 1.26E-03 1.22E-03 1.18E-03 1.14E-03 1.11E-03 1.07E-03 1.04E-03 1.00E-03

3.1 9.68E-04 9.35E-04 9.04E-04 8.74E-04 8.45E-04 8.16E-04 7.89E-04 7.62E-04 7.36E-04 7.11E-04

3.2 6.87E-04 6.64E-04 6.41E-04 6.19E-04 5.98E-04 5.77E-04 5.57E-04 5.38E-04 5.19E-04 5.01E-04

3.3 4.84E-04 4.67E-04 4.50E-04 4.34E-04 4.19E-04 4.04E-04 3.90E-04 3.76E-04 3.63E-04 3.50E-04

3.4 3.37E-04 3.25E-04 3.13E-04 3.02E-04 2.91E-04 2.80E-04 2.70E-04 2.60E-04 2.51E-04 2.42E-04

3.5 2.33E-04 2.24E-04 2.16E-04 2.08E-04 2.00E-04 1.93E-04 1.86E-04 1.79E-04 1.72E-04 1.66E-04

3.6 1.59E-04 1.53E-04 1.47E-04 1.42E-04 1.36E-04 1.31E-04 1.26E-04 1.21E-04 1.17E-04 1.12E-04

3.7 1.08E-04 1.04E-04 9.97E-05 9.59E-05 9.21E-05 8.86E-05 8.51E-05 8.18E-05 7.85E-05 7.55E-05

3.8 7.25E-05 6.96E-05 6.69E-05 6.42E-05 6.17E-05 5.92E-05 5.68E-05 5.46E-05 5.24E-05 5.03E-05

3.9 4.82E-05 4.63E-05 4.44E-05 4.26E-05 4.09E-05 3.92E-05 3.76E-05 3.61E-05 3.46E-05 3.32E-05

4.0 3.18E-05 3.05E-05 2.92E-05 2.80E-05 2.68E-05 2.57E-05 2.47E-05 2.36E-05 2.26E-05 2.17E-05

4.1 2.08E-05 1.99E-05 1.91E-05 1.82E-05 1.75E-05 1.67E-05 1.60E-05 1.53E-05 1.47E-05 1.40E-05

4.2 1.34E-05 1.29E-05 1.23E-05 1.18E-05 1.13E-05 1.08E-05 1.03E-05 9.86E-06 9.43E-06 9.01E-06

4.3 8.62E-06 8.24E-06 7.88E-06 7.53E-06 7.20E-06 6.88E-06 6.57E-06 6.28E-06 6.00E-06 5.73E-06

4.4 5.48E-06 5.23E-06 5.00E-06 4.77E-06 4.56E-06 4.35E-06 4.16E-06 3.97E-06 3.79E-06 3.62E-06

4.5 3.45E-06 3.29E-06 3.14E-06 3.00E-06 2.86E-06 2.73E-06 2.60E-06 2.48E-06 2.37E-06 2.26E-06

4.6 2.15E-06 2.05E-06 1.96E-06 1.87E-06 1.78E-06 1.70E-06 1.62E-06 1.54E-06 1.47E-06 1.40E-06

4.7 1.33E-06 1.27E-06 1.21E-06 1.15E-06 1.10E-06 1.05E-06 9.96E-07 9.48E-07 9.03E-07 8.59E-07

4.8 8.18E-07 7.79E-07 7.41E-07 7.05E-07 6.71E-07 6.39E-07 6.08E-07 5.78E-07 5.50E-07 5.23E-07

4.9 4.98E-07 4.73E-07 4.50E-07 4.28E-07 4.07E-07 3.87E-07 3.68E-07 3.50E-07 3.32E-07 3.16E-07 Probabilitas terjadi

stockout = 0.0495

Z=1.65

76

Penentuan Nilai Z

Service level Stock Out Z value Probability 0.90 0.10 1.28 0.95 0.05 1.65 0.98 0.02 2.05 0.99 0.01 2.33 0.9986 0.0014 3.75

Contoh

Permintaan sebuah item berdistribusi normal dengan rata-rata 1000 unit per minggu dan standard deviasi 200 unit. Harga item $10 per unit dan ongkos pesan $100. Ongkos simpan ditetapkan sebesar 30% dari nilai inventori per tahun dan lead time tetap selama 3 minggu. Tentukan kebijakan inventori jika diinginkan service level 95%, dan berapakah ongkos untuk safety stock-nya

D = 1000 per minggu (=200)

UC = $10 per unit RC = $ 100 per pesan

HC = 0.3 x $10 = $3 per unit per tahun LT = 3 minggu

Contoh

unit 1862 3 52 1000 100 2 2 *      HC D RC Q unit 3568 568 3000 3 200 64 . 1 1000 3             LT D Z LT ROP   service level 95%, Z=1.64 (Lihat Tabel Distribusi Normal)

Ongkos ekspektasi safety stock:

per tahun 1704 $ 3 568 cost Holding stock Safety     

(14)

79

Perlakuan terhadap Shortage

● Jika biaya out of stock dapat ditaksir, maka terdapat dua kemungkinan terhadap kejadian kekurangan persediaan:

– LOST SALE: kekurangan dianggap sebagai kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan – BACK ORDER: kekurangan persediaan dapat

dipenuhi kemudian dengan biaya-biaya tambahan dan dengan anggapan konsumen masih mau menunggu – Keduanya dapat dihitung berdasarkan biaya per unit

kekurangan stock atau berdasarkan biaya setiap kali terjadi kekurangan stock

SHORTAGE

Customer Demand

Customer Waits

(back-orders) Customer doesn’t Wait (lost sales)

Customer keeps all business with supplier Customer transfer some future business to another supplier Customer transfers some future business to another supplier Customer transfers all business to another supplier Out of Stock

SHORTAGE

Time In ve nt or y L ev el 0 Q T2 T1 T S Q – S

SHORTAGE (BACK ORDER)

Unit cost component: UC x Q

Reorder cost component: RC

Holding cost component:

Shortage cost component:

HC x (Q–S) x T

1

2

SC x S x T

2

2

83

SHORTAGE (BACK ORDER)

Total cost per cycle

Substitusi T

1

=(Q – S)/D dan T

2

= S/D

                    2 2 2 1 SC S T T S Q HC RC Q UC

                   D S SC D S Q HC RC Q UC 2 2 2 2 84

SHORTAGE (BACK ORDER)

Total cost per unit time diperoleh dengan

membagi persamaan TC per unit cyle dengan T

Persamaan di atas mempunyai dua variabel Q

dan S sehingga deferensial dilakukan terhadap

dua variabel tersebut

                          Q S SC Q S Q HC Q D RC Q UC 2 2 2 2

(15)

85

SHORTAGE (BACK ORDER)

 

 

Q S SC Q S HC HC S TC Q S SC Q S HC HC Q D RC Q TC                     0 2 2 2 0 2 2 2 2 2

Persamaan untuk mencari order quantity yang

optimal,

SC HC SC HC D RC Q      2 0 86

SHORTAGE (BACK ORDER)

Persamaan untuk mencari jumlah back-ordered

yang optimal,

HC SC

SC D HC RC S      2 0

2 2 0 2 0 0 1 , T T T D S T D S Q T      87

CONTOH BACKORDER

Permintaan terhadap sebuah item adalah konstan sebesar 100 unit per bulan. Harga per item $50, ongkos pemesanan $50, ongkos simpan 25% dari nilai barang per tahun, ongkos kekurangan untuk backorder ditetapkan 40% dari nilai barang per tahun. Tentukan kebijakan inventori yang optimal!

    125unit 20 5 . 12 20 5 . 12 1200 50 2 2 0              SC HC SC HC D RC Q   2012.5 20 48unit 1200 25 . 1 50 2 2 0              SC HC SC D HC RC S T1 = (Q0-S0)/D = 3.3 minggu T2 = S0/D = 2.1 minggu

Pertemuan 14 - Persiapan

• Materi

– Pengantar Penjadwalan

Referensi

Dokumen terkait

Soal ujian dengan kriteria sangat mudah dan sulit menunjukkan kekuatan diskriminasi rendah, bahkan nilai indeks diskriminasi negatif ditemukan pada soal yang

Dalam rangka pembangunan sumber daya masyarakat Indonesia khususnya masyarakat yang berada di Wilayah Kecamatan Gununghalu, maka dalam kesempatan ini kelompok Temak

Budaya dalam suatu perusahaan biasanya bertujuan untuk mengatur para karyawan agar dalam setiap apa yang dikerjakan tidak melenceng dari tujuan awal yang ingin

Pada flowchart ini dapat dijelaskan proses penangganan serangan UDP flood di dinas pendidikan Bengkalis dalam bentuk flowchart, dan pada flowchart ini dapat dijelaskan tentang

Adapun hasil yang ditemukan dari penelitian ini yaitu bahwa pemimpin BAZNAS Karawang telah mampu menjadikan para pegawainya untuk terus meningkatkan

Pada subbab ini akan dicari plant diperumum G(s) dari suatu model dinamik plant P dan beberapa fungsi bobotnya... Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa plant diperumum G terdiri

Dengan dikembangkan dan digunakannya Sistem Informasi Data Pasien di Puskesmas Purbaratu Kota Tasikmalaya penulis berharap akan dapat mengefisienkan kegiatan yang

Peraturan Kepala Dinas DIKPORA, Nomor : 110 Tahun 2017, tanggal 15 Juni 2017 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada TK, SD, dan SMP Tahun